Anda di halaman 1dari 44

BAB IV

PENGELASAN

4.1 Tujuan Percobaan

- Kami dapat mengetahui pengertian dan macam-macam las

- Kami dapat mengetahui fungsi sambungan las

- Kami dapat menggunakan cara-cara mengelas dengan sistim pencairan dan

mampu menyambung logam dengan beberapa las

- Kami dapat mengelas dengan baik dan benar

4.2 Latar Belakang

Pada proses pembuatan atau proses pengerjaan logam khususnya adalah

suatu definisi untuk mencapai hasil pada proses produksi yang dapat

dilakukan pada mesi-mesi perkakas secara konvensional dan non

konvensional. Dan beberapa alat bantu yang dapat mendukung proses

tersebut. Dalam hal ini yang paling penting adalah keterampilan (skill) agar

dapat mengoperasikan setiap mesin yang di gunakan dalam proses pengerjaan

logam.

Di dalam proses pengerjaan logam khususnya proses pengelasan pada

benda yang ingin di satukan atau di sambung terdapat macam-macam jenis

pengelasan yang dapat digunakan tergantung pada benda yang ingin kita las.

Contohnya dalam kehidupan sehari – hari kita sering menjumpai pagar –

pagar yang terbuat dari besi yang di sambung menggunakan las baik itu

termasuk las asitelin maupun juga las listrik seperti yang umum kita ketahui.
61
4.3 Teori Dasar.

Pengelasan (welding) adalah salah satu teknik penyambungan logam

dengan cara mencairkan sebagian logam induk dengan atau tanpa tekanan dan

dengan atau tanpa logam tambahan dan menghasilkan sambungan yang

kontinu. Dari definisi tersebut terdapat 4 hal untuk menjelaskan definisi

pengelasan yaitu mencairkan sebagian logam, logam pengisi, tekanan dan

sambungan kontinu.

Proses penyambungan lain yang telah dikenal lama selain

pengelasanadalah penyambungan dengan cara brassing dan soldering.

Perbedaan dengan pengelasan adalah pada brasing dan soldering tidak

melibatkan percairan logam induk hanya lubang pengisinya saja, sedangkan

perbedaan antara brasing dan soldering terdapat pada titik cair logam mengisi

proses brasing terkisar 450 derajat derajat C – 900 derajat C, sedangkan untuk

soldering, titik cair logam pengisinya kurang dari 450 derajat C.

A. Klasifikasi Proses Pengelasan

Proses Penyambungan

Menurut AWS (Amerikan Welding society), proses

penyambungan dengan pengelasan dibagi atas 3 bagian, yaitu :

a. Pengelasan Mencair (Fusion Welding)

Pengelasan mencair dilakukan pada temperatur di atas titik

cair logam dan pemanasan dari suatu sumber panas diberikan untuk

62
keperluan pencairan logam itu. Pada saat pencairna juga terjadi

pencampuran logam cair baik antara masing-masing logam untuk

maupun antara logam induk dan logam mengisi.

Gambar 4.1 pengelasan mencair (fusion welding)

b. Pengelasan Tak Mencair (Solid State Welding)

Proses-proses pengelasan ini digunakan untuk mendapat-

kan sambungan logam yang dilakukan pada temperatur di bawah

titik cair logam dilas.Sering kali proses-proses ini disebut dengan

pengelasan tekan (puessure welding) atau diffusion boonding,

tekanan diberikan untuk mengoptimalkan kontak permukaan dan

menghasilkan deformasi plastik ada masing-masing permukaan

serta untuk menghasilkan lapisan oksida.

Gambar 4.2 pengelasan tak mencair (solid state welding)


63
c. brasing dan soldering

Seperti yang telah dijelaskan di atas ada perbedaan anatara

pengelasan dan brasing/soldering. Pada brasing/soldering,logam

induk tidak mencair, hanya logam pengisi atau logam tambahan

saja.untuk memanaskan logam induk dan mencairkan logam

pengisi digunakan sumber panas misalnya nyala api yang berasal

dari las oksigen-asitilin ( dibengkel menyebunya las karbit).

Proses penyambungan adalah salah satu cara penyambungan

logam dengan menggunakan panas, tenaga panas yang perlukan

untuk memanaskan bahan dasar yang akan di sambunng dan kawat

las sebagai bahan pengisi.

Untuk jenis-jenis sambungan tertentu pemakainya kawat las

kadang-kadang tidak diperlukan sehingga yang di cairkan hanyalah

bahan dasar yang akan di sambung saja. Pada proses las pantul

hanyala bahan pengisi tersebut. Pada proses las tempa kedua bagian

yang akan disambung dipanaskan sampai keadaan pijar keadaanya

diberikan tekanan

Gambar 4.3 soldering dan brasing


64
B. Sumber Panas Pengelasan

Pengelasan pada umumnya memerlukan panas yang sangat tinggi

temperaturnya untuk mencairkan bagian-bagian bahan yang akan

disambung atau dilapisi.

Panas untuk pengelasan dapat diperoleh anatara lain dari :

a. Api yang dapat dihasilkan dari pembakaran arang batu, seperti pada

proses las tempa.

Gambar 4.4 Las Tempa

b. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dengan permukaan

benda kerja seperti pada macam-macam proses las busur listrik.

Gambar 4.5 Las Busur

65
Keterangan Gambar :

1. Lapisan terak
2. Busur cahaya
3. Gas pelindung
4. Jatuhan logam cair
c. Tahanan listrik yang terjadi antara dua bagian yang akan disambung

seperti pada proses las titik, las tekan atau las roll.

Gambar 4.5 Las Titik

d. Nyala api las ialah nyala api yang menghasilkan dari pembakaran

bahan bakar gas dengan zat asam, seperti ada proses las Asetilin.

Gambar 4.6 Las Gas


66
e. Reaksi termid, ialah panas yang ditimbulakan oleh reaksi kimia antara

serbuk besi dan oksida aluminium, seperti pada proses las termit.

Gambar 4.7 Las Termit

Keterangan Gambar :

i.Kerja las
ii. Udara
iii. Rethermit
iv. Bahan pengisi masuk
v. Cetak air
vi.
2. Persiapan Sebelum Mengelas

Seorang tukang las sebelum mengelas haruslah mengetahui lebih dahulu

bahan apa yang akan dilas kemudian.

a. Menentukan proses las yang akan dikerjakan, proses las cair atau las
pateri.
b. Menentukan dan mengerjakan bentuk kampuh sambungan sesuai
dengan jenis dan tebal bahan.
c. Memiliki kawat las dan fluksi yang tepat.
d. Memilih ukuran mulut pembakar yang sesuai

67
e. Menentukan besarnya tekanan kerja dan menentukan nyala api yang
akan dipergunakan.
f. Menentukan teknik mengelas yang paling baik.

Menentukan proses las tergantung pada :

1. Jenis bahan yang akan dilas


2. Bentuk pekerjaan dan macam sambungan
3. Kekuatan sambungan yang diharapkan

Pemilihan proses las terbatas pada proses las cair, las pateri dan pateri

keras.

a. Las Cair

Las cair adalah proses las di mana bahan dasar dan kawat las

dicairkan bersama-sama hingga terpadu satu sama lain.

b. Las Pateri

Las pateri adalah proses di mana bahan dasar tidak mencair, hanya

bahan pengisi atau bahan pateri saja yang mencair. Bentuk sambungan dan

tebal lapisan pateri sama dengan las cair.

Gambar 4.8 Las Pateri

68
c. Pateri Keras

Pateri keras adalah proses di mana bahan pateri yang mencair

masuk kedalam celah-celah sambungan karena daya hisap kapiler, lapisan

paterinya hanya memerlukan lapisan yang sangat tipis.

Gambar 4.9 Pateri Keras

3. Sambungan Tumpul

Sambungan tumpul adalah bentuk sambungan dimana kedua bidang

yang akan disambung berhadapan dan diadu satu sama lain.

Antara kedua bidang yang akan disambung biasanyua diberikan celah

atau jarak antara, untuk mendapatkan penembusan yang baik pada saat

pengelasan selain diberikan celah, bidang sambungan biasanya dikerjakan

dahulu baik secara lurus maupun miring.

Pengerjaan inilah yang akan dinamakan pengerjaan kampuh las.

Pengerjaan kampuh ini penting untuk mendapatkan hasil pengelasan yang

baik serta kuat

Bentuk-bentuk kampuh sambungan pada sambungan tumpul biasanya

69
1. Kampuh T

Gambar 4.10 Kampuh T

2. Kampuh V

Gambar 4.11 Kampuh V

3. Kampuh K

Gambar 4.12 Kampuh K

4. Kampuh U

Gambar 4.13 Kampuh U

70
Pemilihan bentuk-bentuk kampuh tergantung pada tebal bahan yang

akan dilas.

a. Sambungan Pinggir atau sambungan tepi

Sambungan pinggir sering digunakan pada pengelasan bahan-

bahan yang tebalnya kurang dari 2 mm. sebelum dilas bagian tepi

sambungan ditekuk setebal 1-2 kali tebal pelat, kemudian diimpitkan

satu sama lain seperti pada gambar

Gambar 4.14 Sambungan Pinggir

Pengelasan sambungan pinggir biasanya dilakukan tanpa memakai

bahan pengisi atau kawat las.

b. Sambungan Tumpang, Sambungan T dan sudut Luas

Ketiga macam sambungan ini termasuk sambungan sudut.

Pengelasan dapat dilaksanakan pada dua sisi atau hanya pada satu sisi

tergantung kekuatan las yang diharapkan. Pada plat yang tebal diperlukan

pengerjaan-pengerjaan kampuh tepi sambungan lebih dahulu sebelum

pengelasan dimulai macam-macam kampuh untuk sambungan T biasanya.

Kampuh I, 1/2 V, K ½, ½ U atau J, bentuk kampuh tergantung dari tebal

bahan yang akan dilas.


71
Permukaan kampuh dan benda kerja sekitar daerah las harus benar-

benar bersih, celah sepanjang sambungan harus sama agar diperoleh

sambungan las yang baik. Setiap kotoran yang terdapat pada bidang

kampuh akan menghasilkan pengelasan yang kurang baik.

Gambar 4.15 Sambungan Tumpang, Sambungan T dan sudut Luas

4. Jenis-Jenis Mesin Las dan Perlengkapannya

Teknik pengelasan dalam proses penyambungan atau pemotongan ini

bukan hal yang baru kita, namun kita sadari kalau sekarang ini pengelasan

jauh lebih modern dibangding yang dulu.

Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam menjadi satu

sambungan yang tetap dimana akibat panas, dalam produksi pengelasan

merupakan metode atau cara. Manufaktur untuk menghasilkan suatu produk

yang lebih baik, dengan apa yang diinginkan.


72
Secara garis besar ruang lingkup pengelasan dalam konstruksi, rangka

baja bejana tekan, pipa saluran dan lain-lain. Pengelasan secara umum

diklasivikasikan dalam dua bagian yaitu :

a. Las Listrik

b. Las Gas Asetilin

1. Las Listrik

Las listrik adalah suatu proses penyambungan dua keping logam atau

lebih, menjadi suatu sambungan yang tetap, dengan menggunakan panas dan

bahan tambah atau pengisi. Umumnya cara pengelasan yang paling produktif

terhadap besi plat yang tebal adalah dilakukan dengan menggunakan las listrik

karena sifatnya sangat efisien dan hasil sambungan.

a. Jenis-Jenis Mesin Las Listrik

1. Mesin las listrik transformator arus bolak balik

Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik pase tunggal

dan sebaliknya memberi arus bolak balik dengan voltase (tegangan)

yang lebih rendah dari pada lengkungan.

Gambar 4.16 Las Listrik Bolak-Balik (AC)


73
2. Mesin Las Listrik Rectifes Arus Storm (DC)

Mesin listrik ini merupakan arus listrik bolak balik (AC) yang

masuk, menjadi arus listrik keluar (DC).Pekerjaannya tenang dan

biasanya mempunyai tombol mengontrol tunggal untuk menyetel arus

listrik keluar.

Gambar 4.17 Las Arus Searah

3. Generator

arus arah yang dijalankan dengan arus listrik AC, Mesin ini

bekerja dengan sumber arus listrik AC, sebuah motor listrik digunakan

untuk menjalankan generator yang membangkitkan arus listrik searah

yang dilakukan arus listrik yang tetap tegangannya pada lengkung

listrik.

Gambar 4.18 Generator Arus Arah

74
4. Generator listrik

Generator listrik searah yang dijalankan dengan mesin terdiri dari

generator arus listrik yang dijalankan dengan sebuah mesi bensin atau

diesel ini dapat dipindahkan dan bila mana sumber tenaga listrik tidak

ada.

5. Elektroda

Elektroda yang digunakan pada las busur manual adalah jenis

elektroda yang terbungkus (berselaput) Fluks.Ukuran standar diameter

kawat inti dari 1,5 mm – 7 mm dengan panjang antara 350 mm – 450 mm.

Gambar 4.19 Elektroda

Menurut standar AWS/ASTM (Amerikan Welding Society/American

Society For Testing Material). Semua jenis elektroda di tandai dengan

huruf E ditandai 4 atau 5 angka.

Contoh :

E 000 # *

Keterangan :

E = Elektroda

000 = Kekuatan tarik

# = Posisi Pengelasan
75
Berikut beberapa jenis elektroda menurut standart AWS

a. Elektroda Baja Lunak

Terdapat beberapa jenis elektroda baja lunak, yang

membedakan antara jenis satu dengan yang lainnya hanyalah pada jenis

bahan selaputnya sedangkan kawat intinya sama. Beberapa jenis yang

termasuk elektroda baja lunak adalah:

- E 6010 dan E 6011

- E6012 dan E 6013

- E 6020

- Elektroda dengan selaput serbuk besi

- Elektroda hydrogen rendah

b. Elektroda untuk Besi Tuang

Elektroda yang dipakai untuk mengelas besi tuang tidak dibuat

dari besi tuang. Besi tuang dilas dengan elektroda yang terbuat dari

beberapa jenis logam yang berlainan antara lain :

- Elektroda baja

- Elektroda dengan hydrogen rendah

- Elektroda nikel

- Elektroda perunggu
76
c. Elektroda untuk Aluminium

Aluminium dapat di las listrik dengan elektroda yang dibuat dari

logam yang sama. Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan

pekerjaan, didasarkan pada tabel keterangan dari pabrik yang

membuatnya.

d. Elektroda untuk Pelapis Keras

Tujuan pelapis keras dari segi kondisi pemakaian yaitu agar

bahan tahan terhadap kikisan, pukulan dan tahan karat, untuk tujuan itu

elektroda untuk pelapis keras dapat diklasifikasikan dalam tiga macam

yaitu :

- Elektroda tahan kikisan

- Elektroda tahan pukulan dan tahan karat

2. Las Asetilin

Las asetilin adalah cara pengelasan dengan menggunakan nyala api

yang didapat dari pembakaran asetilin dan oksigen.yang disambungkan

dan jenis sambungan yang diinginkan.Selain digunakan untuk

menyambung dan menyolder, las asetilin dipakai juga untuk pemotongan

logam. Untuk pengelasan menyambung digunakan pembakar (torch),

sedangkan untuk memotong logam digunakan pembakar pemotong

(cutting torch).

77
Gambar 4.20 Pengelasan Asetilin

Adapun alat-alat utama yang digunakan pada pengelasan asetilin

adalah sebagai berikut :

Alat-alat utama mesin las

a. botol gas (asitelin dan gas)

b. regulator

c. pembakaran (torch)

d. pembakaran potong (cutting torch)

alat bantu dan las asitelin

1. korek api

2. kaca mata las

3. pakaian las

4. alat ukur

5. alat pengerjaan kampuh las


78
6. ragum (penjepit)

7. kawat las

Alat-alat utama las asitelin

1. Tabung Gas

Berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam

kondisi bertekanan

Gambar 4.21 Tabung Gas


2. Regulator

Dipasang pada katub tabung dengan tujuan untuk

mengurangi atau menurunkan tekanan hingga mencapai tekanan

kerja

Gambar 4.22 Regulator Gas

79
c. Torch ( Pembakar )

Torch adalah tempat bercampurnya gas oksigen dan gas bahan

bakar, dan sebagai pembentuk nyala api pada ujung nosel.

Gambar 4.23 Torch

Selain alat utama dalam pengelasan asetilin, terdapat juga alat

bantu yaitu sebagai berikut :

d. Pembakar Potong (Cutting Torch)

Selain untuk menyalakan api,pembakar pemotong berfungsi

juga untuk memotong. Pemotongan terjadi karena hamburan zat asam

pemotong melalu lubang di tengah nyala api terlebih dahulu.

Gambar 4.24 pembakar pemotong

80
e. Selang Gas

Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju torch

digunakan selang gas. Untuk memenuhi persyaratan keamanan, selang

gas mampu menahan tekanan dan tidak mudah bocor.

Gambar 4.25 Selang Gas

Alat bantu dan bahan las asitelin

a. Korek Api

Digunakan untuk memicu pembakaran pada pembakar

Gambar 4.26 korek api

81
a. Kacamata Las

Berfungsi untuk melindungi mata terhadap radiasi,sinat ultra violet

dan infra merah, melindungi mata dari sinar yang tajam agar melihat benda

kerja dengan baik dan melindungi mata dari percikan api.

Gambar 4.27 Kacamata Las

b. Pakaian Mengelas

Pakaian mengelas berfungsi untuk melindungi anggota tubuh dari

percikan bunga api yang timbul akibat pengelasan

Gambar 4.28 Pakaian Mengelas

c. Alat Ukur

Alat ukur berfungsi untuk mengukur ketebalan,mengukur benda kerja.

Gambar 4.29 Alat ukur

82
d. ragum

Berfungsi untuk menjepit benda kerja supaya tidak bergerak ketika di

potong

Gambar 4.30 ragum

f. Kawat Las
Kawat las berfungsi sebagai bahan lebur untuk menyambung 2 benda.

Gambar 4.31 Kawat Las

g. Fluks

Fluksi adalah bahan kimia berbentuk serbuk pasta atau kadang

dibalutkan pada kawat las

gambar 4.32 Fluks

83
h. Kikir

Kikir adalah alat yang berfungsi untuk meratakan permukaan benda

kerja.

Gambar 4.33 Kikir

i. Gergaji Besi

Gergaji besi adalah alat yang digunakan untuk memotong benda

kerja yang terbuat dari logam.

Gambar 4.34 Gergaji Besi

C. Proses Pemotongan Non Konvensional

Prinsip utama pada proses pemotongan non konvensional adalah

memanfaatkan macam-macam sumber bentuk energi untuk proses pemotongan

ataupun energi yang dapat digunakan meliputi :

- Energi mekanik

84
- Energi elektro kimia

- Energi cahaya

- Energi kimia

- Energi termokimia elektronik

Adapun beberapa mesin pemotong non konfensional diantaranya terdiri

dari :

1. Abrasive Jet Machining

Pengerjaan yang dilakukan dengan jalan menyemprotkan aliran fluida

dengan kecepatan yang tinggi kepermukaan benda kerja.Fluida yang

digunakan dicampurkan dengan partikel-partikel abrasive.

Gambar 4.33 proses penyemprotan

2. Ultra Sonic Machining (USM)

Suatu cara pengerjaan dengan menggunakan partikel-partikel abrasive

cairan yang di tempatkan di antara benda-benda kerja dan perkakas.

Perkakas ini ditahan pada tools holder yang berfungsi unutuk mengubah

85
getaran listrik yang lebih tinggi menjadi getaran mekanis pada partikel-

partikel abrasive.

Gambar 4.34 Ultra sonic machning

3. Electrical Discharger Machining (EDM)

Yang pengerjaannya di lakukan dengan cara pelepasan atau loncatan

bunga api listrik antara pahat dengan benda kerja. Loncatan bunga api listrik

ini terjadi di dalam fluida yang berfungsi sebagai media isolator ( bukan

konduktor ).

Gambar 4.35 Elektrikal discharger machining


86
4. Light Amplification by Stimmulated Emmission of Radiaton (laser)

Pengerjaannya menggunakan cahaya laser dengan reaksi radial radial

aktif yang disimulasikan oleh energy yang di emesikan.

Gambar 4.73 laser

5. Elektro Kimia

Pada pengerjaannya elektro kimia menggunakan sumber energi listrik

yang tersimpan pada kimia yang dapat menyimpan energi listrik

Gambar 4.73 Elektro Kimia

87
4.4 Analisa Perhitungan

1. Untuk Kampuh V

Diketahui :

E = 220 Volt Tt = 1500 kg/mm2

P = 39,04 mm t1 = 9,64 Detik

L = 61 mm

I = 30 Ampere

Ditanyakan :

a. Beban ( F )..............kg?

b. Daya listrik ( P )..............Watt?

c. Temperatur panar ( H ).............Kalori ( Kal )?

Penyelesaian :

a. F = Tt . A

A=P.L

Dimana :

 F ( beban ) kg

 A ( luas penampang ) mm2

 Tt ( tegangan tarik ) kg/mm2


88
 P ( panjang ) mm

 L ( lebar ) mm

A=P.L

= 39,04 mm x 61 mm = 2381,44 mm2

F = 1500 kg/mm2 x 2381,44 mm2

= 3572160 kg

b. P = E . I . Cos ɵ

Dimana :

 P ( daya listrik ) Watt

 E ( tegangan listrik ) Volt ( V )

 I ( Arus listrik ) Ampere ( A )

 Cos ɵ ( Faktor daya ) 0.78 - 0,95 yang dipilih

0,86

P = E . I . Cos ɵ

= 220x 30x 0,86

= 5676 Watt

89
c. H = 0,24 . E . I . t

Dimana :

 H ( panas pembakaran ) Kalori ( Kal )

 P ( Daya listrik ) Watt

 t ( waktu ) sekon ( s )

 E ( tegangan listrik ) Volt ( V )

 I ( Arus listrik ) Ampere ( A )

h1 =0,24. E . I . t1

= 0,24 x 220 x 30 x 9,64

= 15269,76 kal

= 15,26976 Kkal

2. Untuk Kampuh K

Diketahui :

E = 220 Volt Tt = 1500 kg/mm2

P = 39,04 mm t1 = 7,54 Detik

L = 63 mm t2 = 9,66 Detik

90
Ditanyakan :

a. Beban ( F )..............kg?

b.Daya listrik ( P )..............Watt?

c. Temperatur panar ( H ).............Kalori ( Kal )?

Penyelesaian :

a. F = Tt . A

A=P.L

Dimana :

 F ( beban ) kg

 A ( luas penampang ) mm2

 Tt ( tegangan tarik ) kg/mm2

 P ( panjang ) mm

 L ( lebar ) mm

A=P.L

= 39,04 mm x 63 mm = 2459,52 mm2

F = 1500 kg/ mm2 x 2459,52 mm2

= 3689280 kg

b. P = E . I . Cos ɵ

Dimana :

 P ( daya listrik ) Watt


91
 E ( tegangan listrik ) Volt ( V )

 I ( Arus listrik ) Ampere ( A )

 Cos ɵ ( batas toleransi ) 0.78 - 0,95 yang dipilih

0,86

P1 = E . I . Cos ɵ

= 220 x 50 x 0,86

= 9460 Watt

c. H = 0,24 . E . I . t

Dimana :

 H ( temperatur Panas ) Kalori ( Kal )

 P ( Daya listrik ) Watt

 t ( waktu ) sekon ( s )

 E ( tegangan listrik ) Volt ( V )

 I ( Arus listrik ) Ampere ( A )

h1 = 0,24 . E . I . t1

= 0,24 x 220 x 50 x 7,54

= 19905,6 Kal

h2 = 0,24 . E . I . t2

= 0,24 x 220 x 50 x 9,66

= 25502,4 Kal

92
4.5 Tugas Laporan

1. Apa manfaat penggunaan dan pengembangan teknologi pengelasan.

2. Apa fungsi elektroda dan terbuat dari bahan apa.

3. Apa yang saudara lakukan jika terjadi kecelakaan pada saat mengelas.

Jawab :

1. Manfaat penggunaan dan pengembangan teknologi pengelasan dapat

dinikmati atau dirasakan oleh para penggunanya karena lebih

mempermudah dalam terjadinya proses penyambungan dengan waktu

yang cukup cepat atau singkat serta produk yang dihasilkannya lebih

baik.

2. Fungsi elektroda yaitu sebagai alat bantu dalam proses pengelasan.

Dimana bahan tersebut dapat mencairkan bahan dasar atau logam

sehingga dapat menyebabkan terjadinya penyambungan antara logam

satu dengan ligam lain. Elektroda terbuat dari logam besi yang dibalut

dengan

3. Apabila pada saat kita mengelas,tiba-tiba percikan dari bunga api las

mengenai kulit atau bagian area tubuh, sebaiknya segera pergi basuh

dengan menggunakan air. Sedangkan apabila kita sedang mengelas tiba-

tiba terjadi suatu masalah pada mesin las, segera matikan atau off kan

mesin las agar arus listrik dapat terputus dan bahaya yang terjadi dapat

teratasi.

93
4.6 Perancangan Produk

1. Tujuan Percobaan

- Kami mampu merancang dan mengetahui proses pembuatan produk

dengan menggunakan mesin-mesin perkakas dan alat bantu dengan teliti.

- Kami mampu mengetahui konsep merancang produk berdasarkan prinsip

gambar teknik.

- Kami mampu memprediksi material yang akan dibutuhkan untuk

pembuatan suatu produk.

2. Teori Dasar

a. Proses Manufaktur

Proses manufaktur pada dasarnya merupakan suatu proses yang

mengubah suatu benda baku menjadi bahan setengah jadi atau produk

jadi dengan menggunakan mesin perkakas sehingga memiliki nilai

tambah (value added).

Proses manufaktur dilakukan setelah pengerjaan perencanaan

proses. Olehnya di dalam perencanaan proses manufaktur ada beberapa

hal yang harus di perhatikan yaitu

1. Pemiliharaan bahan yang sesuai dengan bill of material yang telah

direncanakan

2. Pemiliharaan mesin atau fasilitas proses yang sesuai dengan bentuk

komponen yang akan dikerjakan.

3. Pengerjaan akhir atau evaluasi akhir.


94
 Peralatan produksi secara umum terbagi atas 2 yaitu :

1. Peralatan Konvensional

Di mana saat pengerjaan produk 100% menggunakan

tenaga mesin : mesin frais, mesin bubut, dan mesi sekrap.

2. Peralatan Non Konvensional

Peralatan produksi di mana saat pengerjaan produk

menggunkan tenaga manusia contoh : alat ketam, gergaji tangan,

dan alat bor.

Dengan mengerjakan produk “meja hias” alat dan bahan serta mesin yang

di gunakan adalah :

- Gerinda potong atau mesin

- Gerinda tangan

- Mesin las

- Mesin bor

- Mistar rol

- Material besi

- Alat pemanas besi

- Cat, tiner, dempul, amplas

Proses kerja yang dilakukan dalam pembuatan meja komputer antara lain :

- Pengukuran

95
- Pemotongan

- Perakitan

- Pengelasan

- Penghalusan

- Pemeriksaan

b. Estimasi Biaya

Estimasi biaya (produk cost) adalah biaya yang di perlukan untuk

membuat suatu produk atau pengadaan beberapa fasilitas baik berupa

barang atau jasa. Estimasi biaya adalah erupakan unsur terpenting dalam

pengelolaan suatu perusahaan sebab biaya sangat menentukan tingkat

keuntungan yang akan diperoleh suatu perusahaan apabila produk yang

sudah diproses akan dipasarkan kepada konsumen.

Biaya atau cost mempunyai pengertian sebagai suatu pengeluaran

yang dapat di ukur dengan uang. Baik yang telah sedang maupun yang

akan di keluarkan untuk menghasilkan suatu produk.

a. Konsep dan Klasifikasi Biaya

1. Biaya dalam Arti Luas

Penggunaan sumber – sumber yang diukur dalam satuan uang

yang telah terjadi untuk objek atautujuan tertentu.

96
2. Harga Pokok

Adalah penggunaan berbagai sumber ekonomi yang digunakan

untuk menghasilkan produk atau memperoleh aktiva.

3. Penjualan atau Pendapatan

Digunakan untuk menyatatakan nilai satuan uang dari penjualan

produk atau penjualan jasa.

4. Laba

Adalah selisih antara penjualan di banding dengan harga produk

penjualan atau antara pendapatan dengan biaya atau penjualan

pendapatan lebih besar dari harga pokok penjualan atau biaya.

5. Rugi

Jika penjualan atau pendapatan lebih kecil dari harga pokok

penjualan atau penggunaan biaya sumber ekonomi yang tidak

menghasilkan pendapatan.

Sesuai dengan kebutuhan pemakai informal, biaya pendapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

- Fungsi kegiatan utama

- Pengaruh perubahan volume kegiatan terhadap biaya.

- Priode pembebanan biaya terhadap pendapatan

- Dapat atau tidaknya biaya di defenisikan terhadap objek biaya

97
- Dapat atau tidaknya dikendalikan

- Biaya produksi adalah biaya yangberkaitan dengan proses pengolahan

bahan baku menjadi produk selesai yang siap di jual.

Di mana biaya di bagi menjadi tiga yaitu :

1. Biaya Bahan

Adalah nilai uang dari penggunaan bahan yang diolah menjadi

produk selesai. Bahan-bahan yang diolah dapat dipisahkan menjadi :

a. Biaya Bahan Baku

Adalah bahan yang dapat didefenisikan dengan produk yang

dihasilkan nilainya relative besar dan umumnya sifat bahan baku

masih melekat pada produk yang di hasilkan.

b. Biaya Bahan Pembantu

Adalah meliputi bahan yang berfungsi sebagai pembantu atau

pelengkap dalam pengelolaan baku menjadi produk selesai

dannilainya relative kecil.

2. Biaya Tenaga Kerja

Adalah upaya tenaga kerja yang mengerjakan proses produksi yang

diberikan dengan berupa gaji atau upah.

98
3. Perilaku Bahan

Suatu pola perubahan biaya dalam kaitannya dengan volume

kegiatan atau aktifitas perusahaan besar kecilnya biaya dipengaruhi oleh

besar kecilnya volume produksi atau volume penjualan berdasarkan

hubungannya dengan perubahan volume kegiatan perusahaan dapat

digolongkan atas :

a. Biaya Variabel

Biaya-biaya yang totalnya selalu berubah secara propesional

(sebanding) dengan volume kegiatan perusahaan. Besar kecilnya

biaya dipengaruhi besarkecilnya oleh produksi/penjualan secara

propesional.

b. Biaya Tetap

Biaya-biaya yan dalam jarak kapasitas tertentu totalnya tetap

meskipun volume kegiatan perusahaan berubah-ubah sejauh tidak

melampaui kapsitas. Biaya tetap total dipengaruhi oleh besar

kecilnya volume kegiatan perusahaan misalnya gaji perusahaan

penyusutan aktiva tetap yang dihitung dengan metode garis lurus

c. Biaya Semi Variable

Biaya-biaya yang totalnya selalu berubah tetapi tidak

propesional dengan perubahanvolume kegiatan perusahaan.

Berubahnya biaya ini tidak dalam tingkatan perubahan yang konstan.


99
d. Biaya Over Head Pabrik

Adalah semua kkomponen biaya produksi selain biaya bahan

baku dan biaya tenaga kerja langsung antara lain :

- Biaya bahan baku

- Biaya tenaga kerja langsung

- Biaya penyusutan aktifa pabrik

- Asuransi banguna pabrik

- Reparasi dan pemeliharaan aktiva

- Biaya tetap pabrik

- Biaya listrik pabrik

- Biaya telepon pabrik

- Biaya utama adalah jumlah biaya bahan baku dengan biaya

tenaga kerja langsung yaitu biaya yang secara langsung

berpengaruh terhadap jumlah produk.

e. Biaya Konvensi

Adalah jumlah tenaga kerja langsung dengan dengan biaya over

head pabrik yaitu biaya yang dibutuhkan untuk mengelolah bahan

menjadi produk yang selesai.

f. Biaya Pemasaran

Adalah biaya yang berkaitan dengan kegiatan mulai dari

memperkenalkan produk sampai pada penagihan hasil penjualan

produk antara lain :


100
- Biaya iklan

- Biaya angkutan penjualan atau biaya transportasi penjualan

- Biaya tenaga kerja

- Biaya pemeliharaan

- Biaya penyusutan

- Biaya reparasi

- Biaya asuransi aktiva tetap yang digunakan untuk kegiatan

penjualan pabrik jasa.

Untuk menggambar hubungan antara biaya total dengan volume

kegiatan perusahaan pada umumnya dinyatakan dengan fungsi biaya

sebagai berikut :

 Biaya total = biaya tetap total + biaya variable/unit x volume

kegiatan

maka fungsinya : Y =a+b.x

dimana : Y = biaya total

X = volume kegiatan

A = biaya tetap total

B = biaya variable/unit

Penelitian harga pokok produksi dan harga pokok penjualan terbagi atas

dua kegiatan :

101
1. Metode full costing

2. Metode variable costing

Karena perlakuan terhadap biaya yang bersifa tetap yang berbeda,

menimbulkan dua konsep perhitungan penentuan Hpp.

Metode full costing biaya over head tetap perthitungkan dalam

harga pokok. Oleh karena itu full custing biaya over head pabrik tetap

belum diakui sebagai biaya sampai saat produk atau jasa yang

bersangkutan terjual, karena biaya over head pabrik tetap melekat pada

persediaan produk atau jasa yang belum terjual.

Menurut variable costing, biaya tersebut diperlakukan sebagai

biaya periodik, oleh karena itu yang diperlakukan biaya over head

pabrik tetap sebagai biaya periodik, sehingga langsung diakui sebagai

biaya saat terjadinya.

 Berdasarkan Laporan Rugi Laba

Pada full costing, biaya dikelompokkan berdasarkan prilakunya

terhadap perubahan volume kegiatan perusahaan.

Contoh :

Bentuk laporan rugi laba berdasarkan metode full costing dan variable

costing.

102
1. Metode Full Costing

hasil penjualan Rp.xxx

harga pokok penjualan (termasuk BOP tetap) Rp.xxx

laba kotor Rp.xxx

Biaya pemasaran Rp.xxx

Biaya administrasi Rp.xxx

Laba bersih Rp.xxx

2. Metode Variabel Costing

Harga jual produk yang ditetapkan oleh suatu perusahaan ,

tentu harga jual yang dapat bersaing dipasarkan. Penentuan harga

jual yang dapat bersaing bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan.

Harga jual yang terlalu tinggi dapat berakibat kalahnya perusahaan

dalam persaingan. Sedangkan harga yang terlalu rendah dapat

tercapainya laba pada tingkat yang dikehendaki.

4.7 Analisa Perhitungan

Dari produk pembuatan dudukan dispenser,maka total pengeluaran

- Besi batang bermotif 10x10 mm 4 batang Rp 150.000,00

- Hiasan model bunga 2 buah Rp 20.000,00

- Cat avian warna hitam 1 buah Rp 15.000,00

- Cat avian warna emas 1 buah Rp 25.000,00

103
- Tenner garuda 1 botol Rp 10.000,00

- Kuas 1 buah Rp 4.000,00

- Kain kasar Rp 5.500,00

- Kain halus Rp 8.500,00

- Gaji pekerja atau makanan 5 orang/3 hari Rp 250.000,00

TOTAL PENGELUARAN : Rp 488.000,00

104

Anda mungkin juga menyukai