PROSES MANUFAKTUR II
Disusun oleh :
ANANDA AZARIA F (2115100033)
DOSEN : Ir. Sampuro, M.T
2
2. Sebagai referensi tambahan untuk mempelajari EDM dan
LAS
BAB II
DASAR TEORI
3
Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya
keatas atau kebawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling
sulit karena bahan cair yang mengalir atau menumpuk diarah bawah
dapat diperkecil dengan kemiringan elektroda sekitar 10 15 terhada
garis vertikal dan 70 85 terhadap benda kerja.
4. Posisi di Atas Kepala (Over Head)
Posisi pengelasan ini sangat sukar dan berbahaya karena bahan cair
banyak berjatuhan dapat mengenai juru
c. Macam- macam cacat las
1. Porositas merupakan
cacat yang dikarenakan
adanya gas yang terperangkap
di daerah lasan dalam
jumlah yang melebihi syarat batas.
4
Gambar 2.2 Slag Inclusion
3. Incomplete Fusion, cacat ini dapat diakibatkan oleh kesalahan
penggunaan besar arus, kecepatan pengelasan, incorrect electrode
manipulation, maupun kesalahan pengelas.
5
Gambar 2.4 Undercut
6. Crack
(retak),
banyak hal
yang dapat menyebabkan cacat ini. contoh bentuk crack adalah
seperti berikut:
6
Gambar 2.6 Crack
7
Gambar 2.7 Peralatan Las Karbit
8
Gambar 2.8
Nyala api
netral
9
Gambar 2.9 Nyala api oksidasi
c. Prinsip Kerja
Proses
pengelasan dilakukan dengan memanaskan material yang akan disambung.
Pemanasan dilakukan hingga material memerah. Namun pemanasan juga
tidak boleh terlalu lama, agar material tidak meleleh. Setelah itu ujung
material dikunci ujungnya dengan filler. Hal ini bertujuan agar material tidak
tergeser selama proses pengelasan. Lalu penelasan dilakukan di sepanjang
sambungan.
10
Dalam proses pembakaran, tidak semua campuran gas oksigen dan
acetylene terbakar secara sempurna. Gas yang terbakar sempurna membentuk
nyala inti yang digunakan untuk mencairkan logam, sedangkan sisanya
membentuk nyala luar yang berfungsi sebagai gas pelindung deposit logam
Las.
11
2.3 Pengertian Las Busur Listrik (Shielded Metal Arc Welding/SMAW)
Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan
menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan
disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian
juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan
merambat terus sampai habis.
Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung
tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian
membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin Las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan
tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan
menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan
12
logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan
dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.
Pada Las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur
listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi
dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi
sambungan Las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga
terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi
listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 55000C.
a. Menyalakan Dan Mematikan Elektroda
Untuk menyalakan atau membuat nyala busur listrik perlu diperhatikan
mesin Las yang digunakan. Jika mesin Las yang digunakan adalah mesin Las
AC, maka menyalakan dengan menggoreskan elektroda yang sudah terjepit
pada penjepit elektroda, pada benda kerja yang sudah terhubung dengan kabel
massa. Arah penggoresan elektroda membentuk busur atau seperti cara
menggoreskan korek api, seperti terlihat pada gambar. Setelah nyala busur
listrik terjadi, maka posisi elektroda harus tetap dijaga pada jarak tertentu dari
benda kerja agar nyala busur listrik yang terjadi dapat menyala secara
kontinyu. Selama elektroda menyala, maka elektroda akan berkurang sehingga
jarak ujung elektroda (panjang busur nyala) dengan benda kerja akan semakin
renggang. Untuk menjaga agar panjang busur nyala tetap sama, maka
pemegang elektroda harus diturunkan secara perlahan-lahan
13
Gambar 2.13 Menyala busur dengan menggoreskan elektroda.
14
Gambar 2.14 Cara mematikan las
15
Gambar 2.16 Pengaruh kecepatan arus pengelasan terhadap hasil Las Busur Nyala
Listrik
e. Keuntungan
Berikut ini merupakan keuntungan yang di dapat apabila menggunakan
proses las listrik :
1. Busur nyala listrik yang dihasilkan stabil
2. Dapat menggunakan semua jenis elektroda
3. Dapat digunakan untuk pengelasan pelat tipis
2.4 Pengertian EDM (Electric Discharge Machining)
Proses non konvensional dilihat berdasarkan jenis energi panas
yang digunakan untuk pengolahan bahan antara lain EDM (Electric
Discharge Machining), PAM (Plasma Arc Machining), EBM (Electron
16
Beam Machining), LAB (Laser Beam Machining), dan Hot Machining.
Proses ini melibatkan pembuangan material dengan cara mekanis
seperti geser, erosi dan abrasi. Dimana, mekanisme pembuangan
material ini akan menyebabkan alat pemotong sebagai sumber
energi untuk kontak langsung dengan benda kerja.
EDM merupakan salah satu contoh Thermal Metal Removal
Processes non konvensional yang berbasis komputer sebagai
pengendali utamanya. Dimana EDM digunakan untuk membuat
rongga cetakan yang memiliki kontur yang kompleks dan
kepresisian yang tinggi. Salah satu produk yang sering dikerjakan
oleh mesin EDM adalah dies dan mould yang memiliki kekerasan
cukup tinggi. Peranan dies dan mould pada proses manufaktur
seperti deep drawing, forging, pengecoran dan lainnya sangatlah
berpengaruh terutama pada kualitas ketepatan dimensi, kepresisian
dan kekasaran permukaan dies.
2.5 Prinsip Kerja EDM (Electric Discharge Machining)
Prinsip kerja EDM adalah dengan memanfaatkan loncatan
bunga api listrik (spark) yang terjadi secara terputus-putus dan
periodik terhadap waktu yang terjadi diantara celah pahat dengan
benda kerja.
Pahat (Katoda -) dan benda kerja (Anoda +) berada di dalam
cairan dielektrikum. Untuk memungkinkan terjadinya loncatan
bunga api listrik antara pahat-benda kerja maka tegangan listriknya
harus melampaui Break Down Voltage dimana Break Down
Voltage ini tergantung pada:
1. Jarak terdekat antara pahat-benda kerja.
2. Sifat isolator dari fluida dielektrikum.
3. Tingkat polusi yang terjadi pada celah dielektrikum.
17
Secara garis besar, proses terjadinya loncatan bunga api listrik
adalah sebagai berikut:
18
Gambar 2.18 Proses pengerjaan cutting with a wire EDM
19
2.7
EDM
EDM
Die Wire
Drilling Slicing External Internal Form
Sinking
Die Cutting
Wire
Drilling Slicing External Internal Form
Sinking Cutting
20
External Grinding Internal Grinding
21
Gambar 2.21 Produk hasil EDM
22
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
23
Dalam praktikum kali ini terdapat beberapa kriteria pengerjaan, diantaranya
adalah :
1. Posisi pengelasan : Dibawah tangan
2. Jenis sambungan : Kampuh I (bult joint )
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum praktikum las. Berikut
ini merupakan langkah-langkah dalam praktikum las karbit :
1. Letakkan tas/buku pada lemari yang telah disediakan
2. Gunakan safety gogles , apron , masker dan sarung tangan kulit
3. Siapkan bahan : filler, benda kerja, sikat baja, tang jepit dan palu
4. Buka nozel asitelin lalu nyalakan api, atur tekannanya agar tidak terlalu
tinggi
5. Buka nozel oksigen dan atur tekanannya
6. Atur nyala api dengan nyala api yang netral.
7. Letakan benda kerja di meja kerja dan atur jarak diantara benda kerja
dengan pas, agar material filler bisa masud diantara celahnya.
8. Panaskan ujung material hingga memerah, lalu letakan filler diujung
material dan panaskan agar material terkunci. Lakukan hal yang sama di
ujung lainnya
9. Setelat material dikunci lakukan pengelasan sepanjang benda kerja. Filler
dimiringkan dengan sudut 600. Biarkan filler meleleh sehingga dapat
masuk ke celah antar benda. Selain itu filler harus diratakan sepanjang celah
yang di las.
10. Setelah celah benda tertutup filler dengan rata, tutup nozel asytelin
kemudian tutup nozel oksigen hingga rapat.
11. Jepit material dengan tang, lalu celupkan ke air agar segera dingin.
12. Bersihkan material dari kotoran sisa filler dengan sikat baja dan palu.
24
3.2 Las Listrik
3.2.1 Alat dan Bahan
Berikut merupakan peralatan dan bahan yang diperlukan dalam praktikum las
listrik :
1. Besi strip ukuran 120 mm x 22 mm x 4 mm (St 37)
2. Elektroda 2,3 mm 3,25 mm
3. Shield
4. Sarung tangan kulit
5. Masker hidung dan mulut
6. Apron pelindung badan
7. Palu las
8. Tang jepit
9. Sikat baja
25
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum praktikum las. Berikut
ini merupakan langkah-langkah dalam praktikum las listrik :
1. Letakkan peralatan yang tidak berhubungan dengan praktikum diloker
2. Gunakan apron, makser dan sarung tangan kulit
3. Siapkan bahan : shield, elektroda, benda kerja, sikat baja, tang jepit dan
palu
4. Panel listrik di nyalakan dengan di switchkan ke on.
5. Trafo las di switch kan ke on dan atur tegangan.
6. Pasang elektrode ke alat las
7. Letakan benda kerja di meja kerja dan atur jarak diantara benda kerja
dengan pas, agar material elektrode bisa masuk diantara celahnya.
8. Nyalakan elektrode dengan menggoreskan di meja kerja
9. Las bagian ujung benda kerja sebagai kunci material agar tidak berpindah
posisi saat proses pengelasan
10. Setelah material dikunci lakukan pengelasan sepanjang benda kerja.
Elektode dimiringkan dengan sudut 450. Biarkan elektrode meleleh
sehingga dapat masuk ke celah antar benda. Selain itu elektrode harus
diratakan sepanjang celah yang di las.Jepit material dengan tang, lalu
celupkan ke air agar segera dingin.
11. Bersihkan material dari kotoran sisa elektrode dengan sikat baja dan palu.
26
3.3EDM (Electric Discharge Machining)
3.3.1 Alat dan Bahan
Berikut merupakan peralatan dan bahan yang diperlukan dalam praktikum
EDM :
1. Mesin EDM : AQ325L
2. Monitor : Sodic Lencar servo controller LNIW
3. Wire tool : EDM-TOOLS (M) SDN BHN
4. Pendingin : Aquades
5. Machining Fluid : Water
6. Bahan Wire : Kuningan
7. Wire Diameter : 0,25 mm
8. Benda Kerja : Besi
9. Tebal Benda Kerja :10 mm
10. Machining time : Punch
11. Nozzle position : Close
12. Jumlah pemotongan : 1 kali
13. Speed : 3,56-4,10 mm/min
14. Cut perim : 00024,0785 mm
3.3.2 Langkah Praktikum
Langkah-langkah yang dilakukan pada praktikum EDM adalah
sebagai berikut:
3.3.2.1 Pengesetan Benda Kerja, Elektroda dan Mesin
Langkah-langkah yang dilakukan adalah :
a. Pengesetan Benda Kerja
1. Membuka penutup bak benda kerja
2. Meletakkan benda kerja pada meja mesin
27
3. Menyeting posisi benda kerja terhadap meja mesin
dengan menggunakan dial indikator dapat juga
menggunakan siku
4. Menyalakan pengunci magnetik
b. Penyetelan elektroda
1. Memasang elektroda pada pemegang (quill plate)
2. Menyeting posisi elektroda dimana posisi elektroda
harus paralel dengan sisi benda kerja serta tegak
lurus dengan permukaan benda kerja. Untuk
penyetingan ini dapat digunakan dial indikator.
Penyetingan dilakukan dengan memutarkan baut
penyetel.
3. Menyeting posisi nol elektroda untuk menentukan
arah gerakan elektroda dan kedalaman pemakanan.
Penyetelan dilakukan dengan menggunakan alarm.
Bila langkah-langkah dia atas telah selesai, maka
pengoperasian mesin siap dilaksanakan.
3.3.2.2 Pengoperasian Mesin EDM
Dalam proses pembuatan lubang pada sarung injektor ini,
beberapa data dari parameter yang dipilih adalah sebagai
a. Jenis cairan
berikut : dielektric :AVIA I.M.E. 110 e. Pulsa off : 7
Viscositas : 3,4 cSt f. Volt discharging : 50
Flash point : 106 g. 2 gap (mm) flushing : 0,12
b. Metode flushing : flushing sisi h. Surface roughness (mRa) : 14
c. Intensity level : 1/2 = 12,5 Ampere i. Electrode wear length % : 0,1
d. Pulsa On : 10 j. Material Removal Rate : 35 mm3 /
minute
28
Pemilihan parameter untuk point 3,4,dan 5 telah
5 cm 5 mm
5 mm
5 cm
(a) (b)
29
Parameter Standar 1:
O OF IP HR MA SV V SF C PT CTR W W W W
N F P O K L K T S P
00 01 221 000 272 02 8 010 0 000 0000 02 16 02 04
6 6 5 5 0 5 0 0 5
Parameter Standar 2:
O OF IP HR MA SV V SF C PT CTR W W W W
N F P O K L K T S P
00 01 22 00 282 02 8 01 0 00 000 02 16 02 04
8 8 15 0 5 00 0 0 5 0 0 5
30
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
31
00 01 221 000 272 02 8 010 0 000 0000 02 16 02 04
6 6 5 5 0 5 0 0 5
Parameter Standar 2:
O OF IP HR MA SV V SF C PT CTR W W W W
N F P O K L K T S P
00 01 22 00 282 02 8 01 0 00 000 02 16 02 04
8 8 15 0 5 00 0 0 5 0 0 5
32
BAB V
PEMBAHASAN SOAL
1. Apa yang terjadi apa bila saat dilakukan pengelasan, filler dileburkan dahulu
sebelum meleburnya benda kerja ? Jelaskan !
Jawab : Apabila benda kerja tidak dipanaskan terlebih dahulu, maka sebanyak
apapun filler yang kita leburkan tidak akan bisa membuat benda kerja
menyatu antar satu dengan yang lain sehingga logam filler hanya
menempel pada benda kerja.
2. Apa yang terjadi bila cara mematikan welding torch, terlebih dahulu yang
diamatikan kran pengetur oksigen ? Jelaskan !
Jawab : Dalam mematikan welding torch sebenarnya asetilen yang harus di
matikan terlebih dahulu, namu apabila oksigen yang dimatikan terlebih
dahulu maka api tetap menyala pada welding torch.
3. Untuk tebal benda kerja 3 mm dilakukan arah pengelasan ke arah kiri,
jelaskan alasannya!
Jawab : Agar dampak pembakaran tidak terlalu besar sehingga tidak merusak
benda kerja.
4. Apa fungsi /kegunaan regulator ?
Jawab : Kegunaan regulator adalah mengatur tekanan pada asetilen dan oksigen
yang keluar dari tabung penyimpanan sehingga dalam keadaan aman
dan optimal.
5. Apa yang terjadi bila kecepatan pengelasan yang tidak konstan ?
Jawab : Setiap pengelasan diperlukan konsistensi kecepatan, apabila kecepatan
pada pengelasan karbit tidak konstan maka hasil las akan tidak rata dan
menimbulkan tumpukan filler yang berbeda di beberapa tempat.
33
6. Apa yang terjadi bila pengelasan terlalu cepat ?
Jawab : Jika terlalu cepat maka terjadi pola las yang seperti bola bola yang
menggumpal. Tidak rata permukaannya dengan benda kerja dan ada
kemungkinan terjadi kegagalan penyambungan pada benda kerja.
7. Apa yang terjadi abila pengelasan terlalu lambat ?
Jawab : Jika terlalu lambat, maka benda kerja akan melebur total dan
menghasilkan kekuatan las yang kecil
8. Tunjukkan cacat-cacat hasil lasan dan analisa penyebabnya !
Jawab :
1. Undercut : terjadi karena kelebihan panas, pengelasan terlalu cepat,
sudut dan bahan filler yang tidak benar
2. Incomplete fusion: pengelasan terlalu cepat, tekanan api terlalu kecil
3. Overlapping : pengelasan terlalu lambat, api terlalu kecil
34
Jawab : Dalam pelatihan pengelasan, membutuhkan rata rata tiga hingga empat
elektroda. Dan saat pengelasan pada benda kerja membutuhkan satu
elektroda.
4. Jelaskan apa yang terjadi jika kecepatan pengelasan tidak konstan ?
Jawab : Apabila kecepatan pengelasan tidak konstan, maka hasil yang ditunjukan
akan berbedar-beda, dapat tipis atau tebal sehingga kekuatan las juga
tidak sama.
5. Bagaimana cara mengatasi agar busur listrik tidak mudah mati/padam ?
Jawab : Agar busur listrik tidak padam, maka perlu menjaga ketinggian dari
elektroda terhadap benda kerja. Seiring proses pengelasan maka
elektroda akan berkurang, maka perlu mengatur jarak antara tangan kita
dengan benda kerja saat terjadi penurunan elektroda.
6. Jelaskan efeknya bila ada kotoran atau kerak terperangkap pada kampuh las?
Jelaskan !
Jawab : Apabila terdapat kerak atau benda asing pada benda kerja, maka hasil
pengelasan menjadi tidak rata dan akan membuat percikan padam
karena bisa jadi kotoran bukan merupakan bahan konduktor. Jika
perikan padam maka hasil mengelasan menjadi kurang bagus.
7. Jelaskan apa yang terjadi pada hasil las jika kecepatan terlalu cepat atau
terlalu lambat?
Jawab : Jika terlalu cepat maka bentuk dari sambungan lasnya menggumpal
dan tidak rata permukaan pengelasannya. Sedangkan jika terlalu lambat
bentuk sambungan las melebur total dengan benda kerja sehingga hasil
kekuatan pengelasan kecil.
8. Jelaskan apa yang terjadi bila arus terlalu kecil atau besar!
Jawab : Bila arus terlalu kecil maka terjadi penumpukkan elektroda pada
sambungan karena panas tidak mampu meleburkan elektroda dan
benda kerja dengan baik. Sedangkan bila arus terlalu besar maka
35
elektroda akan mencair terlalu cepat dan menghasilkan permukaan las
yang lebih lebar.
9. Tunjukkan cacat-cacat hasil lasan dan analisa penyebabnya!
Jawab :
36
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Untuk mendapatkan hasil pengelasan yang sempurna diperlukan pengalaman
dan kesabaran
2. Tidak terampilnya praktikan dalam mengerjakan lasan
6.2 Saran
1. Diberikan waktu yang cukup lama agar mahasiswa dapat mengerjakan dengan
maksimal
2. Lebih banyak lagi shield otomatis agar memudahkan praktikan dalam
mengelas khususnya las listrik
37
DAFTAR PUSTAKA
38
LAMPIRAN
Tabel 1. Diameter electrode terhadap benda kerja dan arus terhadap diameter benda
kerja
Tabel 2. Filler, nosel torch, celah benda kerja, tipe sambungan dan arah pengelasan
39
Las Karbit
Las Listrik
40
Wire cut
41