Anda di halaman 1dari 62

PILAR BETON

PRACETAK PRATEGANG
Anton Surviyanto
PILAR BETON
PRACETAK PRATEGANG

Penyusun
Anton Surviyanto

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN DAN JEMBATAN


Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pekerjaan Umum
www.pusjatan.pu.go.id
PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG

Anton Surviyanto
Desember, 2011

Cetakan Ke-1 2011, 60 halaman


© Pemegang Hak Cipta Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan

Cover Luar : Hoover Dam Bypass Project, diunduh dari situs


http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=363201&page=10

No. ISBN : 978-602-8256-38-4


Kode Kegiatan : 11-PPK2-01-102-11
Kode Publikasi : IRE-TR-003/ST/2011

Kata kunci : pilar beton, pracetak, prategang

Ketua Program Penelitian:


Redrik Irawan, Puslitbang Jalan dan Jembatan

Ketua Sub Tim Teknis:


Redrik Irawan, Puslitbang Jalan dan Jembatan

Naskah ini disusun dengan sumber dana APBN Tahun 2011, pada Paket Kerja
Penyusunan Naskah Ilmiah Litbang Teknologi Jembatan Bentang Panjang (Perencanaan
Pilar Langsing Beton Pracetak Prategang).

Pandangan yang disampaikan di dalam publikasi ini tidak menggambarkan pandangan


dan kebijakan Kementerian Pekerjaan Umum, unsur pimpinan, maupun institusi
pemerintah lainnya.

Kementerian Pekerjaan Umum tidak menjamin akurasi data yang disampaikan dalam
publikasi ini, dan tanggung jawab atas data dan informasi sepenuhnya dipegang
oleh penulis.

Kementerian Pekerjaan Umum mendorong percetakan dan memperbanyak informasi


secara eksklusif untuk perorangan dan pemanfaatan nonkomersil dengan pemberitahuan
yang memadai kepada Kementerian Pekerjaan Umum. Pengguna dibatasi dalam menjual
kembali, mendistribusikan atau pekerjaan kreatif turunan untuk tujuan komersil tanpa izin
tertulis dari Kementerian Pekerjaan Umum.

Diterbitkan oleh:
Kementerian Pekerjaan Umum
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan
Jl. A.H. Nasution No. 264 Ujungberung – Bandung 40293

Pemesanan melalui:
Perpustakaan Puslitbang Jalan dan Jembatan
info@pusjatan.pu.go.id
iii

Puslitbang Jalan dan Jembatan


Pusat Litbang Jalan dan Jembatan (Pusjatan) adalah institusi riset
yang dikelola oleh Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum Republik
Indonesia. Lembaga ini mendukung Kementerian PU dalam menyelenggara-
kan jalan di Indonesia dengan memastikan keberlanjutan keahlian, pengem-
bangan inovasi, dan nilai-nilai baru dalam pengembangan infrastruktur.

Pusjatan memfokuskan dukungan kepada penyelenggara jalan di Indo-


nesia, melalui penyelenggaraan litbang terapan untuk menghasilkan ino-
vasi teknologi bidang jalan dan jembatan yang bermuara pada standar,
pedoman, dan manual. Selain itu, Pusjatan mengemban misi untuk melaku-
kan advis teknik, pendampingan teknologi, dan alih teknologi yang memung-
kinkan infrastruktur Indonesia menggunakan teknologi yang tepat guna.

KEANGGOTAAN TIM TEKNIS & SUB TIM TEKNIS

Tim Teknis

Prof. (R). DR. Ir. M.Sjahdanulirwan, M.Sc. Ir. Yayan Suryana, M.Sc
Ir. Agus Bari Sailendra, MT DR. Ir. Rudy Hermawan, M.Sc
Ir. I Gede Wayan Samsi Gunarta, M.Appl.Sc Ir. Saktyanu, M.Sc
DR. Ir. Dadang Mohammad , M.Sc Ir. Herman Darmansyah
DR. Ir. Poernomosidhi, M.Sc Ir. Rachmat Agus
DR. Drs. Max Antameng, MA DR. Ir. Hasroel, APU
DR. Ir. Hedy Rahadian, M.Sc DR. Ir. Chaidir Amin, M.Sc
Ir. Iwan Zarkasi, M.Eng.Sc
Prof. (R). Ir. Lanneke Tristanto Sub Tim Teknis
Prof. (R). DR. Ir. Furqon Affandi, M. Sc
Ir. GJW Fernandez Redrik Irawan, ST., MT.
Ir. Joko Purnomo, MT Prof. (R). Ir. Lanneke Tristanto
Ir. Soedarmanto Darmonegoro DR. Mardiana Oesman
Ir. Lanny Hidayat, M.Si DR. Soemargo
Ir. Moch. Tranggono, M.Sc DR. Johanes Adhiyoso
DR. Ir. Djoko Widayat, M.Sc DR. Paulus Kartawijaya
Redrik Irawan, ST., MT. Herbudiman, ST., MT.
DR. Ir. Didik Rudjito, M.Sc DR.Aswandy
DR. Ir. Triono Jumono, M.Sc DR. Bambang Hari Prabowo
Ir. Palgunadi, M.Eng, Sc Agus Sulistijawan, S.Si
DR. Ir. Doni J. Widiantono, M.Eng.Sc DR. Transmissia Semiawan
Ir. Teuku Anshar Ir. Koesno Agus
Ir. Hendro Mulyono Ir.Wahyudiana
Ir. Gandhi Harahap, M.Eng.Sc Ir. Rahadi Sukirman
DR. Ir. Theo. A. Najoan Ir. Roeseno Wirapradja, M.Sc.
v

Kata Pengantar

P
enelitian ini dibuat dengan tujuan untuk menjajaki kemungkinan dapat diterapkannya
suatu jembatan dengan pier precast prategang yang kemungkinan dapat diman-
faatkan di berbagai tempat di Indonesia. Sasaran yang dituju adalah terwujudnya
suatu kegiatan perancangan struktur, kegiatan penyusunan spesifikasi konstruksi, kegiatan
penyusunan anggaran konstruksi, pelaksanaan dan pengawasan konstruksi dan kegiatan
monitoring struktur jembatan setelah lalu-lintas mulai berjalan.
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan tahapan : 1) studi pustaka mengenai
penelitian dan bentuk-bentuk tipikal pier precast prategang; 2) studi pustaka metode
perancangan dan pelaksanaan konstruksi; 3) analisis struktur mulai dari yang sederhana
sampai yang lebih detail termasuk metode konstruksi.
Pengkajian dan Pengembangan pier pracetak prategang ini merupakan serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh KKP Bangunan Bawah Jembatan yang dimulai pada tahun
2011 dengan melakukan penyusunan naskah ilmiah perencanaan pier precast prategang,
serta penyusunan R0 perencanaan dan pelaksanaan jembatan kabel stay. Dan pada tahun
2013 dan tahun 2014 masing-masing dilakukan penyusunan naskah ilmiah dan R0 peren-
canaan dan pelaksaaan jembatan balok pelengkung.
Ucapan terima kasih diberikan kepada Kepala Puslitbang Jalan dan Jembatan atas
perhatian dan bantuannya sampai kegiatan ini selesai dilaksanakan.

Bandung, Desember 2011

Anton Surviyanto
Penyusun
vi

Daftar Isi
Puslitbang Jalan dan Jembatan _____________________________ iii
Kata Pengantar ___________________________________________ v
Daftar Isi ________________________________________________ vi
Daftar Gambar ___________________________________________ vii
Daftar Tabel ______________________________________________ vii
Bab 1 Pendahuluan ________________________________________ 9
Latar Belakang........................................................................................................................9
Bab 2 Kajian Pustaka_______________________________________ 11
Umum......................................................................................................................................11
Kriteria Desain dan Pedoman Sistem Pier Pracetak.....................................................12
Perkembangan Teknologi Pier Pracetak Prategang......................................................14
Perkembangan Penelitian....................................................................................................18
Spesifikasi Material Untuk Sistem Beton Pracetak, Baja Tulangan Post
Tensioned, Strand Tendon ..........................................................................................19
Sistem Sambungan Pracetak Pier .....................................................................................19
Toleransi Sistem Pracetak Untuk Pier .............................................................................23
Ketentuan Seismik Bagi Sistem Pracetak .......................................................................26
Sistem Transportasi Elemen Pier Pracetak.....................................................................32
Metode Konstruksi Elemen Pier Pracetak di Lokasi Site............................................33
Bab 3 Pilar Segmental Pracetak ______________________________ 39
Deskripsi sistem.....................................................................................................................41
Rincian fabrikasi....................................................................................................................42
Konstruksi...............................................................................................................................44
Ringkasan penggunaan........................................................................................................47
Evaluasi ketahanan................................................................................................................47
Penjelasan................................................................................................................................47
Bab 4 Evaluasi Sistem dan Rekomendasi______________________ 55
Daftar Pustaka____________________________________________ 57
vii

Daftar Gambar
Gambar 1 Perakitan Komponen Pracetak pada Struktur Bawah Jembatan.................13
Gambar 2 Idealisasi kolom segmental...................................................................................28
Gambar 3 Performa tendon bonded/unbounded...............................................................30
Gambar 4 Jembatan Providence River (Mammoet)...........................................................35
Gambar 5 Segmental pilar pracetak berongga, Linn Cove Viaduct,
North Carolina.........................................................................................................40
Gambar 6 Pilar pracetak - I.......................................................................................................40
Gambar 7 Pilar tunggal dengan komponen beton pracetak (Billington et al. 1999)..41
Gambar 8 Prosedur pembuatan segmen pilar match-cast (Billington et al. 1999)....43
Gambar 9 Metode pembuatan sambungan match-cast antara balok kepala dengan
pilar (Billington et al. 1999)...................................................................................44
Gambar 10 Konstruksi pilar segmental dengan sambungan match-cast .......................45
Gambar 11 Tahap ereksi untuk pilar dengan kolom majemuk
(Billington et al. 1999)............................................................................................46
Gambar 12 Ereksi balok kepala pracetak untuk pilar dengan kolom majemuk
(FHWA 2004)...........................................................................................................47
Gambar 13 Sambungan pilar dan fondasi dengan metode cor di tempat
(Cruz Lesbros et al. 2003)......................................................................................48
Gambar 14 Sambungan tipe kerah dari pilar pracetak dengan fondasi yang dicor
di tempat (Billington et al. 1999)..........................................................................49
Gambar 15 Sambungan pilar dan fondasi yang digrout (Billington et al. 1999)...........49
Gambar 16 Tipe permukaan sambungan pilar (Billington et al. 1999)............................50
Gambar 17 Sambungan dengan sistem paskatarik antara segmen kolom dan balok
kepala (Billington et al. 1999a).............................................................................51
Gambar 18 Sambungan dengan baja antara pilar dan kepala pilar
(Matsumoto et al. 2002).........................................................................................52

Daftar Tabel
Tabel 1 Perkembangan teknologi pier pracetak prategang .............................................15
Tabel 2 Batasan Maksimum Panjang Kolom......................................................................53
viii

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


9

Bab 1

Pendahuluan
Latar Belakang

F
HWA pada tahun 2006 telah melakukan studi membandingkan
kelebihan yang dimiliki teknologi sistem pracetak elemen jembatan,
yaitu biaya konstruksi yang lebih murah dan waktu konstruksi
yang lebih cepat dibandingkan konstruksi konvensional.
Oleh karena kelebihan yang dimiliki sistem ini, maka sebelum
diterapkan di Indonesia perlu dilakukan suatu kajian teknologi sistem
pracetak elemen jembatan khususnya pilar dengan prategang, mengingat
beberapa faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan dalam proses
desain maupun konstruksinya. Adapun faktor-faktor yang penting untuk
diteliti meliputi : (i) Spesifikasi material untuk sistem beton pracetak,
baja tulangan post tensioned, strand tendon; (ii) Sistem sambungan
pracetak elemen jembatan; (iii) Sistem post tensioned; (iv) Ketentuan
seismik bagi sistem pracetak prategang; (v) Perbandingan biaya konstruksi
sistem pracetak prategang dibandingkan sistem konvensional; dan
aspek-aspek lainnya.

PENDAHULUAN
10

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


11

Bab 2

Kajian Pustaka
Umum

F
HWA, PCI, dan DoT telah memperkenalkan teknik pelaksa-
naan Accelerated Bridge Construction (ABC). Program ini telah
diterapkan pada beberapa jembatan seperti di beberapa negara
bagian Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa. Proyek-proyek tersebut
menunjukkan banyak keuntungan dari pelaksanaan ABC diberbagai
aspek, yaitu aspek lingkungan, aspek lalu lintas, aspek konstruksi, aspek
biaya, dan aspek struktur.
ABC memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan.
Pengaruh pelaksanaan konstruksi dengan teknik ini tidak menyebabkan
menurunnya kualitas udara akibat bertambahnya emisi kendaraan karena
jumlah kendaraan yang digunakan tidak terlalu banyak. Tidak seperti
penggunaan cara konvensional yang memerlukan banyak kendaraan
untuk mengangkut material dan lain-lain. Hal ini juga terkait dengan
lalu lintas kendaraan. ABC tidak akan menyebabkan kemacetan lalu
lintas, sehingga aktivitas masyarakat tidak akan terhambat. Selain itu,
pelaksanaan pembuatan jembatan dengan cara ABC tidak memer-

KAJIAN PUSTAKA
12

lukan waktu yang lama dan pengerjaan lantai dek pada girder beton pracetak, dan
di lapangan relatif sedikit karena elemen deck pada rangka baja.
jembatan sudah dicetak sebelumnya dan Berdasarkan faktor-faktor terse-
tinggal dirangkai. but, penggunaan beton pracetak pada
Aspek biaya dipengaruhi oleh dua komponen jembatan merupakan solusi
faktor yaitu biaya langsung untuk pelak- yang potensial untuk mengatasi tuntutan
sanaan konstruksi, dan biaya yang timbul perkembangan pembangunan di Indonesia
akibat dampak dari pelaksanaan. Harga saat ini. Pencetakan off-site memberikan
akibat dampak dari pelaksanaan ini, meru- keuntungan berupa berkurangnya jumlah
pakan perhitungan dari besarnya pengaruh pekerjaan yang harus dilaksanakan di
pelaksanaan terhadap aspek-aspek yang lapangan, sehingga waktu yang dibutuh-
lain, seperti : berapa besar kerugian yang kan untuk pelaksanaan konstruksi menjadi
ditimbulkan jika persentase pengaruh semakin pendek. Akan tetapi, penggunaan
pelaksanaan terhadap lalu lintas dikon- beton prategang pada struktur bawah
vergensikan terhadap rupiah, begitu juga jembatan yang berada di wilayah gempa,
dengan persentase pengaruh pelaksanaan memiliki kendala terkait dengan geser pada
terhadap lingkungan, pengaruh pelaksanaan sambungan. Selain itu banyak faktor lain
terhadap kelancaran aktifitas masyarakat, seperti displacement yang terjadi, pengaruh
dan lain-lain. jumlah tendon terhadap perilaku kolom,
Dari aspek struktur, ABC juga dan perilaku khusus yang dimiliki oleh pilar
memberikan beberapa keuntungan. Seperti tersebut sehingga beberapa peneliti meng-
siklus perpindahan horizontal berbalik arah kaji kembali perilaku pilar beton prategang.
secara sempurna sampai target daktilitas
Kriteria Desain dan Pedoman
dicapai, momen plastis bent cap diinduksi
Sistem Pier Pracetak
oleh kolom, girder bersifat elastik ditunjuk-
kan dengan retak yang kecil, dan bent cap Komponen pracetak pada Accele-
dapat dijepit bersama girder dengan meng- rated Bridge Construction (ABC) terdiri
gunakan prategang. dari bagian-bagian terpisah yang dirakit
Teknik ABC menggunakan Prefabri- di lapangan untuk membentuk komponen
cated Bridge Elements and Sistems (PBES) struktur yang lebih besar pada jembatan
dalam pelaksanaannya. PBES ini dapat diap- utuh. Secara umum, desain dan detailing
likasikan pada setiap komponen jembatan, pada balok dan girder tidak terpengaruh
seperti : abutmen pracetak, pilar, diafragma, oleh penggunaan teknik ini.

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


13

Perakitan struktur yang bersifat


kompleks dapat menggunakan teknologi
post-tensioned untuk menunjang pelaksa-
naan. Pada perakitan ini, sambungan antar
komponen pracetak didesain menyerupai
joint sambungan konvensional.
Dalam desain komponen pracetak,
detail ukuran komponen sangat diperlu-
kan dengan mempertimbangkan trans-
portasi, proses pracetak, dan konstruksi.
Faktor transportasi yang dimaksud adalah
menyangkut ketersediaan peralatan dan
kapasitas alat yang akan digunakan untuk
pengiriman komponen. Ukuran komponen
ini juga memiliki toleransi yang harus dihi-
Gambar 1 Perakitan Komponen Pracetak
tung dan ditentukan pada tahap desain.
pada Struktur Bawah Jembatan
Komponen pracetak untuk bangunan
bawah meliputi footing, pilar dan perletakan karan lebih baik dihindari mengingat pilar
girder. Perakitan komponen pracetak pada dengan bentuk ini memiliki harga yang lebih
bangunan bawah jembatan dapat dilihat mahal, terkait dengan proses pengerjaannya
pada Gambar 1. yang lebih rumit pada saat fabrikasi. Pada
Pada saat perakitan, beban footings pilar yang tinggi, pilar dapat dibuat secara
ditransfer kepada lapisan tanah dengan segmental kemudian diperkuat dengan
menggunakan grout yang mengisi celah menggunakan teknik post-tensioned. Teknik
antara footing dengan subfooting. Terdapat post-tensioned juga berlaku untuk menyam-
dua macam subfooting, pertama subfooting bung pierhead dengan pilar, selain dapat
dibuat dengan ukuran yang sama dengan menggunakan sistem grouting.
footings menggunakan mutu beton yang Pedoman yang telah ada telah dikelu-
lebih rendah. Kedua subfooting dibuat hanya arkan oleh PCI Northeast Bridge Technical
dengan luas yang kecil. Kemudian pilar pra- Committee yang menjelaskan state of the
cetak dipasang di atas footing. Pilar pracetak art pada penggunaan komponen beton
yang biasa digunakan adalah pilar persegi pracetak/prategang untuk mempercepat
panjang. Sedangkan pilar penampang ling- konstruksi pekerjaan jembatan. Pedoman

KAJIAN PUSTAKA
14

tersebut akan membantu perencana dalam view dalam definisi desain struktur. Langkah
menentukan metode dan teknk yang cocok terakhir yang dijelaskan dalam pedoman
dalam pertimbangan percepatan konstruksi. adalah konstruksi. Didalam pedoman
Pedoman PCI memberikan solusi dari PCI dijelaskan pula rekomendasi baik
penggantian lantai jembatan hingga peng- dalam fabrikasi dan inspeksi untuk setiap
gantian jembatan. komponen yang digunakan dalam struktur.
Beberapa pertimbangan untuk perce- Dalam pedoman tercakup enam bab
patan konstruksi antara lain : meliputi :
–– Meningkatkan zona keselamatan kerja 1. Penjelasan Penerapan
–– Meminimalkan gangguan lalu lintas 2. Persyaratan Umum
selama konstruksi jembatan 3. Komponen Pracetak
–– Memelihara dan atau meningkatkan 4. Sambungan/Joint.
kualitas konstruksi 5. Grouting.
–– Mengurangi biaya life cycle dan dampak 6. Seismik
lingkungan. 7. Fabrikasi / Konstruksi.
Komponen pracetak yang diproduksi
off-site dapat secara cepat dirakit, dan dapat
Perkembangan Teknologi Pier
mengurangi desain waktu, biaya, memi-
Pracetak Prategang
nimalkan bekisting, meminimalkan penu-
tupan jalur waktu dan atau kemungkinan Terdapat beberapa contoh sukses
kebutuhan jembatan sementara. dari program ABC, diantaranya yaitu :
Penggunaan komponen pracetak Hampshire Departement of Transportation
pada abutment, pier cap, kolom pier dan (NHDOT) telah mengambil peran utama
footing pracetak dapat secara efektif memi- dalam mempromosikan manfaat dari beton
nimalkan waktu konstruksi, gangguan lalu kinerja tinggi/high performance concrete
lintas, dan dampak aktivitas konstruksi (HPC) di jembatan karena kemampuan-
pada lingkungan. nya untuk meningkatkan kualitas mate-
Manual dari pedoman PCI dimulai rial dan memperpanjang umur jembatan.
dengan informasi umum penerapan pada Departemen ini fokus mengambil lang-
struktur secara keseluruhan. Kemudian kah lebih lanjut menggunakan HPC dan
dijelaskan informasi spesifik berbagai pracetak, komponen beton prategang
komponen pracetak yang digunakan dalam untuk membangun sebuah jembatan
percepatan konstruksi jembatan. Pertim- dengan panjang 115-ft hanya dalam
bangan joint dan grouting kemudian dire- delapan hari.

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


15

Berikut ini adalah contoh sukses dari perkembangan teknologi pilar pracetak prategang
pada Tabel 1.

Tabel 1 Perkembangan teknologi pilar pracetak prategang

Lokasi Biaya Manfaat

Colorado DOT SH 86 atas • Tawaran rendah $ 365K un- • 46-jam penutupan pada
Penggantian Jembatan Mitch- tuk konstruksi konvensional akhir pekan (vs 2-3 bulan)
ell Gulch - 2002 vs estimasi engineer sebe- • Tidak ada dampak terhadap
sar $ 394K (hemat 7%) lalu lintas jam puncak
• Setelah keputusan (award), • Peningkatan keselamatan
kontraktor mengusulkan • Penundaan (delay) terkait
tidak ada biaya perubahan dengan penghematan biaya
untuk prafabrikasi seluruh pengguna $ 500/jam
jembatan

TxDOT SH 66 atas • Tawaran rendah $ 41M un- • Menyelesaikan 215 hari


Jembatan Lake Ray tuk konstruksi konvensional lebih awal dari konstruksi
Hubbard - 2003 vs estimasi engineer sebe- konvensional
sar $ 48M (hemat 15%) • Peningkatan keselamatan
• Setelah keputusan (award), pekerja
kontraktor mengusulkan • Digunakan 35 GGBFS%
tidak ada perubahan biaya untuk meningkatkan dura-
untuk bent cap pracetak bilitas

FDOT Graves Avenue atas I • Perjanjian tambahan untuk • Jalan memutar (detour)
Penggantian perubahan order untuk kon- Graves Avenue 12-8 bulan
jembatan I-4 - 2006 trak yang ada - $ 570.000 • Penutupan jalur I-4 dari 32
malam sampai 4 malam
• Penundaan (delay) terkait
dengan penghematan biaya
pengguna $ 2.2M

Jembatan Mill Street di atas • Total biaya jembatan = $ • 8 hari untuk mendirikan/
Sungai Lamprey, 806.000 vs perkiraan $ ereksi jembatan
New Hampshire - 2004 755.000 untuk pembangu- • 2-bulan penutupan (vs 5
nan konvensional (kenaikan bulan)
8%) • 75-tahun umur pabrik-
menghasilkan komponen
HPC
• Standarisasi komponen
pracetak

KAJIAN PUSTAKA
16

Tabel 1 Perkembangan teknologi pier pracetak prategang (lanjutan)

Lokasi Biaya Manfaat

Jembatan Loop 340 atas I-35 • $ 86 per sq ft vs $ 62 per • Meminimasi dampak ke lalu
di dekat Waco, Texas - 2007 sq ft konvensional lintas I-35 (1-2 span didiri-
kan per malam hanya pada
penutupan I-35)
• Memperkecil dampak
lingkungan
• Peningkatan estetika de-
ngan beton pracetak
• Standarisasi komponen
pracetak & prosesnya

Jembatan Live Oak Creek, • $ 121 per sq ft area dek • Panel pracetak memberikan
Texas - 2008 kualitas dek untuk jembatan
ini dengan akses terbatas
kepada batch plant (75 mil
dari pabrik terdekat)
• Berlangsung cepat di lokasi
konstruksi
• Menerapkan penelitian yang
mengembangkan teknologi
dek pracetak

LaDOTD I-10 • Kontrak darurat sekitar $ • Jalan memutar (detour)


atas Penggantian Span 1M untuk 2 bentang jalur I-10 kurang dari 10 jam
Jembatan LA 35 - 2006 • Termasuk $ 130.000 untuk untuk pemindahan & peng-
subkontraktor SPMT gantian
• Penundaan (delay) terkait
dengan penghematan biaya
pengguna

NJDOT Rt. 1 • Tawaran rendah $ 3,5 • Setiap jembatan dibuka


atas Penggantian Span Olden juta dibandingkan dengan dalam waktu kurang dari
/ Mulberry - 2005 estimasi engineer $ 3,8 juta 57 jam
(hemat 8%) • 3 span selama 3 akhir pe-
kan (6 hari vs 22 mo.)
• Tidak ada dampak terhadap
lalu lintas jam puncak
• Diantisipasi berumur 75-
100 tahun (vs 50 tahun)
• Penghematan desain /
konstruksi $ 2M termasuk
biaya pengguna

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


17

Tabel 1 Perkembangan teknologi pier pracetak prategang (lanjutan)

Lokasi Biaya Manfaat

NYCDOT Belt Pkwy atas • $ 55,5 juta "nilai terbaik" • 256 hari dampak lokasi
Penggantian Jembatan Ocean penghargaan (award) D-B (vs + 300 untuk tawaran
Pkwy - 2004 dibandingkan dengan rendah)
estimasi engineer $ 60.0M • Tidak ada penutupan jalur
(hemat 8%); 1/3 untuk lalu lintas selama jam
jembatan puncak
• Umur 75-100 tahun (vs 45
tahun)
• Penundaan (delay) terkait
dengan penghematan biaya
pengguna - $ 25M

TxDOT I-45 Penggantian Jem- • Tawaran rendah $ 26.1M • 226 spans diganti pada 190
batan Layang Pierce - 1997 dibandingkan dengan hari vs 1,5 tahun
estimasi enginner $ 29.4M • Penundaan (delay) terkait
(hemat 11%) dengan penghematan biaya
• Rata-rata biaya = $13.66/ pengguna
sq ft area dek (46% dari $ • $ 100.000 per hari x (548-
30/sq ft biaya pada 1996 190 hari) $ = 36M
untuk konstruksi baru)
• $ 200.000 untuk pemberita-
huan terlebih dahulu kepada
publik

UDOT 4500 South atas • Tambahan $ 900.000 untuk • I-215E tutup 53 jam
Penggantian Jembatan I-215E penggunaan SPMTs pada akhir pekan (versus
- 2007 konstruksi konvensional
6-bulan)
• 4500 South Bridge ditutup
10 hari
• Penundaan (delay) terkait
dengan penghematan biaya
pengguna - $ 4.3M

WSDOT SR 433 atas Peng- • Tawaran rendah $ 18 juta • Penutupan 124 plus 3
gantian Dek Jembatan Lewis dibandingkan dengan esti- malam akhir pekan (vs 4
& Clark - 2003 masi engineer dari $ 28m tahun)
(hemat 38%) • Tidak ada dampak terhadap
lalu lintas jam puncak
• Penundaan (delay) terkait
dengan penghematan biaya
pengguna

KAJIAN PUSTAKA
18

Perkembangan Penelitian
liki percepatan tanah maksimum dengan
Ada beberapa penelitian tentang 2 persen kemungkinan terlampaui dalam
sistem pracetak pier untuk konstruksi cepat 50 tahun, sehingga menghasilkan total 930
jembatan khususnya pada daerah gempa. analisis gempa.
Salah satunya adalah Heiber (2005) melaku- Sebuah metode praktis dikembang-
kan kajian komparasi dua buah jembatan kan untuk memperkirakan displacement
beton dengan sistem pier pracetak pada maksimum gempa berdasarkan sifat bagian
daerah gempa. retak dari kolom dan rasio kekuatan base
Sistem dibuat menggunakan cap-beam shear. Rasio perpindahan maksimum yang
beton pracetak dan kolom didukung pada dihitung dengan analisis nonlinier dengan
pondasi beton yang dicor tempat. Salah perpindahan yang dihitung dengan metode
satunya adalah sistem beton bertulang, di praktis memiliki rata-rata 0,98 dan deviasi
mana tulangan ulir baja ringan tersambung standar 0,25 untuk frame beton bertulang.
dengan komponen beton pracetak dan Untuk frame hibrida, rasio ini memiliki
memberikan kekuatan lentur dari kolom. rata-rata 1,05 dan deviasi standar 0,26.
Yang lainnya adalah sistem hibrida, yang Kerusakan yang diharapkan pada
menggunakan kombinasi unbounded dua tingkat bahaya gempa (seismic hazard)
post-tensioning dan tulangan ulir baja diperkirakan. Untuk 10 persen dalam 50
ringan untuk membuat sambungan dan gerakan tanah (ground motion), penelitian
memberikan kekakuan dan kekuatan lentur ini menemukan kemungkinan moderat
yang diperlukan. penutup beton mengalami spalling, kemung-
Sebuah studi parametrik dari dua kinan minimal tekuk tulangan, dan regan-
sistem, yang meliputi analisis pushover dan gan maksimum pada tulangan longitudinal
analisis gempa dari 36 frame beton bertu- yang menyarankan fraktur tulangan akan
lang dan 57 frame hibrida, dilakukan dengan jarang terjadi. Sebagai contoh, pada rasio
menggunakan model elemen hingga nonli- beban aksial 0,10 dan rasio tulangan longi-
nier untuk menyelidiki respon global dari tudinal 0,01, probabilitas rata-rata selimut
berbagai konfigurasi frame. Dalam analisis beton spalling 0,12 untuk frame beton
gempa, frame yang dikenai lima gerakan bertulang dan 0,10 untuk frame hibrida,
tanah (ground motion) memiliki percepatan sedangkan probabilitas rata-rata tekuk
tanah maksimum dengan kemungkinan tulangan adalah 0,0005 untuk kedua beton
10 persen terlampaui dalam 50 tahun dan bertulang dan frame hibrida. Untuk rasio
lima gerakan tanah (ground motion) memi- aksial-beban yang sama dan rasio tulangan,

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


19

regangan rata-rata maksimum pada baja secara umum material yang digunakan
ringan longitudinal adalah 0,015 untuk dalam sistem sama seperti yang disyaratkan
frame beton bertulang dan 0,012 untuk pada sistem konvensional.
frame hibrida.
Sistem Sambungan Pracetak
Kemungkinan besar penutup beton
Pier
mengalami spalling, kemungkinan minimal
terjadinya tekuk tulangan, dan regangan FHWA mempublikasi pedoman
maksimum moderat pada tulangan longi- detail sambungan untuk sistem dan elemen
tudinal ditemukan untuk 2 persen dalam jembatan pra-fabrikasi, yaitu “Connection
50 gerakan tanah. Sebagai contoh, pada Details for Prefabricated Bridge Elements and
rasio beban aksial 0,10 dan rasio tulangan Systems”. Adapun beberapa tipe sambungan
longitudinal 0,01, probabilitas rata-rata seli- yang ada dapat dikategorikan :
mut beton mengalami spalling 0,68 untuk
frame beton bertulang dan 0,73 untuk frame ❖❖ Elemen Baja
hibrida, sedangkan probabilitas terjadinya ❏❏ Baut
tekuk tulangan adalah 0,04 untuk beton Sambungan baut telah digunakan
bertulang dan frame hibrida. Untuk rasio untuk menghubungkan elemen jembatan
beban aksial yang sama dan rasio tulangan, prafabrikasi selama bertahun-tahun.
regangan maksimum rata-rata pada baja Proses pembautan dua potongan baja
ringan longitudinal adalah 0,042 untuk bersama-sama bisa sangat cepat untuk
frame beton bertulang dan 0,025 untuk beberapa sambungan dan bisa lambat.
frame hibrida. Potongan girder cenderung lambat karena
banyaknya baut yang diperlukan untuk
Spesifikasi Material Untuk Sis-
membuat sambungan.
tem Beton Pracetak, Baja Tu-
Salah satu cara untuk memperce-
langan Post Tensioned, Strand
pat konstruksi sambungan baut adalah
Tendon
memberikan kontraktor suatu pilihan
PCI mempunyai pedoman yang untuk menempatkan hanya sebagian dari
membahas tentang spesifikasi material baut sebelum crane melepaskan bagian ter-
untuk sistem beton pracetak, baja tulangan, tentu. National Steel Bridge Alliance sedang
sistem post tensioned, yaitu “Guidelines for menulis panduan ereksi jembatan baja yang
Accelerated Bridge Construction using Precast/ kemungkinan akan merekomendasikan
Prestressed Concrete Components”. Namun bahwa 50 persen dari semua baut di setiap

KAJIAN PUSTAKA
20

bagian sambungan akan dipasang sebelum merancang gelagar sebagai bentang seder-
pelepasan member. Ini berarti bahwa 50 hana untuk beban mati dan sebagai bentang
persen dari baut pada flens dan web harus menerus untuk beban hidup. Konsep ini
berada di tempatnya. Dengan membiarkan telah digunakan selama bertahun-tahun
crane untuk melepaskan elemen lebih cepat, di industri pracetak. Sambungan dari dua
pembangunan secara keseluruhan dapat girder baja dapat dibuat dengan membung-
dilakukan lebih cepat. kus ujung gelagar pada concrete closure
pour. Sambungan menerus beban hidup
❏❏ Las ditransfer melalui reinforced closure pour dan
Pengelasan lapangan tidak seperti kembali ke member baja melalui konektor
biasa seperti pembautan lapangan. Hal ini shear stud, atau bearing plate. Tergantung
disebabkan beberapa faktor: pada geometri closure pour, shear stud dapat
–– Kurangnya tukang las lapangan berser- ditempatkan pada flens atau badan gelagar.
tifikat
–– Kesulitan dengan pengelasan dalam ❖❖ Elemen Beton
lingkungan ekstrim America Concrete Institute telah mener-
–– Masalah dengan kualitas pengelasan bitkan dokumen yang berjudul “Emulating
lapangan Cast-in-Place Detailing in Precast Concrete
–– Waktu Structure ACI-550.1 R01”. Tujuan dari desain
Baru-baru ini, beberapa negara sudah emulasi adalah untuk mencapai performa
mulai memperluas penggunaan pengelasan kerja dari sistem prafabrikasi yang seban-
lapangan dan telah mengembangkan prose- ding dengan sistem cor di tempat (cast in
dur yang menangani masalah ini. Prosedur place). Untuk desain emulasi di wilayah
baru ini berjanji untuk meningkatkan kece- gempa, tujuannya adalah untuk sistem
patan sambungan elemen baja. prafabrikasi untuk dapat dibandingkan
dengan sistem cor-di-tempat seperti kinerja
❏❏ Cast in Place Concrete Closure Pour disipasi energi, daktilitas, kekakuan, kekua-
dengan Shear Stud tan, dan sejenis mode kegagalan yang dapat
Beberapa jenis struktur menggunakan diandalkan. Struktur beton cor di tempat
beton untuk menghubungkan dua elemen dibangun dengan sambungan konstruksi
baja. Ide menghubungkan dua girder pada yang biasanya melibatkan tulangan tersu-
pier jembatan menunjukkan sesuatu yang sun. Prinsip desain emulasi adalah untuk
paling menjanjikan. Konsep ini untuk pengganti sambungan alternatif yang

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


21

meniru atau “mengemulasi” lap splice pada pabrik yang menghasilkan produk
standar. Pendekatan ini telah dikembang- pracetak. Tulangan diameter besar dapat
kan terutama oleh garasi parkir pracetak disambung pada jarak yang jauh kurang
dan industri hotel. Dengan menggunakan dari panjang penyaluran konvensional,
emulasi, seorang desainer jembatan atau membuat hubungan ini diinginkan untuk
kontraktor dapat menggantikan elemen sambungan substruktur dengan batangan
beton pracetak untuk elemen cor di tempat besar (dermaga topi, kolom, dll). Sambung-
tradisional. ACI-550.1 masuk ke detail yang an ini dapat dilakukan dengan cepat dalam
besar pada koneksi yang berbeda. Bagian batas-batas ketat. Hal ini masuk akal untuk
berikut memberi gambaran dari beberapa mendapatkan sambungan dengan momen
sambungan emulasi yang paling umum: penuh dalam waktu 12 jam. Strut sementara
dapat digunakan untuk memungkinkan
❏❏ Grouted Reinforcing Splice Coupler ereksi elemen sebelum grouting. Sambungan
Beberapa produsen telah mengem- lengan/sleeve yang paling sering digunakan
bangkan skrup yang dapat menyambung dalam arah vertikal. Mereka dapat diguna-
tulangan baja berdiameter besar dalam kan dalam arah horisontal, tetapi hal ini
elemen pracetak. Skrup ini biasanya hollow dapat mempersulit prosedur ereksi karena
cast steel sleeves (mirip pipa). Lengan/ kesulitan memasang elemen besar dengan
sleeve ini dicetak pada ujung dari satu toleransi kecil. Sambungan ini telah diuji
elemen dan tulangan menonjol/protru- secara menyeluruh dan dapat berkembang
ding reinforcing bar) dicetak pada ujung sampai 125%, 150% bahkan 160% dari
elemen yang berdekatan. Elemen disam- kekuatan leleh spesifikasi dari baja tulangan.
bungkan dengan menyisipkan tulangan
menonjol (protruding reinforcing bar) ❏❏ Grouted Post-Tensioning (PT) Duct
dari satu elemen ke ujung berongga dari Beberapa negara telah bereksperi-
skrup dalam elemen lain. Joint antara men dengan menggunakan PT duct untuk
potongan-potongan ini kemudian digrout- sambungan antara elemen beton pracetak.
ing, dan grout dipompa ke skrup untuk Sambungan ini mirip dengan grouted rein-
membuat sambungan. forcing splice couplers dimana tulangan atau
Toleransi pengecoran penting dengan batang tulangan ulir dimasukkan ke dalam
skrup ini, namun industri pracetak telah lengan/sleeve terdiri dari standard post-
menunjukkan pada banyak proyek bahwa tensioning duct. Perbedaannya adalah bahwa
toleransi yang diperlukan dapat dicapai duct merupakan non-struktural, karena itu,

KAJIAN PUSTAKA
22

tambahan tulangan kekangan dibutuhkan Penggunaan umum lain dari PT adalah


di sekitar pipa untuk mengembangkan di dek jembatan beton pracetak. Banyak
sambungan yang signifikan. PT duct jauh negara telah menggunakan PT dikombinasi-
lebih besar daripada grouted coupler, karena kan dengan grouted shear key untuk meng-
itu, toleransi tidak begitu ketat. Penelitian hubungkan elemen-elemen dek (biasanya
hingga saat ini menunjukkan bahwa saat- PT dijalankan dalam arah memanjang
saat yang signifikan dapat dicapai dengan pada jembatan stringer tipikal). Sistem
sistem ini, namun sistem saat ini tidak PT sering digunakan termasuk beberapa
direkomendasikan untuk daerah seismik grouted strand pada duct dan grouted
yang tinggi yang memerlukan sendi plastis high thread bars.
sambungan. Koneksi ini tidak menunjukkan
daktilitas yang diperlukan yang diharuskan ❏❏ Sambungan Las (Welded Connection)
dalam zona gempa tinggi. Elemen pracetak dapat dihubung-
kan dengan menggunakan las. Proses ini
❏❏ Grouted Void biasa dilakukan pada gedung dan industri
Seperti PT duct, sambungan ini mirip parkir garasi. Pelat baja yang tertanam
dengan grouted splice couplers kecuali dalam elemen pracetak dan sambungan las
skrup hanya diganti dengan void cast dalam dibuat setelah ereksi. Beberapa negara telah
elemen penerima. Biasanya sambungan mengembangkan dan meneliti sambungan
ini telah digunakan pada sambungan las untuk sistem butted beam pracetak
yang dianggap sambungan pin yang akan seperti slabs, double tee dan bahkan deck
mentransfer sedikit atau tidak ada momen bulb tee girder.
antara elemen.
❏❏ Sambungan baut (Bolted Connection)
❏❏ Traditional Post-tensioning (PT) Baut pada elemen pracetak jarang
Sambungan post-tensioning telah dilakukan, karena kesulitan pengerjaan
digunakan antara elemen beton pracetak dengan toleransi yang ketat yang diperlukan
selama bertahun-tahun. Jenis yang paling untuk kualitas pembautan. Beberapa negara
umum dari sambungan post-tensioning telah menggunakan baut untuk meng-
adalah antara potongan dalam sebuah hubungkan diafragma baja pada jembatan
jembatan box girder segmental. Beberapa stringer pracetak parallel/parallel precast
negara juga telah menggunakan PT untuk stringer bridges, namun, perbedaan camber
sambungan di pier kolom dan pier cap. antara member dapat membuat sambu-

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


23

ngan ini sulit. Penggunaan lain baut adalah Toleransi dapat menjadi sumber yang
untuk menghubungkan elemen-elemen paling bermasalah dalam proyek konstruksi
tembok pembatas/parapet beton pracetak. accelerated bridge. Field fit-up juga salah
Beberapa negara telah menggunakan baut satu perhatian utama dari lembaga yang
yang dibor dan digrout ke dek jembatan sedang menangani proyek accelerated bridge
untuk mengamankan tembok pembatas dengan menggunakan elemen prafabrikasi.
pracetak (parapet) ke dek. Desainer harus Desainer dari proyek jembatan prafabrikasi
mengecek dengan masing-masing negara harus mengasumsikan bahwa tidak ada yang
tentang sambungan ini, beberapa belum sempurna dan toleransi dibutuhkan untuk
diuji dan disetujui untuk digunakan pada diperhitungkan dalam setiap sambungan.
sistem jalan raya nasional. Bagian berikut membahas masalah toleransi
pada elemen jembatan prafabrikasi.
❏❏ Cast-in-place Concrete Closure Pour
Salah satu sambungan paling seder- ❖❖ Toleransi Elemen
hana yang dapat dibuat antara dua elemen Kesalahpahaman umum oleh para
beton pracetak meninggalkan area kecil desainer proyek jembatan prafabrikasi
antara elemen untuk memungkinkan adalah bahwa elemen dibangun dengan
closure pour dari pengecoran beton di dimensi yang eksak. Bahkan, semua elemen
tempat. Hal ini sering dilakukan pada prafabrikasi dibuat untuk beberapa tole-
hubungan horizontal yang membuat ransi. Para desainer harus menyadari
sambungan lengan sulit dicapai. Koneksi toleransi konstruksi spesifikasi untuk
ini biasanya dibuat dengan menggunakan camber, sweep, dan dimensi keseluruhan
lap splices sederhana. di semua elemen. Lokasi lubang, penyisi-
pan/insert dan pemblokiran/blockout juga
sangat penting.
Toleransi Sistem Pracetak
Prafabrikasi dan proyek konstruksi
Untuk Pilar
accelerated bridge biasanya tidak perlu
Toleransi dalam sistem pilar pracetak dirancang dengan elemen yang memiliki
merupakan hal yang penting dalam proses toleransi lebih ketat daripada konstruksi
fabrikasi dan konstruksi. Hal ini dikare- konvensional. Toleransi yang ditentukan
nakan dalam pelaksanaan harus memiliki oleh berbagai industri biasanya cukup.
akurasi yang tepat dalam pemasangan Seorang desainer jembatan prafabrikasi
segmen-segmen pier. harus akrab dengan toleransi desain di

KAJIAN PUSTAKA
24

negara-negara di mana masing-masing lokasi diukur dari titik kerja umum.


proyek berlokasi dan perhitungan untuk Jika toleransi jarak pusat-ke-pusat digu-
toleransi ini dalam desain dan detailnya. nakan, toleransi kesalahan layout dapat
Pertimbangan juga harus diberikan menge- menjadi aditif dan mempengaruhi sambu-
nai apakah toleransi yang digunakan dalam ngan elemen.
konstruksi konvensional dapat ditingkat-
kan untuk konstruksi prafabrikasi untuk ❖❖ Toleransi Perangkat Keras
mempermudah fit-up di lapangan. (Hardware Tolerance)
Lokasi hardware di elemen pra-
❖❖ Pertumbuhan Dimensi (Dimen- fabrikasi bisa penting bagi keberhasilan
sional Growth) proyek. Beberapa elemen perangkat
Jika desainer tidak memperhitungkan keras lebih penting daripada yang lain,
unsur toleransi, fenomena yang disebut sehingga desainer perlu menentukan
“pertumbuhan dimensi” dapat terjadi. toleransi lokasi dari semua perangkat keras
Misalnya, jika sepuluh panel yang masing-
dan attachmentnya.
masing lebarnya sepuluh kaki ditempat-
kan berdampingan, panjang keseluruhan ❏❏ Sistem Post-Tensioning
sistem biasanya akan lebih besar dari 100 Sistem post-tensioning biasanya
meter. Hal ini disebabkan toleransi dari tepi memerlukan instalasi dari strand atau thread
potongan-potongan yang berdampingan.
bar setelah ereksi pada elemen individu. Hal
Pengecoran yang cocok dengan proyek
ini penting untuk menentukan toleransi dari
beton dapat meminimalkan masalah ini,
lokasi duct, terutama pada ujung elemen.
namun pertumbuhan dimensi minor struk-
Pengecoran yang cocok/match casting sering
tur tidak dapat dihindari. Untuk mengatasi
digunakan untuk menjaga toleransi mini-
masalah ini, desainer harus mengimbangi
mum. Jika kecil, small grout key atau closure
toleransi member dalam desain joint atau
pours digunakan, ada kemungkinan besar
memungkinkan untuk variasi keseluruhan
post-tensioning duct mengalami offset pada
kecil dalam dimensi struktur.
join. Dalam hal ini, dianjurkan bahwa duct
Bentuk lain dari pertumbuhan
menjadi besar untuk memungkinkan offset
dimensi harus dilakukan dengan detail-
yang kecil pada duct pada join.
ing dari batas toleransi untuk beberapa
protruding element, post tensioning duct,
❏❏ Grouted Reinforcing Splice Coupler
dan embedded attachment. Adalah pen-
Skrup memerlukan tingkat toleransi
ting untuk menentukan bahwa toleransi

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


25

tertentu yang dicapai dalam konstruksi kat toleransi yang dibutuhkan untuk semua
beton pracetak normal. Salah satu metode embedded attachment.
untuk menghitung toleransi adalah untuk
memperbesar skrup. Skrup tipikal dapat ❖❖ Layout dan Lebar Join
mengakomodasi variasi kecil di lokasi bar. Ketika sambungan grouting diguna-
Hal ini juga memungkinkan untuk meng- kan antara elemen, layout struktur harus
gunakan skrup besar (dengan dua ukuran didasarkan pada jarak elemen nominal.
bar) untuk memberikan toleransi yang Lebar aktual dari elemen harus sama
lebih besar. Ini menyediakan sekitar ½ inci dengan jarak elemen dikurangi lebar join
penyesuaian toleransi, yang baik di dalam spesifikasi. Lebar join antar elemen harus
toleransi normal untuk elemen pracetak. didasarkan pada toleransi elemen spesifikasi
Produsen pracetak dapat mempertahankan maksimum, perhitungan untuk member
tingkat toleransi antara potongan dengan sweep, variasi dalam dimensi secara keselu-
menggunakan frame dan jig sebagai template ruhan, dan variasi dalam bentuk samping.
untuk posisi dan mendukung tulangan baja Lebar join tipikal berkisar dari satu-setengah
dan skrup. Jika desain memerlukan sambun- inci sampai satu inci tergantung pada
gan elemen pracetak untuk sebagian field elemen. Elemen yang lebih besar cenderung
cast jembatan, dianjurkan bahwa produsen memiliki lebar join yang lebih besar.
pracetak menyediakan template jig untuk
kontrak umum untuk memastikan fit-up ❖❖ Closure Pour
yang tepat di lapangan selama ereksi. Peran- Closure Pour dapat memungkinkan
cang harus secara jelas menentukan pihak untuk toleransi konstruksi besar. Mereka
yang bertanggung jawab untuk pendekatan sering digunakan untuk membuat pertum-
ini. buhan dimensi dan untuk ketidakpastian di
lapangan. Bahkan struktur match-cast besar,
❏❏ Embedded Attachment seperti jembatan segmental, menggunakan
Tingkat toleransi untuk embedded closure pour di mana sebagian besar dari
attachment adalah fungsi dari toleransi jembatan digabungkan.
untuk melekatkan member. Jika lekatan
(attachment) adalah untuk gantungan pipa ❖❖ Masalah camber
utilitas yang memiliki penyesuaian, maka Toleransi camber sering kali tidak
toleransi tidak akan seketat unsur lainnya. diberi cukup pemikiran oleh desainer
Desainer harus jelas mengidentifikasi ting- dalam proyek-proyek jembatan prafabrikasi.

KAJIAN PUSTAKA
26

Baja dan balok beton memiliki toleransi untuk setiap elemen dan kemudian akan
camber signifikan. Kebanyakan desainer bertanggung jawab atas fit-up di lapangan.
memungkinkan toleransi camber dengan Manual PCI dapat digunakan sebagai acuan
mewajibkan variabel web gap atau haunch dalam spesifikasi.
antara atas balok dan bawah dek. Ini dian-
Ketentuan Seismik Bagi Sistem
jurkan untuk deck jembatan prafabrikasi
Pracetak
juga. Mencoba untuk mengatur elemen dek
prafabrikasi langsung di atas baja atau beton FHWA telah melakukan workshop
akan menghasilkan berbagai masalah fit-up. yang membahas tentang ketentuan sistem
pracetak dalam daerah seismik yang menen-
❖❖ Persyaratan Spesifikasi gah hingga tinggi. Dalam workshop dibahas
Dalam kebanyakan kasus, toleransi beberapa bahasan, antara lain :
spesifikasi normal untuk member tipikal
seperti balok dan girder cukup untuk ❖❖ Perbaikan/penggantian accele-
proyek-proyek jembatan prafabrikasi. rated column pasca gempa
Untuk elemen khusus seperti dek lantai Diskusi ABC telah banyak dipusatkan
dan elemen substruktur, desainer harus pada pembangunan cepat struktur yang
mencakup persyaratan toleransi dalam baru atau penggantian struktur, namun,
spesifikasi atau rencana kontrak. Sebuah manfaat lain yang berasal dari pengem-
panduan yang direkomendasikan untuk bangan teknologi ABC adalah perbaikan
mengembangkan toleransi untuk elemen cepat dari struktur yang rusak. Perbaikan
ini adalah Precast Prestressed Concrete cepat kolom adalah fokus dari ide ini, dan
Institute (PCI). Manual berjudul “Tolerance tentunya mewakili kualitas “out-of-the-box”
Manual for Precast and Prestressed Concrete berpikir membayangkan saat merencana-
Construction (MNL 135-00)”. Manual ini kan workshop. Diskusi kelompok merujuk
menawarkan toleransi yang direkomenda- kedua aplikasi sementara dan permanen dari
sikan untuk semua jenis produk pracetak. perbaikan / penggantian kolom. Teknologi
Desainer juga didorong untuk meng- yang ada seperti casing baja dan pembung-
hubungi produsen lokal untuk mendiskusi- kus serat karbon dianggap sebagai pilihan
kan toleransi yang sesuai. Pendekatan lain yang layak, namun penelitian lebih lanjut
adalah dengan menggunakan spesifikasi juga disarankan untuk mengembangkan
tipe kinerja yang mengharuskan kontraktor metode baru dan spesifikasi yang terkait.
untuk menentukan toleransi yang berlaku Kemampuan untuk mencocokkan estetika

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


27

yang ada dianggap penting, dan masukan ❖❖ Respon sistem segmental


dari industri konstruksi dianggap penting. Penggunaan struktur atas segmental
telah menunjukkan pertumbuhan yang
❖❖ Investigasi sambungan seismik cepat dalam dekade terakhir. Namun, lebih
kolom untuk ABC banyak riset diperlukan untuk memahami
Proposal ini untuk mengembangkan respon seismik struktur segmental. Secara
detail sambungan baru yang memadai umum, pemahaman yang lebih baik respons
untuk beban gempa. Sambungan yang struktur joint diperlukan - saat ini diran-
memadai antara kolom pracetak dan super- cang sebagai sistem emulatif. Keuntungan
struktur ini penting agar dapat memberikan memungkinkan bukaan joint dalam desain
pilihan yang lebih layak bagi para desainer. besar dapat dimanfaatkan untuk disipasi
Hasil penelitian tersebut melalui pengu- energi. Hal ini menyebabkan redefinisi
jian menyeluruh, dokumentasi kapasitas tujuan tingkat kinerja yang diinginkan. Ide
kinerja sambungan, contoh desain dan ini tidak berbeda rocking column dimana
detail, serta spesifikasi desain. Test protokol di area konsentrasi tegangan tinggi harus
harus mempertimbangkan berbagai ting- diselidiki dengan hati-hati dan rinci sesuai
kat kinerja yang diminta, karena mereka dengan nilai kerusakan ambang batas yang
bervariasi dari satu daerah ke daerah lain diinginkan. Kelompok ini merasa bahwa
dalam hal kebutuhan seismik. Awalnya, sebuah workshop terfokus mengatasi
review dari penelitian yang ada itu perlu masalah perilaku mendasar dari sistem
untuk mengembangkan teknologi baru joint dan memberikan bahwa perbandingan
yang menjanjikan atau yang sebelumnya untuk desain monolitik ini patut dipertim-
sudah ada melalui pengujian dan kalibrasi. bangkan. Analitis dan pengujian eksperi-
Penelitian selanjutnya berfokus pada satu mental untuk mengukur hipotesis diajukan.
atau lebih konsep sambungan serupa Pekerjaan serupa sedang berlangsung saat
kemudian bisa diatur, dengan produk ini di UCSD.
berharga baru yang mendefinisikan hasil Selain itu, sintesis untuk mengumpul-
yang diharapkan. Perawatan harus diambil kan dan menilai respon dari jembatan yang
dalam penelitian tersebut untuk mencegah disambung dan segmental yang ada yang
isu-isu kepemilikan yang sering merupakan dikenai gempa besar dipandang sebagai
upaya serupa dan mengurangi ide-ide baru cara untuk mengidentifikasi arah peneli-
untuk produk yang tidak dapat digunakan tian lebih lanjut dalam mengembangkan
dalam forum publik. pemahaman yang kuat tentang perilaku

KAJIAN PUSTAKA
28

Gambar 2 Idealisasi kolom segmental

respon yang terkait. Perhatian termasuk kan ceruk di pasar yang berkembang untuk
perlindungan korosi, dan prosedur inspeksi aplikasi ABC. Kelompok ini mengutip
pasca-kejadian dan alatnya. sejumlah contoh dari standar saat ini untuk
di bawah penyelidikan. Karena sambu-
❖❖ Sambungan - Daktail, Dapat ngan merupakan elemen penting dalam
dibangun (Constructible), Cepat keberhasilan ABC di wilayah kegempaan
Detail sambungan yang dapat moderat-ke-tinggi, daftar sambungan
dibanging untuk elemen pracetak seperti daktail layak diperlukan, diikuti dengan
bent cap, footing, dan kepala tiang (pile penilaian kebutuhan dan prioritas penelitian
head) membutuhkan fleksibilitas untuk lebih lanjut berdasarkan kesederhanaan.
memungkinkan koreksi lapangan. Mereka Partisipasi industri dalam upaya ini diang-
juga harus diverifikasi selama konstruksi gap penting untuk memastikan keberhasilan
dan sementara dalam pelayanan. Detail- transisi ke aplikasi lapangan. Perkembang-
ing yang dikembangkan untuk SABC harus an bimbingan akhir harus komprehensif
mempertimbangkan kesederhanaan atau dan menyertakan contoh-contoh desain
detail sambungan mungkin tidak menemu- yang berlaku.

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


29

Demonstrasi proyek diusulkan di energi goyangan untuk penahan dinding.


daerah seismik yang tinggi untuk menguji Dilakukan dengan benar, kolom pracetak
konstruksi detail sambungan yang diusul- atau kolom segmental mengalami tingkat
kan, dengan pemantauan jangka pendek keterpusatan diri setelah peristiwa gempa.
dan jangka panjang yang dilakukan untuk Kekhawatiran yang memerlukan studi lebih
mengukur kinerja umur layan. Kerjasama berkaitan dengan konsentrasi tegangan di
yang erat dengan kontraktor dan perwakilan sudut-sudut elemen goyang. Pertimba-
industri dianggap penting untuk memen- ngan harus diberikan dalam desain elemen
uhi tujuan sederhana, dapat dibangun goyang untuk mengatasi zona stres yang
dan detailing sambungan daktail yang tinggi, dan prosedur pemeriksaan diperlu-
dapat diandalkan untuk aplikasi SABC. kan untuk mengkonfirmasi status kinerja
Tergantung pada aplikasi dan waktu relatif dan kerusakan setelah kejadian. Ini adalah
terhadap pelaksanaan, peraturan mungkin daerah kritis yang membutuhkan perha-
diperlukan. Sebagai contoh, jika partisipasi tian penelitian. Sebuah studi sintesis untuk
industri dituntut dalam tahap perencanaan mereview pengetahuan yang ada, termasuk
dan desain proyek untuk mengembangkan industri bangunan dan luar negeri, dianggap
dan menggunakan spesifik detail sambu- sebagai langkah pertama, dengan penelitian
ngan baru untuk kebutuhan proyek, yang berasal dalamnya. Potensi penelitian
beberapa negara mungkin memerlukan harus hati-hati memodelkan konsentrasi
persetujuan legislatif. Hal ini mirip dengan tegangan tinggi dan mengembangkan solusi
filosofi “urutan desain (design sequencing)” rekayasa suara untuk melindungi member
yang digunakan di beberapa negara dalam yang rentan.
dekade terakhir, atau mungkin keinginan
produk satu-satunya (sole source). ❖❖ Segmental Post-Tensioned
Column (Connection)
❖❖ Kolom Bergoyang (Rocking Segmental post-tensioned column saat
Columns) ini menjadi subjek penelitian intens nasional
Mekanisme disipasi energi menjan- dan internasional. Subjek ini sangat mirip
jikan untuk mengurangi kebutuhan pada dengan “Rocking Column” di atas, namun
kolom pracetak dan sambungannya. Itu keduanya tidak digabungkan dalam diskusi.
telah digunakan di New Zealand dan Variasi ide ini termasuk tendon bonded vs
Jepang pada jembatan dan bangunan. unbounded, dan baja ringan yang melintasi
Selain itu, Selandia Baru meneliti disipasi joint. Tendon bonded cenderung untuk

KAJIAN PUSTAKA
30

memberikan respon emulatif, yaitu perilaku yang membutuhkan pemeriksaan cermat


yang mirip dengan kolom beton cor di termasuk korosi tendon untuk sistem tak
tempat konvensional. Sebuah keuntungan terikat terutama di mana bukaan joint diper-
besar dari unbounded post tensioning adalah bolehkan, pemantauan creep, dan inspeksi
self-centering untuk perpindahan yang besar. pasca-kejadian. Target penelitian tambahan
Selain itu, sistem unbounded menyedia- wilayah ini dianggap diperlukan.
kan untuk disipasi energi melalui bukaan
joint dan menutup dimana baja ringan ❖❖ Footing ke Pile dan Kolom ke
tidak digunakan. University of California Sambungan Pondasi
di San Diego, University of Washington, Ide ini menerima suara terbanyak.
State University of New York bekerja sama Hal itu diakui bahwa aplikasi yang sukses
dengan para peneliti di Taiwan, University dari banyak sambungan footing ke pile
of Nevada-Reno, University of California dan kolom ke sambungan pondasi yang
di Berkeley, dan lain-lain di Jepang dan di berbeda-beda telah terwujud di luar daerah
tempat lain semuanya menyelidiki variasi seismik. Meskipun beberapa penelitian
dari konsep ini. Hasil tes diselesaikan sedang berlangsung sebagaimana dibuk-
sampai saat menunjukkan kinerja kolom tikan dalam diskusi sesi pagi, studi lebih
segmental menggunakan bonded dan banyak diperlukan. Kelompok ini mencari
unbounded prestressing tendon mungkin yang sederhana, kuat, desain berulang yang
sama dengan atau lebih baik secara umum ekonomis, dapat dibangun/constructible,
dari kolom cor-di-tempat konvensional. Isu dan dapat dipelihara/maintainable adalah

Gambar 3 Performa tendon bonded/unbounded

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


31

konsep dasar Bill Duguay yang dipromosi- litian adalah kontinu. Menyadari hal ini,
kan sebagai penting untuk keberhasilan dan pemahaman bahwa aplikasi material
sambungan SABC dari perspektif kontrak- yang inovatif membutuhkan waktu untuk
tor dalam presentasi paginya. Langkah berkembang, kelompok mengajukan respon
pertama kali diusulkan oleh kelompok emulatif untuk aplikasi awal, diikuti dengan
yang merupakan studi sintesisnya untuk lebih banyak metode inovatif sebagai
meninjau upaya-upaya yang terkait dengan teknologi yang matang.
berbagai negara dan lembaga.
Upaya penelitian saat ini didanai ❖❖ Konsep Sambungan Konstruksi
melalui NCHRP, State DOTs, atau orang Segmental
lain yang merupakan komponen integral Itu yang berlaku umum bahwa
dari studi ini. Hasil dari sintesis diharapkan teknik konstruksi segmental digunakan
untuk memandu penelitian target masa bukan saja dalam pembangunan struk-
depan. Penelitian semacam bisa menjadi tur atas jembatan, tetapi juga di industri
penerusan upaya yang sedang berjalan, atau bangunan, secara potensial dapat diman-
sama sekali baru. faatkan untuk memajukan pembangunan
jembatan. Sebuah studi sintesis disarankan
❖❖ Bahan Inovatif untuk mencari teknik yang menjanjikan.
Sebuah studi sintesis direkomendasi- Hasil penelitian ini harus mengusulkan
kan untuk mengidentifikasi aplikasi bahan konsep yang layak dan mengembang-
inovatif, tabulasi sifat material, dan menen- kan kriteria untuk aplikasi. Kebutuhan
tukan ketersediaan. Ketersediaan materi penelitian tambahan dapat berasal dari
diakui sebagai suatu elemen penting dalam penelitian sintesis.
kelangsungan aplikasi, dengan kekhawatiran
atas biaya produksi yang tinggi dari beber- ❖❖ Kinerja Jangka Panjang
apa material seperti komposit. Lebih lanjut Sambungan SABC
disarankan bahwa sintesis akan diikuti oleh Perhatian tercantum di sini terkait
target penelitian untuk mengembangkan dengan kinerja jangka panjang dari detail
teknologi yang menjanjikan untuk point sambungan untuk SABC. Tentu saja, uji
bahwa mereka dapat segera dilaksanakan. accelerated enviromental dianggap penting
Akhirnya, aplikasi trial dianggap pen- ketika kualifikasi ide-ide baru atau aplikasi
ting untuk menampilkan teknologi yang inovatif dari teknologi yang sudah ada.
diusulkan. Sebagai judul gagasan ini, pene- Selain itu, kurangnya alat uji tidak meru-

KAJIAN PUSTAKA
32

sak (non destructive) yang dapat diandalkan memberikan ukuran perlindungan wajib
untuk banyak teknologi berkembang ABC kepada para insinyur. Standardisasi menga-
di daerah gempa sedang sampai tinggi juga rah ke rincian berulang, dapat dilelang
dibahas. Pemeliharaan dan konfirmasi (biddable) dan dapat dibangun (construct-
kinerja in-situ dianggap penting untuk ible), yang diharapkan sangat kuat sehingga
suksesnya penyebaran banyak teknologi. meminimalkan atau membuat masalah
Prediksi kinerja struktur, area menerima pemeliharaan yang dikelola. Tindakan
perhatian yang lebih baru-baru ini sebagai rencana untuk topik ini memberikan
penyesuaian kalibrasi sedang dilakukan kesimpulan rancangan untuk setiap proyek
dengan Spesifikasi Desain LRFD AASHTO, penelitian yang dilakukan. Pentingnya ide
dan sistem yang telah diperpanjang dan daya ini terletak pada pesan yang mendasarinya
tahan komponen dituntut, membutuhkan yang disampaikan penulisnya, yaitu,
pemahaman yang kuat tentang kinerja inovasi hanya akan sukses dan menyadari
jangka panjang. Pemantauan kesehatan penyebaran meluas ketika benar-benar
struktur (Structural Health Monitoring) dikembangkan dan standardisasi adalah
dianggap sebagai elemen penting dalam sebuah kenyataan.
mengukur kinerja jangka panjang dari detail
Sistem Transportasi Elemen Pier
sambungan inovatif untuk aplikasi SABC,
Pracetak
terutama karena seringkali, desain menggu-
nakan hubungan khusus detail sambungan Sistem transportasi elemen pier
khusus untuk mengatasi kebutuhan seismik pracetak merupakan hal yang penting,
bergantung pada tingkat kinerja yang diten- mengingat bahwa dalam transportasi dari
tukan selama peristiwa gempa desain yang fabrikasi menuju lokasi konstruksi harus
jarang terjadi. mempertimbangkan sistem sumbu ken-
daraan pengangkut elemen pier segmental,
❖❖ Rekomendasi Code untuk beban dari pier segmental yang dibawa, serta
SABC kemampuan dari jalur yang dilalui berupa
Konsep ini adalah sesuatu yang harus badan jalan dan jembatan di Indonesia yang
menjadi bagian dari strategi implementasi dilewati.
untuk setiap ide yang dipertimbangkan. Penggunaan Self-propelled Modular
Kelompok mengakui ini sebagai hasil akhir Transporters (SPMTs) merupakan salah
dari penelitian yang dikelola dengan baik. satu faktor penting pada pembangunan
Kodifikasi memastikan standardisasi, dan jembatan dengan teknik ABC. Hal ini

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


33

disebabkan komponen-komponen pra- dengan pemasangan yang cepat di lapangan,


cetak yang memiliki berat cukup besar akan memberikan kualitas pelaksanaan
harus diangkut ke lokasi jembatan sedan- yang baik dimana pelaksanaan ini hanya
gkan jalan yang ada tidak dirancang untuk memerlukan waktu berjam-jam tidak
dapat menerima beban dengan nilai sebesar seperti pelaksanaan konstruksi jembatan
itu. Dengan menggunakan SPMTs, beban konvensional yang membutuhkan waktu
angkut besar yang berasal dari komponen berbulan-bulan.
pracetak akan terdistribusi melalui setiap Uraian faktor-faktor tersebut diatas
sumbu roda sehingga beban yang diterima menunjukkan bahwa penggunaan SPMTs
jalan merupakan beban merata yang tidak pada teknik ABC merupakan hal yang pen-
terlalu besar. Penggunaan SPMTs ini juga ting. Selanjutnya, perlu pengkajian ulang
didukung oleh FHWA, AASHTO, dan hal-hal yang ada di Indonesia mencakup
NCHRP. ketersediaan alat, kapasitas alat, keuntungan
Selain itu, penggunaan SPMTs juga penggunaan dan besar biaya yang dibu-
dimaksudkan untuk mendukung tujuan tuhkan, serta identifikasi kriteria untuk
dari pelaksanaan teknik ABC yaitu memi- menentukan waktu penggunaan yang tepat
nimalisasi kekacauan lalu lintas, mening- bagi teknologi ini. Hal tersebut meliputi
katkan zona kerja yang aman, mengurangi pertimbangan mengenai lalu lintas, kebu-
dampak lingkungan, meningkatkan peker- tuhan di lapangan, tegangan ijin sementara
jaan konstruksi, meningkatkan kualitas, dan dan defleksi saat pemindahan, serta efisiensi
memiliki biaya aktifitas-masyarakat yang desain akibat penggunaan pracetak.
rendah. Hal tersebut terbukti dengan peng-
Metode Konstruksi Elemen Pier
gunaan SPMTs di Eropa yang hanya memer-
Pracetak di Lokasi Site
lukan waktu singkat untuk mengangkat dan
mengangkut komponen pracetak jembatan Metode pelaksanaan pemasangan
ke lokasi akhir. elemen segmental dilapangan biasanya
SPMTs sendiri merupakan ken- menggunakan crane sesuai dengan beban
daraan yang dikendalikan menggunakan segmen pier yang akan dipasang, baik itu
komputer. SPMTs ini mampu memin- tower crane maupun mobile crane disesuai-
dahkan komponen jembatan dengan berat kan dengan ketinggian pier.
ribuan ton dengan presisi gesekan sebesar Constructability dapat menjadi faktor
satu inch. Pembuatan komponen pracetak utama dalam pengembangan rencana
jembatan yang terkendali, yang disertai jembatan prafabrikasi. Hal ini terutama

KAJIAN PUSTAKA
34

berlaku untuk proyek-proyek dalam batas- enam juta pound dari dermaga pengiriman
batas yang ketat. Kontraktor sering diharus- ke dua kapal tongkang pengiriman yang
kan untuk bekerja dalam ruang terbatas dan besar di mana itu kemudian dikirim ke
batasan waktu. Manual FHWA yang ada lokasi proyek. Prafabrikasi dari superstruk-
dan berikutnya akan mengatasi masalah tur ini dan penggunaan SPMT’s disimpan
ini secara rinci. Bagian berikut ini disajikan kontraktor sekitar satu tahun dalam waktu
sebagai gambaran pada constructability. konstruksi.
The FHWA telah menerbitkan
❖❖ Crane panduan rinci mengenai penggunaan
Kapasitas Crane dan jejak crane dapat SPMTs [3]. Desainer didorong untuk
memiliki dampak yang besar pada sebuah meninjau manual ini untuk mempelajari
konstruksi jembatan prafabrikasi. Desainer lebih lanjut tentang penggunaan SPMTs.
harus berusaha untuk memberikan ruang
sebanyak mungkin untuk lokasi pemasan- ❖❖ Dudukan Sementara Elemen
gan crane. Desainer juga harus menyediakan (Temporary Support of Element)
waktu yang cukup untuk crane set-up dan Dalam proyek jembatan prafabrikasi
kerusakan jika crane harus ditempatkan tipikal, bagian dari jembatan mungkin perlu
dalam cara berjalan/travel way. didukung pada perancah sementara sampai
jembatan ini terbangun secara keseluruhan.
❖❖ Self-Propelled Modular Trans- Desainer harus mempertimbangkan ruang
porters (SPMTs) yang diperlukan untuk menginstal peno-
Sebuah generasi baru alat angkat berat pang (support) sementara, serta waktu yang
yang telah dikembangkan oleh industri dibutuhkan untuk perakitan dan pembong-
perkapalan dan petrokimia. Peralatan yang karan. Dalam beberapa kasus, struktur akan
menyediakan fleksibilitas dan kecepatan didukung dalam konfigurasi yang sangat
yang paling baik adalah Self-Propelled Modu- berbeda dari produk jadi. Gambar 4 menun-
lar Transporter. SPMTs dapat mengangkat jukkan lengkungan baja yang didukung
beban yang sangat besar dan memindahkan sementara di titik ketiga, yang memiliki
mereka dalam berbagai arah dengan tingkat efek dramatis pada tekanan internal dalam
akurasi yang tinggi. Foto di halaman berikut struktur. Framing sementara (struts vertikal)
menunjukkan Providence River Bridge in perlu dirancang untuk menjaga tekanan
Providence, Rhode Island yang baru. SPMTs dalam batas toleransi. Setiap struktur
digunakan untuk memindahkan jembatan yang akan ditempatkan pada dukungan

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


35

Gambar 4 Jembatan Providence River (Mammoet)

sementara perlu diperiksa untuk tegangan yang dapat dijalankan dalam batasan waktu
sementara ini. Jika metode pengangkatan dari lokasi proyek. Sambungan memain-
ditampilkan pada gambar kontrak, maka kan peran penting dalam pendekatan ini.
perancang harus memeriksa kelayakan dari Sering kali waktu untuk mengembangkan
metode lifting ini. Jika metode diusulkan sambungan struktural merupakan fungsi
oleh kontraktor, tegangan harus diperiksa dari waktu perawatan/cure time untuk
oleh engineer kontraktor. sambungan grouting, dan waktu untuk
membuat sambungan baja baut atau las.
❖❖ Batasan Waktu (Time Constraint) Pengembangan sambungan dapat menjadi
Setiap proyek jembatan prafabrikasi jalur kritis dalam suatu proyek konstruksi
akan memiliki kendala waktu yang berbeda. durasi pendek. Desainer harus meng-
Kendala waktu akan mempengaruhi hubungi produsen untuk menentukan
kelayakan berbagai metode prefabrikasi. waktu konstruksi yang wajar untuk masing-
Para desainer perlu untuk mengembangkan masing sambungan.
tipe struktur dan pendekatan prafabrikasi

KAJIAN PUSTAKA
36

❖❖ Rencana Perakitan (Assembly


perakitan untuk proyek jembatan prafab-
Plan)
rikasi penuh pertama mereka. Rencana
Hal ini umum bagi desainer untuk
perakitan ini mirip dengan rencana ereksi,
mensyaratkan penyerahan rencana ereksi
namun juga mencakup informasi seperti
untuk proyek-proyek konstruksi konven-
grouting dan prosedur grout curing, waktu
sional. Hal ini biasanya terbatas untuk ereksi
dari balok dan girder. Jembatan yang diba- dan urutan konstruksi, dan penopang
ngun dengan elemen-elemen prafabrikasi sementara elemen substruktur pada setiap
memerlukan ereksi khusus dan prosedur tahap konstruksi. Disarankan bahwa
perakitan karena lebih banyak elemen yang proyek-proyek yang dibangun dengan
perlu didirikan. New Hampshire Depart- elemen prafabrikasi mengandung spesifikasi
ment of Transportation mengharuskan yang membutuhkan penyampaian rencana
kontraktor untuk mengajukan rencana perakitan yang rinci.

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


37

KAJIAN PUSTAKA
38

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


39

Bab 3

Pilar Segmental
Pracetak

P
ilar pracetak segmental dengan penampang berongga telah digu-
nakan pada beberapa proyek. Paska-tarik vertikal biasanya terdiri
dari batang PT untuk ketinggian pendek hingga sedang, sampai
sekitar 12m (40 kaki). Tendon strand biasanya diperlukan untuk pilar
tinggi. Bar biasanya diangkur ke fondasi dan diperpanjang ke kepala pilar.
Tendon strand biasanya menerus mulai dari angkur pada kepala pilar di
salah satu sisi pilar, pilar, membelok melalui fondasi, sampai ke angkur yang
ada pada sisi berlawanan pada kepala pilar. Batang paska-tarik biasanya
digunakan sementara untuk melindungi segmen pracetak dan epoksi
tertekan pada sendi karena bar dipasang sebelum penginstalan tendon
strand permanen. Segmen pracetak penampang berongga berbentuk oval
dengan eksterior segi delapan, digunakan untuk Viaduct Cove Linn di
Blue Ridge Parkway di North Carolina (Gambar 5) di halaman berikut.
Pilar segmental pracetak dengan penampang-I yang digunakan
untuk Jembatan Mid-Bay di Florida. Pilar yang lebih tinggi menggunakan
tendon strand pasca-tarik yang membelok pada fondasi (Gambar 6) di
halaman berikut.

PIL;AR SEGMENTAL PRACETAK


40

Pilar segmental pracetak dengan


penampang berongga digunakan dengan
tujuan menurunkan berat sendiri pilar. Dari
penelitian di daerah lain dapat diekstrapolasi
bahwa segmen pracetak pilar akan menyatu
dengan cara tendon pratarik tidak terikat
yang di angkur ke fondasi. Keuntungan dari
tendon tidak terikat dengan tendon yang
terikat adalah gaya prategang tidak akan
Gambar 5 Segmental pilar pracetak berongga, meningkat secara signifikan dengan adanya
Linn Cove Viaduct, North Carolina perpindahan kolom yang tinggi, sehingga
tidak menyebabkan kelelehan inelastis pada
strand dan hilangnya prategang.
Detail dari koneksi ke bangunan
atas dan fondasi akan memiliki karak-
teristik dinamik seperti sambungan yang
mensyaratkan sambungan terbuka dan
tertutup untuk digunakan diantara segmen.
Efek ini mirip dengan pijakan bergerak.
Hal ini bermanfaat bagi struktur dalam
merespon gempa yang disebabkan ada
nya perubahan periode. Penelitian lebih
lanjut diperlukan untuk daerah bantalan
pada ujung kolom, serta penyediaan untuk
Gambar 6 Pilar pracetak - I clearance tendon untuk bergerak relatif ke
pilar selama terjadinya gempa.
Hubungan segmen kolom bagian atas
dan bangunan atas yang dirancang monolit
akan menyebabkan leleh pada tulangan
sesuai dengan yang diharapkan. Dalam
hal ini, panjang sendi plastik yang diharap-
kan harus daktail dengan menggunakan
tulangan yang rapat.

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


41

Deskripsi sistem
Pilar tunggal maupun majemuk dapat dibuat dengan menggunakan beton pracetak.
Sistem pilar beton pracetak memanfaatkan kombinasi kolom beton pracetak dan komponen
pracetak balok kepala untuk merangkai pilar. Sistem ini kompatibel dengan berbagai
jenis fondasi dan bangunan atas. Setiap bagian komponen dalam sistem pilar pracetak
dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan sambungan baja dan/atau prategang.
Desain dan konstruksi sistem pracetak pilar bervariasi tergantung pada aplikasinya.
Gambar 7 menunjukkan contoh pilar beton pracetak tunggal yang terbuat dari
komponen pracetak.

Gambar 7 Pilar tunggal dengan komponen beton pracetak


(Billington et al. 1999)

PILAR SEGMENTAL PRACETAK


42

Rincian fabrikasi memungkinkan fabrikasi dengan ketinggian


maksimal pada pilar tinggi, yaitu dengan
Prosedur fabrikasi untuk pilar dan
penggunaan penampang berongga. Untuk
komponen balok kepala bervariasi tergan-
produksi skala besar, sebuah sistem yang
tung pada karakteristik pilar dan jenis
menggunakan mandrel dan beton dengan
sambungan antar komponen. Dua jenis
slump yang rendah dapat digunakan.
sambungan yang paling sering digunakan Komponen pilar dapat dibuat horizontal
antar komponen pracetak adalah sambu- dengan prosedur yang sama dengan yang
ngan yang digrout dan sambungan yang digunakan untuk balok dan pilar pracetak.
dicetak presisi. sambungan yang dicetak Biasanya segmen kolom tidak termasuk
presisi telah sering diaplikasikan dan prategang karena segmen tidak bisa menye-
secara memiliki proses fabrikasi yang diakan panjang penyaluran yang cukup
sangat berbeda, yaitu dengan mengguna- untuk baja prategang. Komponen yang lebih
kan permukaan komponen sebelumnya panjang biasanya menggunakan prategang
sebagai bekisting untuk permukaan untuk menghambat retak selama penanga-
komponen selanjutnya sehingga meng- nan dan transportasi. Pada jembatan, biasa
hasilkan gabungan “sempurna” cocok digunakan pilar dengan penampang bulat.
antara dua komponen. Fabrikasi sambungan Akan tetapi fabrikasi penampang bulat
yang dicetak presisi biasanya lebih banyak secara vertikal memiliki beberapa kesulitan
menggunakan tenaga kerja dan waktu yang sehingga, sebagai alternatif, dapat digunakan
intensif daripada fabrikasi sambungan yang penampang segi-delapan.
digrout, akan tetapi kemungkinkan ereksi Sambungan yang digrout dibuat
lebih mudah sehingga waktu konstruksi dengan prosedur biasa, yaitu beberapa
akan lebih cepat. Prosedur untuk fabrikasi segmen dapat dicetak bersamaan. Jumlah
untuk komponen pilar dan balok kepala segmen yang dapat dicetak bergantung
dibahas secara terpisah dalam sub bagian pada panjang segmen dan jumlah cetakan
di bawah ini. yang tersedia. Sedangkan pada sambungan
match-cast diperlukan adanya perubahan
Fabrikasi Pilar
sistem fabrikasi, yaitu segmen yang baru
Pembuatan segmen pilar dengan menggunakan sisi dari segmen sebelumnya
ketinggian maksimal, mengurangi waktu sebagai bekisting. Prosedur ini membutuh-
dan biaya pada fabrikasi dan konstruksi kan penanganan khusus. Prosedur pembua-
sambungan antar segmen pada pilar maje- tan segmen pilar match-cast ditunjukkan
muk. Berat Komponen harus dibatasi untuk pada Gambar 8 (Billington et al, 1999.).

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


43

Gambar 8 Prosedur pembuatan segmen pilar match-cast (Billington et al. 1999)

Kepala pilar

Fabrikasi balok kepala pilar sama


dengan fabrikasi gelagar pracetak standar.
Bentuk umum untuk kepala pilar meliputi
persegi massif dan berongga, balok –T
massif dan berongga, dan balok berben-
tuk-U (Lubuono et al. 1996). Balok kepala
biasanya diprategang untuk meningkatkan
kekuatan dan karakteristik perilakunya.

PILAR SEGMENTAL PRACETAK


44

Ukuran balok kepala harus dioptimalkan untuk mengurangi berat sendirinya, hal ini
dapat dicapai dengan menerapkan bagian berongga pada sisi memanjangnya (Billington
et al, 1999). Segmen balok kepala terhubung dengan pilar dengan menggunakan digrout
atau sambungan beton yang dicor di tempat dan prategang paskatarik.

Gambar 9 Metode pembuatan sambungan match-cast antara balok kepala dengan pilar
(Billington et al. 1999)

Pada beberapa kasus, balok kepala tergantung pada koneksi fondasi-ke-kolom,


difabrikasi dengan sambungan match-cast kolom-ke-kolom, dan kolom-ke-kepala
pada hubungan sisi bawahnya dengan yang digunakan. Prosedur khusus berkaitan
bagian atas pilar untuk memfasilitasi ketepa- dengan desain sambungan tertentu
tannya saat konstruksi (Billington et al 1999 termasuk dalam bagian Isu Utama.
dan Lester dan Tadros 1995.). Salah satu
Koneksi fondasi-pilar
metode fabrikasi sambungan balok kepala
dengan pilar ditunjukkan pada Gambar 9. Fondasi yang dibangun dengan
metode yang sama seperti yang digunakan
untuk konstruksi cor-di-tempat. Dalam
Konstruksi
beberapa kasus, saluran embedding atau
Bagian ini menyajikan prosedur batang tulangan akan diperlukan di fondasi.
konstruksi umum untuk sistem pilar Setelah fondasi selesai, segmen pertama
pracetak. Prosedur konstruksi khusus pilar dihubungkan kepada fondasi dengan
untuk sistem beton pracetak pilar individu metode tertentu.

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


45

Koneksi pilar-pilar

Kolom biasanya terbuat dari segmen


ketinggian penuh atau beberapa segmen
yang disambung dengan cara match-cast
atau digrout. Disarankan bahwa kolom
pracetak harus diereksi dalam satu bagian
tunggal bila memungkinkan. Hal ini akan
mengurangi jumlah segmen yang diperlu-
kan dan menghilangkan sambungan yang
tidak diperlukan yang dapat meningkatkan
waktu konstruksi. Akan tetapi, segmen
ketinggian penuh memiliki beberapa keter-
batasan dalam hal transportasi, ereksi, atau
keterbatasan lainnya sehingga penggunaan
pilar dengan segmen majemuk diperlukan.
Desain telah diusulkan yang menggunakan
campuran keduanya sambungan match- Gambar 10 Konstruksi pilar segmental
dengan sambungan match-cast
cast maupun sambungan yang digrout
(Pate 1995)
(Billington et al, 1999.).
Langkah-langkah yang digunakan
untuk segmen pilar dengan sambungan segmen pertama. Sambungn match-
match-cast (Billington et al. 1999). cast akan meluruskan dua segmen
1. Segmen kedua diturunkan ke blok dengan tepat.
spacer beberapa inci di atas segmen 5. Batang paska-tarik digunakan untuk
kolom pertama. menghasilkan kompresi yang seragam
2. Segmen pertama dan kedua disambung di seluruh sambungan. Gambar 10
dengan cara paska-tarik secara bersa- menunjukkan sebuah kolom dengan
maan. sambungan match-cast dalam masa
3. Epoksi diberikan pada sisi permukaan konstruksi.
kedua segmen kedua. Langkah-langkah yang digunakan
4. Blok spacer dilepaskan dan segmen untuk segmen pilar dengan sambungan
kolom kedua diturunkan mendekati yang digrout :

PILAR SEGMENTAL PRACETAK


46

1. Segmen pilar kedua ditempatkan Pada sambungan akan terdapat celah


pertama kali dan diberikan celah yang yang kemudian akan diisi dengan grout.
diakibatkan adanya baut antar kedua 6. Epoxy dapat digunakan sebagai perekat
segmen. sambungan (Muller and Barker, 1985).
2. Setelah dilakukan paska-tarik, batang Sebelum epoksi digunakan, setiap
diantara dua kolom disatukan sehingga sambungan membutuhkan bekisting
segmen yang berdada diatas akan meng- dan akan membutuhkan tenaga kerja
gantung diatas segmen dibawahnya. yang lebih banyak serta waktu yang
3. Pengisian celah dengan epoxy atau beton lebih lama.
cor di tempat.
Sambungan pilar-balok kepala
4. Paska-tarik dilakukan setelah material
sambungan mengeras. Balok kepala diletakkan setelah
5. Beberapa pilar menggunakan tulangan segmen terakhir pilar selesai diletakkan.
baja sebagai sambungan antar pilar , dan Balok kepala yang biasa digunakan adalah
diperpanjang hingga segmen berikutnya. balok kepala segmen tunggal dengan kepala

Gambar 11 Tahap ereksi untuk pilar dengan kolom majemuk. (Billington et al. 1999)

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


47

yang tidak melebihi berat dan batas panjang


untuk transportasi dan ereksi. Sambungan
pilar-balok kepala ini sama dengan sambu-
ngan pilar-pilar.
Untuk pilar dengan kolom maje-
muk, sistem segmen tunggal dan maje-
muk juga dapat digunakan. Prosedur
ereksi saat konstruksi untuk pilar kolom
majemuk ditunjukkan pada Gambar 11.
Gambar 12 menunjukkan pemasangan
balok kepala pracetak di atas kolom beton
yang dicor di tempat.

Ringkasan penggunaan
Sistem beton pracetak lebih banyak
digunakan pada struktur bangunan atas Gambar 12 Ereksi balok kepala pracetak untuk pilar
dibandingkan pada pilar. Biasanya hanya dengan kolom majemuk (FHWA 2004)
salah satu diantara balok kepala atau
pilar yang menggunakan sistem pracetak, Penjelasan
sedangkan yang satunya menggunakan
beton yang dicor ditempat. Sistem beton Penjelasan 1: Hubungan fondasi
pracetak biasanya digunakan untuk proyek
dengan pilar segmental
skala besar seperti jembatan skala besar Salah satu jenis sambungan fondasi-
dan saluran air skala besar. Sebagian besar ke-pilar terdiri dari pilar pracetak yang
aplikasi dan penelitian menggunakan sistem ditopang sementara sebelum fondasi sele-
beton pracetak pada daerah non-seismik. sai dibangun dan kemudian menuangkan
Evaluasi ketahanan beton fondasi disekitar baja tulangan yang
diperluas hingga keluar dari bagian bawah
Literatur yang ada, tidak menjelaskan kolom. Untuk membangun hubungan ini,
kinerja dari bangunan bawah yang meng- kolom ini didukung oleh dukungan semen-
gunakan beton pracetak. Hal ini dikare- tara berupa kaki yang membentang dari
nakan penggunaannya masih relatif baru bagian bawah kolom dan memiliki ruang
masalah ketahanan untuk jangka panjang untuk proses perataan beton. Tulangan
belum muncul.

PILAR SEGMENTAL PRACETAK


48

diperpanjang dari bagian bawah segmen pilar ke fondasi. Baja tulangan untuk fondasi
kemudian dipasang dan beton untuk fondasi dituangkan. Dalam beberapa kasus, fondasi
dituangkan dalam dua lapisan dengan dasar pilar dimasukkan ke dalam lapisan kedua
untuk menghindari proses perataan beton (Muller dan Barker 1985, Anon 1984, dan Cruz
Lesbros et al. 2003). Gambar 13 menunjukkan jenis sambungan sebelum lapisan kedua
dari fondasi cor-di-tempat dituangkan.

Gambar 13 Sambungan pilar dan fondasi dengan metode cor di tempat


(Cruz Lesbros et al. 2003)

Sambungan tipe ini mensyaratkan Tipe kedua dari sambungan fondasi ke


bahwa kolom yang sudah dibuat, dibawa kolom merupakan celah antara segmen pilar
ke situs, dan menggunakan penyangga bagian bawah dengan fondasi yang digrout,
sementara sebelum fondasi selesai. Hal diamankan dengan kabel paskatarik vertikal.
ini memungkinkan penyingkatan jadwal Segmen kolom diletakkan pada bantalan
karena pilar dapat dibuat di pabrik semen- baut diatas fondasi dengan posisi yang
tara fondasi sedang dipersiapkan. Namun tepat. Kabel paskatarik dimasukkan mela-
jika keadaan membutuhkan fabrikasi pilar lui segmen kolom ke dalam angkur pada
dan penempatan fondasi secara simultan, fondasi yang dicor di tempat. Sambungan
sambungan tipe kerah dengan tulangan kemudian digrout. Gambar 15 menunjuk-
mencuat dari fondasi yang disambung kan sketsa hubungan ini. Kesulitan utama
dengan tulangan memanjang yang menc- dengan membangun hubungan ini adalah
uat dari bawah pilar, harus digunakan. menyelaraskan posisi saluran kabel paska-
Sambungan tipe kerah ditunjukkan pada tarik pada fondasi dan pilar.
Gambar 14.

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


49

Gambar 14 Sambungan
tipe kerah dari pilar pra-
cetak dengan fondasi yang
dicor di tempat
(Billington et al. 1999)

Gambar 15 Sambungan pilar


dan fondasi yang digrout
(Billington et al. 1999)

PILAR SEGMENTAL PRACETAK


50

Penjelasan 2: Sambungan antar kelemahan pada kapasitas geser kolom.


segmen pilar Akan tetapi, secara umum penggu-
naan pilar dengan pilar segmental akan
Sambungan dengan metode match-
menimbulkan tuntutan lentur diseluruh
cast baik untuk digunakan pada sambungan
sambungan akibat adanya kabel paskatarik.
antar segmen pilar, untuk menghindari
Gambar 16 menunjukkan salah satu tipe
masalah-maslah yang sering timbul pada
permukaan sambungan.
penggunaan sambungan yang digrout,
Pada penggunaan sistem prategang,
seperti : permukaan bantalan yang kurang
sambungan dirancang untuk tidak
seragam, kemungkinan rusaknya bagian terbuka saat mengalami beban layan agar
tepi, dan kemungkinan grout yang tidak daktilitas pilar tidak berkurang akibat
padat pada celah, dan kualitas grout yang bekerjanya tegangan aksial yang besar.
kurang baik yang dapat menyebabkan Tegangan awal yang besar pada tendon
konsentrasi tegangan pada bagian tertentu, akan membatasi kapasitas regangan yang
retak, serta korosi pada baja tulangan. Terkait dapat mengakibatkan leleh prematur. Hal
masalah struktural, masalah lain yang ini dapat diatasi dengan penggunaan strand
potensial adalah jarak antar tulangan trans- dengan luas yang lebih besar dan tegangan
versal yang lebih jauh pada bagian sambu- yang lebih rendah, jika kondisi pilar dan
ngan yang digrout yang bisa menimbulkan sambungan memungkinkan.

Gambar 16 Tipe permukaan sambungan pilar (Billington et al. 1999)

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


51

Gambar 17 Sambungan dengan sistem paskatarik antara segmen kolom dan


balok kepala (Billington et al. 1999a)

Penjelasan 3: Sambungan pilar dan pilar atas harus melebar untuk mengurangi
balok kepala momen desain pada balok kepala. Peng-
gunaan bagian melebar memungkinkan
Dua jenis sambungan digunakan
ukuran balok kepala untuk diperkecil, akan
untuk menghubungkan balok kepala
tetapi hal ini dapat menyebabkan retak yang
pracetak dengan pilar yang dicor di tempat
(LoBuono et al. 1996). Pertama, meng- berlebihan (Young et al. 2002). Selain itu,

gunakan batang paskatarik atau kabel penggunaan bagian yang melebar akan
(Billington et al. 1999). Sambungan mirip mengurangi panjang efektif pilar sehingga
dengan hubungan antar segmen pilar. Secara geser pada pilar akan meningkat saat terjadi
singkat, sambungan match-cast antara gempa (Yashinsky dan Karshenas 2003).
segmen kolom atas dengan kepala pilar Jenis kedua adalah menggunakan
dilapisi dengan epoksi, batang paskatarik tulangan baja, pada saluran yang digrout.
disambung, dan kepala pilar diturunkan ke (Matsumoto et al, 2002, Wolf dan Fried-
tempatnya. Skema sambungan ini ditunjuk- man 1994, dan Mandawe et al. 2002). Pada
kan pada Gambar 17. sambungan ini, balok kepala diletakkan
Sambungan ini dapat memadai untuk diatas segmen pilar atas dengan diberi
aplikasi non-seismik. Akan tetapi, sedikitnya baut diantaranya, agar terdapat celah dan
penggunaan baja menyebabkan disipasi untuk meluruskan posisi keduanya. Skema
energi yang sedikit selama peristiwa seismik dari jenis sambungan ini ditunjukkan pada
(Kwan dan Billington 2003a). Billington Gambar 18 di halaman berikut.
et al (1999) menyarankan bahwa segmen

PILAR SEGMENTAL PRACETAK


52

Gambar 18 Sambungan dengan baja antara pilar dan kepala pilar


(Matsumoto et al. 2002)

Penjelasan 4: Sambungan antara Balok kepala biasanya diangkut


segmen dengan balok kepala dalam beberapa bagian yang kemudian
disambungkan. Sambungan ini paling ideal
Pilar tinggi majemuk biasanya meng-
berada pada titik contraflexure yaitu titik
gunakan kepala balok pracetak dalam
dengan pengaruh gravitasi terhadap momen
bentuk segmental yang disambung dengan
bernilai minimum.
digrout, beton yang dicor di tempat atau
sambungan match-cast. Pada penggunaan Penjelasan 5: Batasan berat dan
sambungan match-cast, untuk memastikan
ukuran
ketepatan posisinya, sangat diperlukan Pilar dengan kolom tunggal segmental
perhitungan rangkak, susut, dan defleksi dan balok kepala yang panjang memiliki
elastik akibat berat sendiri balok kepala. berat dan panjang berlebih sehingga
Selain itu, masalah ketepatan posisi juga akan menimbulkan kesulitan pada sisi
dapat timbul saat segmen disambungkan transportasi dan ereksi. Oleh karena itu
sebelum diangkat ke tempatnya. terdapat petunjuk batas berat yang disaran-

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


53

Penampang Berat Batas penampang Berat Batas


  53.6 t 80.4 t   53.6 t 80.36 t
                   
Bulat berongga         Bulat solid        
0.9 m Diameter 38.61 m 57.76 m 0.91 m Diameter 34.35 m 51.68 m
1.2 m Diameter 25.54 m 38.61 m 1.22 m Diameter 19.15 m 28.88 m
1.5 m Diameter 19.15 m 28.88 m 1.52 m Diameter 12.16 m 18.54 m
1.8 m Diameter 15.20 m 23.10 m 1.82 m Diameter 8.51 m 12.77 m
                           
Kotak berongga         Kotak Solid        
0.9 m x 0.9 m 30.4 m 45.6 m 0.9 m x 0.9 m 26.8 m 40.4 m
1.2 m x 1.2 m 20.1 m 30.4 m 1.2 m x 1.2 m 15.2 m 22.8 m
1.5 m x 1.5 m 15.2 m 22.8 m 1.5 m x 1.5 m 9.7 m 14.6 m
1.8 m x 1.8 m 12.2 m 18.2 m 1.8 m x 1.8 m 6.7 m 10.0 m

Tabel 2 Batasan Maksimum Panjang Kolom

kan. Batas yang disarankan ini. Berdasar- sambungan. Perhatian utama untuk
kan hal tersebut, Tabel 2 menyediakan pilar pracetak di daerah seismik adalah
komponen panjang maksimum untuk kurangnya kontinuitas antara komponen.
berbagai penampang. Sistem pilar pracetak di daerah seismik
mungkin akan memerlukan tulangan lebih
Evaluasi seismik antara komponen dan panjang penyalu-
ran yang lebih besar untuk penguatan
Meskipun sebagian besar aplikasi pilar
pracetak sebelumnya berada di daerah non- dari sistem serupa di daerah nonseismik.
seismik, beberapa konsep yang digunakan Tulangan tambahan dan panjang penyalu-
pada daerah non-seismik kemungkinan ran yang meningkat dapat membuktikan
dapat digunakan di daerah gempa dengan masalah dikarenakan pengekang geometrik
modifikasi yang dilakukan pada rincian dan tulangan pilar yang tidak bekerja.

PILAR SEGMENTAL PRACETAK


54

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


55

Bab 4

Evaluasi Sistem
dan Rekomendasi

K
omponen pilar dengan sistem pracetak memberikan beberapa
keuntungan. Sistem ini membuat pekerjaan dapat dilakukan
diluar lapangan sehingga waktu konstruksi lebih cepat. Penam-
pang standard harus dikembangkan agar ekonomis karena bekisting dapat
digunakan berulang-ulang. Hal ini juga akan mengarahkan produk dapat
berkualitas tinggi. Komponen pilar pracetak dapat dibuat lebih pendek
daripada gelagar beton prategang sehingga akan lebih mudah dalam hal
transportasi. Akan tetapi beratnya akan lebih besar sehingga dibutuhkan
kendaraan dengan sumbu yang lebih besar untuk transportasi. Seiring
dengan masalah transportasi, penting untuk mempertimbangkan batas
ereksi berat. Kolom mungkin perlu dibagi menjadi beberapa bagian untuk
memenuhi kendala beratnya.
Pilar dengan sistem pracetak harus mampu disesuaikan dengan
konfigurasi berbeda, termasuk pilar dengan kolom tunggal maupun
majemuk, serta beragam jenis fondasi. Pilar pracetak harus dirancang
dengan jumlah komponen minimum untuk mengurangi waktu fabrikasi,
mengurangi jumlah sambungan, dan mengurangi waktu konstruksi.
Bila pencetakan kolom dalam bentuk utuh tidak dapat dilaksanakan
dengan pertimbangan transportasi dan ereksi, maka dapat digunakan pilar
pracetak segmental yang disambungkan dengan sambungan match-cast.
Penggunaan match-cast memperlambat waktu fabrikasi karena
hanya satu segmen per kolom dapat diproduksi per hari, tapi jumlah

EVALUASI SISTEM DAN REKOMENDASI


56

segmen untuk kolom yang diberikan akan ❖❖ Pada bagian masif semua paskatarik
kecil sehingga jumlah hari yang dibutuh- ditempatkan di tengah kolom.
kan untuk membuat kolom masih dapat ❖❖ Penampang masif memiliki dampak
dibatasi. Sambungan match-cast menyebab- ketahanan yang lebih baik.
kan waktu konstruksi lebih cepat dikare- ❖❖ Pemeriksaan bagian dalam penam-
nakan epoksi memiliki waktu pengerasan pang berongga harus merusak kolom,
yang cepat dan sambungan ini memiliki sehingga akan menghambat pemerik-
sifat menyesuaikan sendiri. Sambungan saan yang akurat pada kolom berongga
match-cast mensyaratkan penempatan setelah adanya gempa.
suatu komponen dicocokkan dengan Dalam banyak situasi mungkin akan
komponen yang menjadi bekistingnya. lebih bermanfaat untuk menggunakan
Pada sistem bangunan bawah pracetak desain pilar yang meliputi baik komponen
standar lebih baik digunakan komponen beton pracetak dan cor-di-tempat karena
yang dapat dipertukarkan, karena hal ini kendala penjadwalan bervariasi untuk
membutuhkan ketekunan kontraktor dan setiap proyek sehingga jenis dan kecepatan
tidak mungkin dapat dilakukan jika meng- tindakan konstruksi bervariasi untuk setiap
gunakan sambungan match-cast. proyek. Sebagai contoh, beberapa proyek
Kolom dengan penampang masif mungkin memerlukan seluruh proses
biasanya lebih sering digunakan daripada konstruksi akan selesai dalam sedikitnya
kolom dengan penampang berongga kecuali jumlah hari, sedangkan yang lain hanya
terdapat batasan berat yang mengharuskan mensyaratkan konstruksi semua dilakukan
penggunaan kolom berongga ataupun dapat pada malam hari agar tidak mengganggu
dicapai penghematan biaya yang signifikan. lalu lintas terdekat. Oleh karena itu, kombi-
Berikut ini adalah alasan kolom berpenam- nasi cor-tempat dan di-konstruksi pracetak
pang masif lebih sering digunakan daripada yang memenuhi tujuan tertentu proyek
penampang berongga : harus digunakan. Pola pikir konstruksi
❖❖ Bagian berongga tidak dianjurkan untuk yang cepat harus tetap digunakan walau-
lokasi sendi plastis pada kolom karena pun menggunakan komponen beton cor-
dapat terjadinya tekuk dan sengkang di-tempat, dengan penggunaan tulangan
lepas prefabrikasi, penyesuaian bekisting, dan
❖❖ Tekuk lokal dinding harus dipertim- semen kekuatan awal tinggi, waktu yang
bangkan untuk berongga (Taylor et al. dibutuhkan untuk konstruksi masih dapat
1995). dikurangi secara signifikan.

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


57

Daftar Pustaka
ABC-Advisory Council. 2008. Caltrans ABC Strategic Plan : Development of Practice
and Policy for Future Bridge Projects, Version 1.1 : California Department of
Transportation. http://www.dot.ca.gov/hq/esc/Structure_Design/accel_bridge_
construction/documents/Caltrans_ABC_Strategic_Plan_V1-1.pdf (diakses tahun
2011).
Chung, Paul, Raymond W.Wolfe, Tom Ostrom, dan Susan Hida, editor. 2008. Acceler-
ated Bridge Construction Applications in California - A “Lessons Learned” Report.
California Department of Transportation. http://www.dot.ca.gov/hq/esc/Struc-
ture_Design/accel_bridge_construction/documents/ABC_LessonsLearned_v1-1.
pdf (diakses tahun 2011).
Chung, P.C., Mike Beauchamp, dan Jason Q. Fang. Caltrans Accelerated Bridge Construc-
tion (ABC) Initiative. http://www.precastconcrete.org/seminars/2008/2008-09.pdf
Chung, P.C., Mike Beauchamp, dan Jason Q. Fang. Strategies and Practices of Accelerated
Bridge Construction (ABC) in California : California Department of Transportation.
ftp://ftp.wsdot.wa.gov/public/Bridge/WBES2009/A/5A1/5A1.pdf (diakses tahun
2011)
Federal Highway Administration, 2007. “Rapid Bridge Construction: Seismic Connec-
tions Moderate-to-High Seismic Zones”. 2007FHWA Seismic Accelerated Bridge
Construction Workshop Outcomes and Follow-up Activities. http://www.wsdot.
wa.gov/eesc/bridge/ABC/FHWA_Seismic_ABC_Workshop_Report.pdf (diakses
tahun 2011).
Federal Highway Administration. 2007. Manual on Use of Self-Propelled Modular
Transporters to Move Bridges :Federal Highway Administration, http://www.fhwa.
dot.gov/bridge/pubs/07022/hif07022.pdf (diakses tahun 2011).
Federal Highway Administration. 2006. Prefabricated Bridge Elements& Sistems (PBES)-
PBES Cost Study: Accelerated Bridge Construction Success Stories: Federal Highway
Administration. http://www.fhwa.dot.gov/bridge/prefab/successstories/091104/
pdfs/final_report.pdf (diakses tahun 2011).

DAFTAR PUSTAKA
58

Federal Highway Administration. 2009. Connection Details for Prefabricated Bridge


Elements and Systems, Publication No. FHWA-IF-09-010. McLean,VA: Office
of Bridge Technology, HIBT-10,Federal Highway Administration. http://www.
fhwa.dot.gov/bridge/prefab/if09010/ atau http://www.scribd.com/doc/46406989/
Connection-Details-for-Prefabricated-Bridge-Elements-and-Systems (diakses
tahun 2011).
FHWA International Technology Exchange Programs. 2004. Prefabricated Bridge
Elements and Sistems (PBES) in Japan and Europe FHWA-PL-05-003, : Office of
International Programs-Office of Policy-Federal Highway Administration, U.S.
Department of Transportation, American Association of State Highway and
Transportation Officials. http://www.fhwa.dot.gov/bridge/prefab/pbesscan.pdf
(diakses tahun 2011).
Hieber, David G., Jonathan M. Wacker. 2005. Precast Concrete Pier Sistems for Rapid
Construction of Bridges in Seismic Regions. Washington, D.C.: Washington State
Transportation Commission Department of Transportation and in cooperation
with U.S. Department of Transportation Federal Highway Administration. http://
www.wsdot.wa.gov/research/reports/fullreports/611.1.pdf (diakes tahun 2001).
Iowa Department of Transportation. 2008. “Workshop Report.” Iowa Department of
Transportation Accelerated Bridge Construction Workshop. http://www.iowadot.
gov/operationsresearch/pdf/2008%20Iowa%20DOT%20ABC%20Workshop%20
Report_06-20-09%20add%20JUne09.pdf (diakses tahun 2011)
Keck Dennis, Hina Patel, Anthony J. Scolaro, Arnold Bloch, dan Christoper Ryan. 2010.
Accelerating Transportation Project and Program Delivery: Conception to Comple-
tion, NCHRP REPORT 662. Washington, D.C.: National Cooperative Highway
Research Program. http://onlinepubs.trb.org/onlinepubs/nchrp/nchrp_rpt_662.
pdf (diakses tahun 2011).
Marsh, M.Lee, John F. Stanton, dan Marc O. Eberhard. 2010. A Precast Bridge Bent Sistem
for Seismic Regions, Phase I Report : Federal Highway Administration. http://
www.fhwa.dot.gov/hfl/partnerships/pdfs/berger_phase_1_report_20101015.pdf
(diakses tahun 2011).
Matsumoto, Eric E., Mark C. Waggoner, Guclu Sumen. Development of a Precast Concrete
Bent-cap System, project summary reportc Report 1748-S. http://www.utexas.edu/
research/ctr/pdf_reports/1748_S.pdf (diakses tahun 2011).

PILAR BETON PRACETAK PRATEGANG


59

Medlock, Ronnie, Michael D. Hyzak, dan Lloyd Wolf. Innovative Prefabrication in


Texas Bridges. http://ftp.dot.state.tx.us:21/pub/txdot-info/library/pubs/bus/bridge/
innovative_prefab.pdf atau http://www.pdfcari.com/Innovative-Prefabrication-
in-Texas-Bridges.html
PCI Committee on Tolerances. 2000. Tolerance manual for precast and presstressed
concrete construction PCI MNL 135-00. Dipersiapkan oleh Kim Sorenson
(Ketua), Ted J. Gutt, Michael W. LaNier, Jadgish Nijhawan, Jerald A. Schneider,
Helmuth Wilden. USA: Prestressed Concrete Institute. http://www.scribd.com/
doc/64869024/PCI-MNL-135-00-Tolerance-Manual-for-Precast-Pre-Stressed-
Concrete-Construction (diakses 2011).
Ralls, Mary Lou. 2009. “Accelerating Bridge Construction (ABC)-Modular
SPMT.”National Concrete Consortium (NCC) Meeting. http://www.cptechcenter.
org/t2/documents/Ralls_NCCMeeting-SanAntonio_04-01-09.pdf (diakses tahun
2011).
Restrepo, José I., Matthew J. Tobolski, dan Eric E. Matsumoto. 2011. Development
of a precast concrete bent-cap System for Seismic Region, NCHRP Report 681.
Washington, D.C.: National Cooperative Highway Research Program. http://
onlinepubs.trb.org/onlinepubs/nchrp/nchrp_rpt_681.pdf (diakses tahun 2011).
Stamnas, Peter E., dan Mark D. Whittemore. 2007. “Precast Bridge Built in Only Eight
Days.” ASPIRE Magazine 2007. http://www.aspirebridge.org/pdfs/magazine/
issue_02/mill_street_spr07.pdf (diakses tahun 2011).
Wolf, Lloyd, dan Michael D. Hyzak. Design of Precast Bent Cap to Column Connection.
http://www.cement.org/Bookstore/download.asp?mediatypeid=1&id=7193&item
id=IS653 (diakses tahun 2011)

DAFTAR PUSTAKA
60

DAFTAR PUSTAKA
ISBN 978-602-8256-38-4

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN DAN JEMBATAN


Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pekerjaan Umum
www.pusjatan.pu.go.id

Anda mungkin juga menyukai