Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TOPIK 4: INTERAKSI DALAM EKOSISTEM

INTERAKSI ANTAR ORGANISME DAN


IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IPA


Dosen Pengampu: Prof. Dr. Djukri

Oleh:
Christin Setyaningrum
15712251028
Topik 4/Semester I/Kelas C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap makhluk hidup di alam ini menempati tempat tinggalnya masing-masing sesuai
habitatnya. Ada yang hidup di air, darat, maupun udara. Dalam suatu habitat, pasti terjadi
interaksi antar makhuk hidup. Interaksi yang terjalin tersebut memiliki hubungan saling
ketergantungan antar makhluk hidup dalam komunitasnya. Selain itu, mahkluk hidup akan
menjalin hubungan dengan lingkungannya. Hubungan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya akan membentuk suatu ekosistem.
Sehubungan dengan interaksi yang terjalin antar makhluk hidup yang menimbulkan
ketergantungan, dapat dimaksudkan bahwa tiap individu akan selalu berhubungan dengan
individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-
individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Oleh karena
itu, sangat perlu memahami konsep tentang ekosistem, komponennya dan bentuk interaksi
yang terjalin antar makhluk hidupnya maupun interaksi dengan lingkungannya.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini, penulis membatasi permasalahan mengenai interaksi antar
komponen ekosistem. Adapun untuk mempermudah pembahasan masalah, penulis
menjabarkan menjadi beberapa rumusan masalah, yaitu:
1.2.1 Apa pengertian dari ekosistem?
1.2.2 Apa saja satuan-satuan makhluk hidup dalam ekosistem?
1.2.3 Apa macam-macam interaksi dalam ekosistem?
1.2.4 Bagaimana interaksi antar organisme?
1.2.5 Apa saja kategori dalam interaksi antar organisme?
1.2.6 Bagaimana interaksi antar organisme atau individu dalam kategori netralisme?
1.2.7 Bagaimana interaksi antar organisme atau individu dalam kategori simbiosis?
1.2.8 Bagaimana interaksi antar organisme atau individu dalam kategori antibiosis?
1.2.9 Bagaimana interaksi antar organisme atau individu dalam kategori predasi?
1.2.10 Bagaimana implementasi pembelajaran IPA tentang interaksi antar organisme di
Sekolah Dasar?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulis dalam melakukan pembahasan tentang interaksi antar komponen eskosistem ini
dapat dibagi menjadi dua tujuan sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui pengertian ekosistem.
1.3.2 Mengetahui satuan-satuan makhluk hidup dalam ekosistem.
1.3.3 Mengetahui macam-macam interaksi dalam ekosistem.
1.3.4 Memahami interaksi antar organisme.
1.3.5 Mengetahui kategori dalam interaksi antar organisme.
1.3.6 Memahami interaksi antar organisme atau individu dalam kategori netralisme.
1.3.7 Memahami interaksi antar organisme atau individu dalam kategori simbiosis.
1.3.8 Memahami interaksi antar organisme atau individu dalam kategori antibiosis.
1.3.9 Memahami interaksi antar organisme atau individu dalam kategori predasi.
1.3.10 Memahami implementasi pembelajaran IPA tentang interaksi antar organisme di
Sekolah Dasar.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan makalah ini dapat dibagi menjadi dua manfaat sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Subjektif
1.4.1.1 Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis tentang
bagaimana interaksi antar organisme dan implementasinya dalam pembelajaran IPA
di Sekolah Dasar.
1.4.1.2 Memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
1.4.2 Manfaat Objektif
Menambah wawasan pembaca tentang bagaimana interaksi antar organisme dan
implementasinya dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.

1.5 Metodologi
Metodologi yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini adalah metode studi
pustaka, yaitu pengumpulan data yang didapat dari buku dan internet.

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah penulisan makalah ini, penulis membuat sistematika pembahasan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, metodologi, dan sistematika pembahasan.

BAB II PEMBAHASAN
Bab ini memuat tentang ekosistem, satuan-satuan makhluk hidup dalam ekosistem,
macam-macam interaksi dalam ekosistem, interaksi antar organisme, netralisme,
simbiosis, antibiosis, predasi, dan implementasi pembelajaran IPA tentang interaksi antar
organisme di Sekolah Dasar.

BAB III PENUTUP


Bab ini memuat kesimpulan dari penulis.

DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka memuat sumber referensi yang digunakan dalam penyusunan makalah,
baik dari buku maupun internet.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ekosistem
Definisi ekosistem pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli ekologi bernama A.G.
Tansley pada tahun 1935, yaitu suatu unit ekologi yang di dalamnya terdapat struktur dan
fungsi. Struktur yang dimaksud adalah berhubungan dengan keanekaragaman spesies, lalu
fungsi adalah berhubungan dengan siklus materi dan arus energi melalui komponen-
komponen ekosistem. Lalu, di akhir tahun 1800-an, istilah dan konsep yang berkaitan dengan
ekosistem mulai muncul dan tertuang dalam literatur-literatur ekologi Amerika, Eropa, dan
Rusia (Odum, 1993).
Menurut Woodbury (dalam Setiadi, 1983), ekosistem adalah tatanan kesatuan secara
kompleks di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan
sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus
materi dan aliran energi. Lalu, menurut Odum (1993), ekosistem adalah unit fungsional dasar
dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (biotik dan abiotik)
dan di antara keduanya saling mempengaruhi. Senada dengan pengertian tersebut,
Soemarwoto (1983) menjelaskan bahwa, ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
2.1.1 Satuan-satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem
Satuan-satuan makhluk hidup dalam ekosistem terdiri dari individu, populasi, dan
komunitas. Berikut penjelasan tiap satuan makhluk hidup dalam ekosistem.
(http://www.ebiologi.com/2015/06/satuan-kehidupan-dalam-komponen-biotik.html).
2.1.1.1 Individu
Istilah individu berasal dari bahasa latin yaitu “in” yang berarti tidak dan “dividus”
yang berarti dapat dibagi. Jadi, individu adalah satuan makhluk hidup yang paling kecil,
terdiri atas dirinya sendiri. Contohnya, seekor kambing, seekor angsa, sebatang pohon kelapa,
dan lain-lain.
2.1.1.2 Populasi
Populasi adalah sekumpulan individu sejenis yang hidup di dalam suatu habitat
tertentu. Contohnya, sekumpulan kambing di dalam kandang, sekumpulan ikan di dalam
kolam, sekumpulan teratai yang tumbuh di permukaan kolam, dan lain-lain.
2.1.1.3 Komunitas
Komunitas adalah sekumpulan bermacam populasi makhluk hidup yang tinggal dalam
suatu habitat tertentu. Suatu komunitas disusun dari semua populasi yang hidup dan saling
berinteraksi satu sama lain dalam suatu habitat dan waktu tertentu. Contohnya, di dalam
sebuah kolam ikan terdapat sekumpulan ikan lele, sekumpulan teratai, sekumpulan ganggang,
dan lain-lain. Sekumpulan populasi yang hidup di dalam kolam ini disebut komunitas, yaitu
komunitas kolam.
2.1.2 Macam-macam Interaksi dalam Ekosistem
Pada berbagai tingkat organisasi kehidupan, ada beberapa macam interaksi yang terjadi
antara makhluk hidup dengan lingkungannya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
seperti makanan, pertumbuhan, perkembangbiakan, dan perlindungan. Beberapa macam
interaksi tersebut antara lain interaksi antar organisme, interaksi antar populasi, dan interaksi
antar komunitas. Berikut penjelasan tiap interaksi beserta bagannya.

Organisme Organisme Organisme Organisme

Populasi Populasi

Komunitas Komunitas Abiotik

Ekosistem Ekosistem

Bioma

Gambar 1. Macam-macam Interaksi dalam Ekosistem

2.1.2.1 Interaksi Antar Organisme


Menurut Waluya (2011), organisme secara individu melakukan berbagai interaksi
dengan sesama jenisnya maupun dengan jenis lain. Interaksi antar organisme dapat dibedakan
menjadi netralisme, simbiosis, antibiosis, dan predasi. Interkasi antar populasi akan
membentuk populasi.
2.1.2.2 Interaksi Antar Populasi
Interaksi antar populasi terjadi antara populasi yang satu dengan populasi lain.
Interaksi tersebut dapat bersifat alelopati dan kompetisi. Interaksi antar populasi akan
membentuk komunitas (Waluya, 2011).
2.1.2.3 Interaksi Antar Komunitas
Waluya (2011) menjelaskan bahwa, interkasi antar komunitas adalah interaksi yang
terjadi terhadap kumpulan beberapa populasi berbeda yang saling berinteraksi di suatu
wilayah yang sama. Interaksi antar komunitas ini akan membentuk bioma.

2.2 Interaksi Antar Organisme


Interkasi antar organisme terdiri dari beberapa kategori, yaitu netralisme, simbiosis,
antibiosis, dan predasi.
2.2.1 Netralisme
Netralisme dapat dimaksudkan sebagai interaksi yang terjadi antara dua organisme
yang tidak saling terpengaruh (Budi, dkk., 1992). Menurut Waluya (2011), netralisme
merupakan hubungan tidak saling mengganggu antar organisme dalam habitat yang sama
yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak. Contohnya,
kambing dan ayam, kucing dan ayam, dan lain-lain.

Kambing dengan Ayam Ayam dengan Kucing

Gambar 2. Contoh Interaksi Netralisme

2.2.2 Simbiosis
Simbiosis terdiri dari kata “sym” yang diartikan “bersama” dan “bios” yang diartikan
“hidup”, sehingga dapat dikatakan bahwa simbiosis dimaksudkan sebagai kehidupan
bersama. Dengan demikian, simbiosis dapat didefiniskan sebagai cara hidup bersama antara
dua jenis makhluk hidup yang bersifat langsung dan erat. Ada beberapa macam simbiosis,
yaitu simbiosis mutualisme, parasitisme, dan komensalisme.
2.2.2.1 Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme merupakan bentuk simbiosis di mana masing-masing yang
bersekutu memperoleh keuntungan (Budi, dkk., 1992). Contohnya, hubungan antara bakteri
Rhizobium dengan tanaman leguminosae (kacang-kacangan): Rhizobium mendapat tempat
hidup di akar leguminosae, sedangkan leguminosae mendapat unsur nitrogen yang diberikan
leguminosae. Dengan kata lain, bakteri Rhizobium hidup pada akar tanaman dan memfiksasi
N2 (gas) dan mengubahnya menjadi nitrat dan amonium sebagai nutrien untuk bakteri itu
sendiri dan tanaman kacang-kacangan. Selain itu, hubungan antara lebah madu dengan
tumbuhan bunga: tumbuhan bunga dibantu penyerbukannya oleh lebah, sedangkan lebah
mengambil polen tumbuhan bunga sebagai bahan madu. Gerakan tubuh lebah dapat
mengakibatkan jatuhnya serbuk sari ke atas kepala putik. Pertemuan antara serbuk sari dan
kepala putik menyebabkan terjadinya penyerbukan. Adanya penyerbukan menjadikan
tumbuhan berbunga dapat berkembang biak. Selanjutnya, hubungan antara seekor kerbau
dengan burung jalak. Kerbau memperoleh keuntungan dengan habisnya kutu-kutu yang
menempel di tubuhnya, sedangkan burung jalak merasa untung karena mendapatkan
makanan berupa kutu.

Kerbau dengan Burung Jalak Jamur Rhizobium dengan Kacang Kedelai

Lebah dengan Bunga

Gambar 3. Contoh Simbiosis Mutualisme


2.2.2.2 Simbiosis Parasitisme
Dalam interaksi ini, suatu organisme memperoleh keuntungan dengan menjadi parasit
pada organisme yang dirugikan. Meskipun ada beberapa hospesnya (organisme yang
ditumpangi) mendapat kerugian dari interaksi ini, tetapi biasanya tidak sampai
mati/terbununh (Budi, dkk., 1992). Selanjutnya, Waluya (2011) menjelaskan bahwa,
parasitisme adalah hubungan antar organisme yang berbeda spesies yang bersifat merugikan
salah satu spesies. Pihak yang mendapat keuntungan disebut sebagai parasit, sedangkan pihak
yang dirugikan disebut inang atau hospes.
Contoh hubungan simbiosis parasitisme, yaitu tumbuhan tali putri (Cuscuta
filiformis) dengan tanaman inangnya. Tumbuhan tali putri tidak mempunyai klorofil sehingga
tidak dapat melakukan fotosintesis, untuk mendapatkan makanan ia menempel pada
tumbuhan lain serta menyerap sari-sari makanan tumbuhan yang ditumpanginya sehingga
merugikan. Lalu, benalu (Loranthus sp.) dengan tanaman inang. Benalu tidak mempunyai
akar yang sempurna, sehingga tidak dapat menyerap air dan unsur hara dari tanah dengan
baik, sehingga dia hidup menempel pada batang tanaman inang dan akarnya masuk ke
pembuluh angkut tanaman untuk menyerap air dan unsur hara dari tanaman inang tersebut
sehingga merugikan. Cacing perut (Ascaris Lumbricoides) dengan usus manusia. Cacing
mengambil dan menyerap sari makanan, manusia dirugikan sehingga manusia kurus
kekurangan gizi. Contoh lainnya, kutu yang menghisap darah manusia. Kutu merupakan
ektoparasit. Kutu biasanya menempel di kulit hewan mamalia dan manusia. Makanan kutu
adalah darah inang. Kutu mengambil makanan dengan cara menggigit kulit inang lalu
mengisap darahnya.

Tali Putri dengan tanaman inangnya Kutu di kulit hewan mamalia


Cacing perut dalam usus Benalu dengan
manusia tanaman inangnya

Gambar 4. Contoh Simbiosis Parasitisme

2.2.2.3 Simbiosis Komensalisme


Jika dua organisme hidup bersama, kemudian organisme yang satu (komensal)
mendapat keuntungan, sedangkan organisme yang lain (hospes) tidak dirugikan dan tidak
diuntungkan (Budi, dkk., 1992). Senada dengan penjelasan tersebut, Waluya (2011)
menjelaskan bahwa, simbiosis komensalisme merupakan simbiosis yang bersifat anggota
pasangannya tidak merasa dirugikan, tetapi anggota lainnya diuntungkan. Contohnya, ikan
hiu dengan ikan remora. Ikan remora sebagai hewan kecil yang hidupnya sering bersamaan
dengan ikan hiu. Ikan remora dapat menempel pada ikan hiu, karena memiliki alat untuk
menempelkan tubuhnya pada ikan hiu. Ikan hiu sekalipun diikuti oleh remora tidak untung
dan tidak dirugikan oleh ikan remora, sedangkan ikan remora mendapat keuntungan dari ikan
hiu yang berupa energi untuk berpindah tempat, dan memperoleh makanan dari sisa makanan
dari ikan hiu.
Selain itu, bunga anggrek dengan pohon yang ditumpanginya. Bunga anggrek
merupakan tanaman epifit, yaitu tumbuhan hijau yang tumbuh menempel pada batang
tumbuhan yang tinggi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan cahaya matahari guna proses
fotosintesis. Jadi, epifit tidak mengambil makanan dari tumbuhan yang ditumpanginya.
Kemudian, contoh lainnya yaitu ikan badut dengan anemon laut. Ikan badut hidup di antara
tentakel-tentakel anemon. Anemon mengeluarkan zat racun yang dapat melukai ikan-ikan.
Akan tetapi ikan badut tidak terlukai karena kulitnya mengeluarkan lendir pelindung. Ikan
badut terlindung dari musuhnya karena hidup diantara tentakel-tentakel anemone, sedangkan
anemon tidak diuntungkan maupun dirugikan dengan keberadaan ikan badut.
Ikan Hiu dengan Ikan Remora

Bunga Anggrek dengan pohon yang


ditumpanginya

Ikan Badut dengan Anemon Laut

Gambar 5. Contoh Simbiosis Komensalisme

2.2.3 Antibiosis
Antibiosis merupakan hubungan antara organisme yang satu menghasilkan sesuatu
yang meracuni organisme lainnya, sehingga pertumbuhan organisme tersebut terganggu
(Budi, dkk., 1992). Sedangkan, menurut Yudianto (2011), antibiosis merupakan suatu
hubungan yang bersifat organisme yang satu dapat meracuni kehidupan organisme
pasangannya. Hal tersebut disebabkan oleh zat antibiotik yang dihasilkannya. Contohnya,
jamur Penicillium yang tumbuh pada koloni jamur lainnya dapat meracuninya dengan zat
penisilin yang dihasilkannya. Ada beberapa jamur Penicillium yang menghasilkan zat
antibiotik, yaitu penicillium notatum, penicillium chrysogenum, dan penicillium
vermiculatum.

Jamur Penicillium yang dapat meracuni Gambar 6. Contoh Interaksi Antibiosis


kehidupan organisme pasangannya
2.2.4 Predasi
Predasi dapat diartikan bahwa salah satu organisme menjadi pemangsa (predator)
organisme lainnya (Budi, dkk., 1992). Senada dengan penjelasan tersebut, Yudianto (2011)
menjelaskan bahwa predasi merupakan interaksi di mana organisme yang satu menjadi
pemangsa dan organisme yang lainnya menjadi mangsanya. Adanya predasi ini melahirkan
terbentuknya Rantai Makanan dan Jaring-jaring Makanan dalam kehidupan agar terjadi
pelestarian pada makhluk hidup. Sedangkan, Waluya (2011) berpendapat bahwa predasi
berarti hubungan antara mangsa (prey) dan pemangsa (predator). Pemangsa tidak bisa hidup
tanpa hewan yang dimangsanya. Itulah sebabnya jika hewan yang dimangsanya habis, maka
pemangsa juga akan pergi atau punah. Pemangsa berperan sebagai pengontrol jumlah
populasi. Jika jumlah pemangsa berkurang, maka jumlah hewan yang dimangsanya akan
bertambah. Contohnya, jika ular banyak yang dibunuh oleh manusia, maka populasi tikus
akan bertambah, lalu manusia sering memelihara kucing untuk tujuan membasmi tikus-tikus
di rumahnya, atau harimau memangsa kijang, beruang memangsa ikan, dan lain-lain.

Harimau memangsa kijang Beruang memangsa ikan

Gambar 7. Contoh Interaksi Predasi

Menurut Budi dkk. (1992), macam-macam interaksi antar organisme dalam ekosistem
dapat mempengaruhi pertumbuhan populasi. Berikut penjelasannya beserta tabel.

Tabel 1. Macam-macam Interaksi antar Organisme Mempengaruhi Pertumbuhan Populasi


Akibat bagi masing-masing organisme jika
Keterangan
Macam Interaksi Tidak Berinteraksi Berinteraksi
A B A B
Kedua organisme
Netralisme 0 0 0 0 tidak saling
mempengaruhi
Mutualisme 0 0 + + Kedua belah pihak
(organisme)
beruntung jika
terjadi interaksi
A adalah Parasit
Parasitisme - 0 + -
dan B adalah Hospes
A adalah Komensal
Komensalisme - 0 + 0
dan B adalah Hospes
B yang tidak
Antibiosis 0 0 0 - menghasilkan
antibiotik dirugikan
A adalah Prey dan B
Predasi 0 - - +
adalah Predator
Keterangan:
1 = Pertumbuhan populasi tidak terpengaruh
+ = Pertumbuhan populasi meningkat
- = Pertumbuhan populasi menurun

2.3 Implementasi Pembelajaran IPA tentang Interaksi Antar Organisme di Sekolah


Dasar
Pembelajaran interaksi antar organisme di Sekolah Dasar terdapat di kelas IV dengan
materi “Hubungan Antara Makhluk Hidup dan Lingkungannya”, Standar Kompetensi (SK) 5.
Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya, dan Kompetensi Dasar (KD) 5.1 Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan
khas (simbiosis) dan hubungan “makan dan dimakan” antar makhluk hidup (rantai makanan).
Jadi, sub materi yang akan diajarkan, yaitu tentang “Hubungan Antar Makhluk Hidup
(Simbiosis)” dan “Rantai Makanan”. Dengan demikian, tujuan dari pembelajaran ini
diharapkan siswa dapat menyebutkan contoh simbiosis mutualisme, parasitisme, dan
komensalisme. Selain itu, siswa juga diharapkan dapat menggambarkan rantai makanan,
misalnya rantai makanan di sawah, di kebun, dan di laut.
Selanjutnya, metode pembelajaran yang dapat digunakan dapat bervariasi, misalnya
ceramah, tanya jawab, observasi, diskusi, dan lain-lain. Sebagai salah satu contoh dari
metode observasi untuk materi sub materi “Hubungan antara Makhluk Hidup (Simbiosis)”,
yaitu guru dapat mengajak siswa untuk keluar kelas, misalnya ke taman sekolah. Dalam
kegiatan observasi tersebut, guru dapat meminta siswa untuk melakukan pengamatan tentang
hubungan antara makhluk hidup yang dapat mereka temui di taman sekolah. Tentu saja,
sebelum melakukan observasi, guru menjelaskan materi tentang “Hubungan antara Makhluk
Hidup (Simbiosis)” terlebih dahulu terhadap siswa. Metode observasi cocok untuk siswa
kelas IV SD karena jika dilihat dari usianya, yaitu sekitar usia 10 tahun, usia ini termasuk
dalam tahapan perkembangan operasional konkret (Piaget), di mana pada tahap ini siswa
memerlukan objek yang konkret/nyata untuk menggunakan logikanya dalam memahami
suatu hubungan. Berikut contoh media pembelajaran berupa lembar pengamatan yang dapat
digunakan oleh siswa (individu maupun kelompok) dalam melakukan pengamatan tentang
hubungan antara makhluk hidup (simbiosis).
Kegiatan 1
Hubungan Antar Makhluk Hidup
Alat dan Bahan
Alat tulis untuk mencatat

Cara Kerja
1. Pergilah ke taman sekolah.
2. Amatilah dan catat semua makhluk hidup (tumbuhan dan hewan) yang ada.
3. Kelompokkan hubungan antar makhluk hidup yang ada ke dalam simbiosis mutualisme,
parasistisme, atau komensalisme.
4. Tuliskan hasil pengamatanmu ke dalam tabel berikut.

Tabel Hubungan Antar Makhluk Hidup


Nama Makhluk
No Jenis Hubungan Alasan
Hidup
1.
2.

Kesimpulan
Suatu makhluk hidup bergantung terhadap makhluk hidup lain dan pada lingkungannya.
Simbiosis adalah ____________________________________________________________.
dibagi menjadi 3 macam, yaitu __________________________________________________
__________________________________________________________________________.

Apabila sekolah tidak memiliki taman atau tidak memungkinkan melakukan


pembelajaran di luar kelas, misalnya karena hujan, maka guru dapat menggunakan media
pembelajaran lain, yaitu melalui video pembelajaran dan gambar. Berikut contoh media
pembelajaran berupa video dan gambar yang dapat digunakan.
Video
Video pembelajaran IPA yang berjudul “Interaksi Antar Makhluk Hidup” yang diambil dari
Youtube (https://www.youtube.com/watch?v=XZjKeX3Gh84).
Gambar 8. Contoh Video tentang Interaksi Antar Makhluk Hidup
Gambar
Gambar-gambar tentang Interaksi Antar Makhluk Hidup

Simbiosis Mutualisme Simbiosis Parasitisme Simbiosis Komensalisme

Selain pembelajaran tentang “Hubungan Antar Makhluk Hidup (Simbiosis)”, untuk


mengajarkan sub materi “Rantai Makanan”, guru dapat mengajak siswa membuat suatu
prakarya, yaitu membuat roncean rantai makanan seperti berikut.
Kegiatan 2
Membuat Roncean Rantai Makanan di Sawah
Alat dan Bahan
Kertas gambar, pensil, pensil warna, gunting, benang wol, dan lem/isolasi.

Cara Kerja
1. Gambarlah padi, tikus, ular, elang, dan pengurai.
2. Warnailah gambar padi, tikus, ular, elang, dan pengurai tersebut.
3. Potonglah gambar padi, gambar tikus, gambar ular, gambar elang, dan gambar pengurai
dengan menggunakan gunting. Hati-hati dalam menggunakan gunting!
4. Potonglah benang wol dengan panjang yang kamu inginkan.
5. Tempelkan masing-masing gambar (padi, tikus, ular, elang, dan pengurai) ke benang wol
sesuai dengan urutan rantai makanannya.
Contoh:

Pembuatan prakarya ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk lebih tertarik belajar
mengenai “Rantai Makanan”. Kemudian, setelah membuat roncean tersebut guru dapat
menindaklanjuti dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Misalnya, dari roncean rantai
makanan di sawah yang telah dibuat, mana yang disebut dengan produsen? Mana yang
disebut dengan konsumen I? Mana yang disebut dengan konsumen II? dan sebagainya. Selain
itu, dari sub materi “Rantai Makanan” ini, siswa dapat mempelajari tentang “Predasi” seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya. Misalnya, dalam pembuatan prakarya “Roncean Rantai
Makanan di Sawah” tadi, siswa dapat mengetahui bahwa interaksi antara ular dan tikus
merupakan interaksi predasi. Di mana ular sebagai predator (pemangsa) dan tikus sebagai
prey (mangsa). Selanjutnya, untuk materi tentang “Antibiosis” baru dapat dipelajari siswa di
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat,
tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga
semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi. Satuan-satuan
ekosistem terdiri dari individu, populasi, dan komunitas. Individu adalah satuan makhluk
hidup yang paling kecil, terdiri atas dirinya sendiri. Contohnya, seekor kambing, seekor
angsa, sebatang pohon kelapa, dan lain-lain. Populasi adalah sekumpulan individu sejenis
yang hidup di dalam suatu habitat tertentu. Contohnya, sekumpulan kambing di dalam
kandang, sekumpulan ikan di dalam kolam, sekumpulan teratai yang tumbuh di permukaan
kolam, dan lain-lain. Komunitas adalah sekumpulan bermacam populasi makhluk hidup yang
tinggal dalam suatu habitat tertentu. Contohnya, di dalam sebuah kolam ikan terdapat
sekumpulan ikan lele, sekumpulan teratai, sekumpulan ganggang, dan lain-lain. Ada beberapa
macam interaksi tersebut antara lain interaksi antar organisme, interaksi antar populasi, dan
interaksi antar komunitas. Interaksi antar organisme adalah interaksi antar individu dengan
sesama jenisnya maupun dengan jenis lain. Interaksi antar organisme dapat dibedakan
menjadi netralisme, simbiosis (mutualisme, parasitisme, dan komensalisme), antibiosis, dan
predasi. Netralisme merupakan hubungan tidak saling mengganggu antar organisme dalam
habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah
pihak. Contohnya, kambing dan ayam. Simbiosis mutualisme adalah bentuk simbiosis di
mana masing-masing yang bersekutu memperoleh keuntungan. Contohnya, bakteri
Rhizobium dengan tanaman leguminosae (kacang-kacangan). Simbiosis parasitisme adalah
hubungan antar organisme yang berbeda spesies yang bersifat merugikan salah satu spesies.
Contohnya, tumbuhan tali putri (Cuscuta filiformis) dengan tanaman inangnya. Simbiosis
komensalisme adalah simbiosis yang bersifat anggota pasangannya tidak merasa dirugikan,
tetapi anggota lainnya diuntungkan. Contohnya, ikan hiu dengan ikan remora.
Antibiosis adalah hubungan antara organisme yang satu menghasilkan sesuatu yang
meracuni organisme lainnya, sehingga pertumbuhan organisme tersebut terganggu.
Contohnya, jamur Penicillium yang tumbuh pada koloni jamur lainnya dapat meracuninya
dengan zat penisilin yang dihasilkannya. Selanjutnya, predasi adalah interaksi di mana
organisme yang satu menjadi pemangsa dan organisme yang lainnya menjadi mangsanya.
Contohnya, harimau memangsa kijang. Interaksi antar organisme dapat mempengaruhi
pertumbuhan suatu populasi. Misalnya, interaksi organisme parasitisme. Jika diibaratkan
dalam suatu interaksi antar organisme A (Parasit) dan B (Hospes), baik yang terjadi interaksi
maupun tidak terjadi interaksi. Jika tidak terjadi interaksi, maka populasi A akan menurun,
sedangkan populasi B tidak terpengaruh. Selanjutnya, jika terjadi interaksi, maka populasi A
akan bertambah, sedangkan populasi B akan menurun.
Dalam implementasinya, pembelajaran interaksi antar organisme di Sekolah Dasar
terdapat di kelas IV dengan materi “Hubungan Antara Makhluk Hidup dan Lingkungannya”,
Standar Kompetensi (SK) 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya, dan Kompetensi Dasar (KD) 5.1 Mengidentifikasi
beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan “makan dan dimakan” antar
makhluk hidup (rantai makanan). Jadi, sub materi yang akan diajarkan, yaitu tentang
“Hubungan Antar Makhluk Hidup (Simbiosis)” dan “Rantai Makanan”. Pembelajaran
interaksi antar organisme di Sekolah Dasar Kelas IV. Metode pembelajaran yang dapat
digunakan dapat bervariasi, misalnya ceramah, tanya jawab, observasi, diskusi, dan lain-lain.
Lalu, media pembelajaran yang dapat digunakan yaitu, video dan gambar tentang interaksi
antar organisme.
DAFTAR PUSTAKA

Budi, F.K., dkk. (1992). Makalah-makalah Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam.
Yogyakarta: IKIP Sanata Dharma.

Devi P.K. & Anggraeni S. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta:
Depdiknas.

Herliani, R.R., Andreas H., & Astuti, M.J. (2013). Sains 4 untuk Sekolah Dasar Kelas 4.
Jakarta: PT Grasindo.

Irianto, T., Rohanadi E., & Supardi. (2005). Eksperimen Sains Jilid 4. Jakarta: Erlangga.

Rositawaty, S. & Aris M. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4: untuk Kelas IV
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.

Zuneidi, Okky D., & Parulian M. (2011). IPA 4: Ilmu Pengetahuan Alam SD Kelas IV.
Jakarta: Yudhistira.

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-
BAGJA_WALUYA/Pengelolaan_Lingkungan_Hidup_untuk_Tk_SMA/BAB_3_EKOS
ISTEM.pdf, diakses pada tanggal 12 November 2015 pukul 14.00

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195305221980021-
SUROSO_ADI_YUDIANTO/Modul/MODUL_4_EKOSISTEM.pdf, diakses pada
tanggal 16 November 2015 pukul 13.37

https://irsae.files.wordpress.com/2008/05/pola-interaksi.pdf, diakses pada tanggal 16


November 2015 pukul 16.20

https://margarethalinda14.files.wordpress.com/2013/03/materi-blog-simbiosis.pdf, diakses
pada tanggal 16 November 2015 pukul 16.30

http://sukasains.com/materi/ekosistem-3-pola-interaksi-dalam-ekosistem/, diakses pada


tanggal 16 November 2015 pukul 17.26

http://forces.si.edu/soils/images/media/library_020_lg.jpg, diakses pada tanggal 16


November 2015 pukul 19.30

http://www.ebiologi.com/2015/06/satuan-kehidupan-dalam-komponen-biotik.html, diakses
pada tanggal 16 November 2015 pukul 19.59

http://smpsma.com/jenis-jenis-interaksi-dalam-ekosistem.html, diakses pada tanggal 17


November 2015 pukul 05.49

https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif, diakses pada tanggal 17


November 2015 pukul 08.47

Anda mungkin juga menyukai