Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (K3) BAHAN KIMIA


ASAM ASETAT

PUTRI CAHAYATY
Identifikasi Bahaya

• Sangat berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan),


kontak mata (iritan), menelan, inhalasi. Berbahaya
dalam kasus kulit. Cair atau kabut semprotan dapat
menghasilkan kerusakan jaringan terutama pada
membran mukosa mata, mulut dan saluran pernafasan.
Kontak dengan kulit dapat menghasilkan luka bakar.
Inhalasi kabut semprotan mungkin menghasilkan iritasi
saluran pernapasan parah, ditandai dengan batuk,
tersedak, atau sesak napas. Radang mata ditandai
dengan kemerahan, penyiraman, dan gatal-gatal.
Peradangan kulit ditandai dengan gatal, memerah.
RUTE PAPARAN
Paparan jangka pendek
• Kontak dengan kulit, Dapat menyebabkan luka bakar.
• Kontak dengan mata, Dapat mengiritasi mata.
• Tertelan Dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, dan
diare serta Iritasi saluran pencernaan.
• Terhirup , Dapat mengiritasi saluran pernafasan

Paparan jangka panjang


• Paparan jangka panjang dapat menyebabkan gangguan ginjal,
mukosa membran, kulit, gigi, atau kontak yang terlalu lama
dapat menimbulkan kerusakan organ.
PENYIMPANAN
• Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan standard yang
berlaku.
• Simpan di tempat yang sejuk dan kering
dengan ventilasi yang baik
• Simpan pada wadah yang tertutup rapat
• Hindarkan dari percikan / nyala api
EFEK KLINIS
1. Keracunan akut
• Terhirup,
• Berbahaya jika terhirup, dapat menimbulkan gejala: sakit tenggorokan,
batuk, dan sesak napas.
• Kontak dengan kulit
• Berbahaya jika terabsorbsi melalui kulit. Dapat menimbulkan iritasi
kulit
• Kontak dengan mata
• Dapat meyebabkan iritasi mata. Dapat menimbulkanm gejala
kemerahan, nyeri dan luka parah.
• Tertelan
• Dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, dan diare serta Iritasi
saluran pencernaan.
EFEK KLINIS
2. Keracunan kronik
• Terhirup
• Tidak tersedia informasi
• Kontak dengan kulit
• Dapat menyebabkan kulit menjadi tipis, menghitam, atau
pecah-pecah (2).
• Kontak dengan mata
• Dapat menyebabkan erosi kornea atau kehilangan
penglihatan (2).
• Tertelan
• Tidak tersedia informasi
PENATALAKSANAAN OLEH PETUGAS
KESEHATAN
1. Stabilisasi
• Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan
jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara.
• Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk
memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara
memberikan pernafasan buatan untuk menjamin
cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran
karbon dioksida.
• Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan
mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
PENATALAKSANAAN OLEH PETUGAS
KESEHATAN
2. Dekomtaminasi

A. Dekontaminasi mata
• Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
• Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi
mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
• Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 30
menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
• Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
• Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
• Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
• Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
PENATALAKSANAAN OLEH PETUGAS
KESEHATAN
B. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)

• Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.


• Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau
hangat serta sabun minimal 10 menit.
• Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas
secara lembut. Jangan digosok.
• Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya
dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
• Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan
sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak
menghirupnya.
• Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
• Dekontaminasi saluran cerna: -
ALAT PELINDUNG DIRI
• Proteksi mata: Gunakan kacamata pelindung seperti yang dijelaskan oleh OSHA
OSHA mata dan wajah peraturan perlindungan dalam 29 CFR 1.910,133 atau
Eropa EN166 standar. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta
semprotan air deras dekat dengan area kerja (3)

• Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tertutup, termasuk sepatu bot, sarung
tangan, jas lab, apron atau baju yang sesuai untuk mencegah kontak kulit (3).

• Respirator: Berdasarkan rujukan dari NIOSH, jika jumlahnya melampaui batas dan
penanganannya tidak memadai filter tipe N100 NIOSH dapat dipakai sampai 50
kali batas paparan atau telah mecapai konsentrasi penggunaan maksimum yang
ditetapkan. Untuk keadaan darurat atau contoh dimana tingkat paparan tidak
dketahui, gunakan penutup wajah bertekanan positif. Peringatan: respirator tidak
da[pat melindungi pekerja dalam keadaan kekurangan oksigen
ASUHAN KEPERAWATAN
pengkajian
1. Pengkajian
a. Data Umum
• Nama Perusahaan
• Jenis Perusahaan
• Alamat :
• Telpon :
• Kepemilikan :
• Luas Wilayah dan Denah Perusahaan
• 1000m²..............................................................................................................
• Struktur organisasi dan manajemen
• ..........................................................................................................................
• Fasilitas Umum :
• Fasilitas Kesehatan: P3K
• Jumlah Pegawai : 100 orang
• Proses Kerja :
• Omset :Rp 150.000.000 /bulan

Pengkajian keselamatan
– Standar Keselamatan dan Kesehatan Perusahaan (+jaminan
kesehatan) : Masker, sarung tangan, sepatu boots
– Tenaga Medis/ParaMedis Perusahaan (+Sistem Rujukan) : Klinik
terdekat
– Petugas Keselamatan Kerja : Tidak ada
– Pemeriksaan Kesehatan Berkala : Tidak ada
– Jalur Evakuasi : Tidak ada
– Ketersediaan Alat kegawatdaruratan : alat pemadam api
– Pemeliharaan Peralataan : Setiap hari sabtu dilakukan
pengecatan ulang untuk menghindari karat pada mesin
– Penkes tentang Keamanan, keselamatan dan kesehatan Kerja :
Tidak ada
Pengkajian lingkungan perusahaan
a. Fisik Gedung
1) Suhu : Panas
2) Bahan :
3) Ventilasi/Cahaya/Radiasi : Terbuka, sehingga cahaya dan ventilasi udara lancar
b. Kebersihan : kurang bersih dari segi tempat dan proses produksi
c. Pengolahan Air Limbah : air sisa pencucian bahan baku garam dipakai beberapa kali, terdapat
saluran pembuangan air sisa cucian garam
d. Sanitasi : tempat produksi yang kumuh dan tidak tertata rapi
e. Keamanan Bongkar Muat : masih memakai buruh bongkar muat, tidak memakai mesin/alatbantu
khusus
f. Keamanan Penyimpanan Barang : terdapat gudang khusus penyimpanan bahan baku dan hasil
produksi
g. Bahaya dari bahan pengolahan :-
h. Bahaya dari proses pengolahan : alat pemanggang garam dan press garam batang yang dapat
melukai pegawai
i. Bahaya dari Lingkungan pengolahan : lantai pabrik yang tidak rata dan sebagian pegawai yang
bertugas di bagian atas mesin sangat rentan terjadi kecelakaan seperti jatuh, robohnya alas bagian atas
yang terbuat dari kayu
Pengkajian keselamatan kerja
– Fisik
• Beban Kerja
– Penggunaan Alat Bantu: menggunakan mesin dalam proses pemanasan garam halus, alat press garam batang, dan mesin
kemasan, sisanya dilakukan secara manual seperti pencampuran yodium, pengemasan garang batang.
– Teknologi yg Digunakan :
– Beban Tambahan : suhu dan asap dari proses produksi
– Tingkat Pendidikan : sebagian besar pegawai berpendidikan SD
– Bahaya dari Cara Kerja : kurang memperhatikan alat pelindung diri
– Pelatihan yg diikuti : Tidak ada
– Jam Kerja : pukul 07.00 s/d 16.00 WIB
– Penghasilan Pekerja :
– Kelelahan :
• Keamanan Pekerja
– APD yg digunakan : hanya sarung tangan,
– Seragam : Tidak ada
– Keamanan Alat terhadap Pekerja :
– Hygine Pekerja :
• Lingkungan
– Ketersediaan P3K : Obat-obatan seadanya
– Bahan, Bangunan, Peralatan
• Kapasitas Kerja
– Perilaku Pekerja
– Istirahat : 1 jam
– Kesegaran Jasmani
– Status Kesehatan
– Usia : 16-45 tahun
Data inti
• Riwayat atau sejarah perkembangan
• Status kesehatan
– Keluhan yang dirasakan saat ini
– Tanda-tanda vital
– Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir)
– Riwayat penyakit
– Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi
– Pola pemenuhan cairan dan elektrolit
– Pola istirahat tidur
– Pola eliminasi
– Pola aktivitas gerak
– Pola pemenuhan kebersihan diri
– Status psikososial
– Status pertumbuhan dan perkembangan
• Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
• Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
• Pola perilaku tidak sehat dalam komunitas
– Data lingkungan fisik
– Pelayanan kesehatan dan sosial
– Ekonomi
– Keamanan dan transportasi
– Politik dan keamanan
– Sistem komunikasi
– Pendidikan
– Rekreasi
Diagnosa intervensi implementasi
1. Bila terhirup
SDKI SLKI SIKI

Pola Nafas Pola Nafas Intervensi Utama :


Tidak :Membaik 1. Manajemen Jalan Nafas (I.01011)
Efektif Setelah melakukan tindakan a. Monitor pola Nafas
(D.0005) keperawatan selama 1x8 jam b. Pertahankan Kepatenan Jalan
pola nafas pasien membaik. Nafas
Dengan kriteria hasil: c. Anjurkan Asupan Cairan 2000
1. Dispnea menurun ml/hari, Jika tidak
2. Penggunaan otot bantu kontraindikasi
nafas menurun d. Kolaborasi pemberian
3. Ventilasi semenit bronkodilator,ekspetoran,
membaik mukolitik, jika perlu
2. Pemantauan Respirasi(I.01014)
a. Monitor frekuensi, irama,
kedalaman dan upaya nafas
b. Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantuan
1.
Diagnosa intervensi implementasi
Kontak Mata
SDKI SLKI SIKI

1. Nyeri Akut Tingkat Nyeri 4. Manajement Nyeri (I.08238)


(D.0077) :Menurun a. Identifikasi lokasi,
Setelah melakukan karakteristik, durasi,
tindakan keperawatan frekuensi, kualitas,
selama 2 x 8 jam persepsi intensitas nyeri
nyeri berkurang. b. Berikan Teknik Non
Dengan kriteria hasil : farmakologis untuk
1. Keluhan nyeri mengurangi nyeri
menurun c. Jelaskan strategi meredakan
2. Gelisah menurun nyeri
3. Kesulitan tidur d. Kolaborasi pemberian
menurun analgetik, jika perlu
5. Pemberian Analgetik (I.08243)
a. Identifikasi karakteristik
nyeri
b. Tetapkan target efektifitas
analgesic untuk
mengoptimalkan respons
pasien
c. Jelaskan efek terapi dan
efek samping obat
d. Kolaborasi pemberian dosis
dan jenis analgesic, sesuai
indikasi

1. Manajemen Nyeri (I.08238)


Status Kenyamanan
a. Identifikasi lokasi,
:Meningkat
karakteristik, durasi,
Diagnosa intervensi implementasi
1. Tertelan
SDKI SLKI SIKI

1. Nausea Tingkat Nausea :Menurun 1. Manajemen Mual (I.03117)


(D.0076) Setelah melakukan a. Monitor mual
tindakan keperawatan b. Kendalikan factor
selama 2 x 8 jam perasaan lingkungan penyebab
tidak nyaman pasien mual
menurun. c. Anjurkan istirahat dan
Dengan kriteria hasil : tidur cukup
1. Perasaan ingin 2. Manajemen Muntah (I.03118)
muntah menurun a. Identifikasi karakteristik
2. Pucat membaik muntah
3. Nafsu makan b. Control lingkungan
membaik penyebab muntah
c. Anjurkan memperbanyak
istirahat
Eleminasi Fekal :Membaik
Setelah melakukan
1. Manajemen Diare (I.03101)
tindakan keperawatan
a. Monitor warna, volume,
selama 1 x 8 jam
frekuensi dan konsitensi
pengeluaran feses dengan
2. Diare tinja
konsitensi, frekuensi dan
(D.0020) b. Berikan asupan cairan oral
bentuk feses yang normal
c. Anjurkan menghindari
Dengan kriteria hasil :
makanan bentuk gas,
1. Urgency menurun
pedas dan mengandung
2. Frekuensi bab
laktosa
membaik
d. Kolaborasi pemberian
3. Control pengeluaran
obat antimotilitas
feses meningkat
2. Pemantauan Cairan (I.03121)
a. Monitor frekuensi dan
Diagnosa intervensi implementasi
1. Kontak Kulit
SDKI SLKI SIKI

Gangguan Integritas Kulit/Jaringan 4. Perawatan Integritas Kulit


Integritas :Meningkat (I.11353)
Kulit/Jaringan Setelah melakukan a. Identifikasi penyebab
(D.0129) tindakan keperawatan gangguan integritas kulit
selama 3 x 24 jam b. Gunakan produk berbahan
keutuhan kulit atau ringan/alami dan
jaringan meningkat. hipoalergik pada kulit
Dengan kriteria hasil : sensitive
1. Hidrasi meningkat c. Anjurkan meningkatkan
2. Kerusakan jaringan asupan buah dan sayur
menurun 5. Perawatan Luka (I.14564)
3. Nyeri menurun a. Monitor karakteristik luka
b. Bersihkan dengan cairan
NaCl atau pembersih
nontiksik, sesuai
kebutuhan
c. Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
d. Kolaborasi pemberian
antibiotic, jika perlu.

Anda mungkin juga menyukai