Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di
Negara berkembang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi baru lahir
(AKBBL) di Indonesia masih jauh dari target yang harus di capai tahun 2015 sesuai
dengan kesepakatan sasaran pembangunan millenium. Berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 didapatkan data angka kematian ibu (AKI) sebesar 359
per 100.000 kelahiran hidup dari data tercatat bahwa SDKI tahun 2012 mengalami
kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun 2007 yaitu sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup. Sedangkan SDKI 2012 untuk angka kematian bayi (AKB) didapatkan
data sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup jika dibandingkan dengan SDKI 2007 sebesar
34 per 1000 kelahiran hidup mengalami penurunan tetapi belum mencapai angka target
MDG’S 23 per 1000 kelahiran hidup (UGM, 2013)

Upaya meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)
telah menjadi topik pembicaraan penting dalam konferensi internasional sejak tahun
1980. Salah satu dari delapan Millennium Development Goals (MDGs) adalah
meningkatkan kesehatan ibu (MDGs). Komunitas internasional telah berkomitmen untuk
menurunkan AKI di Negara masing-masing sebanyak 75% antara tahun 1999 sampai
tahun 2015 (WHO, 2007).

Wiknjosastro (2007) berpendapat dalam menurunkan angka mortalitas dan


morbiditas ibu dan bayi diadakan pengawasan wanita hamil secara teratur, semakin tua
kehamilan semakin cepat pemeriksaan harus diulang. Sedapat mungkin wanita tersebut
diberi pengarahan sedikit tentang kehamilan yang sedang di kandungnya. Dengan kualitas
pemeriksaan oleh tenaga kesehatan (bidan) yang baik, diharapkan setiap ibu hamil dapat
melalui masa kehamilannya yang normal tanpa komplikasi.

Memberi perawatan kepada wanita hamil dan melibatkan orang-orang terdekatnya


merupakan hal yang dapat membantu wanita hamil tersebut terawasi dan merasa lebih
nyaman. Oleh sebab itu, memberi perawatan untuk kehamilan dan focus terkait tentang
cara wanita dan pasangannya mengalami kehamilan ini harus disesuaikan dengan
keunikan pengalaman mereka (Varney, 2008).
Untuk mendukung program tersebut, dibutuhkan suatu profesi tenaga kesehatan
yang terampil dalam memberikan pelayanan antenatal yang normal maupun ketepatan
dalam melakukan rujukan atau kolaborasi, sehingga bila dijumpai adanya keadaan
pathologis ataupun penyulit pada kehamilan dan persalinan dengan mudah dapat dideteksi
secara dini sehingga klien bisa mendapatkan penanganan secara tepat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ibu Hamil Trimester II
Normal dengan menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen
kebidanan menurut Varney.

2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori Ibu Hamil Trimester II Normal
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada Ibu Hamil
Trimester II Normal berdasarkan 7 langkah Varney.
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ibu Hamil Trimester II Normal dengan
pendekatan Varney, yang terdiri dari:
1) Melakukan pengkajian
2) Menginterpretasikan data dasar
3) Mengidentifikasi diagnosis / masalah potensial
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
5) Mengembangkan rencana intervensi
6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi
7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan
d. Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ibu Hamil Trimester II
Normal dalam bentuk catatan SOAP
A. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Trimester II

I. PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian :

Waktu pengkajian :

Nama pengkaji :

A) DATA SUBJEKTIF

1. Identitas

Nama : Nama Suami :

Umur : usia <18 tahun dan >35 tahu n Umur :

memerlukan pengawasan antenatal

tambahan (Fraser and Cooper, 2009).

Suku/Bangsa : Suku/Bangsa :

Agama : Agama :

Pendidikan : Pendidikan :

Pekerjaan : Pekerjaan :

Alamat :

2. Keluhan Utama

Umumnya klien merasakan mual dan muntah pada pagi hari. Terkadang ibu

mengalami ngidam dan tidak suka mencium makanan yang menyengat. Ibu juga

mengeluh mudah lelah, payudara menjadi lebih tegang dari biasanya dan mengalami

sering kencing (Mochtar, 2011).

3. Riwayat Kesehatan Klien


Mengkaji riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita klien yang dapat

mempengaruhi atau memperberat/diperberat oleh kehamilannya. Perlu pengkajian

tentang riwayat penyakit menular, penyakit menurun, dan penyakit menahun pada

klien (Mochtar, 2011):

Penyakit sistem reproduksi : Penyakit Ginekologi, tumor/ kanker payudara.

Penyakit kardiovaskuler : Penyakit jantung, hipertensi

Penyakit darah : Anemia, leukemia, isoimunisasi

Penyakit paru-paru : TBC, asma broncial

Penyakit saluran pencernaan : Haemoroid

Penyakit hati : Hepatitis

Penyakit Ginjal dan saluran kencing : Gagal ginjal

Penyakit endokrin : Diabetes mellitus

Penyakit saraf : Epilepsi

Penyakit jiwa : Psikosis

Penyakit sistem imunologi : Penyakit autoimun

Penyakit infeksi : IMS, infeksi TORCH, ISK

Riwayat alergi : Alergi antibiotik

Riwayat pembedahan : Seksio Cesaria

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Penyakit tertentu dapat terjadi secara genetik atau berkaitan dengan keluarga atau

etnisitas, dan beberapa diantaranya berkaitan dengan lingkungan fisik atau sosial

tempat keluarga tersebut tinggal (Fraser and Cooper, 2009)

Mengkaji riwayat penyakit menurun (asma, hipertensi, DM, hemofilia) menular

(hepatitis, TBC, HIV/AIDS) menahun (jantung, asma)


Riwayat kehamilan kembar juga memiliki insidens lebih tinggi pada keluarga

tertentu (Fraser and Cooper, 2009)

5. Riwayat Menstruasi

Riwayat siklus, lama dan jumlah menstruasi klien. Wanita seringkali keliru

mengartikan bercak darah akibat implementasi sebagai periode sebagai periode

menstruasi, meski menstruasi ini sangat berbeda dari menstruasi yang biasa ia alami

(Varney, 2008).

Siklus : 28 + 7 hari

Lamanya : 3-8 hari (Mochtar, 2011).

HPHT : merupakan dasar untuk menentukan usia kehamilan dan

perkiraan taksiran partus (Varney, 2008).

6. Riwayat Obstetrik (Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Lalu)

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


No Abnor
suami Anak UK Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Laktasi Peny
malitas

7. Riwayat Kontrasepsi

Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang pernah

digunakan, lama pemakaian dan jarak antara pemakaian terakhir dengan kehamilan.

8. Riwayat Kehamilan Saat Ini

Menurut Varney (2008) riwayat kehamilan saat ini dikaji untuk mendeteksi

komplikasi, beberapa ketidaknyamanan, dan setiap keluhan seputar kehamilan yang

dialami klien sejak haid terakhir (HPHT).


a. Keluhan tiap trimester

b. Pergerakan anak pertama kali (Quickening)

c. Pemeriksaan kehamilan

d. Pendidikan kesehatan yang sudah didapatkan

e. Imunisasi

9. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan
Nutrisi Jumlah tambahan kalori yang dibutuhkan pada ibu hamil adalah 300

kalori perhari, dengan komposisi menu seimbang (cukup mengandung

karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air).

Cairan : paling sedikit 8 gelas berukuran 250 ml/hari. Cairan ekstra

juga membantu melembutkan kulit, mengurangi kemungkinan

konstipasi, mengeluarkan racun dan produksi sisa dari tubuh,

mengurangi pembengkakan yang berlebihan dan mengurangi resiko

ISK.
Eliminasi Pada kehamilan trimester II frekuensi berkemih akan menurun karena

uterus muleai keluar dari panggul sehingga tidak lagi menekan kandung

kemih (Varney, 2008).


Istirahat Sebaiknya tidur 1-2 jam lebih lama dari biasnya saat malam.

Wanita hamil dianjurkan untuk tidur siang 1 – 2 jam setiap hari dan 8

jam setiap tidur malam. Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil

adalah miring ke kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan

diganjal dengan bantal, dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut,

ganjal dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri.


Aktivitas Namun pada saat hamil ibu akan mengalami mudah lelah karena

menurunnya BMR (Basal metabolic Rate) (Prawirohardjo, 2009).


Seorang wanita hamil disarankan untuk menghentikan aktivitasnya atau

pekerjaan yang membutuhkan aktivitas fisik berat apabila mereka

merasakan gangguan dalam kehamilan.


Personal Kebersihan diri merupakan perawatan diri sendiri yang

Hygiene dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun

psikologis. Perawatan diri meliputi kebersihan badan, kebersihan

mulut, kebersihan pakaian.

Selama masa kehamilan kadar hormone estrogen meningkat

menyebabkan peningkatan aliran darah ke mulut sehingga gusi menjadi

rapuh dan dapat menimbulkan gingivitis. Sehingga ibu diharapkan

dapat memperhatikan perawatan gigi dan mulut (Varney, 2008).


Kebiasaan Kebiasaan minum alcohol, jamu-jamuan, obat-obatan, perokok

aktif maupun pasif, narkoba dan kepemilikan binatang peliharaan

merupakan salah satu pencetus gangguan kehamilan yang memperlukan

pengawasan antenatal tambahan.


Seksualitas Hubungan seksual masih tetap diperbolehkan kecuali pada ibu

yang pernah mengalami keguguran, namun beberapa wanita kehilangan

gairah seksualnya ketika hamil. Sebaiknya hubungan seksual

diperbolehkan setelah kehamilan 16 minggu, karena pada saat itu

plasenta sudah terbentuk. Hubungan seksualitas saat akhir kehamilan

dapat dilakukan semampu ibu. Kandungan sperma (prostatglandin)

dapat merangsang kontraksi uterus, oleh karena itu disarankan untuk

menggunakan kondom (Manuaba, 2009).


10. Riwayat Psikososiokultural Spiritual

a. Riwayat pernikahan : pernikahan keberapa, lama menikah, status pernikahan

sah/tidak
b. Bagaimana respon klien dan keluarga terhadap kehamilan. Kehamilan

direncanakan atau tidak, diterima/tidak.

c. Najman dalam Salmah (2006) menyatakan bahwa kehamilan yang tidak

diinginkan bisa berdampak pada kesehatan mental baik ibu maupun janinnya.

d. Bagaimana psikis ibu menghadapi kehamilannya

e. Bagaimana adat istiadat yang ada di lingkungan sekitar. Apakah ibu percaya

terhadap mitos atau tidak.

f. Adakah kebiasaan-kebiasaan keluarga maupun lingkungan masyarakat yang

dapat merugikan atau memberikan pengaruh negatif pada kehamilan ibu.


B) DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Kesadaran : Composmentis

Tanda Vital : Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg

Nadi : 60-100 x/menit

Pernapasan : 16-24 x/menit

Suhu : 36,0 – 37,50C

Antropometri :

Berat Badan Sebelum Hamil :

Berat Badan Saat ini : normalnya selama kehamilan pertambahan

berat badan 7 – 12 kg

Tinggi Badan : >145 cm

LILA : > 23,5 cm (Depkes RI, 2008)

a. Klien yang menurut kategori BMI berada pada rentang obesitas lebih beresiko

mengalami komplikasi kehamilan (Frase and Cooper, 2009)

b. Menurut institute of Medicine (1990) batasan yang direkomendasikan untuk

peningkatan berat badan ibu hamil berdasarkan BMI sebelum hamil yakni :

Total Peningkatan BB yang


Kategori Berat-Tinggi Badan
direkomendasikan
Kategori BMI Kg Lb
Rendah < 19,8 12,5- 18 28-40
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16 25-35
Overweight 26 – 29 7 – 11,5 15-25
Obesitas >29 >7 >15
(Varney, 2008)

2. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi
Kepala : Untuk mengetahui kebersihan rambut, keadaan kulit kepala,
distribusi dan karakteristik lainnya (Tambunan dkk, 2011).
Wajah : Untuk mengetahui keadaan wajah, pucat atau tidak ada oedema
dan cloasma gravidarum atau tidak (Wiknjosastro, 2007).
Mata : Konjungtiva pucat atau tidak, sclera kuning atau tidak, mata
cekung atau tidak (Saifuddin, 2006).
Hidung : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran, tidak tampak polip,
tidak tampak peradangan.
Mulut : Tampak simetris, bibir tampak lembab, tidak tampak caries
dentis, tidak tampak stomatitis, geraham tampak lengkap, lidah
tampak bersih, tidak tampak pembesaran tonsil
Telinga : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran/sekret
Leher : Tampak hyperpigmentasi pada leher, tidak tampak pembesaran
tonsil, tidak tampak peradangan faring, tidak tampak
pembesaran vena jugularis, tidak tampak pembesaran kelenjar
tiroid, dan kelenjar getah bening (Prawirohardjo, 2009)
Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Payudara : Tampak perubahan warna pada aerola dan mengalami
hiperpigmentasi
Abdomen : Tampak linea alba yang membentang dari simpisis pubis sampai

umbilikus dapat menjadi gelap yang biasa disebut linea nigra.

Peningkatan regangan pada kulit abdomen, paha, dan payudara,

menimbulkan garis-garis yang berwarna merah atau kecoklatan

pada daerah tersebut yang dikenal dengan nama striae

gravidarum

Genetalia : Pada saat hamil akan timbul tanda Chadwick dimana terjadi

perubahan warna menjadi kebiruan pada vulva, vagina, serviks

(Prawirohardjo, 2009).

Anus : Tidak ada hemoroid

Ekstremitas : Simetris, tidak tampak oedema, dan tidak tampak varices


Palpasi

Kepala : Tidak terjadi oedema, tidak teraba massa (Prawirohardjo,

2009).

Wajah : Tidak terjadi oedema (Prawirohardjo, 2009).

Mata : Tidak terjadi pembengkakan palpebra (Prawirohardjo, 2009).

Telinga : Tidak terjadi fraktur tulang telinga (Prawirohardjo, 2009).

Hidung : Tidak terjadi fraktur (Prawirohardjo, 2009).

Leher : Tidak terjadi pembesaran kelenjar tirod, vena jugularis, dan

kelenjar limfe (Prawirohardjo, 2009).

Dada : Tidak ada benjolan atau massa (Prawirohardjo, 2009).

Abdomen : TFU menurut rumus McDonald:

Umur hamil(bulan) = tinggi fundus uteri


3,5cm

Pada saat umur kehamilan 7 bulan tinggi fundus uteri 26 cm,


pada saat umur kehamilan 8 bulan tinggi fundus uteri 30 cm,
pada saat umur kehamilan 9 bulan tinggi fundus uteri 33 cm
(Manuaba, 2008).
Leopold I
digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian
apa yang ada dalam fundus (Hidayat, 2008). Fundus uteri
berisi bokong dengan identitas lunak, tidak bulat, tanpa
balotemen, dan besar.TFU berkisar 26 cm – 33 cm menurut
Mc. Donald (Manuaba, 2008).

Leopold II
digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan
letak bagian kecil pada anak (Hidayat, 2008). Di kanan atau di
kiri dalam perut ibu terdapat punggug bayi dengan ciri-ciri
tahanan besar, rata, teraba tulang iga (seperti papan cuci),
bagian kecil janin berada berlawanan dengan punggung janin
(Manuaba, 2008).
Leopold III
digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat
dibagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau
belum terpegang oleh pintu atas panggul (Hidayat, 2008).
Bagian terendah dipegang antara ibu jari dan jari lainnya
adalah kepala dengan ciri-ciri bulat, keras, dan bentuk yang
pasti (Manuaba, 2008).
Leopold IV
digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian
bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut kedalam
rongga panggul. Dilakukan saat usia kehamilan lebih dari VI
bulan. Interpretasi leopold IV tangan konvergen yang berarti
hanya sebagian kecil bagian kepala masuk PAP, tangan sejajar
yang berarti setengah bagian kepala janin masuk ke PAP,
tangan divergent yang berarti sudah sebagian besar kepala
masuk ke pintu atas panggul. Karena bentuk kepala yang oval
ada kemungkinan terdapat tonjolan dahi (fleksi) atau tonjolan
belakang kepala (defeksi), akibatnya, hanya satu tangan akan
dapat lebih masuk ke dalam dibandingkan dengan tangan
lainnya, satu tangan akan ditahan oleh benjolan kepala
(Manuaba, 2008).
TBJ (Taksiran Berat Janin)
perkiraan berat janin menurut Johnson, berat janin (gram)
sama dengan pngukuran fundus (cm) dikurangi n, yaitu 12 jika
verteks pada atau di atas spina ischiadica atau 11 jika verteks
dibawah spina, dikali 155
Rumus berat janin = (tinggi fundus uteri - 12) x 155 gram; Jika
kepala janin telah masuk PAP.: Berat janin = (tinggi fundus
uteri - 11) x 155 gram. (Manuaba, 2008)

Genetalia : Tidak terjadi pembengkakan

Anus : Tidak terjadi hemoroid


Ekstremitas : Tidak teraba oedema, reflex Homan sign (-)

Auskultasi

Dada : Suara nafas : Biasanya pada 90 % hingga 95 % wanita hamil

akan terdengar murmur sistolik pendek yang semakin jelas

terdengar selama inspirasi maupun ekspirasi (Varney,2008).

Bunyi jantung I dan II : BJ I terdengar jelas dan terdengar mur

mur (Varney, 2008).

Abdomen : Bising peristaltik usus : 5 – 35 x/menit (Varney, 2008)

Denyut Jantung Janin (DJJ) : 120 – 160x/menit

Terdengar jelas, teratur, frekuensi 120-160 x/menit, interval

teratur tidak lebih dari 2 punctum maximal, 2 jari bawah pusat

(kuadran bawah kiri/kanan) (Mochtar, 2012). Apabila DJJ

kurang dari 100 atau lebih dari 160 permenit dapat terjadi

mengindikasikan terjadi gangguan kondisi kesehatan janin.

Perkusi

Dada : Umumnya bersuara resonan dan dullness. Karena suara resonan

dihasilkan oleh jaringan paru-paru yang normalnya bergaung

dan bernada rendah dan suara dullness dihasilkan oleh di

bagian atas jantung dan paru-paru.

Abdomen : Daerah suprapubis redup jika kandung kemih distensi atau pada

wanita jika uterus membesar.

Ekstremitas : Untuk mengecek refleks patella (+), Bisep (+), Trisep (+)

(Varney 2008).
3. Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan kontraksi uterus/his : tidak dilakukan

Pemeriksaan dalam/vaginal tussae : tidak dilakukan

Pemeriksaan panggul : Keadaan panggul terutama penting

pada primigravida, karena panggulnya belum pernah diuji dalam persalinan,

sebaliknya pada multigravida anamnesa mengenai persalinan yang gampang dapat

memberikan keterangan yang berharga mengenai keadaan panggul (UNPAD,

2005).

4. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium :

Tes urine saat ini dapat dikatakan akurat bagi seorang wanita terlambat

haid karena tes ini sensiti terhadap kadar hCG dibawah 50 mIU. Dilakukan

pada awal kunjungan antenatal (Varney, 2008).

PP Test, Protein Urine, Glukosa Urine

Pemeriksaan Laboratorium : Hb ≥ 12gr% (Cunningham, 2006)

Pemeriksaan USG :

Pemeriksaan diagnostik lainnya: tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga dapat merumuskan

diagnosis dan masalah yang spesifik.

Diagnosis :
Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam

lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan.

Diagnosis : G...Papah usia kehamilan..... minggu

janin tunggal/ganda, hidup/mati, intrauterin/ekstrauterin.

G : Gravida

P : Para -> a : aterm

p : premature

a : abortus

h : hidup

Intrauterin hanya boleh ditulis jika ada pemeriksaan penunjang berupa USG

atau dilakukan pemeriksaan khusus (VT) dan diyakini kehamilan merupakan

kehamilan intrauterin.

Masalah : Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman hal yang sedang dialami

klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.

Kebutuhan : Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi

dalam diagnosis dan masalah.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Identifikasi masalah atau diagnosis potensial ditegakkan berdasarkan

diagnosis dan masalah yang telah ditentukan.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA

Untuk menentukan tindakan segera yang perlu diambil berdasarkan diagnosa

dan masalah yang ada.


V. INTERVENSI

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai kelanjutan

manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi.

1. Beritahukan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu

Rasional : Informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi petugas dan

klien untuk tindakan selanjutnya.

2. Jelaskan mengenai petumbuhan janin pada trimester II.

Rasional : Ibu hamil harus mengetahui mengenai peruabahan dan kemajuan

apa saja yang telah dialami oleh janinnya.

3. Berikan KIE tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester II

Rasional : Mengetahui tanda bahaya pada kehamilan membuat ibu mampu

mendeteksi dini tanda yang dapat membahayakan keselamatan ibu

dan janinnya.

4. Berikan KIE mengenai nutrisi ibu hamil trimester II.

Rasional : Karena dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh

mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi

makin tinggi untuk pertumbuhan janin (Manuaba, 2009).

Menambah pengetahuan tentang pentingnya nutrisi pada wanita

hamil memerlukan intruksi khusus yang berkaitan dengan aspek”

kebutuhan nutrisi, seperti jumlah kalori, protein, zat besi, asam

folat, dan vitamin C. Pemeriksaan nutrisi ibu dilakukan melalui

pemantauan berat badan dan tinggi badan. Mengetahui peningkatan

berat badan ibu yang hubungannya dengan indeks masa tubuh ibu

sebelum hamil. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi


adanya indikasi obesitas atau kekurangan nutrisi pada ibu selama

hamil (Varney, 2008).

5. Berikan KIE ibu untuk tidak melakukan aktivitas berat.

Rasional : Pada saat hamil, ibu akan mengalami mudah lelah karena

menurunnya BMR (Basal Metabolic Rate) (Prawirohardjo, 2009).

Wanita hamil boleh melakukan pekerjaannya sehari-hari asal

bersifat ringan. Kelelahan harus dicegah hingga pekerjaan harus

diselingi dengan istirahat (UNPAD, 2005).

6. Berikan KIE ibu untuk istirahat yang cukup.

Rasional : Istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolik berkenaan dengan

pertumbuhan jaringan ibu/janin.

7. Berikan KIE ibu untuk meningkatkan personal hygiene.

Rasional : Mencegah ibu mengalami resiko infeksi oleh kuman dan persiapan

ibu untuk menyusui. Selama masa kehamilan kadar hormone

estrogen meningkat menyebabkan peningkatan aliran darah ke

mulut sehingga gusi menjadi rapuh dan dapat menimbulkan

gingivitis. Sehingga ibu diharapkan dapat memperhatikan

perawatan gigi dan mulut (Varney, 2008).

8. Berikan KIE latihan ringan secara teratur, seperti jalan kaki.

Rasional : Hal ini dapat meningkatkan peristaltik dan membantu mencegah

terjadinya konstipasi. Peningkatan hormon progesteron pada tubuh

menyebabkan penurunan motalitas organ pencernaan sehingga

akan mudah terkena konstipasi (Varney, 2008).

9. Jadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang.


Rasional : Pemberian asuhan antenatal ideal pada kehamilan untuk

mendeteksi kemungkinan penyimpangan dengan segera guna

memungkinkan tindakan preventif atau korektif (Henderson, 2005).

VI. IMPLEMENTASI

Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana

asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan

atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya

VII. EVALUASI

Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan

kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk SOAP.


DAFTAR PUSTAKA

Cunningham F. Gary dkk. 2006. Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Fraser, Diane M and Margaret A. Cooper. 2009. Myles Buku Ajar Bidan Ed. 14. Jakarta:
EGC.

Henderson, Christine. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Manuaba, I.G. 2009. Kesehatan reproduksi Wanita. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Saifuddin, Abdul Bari. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarrta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

UNPAD. 2005. Obstetri Fisiologis. Bandung: Universitas Padjajaran Fakultas Kedokteran

Varney, Helen dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai