Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KAJIAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


“EKOSISTEM”

Dosen Pengampu: Ibu Widya Ismar, S. E., M. Pd.

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Aisyah Kholidiyah Aqilla Sutopo 20223415001


2. Aisyah Nurul Izzah 20223415002
3. Nur Sulthonnia 20223415034
4. Zahwa Az Zahra 20223415031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


STAI BANI SALEH
2023/2024
Jl. Hasibuan No.68 (Lantai 2), RT.004/RW.004, Margahayu, Kec. Bekasi Timur., Kota
Bekasi, Jawa Barat 17113
Website : https://staibanisaleh.ac.id/ / email : info@staibanisaleh.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berbagai
macam rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini. Shalawat dan salam tidak lupa pula kita kirimkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah menunjukkan kita semua jalan kebenaran sehingga pada
nantinya kita dapat dikumpulkan bersama dengan golongan orang-orang yang beruntung.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tentunya masih terdapat banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran baik itu dari dosen maupun teman-teman sekalian agar nantinya makalah ini bisa
menjadi lebih baik lagi.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
yang telah bersedia membimbing kami menjadi manusia yang lebih baik.

Bekasi, 11 November 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makhluk hidup dalam perkembangan dan pertumbuhannya tidak dapat hidup sendiri,
selalu memerlukan makhluk lainnya dalam menjalani hidup dan kehidupannya. Antara
makhluk yang satu dengan makhluk yang lain selalu berhubungan dan mengadakan
kontak yang saling menguntungkan, tetapi ada juga sebagian kecil makhluk hidup yang
selalu merugikan makhluk lain, biasanya makhluk ini disebut sebagai parasit.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang relatif masih baru yang muncul pada tahun 70-
an, ekologi sendiri mencakup keterkaitan antara segenap unsur lingkungan hidup yang
saling mempengaruhi, seperti tumbuhan dan sinar matahari, tanah dengan air, yang pada
umumnya dikatan sebagai hukum alam yang berimbang dan biasa disebut ekosistem.
Komponen-komponen dalam ekosistem telah dikelola oleh alam, dan mereka saling
berinteraksi. Ada komponen yang bersifat netral, bekerjasama, menyesuaikan diri dan
bertentangan bahkan saling menguasai. Akan tetapi pada akhirnya antara kekuatan-
kekuatan tersebut terjadi keseimbangan.
Satu ciri mendasar pada ekosistem adalah bahwa ekosistem itu bukanlah suatu sistem
yang tertutup, tetapi terbuka daripadanya energi dan zat terus menerus keluar dan
digantikan agar sistem itu terus berjalan. Sejauh yang berkenaan dengan struktur,
ekosistem secara khas mempunyai tiga komponen biologi, yaitu produsen (jasad
autotrof) atau tumbuhan hijau yang mampu menambat energi cahaya, hewan (jasad
autotrof) atau konsumen makro yang menggunakan bahan organik, dan pengurai yang
terdiri dari jasad renik yang menguraikan bahan organik dan membebaskan zat hara
terlarut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari ekositem dan ekologi?
2. Apa saja komponen ekosistem?
3. Apa saja jenis-jenis ekosistem?
4. Apa itu rantai makanan
5. Apa maksud dari pola=pola interaksi dan apa saja yang masuk kedalamnya
6. Bagaimana proses siklus air
7. Apa saja pencemaran lingkungan dan dampaknya

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dari ekosistem dan ekologi
2. Untuk mengetahui apa saja komponen ekosistem
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis ekosistem
4. Untuk mengetahui apa itu rantai makanan
5. Untuk mengetahui apa maksud dari pola-pola interaksi beserta dengan contohnya
6. Untuk mengetahui bagaimana proses siklus air
7. Pencemaran lingkungan dan dampaknya

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ekologi dan ekosistem


Ekologi dapat diartikan sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang interaksi
makhluk hidup atau kelompok makhluk hidup dengan lingkungannya. Istilah ekologi sering
dianggap sebagai istilah asing yang jarang didengar oleh masyarakat. Bahkan, kebanyakan
orang menganggap ekologi sama dengan ekosistem, padahal sebenarnya berbeda.

Ecology / ekologi, diperkenalkan oleh seorang ahli biologi dari Jerman yang bernama
Ernst Heinrich Philipp August Haeckel atau biasa dikenal sebagai Ernst Haeckel. Secara
etimologis, ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos dan logos. Oikos memiliki arti
sebagai habitat sedangkan logos berarti ilmu. Maka dapat disimpulkan bahwa, ekologi
memiliki arti sebagai ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara sesama organisme
serta hubungan antara organisme dengan lingkungannya.

Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem sebagai suatu
tatanan kesatuan yang secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
dan saling mempengaruhi. Ekosistem sebagai penggabungan dari setiap unit biosistem.

Melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga
aliran energinya menuju pada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi siklus materi antara
organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energy, dalam ekosistem,
organisme pada komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai
suatu sistem. Organisme kemudian beradaptasi lagi dengan lingkungan fisik, sebaliknya
organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk kelangsungan hidupnya.

Ruang lingkup ekologi

Ilmu ekologi secara umum mempelajari tentang interaksi organisme dengan


lingkungan hidup di sekitarnya. Ruang lingkup ekologi pada dasarnya terbatas pada beberapa
hal, seperti :

1. Individu
Individu merupakan satuan organisme dari setiap jenis atau spesies tertentu pada
suatu lingkungan. Contoh individu adalah seorang manusia, seekor ikan, seekor
burung, dan lain sebagainya.
2. Populasi
Populasi adalah suatu kelompok dari individu-individu sejenis yang berada di suatu
tempat tertentu dan pada waktu tertentu. Contoh dari populasi adalah populasi
manusia, populasi burung, populasi rumput, dan masih banyak lagi populasi lainnya.

3. Komunitas
Komunitas adalah suatu kelompok makhluk hidup yang terdiri atas beberapa populasi
dan saling melakukan interaksi antara satu dengan yang lainnya pada suatu tempat
dan waktu tertentu. Contoh komunitas, misalnya komunitas padang rumput. Pada
komunitas padang rumput terdapat populasi rumput, populasi belalang, populasi
burung, populasi ular, dan populasi lainnya.

4. Ekosistem
Ekosistem adalah suatu kondisi terjadinya hubungan timbal balik dan hubungan saling
ketergantungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Contohnya seperti
ekosistem hutan dan ekosistem air laut.

5. Biosfer
Biosfer adalah tingkatan organisasi biologi yang paling besar dan di dalamnya
terdapat semua kehidupan yang ada di bumi. Di dalam biosfer terdapat pula interaksi
antara lingkungan fisik secara keseluruhan.

2.2 Komponen ekosistem

Komponen ekosistem merupakan bagian dari suatu ekosistem yang menyusun


ekosistem ini sendiri sehingga terbentuk sebuah ekosistem. Komponen dalam ekosistem
kemudian dibagi lagi menjadi dua macam, yaitu komponen hidup dan komponen tak hidup.
Selain itu komponen hidup dapat disebut juga sebagai komponen biotik, dan komponen tak
hidup dapat disebut sebagai komponen abiotik.

1. Komponen biotik
Biotik, memiliki arti “Hidup”. Komponen biotik pada suatu ekosistem adalah
makhluk hidup itu sendiri, sebab ekosistem tak akan pernah terbentuk tanpa adanya
makhluk hidup didalamya. Keberadaan makhluk hidup kemudian membentuk suatu
rantai makanan dalam suatu ekosistem. Beberapa contoh dari komponen biotik yang
ada lingkungan sekitar kita, antara lain :

 Organisme Autotrof atau Produsen, disebut sebagai produsen karena


organisme ini mampu membuat makanannya sendiri, bahkan ia membuat
makanan bagi organisme lain yang tinggal di ekosistem. Produsen kemudian
akan membuat makanan dengan menyerap senyawa serta zat- zat anorganik
yang akan diubah menjadi senyawa organik melalui suatu proses yang
dinamakan sebagai fotosistensis.
 Organisme Heterotrof (Konsumen) memiliki sifat yang berbeda dengan
organisme pertama. Organisme heterotrof ini memperoleh makanan dari
organisme autotrof atau produsen dan akan memakan sesama organisme
heterotrof lainnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa organisme
heterotrof adalah organisme yang menggunakan bahan-bahan organik dari
organisme lain yang digunakan sebagai sumber energi dan makanannya.
Sebagai contoh adalah manusia dan hewan. Ketiganya nanti dibagi lagi
berdasarkan makanannya menjadi Herbivora, Karnivora serta Omnivora
 Pengurai atau Dekomposer, merupakan Golongan terakhir dari komponen
biotik dalam sebuah ekosistem. Pengurai atau dekomposer ini adalah
organisme yang menguraikan sisa- sisa makhluk hidup (heterotrof atau
autotrof) yang telah mati. Dengan kata lain, pengurai adalah organisme yang
bekerja untuk merubah bahan bahan organik dari organisme yang telah mati
menjadi senyawa anorganik melalui suatu proses yang dinamakan
dekomposisi. Pengurai atau dekomposer akan menduduki jabatan penting
dalam suatu rantai makanan di bumi, karena perannya paling akhir adalah
kunci keberlangsungan rantai makanan. Beberapa contoh pengurai atau
dekomposer yang ada di sekitar lingkungan tempat kita tinggal adalah
ganggang, jamur, bakteri, cacing, dan lain sebagainya.

2. Komponen abiotik
Komponen kedua dalam ekosistem adalah komponen abiotik atau komponen yang tak
hidup. Dengan kata lain, komponen abiotik adalah komponen yang terdiri dari benda-
benda bukan makhluk hidup tetapi ada di sekitar kita, dan ikut mempengaruhi
kelangsungan hidup. Beberapa jenis komponen abiotik yaitu suhu, sinar matahari, air,
angin, udara, kelembapan udara, dan banyak lagi benda mati yang ikut berperan
dalam ekosistem. Berikut beberapa diantaranya :

 Suhu : Suatu proses biologis yang dipengaruhi oleh perubahan pada suhu,
contohnya mamalia & burung sebagai makhluk hidup yang dapat mengatur
sendiri suhu tubuhnya.
 Air : Sebuah ketersediaan air dapat mempengaruhi distribusinya suatu
organisme Contohnya Organisme dapat beradaptasi dan bertahan hidup
dengan memanfaatkan ketersediaan air yang berada di padang pasir.
 Garam : Konsentrat pada garam akan mempengaruhi keseimbangan air dalam
organisme melalui Osmosis. Contohnya pada Beberapa organisme Terestrial
yang dapat beradaptasi pada lingkungan dan kandungan garamnya yang cukup
tinggi.
 Sinar Matahari : Intensitas & Kualitas pada sebuah Cahaya Matahari akan
mempengaruhi proses fotosintesis, karena air mampu menyerap cahaya
sehingga proses fotosintesis dapat terjadi di sekitar permukaan matahari.

2.3 Jenis-jenis ekosistem

Ekosistem merupakan satu kesatuan fungsional antara komponen biotik


(makhluk hidup) dan komponen abiotik (komponen tak hidup atau lingkungan) yang
saling berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam bentuk hubungan timbal balik
antara satu dengan yang lain, ada tiga tipe jenis-jenis ekosistem diantaranya yaitu :

1. Akuatik (air)
Ekosistem akuatik merupakan ekosistem yang komponen abiotiknya sebagai besar
terdiri atas air. Makhluk hidup (komponen biotik) dalam ekosistem perairan
dibagi lagi menjadi :
 Ekosistem air tawar : Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain Variasi suhu tidak
menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.
Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya
tumbuhan biji, Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme
yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
 Ekosistem Air Laut : Habitat laut (oseanik) ditandai salinitas (kadar garam) yang
tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena
suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C.
Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara
lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah
yang disebut daerah termoklin.
 Ekosistem Estuary : Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai
dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas
atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya
akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa
garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai
cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
 Ekosistem Pantai: Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di
gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap
hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar
dan berdaun tebal.
 Ekosistem Sungai: Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air
sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran
air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air
bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni
oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, dan buaya.
 Ekosistem terumbu karang: Terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi
ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan
organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro
organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti
siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan
karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki
pasir putih.
 Ekosistem laut dalam: Kedalamannya lebih dari 6.000m. Biasanya terdapat lele
laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat
bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
 Ekosistem lamun: Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-
tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup
di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput di darat, mereka
mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang merayap yang
efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan laut lainnya (alga dan
rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan biji. Mereka juga
mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat-zat hara.
Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan.

2. Teseterial (darat)
Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah
hujan. Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat
penting untuk menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu
tempat tertentu. Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir,
kebakaran, atau aktivitas manusia. Berikut beberapa diantaranya ekosistem darat :

 Tundra: Terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara
dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah
ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken,
tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada
umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
 Karst (batu gamping / gua): Berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah
Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang
hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap
erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya
permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst
mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak
dijumpai di ekosistem lain.
 Hutan hujan tropis: Terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah
curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya
berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi
pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat
hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim
mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung
cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu
sepanjang hari sekitar 25 °C. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan
khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera,
burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
 Hutan gugur: Terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki empat musim,
ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10
s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain
rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).
 Taiga: Terdapat di belahan bumi sebelah utara dan pegunungan daerah tropik,
ciri-cirinya adalah suhu yang rendah di musim dingin. Biasanya taiga merupakan
hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya.
Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain
moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada
musim gugur.
 Sabana: Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 –
60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim.
Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika, Hewan yang hidup di sabana
antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.
 Padang rumput: Terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke
subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per
tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase
(aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan
rumput yang keduanya bergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain:
bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga,
tikus, dan ular.
 Gurun: Terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-
ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun).
Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang
terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan
menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki
akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup
di gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, dan kalajengking.

3. Ekosistem buatan
Sawah merupakan salah satu contoh ekosistem buatan. Ekosistem buatan
merupakan ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Ekosistem buatan ini kemudian mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman
atau hewan peliharaan yang didominasi pengaruh manusia, dan memiliki
keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan diantaranya :

 Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus


 Agroekosistem berupa sawah tadah hujan
 Sawah irigasi
 Perkebunan sawit
 Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
 Ekosistem ruang angkasa.
 Bendungan

2.4 Rantai makanan


Rantai makanan adalah bagian dari jaring-jaring makanan. Meskipun rantai
makanan dan jaring-jaring makanan terlihat sama, namun sedikit berbeda. Rantai
makanan adalah serangkaian proses makan dan dimakan antara mahkluk hidup berdasar
urutan tertentu yang terdapat peran produsen, konsumen dan decomposer (pengurai)
untuk kelangsungan hidup. Secara sederhana rantai makanan bisa dilihat secara runtut
dari produsen, konsumen dan pengurai. Lain halnya dengan jaring-jaring makanan.
Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai makanan yang saling terhubung, dan
tumpang tindih dalam suatu ekosistem.

Fungsi rantai makanan

Tujuan mendasar dari jaring makanan adalah menggambarkan rantai makanan antar
spesies dalam suatu komunitas. Jaring makanan dapat dibangun untuk menggambarkan
interaksi spesies. Semua spesies di jaring makanan dapat dibedakan menjadi spesies basal
(autotrof, seperti tanaman), spesies perantara (herbivora dan karnivora tingkat menengah,
seperti belalang dan kalajengking), dan spesies puncak atau predator (karnivora tingkat
tinggi).

Beberapa ilmuwan menyebut tingkatan setiap organisme dalam jaringan makanan


dengan istilah tingkat trofik. Tingkat trofik tersebut menentukan bagaimana energi mengalir
melalui ekosistem. Berikut ini beberapa fungsi jaring-jaring makanan :

 Menggambarkan interaksi langsung antar spesies yang ada pada ekosistem itu
sendiri, sehingga hubungan antar spesies bisa dibedakan mana yang termasuk
dalam spesies basal, spesies peralihan dan mana yang menjadi spesies predator
puncak.
 Sebagai penyederhana dalam memahami suatu hubungan antar spesies dan
berfungsi dalam mempelajari kontrol bawah ke atas maupun kontrol atas ke
bawah dalam suatu struktur komunitas.
 Mmempelajari kontrol atas ke bawah ataupun kontrol bawah ke atas didalam
suatu struktur atau bentuk komunitas.

2.5 Pola-pola interaksi

Setiap makhluk hidup tidak akan dapat hidup sendiri tanpa melakukan
interaksi dengan makhluk hidup lain ataupun alam sekitar. Hal tersebut karena setiap
makhluk hidup bergantung pada makhluk hidup lain agar dapat bertahan hidup dan
beradaptasi terhadap lingkungannya, adapun hal tersebut menyebabkan pola interaksi
antar makhluk hidup menjadi sangat bervariasi, seperti :

 Netralisme, adalah hubungan antar makhluk hidup yang tidak saling


memengaruhi meskipun makhluk hidup tersebut hidup pada habitat yang
sama. Contoh netralisme adalah sapi dan musang dalam suatu lingkungan
yang sama. Di mana sapi memakan rumput dan musang memakan ayam
tanpamemengaruhi satu sama lain.
 Kompetisi, adalah hubungan antar makhluk hidup sejenis ataupun populasi di
mana antar individu makhluk hidup ataupun populasi tersebut bersaing untuk
mendapatkan sarana tumbuh dan berkembang. Persaingan ini dapat terjadi di
antara sesama jenis makhluk hidup maupun berbeda jenis. Sarana tumbuh dan
berkembang yang menyebabkan persaingan antar makhluk hidup tersebut
adalah makanan, air, cahaya serta tempat tinggal.
 Predasi, adalah interaksi antara makhluk hidup yang berperan sebagai
pemangsa dengan makhluk hidup yang berperan sebagai mangsa, atau
interaksi antara makhluk hidup yang makan dan dimakan. Contoh predasi
yaitu hubungan antara tikus dengan ular dan hubungan antara kijang dengan
harimau.
 Simbiosis, Simbiosis adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara dua
makhluk hidup yang berbeda jenis.

2.6 Proses siklus air

Hidrologi atau proses siklus air seperti sungai atau danau yang mengering,
tetapi sebenarnya air tersebut tidak pernah benar-benar hilang, hanya berpindah
tempat. Fenomena ini terjadi melalui siklus hidrologi, sebuah proses alami yang
membuat air bergerak dari satu tempat ke tempat lain.

Siklus hidrologi secara sederhana merupakan proses peredaran air dari laut ke
atmosfer melalui penguapan, kemudian turun ke permukaan bumi sebagai hujan, mengalir di
dalam tanah menuju permukaan tanah menjadi sungai yang kemudian mengalir kembali ke
laut. Siklus hidrologi terjadi melalui beberapa proses yang dipengaruhi oleh gejala
meteorologi dan klimatologi, antara lain :

1. Evaporasi : Air berubah menjadi gas melalui penguapan dari berbagai sumber air
seperti danau, sungai, laut, dsb.
2. Transpirasi : Tumbuhan mengeluarkan uap air melalui daunnya.
3. Evapotranspirasi : Kombinasi dari evaporasi dan transpirasi.
4. Kondensasi : Uap air berubah menjadi titik-titik air (pengembunan) karena penurunan
suhu.
5. Infiltrasi : Air meresap ke dalam tanah melalui pori-pori tanah.

Berdasarkan jalur yang dilalui air, siklus hidrologi dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Siklus pendek : Penguapan terjadi di permukaan laut dan membentuk awan.


Kemudian, terjadi hujan di wilayah laut.
2. Siklus sedang : Penguapan dapat terjadi baik di laut maupun di daratan, dan awan
terbentuk. Awan tersebut terbawa angin ke daratan, menyebabkan hujan di daratan.
Air mengalir kembali ke laut melalui sungai permukaan.
3. Siklus panjang : Penguapan terjadi di permukaan laut dan awan terbentuk. Awan
tersebut terbawa angin ke daratan, menyebabkan hujan di daratan. Air mengalir ke
laut melalui sungai permukaan dan aliran bawah tanah.
.

2.7 Pencemaran lingkungan dan dampaknya

Pencemaran lingkungan adalah perubahan besar pada kondisi lingkungan akibat adanya
perkembangan ekonomi dan teknologi. Perubahan kondisi tersebut melebihi batas ambang
dari toleransi ekosistem sehingga meningkatkan jumlah polutan di lingkungan.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan ini antara lain


peningkatan jumlah penduduk dan kegiatan eksploitasi alam yang tidak terkendali, serta
adanya industrialisasi yang tidak dikelola dengan baik. Selain itu, pencemaran lingkungan
pada kenyataannya juga dapat disebabkan oleh proses alam itu sendiri.

Ada dua jenis bahan dalam pencemaran, yaitu :

 Degradable, yaitu polutan yang dapat diuraikan kembali atau dapat diturunkan
sifat bahayanya ke tingkat yang dapat diterima oleh proses alam. Contohnya
adalah kotoran manusia atau hewan dan limbah tumbuhan.
 Non-Degradable, yaitu polutan yang tidak dapa diuraikan oleh kemampuan
proses alam itu sendiri. Contohnya merkuri, timah hitam, arsenik, dan lain-lain.
Pencemaran lingkungan disebabkan oleh beragam faktor. Namun, faktor terbesarnya adalah
manusia. Selain itu banyak juga aktivitas sehari-hari yang tanpa disadari menjadi faktor
rusaknya lingkungan, diantaranya :

 Penggunaan kantong plastik secara massif,


 Pembuangan sampah dan limbah deterjen ke sungai,
 Penggunaan AC berlebih,
 Pembuangan limbah elektronik yang tak sesuai aturan,
 Pembakaran hutan,
 Penggunaan kendaraan pribadi sehingga menimbulkan lebih banyak polusi,
 Pembuangan limbah pabrik atau kotoran ke sungai,
 Penebangan hutan yang mengakibatkan hutan tak mampu menyerap karbon-
dioksida lebih banyak, dan lain-lain.

Macam dan pembagian pencemaran lingkungan


1. Pencemaran udara, pencemaran udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya
sebagai berikut: Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung
berapi, bisa juga dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara. Gas CO
dan COz. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, bersifat
racun, merupakan hash pembakaran yang tidak sempurna dari bahan buangan
mobil dan mesin letup. Gas COZ dalam udara murni berjumlah 0,03%. Bila
melebihi toleransi dapat mengganggu pernapasan, sumber pencemaran udara
lainnya, yaitu :

 Oksida karbon : karbon monoksida (CO) dan (CO2). Gas CO2 adalah
gas yang dihasilkan dari proses pernapasan makhluk hidup,
pembusukan bahan organik dan pelabukan dari batuan. Bila gas ini di
atmosfer jumlahnya meningkat, maka akan menyebabkan peningkatan
suhu pada bumi.
 Oksida belerang : SO dan (SO3). Gas sulfur dioksida ini berasal dari
pabrik yang menggunakan belerang dan hasil dari pembakaran fosil.
Gas ini jika bereaksi dengan air akan membentuk senyawa asam. Bila
senyawa ini turun bersamaan dengan hujan, maka akan terjadilah hujan
asam.
 Oksigen nitrogen : NO, (NO2), N2O. Gas nitrogen ini sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup sebagai bahan untuk membangun
protein. Jika gas ini bereaksi dengan air maka akan membentuk sebuah
senyawa asam.
 Komponen organik volatile: metan (CH4), benzene (C6h6),
Klorofluoro karbon (CFC), dan kelompok bromin. CFC sering kali
digunakan untuk bahan pendingin pada AC dan kulkas. Selain itu, CFC
juga digunakan untuk alat penyemprot rambut dan juga alat
penyemprot nyamuk. CFC sangat berbahaya sekali karena bisa
merusak lapisan ozon pada atmosfer. Akibatnya perlindungan bumi
dari radiasi sinar ultraviolet akan berkurang.
 Suspensi partikel: debu tanah, dioksin, logam, asam sulfat, dan lain-
lain
 Substansi radioaktif : radon-222, iodin-131. strontium-90, plutonium-
239, dan lain-lain
 Suara : kendaraan bermotor, mesin industri, pesawat, dan lain-lain.

Dampak dari pencemaran udara sendiri adalah Hujan asam, Perubahan cuaca yang
ekstrim Penipisan ozon, Peningkatan kasus kerusakan mata hingga Kanker kulit.
2. Pencemaran air
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut:
Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik, misalnya,
sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat
terakumulasi dan bersifat racun. Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat
pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada
organisme pemangsa yang lebih besar. Sumber lainnya yaitu :

 Bahan Anorganik : Timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), merkuri (Hg),
kromium (Cr), nikel (Ni), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan kobalt (Co)
 Bahan Kimia : Pewarna tekstil, pestisida, dan lain – lain
 Bahan Organik : Berbentuk limbah yang dapat diuraikan oleh mikroba yang akan
memicu meningkatkan populasi mikroorganisme di dalam air
 Cairan Berminyak

Dampaknya: Media penyebaran penyakit, Peningkatan alga dan eceng gondok,


Menurunkan kadar oksigen dalam air hingga mengganggu organisme di perairan,
Mengganggu pernapasan karena bau yang menyengat.

3. Pencemaran tanah

Pencemaran tanah Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran


berikut ini : Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis, pecahan kaca,
dan kaleng. Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit diuraikan). Zat
kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida. Sumber lainnya:

 Bahan logam : mangan (Mn), besi (Fe), aluminium (Al), timbal (Pb), merkuri
(Hg), seng (Zn). asenik (As), dan lain – lain
 Bahan kimia organik : pestisida (insektisida, herbisida, dan fungisida), deterjen,
dan sabun
 Bahan pupuk anorganik : urea, TSP, ammonium sulfat, dan KCL
 Zat radioaktif
Dampak: Pertanian, seperti peningkatan salinitas tanah dan penurunan kesuburan
tanah Bencana alam, seperti tanah longsor dan erosi hingga Penyumbatan saluran air.

Dampak pencemaran lingkungan


Dampak Pencemaran Lingkungan yang lebih terasa saat ini adalah pemanasan global
(global warming). Dimana suhu bumi meningkat yang menyebabkan beberapa es di kutub
utara mencair dan terjadinya kenaikan permukaan air laut. Pemekatan hayati juga merupakan
salah satu dampak yang akan ditimbulkan dari adanya pencemaran lingkungan.

Proses pemekatan hayati ini dapat diartikan sebagai peningkatan kadar bahan
pencemar yang melalui tubuh makhluk hidup tertentu. Pemekatan hayati ini juga disebut
sebagai amnalgamasiasi. Sebagai contoh untuk menggambarkan kasus ini adalah suatu
perairan yang telah tercemar, maka bahan pencemar yang ada di air tersebut akan menempel
pada alga yang hidup di wilayah perairan tersebut.

Ketika alga dimakan ikan- ikan kecil maka ikan kecil akan terkontaminasi bahan
pencemar. Ketika ikan-ikan kecil tersebut dimakan oleh ikan-ikan besar, maka ikan besar
juga akan mengandung berbagai bahan pencemar yang dimiliki oleh ikan kecil. Dan ketika
ikan-ikan besar ditangkap nelayan dan dimakan oleh manusia, maka bakteri atau polutan
tersebut akan masuk ke dalam tubuh manusia melalui ikan-ikan besar tersebut.

Ketika manusia mengonsumsi beberapa makanan yang yang berupa hewan atau
tumbuhan yang telah terkontaminasi bahan pencemar, maka segala kemungkinan buruk bisa
terjadi. Beberapa kemungkinan buruk dari mengonsumsi bahan makanan yang tercemar
adalah keracunan atau meninggal dunia. George Tyler Miller (1979) dalam bukunya yang
berjudul Living in The Environment menjelaskan bahwa akibat pencemaran lingkungan
terhadap kehidupan dikelompokkan ke dalam 6 tingkatan. Adapun tingkatan tersebut adalah
sebagai berikut :

 Tingkatan 1 : Gangguan estetika, misalnya bau


 Tingkatan 2 : Kerusakan properti, misalnya bahan logam menjadi karatan
 Tingkatan 3 : Gangguan pada tumbuhan/hewan, misalnya penurunan hasil
pertanian
 Tingkatan 4 : Gangguan pada kesehatan manusia, misalnya penyakit saluran
pernapasan
 Tingkatan 5 : Kerusakan secara genetik dan reproduksi manusia
 Tingkatan 6: Gangguan pada ekosistem secara luas, misalnya perubahan iklim
global

BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai