Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik bahasan : Keperawatan Komunitas


Sub pokok bahasan : Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Sasaran : Pekerja Meubel
Tempat : Mebel indah
Hari/tanggal :
Waktu : 30 menit

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah melakukan penyuluhan ini, pekerja mampu memahami pentingnya kesehatan
dan keselamatan dalam bekerja

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah menyelesaikan penyuluhan ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian kesehatan kerja dan keselamatan kerja
2. Menjelaskan bahaya potensial dan akibat pada pekerja
3. Menjelaskan penyebab kecelakaan kerja
4. Menjelaskan alat pelindung diri (APD) untuk pekerja mebel
5. Menjelaskan pencegahan kecelakaan kerja

III. MATERI PEMBELAJARAN


1. Pengertian kesehatan kerja dan keselamatan kerja
2. Bahaya potensial dan akibat pada pekerja
3. Penyebab kecelakaan kerja
4. Alat pelindung diri (APD) untuk pekerja mebel
5. Pencegahan kecelakaan kerja

IV. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi

V. MEDIA
1. LCD
2. laptop
VI. PROSES PELAKSANAAN

Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Media dan


Alat
Pendahuluan Pembukaan : Memperhatikan
( 3 menit)  Memberikan salam Mendengarkan
 memperkenalkan diri,
 menjelaskan topik yang
akan disampaikan,
 menjelaskan secara
singkat tujuan umum dan
yujuan khusus
Penyajian Pelaksanaan : Menyimak Laptop
(10 menit) 1. Menjelaskan pengertian Memperhatikan LCD
kesehatan kerja dan Mencatat
keselamatan kerja
2. Menjelaskan bahaya
potensial dan akibat pada
pekerja
3. Menjelaskan penyebab
kecelakaan kerja
4. Menjelaskan pencegahan
kecelakaan kerja

Penutup  Mengevaluasi dan  Mendengar dan


( 2 menit) mengadakan tanya menjawab
jawab pertanyaan.
 Mengucapkan terima  Mendengarkan
kasih dan membalas
 Mengucapkan salam salam.
VII. EVALUASI :
1. Dapat menjelakan pengertian kesehatan kerja dan keselamatan kerja
2. Dapat menjelaskan bahaya potensial dan akibat pada pekerja
3. Dapat menjelaskan penyebab kecelakaan kerja
4. Dapat menjelaskan cara mencegahan kecelakaan

VIII. REFERENSI
http://esypurwati.blogspot.co.id/2014/06/sap-k3-kesehatan-dan-keselamatan-
kerja.html
http://www.smallcrab.com/kesehatan/800-potensi-bahaya-pada-perajin-meubel-kayu
http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-09/S52647-Fani%20Handayani

IX. MATERI

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

I. Pengertian
Keselamatan kerja adalah sarana utama pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian
sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang
keamanan tenaga kerja. Kecelakaan kerja selain berakibat langsung bagi tenaga kerja,
juga menimbulkan kerugian kerugian secara tidak langsung yaitu kerusakan pada
lingkungan kerja.
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi tingginya,baik fisik atau mental, maupun social, dengan usaha usaha
preventif dan kuratif terhadap penyakit penyakit atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh factor factor pekerjaandan lingkungan kerja serta terhadap penyakit
penyakit umum.

II. Penyebab Kecelakaan kerja


Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok :
· Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari:
a. Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain
b. Lingkungan kerja
c. Proses kerja
d. Sifat pekerjaan
e. Cara kerja
· Perbuatan berbahaya (unsafe act)
Yaitu perbuatan berbahaya dari manusia,yang dapat terjadi antara lain karena:
a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
b. Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)
c. Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.
d. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik

III. Bahaya Potensial dan Akibat pada Pekerja Mebel


a. penggeregajian

1. Debu kayu
Debu kayu yang terjadi akibat proses penggergajian dapat masuk kedalam tubuh
melalui saluran pernafasan dan dapat pula menyebabkan allergi terhadap kulit.
Dampak negatif dari debu terhadap kesehatan dapat berupa :

 Iritasi dan allergi terhadap saluran pernafasan,


 Allergi terhadap kulit.

2. Bising
Kegiatan penggergajian, pemotongan, pelubangan, dan penyambungan umumnya akan
menimbulkan kebisingan yang dapat menyebabkan gangguan aktivitas, konsentrasi dan
pendengaran, gangguan pendengaran yang timbul pada awalnya masih bersifat
sementara, tetapi pada pemajanan tingkat kebisingan tertentu, misalnya lebih dari 85 dB
(A) dan dalam waktu yang lama, dapat menyebabkan kerusakan pendengaran yang
menetap sehingga menyebabkan tuli yang tidak diobati dari pekerja yang bersangkutan.

3. Posisi kerja yang tidak benar / tidak ergonomis (seperti jongkok, membungkuk akan
menimbulkan nyeri otot dan punggung).
b. Penyiapan bahan baku / penyiapan komponen

 Debu dan partikel kecil kayu banyak terjadi pada kegiatan ini yaitu pada proses
pemotongan kayu sebagai persiapan komponen meubel, juga pada proses
pembentukkan kayu. Debu kayu ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran
pernafasan, serta dapat pula menyebabkan iritasi dan allergi terhadap saluran
pernafasan dan kulit.
 Kebisingan yang ditimbulkan pada proses ini dapat menyebabkan gangguan
aktivitas, konsentrasi dan pendengaran, baik sementara maupun tetap. Akibat cara kerja
yang kurang konsentrasi dapat menimbulkan kecelakaan / bahaya seperti tertusuk paku,
sekrup dan lain-lainnya.
 Sikap dan posisi kerja yang tidak benar / tidak ergonomis (seperti jongkok,
membungkuk) akan menimbulkan nyeri otot dan punggung serta gangguan fungsi dan
bentuk otot
 Cara kerja kurang hati-hati dapat menimbulkan luka terpukul, tersayat atau
tertusuk.

c. Penyerutan dan Pengamplasan

 Debu yang terjadi akibat proses penyerutan dan pengamplasan dapat masuk ke
dalam tubuh melalui saluran pernafasan serta dapat menyebabkan allergi pada kulit.
Dampak negatif terhadap kesehatan dapat berupa :
o Iritasi dan allergi saluran pernafasan,
o Allergi terhadap kulit.
 Cara kerja yang kurang hati-hati akan menimbulkan luka tersayat , tertusuk , dan
terpukul.

d. Perakitan

 Suara bising berupa ketukan dan suara nyaring lainnya dapat mengganggu
konsentrasi, aktivitas dan gangguan pendengaran. Akibat cara kerja yang kurang
konsentrasi dapat menimbulkan kecelakaan / bahaya seperti tertusuk paku, sekrup dan
lain-lainnya.
 Posisi kerja yang tidak benar / tidak ergonomis (seperti jongkok, membungkuk) akan
menimbulkan nyeri otot dan punggung.

e. Pemutihan / Pengecatan

 Uap cat / zat kimia seperti H2O2, thinner, sanding sealer, melamic clear, wood
stain serta jenis cat lainnya dapat mengakibatkan:
 Peradangan pada saluran pernafasan, dengan gejala batuk, pilek, sesak
nafas, demam.
 Iritasi pada mata dengan gejala mata pedih, kemerahan, berair.
 Posisi kerja yang tidak benar/tidak ergonomis (seperti jongkok, membungkuk)
akan menimbulkan nyeri otot dan punggung.
IV. Alat Pelindung Diri (APD) :
1. Kacamata (goggle)
2. Pelindung telinga, Ear plug atau ear muff
3. Masker
4. Sarung tangan
5. Baju pelindung
6. Sepatu
7. Helm

V. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk meminimalkan resiko gangguan


kesehatan pekerja meubel antara lain :

Kebisingan
 Mengurangi kebisingan pada sumbernya dengan cara :
a. Memberi sekat (dari bahan kain, gabus atau karet pada landasan mesin, penempaan
atau lainnya).
b. Penanaman pohon di sekitar tempat kerja.
c. Penempaan dilakukan pada ruangan tersendiri atau ruang kedap suara.
 Menggunakan sumbat telinga (ear plugs) atau tutup telinga (ear muffs) pada waktu
bekerja di tempat bising, karena alat tersebut mampu mengurangi intensitas bising
sampai sekitar 25 – 40 db (A).

Debu Kayu dan Zat-zat kimia

 Posisi kerja menghadap searah dengan arah angin.


 Menggunakan masker penutup mulut dan hidung.
 Tidak merokok sewaktu kerja.
 Tata udara yang baik di tempat kerja
 Pengaturan waktu kerja agar pekerja tidak terlalu terpapar oleh uap logam atau zat-zat
kimia.
 Bila timbul gejala gangguan saluran pernafasan segera periksakan ke sarana
kesehatan.

Sikap kerja yang tidak benar (tidak ergonomis)

 Menyesuaikan alat kerja dengan postur tubuh pekerja sesuai dengan jenis dan
sifat pekerjaan masing-masing, sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan
posisi duduk atau berdiri, misalnya :
a. Duduk dikursi dan menggunakan meja yang sesuai : tingginya untuk
tempat peralatan kerja.
b. Berdiri tegak, dengan peralatan kerja diatas meja yang sesuai fungsinya.
c. Pekerja tidak membungkuk , jongkok atau duduk dilantai dan
memaksakan posisi tubuh pada keadaan alami.
d. Usahakan istirahat atau mengganti posisi kerja secara berkala.
 Melakukan latihan pada otot yang mengalami gangguan.
 Rujuk ke Puskesmas atau sarana kesehatan terdekat.
KEP. KOMUNITAS

SAP K3 PADA PEKERJA MEBEL INDAH

OLEH :

RAODATUL JANNAH PO714201151040

REZKI FEBRIANTI JUFRI PO714201151041

REZKY AURINA PO714201151042

RIDHA ANUGERAH PO714201151043

RISWAN ARDIANSYA PO714201151044

D IV KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2017

Anda mungkin juga menyukai