(PP menemui Karu untuk meminta izin untuk melaksanakan ronde keparawatan
pada pasien Ny. M dengan CVA)
PP : “Iya Bu, Pasien Ny. M dengan diagnosa medis CVA sudah dilakukan
tindakan keperawatan dan terapi obat sesuai instruksi dokter namun
tindakan keperawatan dan terapi tersebut belum berhasil. Bagaimana
jika pasien Ny. M ini kami lakukan ronde keperawatan Bu?”
Karu : “Baiklah, saya akan bicarakan terlebih dahulu masalah ini dengan
kepala bidang keperawatan.”
PP : “Baik Bu.”
Kabid : “Selamat pagi juga Bu, silahkan duduk. Ada yang bisa saya bantu
Bu?”
Karu : “Jadi begini Bu, Pasien Ny. M dengan diagnosa medis CVA sudah
dilakukan tindakan keperawatan dan terapi obat sesuai instruksi
dokter namun tindakan keperawatan dan terapi tersebut belum
berhasil. Bagaimana jika pasien Ny. M ini kami lakukan ronde
keperawatan Bu?”
Kabid : “Baiklah, lalu apakah Ibu sudah menyiapkan tim ronde dan
siapakah yang Ibu ajak untuk menjadi tim ronde keperawatan serta
kapan pelaksanaannya?”
(Setelah masalah perizinan sudah selesai dan Karu sudah memberitahukan kepada
PP bahwa sudah diperbolehkan untuk melakukan ronde keperawatan, perawat PP
mengunjungi ke kamar Pasien Ny. M untuk melakukan informconsent dan
meminta persetujuan pasien dan keluarga untuk melakukan ronde keperawatan.)
Keluarga Px : “Iya.”
PP : “Oke Kak Jaya Kak Arya disini Saya memanggil Kakak berdua untuk
membicarakan ronde keperawatan kita yaitu yang kita pilih pasien kita Ny.
M ini terkena CVA, beliau mengatakan masih pusing dan merasa lemas,
Saya meminta Kakak untuk mengkaji pasien lebih lanjut.”
PA : “Baik kak.”
(Lalu PA menuju kamar pasien untuk melakukan pengajian lanjut pada pasien.)
Px : “Pusing, lemah.”
PA : “Saya perawat Jaya, saya akan melakukan pemeriksaan pada Ibu, mohon
kerjasamanya ya Bu.”
PA : “Pak, Bu, tekanan darahnya 160/100. Pemeriksaan telah selesai Pak, saya
permisi dulu yaa.”
Pelaksanaan ronde dihadiri oleh Kabid, Karu, PP, PA, Dokter, Ahli Gizi,
Fisioterapi, Farmasi).
Karu : “Selamat pagi semuanya, seperti yang dijelaskan kemaren kali ini
kita akan melakukan ronde keperawatan dipersilahkan untuk PP
dan PA.”
PP : “Jadi gini Dok pusing nya itu karena akibat perubahan perfusi
jaringan serebral akibat komplikasi dari penyakit CVA tersebut.”
Ahli gizi : “Untuk makan sehari-hari pasien diberikan diet Rendah garam.”
Karu : “Oke, sebelum kita validasi ke pasien langsung, apakah ada lagi?”
Fisioterapi : “Saran saya, pasien tetap dilakukan ROM pasif untuk mencegah
kekakuan yang berlanjut.”
Px : “Iya Dok.”
Keluarga px : “Sudah tadi pagi, hasilnya 160/100, hidung bagian kiri istri saya
sakit setelah dipasang NGT.
Ahli Gizi : “Pak, porsi makan ibu kami batasi ya dengan rendah garam. Nanti
ibu harus makan makanan yang telah di sediakan rumah sakit saja ya agar bisa
mengontrol hipertensi ibu.
Dokter : Iya, itu mungkin diperlukan., untuk terapi O2 juga sebaiknya ini
tetap diberikan 6-8 Liter/menit, melihat dengan kondisi pasien
yang sedikit sesak dan akibat dari perubahan perfusi jaringan
serebral yang mengarah kepada hipoksia. oh iya terapi manitolnya
dihentikan saja.
Dokter : Iya, untuk infus RL. Juga karena pasien kurang mobilitas dan
tirah baring terlalu lama tadi ada sedikit suara ronkhi juga diparu paru kanannya.
PP : ‘Oke jadi untuk ka jaya dan ka arya sudah mengerti ya tugasnya, oke
silahkan anda bertugas tindakan apa yang harus dilakukan’.
Karu : ‘Oke, hari ini kita sudah melakukan ronde keperawatan, terimakasih atas
kerja samanya’.