PENGENDALIAN TERPADU
DISUSUN OLEH :
NPM : 214110104
KELAS :5D
FAKULTAS PERTANIAN
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya untuk Allah SWT Tuhan seru sekalian alam atas segala
berkah, taufik, rahmat serta hidayah-Nya yang tak dapat terhitung banyaknya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hama dan
Penyakit pada tanaman Tembakau” dari mata kuliah Pengantar Pengendalian
Terpadu .
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa
memberikan kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang itu lah manusia tak lepas dari kekurangan. Akhir
kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembacanya.
Pekanbaru10-november-2023
I. PENDAHULUAN
lambat laun ketika budaya barat mulai mengenal tembakau, tanaman ini menjadi
besar, hal ini karena aktivitas produksi dan pemasarannya melibatkan sejumlah
bernilai tinggi, sehingga bagi beberapa negara termasuk Indonesia berperan dalam
perekonomian nasional.
sifat spesifik. Harga jual tembakau sangat tergantung pada kualitas tembakau dan
maupun tidak, atau disebut dengan faktor teknis dan non-teknis. Beberapa faktor
tersebut dapat saling berkaitan ataupun berdiri sendiri dalam menuentukan mutu
ataupun iklim yang sangat basah. Angin kencang yang sering melanda lokasi
tanaman tembakau dapat merusak tanaman (tanaman roboh) dan juga berpengaruh
dataran rendah, curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun sedangkan untuk tembakau
itu, lokasi untuk tanaman tembakau sebaiknya dipilih di tempat terbuka dan waktu
tanam disesuaikan dengan jenisnya. Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan
tanaman
tinggi bergantung pada varietasnya. Ketinggian tempat yang paling cocok untuk
pertumbuhan tanaman tembakau adalah 0 s.d. 900 mdpl. Keasaman tanah yang
baik untuk tanaman ini adalah pH antara 5 s.d. 6. Tanaman tembakau akan
tumbuh subur pada tanah gembur, remah, mudah mengikat air, serta memiliki tata
gulma, hama, dan penyakit. Pengolahan lahan dimulai dengan cara pembabatan
dapat menggunakan bajak atau cangkul saat tanah masih mengandung cukup
banyak air. Setelah dibajak, tanah langsung digulud dan siap ditanami.Pengolahan
sebelumnya dipanen, agar tanah mempunyai waktu cukup untuk penguapan asam-
jadwal semai dan umur bibit pindah taman. Umur bibit pindah taman adalah 35
s.d. 55 hari, sedangkan lama persiapan tanah yang baik untuk siap taman adalah
dua bulan (60 hari ). Jadi, persiapan dan pengolahan tanah adalah 25 s.d. 55 hari
sebelum semai, tergantung pada umur bibit yang akan dipindah taman.
tepat, sebab sawah yang ditanami padi mempunyai derajat keasaman (pH) 4 s.d. 5,
sedangkan untuk tanaman tembakau agar dapat hidup baik memerlukan pH sekitar
Pengolahan tanah diolah yang pertama dibajak dengan traktor atau dengan
bajak yang ditarik hewan. Pembajakan tanah dilakukan sedalam 40 cm s.d. 60cm
bagian tanah yang berada di dalam dapat terbalik dan terangkat ke permukaan.
Pembrujulan yang baik dilakukan paling sedikit tiga kali dan dilakukan sedalam
mungkin. Semakin sering tanah diolah, semakin baikpengaruhnya terutama
terhadap hasil dan kualitas serta secara tidak langsung patogen dalam tanah ikut
Pada brujulan pertama, tanah hasil bajakan dibiarkan selama satu minggu
matahari. Perlakuan ini merupakan tindakan desinfection pada tanah secara alami
karena terjadi proses pemasaman (oksidasi) zat - zat beracun (asam sulfida) yang
berasal dari dalam tabah. Dengan demikian, tanaman terhindar dari racun asam
yang dapat menyebabkan penyakit lanas pada tanaman tembakau dapat hilang.
Pada pengolahan tahap kedua ini, tanah digemburkan dengan cangkul sehingga
(gembur). Kemudian, tanah diratakan dan dibiarkan lagi selama satu minggu agar
Seminggu setelah pengolahan tanah yang kedua, tanah diolah lagi dengan
dicangkul atau dibajak lagi. Tujuannya adalah membalik tanah kembali sehingga
tanah berada di dalam permukaan lagi. Pada tahap tanah yang kedua ini dapat
dilakukan pemupukan dasar dan pengapuran apabila kondisi tanah terlalu asam.
Pemupukan dasar dilakukan dengan pupuk kandang yang telah terjadi. Pupuk
kandang yang belum jadi masih mengeluarkan energi panas sampai 75 o C akibat
tidak terlalu kering. Pupuk kandang sangat baik sebagai pupuk dasar karena dapat
memperbaiki struktur tanah (daya ikat tanah menjadi baik), memperkaya bahan
pengapuran dapat dapat dilakukan dengan kapur tohor, kapur karbonat, atau kapur
tembok. Selain itu dapat menggunakan kapur karbonat atau dolomit. Selanjutnya,
tanah dibiarkan lagi selama satu minggu agar terjadi reaksi antara tanah, pupuk
penanaman bibit dan parit-parir berfungsi untuk saluran irigasi dan drainase.
bedeng tidak perlu terlalu besar, cukup selebar 40 cm dan tinggi bedengan juga
sekitar 50 cm. Dengan demikian, tanaman tembakau terhindar dari genangan air
hujan.
Jarak antar bedengan adalah 90 cm s.d. 100cm dan jarak antar guludan
merupakan lebar parit. Jarak antar bedengan dapat pula dibuat 90 cm s.d. 100cm
setiap dua baris tanaman atau guludan dan jarak dua guludan tersebut sekitar 50
cm. Dengan demikian, lebar parit pada dua guludan adalah 50 cm dan lebar parit
dibuat saluran pembuangan air dengan lebar 60 cm dan dalam 60 cm. Arah
bedengan yang baik adalah membujur arah timur- barat karena sinar matahari
dapat diterima secara merata oleh seluruh tanaman. Setelah selesai pembuatan
bedeng dan arit-parit, tanah dibiarkan lagi selama satu minggu agar terangin-angin
dan terkena sinar matahari. Satu minggu kemudian tanah bedengan digemburkan
lagi dengan dicangkul tipis-tipis. Pada tahap ini tanah telah siap ditanami.
Pengolahan tanah yang intensif dapat menciptakan media tanam yang baik
bahan organic tanah (humus) menjadi zat yang bermanfaat bagi tanaman. Di
samping itu, pengolahan tanah dapat menghilangkan zat- zat beracun di dalam
tanah, tanah menjadi bersih dari tanaman lain dan rumput-rumput yang
Ditanah yang berat, bila terpaksa dibasahi, agar pembrujulan dilaksanakan pada
Pengolahan terbagi menjadi dua tahap yaitu pembrujulan (pembukaan tanah) dan
memerlukan 24 s.d. 32
pasang sapi
2.2.2 Pengolahan Tanah dan Penebalan Lapis Olah dengan Penggarpuan
dipasang ajir (trocok) sesuai jarak larikan 70 x 100cm (jarak tanaman 100 x 70 x
sementara dan pada waktunya ditanami sesuai jarak tersebut. Tanah di bawahnya
digerjuk sedalam satu cangkul, jika masih mungkin lebih dalam pakai garpu. Saat
lagi dan dibentuk guludan sesungguhnya. Tanah bagian bawah pada jarak 100 cm
digerjuk dan setelah kering saat gulud ll dibumbunkan sehingga guludan tambah
tinggi.
sarang hama antara lain ulat tanah disamping menjadi sumber penyakit.
memberikan tanda dan setiap tanda dilubangi untuk tempat penanaman bibit.
Jarak tanam yang ditentukan untuk budi daya tembakau dapat beragam menurut
jenis/tipe tembakau yang ditaman dan tujuan dari penanaman. Jarak tanam sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, pembentukan kualitas daun, dan
populasi 20.000 s.d. 30.000 tanaman / Ha) menghasilkan daun lebih kecil dari
lapis. Apabila tujuan penanaman menghendaki daun yang tipis dan halus, maka
jarak tanam harus rapat. Misalnya, jenis tembakau cerutu yang menghendaki daun
secermat mungkin. Lahan dicangkul 2 s.d. 3 kali agar tanah cukup gembur dan
cukup terkena sinar matahari dan angin. Kemudian dibuat bedengan setinggi 20
Bedengan diberi atap yang terbuat dari jerami, alang-alang, daun kelapa atau
plastik yang dapat dibuka dn ditutup. Benih ditabur sekitar 2g/10m2 bedengan.
Penaburan benih dapat secara kering dicampur dengan pasir atau abu dapur.
tegal yang tidak memiliki pengairan teknis atau tadah hujan, penanaman
dilakukan pada April dan Mei. Di lahan sawah yang merupakan lahan yang
berpengairan teknis, penanaman dapat dilakukan pada bulan Mei dan Juni, atau
penuh, memiliki musim kemarau yang tegas, minimal 4 bulan kering sepanjang
tahun. Tanah mengandung khlor (>80 ppm) yang umumnya dekat pantai atau
mendapatkan pengairan dari air tanah/sumur atau irigasi berkadar khlor > 25 ppm
dihindari sebagai lahan penanaman tembakau. Lahan yang baik untuk ditanami
tembakau adalah bekas tanaman padi. Lahan bekas tanaman cabe, terung,
Empat puluh lima hari s.d. lima puluh hari (45 s.d. 50) setelah benih
ditabur, bibit ditanam pada tanah guludan di lahan yang telah dipilih dengan
luasan yang sesuai dan perlu diketahui sebelum penanaman bibit perlu diadakan
2.4 Pemeliharaan
2.4.1 Penyiraman
memerlukan 0,5 l dan 2 l air per tanaman tiap penyiraman. Intensitas penyiraman
setara dengan 194 mm dan 52 mm air untuk masing-masing tembakau tegalan dan
sawah.
didangir setelah umur tiga minggu. Sambil didangir dan dibumbun, dilakukan
penyiangan gulma. Tindakan tersebut diullang lagi saat tanaman berumur lima
2.4.3 Pemupukan
hara yang ada pada tanah dan kebutuhan tanaman. Pemberian pupuk N dilakukan
2 kali, yaitu setengah dosis pada umur satu minggu dan setengah dosis lainnya
diberikan pada umur tiga minggu . Pemberian pupuk dengan cara memasukan
2.4.4 Pemangkasan
2.4.5 Penunasan
pertumbuhan maka tunas lateral harus dibuang. Penunasan dilakukan setiap tiga
minggu sekali.
2.5 Pupuk dan Pemupukan
mengingat keadaan lingkungan, potensi lahan, dan sifat pupuk yang diberikan,
maka hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemupukan adalah
jenis pupuk.
dasar (pupuk pendahuluan) atau pupuk pada lobang tanam. Untuk itu perlu
diketahui pupuk apa saja yang digunakan untuk bibit, pupuk pada lubang tanam,
dan pupuk pendahuluan. Adapun jenis pupuk yang digunakan untuk tanaman
tembakau adalah pupuk yang digunakan pada saat pembibitan dan pupuk yang
digunakan di lapangan.
(1) Jenis pupuk yang digunakan saat pembibitan adalah Guano dan pupuk
NURSYAFER.
ini berwarna putih, berbentuk kristal, sangat mudah larut dalam air.
oleh Ir. Erwin, MS sebagai pengganti pupuk Guano bibit di kemudian hari.
Pupuk ini berbentuk granulair dan berwarna kelabu, pada beberapa bagian
pupuk ada yang sedikit sukar larut dalam air, sehingga perlu pengadukan
yang kuat. Bila menggunakan gembor pada saat aplikasi di lapangan akan
dijumpai sisa bubuk yang tidak larut di dasar gembor. Bagian yang sukar
larut ini adalah unsur Calsium atau CaO. Bagian yang sukar larut ini juga
(2) Jenis pupuk yang digunakan di lapangan (pupuk tanaman) adalah pupuk
Zwavelzure Amoniak.
dalam asam citrat dan 48-50 % CaO. Pupuk ini merupakan terak baja dan
merupakan lmbah padat dari pabrik baja. Pupuk TSM berwarna hitam,
berbentuk butiran yang sangat halus dan sukar larut dalam air.
% P2O5 larut dalam asam keras dan 40-42 % CaO. Dapat digunakan
sebagai pengganti pupk TSM, meskipun tidak sebaik pupuk TSm yang
kadar phosphat dan calsium lebih rendah dan sangat sesuai untuk lahan
tembakau.
Budidaya tanaman tembakau tidak selalu berjalan lancar, terdapat hama dan
berwarna kekuningan dan pada bagian perutnya berwarna kecoklatan. Ulat yang
dewasa panjangnya 5 cm. Pada siang hari berlindung, pada malam hari
menyerang tanaman.
Hama ini menyerang pesemaian dan pertanaman pada semua tingkatan umur
tanaman Ngengat S. litura meletakkan telur pada permukaan bawah daun secara
Cara Mengendalikan :
selotip.
2. Secara kimiawi dengan insektisida Ambush 2 EC (1-3 ml/liter air), Anthio
330 EC (1-3 ml/liter air), Buldok 25 EC (0,5-1 ml/liter air), Corsair 100 EC
liter air, atau ekstrak biji mimba (OrgaNeem 2-5 ml/liter air).
Warna ulat hijau daun, tidak mempunyai tungkai palsu, sehingga jika
Ulat ini menyerang pesemaian dan pertanaman pada semua tingkatan umur
tanaman.
Cara Mengendalikan :
330 EC (1-3 ml/liter air), Buldok 25 EC (0,5-1 ml/liter air), Corsair 100 EC
liter air, atau ekstrak biji mimba (OrgaNeem 2-5 ml/liter air).
umur tanaman. Pada pesemaian atau tanaman muda yang diserang adalah pangkal
batang, sehingga tanaman rebah dan layu Warna ulat coklat tua kehitaman,
Cara Mengendalikan :
bedengan.
Warna ulat putih kotor dengan kepala hitam dan dilengkapi perisai sebagai
pelindung. Telur diletakkan secara tunggal pada pangkal batang. Panjang ulat
Hama ini enyerang pesemaian dan pada pertanaman dengan cara menggerek
batang dan membentuk kantong di dalam batang atau gagang daun, sehingga
pertumbuhannya terhambat.
Cara Mengendalikan :
kuning pucat, hijau abu-abu, merah jingga atau merah. Hidupnya berkoloni
Hama ini menyerang persemaian dan pertanaman pada semua tingkatan umur
tanaman dengan cara menghisap cairan daun. Serangan hama ini juga dapat
Cara Mengendalikan :
Kutu muda (nimfa) berwarna putih terdapat pada permukaan bawah daun,
ukuran yang jantan sekitar 1,11 mm. Hama ini menyerang pembibitan dan
pertanaman dengan cara menghisap cairan daun. Kutu ini juga menjadi vektor
virus.
Cara Mengendalikan
1. Membersihkan gulma (rumput dan tanaman liar) dan tanaman inang lain di
a. Hangus batang ( damping off ) yang disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani.
Tanaman yang terkena penyakit ini memiliki gejala batang tanaman yang
terinfeksi akan mengering dan berwarna coklat sampai hitam seperti terbakar.
Pengendalian penyakit ini adalah dengan cara cabut tanaman yang terserang
dan bakar.
Tanaman yang terkena penyakit ini memiliki gejala timbul bercak-bercak pada
daun berwarna kelabu yang akan meluas, pada batang, terserang akan lemas
dan menggantung lalu layu dan mati. Pengendalian penyakit ini adalah dengan
yang terkena penyakit ini memiliki gejala di atas daun terdapat bercak bulat
putih hingga coklat, bagian daun yang terserang menjadi rapuh dan mudah
renggangkan jarak tanam, olah tanah intensif, gunakan air bersih, bongkar dan
d. Bercak coklat yang disebabkan oleh jamur Alternaria longipes. Tanaman yang
juga menyerang batang dan biji. Pengendalian penyakit ini adalah dengan cara
yang terkena penyakit ini memiliki gejala mirip dengan lanas namun daun
Pengendalian penyakit ini adalah dengan cara cabut dan bakar tanaman
f. Penyakit Virus yang disebabkan oleh virus mozaik (Tobacco Virus Mozaic,
dengan cara menjaga sanitasi kebun, tanaman yang terinfeksi dicabut dan
dibakar
2.7.1 Pemanenan
penting diperhatikan dalam mendapatkan kualitas panenan yang tinggi. Hal yang
kematangan daunnya dilakukan mulai dari daun bawah sampai daun atas dengan
pemetikan 2 sampai 3 daun pada setiap tanaman dengan interval satu minggu
dilakukan 1 s.d. 3 helai daun dengan selang waktu 2 s.d. 6 hari. Waktu pemetikan
tembakau Voor Oogst dilakukan pada sore hari (setelah fotosintesis). Komposisi
daun tembakau terdiri dari: daun pasir (3 s.d. 4 lembar), daun kaki (4 s.d. 6
lembar), daun tengah (6 s.d. 8 lembar) dan daun pucuk (2 s.d. 4 lembar). Setelah
dipetik, daun disusun dalam keranjang dengan posisi berdiri untuk daun yang
masih berembun dan diatur posisi tidur kalau daun sudah kering, proses
Ciri daun tembakau yang telah masak adalah warna daun sudah mulai
hijau kekuningan dengan sebagian ujung dan tepi daun berwama coklat, warna
tangkai daun hijau kuning keputih-putihan, posisi daun/tulang daun mendatar, dan
ketuaan .
2.7.2 Pascapanen
sampai pada konsumen akhir. Proses yang berlangsung sejak dari daun basah
sampai daun kering (krosok/rajangan) hingga menjadi bahan atau produk akhir
merupakan bagian dari pasca panen. Untuk mendapatkan hasil akhir yang baik,
Kemasakan daun, ukuran daun, dan kecacatan daun. Daun yang dipetik jangan
sampai terlipat atau tertekan secara mekanis dan dihindari kontak langsung
berdasarkan warna daun yaitu: Trash (apkiran) dengan warna daun hitam, Slick
(licin/mulus) dengan warna daun kuning muda, Less slick (kurang licin) dengan
warna daun kuning (seperti warna buah jeruk lemon) dan More grany side (sedikit
2.7.5 Curing
Curing merupakan proses biologis yaitu melepaskan kadar air dari daun
tembakau basah yang dipanen dalam keadaan hidup. Selama ini di beberapa
petani ada yang berpendapat bahwa curing adalah proses pengeringan tembakau
saja. Petani tidak menyadari bahwa sel-sel di dalam daun tersebut masih tetap
hidup setelah dipanen. Tujuan Curing: Melepaskan air daun tembakau hidup dari
kadar air 80 s.d. 90 % menjadi 10 s.d. 15 %. Perubahan warna dari zat hijau daun
menjadi warna oranye dengan aroma sesuai dengan standar tembakau yang
diproses. Pada saat curing, yang perlu diperhatikan juga adalah kapasitas daun di
dalam oven. Sebagai contoh untuk oven ukuran 4 x 4 x 7 rak sebanding dengan
1,8 ha, sedangkan 5 x 5 x 7 rak maksimum 2,8 Ha. Juga cuaca waktu proses, kalau
musim hujan harus lebih longgar daripada waktu musim kering. Beberapa tahapan
pengeringan gagang.
(a) Penguningan
Proses biologis daun ini merupakan proses perubahan warna dari hijau
ke warna kuning, karena hilangnya zat hijau daun / klorofil ke zat kuning daun
dan terjadi penguraian zat tepung menjadi gula. Perubahan ini bisa terjadi pada
suhu 32 s.d. 42 derajat celcius. Proses ini harus dilakukan secara perlahan-lahan
s.d. 58 jam. Pada saat ini awalnya semua ventilasi ditutup, baik atas maupun
bawah. Tetapi apabila seluruh daun sudah berwama kuning orange ventilasi atas
Apabila seluruh daun sudah berwama kuning orange baik lembar daun
maupun tulang daun, maka secara pertiahan-lahan suhu dinaikkan. Pada saat
proses ini terjadi, maka apabila daun masih berwama hijau, maka daun tetap akan
berwama hijau, sebaliknya apabila sudah berwama kuning orange maka hasil
curing akan kuning orange. Karena pada suhu 43 s.d. 52 °C ini terjadi pengikatan
warna. Sehingga apabila warna daun pada proses penguningan belum sempuna,
maka jangan terburu-buru menaikkan temperatur lebih dari 42 °C. Pada tahapan
ini ventilasi dibuka secara bertahap, sedikit demi sedikit sampai akhirnya dibuka
s.d. 19 jam.
(c) Pengeringan Lembar Daun
Proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar air didalam lembar daun
dengan cara menaikkan suhu 53 s.d. 62 °C. Pada saat ini seluruh ventilasi dibuka,
karena air yang keluar dari sel-sel daun akan menjadi uap air, yang harus dibuang
keluar oven agar tidak kembali ke daun. Ciri-ciri proses ini, daun sudah terasa
kering apabila dipegang, tapi tulang daun masih terasa basah daun terlihat keriput
Pengeringan gagang dilakukan pada suhu 63 s.d. 72 °C. Pada saat ini air
yang bisa dilepas di dalam batang daun akan dikeluarkan proses awal tahap ini
ventilasi mulai ditutup secara perlahan dan bertahap, untuk menjaga kelembaban
udara tetap berkisar pada 32 %. Ciri-ciri tahapan ini bisa selesai apabila seluruh
tulang daun sudah kering, dan bila ditekuk batangnya akan patah dan berbunyi
krek. Ini menandakan bahwa tahap ini berjalan baik 5 s.d. 8 jam sebelum proses
berakhir, seluruh ventilasi harus ditutup agar kelembaban udara tetap terjaga.
Proses ini memerlukan waktu normalnya 30 s.d. 32 jam jangan pernah menaikkan
Panen dan pasca panen merupakan salah satu hal yang sangat penting
dalam budidaya tembakau, yang berguna untuk menjaga kualitas dan kuantitas
3.1 Kesimpulan
besar, hal ini karena aktivitas produksi dan pemasarannya melibatkan sejumlah
Yogyakarta
Jakarta.
Utara.
10.31 WIB.