Oleh:
Christin Setyaningrum
15712251028
Topik 4/Semester I/Kelas C
1.5 Metodologi
Metodologi yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini adalah metode studi
pustaka, yaitu pengumpulan data yang didapat dari buku dan internet.
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini memuat tentang ekosistem, satuan-satuan makhluk hidup dalam ekosistem,
macam-macam interaksi dalam ekosistem, interaksi antar organisme, netralisme,
simbiosis, antibiosis, predasi, dan implementasi pembelajaran IPA tentang interaksi antar
organisme di Sekolah Dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka memuat sumber referensi yang digunakan dalam penyusunan makalah,
baik dari buku maupun internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ekosistem
Definisi ekosistem pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli ekologi bernama A.G.
Tansley pada tahun 1935, yaitu suatu unit ekologi yang di dalamnya terdapat struktur dan
fungsi. Struktur yang dimaksud adalah berhubungan dengan keanekaragaman spesies, lalu
fungsi adalah berhubungan dengan siklus materi dan arus energi melalui komponen-
komponen ekosistem. Lalu, di akhir tahun 1800-an, istilah dan konsep yang berkaitan dengan
ekosistem mulai muncul dan tertuang dalam literatur-literatur ekologi Amerika, Eropa, dan
Rusia (Odum, 1993).
Menurut Woodbury (dalam Setiadi, 1983), ekosistem adalah tatanan kesatuan secara
kompleks di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan
sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus
materi dan aliran energi. Lalu, menurut Odum (1993), ekosistem adalah unit fungsional dasar
dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (biotik dan abiotik)
dan di antara keduanya saling mempengaruhi. Senada dengan pengertian tersebut,
Soemarwoto (1983) menjelaskan bahwa, ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
2.1.1 Satuan-satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem
Satuan-satuan makhluk hidup dalam ekosistem terdiri dari individu, populasi, dan
komunitas. Berikut penjelasan tiap satuan makhluk hidup dalam ekosistem.
(http://www.ebiologi.com/2015/06/satuan-kehidupan-dalam-komponen-biotik.html).
2.1.1.1 Individu
Istilah individu berasal dari bahasa latin yaitu “in” yang berarti tidak dan “dividus”
yang berarti dapat dibagi. Jadi, individu adalah satuan makhluk hidup yang paling kecil,
terdiri atas dirinya sendiri. Contohnya, seekor kambing, seekor angsa, sebatang pohon kelapa,
dan lain-lain.
2.1.1.2 Populasi
Populasi adalah sekumpulan individu sejenis yang hidup di dalam suatu habitat
tertentu. Contohnya, sekumpulan kambing di dalam kandang, sekumpulan ikan di dalam
kolam, sekumpulan teratai yang tumbuh di permukaan kolam, dan lain-lain.
2.1.1.3 Komunitas
Komunitas adalah sekumpulan bermacam populasi makhluk hidup yang tinggal dalam
suatu habitat tertentu. Suatu komunitas disusun dari semua populasi yang hidup dan saling
berinteraksi satu sama lain dalam suatu habitat dan waktu tertentu. Contohnya, di dalam
sebuah kolam ikan terdapat sekumpulan ikan lele, sekumpulan teratai, sekumpulan ganggang,
dan lain-lain. Sekumpulan populasi yang hidup di dalam kolam ini disebut komunitas, yaitu
komunitas kolam.
2.1.2 Macam-macam Interaksi dalam Ekosistem
Pada berbagai tingkat organisasi kehidupan, ada beberapa macam interaksi yang terjadi
antara makhluk hidup dengan lingkungannya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
seperti makanan, pertumbuhan, perkembangbiakan, dan perlindungan. Beberapa macam
interaksi tersebut antara lain interaksi antar organisme, interaksi antar populasi, dan interaksi
antar komunitas. Berikut penjelasan tiap interaksi beserta bagannya.
Populasi Populasi
Ekosistem Ekosistem
Bioma
2.2.2 Simbiosis
Simbiosis terdiri dari kata “sym” yang diartikan “bersama” dan “bios” yang diartikan
“hidup”, sehingga dapat dikatakan bahwa simbiosis dimaksudkan sebagai kehidupan
bersama. Dengan demikian, simbiosis dapat didefiniskan sebagai cara hidup bersama antara
dua jenis makhluk hidup yang bersifat langsung dan erat. Ada beberapa macam simbiosis,
yaitu simbiosis mutualisme, parasitisme, dan komensalisme.
2.2.2.1 Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme merupakan bentuk simbiosis di mana masing-masing yang
bersekutu memperoleh keuntungan (Budi, dkk., 1992). Contohnya, hubungan antara bakteri
Rhizobium dengan tanaman leguminosae (kacang-kacangan): Rhizobium mendapat tempat
hidup di akar leguminosae, sedangkan leguminosae mendapat unsur nitrogen yang diberikan
leguminosae. Dengan kata lain, bakteri Rhizobium hidup pada akar tanaman dan memfiksasi
N2 (gas) dan mengubahnya menjadi nitrat dan amonium sebagai nutrien untuk bakteri itu
sendiri dan tanaman kacang-kacangan. Selain itu, hubungan antara lebah madu dengan
tumbuhan bunga: tumbuhan bunga dibantu penyerbukannya oleh lebah, sedangkan lebah
mengambil polen tumbuhan bunga sebagai bahan madu. Gerakan tubuh lebah dapat
mengakibatkan jatuhnya serbuk sari ke atas kepala putik. Pertemuan antara serbuk sari dan
kepala putik menyebabkan terjadinya penyerbukan. Adanya penyerbukan menjadikan
tumbuhan berbunga dapat berkembang biak. Selanjutnya, hubungan antara seekor kerbau
dengan burung jalak. Kerbau memperoleh keuntungan dengan habisnya kutu-kutu yang
menempel di tubuhnya, sedangkan burung jalak merasa untung karena mendapatkan
makanan berupa kutu.
2.2.3 Antibiosis
Antibiosis merupakan hubungan antara organisme yang satu menghasilkan sesuatu
yang meracuni organisme lainnya, sehingga pertumbuhan organisme tersebut terganggu
(Budi, dkk., 1992). Sedangkan, menurut Yudianto (2011), antibiosis merupakan suatu
hubungan yang bersifat organisme yang satu dapat meracuni kehidupan organisme
pasangannya. Hal tersebut disebabkan oleh zat antibiotik yang dihasilkannya. Contohnya,
jamur Penicillium yang tumbuh pada koloni jamur lainnya dapat meracuninya dengan zat
penisilin yang dihasilkannya. Ada beberapa jamur Penicillium yang menghasilkan zat
antibiotik, yaitu penicillium notatum, penicillium chrysogenum, dan penicillium
vermiculatum.
Menurut Budi dkk. (1992), macam-macam interaksi antar organisme dalam ekosistem
dapat mempengaruhi pertumbuhan populasi. Berikut penjelasannya beserta tabel.
Cara Kerja
1. Pergilah ke taman sekolah.
2. Amatilah dan catat semua makhluk hidup (tumbuhan dan hewan) yang ada.
3. Kelompokkan hubungan antar makhluk hidup yang ada ke dalam simbiosis mutualisme,
parasistisme, atau komensalisme.
4. Tuliskan hasil pengamatanmu ke dalam tabel berikut.
Kesimpulan
Suatu makhluk hidup bergantung terhadap makhluk hidup lain dan pada lingkungannya.
Simbiosis adalah ____________________________________________________________.
dibagi menjadi 3 macam, yaitu __________________________________________________
__________________________________________________________________________.
Cara Kerja
1. Gambarlah padi, tikus, ular, elang, dan pengurai.
2. Warnailah gambar padi, tikus, ular, elang, dan pengurai tersebut.
3. Potonglah gambar padi, gambar tikus, gambar ular, gambar elang, dan gambar pengurai
dengan menggunakan gunting. Hati-hati dalam menggunakan gunting!
4. Potonglah benang wol dengan panjang yang kamu inginkan.
5. Tempelkan masing-masing gambar (padi, tikus, ular, elang, dan pengurai) ke benang wol
sesuai dengan urutan rantai makanannya.
Contoh:
Pembuatan prakarya ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk lebih tertarik belajar
mengenai “Rantai Makanan”. Kemudian, setelah membuat roncean tersebut guru dapat
menindaklanjuti dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Misalnya, dari roncean rantai
makanan di sawah yang telah dibuat, mana yang disebut dengan produsen? Mana yang
disebut dengan konsumen I? Mana yang disebut dengan konsumen II? dan sebagainya. Selain
itu, dari sub materi “Rantai Makanan” ini, siswa dapat mempelajari tentang “Predasi” seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya. Misalnya, dalam pembuatan prakarya “Roncean Rantai
Makanan di Sawah” tadi, siswa dapat mengetahui bahwa interaksi antara ular dan tikus
merupakan interaksi predasi. Di mana ular sebagai predator (pemangsa) dan tikus sebagai
prey (mangsa). Selanjutnya, untuk materi tentang “Antibiosis” baru dapat dipelajari siswa di
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat,
tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga
semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi. Satuan-satuan
ekosistem terdiri dari individu, populasi, dan komunitas. Individu adalah satuan makhluk
hidup yang paling kecil, terdiri atas dirinya sendiri. Contohnya, seekor kambing, seekor
angsa, sebatang pohon kelapa, dan lain-lain. Populasi adalah sekumpulan individu sejenis
yang hidup di dalam suatu habitat tertentu. Contohnya, sekumpulan kambing di dalam
kandang, sekumpulan ikan di dalam kolam, sekumpulan teratai yang tumbuh di permukaan
kolam, dan lain-lain. Komunitas adalah sekumpulan bermacam populasi makhluk hidup yang
tinggal dalam suatu habitat tertentu. Contohnya, di dalam sebuah kolam ikan terdapat
sekumpulan ikan lele, sekumpulan teratai, sekumpulan ganggang, dan lain-lain. Ada beberapa
macam interaksi tersebut antara lain interaksi antar organisme, interaksi antar populasi, dan
interaksi antar komunitas. Interaksi antar organisme adalah interaksi antar individu dengan
sesama jenisnya maupun dengan jenis lain. Interaksi antar organisme dapat dibedakan
menjadi netralisme, simbiosis (mutualisme, parasitisme, dan komensalisme), antibiosis, dan
predasi. Netralisme merupakan hubungan tidak saling mengganggu antar organisme dalam
habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah
pihak. Contohnya, kambing dan ayam. Simbiosis mutualisme adalah bentuk simbiosis di
mana masing-masing yang bersekutu memperoleh keuntungan. Contohnya, bakteri
Rhizobium dengan tanaman leguminosae (kacang-kacangan). Simbiosis parasitisme adalah
hubungan antar organisme yang berbeda spesies yang bersifat merugikan salah satu spesies.
Contohnya, tumbuhan tali putri (Cuscuta filiformis) dengan tanaman inangnya. Simbiosis
komensalisme adalah simbiosis yang bersifat anggota pasangannya tidak merasa dirugikan,
tetapi anggota lainnya diuntungkan. Contohnya, ikan hiu dengan ikan remora.
Antibiosis adalah hubungan antara organisme yang satu menghasilkan sesuatu yang
meracuni organisme lainnya, sehingga pertumbuhan organisme tersebut terganggu.
Contohnya, jamur Penicillium yang tumbuh pada koloni jamur lainnya dapat meracuninya
dengan zat penisilin yang dihasilkannya. Selanjutnya, predasi adalah interaksi di mana
organisme yang satu menjadi pemangsa dan organisme yang lainnya menjadi mangsanya.
Contohnya, harimau memangsa kijang. Interaksi antar organisme dapat mempengaruhi
pertumbuhan suatu populasi. Misalnya, interaksi organisme parasitisme. Jika diibaratkan
dalam suatu interaksi antar organisme A (Parasit) dan B (Hospes), baik yang terjadi interaksi
maupun tidak terjadi interaksi. Jika tidak terjadi interaksi, maka populasi A akan menurun,
sedangkan populasi B tidak terpengaruh. Selanjutnya, jika terjadi interaksi, maka populasi A
akan bertambah, sedangkan populasi B akan menurun.
Dalam implementasinya, pembelajaran interaksi antar organisme di Sekolah Dasar
terdapat di kelas IV dengan materi “Hubungan Antara Makhluk Hidup dan Lingkungannya”,
Standar Kompetensi (SK) 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya, dan Kompetensi Dasar (KD) 5.1 Mengidentifikasi
beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan “makan dan dimakan” antar
makhluk hidup (rantai makanan). Jadi, sub materi yang akan diajarkan, yaitu tentang
“Hubungan Antar Makhluk Hidup (Simbiosis)” dan “Rantai Makanan”. Pembelajaran
interaksi antar organisme di Sekolah Dasar Kelas IV. Metode pembelajaran yang dapat
digunakan dapat bervariasi, misalnya ceramah, tanya jawab, observasi, diskusi, dan lain-lain.
Lalu, media pembelajaran yang dapat digunakan yaitu, video dan gambar tentang interaksi
antar organisme.
DAFTAR PUSTAKA
Budi, F.K., dkk. (1992). Makalah-makalah Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam.
Yogyakarta: IKIP Sanata Dharma.
Devi P.K. & Anggraeni S. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta:
Depdiknas.
Herliani, R.R., Andreas H., & Astuti, M.J. (2013). Sains 4 untuk Sekolah Dasar Kelas 4.
Jakarta: PT Grasindo.
Irianto, T., Rohanadi E., & Supardi. (2005). Eksperimen Sains Jilid 4. Jakarta: Erlangga.
Rositawaty, S. & Aris M. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4: untuk Kelas IV
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.
Zuneidi, Okky D., & Parulian M. (2011). IPA 4: Ilmu Pengetahuan Alam SD Kelas IV.
Jakarta: Yudhistira.
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-
BAGJA_WALUYA/Pengelolaan_Lingkungan_Hidup_untuk_Tk_SMA/BAB_3_EKOS
ISTEM.pdf, diakses pada tanggal 12 November 2015 pukul 14.00
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195305221980021-
SUROSO_ADI_YUDIANTO/Modul/MODUL_4_EKOSISTEM.pdf, diakses pada
tanggal 16 November 2015 pukul 13.37
https://margarethalinda14.files.wordpress.com/2013/03/materi-blog-simbiosis.pdf, diakses
pada tanggal 16 November 2015 pukul 16.30
http://www.ebiologi.com/2015/06/satuan-kehidupan-dalam-komponen-biotik.html, diakses
pada tanggal 16 November 2015 pukul 19.59