Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II

MODUL PM2-02
PROSES PENYAMBUNGAN 2
( BRAZING, SOLDERING, RIVETING / KELING )

Oleh:
Nama : JOKO LELONO
NIM : 13104126
Kelompok :
Anggota : Chandra A. (13104066)
Armetra (13105065)
Budiono N. (13104163)
Rafles S. (13104071)
Alfiyandra S. (13104072)
Ruly Fajar A. (13104103)
Tanggal Praktikum : 23 Mei 2007
Asisten : Fadhil

LABORATORIUM DASAR PROSES PRODUKSI


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2007
I. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Memahami perbedaan dan persamaan antara proses brazing, soldering, dan


proses keling.
2. Memahami tahap pelaksanaan proses brazing, soldering dan keling.
3. Mengetahui jenis-jenis logam yang dapat diproses dengan brazing dan
soldering beserta jenis filler (logam pengisi).
4. Mengetahui pemanfaatan dari proses brazing, soldering dan keling.

II. DASAR TEORI

1. PROSES BRAZING
Brazing adalah suatu proses penyambungan menggunakan logam pelekat
(filler) yang ditempatkan di antara logam induk yang akan disambungkan.
Pelekatan dilakukan dengan memanaskan filler pada titik lelehnya. Titik
leleh filler biasanya diatas 450oC dan berada dibawah temperature leleh
logam induk sehingga proses penyambungan yang terjadi tidak melibatkan
proses fusi. Berikut ini adalah jenis-jenis filler yang digunakan antara lain :

Adapun metode brazing antara lain terdiri dari beberapa jenis yaitu :
a. Torch Brazing
b. Furnace Brazing

Sebelum Sesudah
c. Induction Brazing

d. Resistance Brazing
e. Dip Brazing
f. Infrared Brazing
g. Diffusion Brazing
h. High Energy-Beams
i. Braze Welding

2. PROSES SOLDERING
Proses soldering hampir sama dengan proses brazing, yang membedakan
adalah material filler yang mempunyai temperatur lebih rendah
dibandingkan dengan filler pada proses brazing. Hal ini mengakibatkan
ketahanan geser ikatan pada proses soldering lebih kecil dibanding pada
proses bazing.
Berikut ini adalah jenis-jenis material solder dan aplikasinya :

Pada proses soldering juga dipergunakan fluks dengan tujuan yang sama
seperti pada proses brazing. Untuk soldering, fluks terdiri dari dua jenis
yaitu :
a. Asam anorganik atau garam, seperti zinc-ammonium-chloride
b. Non-corrosive resin-based fluks yang digunakan pada aplikasi
elektronik.
Setelah proses soldering, residu fluks harus dibersihkan kembali dengan
mencuci permukaan sambungan dengan menggunakan air untuk
menghindari terjadinya korosi. Beberapa teknik soldering antara lain
sebagai berikut :
a. Torch Soldering
b. Iron Soldering
c. Furnace Soldering
d. Induction Soldering
e. Resistance Soldering
f. Dip Soldering
g. Infrared Soldering
h. Ultrasonic Soldering
i. Reflow (paste) Soldering
j. Wave Soldering

3. PROSES RIVETING (KELING)


Metode yang paling umum dari mechanical fastening adalah baut, mur, ulir,
pin dan lainnya. Proses ini juga dikenal sebagai perakitan mekanik.
Mechanical fastening umumnya memerlukan komponen yang berlubang.
Sambungan ini dapat digunakan untuk menahan beban geser dan normal
dan designnya harus tahan terhadap dua jenis beban tersebut. Metode yang
umum pada penyambungan mekanik permanen ataupun semi permanen
adalah menggunakan rivet / keling. Ratusan ataupun ribuan rivet digunakan
pada konstruksi dan suatu rakitan pesawat terbang komersil. Pemasangan
rivet dilakukan dalam dua langkah yaitu :
a. Pasang rivet pada lubang dan
b. Deformasikan ujungnya dengan cara di upsetting
Pemasangan rivet dalam dilakukan baik dalam temperature kamar ataupun
temperatur yang lebih tinggi. Ledakan dapat ditempatkan pada rongga rivet
dan di detonasikan untuk memuaikan ujung dari rivet. Adapun jenis-jenis
keling adalah sebagai berikut :

III. PERALATAN DAN BAHAN

A. Proses Brazing
1. Filler metal (tembaga perak)
2. Karbida (benda kerja)
3. Torch brazing dan tabung gas
B. Proses Soldering
1. 2 lembar plat seng (benda kerja)
2. Palu
3. Sikat kawat dan Sannol-Soldering Grease (gemuk)
4. Solder dan timah 50/50
C. Proses Keling
1. 2 pasang logam induk
2. 2 jenis paku keling
3. Dies, puncher, riveter, palu,
4. satu set tool-box untuk penggurdian counter-shink

IV. ANALISIS
1. Proses Brazing
Sambungan brazing digunakan untuk sambungan dengan tahanan geser
sampai 800 MPa. Pada proses brazing diperlukan fluks yang berfungsi
untuk mencegah terjadinya oksidasi, membuat filler dapat melekat serta
menyisip dengan baik dan membuang lapisan oksida dari permukaan benda
kerja yang akan disambung yang bisa mengakibatkan terjadinya proses
korosi. Permukaan yang akan disambung harus dibersihkan dari pengotor
seperti oli, gemuk, dan kontaminan lainnya untuk menghindari turunnya
kekuatan ikatan antar logam dengan filler. Pada proses brazing filler
manggunakan brass sehingga tamperatur untuk melelehkan filler cukup
tinggi.

Logam induk yang akan disambung perlu dipanaskan terlebih dahulu


dengan maksud agar besar temperatur di sekitar daerah yang akan
disambung hampir sama dengan nyala api sehingga terjadi proses difusi
partikel yang baik antara filler dengan logam induk dan diperoleh kekuatan
sambungan yang tinggi.

Di bawah ini menunjukkan beberapa pertimbangan desain brazing :


2. Proses Soldering
Filler solder meleleh pada temperatur eutectic dari material filler (timah
50/50). Sebelum proses soldering dilakukan, 2 pelat seng yang akan
disambung dilipat secara mekanik terlebih dahulu agar kekuatan sambungan
meningkat. Setelah dilipat, bagian seng yang akan disolder dioles dengan air
keras. Hal ini dilakukan supaya bagian yang akan disolder tidak terlapisi
oleh kontaminan dan agar lelehan material solder bisa menempel dengan
baik (tidak dalam bentuk butiran-butiran).

Soldering dilakukan untuk penyambungan bagian yang tipis sehingga


banyak diaplikasikan di bidang elektronik. Umumnya metode
penyambungan dengan menggunakan soldering juga digunakan pada desain
yang tidak dikenai gaya yang terlalu besar. Oleh karena itu, proses soldering
jika mengalami kerusakan maka mudah untuk diperbaiki kembali
3. Proses Riveting
Pada proses riveting diperlukan proses pelubangan benda kerja yang akan
disambung terlebih dahulu. Lubang (hole) adalah suatu solid body yang
dihasilkan oleh berbagi proses, seperti punching, drilling, reaksi kimia,
menggunakan listrik, high energy beam, pilihan proses tergantung material,
sifatnya dan ketebalannya. Lubang dapat diproduksi langsung dengan
proses pembentukan seperti pengecoran, tempa, extrusion dan powder
metallurgy. Untuk meningkatkan akurasi dan surface finish, dapat dilakukan
finishing seperti shaving, deburring, reaming, dan honing.

Karena perbedaan karakteristik yang mendasar, beberapa proses


menghasilkan lubang dengan hasil permukaan, sifat permukaan dan
toleransi yang berbeda. Lubang pada komponen cenderung untuk
mengurangi umur lelah dari komponen tersebut (konsentrasi tegangan).
Umur lelah dapat diperpanjang dengan cara memberikan tegangan tekan
pada permukaan silindrik dari lubang. Tegangan ini biasanya dihasilkan
dengan mendorongkan batang bulat melalui lubang tersebut dan
membuatnya sedikit berdeformasi. Operasi ini akan mendeformasikan
surface layer dari lubang, dengan cara mirip shoot peening atau roller
burnishing.

Aplikasi riveting banyak dipergunakan di industri antara lain untuk


konstruksi penyambungan body pesawat terbang. Hal ini dilakukan karena,
body pesawat terbang yang terbuat dari paduan alumunium yang ringan
yang bisa disambung hanya dengan keling karena paduan alumunium susah
untuk disambung dengan cara welding. Selain itu penyambungan dengan
riveting juga lebih tahan terhadap getaran. Kalaupun bisa akan
mengakibatkan adanya tegangan sisa baik tekan atau tarik pada sambungan
yang sangat membahayakan konstruksi pesawat terbang ketika terbang.
Selain itu, keling digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti pada
panci, rak piring permanen, dan lain-lain.

Oleh karena itu, riveting mempunyai kelebihan antara lain:


i. Mudah untuk dibuat
ii. Pemasangan dan pendistribusian yang fleksibel
iii. Biaya produksi yang murah
iv. Kekuatan sambungan yang tinggi
v. Residual stress yang dihasilkan sangat kecil bila dibandingkan
dengan proses welding
vi. Tahan terhadap getaran
V. KESIMPULAN

1. Kekuatan hasil proses brazing dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
a) Jarak sambungan
b) Luas daerah sambungan
c) Ikatan alami antarmuka antara komponen yang disambung dengan logam
pengisinya.
2. Sebelum proses soldering dilakukan, perlu dibuat sambungan mekanik terlebih
dahulu antara bagian yang akan disambung sehingga dapat meningkatkan kekuatan
sambungan yang dihasilkan.
3. Proses riveting dapat dilakukan dengan mudah dan merupakan salah satu proses
penyambungan mekanik yang efisien serta menghasilkan kekuatan yang besar.

V. DAFTAR PUSTAKA

De Garmo, E.P, Material and Processes in Manufacturing, New York : Macmilan


Publishing Co., 1984.
Kalpakjian S, Steven Schmid. Manufacturing Engineering and Technology,
5thed.,Prentice Hall, 2005

Anda mungkin juga menyukai