Anda di halaman 1dari 7

2.

KATETERISASI

Pengertian

Pemasangan kateter merupakan tindakan dengan cara memasukkan kateter ke dalam


kandung kemih melalui uretra yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan
sebagai pengambilan bahan pemeriksaan (Hidayat, 2006).

Tindakan pemasangan kateter urin dilakukan dengan memasukan selang plastik atau
karet melalui uretra ke dalam kandung kemih. Kateter memungkinkan mengalirnya urin yang
berkelanjutan pada klien yang tidak mampu mengontrol perkemihan atau klien yang
mengalami obstruksi. Kateter juga menjadi alat untuk mengkaji haluaran urin per jam pada
klien yang status hemodinamiknya tidak stabil (Potter dan Perry, 2002 ).

Tujuan

 Untuk mengeluarkan urin

 Menghilangkan ketidaknyamanan karena distensi kandung kemiih.

 Mendapatkan urine steril intuk specimen

 Pengkajian residu urine

 Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medulla spinalis, gangguan


neuromuskular, atau inkompeten kandung kemih. Serta pasca operasi besar.

 Mengatasi obstruksi aliran urine

 Mengatasi retensi perkemihan.

 Melancarkan pengeluaran urin pada klien yang tidak dapat mengontrol miksi atau
mengalami obstruksi pada saluran kemih

 Memantau pengeluaran urine pada klien yang mengalami gangguan hemodinamik.

Indikasi
1. Kateter semenetara.

- Mengurangi ketidaknyamanan pada distensi vesika urinaria.

- Pengambilan urine residu setelah pengosongan urinaria.

2. Kateter tetap jangka pendek.

- Obstruksi saluran kemih (pembesaran kelenjar prostat)

- Pembedahan untuk memperbaiki organ perkemihan, seperti vesika urinaria, urethra dan
organ sekitarnya.

- Preventif pada obstruksi urethra dari pendarahan.

- Untuk memantau output urine.

- Irigasi vesika urinaria.

3. Kateter tetap jangka panjang.

- Retensi urine pada penyembuhan penyakit ISK/UTI.

-Skin rash, ulcer dan luka yang iritatif apabila kontak dengan urine.

-Klien dengan penyakit terminal.

Kontra indikasi

1.Indikasi akut pada uretra atau prostate

2. Rupture uretra akibat trauma

Alat

1. Bak instrumen steril berisi

- Kom kecil berisi aquadest/NaCL 0,9% : 1 buah


- Spuit 10 cc : 1 buah

- Pinset anatomi : 1 buah

- Poly kateter sesuai kebutuhan : 1 buah

- Kain kassa : 1 buah

2. Sarung tangan steril sesuai ukuran : 1 pasang

3. Kom berisi air DTT : 1 buah

4. Kom berisi kapas kering : 1 buah

5. Nierbeken : 2 buah

7.Alas bokong : 1 buah

8. Selimut mandi : 1 buah

9. Sampiran

10. Larutan khlorin 0,5% dalam tempatnya : 1 buah

11. Urin bag + tali

12. Plester : 1 rol

13. Gunting perban : 1 buah

14. Xylocain jelly : 1 tube

15. Botol untuk pemeriksaan bila diperlukan : 1 buah

Langkah-langkah

1. Sapa ibu dan keluarga

Key point :

Sapa klien dan keluarga dengan ramah

2. Jelaskan maksud dan tujuan


3. Siapkan bahan, peralatan, dan perlengkapan yang akan digunakan.

Key point :

Alat disusun ergonomis

4. Mendekatkan alat-alat

5. Memasang sampiran

6. Mencuci tangan

7. Mengikat urin bag ke samping tempat tidur

8. Memasang selimut mandi, perlak dan pengalas bokong

9. Menanggalkan pakaian bagian bawah

10. Menyiapkan posisi klien dorsal recumbent

11. Meletakkan 2 bengkok diantara tungkai pasien

12. memakai sarung tangan

13. Memasang duk steril dibawah bokong

14. Lakukan vuva higyene

15. Mengambil kateter kemudian ujungnya diberi vaselin 3-7 cm

16. Memasukkan kateter perlahan-lahan ke dalam uretra 5-7 cm , pasen disuruh tarik nafas
panjang/sampai urin keluar

17. Cek kateter apakah sudah terpiksasi atau belum dengan cara tarik ujung kateter perlahan

18. Menampung urin ke dalam bengkok atau botol steril bila diperlukan untuk pemeriksaan

19. Masukan aquades 10-15 cc (sesuai ukuran kateter) dihubungkan dengan pipa penyambung
pada urine bag

20. Melakukan fiksasi kateter pada paha bagian dalam

21. Membereskan alat dan mengatur posisi pasen pada posisi semula
22. Melepaskan sarung tangan dan merendam dalam lar. klorin 0,5%.

23. Mencuci tangan

24. Melakukan dokumentasi:

a. Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien

b. Catat tanggal dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda
tangan/paraf pada lembar catatan klien

Pelepasan kateter

Pengertian

Melepaskan kateter adalah suatu proses melepaskan selang kateter dari dalam kandung kemih
pasien.

Tujuan

Membuat pasien lebih nyaman, menghindari adanya infeksi pada saluran perkemihan karena
pemakaian kateter dalam jangka waktu yang lama

Indikasi

1. Pasien yang tidak memerlukan pemasangan kateter tetap

2. Pasien yang memasang kateter yang lebih dari 7 hari

3. Kateter yang sudah tidak berfungsi

4. Kateter yang sudah tidak diperlukan lagi

5. Terdapat tanda-tanda infeksi

Kontraindikasi

Untuk klien/pasien tang memerlukan pemasangan kateter menetap.

Alat

a. Sarung tangan
b. Pinset anatomi

c. Kapas kering dalam tempatnya

d. Air DTT dalam tempatnya

e. Alas bokong

f .Nierbeken

g Basom berisi larutan chlorine 0,5%

h. Spuit 10cc

i. Pispot

j. Bak instrument

Langkah

1. Petugas cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir

2. Mengeringkan tangan dengan handuk bersih

3. Memakai sarung tangan

4. Memasang alas bokong

5. Bila urine bag penuh , tampung dalam pispot

6. Mengatur posisi dorsal recumbent

7. Mendekatkan nierbekken

8. Hisap cairan dalam balon kateter dengan menggunakan spuit sampai habis

9. Tarik kateter perlahan –lahan sambil pasen disuruh nafas dalam

10. Mengalirkan urin sisa kedalan urin bag

11. Melakukan vulva hygiene (bila perlu)

12. Rapihkan pasen dan alat

13. Masukan sarung tangan dalam wadah klorin 0,5%,


14. Bersihkan sarung tangan dan lepas secara terbalik

15. Cuci tangan dibawah air mengalir

16. Keringkan tangan dengan handuk

17. Lakukan pendokumentasian hasil tindakan

Anda mungkin juga menyukai