Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN

Tugas Mata Kuliah Organisasi Dan Manajemen II

Dosen Pengampu :
Citra Livi Kowel SKM,M Kes

Disusun Oleh :
Handri Tatuu Nim 213301106006

PRODI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRINITA
MANADO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusunan makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu dan sesuai dengan
harapan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Citra Livi Kowel, SKM.,
M.Kes, sebagai dosen pengampu mata kuliah Organisasi Dan Manajemen II yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan. Maka dari itu saya sangat mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.

Manado, 25 Oktober 2023


DAFTAR ISI

JUDUL UTAMA..................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................1

1.3 Tujuan.....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2

2.1 Defenisi Organisasi Pelayanan Kesehatan.............................................................2

2.2 Aktivitas Pelayanan Kesehatan..............................................................................3

2.3 Stratifikasi Pelayanan Kesehatan...........................................................................4

2.4 Tipe/Model Organisasi Pelayanan Kesehatan........................................................5

2.5 Organisasi-Organisasi Pelayanan Kesehatan.........................................................6

2.6 Budaya Organisasi Pelayanan Kesehatan..............................................................8

2.7 Peran Perilaku Tenaga Kesehatan..........................................................................9

2.8 Organisasi Pelayanan Kesehatan..........................................................................13

BAB III PENUTUP.............................................................................................................8

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................8

3.2 Saran........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi pelayanan kesehatan merupakan suatu sistem sosial yang sangat kompleks.
Keberadaan organisasi pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh masyarakat karena
aktivitas pokoknya melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pembangunan
organisasi pelayanan kesehatan perlu dilakukan karena bertujuan untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas sehingga derajat kesehatan dapat
tercapai (Satrianegara, 2014).
Pencapaian derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud jika mampu
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dalam Undang-undang nomor 36 tahun 2009
dituliskan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu dan terjangkau. Pemenuhan kriteria pelayanan kesehatan yang
terjangkau bukan berarti harus meninggalkan kualitas pelayanannya. Pelayanan yang
berkualitas akan selalu berupaya untuk memuaskan pelanggannya. Dalam manajemen
pelayanan publik, ketanggapan (responsiveness) diperlukan untuk memuaskan pelanggan
(Setiawan, 2016).
Menurut Bappenas (2015) kegiatan pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan
membuat seluruh kegiatan pelayanan berada pada satu sistem informasi yang efektif dan
efesien. Efektif dan efesien pelayanan kesehatan dapat terlaksana jika penyedia layanan
kesehatan dapat memberikan kebutuhan pasien melalui tindakan yang tepat dan cepat.
Lamanya waktu tunggu pasien ketika mengantri membuat pelayanan kesehatan menjadi
kurang efektif dan efesien (Hubung, 2015).

1.2 Rumusan Masalah

‘Organisasi Pelayanan Kesehatan’

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Defenisi Organisasi Pelayanan Kesehatan


2. Apa Itu Aktivitas Pelayanan Kesehatan
3. Pengertian Stratifikasi Pelayanan Kesehatan
4. Mengetahui Tipe Dan Model Pelayanan Kesehatan
5. Organisasi-Organisasi Pelayanan Kesehatan

1
BAB III
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Organisasi Pelayanan Kesehatan

Organisasi berasal dari bahasa Yunani “Organom” dan istilah Latin “Organom” yang
berarti alat, bagian, anggota, atau badan. Organinsasi adalah sebagai proses kerjasama,
antara dua orang atau lebih untk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.
Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama, organinsai diartikan
sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah perusahaan, sekolah,
sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintahan. Kedua, merujuk kepada proses
pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para
anggota, sehingga tujuan organisasi tersebut dapat tercapai secara efektif (Saefrudin,
2017).
Pelayanan merupakan suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interkasi
langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan
kepuasaan pelanggan (Lukman, 2008, dalam Marlindawaty, 2018).
Pelayanan kesehatan adalah setiap bentuk pelayanan atau program kesehatan yang
ditujukan pada perseorangan atau masyarakat dan dilakukan secara bersama sama dalam
suatu organisasi, dengan tujuan memelihara atau meningkatkan derajat kesehatan yang
dipunyai (Soleh iskandar, 2016).
Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo, pelayanan kesehatan adalah sebuah sub
sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif
(pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran masyarakat.
Menurut Depkes RI (2009), pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.

2
1. Organisasi Menurut Parah Ahli
a. Chester I. Barnard (1938) dalam bukunya “The Executive Functions”
mengemukakan bahwa : “ Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang
atau lebih” (I define organization as a system of cooperatives of two more
persons)
b. James D. Mooney mengatakan bahwa : “Organization is the form of every
human association for the attainment of common purpose” (Organisasi adalah
setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama)
c. Menurut Dimock, organisasi adalah : “Organization is the systematic bringing
together of interdependent part to form a unified whole through which authority,
coordination and control may be exercised to achive a given purpose”
(organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang
saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat
melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan
yang telah ditentukan).

2.2 Aktivitas Pelayanan Kesehatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas adalah kerja atau salah satu
kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian di dalam perusahaan atau badan-
badan lainnya.
Aktivitas pelayanan kesehatan merupakan suatu tindakan yang dilakuakan dalam
bentuk memberikan perhatian, kenyamanan dan sebagainya yang menunjang kemajuan
dalam sektor kesehatan. Pelayanan kesehatan sangat berkaitan dengan pelayanan publik.

Menurut Rozzi anshori, (2015), Aktivitas pelayanan kesehatan di Indonesia salah


satunya adalah puskesman. Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Aktivitas atau usaha pokok kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh
puskesmas sesuai dengan kemampuan yang ada dari tiap-tiap puskesmas baik dari segi
tenaga fasilitas dan biayan atau anggaran yang tersedia. Puskesmas mempunyai
wewenang dan tanggung ang sangat besar dalam pemeliharaan kesehatan dan masalah
kesehatan diwilayah kerjanya. Puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan tindakan
pencegahan penyakit dan bukan tindakan untuk pengobatan penyakit, diantaranya :
3
1. Pemberantasan penyakt menular maupun tidak menular
2. Perbaikan sanitasi lingkungan
3. Pendidikan kesehatan masyarakat
4. Kesehatan ibu dan anak secara keluarga berencana
5. Pembinaan gizi masyakat
6. Pengawasan sanitasi tempat umum
7. Pengawasan obat dan minuman

2.3 Stratifikasi Pelayanan Kesehatan

Stratifikasi pelayanan kesehatan merupakan pengelompokan pemberian pelayanan


kesehatan berdasarkan tingkat kebutuhan subjek layanan kesehatan.

Stratifikasi pelayanan kesehatan yang dianut oleh tiap negara tidaklah sama. Namun
secara umum stratifikasi pelayanan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam,
yaitu:

1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health services)


Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan
masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka (promosi kesehatan). Yang
dimaksud pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
pokok (basic health services), yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat
serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada
umunya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan
(ambulatory/ out patient services). Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah Puskesmas,
Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan Balkesmas.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health services)
Yang dimaksud pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan kesehatan yang
lebih lanjut yang diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan rawat inap (in
patient services) yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer dan
memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis. Bentuk pelayanan ini misalnya Rumah
Sakit tipe C dan D.

4
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services)
Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah pelayanan
kesehatan yang diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat
ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder, bersifat lebih komplek dan umumnya
diselenggarakan oleh tenaga-tenaga superspesialis. Bentuk pelayanan ini di Indonesia
adalah Rumah Sakit tipe A dan B (Azwar, 1996).

2.4 Tipe/Model Organisasi Pelayanan Kesehatan

Menurut Varadina (2016), model pelayanan kesehatan merupakan gambaran dari alur
dan tata cara dalam melakukan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan pada dasarnya
terdapat dua pihak, Pihak pertama yaitu pihak konsumen kesehatan sebagai pihak yang
membutuhkan layanan kesehatan, dan pihak kedua yaitu tenaga kesehatan sebagai
penyedia jasa layanan kesehatan. Dikarenakan sifat alami manusia yang bersifat sosial
tidak dapat hidup sendiri dan tidak dapat menyembuhkan diri sendiri sehingga
membutuhkan bantuan orang lain maka timbullah pelayanan kesehatan. Ada dua kategori
dalam pelayanan kesehatan berdasarkan pada sasaran dan orientasinya yaitu :

1) Kategori yang berorientasi pada publik atau masyarakat


Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kategori public terdiri dari sanitasi
lingkungan (air bersih, sarana pembuangan limbah baik limbah padat maupun
limbah cair , imunisasi, dan perlindungan kualitas udara). Pelayanan kesehatan yang
berorientasikan masyarakat lebih difokuskan langsung pada individu-individu di
masyraakat.

2) Kategori yang berorientasi pada perorangan atau pribadi


Layanan kesehatan perorangan atau pribadi merupakan pelayanan kesehatan yang
berfokus untuk melayani kesehatan individu yang pada umumnya memiliki masalah
kesehatan atau penyakit yang membutuhkan layanan kesehatan yang intensif. Dalam
layanan kesehatan perorangan atau pribadi ini lebih berorientasi pada penyembuan
dan pengobatan serta pemulihan yang ditujukan langsung kepada individu yang
membutuhkan layanan kesehatan pribadi ini.

5
2.5 Organisasi-Organisasi Pelayanan Kesehatan

1. Puskesmas
Unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan,
pusat pembinaan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan
kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada masyarakat yang
bertempat tinggal di dalam suatu wilayah.
2. Rumah Sakit
Suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional dan teroganisir serta sarana
kedokteran yang permanen yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan
keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita
oleh pasien.
3. WHO ( Word Health Organization )
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) adalah salah satu
badan PBB yang bertindak sebagai sebagai koordinator kesehatan umum internasional
yang bermarkas di Jenewa, Swiss. WHO didirikan oleh PBB pada 7 April 1948. Tujuan
didirikannya WHO "adalah agar semua orang mencapai tingkat kesehatan tertinggi yang
paling memungkinkan". Tugas utama WHO yaitu membasmi penyakit, khususnya
penyakit menular yang sudah menyebar luas.
4. Lembaga Kesehatan Masyarakat
Lembaga Kesehatan Masyarakat Indonesia yang kemudian disingkat dengan nama
"LAKSMI" didirikan pada Tanggal 2 Desember 2004 di Aceh – Indonesia. LAKSMI
merupakan organisasi non-pemerintah dan nonprofit yang bergerak dibidang
Sosial/Kemanusiaan. Pada awal tahun pendiriannya, LAKSMI hanya memfokuskan
kegiatannya pada bidang penelitian kesehatan keluarga, kesehatan lingkungan, promosi
kesehatan dan Pengobatan. Kegiatan non-kesehatan hanya terbatas kepada pembentukan
forum-forum dimasyarakat. Forum dibentuk hanya sebagai perpanjangan tangan
LAKSMI dimasyarakat dan penguatan kapasitas masyarakat sipil dalam rangka
penyelesain masalah.

6
5. Palang Merah Indonesia (PMI)
Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di
Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. PMI selalu berpegang teguh
pada tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan sabit merah yaitu
kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan
kesemestaan. Palang Merah Indonesia dalam pelaksanaannya juga tidak melakukan
pembedaan tetapi mengutamakan objek korban yang paling membutuhkan pertolongan
segera untuk keselamatan jiwanya.
Tugas pokok PMI adalah membantu pemerintah Indonesia di bidang sosial
kemanusiaan terutama tugas-tugas kepalangmerahan yang meliputi: Kesiapsiagaan
Bantuan dan Penanggulangan Bencana, Pelatihan Pertolongan Pertama untuk
Sukarelawan, Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat, Pelayanan Transfusi
Darah.

Syarat-Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan


a) Tersedia dan berkesinambungan.
b) Dapat diterima dan bersifat wajar di
c) kalangan masyarakat.
d) Mudah dicapai.
e) Mudah dijangkau.
f) Bermutu.

7
2.6 Budaya Organisasi Pelayanan Kesehatan

Budaya organisasi pelayanan kesehatan merujuk pada nilai-nilai, norma-norma,


kepercayaan, dan perilaku yang mendefinisikan bagaimana orang bekerja bersama dalam
suatu organisasi kesehatan. Budaya ini menciptakan lingkungan di mana staf bekerja,
berinteraksi, dan memberikan pelayanan kepada pasien. Budaya organisasi dapat
memiliki dampak signifikan pada kualitas layanan, kepuasan pasien, produktivitas, dan
keberhasilan organisasi secara keseluruhan.

Berikut adalah beberapa elemen yang umumnya mencirikan budaya organisasi


pelayanan kesehatan:

1. Orientasi Pelayanan dan Pasien: Budaya ini menekankan pentingnya fokus pada
pelayanan dan kebutuhan pasien. Staf diberdayakan untuk memberikan
perhatian yang baik dan bersifat empati terhadap pasien.

2. Komitmen terhadap Etika Profesional: Budaya organisasi kesehatan yang baik


biasanya didasarkan pada etika profesional, integritas, dan kepatuhan terhadap
standar etika medis. Ini mencakup kepercayaan dan transparansi dalam
hubungan pasien-dokter.

3. Kerjasama Tim: Pelayanan kesehatan melibatkan berbagai profesional seperti


dokter, perawat, tenaga medis, dan staf administratif. Budaya yang mendorong
kerjasama tim dan komunikasi yang efektif dapat meningkatkan koordinasi
pelayanan dan hasil kesehatan.

4. Inovasi dan Pembelajaran Berkelanjutan: Budaya yang mendukung inovasi dan


pembelajaran berkelanjutan dapat membantu organisasi mengatasi tantangan
baru dan terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

5. Keamanan Pasien: Budaya yang menempatkan keamanan pasien sebagai


prioritas utama akan mendorong praktik-praktik keamanan dan pengembangan
sistem untuk mencegah kesalahan medis.
8
6. Pentingnya Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi: Mengakui kebutuhan
staf untuk keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dapat
menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan dan produktivitas.

7. Penghargaan dan Pengakuan: Budaya yang memberikan penghargaan dan


pengakuan kepada staf yang berprestasi dapat meningkatkan motivasi dan
komitmen.

8. Keterbukaan terhadap Diversitas dan Inklusi: Menyadari dan menghargai


diversitas staf serta memberikan ruang untuk beragam perspektif dapat
memperkuat budaya organisasi.

2.7 Peran Perilaku Tenaga Kesehatan


Kesehatan yang dimaksud tenagakesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan,memiliki pengetahuan dan atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang memerlukan
kewenangan dalam menjalankan pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan yang
diatur dalam Pasal 2 ayat (2) sampai dengan ayat (8) Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (UU NO 36 Tahun 2014).
terdiri dari :
1. Tenaga medis terdiri dari dokter dan dokter gigi
2. Tenaga keperawatan terdiri dari perawat dan bidan
3. Tenaga kefarmasian terdiri dari apoteker, analis farmasi dan
asistenapoteker
4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan,
entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan,
administrator kesehatan dan sanitarian
5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien
6. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis
7. Terapis wicara
9
Setiap profesi dapat dipastikan memiliki standar kompetensi, begitu pula
dengan profesi sebagai tenaga kesehatan. Penguasaan standar kompetensi oleh
tenaga kesehatan berperan penting bagi pelayanan kesehatan dan berkaitan
langsung dengan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.
Oleh karena itu, pemahaman dan penguasaan standar kompetensi bagi tenaga
kesehatan harus ditingkatkan, baik dari sisi standar kompetensinya sendiri
maupun penguasaannya oleh tenaga kesehatan yang bersangkutan (UU Nomor 36
tahun 2009, dalam Bunga Agustina 2015)
1. Keadaan tenaga kesehatan
Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu prioritas dari 8
(delapan) fokus prioritas pembangunan kesehatan dalam kurun waktu 2010 –
2014. Penetapan pengembangan sumber daya manusia kesehatan sebagai salah
satu prioritas adalah karena Indonesia masih menghadapi masalah tenaga
kesehatan, baik jumlah, jenis, kualitas maupun distribusinya. Rasio tenaga
kesehatan per 100.000 penduduk belum memenuhi target yang ditetapkan sampai
dengan tahun 2010. Sampai dengan tahun 2008, rasio tenaga kesehatan untuk
dokter spesialis per 100.000 penduduk adalah sebesar 7,73 dibanding target 9;
dokter umum 26,3 dibanding target 30; dokter gigi 7,7 dibanding target 11;
perawat 157,75 dibanding target 158; dan bidan 43,75 dibanding target 75
(Renstra 2015).

2. Pengadaan/Pendidikan Tenaga Kesehatan


Pengembangan sistem pendidikan tenaga kesehatan adalah untuk
membentuk keahlian dan keterampilan tenaga kesehatan di bidang-bidang
teknologi yang strategis serta mengantisipasi timbulnya kesenjangan keahlian
sebagai akibat kemajuan teknologi. Pengembangan sistem pendidikan tenaga
kesehatan tidak terlepas dari sistem pendidikan nasional. Pengembangan sistem
pendidikan nasional merupakan tanggung jawab Kementerian Pendidikan
Nasional, namun pembinaan teknis pendidikan tenaga kesehatan merupakan
kewenangan Kementerian Kesehatan.
10
Dalam upaya pengembangan sistem pendidikan tenaga kesehatan, maka
perlu perpaduan antara Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian
Kesehatan. Pada era otonomi daerah diterbitkan beberapa keputusan-keputusan
antara lain, Keputusan Mendiknas No. 234 Tahun 2000 tentang Pedoman
Pendidikan Tinggi dan Peraturan Menkes No. 1192 Tahun 2004 tentang Pendirian
Diploma Bidang Kesehatan dapat diselenggarakan berdasarkan ijin dari Menteri
Pendidikan Nasional setelah mendapat rekomendasi dari Menkes Republik
Indonesia. Perkembangan institusi pendidikan tenaga kesehatan cukup tinggi.
Jenjang pendidikan yang besar pertumbuhannya adalah jenjang pendidikan D3
dan S1 (RPTK 2011-2015).

3. Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kesehatan


Yang dimaksud dengan perencanaan tenaga kesehatan adalah upaya
penetapan jenis, jumlah, dan kualifikasi tenaga kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pembangunan kesehatan (Depkes 2004, dalam Heru Santosa 2015).
Dari analisis perencanaan kebutuhan tenaga, secara umum dapat dikatakan
tenaga kesehatan di Indonesia baik dari segi jumlah, jenis, kualifikasi, dan mutu
dan penyebarannya masih belum memadai. Beberapa jenis tenaga kesehatan yang
baru masih diperlukan pengaturannya. Beberapa jenis tenaga kesehatan masih
tergolong langka, dalam arti kebutuhannya besar tetapi jumlah tenaganya kurang
karena jumlah institusi pendidikannya terbatas dan kurang diminati (RPTK 2011-
2015).

4. Pendayagunaan Tenaga Kesehatan


Pendayagunaan tenaga kesehatan adalah upaya pemerataan, pembinaan,
dan pengawasan tenaga kesehatan (RPTK 2011-2015). Beberapa permasalahan
klasik dalam pendayagunaan tenaga kesehatan antara lain:
a. Kurang serasinya antara kemampuan produksi dengan pendayagunaan
b. Penyebaran tenaga kesehatan yang kurang merata
11
c. Kompetensi tenaga kesehatan kurang sesuai dengan kebutuhan
pelayanan kesehatan
d. Pengembangan karir kurang berjalan dengan baik
e. Standar profesi tenaga kesehatan belum terumuskan dengan lengkap
f. Sistem penghargaan dan sanksi tidak berjalan dengan semestinya.
Menurut Kemenkes tahun 2018, periode 1992-2002 ditetapkan kebijakan
zero growth personel. Dengan demikian hampir tidak ada pengangkatan tenaga
dokter baru. Sebagai gantinya pengangkatan tenaga medis dilakukan melalui
program pegawai tidak tetap (PTT) yang didasarkan atas Permenkes No.
1170.A/Menkes/Per/SK/VIII/1999. Masa bakti dokter PTT selama 2 sampai 3
tahun. Dalam periode ini telah diangkat sebanyak 30.653 dokter dan 7.866 dokter
gigi yang tersebar di seluruh tanah air. Pada tahun 2002 terjadi beberapa
permasalahan dalam penempatan dokter PTT yaitu:
a) Daftar tunggu PTT untuk provinsi favorit terlalu lama
b) Usia menjadi penghambat untuk melanjutkan pendidikan ke dokter
spesialis
c) Terjadi kelambatan pembayaran gaji
d) Besarnya gaji tidak signifikan jika dibandingkan dengan dokter PNS
e) Adanya persyaratan jabatan sebagai Kepala Puskesmas
f) Ada anggapan melanggar hak azasi masusia (HAM) karena dianggap
sebagai kerja paksa.
Dalam hal penempatan dokter spesialis, sampai dengan Desember 2004
jumlah dokter spesialis (PNS) di seluruh wilayah Indonesia sebanyak 11.057
orang. Jumlah RS vertikal dan Daerah sebanyak 420 RS. Jumlah dokter spesialis
yang bertugas di RS milik Pemerintah sebanyak 7.461 orang, terdapat kekurangan
sebanyak 3.868 orang. Rata-rata produksi dan penempatan tenaga dokter spesialis
per tahun sebanyak 509 orang (Kemenkes, 2018).

12
2.8 Organisasi Pelayanan Kesehatan
1. Rumah Sakit
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
340/MENKES/PER/III/2010 adalah: “Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.

Sedangkan pengertian rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit, dinyatakan bahwa : “Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan,
tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat
penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan
gangguan kesehatan”.

Dari pengertian diatas, rumah sakit melakukan beberapa jenis pelayanan diantaranya
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan, pelayanan
rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan, sebagai tempat pendidikan dan atau
pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan
teknologi bidang kesehatan serta untuk menghindari risiko dan gangguan kesehatan
sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu adanya penyelenggaan kesehatan
lingkungan rumah sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan.

Azwar(1996) menyatakan bahwa rumah sakit di Indonesia jika ditinjau dari


kemampuan yang dimiliki dibedakan menjadi lima macam, yaitu:
a. Rumah sakit tipe A
Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis dan subspesialis secara luas. Rumah sakit kelas A ditetapkan
sebagai tempat pelayanan rumah sakit rujukan tertinggi (top referral hospital) atau
rumah sakit pusat.

13
b. Rumah sakit tipe B
Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas. Rumah sakit kelas B didirikan di
setiap ibukoata propinsi (propincial hospital) yang menampung pelayanan rujukan
dari rumah sakit kabupaten. Rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk kelas A
juga diklasifikasikan sebagai rumah sakit kelas B.

c. Rumah sakit tipe C


Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis terbatas, yaitu pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah,
pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kebidanan dan kandungan. Rumah sakit
kelas C akan didirikan di setiap ibukota kabupaten (regency hospital) yang
menampung pelayanan rujukan dari puskesmas.

d. Rumah sakit tipe D


Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit ynag bersifat transisi karena pada satu saat
akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Kemampuan rumah sakit kelas D
hanya memberikan pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi. Rumah sakit
kelas D juga menampung pelayanan rujukan yang berasal dari puskemas.

e. Rumah sakit Tipe E


Rumah sakit kelas E adalah rumah sakit khusus (spesial hospital) yang
menyelenggarakan satu macam pelayanan kedokteran saja, misalnya rumah sakit
kusta, rumah sakit paru, rumah sakit kanker, rumah sakit jantung, rumah sakit ibu
dan anak, rumah sakit gigi dan mulut dan lain sebagainya.

14
2. Puskesmas
Pengertian Puskesmas Pusat kesehatan masyarakat yang disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelengggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, debfan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya. (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

a. Fungsi Puskesmas

Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional, Puskesmas sebagai fasilitas


pelayanankesehatan tingkat pertama mempunyai tiga fungsi sebagai berikut:

1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan


Memiliki makna bahwa Puskesmas harus mampu membantu
menggerakkan(motivator, fasilitator) dan turut serta memantau pembangunan
yangdiselenggarakan di tingkat kecamatan agar dalam pelaksanaannya
mengacu, berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan sebagai faktor pertimbang
an utama.Diharapkan setiap pembangunan yang dilaksanakan seyogyanya yang
mendatangkandampak positif terhadap kesehatan. Keberhasilan dapat diukur
dari Indeks PotensiTatanan Sehat ( IPTS )

2) Memberdayakan masyarakat dan keluarga


Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat noninstruktif
guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakatagar mampu
mengidentifikasi masalah, merencanakan dan
melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang
ada, baik dari instansi lintas sektoral maupun LSM ( Lembaga Swadaya
Masyarakat ) dantokoh masyarakat.

Pemberdayaan keluarga adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non


instruktifguna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan keluarga agar mampu
mengidentifikasi masalah, merencanakan dan mengambil keputusan
untukmelakukan pemecahannya dengan benar tanpa atau dengan bantuan pihak lain.
15
3) Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama
Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan Puskesmas bersifat
holistik, komprehensif/ rnenyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanankesehatan
tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat pokok (basic health service),yang sangat
dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta. mempunyai nilaistrategis untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatantingkat pertama
meliputi pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan medik.Pada umumnya
pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan
rawat jalan (ambulatory / out patient service).

Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah kerjanya, Puskesmasmerupakan


sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil dan
merata.Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi:

a) Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan


promotifdan preventif, dengan pendekatan kelompok masyarakat, serta sebagian
besardiselenggarakan bersama masyarakat melalui upaya pelayanan dalam dan
luargedung di wilayah kerja Puskesmas.

b) Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan, kuratif


danrehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya
melaluiupaya rawat jalan dan rujukan

3. Palang Merah Indonesia

Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di


Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. PMI selalu mempunyai tujuh
prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan sabit merah yaitu
kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan
kesemestaan. Sampai saat ini PMI telah berada di 34 PMI Daerah (tingkat provinsi) dan
sekitar 408 PMI Cabang (tingkat kota/kabupaten) di seluruh Indonesia.
16
Palang Merah Indonesia tidak memihak golongan politik, ras, suku ataupun agama
tertentu. Palang Merah Indonesia dalam pelaksanaannya juga tidak melakukan
pembedaan tetapi mengutamakan korban yang paling membutuhkan pertolongan segera
untuk keselamatan jiwanya.

4. Posyandu

Posyandu adalah singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu, sebuah program kesehatan
yang diterapkan di Indonesia. Posyandu adalah pusat pelayanan kesehatan masyarakat
yang berbasis di tingkat desa atau kelurahan. Program ini dirancang untuk memberikan
layanan kesehatan dan gizi kepada ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan anak-anak usia
sekolah.

Berikut adalah beberapa aspek yang umumnya terkait dengan Posyandu:

a. Layanan Kesehatan Ibu dan Anak:


Ibu Hamil dan Menyusui: Posyandu memberikan layanan kesehatan dan informasi
kepada ibu hamil dan ibu yang sedang menyusui, termasuk pemantauan pertumbuhan
janin dan penyuluhan tentang perawatan ibu dan bayi.
Balita dan Anak-Anak: Posyandu memberikan imunisasi, pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan balita, serta penyuluhan gizi kepada ibu dan keluarga.

b. Pemeriksaan Kesehatan Rutin:


Posyandu menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk pengukuran berat
badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak-anak.

c. Pemberian Imunisasi:
Posyandu memainkan peran penting dalam program imunisasi nasional dengan
memberikan vaksinasi kepada anak-anak sesuai dengan jadwal imunisasi yang
direkomendasikan.

17
d. Penyuluhan Kesehatan dan Gizi:
Memberikan penyuluhan kepada ibu dan keluarga tentang gizi, sanitasi, dan praktik
kesehatan lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan praktik kesehatan di tingkat
masyarakat.

e. Pemantauan Kesehatan Masyarakat:


Posyandu berfungsi sebagai pusat pemantauan kesehatan masyarakat dengan
mengumpulkan data dan informasi tentang kondisi kesehatan masyarakat setempat.

f. Keterlibatan Komunitas:
Melibatkan aktif masyarakat dalam kegiatan Posyandu, termasuk melibatkan ibu-ibu,
kader kesehatan, dan sukarelawan lokal.

g. Kolaborasi dengan Puskesmas:


Posyandu bekerja sama dengan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai bagian
dari sistem pelayanan kesehatan tingkat dasar.

5. Polindes

Polindes adalah singkatan dari Pusat Pelayanan Kesehatan Desa. Polindes merupakan
unit pelayanan kesehatan dasar yang berada di tingkat desa. Fungsi utama Polindes
adalah memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di tingkat desa.
Polindes biasanya dikelola oleh perawat atau bidan desa, dan seringkali menjadi pusat
pelayanan kesehatan pertama yang diakses oleh masyarakat desa.

Beberapa fungsi dan kegiatan yang umumnya terkait dengan Polindes meliputi:

a. Pelayanan Kesehatan Dasar:


Memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa, termasuk pemeriksaan
kesehatan rutin, pengobatan sederhana, dan pemantauan kesehatan ibu dan anak.

18
b. Imunisasi:
Melaksanakan program imunisasi untuk anak-anak dan ibu hamil sesuai dengan jadwal
imunisasi yang ditetapkan.

c. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak:


Memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil, persalinan, dan pascamelahirkan. Juga
memberikan pelayanan kesehatan anak, termasuk imunisasi dan pemantauan
pertumbuhan.

d. Penyuluhan Kesehatan:
Menyelenggarakan kegiatan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang pentingnya praktik kesehatan yang baik.

e. Pemberian Obat-Obatan:
Memberikan obat-obatan sederhana dan menangani kasus penyakit yang umum di tingkat
desa.

f. Pengelolaan Data Kesehatan:


Mencatat dan melaporkan data kesehatan masyarakat setempat, termasuk data tentang
penyakit, imunisasi, dan layanan kesehatan lainnya.

g. Keterlibatan Komunitas:
Melibatkan masyarakat dalam kegiatan kesehatan, seperti penggunaan kader kesehatan
atau sukarelawan desa untuk mendukung program-program kesehatan.

19
6. Pustu

Puskesmas Pembantu ( Pustu )Puskesmas pembantu merupakan unit pelayanan kesehatan


yang sederhana dan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan yang
dilakukan Puskesmasdalam masyarakat lingkungan wilayah yang lebih kecil serta jenis
dankompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan teaga dan sarana yang te
rse dia. DalamPelita V, wilayah kerja Puskesmas pembantu diperkirakan meliputi 2– 3
desa, dengansasaran penduduk antara 2500 orang ( di luar Jawa– Bali ) hingga 10.000
orang ( di perkotaan Jawa – Bali ). Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari
Puskesmas, dengan kata lain Puskesmas juga meliputi Puskesmas pembantu yang ada
diwilayah kerjanya. Tugas pokok Puskesmas pembantu adalah menyelenggarakan
sebagian programkegiatan Puskesmas sesuai dengan kompetensi tenaga dan sumberdaya
lain yang tersedia

7. Pusling

Pusling adalah singkatan dari Pusat Pelayanan Lingkungan Hidup. Pusling merupakan
lembaga atau pusat yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan terkait dengan
lingkungan hidup. Fungsi Pusling umumnya mencakup berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan pengelolaan lingkungan, pengendalian pencemaran, dan perlindungan sumber
daya alam.
Beberapa fungsi dan kegiatan yang mungkin terkait dengan Pusling meliputi:

a. Pengelolaan Limbah:
Memberikan layanan terkait pengelolaan limbah, baik limbah domestik maupun industri,
untuk mencegah pencemaran lingkungan.

b. Pemantauan Kualitas Udara dan Air:


Melakukan pemantauan terhadap kualitas udara dan air untuk menilai dampak aktivitas
manusia terhadap lingkungan.

20
c. Perlindungan Sumber Daya Alam:
Melakukan kegiatan perlindungan terhadap sumber daya alam, seperti hutan, air, dan
tanah, dengan tujuan menjaga keberlanjutan ekosistem.

d. Penanggulangan Bencana Lingkungan:


Terlibat dalam upaya penanggulangan dan pemulihan pasca-bencana lingkungan, seperti
kebakaran hutan atau tumpahan minyak.

e. Penyuluhan Lingkungan:
Menyelenggarakan program penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan dan berperilaku ramah
lingkungan.

f. Perizinan dan Pengawasan Industri:


Memberikan izin dan mengawasi kegiatan industri untuk memastikan bahwa aktivitas
tersebut mematuhi regulasi lingkungan dan tidak merugikan lingkungan sekitar.

g. Pengembangan Kebijakan Lingkungan:


Berkontribusi dalam pembuatan dan pengembangan kebijakan lingkungan oleh
pemerintah untuk melindungi dan menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.

8. BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan di Indonesia.


BPJS Kesehatan bertanggung jawab untuk menyelenggarakan program jaminan
kesehatan untuk memberikan perlindungan keuangan terhadap biaya pengobatan dan
pelayanan kesehatan bagi peserta program.
Berikut adalah beberapa informasi dasar tentang BPJS Kesehatan:

21
a. Tujuan:
BPJS Kesehatan bertujuan untuk memberikan perlindungan keuangan kepada
peserta dalam mengakses pelayanan kesehatan. Program ini dirancang untuk
memberikan akses kesehatan yang lebih luas kepada masyarakat Indonesia.

b. Peserta:
Peserta BPJS Kesehatan terdiri dari berbagai kelompok, termasuk pekerja formal
dan informal, peserta mandiri, penerima bantuan iuran, dan keluarga prasejahtera.
Pembiayaan program ini dilakukan melalui iuran bulanan.

c. Manfaat:
Peserta BPJS Kesehatan memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
dasar, termasuk pemeriksaan kesehatan, pengobatan, operasi, persalinan, dan
beberapa jenis pelayanan kesehatan lainnya.

d. Iuran:
Pembiayaan program BPJS Kesehatan didukung oleh iuran yang dibayarkan oleh
peserta dan pemerintah. Iuran tersebut tergantung pada jenis peserta dan tingkat
penghasilan.

e. Pelayanan Kesehatan:
Peserta BPJS Kesehatan dapat mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas
kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, termasuk rumah sakit, klinik,
dan dokter-dokter yang terdaftar.

f. Fasilitas Kesehatan Mitra:


BPJS Kesehatan menjalin kerjasama dengan berbagai fasilitas kesehatan di seluruh
Indonesia. Peserta dapat memperoleh pelayanan kesehatan di fasilitas-fasilitas
tersebut dengan menggunakan kartu BPJS Kesehatan.

g. Program Khusus:
BPJS Kesehatan juga menyelenggarakan beberapa program khusus, seperti program
untuk penyakit tertentu, pencegahan penyakit, dan promosi kesehatan.
22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Organisasi pelayanan kesehatan merupakan suatu organisasi yang aktivitas pokoknya


melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan salah satu tujuan yang ingin
dicapai yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu atau berkualitas. Organisasi
memiliki sifat yang fleksibilitas, artinya organisasi senantiasa dinamis sesuai dengan
dinamika yang ada dalam organisasi dan juga harus memperhatikan perubahan dari luar
organisasi.

3.2 Saran

Dari makalah penulis yang dibuat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita
semua umumnya dan juga untuk penulis pribadi. Dan penulis sadar bahwa makalah ini
jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi diharapkan saran
dan kritiknya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Varadina. Model Pelayanan Kesehatan (Studi Deskrptif Tentang Model Pelayanan
Program Antenatal Care di Puskesmas Peterongan Kabupaten Jombang). Kebijakan dan
Manajemen Publik. Vol. 4, No. 3, 2016.

Lukman, 2008. Dalam Marlindawaty. Analisis Kualitas Pelayanan Kesehatan


Publik Di Rumah Sakit Khusus Bersalin (RSKB) Sayang Ibu Balikpapa. Vol.15,
No.1, 2018.

24

Anda mungkin juga menyukai