IV. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
V. MEDIA
1. LCD
2. laptop
VI. PROSES PELAKSANAAN
VIII. REFERENSI
http://esypurwati.blogspot.co.id/2014/06/sap-k3-kesehatan-dan-keselamatan-
kerja.html
http://www.smallcrab.com/kesehatan/800-potensi-bahaya-pada-perajin-meubel-kayu
http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-09/S52647-Fani%20Handayani
IX. MATERI
I. Pengertian
Keselamatan kerja adalah sarana utama pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian
sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang
keamanan tenaga kerja. Kecelakaan kerja selain berakibat langsung bagi tenaga kerja,
juga menimbulkan kerugian kerugian secara tidak langsung yaitu kerusakan pada
lingkungan kerja.
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi tingginya,baik fisik atau mental, maupun social, dengan usaha usaha
preventif dan kuratif terhadap penyakit penyakit atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh factor factor pekerjaandan lingkungan kerja serta terhadap penyakit
penyakit umum.
1. Debu kayu
Debu kayu yang terjadi akibat proses penggergajian dapat masuk kedalam tubuh
melalui saluran pernafasan dan dapat pula menyebabkan allergi terhadap kulit.
Dampak negatif dari debu terhadap kesehatan dapat berupa :
2. Bising
Kegiatan penggergajian, pemotongan, pelubangan, dan penyambungan umumnya akan
menimbulkan kebisingan yang dapat menyebabkan gangguan aktivitas, konsentrasi dan
pendengaran, gangguan pendengaran yang timbul pada awalnya masih bersifat
sementara, tetapi pada pemajanan tingkat kebisingan tertentu, misalnya lebih dari 85 dB
(A) dan dalam waktu yang lama, dapat menyebabkan kerusakan pendengaran yang
menetap sehingga menyebabkan tuli yang tidak diobati dari pekerja yang bersangkutan.
3. Posisi kerja yang tidak benar / tidak ergonomis (seperti jongkok, membungkuk akan
menimbulkan nyeri otot dan punggung).
b. Penyiapan bahan baku / penyiapan komponen
Debu dan partikel kecil kayu banyak terjadi pada kegiatan ini yaitu pada proses
pemotongan kayu sebagai persiapan komponen meubel, juga pada proses
pembentukkan kayu. Debu kayu ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran
pernafasan, serta dapat pula menyebabkan iritasi dan allergi terhadap saluran
pernafasan dan kulit.
Kebisingan yang ditimbulkan pada proses ini dapat menyebabkan gangguan
aktivitas, konsentrasi dan pendengaran, baik sementara maupun tetap. Akibat cara kerja
yang kurang konsentrasi dapat menimbulkan kecelakaan / bahaya seperti tertusuk paku,
sekrup dan lain-lainnya.
Sikap dan posisi kerja yang tidak benar / tidak ergonomis (seperti jongkok,
membungkuk) akan menimbulkan nyeri otot dan punggung serta gangguan fungsi dan
bentuk otot
Cara kerja kurang hati-hati dapat menimbulkan luka terpukul, tersayat atau
tertusuk.
Debu yang terjadi akibat proses penyerutan dan pengamplasan dapat masuk ke
dalam tubuh melalui saluran pernafasan serta dapat menyebabkan allergi pada kulit.
Dampak negatif terhadap kesehatan dapat berupa :
o Iritasi dan allergi saluran pernafasan,
o Allergi terhadap kulit.
Cara kerja yang kurang hati-hati akan menimbulkan luka tersayat , tertusuk , dan
terpukul.
d. Perakitan
Suara bising berupa ketukan dan suara nyaring lainnya dapat mengganggu
konsentrasi, aktivitas dan gangguan pendengaran. Akibat cara kerja yang kurang
konsentrasi dapat menimbulkan kecelakaan / bahaya seperti tertusuk paku, sekrup dan
lain-lainnya.
Posisi kerja yang tidak benar / tidak ergonomis (seperti jongkok, membungkuk) akan
menimbulkan nyeri otot dan punggung.
e. Pemutihan / Pengecatan
Uap cat / zat kimia seperti H2O2, thinner, sanding sealer, melamic clear, wood
stain serta jenis cat lainnya dapat mengakibatkan:
Peradangan pada saluran pernafasan, dengan gejala batuk, pilek, sesak
nafas, demam.
Iritasi pada mata dengan gejala mata pedih, kemerahan, berair.
Posisi kerja yang tidak benar/tidak ergonomis (seperti jongkok, membungkuk)
akan menimbulkan nyeri otot dan punggung.
IV. Alat Pelindung Diri (APD) :
1. Kacamata (goggle)
2. Pelindung telinga, Ear plug atau ear muff
3. Masker
4. Sarung tangan
5. Baju pelindung
6. Sepatu
7. Helm
Kebisingan
Mengurangi kebisingan pada sumbernya dengan cara :
a. Memberi sekat (dari bahan kain, gabus atau karet pada landasan mesin, penempaan
atau lainnya).
b. Penanaman pohon di sekitar tempat kerja.
c. Penempaan dilakukan pada ruangan tersendiri atau ruang kedap suara.
Menggunakan sumbat telinga (ear plugs) atau tutup telinga (ear muffs) pada waktu
bekerja di tempat bising, karena alat tersebut mampu mengurangi intensitas bising
sampai sekitar 25 – 40 db (A).
Menyesuaikan alat kerja dengan postur tubuh pekerja sesuai dengan jenis dan
sifat pekerjaan masing-masing, sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan
posisi duduk atau berdiri, misalnya :
a. Duduk dikursi dan menggunakan meja yang sesuai : tingginya untuk
tempat peralatan kerja.
b. Berdiri tegak, dengan peralatan kerja diatas meja yang sesuai fungsinya.
c. Pekerja tidak membungkuk , jongkok atau duduk dilantai dan
memaksakan posisi tubuh pada keadaan alami.
d. Usahakan istirahat atau mengganti posisi kerja secara berkala.
Melakukan latihan pada otot yang mengalami gangguan.
Rujuk ke Puskesmas atau sarana kesehatan terdekat.
KEP. KOMUNITAS
OLEH :
D IV KEPERAWATAN