Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Didunia ini setiap menit perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan
kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1.400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih
dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan dan persalinan. Di
Indonesia 2 orang meninggal setiap jam karena kehamilan, persalinan dan nifas. Setiap menit
20 anak balita meninggal. Dengan kata lain 20.000 anak balita meninggal setiap hari dan 10,6
juta anak balita meninggal setiap tahun. (university of Indonesia “make every mother and
child count” 7 april 2005).
Tingginya angka kesakitan dan kehamilan pada wanita hamil dan bersalin merupakan
masalah yang besar. Dilaporkan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia berkisar 334/100.000
kelahiran hidup. (panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal) di Sumbar
AKI 116/100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB 9,96/1000 kelahiran hidup. Dan dipadang
angka kematian ibu 13/100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi 3,4/1000
kelahiran hidup. (Profil Kesehatan Sumbar).
Didalam rencana Strategi Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010
disebut kontek rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 dengan misi
menurunkan angka kematian maternal dan neonatal melalui pemantauan system kesehatan
yang menjamin akses terhadap intervensi yang cost effective berdasarkan bukti ilmiah yang
berkualitas, memberdayakan wanita, keluarga dan masyarakat melalui kegiatan
mempromosikan kesehatan ibu dan bayi baru lahir serta menjamin kesehatan maternal dan
neonatal sebagai prioritas program pembangunan nasional.
Selain itu intervensi dalam safe motherhood melakuakn pendekatan dengan
mengganggap semua kehamilan berisiko dan setiap ibu hamil agar mempunyai akses
pertolongan persalianan yang aman. Diperkirakan 15% kehamilan akan mengalami resiko
tinggi dan komplikasi obstetri yang dapat membahayakan kehidupan ibu maupun janinnya
bila tidak ditangani dengan memadai
Penyebab kematian ibu yang terbanyak disebabkan oleh komplikasi obstetric.
Komplikasi obstetric ini tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya. Penyebab kematian ibu
dan perinatal umumnya desebabkan oleh sebab langsung seperti pendarahan, eklampsi,
infeksi dan sebab tidak langsung yaitu rendahnya tingkat pendidikan, sosial ekonomi,
terlambatnya mendapat pertolongan persalinan atau rujukan yang dikenal dengan istilah 3T
(Terlambat mengenal komplikasi, Terlambat membuat keputusan, Terlambat merujuk) dan
pertolongan persalinan oleh dukun yang kurang memperhatikan sterilisasi dan aborsi illegal .
Seorang bidan baru yang dikatakan profesional jika ia mamapu melakukan tugas
kebidanan sesuai standar dan hasil yang memuaskan. Ia terlatih memberikan perawatan dan
nasehat yang diperlukan bagi seorang wanita selam hamil ,persalianan dan nifas. Untuk
melakukan persalinan normal atas tanggung jawab sendiri dan untuk merawat bayi baru lahir.
Setiap saat ia harus mengenali tanda-tanda bahaya yang menandakan keadaan yang abnormal
atau kemungkianan akan timbul keadaan yang abnormal yang mengharuskan melakukan
rujukan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI ANEMIA DALAM KEHAMILAN


Anemia adalah kondisi ibu dengan jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna
merah pada sel darah kurang dari 12% gram (Winkjosastro,2002) sedangkan Anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah
pada sel darah dibawah 11% gram pada usia kehamilan 4-7 bulan (Saifuddin,2002).
Jadi Anemia bukan penyakit kurang darah tapi, kurangnya sel darah merah karena jumlah
protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel darah yang rendah dalam darah.
2.2 JENIS – JENIS ANEMIA DALAM KEHAMILAN
Anemia dalam kehamilan dapat di bagi menjadi:
a. Anemia defesiensi besi (62,3%)
Anemia defisiensi besi adalah Anemia yang terjadi akibat kekurangan bahan pembentuk
protein sel darah merah dalam darah. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang
masuknya unsure besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan
atau karena terlampau banyk besi keluar dari badan , misalnya perdarahan.

 Diagnosis:

1) Untuk Anemia defesiensi besi yang berat di tandai dengan ciri-ciri yang khas yaitu
mikrisitosis dan hipokromasia
2) Untuk Anemia defesiensi besi yang ringan tidak selalu di tandai dengan cirri-ciri khas ,
banyak yang bersifat normositer dan normokrom
Sifat lain yang khas yaitu :
a) Kadar besi serum rendah
b) Daya ikat besi serum tinggi
c) Protoporfirin eritrisit tinggi.
d) Tidak di temukan hemosiderin dalam sum-sum tulang
 Prognosis:

1) Prognosis Anemia defesiensi besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak .
Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan banyak atau komplikasi lain .
Anemia berat dalam kehamilan muda yang tidak di obati dapat menyebabkan abortus dan
dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama , perdarahan post partum dan infeksi.
Walaupun bayi yang di lahirkan dari ibu yang menderita anemia defesiensi besi tidak
menunjukkan Hb yang rendah, namun cadangan besinya kurang yang barubeberapa bulan
kemudian tampak sebagai anemia infatum
2) Pencegahan dan Pengobatan:

Di daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulfat
ferrosus atau glukonas ferrosus, cukup 1 tablet sehari. Selain itu, ibu di beri nasehat untuk
makan lebih banyak protein dan sayur yang banyak mengandung mineral dan vitamin.
b. Anemia megaloblastik (29,0%)

Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan karena defesiensi asam folat.

2
 Diagnosis:
Diagnosis anemia megaloblastik dibuat apabila ditemukan megeloblas atau promegaloblas
dalam darah atau sum-sum tulang belakang
 Prognosis:
Anemia megaloblastik dalam kehamilan mempunyai prognosis cukup baik . Pengobatan
dengan asam folat hampir selalu berhasil.
Pencegahan dan Pengobatan:
1) Asam folat 15-30 mg per hari
2) Vitamin B12 3x1 tablet per hari
3) Sulfas ferosus 3x1 tablet per hari
4) Pada kasus berat diberikan penambah darah.

c. Anemia hipolastik (8,0%)


Anemia hipoplastik yaitu Anemia yang disebabkan oleh penurunan fungsi kerja sumsum
tulang untuk membentuk sel darah merah baru.Pengobatannya yaitu dengan transfuse darah.
d. Anemia hemolitik (0,7%)
Anemia hemolitik adalah Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatanya.
 Gejala utamamya adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan,
kelemahan.
 Pengobatanya:
Tergantung pada jenis anemia ini serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka
infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis
obat-obtan, hal ini tidak memberikan hasil sehingga penambah darah berulang dapat
membantu penderita.
2.3 GEJALA ANEMIA PADA IBU HAMIL
a) Pucat
b) Sering pusing
c) Lemah, lelah, letih, lesu, lunglai
d) Nafas terengah-engah
e) Nyeri dada
f) Mata berkunang-kunang
g) Lidah luka
h) Nafsu makan turun
i) Mual dan muntah yang berlebihan pada hamil muda
2.4 PENYEBAB ANEMIA DALAM KEHAMILAN

Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh kekurangan bahan pembentuk protein sel darah
merah dan perdarahan secara mendadak bahkan tidak jarang keduanya saling berhubungan
(Safuddin,2002). Menurut mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya aadal sebagai
berikut:

a. Kurangnya bahan pembentuk protein sel darah merah dalam makanan yang dikonsumsi,
Kebutuhannya bagi ibu hamil sekitar 1000mg:
1) 500mg untuk meningkatkan jumlah sel darah merah
2) 300mg untuk bayi
3) 200mg untuk mangganti kehilangan bahan pembentuk protein sel darah merah setiap hari.
Rata-rata ibu hamil normal perlu menyerap 3,5mg setiap hari atau meyerap 20% yang masuk.

3
b. Penyerapan bahan pembentuk protein sel darah merah yang tidak sempurna akibat mencret
yang sudah berlangsung lama, pembedahan tertentu pada slauran pencernaan seperti:
lambung. Bahan pembentuk protein sel darah merah diserap dari saluran pencernaan.
Sebagian besar diserap dari usu halus bagian atas terutama usus 12 jari. Bila terjadi gangguan
saluran pencernaan, maka penyerapan dari saluran pencernaan menjadi tidak sempurna. Hal
itu menyebabkan kurangnya jumlah bahan pembentuk protein sel darah merah didalam tubuh
sehingga pembentukan sel darah merah terhambat.
c. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi berat, luka, kanker dan
perdarahan pada lambung dan usus akibat tindakan pemberian obat. Kehilangan banyak darah
tersebut menyebabkan terkurasnya cadangan bahan pembentuk protein sel darah merah dalam
tubuh sehingga pembentukan sel darah merah terganggu.
Kurang gizi
d. Penyakit-penyakit yang sudah berlangsung lama seperti TBC paru,cacing usus, malaria.

2.5 FAKTOR PREDISPOSISI ANEMIA PADA IBU HAMIL

a. Umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun


Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang
tinggi untuk hamil. Karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil
maupun janinnya, berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami
anemia.Wintrobe (1987) menyatakan bahwa usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia,
yaitu semakin rendah usia ibu hamil maka semakin rendah kadar hemoglobinnya. Muhilal et
al (1991) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin tua umur
ibu hamil maka presentasi anemia semakin besar. Pada penelitian ini belum menunjukkan
adanya kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka kejadian anemia semakin besar.
Karena 80% ibu hamil berusia tidak berisiko yaitu antara 20 tahun hingga 35 tahun.
b. Paritas
Semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia
Artinya ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami
anemia dibanding yang paritas rendah
c. Jarak Kehamilan Yang terlalu Dekat

Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada wanita adalah jarak
kelahiran pendek. Menurut Kramer (1987) hal ini disebabkan kekurangan nutrisi yang
merupakan mekanisme biologis dan pemulihan factor hormonal dan adanya kecendrungan
bahwa semakin dekat jarak kehamilan, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
d. Pengetahuan
Pengetahuan kesehatan reproduksi menyangkut pemahaman tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan, penyuluhan, tanda dan cara mengatasi anemia pada ibu hamil diharapkan dapat
mencegah ibu hamil dari anemia. Semakin rendah pengetahuan kesehatan reproduksi, maka
akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
e. Pemeriksaan Antenatal Care
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga professional
yaitu Dr Ginekolog dan Bidan serta memenuhi syarat 5 T (TB, BB, Tekanan darah, Tinggi
Fundus, TT, Tablet Fe). Jika pemeriksaan Antenatal Care kurang atau tidak ada sama sekali
maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.

f. Pola makan dan Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe


Gizi seimbang adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan gizi
setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Agar sasaran keseimbangan gizi dapat

4
dicapai, maka setiap orang harus menkonsumsi minimal 1 jenis bahan makanan dari tiap
golongan bahan makanan yaitu KH, protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu.
(Kodyat, 1995).

Kepatuhan menkonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi,
ketepatan cara menkonsumsi tablet Fe, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau
pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan
menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan
cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat
mencegah anemia karena kekurangan asam folat.ibu hamil yang kurang patuh konsumsi
tablet Fe mempunyai risiko untuk mengalami anemia dibanding yang patuh konsumsi tablet
Fe.
2.6 AKIBAT ANEMIA PADA IBU HAMIL

a. Akibat anemia pada usia kehamilan 3 bulan pertama


1) Dapat terjadi keguguran
2) Cacat bawaan
b. Akibat anemia pada usia kehamilan 4-9 bulan
1) Persalinan belum cukup bulan
2) Perdarahan dalam melahirkan
3) Gangguan pertumbuhan bayi dalam kandungan
4) Bayi kekurangan oksigen dalam kandungan sampai menyebabkan kematian
5) Mudah terkena infeksi
c. Akibat anemia saat melahirkan
1) kekuatan mengejan
2) Melahirkan berlangsung lama
3) Tertahannya plasenta dan perdarahan saat melahirkan
4) Akibat anemia terhadap bayi
5) Kematian dalam kandungan
6) Cacat bawaan
7) Kecerdasannya rendah
8) Bayi lahir dengan anemia
9) Berat badan bayi lahir keci
2.7 TUJUAN PENCEGAHAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

Tujuan dari pencegahan anemia selama kehamilan adalah untuk menjaga keseimbangan
jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel darah ibu dan untuk
mencegah kekurangan bahan pembentuk protein sela darah merah pada bayi.

2.8 PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

a. Pemberian tambahan bahan pembentuk protein sel darah merah selama masa kehamilan (±
90 tablet) dalam satu hari 1 tablet ( satu tablet mengandung 60 mg Fe dan 200 πg asam folat )
minum dengan air putih dan jangan minum dengan air kopi atau dengan air the karena akan
menghambat penyerapan. Efek sampingnya yaitu : rasa tidak enak di hulu hati, mual, muntah
dan mencret.
b. Memakan makanan yang banyak mengandung bahan pembentuk protein sel darah merah
seperti :
1) Telur
2) Susu

5
 Ibu hamil 0-3 bulan = 1 gelas
 Ibu hamil 4-7 bulan = 1 gelas
 Ibu hamil 7-9 bulan = 1 gelas
3) Hati
4) Ikan
 Ibu hamil 0-3 bulan = 1 ½ potong
 Ibu hamil 4-7 bulan = 2 potong
 Ibu hamil 7-9 bulan = 3 potong
5) Daging
6) Tempe
 Ibu hamil 0-3 bulan = 3 potong
 Ibu hamil 4-7 bulan = 4 potong
 Ibu hamil 7-9 bulan = 5 potong
7) Sayuran yang berwarna hijau tua (kangkung, bayam, daun katuk, daun singkong)
 Ibu hamil 0-3 bulan = ½ mangkok
 Ibu hamil 4-7 bulan = 3 mangkok
 Ibu hamil 7-9 bulan = 3 mangkok

8) Buah-buahan (jeruk, jambu biji, pisang, tomat)


 Ibu hamil 0-3 bulan = 2 buah
 Ibu hamil 4-7 bulan = 2 buah
 Ibu hamil 7-9 bulan = 2 buah
c. Periksa secepat mungkin apabila terdapat tanda-tanda anemia agara langkah-langkah
pencegahan bisa segera dilakukan

6
BAB VI
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Setelah melaksanakan pengkajian dan pengumpulan semua data ibu baik data
subjektif maupun data objektif yang berguna untuk mengevaluasi keadaan pasien, dilanjutkan
dengan mengidentifikasi secara benar masalah atau diagnosa berdasarkan interprestasi yang
benar atas data-data tersebut dimana didapatkan diagnosa pada Ny. “S” G1P00000 dengan
kehamilan trimester II dengan anemia ringan dan diagnose potensial pada kasus ini membuat
penulis mencoba memikirkan tindakan segera yang perlu dilaukan yaitu memberika terapy
obat-obatan seperti fe 2 kali sehari. Setelah itu merencanakan asuhan yang rasional sebagai
dasar untuk mengambil keputusan berdasarkan masalah yang ada dan semua asuhan yang
diberikan dapat terlaksana dengan baik dan efektif. Dengan demikian sangat diperlukan
sekali seorang bidan yang profesional dimana mampu melaksanakan manajemen kebidanan
dengan tepat sehingga semua masalah dan kebutuhan pasien dapat teratasi dengan cepat dan
baik.
4.2 SARAN

1. Klien
a. Diharapkan kepada para klien mampu menerapkan asuhan yang telah diberikan
b. Secepatnya membawa ke pelayanan kesehatan apabila terdapat keluhan serta kelainan yang
dirasakan sedini mungkin, untuk mendapatkan pelayanan pengobatan.
c. Dalam anamnesa pasien mampu mengemukakan keluhan yang dirasakanya sehingga petugas
kesehatan (bidan) dapat merencanakan asuhan yang akan diberikan kepada klien tersebut,
sehingga dapat mengantisipasi masalah yang mungkin terjadi
2. Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk menambah buku sumber terbaru agar
mempermudah mahasiswa dalam meningkatkan pengetahuan, wawasan dan teknologi terkini.
3. Mahasiswa
a. Dengan adanya manjemen kebidanan diharapkan mahasiswa dapat menerapkan pada ibu,
asuhan yang diberikan sesuai dengan standar profesi kebidanan.
b. Diharapkan kepada mahasiswa, anamnesa pasien dilakukuan sesuai dengan daftar tilik yang
ada dan anmanesa dilakukan dengan pendekatan pada pasien sehingga pasien terbuka dalam
menyampaikan keluhan yang dirasakan.

DAFTAR PUSTAKA

 Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:Penerbit Buku kedokteran EGC
Asuhan Persalinan Normal. 2002. Jaringan Nasional Pelatihan KLinik Kesehatan Reproduksi.
Jakarta
 Depkes RI. 2002. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
 Hyre, Anne. 2001. Asuhan Kebidanan Care. Jakarta: Pusdiknakes

7
 Manuaba, Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC
 Muchtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC
 Prawirohardjo, Sarwono, dkk. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
 Suryanto. 2004. Pemantauan dan Pengkajian Janin. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC
 Syaifudin, Abdul Bari. 2001. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai