MODUL 4
PENGGUNAAN PROFILE PROJECTOR
Nama Asisten : Erico Kaban
Oleh :
LABORATORIUM PENGUKURAN
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas kasih dan karunia-Nya
penulis dapat menyususn laporan “Penggunaan Profil Proyektor” yang disusun
dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah Metrologi Industri pada semester
ganjil.
Penulis ucapkan banyak terima kasih pada Bapak Dr. Adhy Prayitno,
M.Sc. PhD, selaku dosen pengampu mata kuliah metrologi industri. Terima kasih
banyak juga penulis ucapkan pada asisten yang membimbing dalam penulisan
pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak luput dari kekurangan. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan laporan ini kedepannya. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR NOTASI .............................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 1
1.3 Manfaat .......................................................................................................... 1
1.4 Sistematika Penulisan .................................................................................... 2
BAB II TEORI DASAR
2.1 Pengertian Profil Proyektor ............................................................................... 3
2.2 Jenis – Jenis Profil Proyektor ............................................................................ 7
2.3 Prinsip Kerja dan Cara Kerja ............................................................................ 8
2.3.1 Prinsip Kerja Profile Projector .................................................................... 8
2.3.2 Sistem Kerja Profile Projector .................................................................. 10
2.4 Perkembangan Profil Proyektor ...................................................................... 12
2.5 Komponen Alat Ukur Profile Projector ......................................................... 14
2.6 Kalibrasi Alat Ukur ......................................................................................... 16
2.7 Cara Penggunaan Alat ..................................................................................... 17
BAB III METODOLOGI
3.1 Prosedur Praktikum Teoritis ........................................................................... 20
3.2 Prosedur Praktikum Aktual ............................................................................. 20
3.3 Alat dan Bahan ................................................................................................ 23
BAB IV DATA PENGAMATAN
4.1 Data Berbentuk Gambar .................................................................................. 25
4.2 Data Berbentuk Tabel ..................................................................................... 25
BAB V ANALISA DATA
5.1 Pengolahan Data.............................................................................................. 26
5.2 Analisa Data .................................................................................................... 39
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 40
6.2 Saran ................................................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
D = Diameter (mm)
T = Tinggi (mm)
Ra = Rata-rata (mm)
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukan praktikum penggunaan Profil Proyektor adalah
sebagai berikut:
1. Dapat menggunakan dan mengoperasikan profil proyektor.
2. Pengukuran dimensi benda ukur yang kecil.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah :
1. Praktikan mampu menggunakan alat ukur profil proyektor.
2. Praktikan mampu melaksanakan proses pengukuran menggunakan
profil proyektor.
3. Praktikan mengetahui bagian-bagian alat ukur profil proyektor.
4. Praktikan mengetahui faktor-faktor penyebab kesalahan dalam
pengukuran menggunakan profil proyektor.
Profil proyektor atau yang sering disebut komparator optik adalah sebuah
perangkat yang digunakan untuk mengukur benda-benda yang berukuran dimensi
kecil. Dalam prinsip kerjanya seecara singkat yaitu dengan cara memperbesar
bayangan dari benda yang sedang diukur dengan memproyeksikan dalam skala
linear.
Profil proyrektor memperbesar bayangan benda kerja menggunakan
perangkat optik berupa lensa pembesaran. Lensa ini berukuran bermacam-macam,
diantaranya lensa 10 x pembesaran, 25x, 50x, dan 100x pembesaran. Besar benda
kerja yang mampu diukur pada alat ini adalah setinggi 1-20 mm. Jika hanya
mengukur skala benda pada sumbu x maka benda kerja bisa dilakukan
pembalikan posisi dan mengukur bidang selanjutnya. Cara ini juga masih
memiliki keterbatasan, karena hanya dua kali dari 20 mm saja yang mampu
diukur dalam alat ini. Benda kerja diberi sinar datang dari bagian depan benda
kerja. Sehinga bayangan dari benda kerja ditangkap oleh lensa pembesaran, dan
diteruskan menuju layar utama. Bayangan yang ditampilkan pada layar utama
merupakan hasil dari bidang sedang dilakukan pengukuran.
Layar proyeksi ini menampilkan profil dari spesimen dan diperbesar untuk
baik kemudahan menghitung pengukuran linear. Sebuah tepi untuk memeriksa
spesimen dapat berbaris dengan kotak layar. Dari sana, pengukuran sederhana
dapat diambil untuk jarak ke titik lainnya. Metode khas untuk pencahayaan adalah
dengan pencahayaan diascopic, yang pencahayaannya dari belakang. Jenis
pencahayaan ini juga disebut iluminasi ditularkan ktika spesimen dan tembus
cahaya dapat melewatinya. Jika spesimen buram, maka lampu tidak akan pergi
melalui, tapi akan membentuk profil dari spesimen. Mengukur sampel dapat
dilakukan pada layar proyeksi. Sebuah profil proyektor juga bisa memiliki
iluminasi episcopic yang pencahayaannya dari atas. Hal ini berguna dalam
menampilkan daerah internal yang mungkin perlu diukur. Profil proyektor disebut
juga komparator optik karena dala proses pembesaran beyangannya menggunakan
lensa untuk melakukan pembesaran pada bayangan benda kerja yang diukur.
Pembesaran yang terjadi bergantung pada lensa yang digunakan dalam proses
pengukuran.Pada layar profil proyektor ini memiliki grid dan dapat diputar sejauh
360o. Sehingga bisa sejajar lurus dari bagian mesin untuk memeriksa ataupun
measure. Layar profil proyektor ini menampilkan hasil pembesarab dari benda
kerja yang sedang diukur menggunakan profil proyektor ini. Besar dari
pembesarannya tergantung pada jenis lensa yang digunakan. Sebagaimana telah
operator ketahui ada beberapa jenis lensa profil proyektor ini. Semakin besar
pembesaran yang digunakan maka akan semakin detail pula bayangan yang
ditampilkan pada layar monitor.
Penyinaran dilakukan oleh lampu utama dan diteruskan ke kondesor dan
dilanjutkan ke layar utama. Sehingga bayangan aayang berbentuk sesuai benda
kerja yang diletakkan pada meja eretan yang disinari lampu utama tersebut.
Sehingga letak dari benda kerja diantara lensa dan kondensor. Banyangan yang
ditampilkan pada layar jika garis tepi dari benda ukur tersebut tidak jelas maka
operator bisa mengatur fokus pada profil proyektor ini dengan cara mendekatkan
lensa atau menjauhkan dengan benda kerja yang diukur.
Sedangkan jenis dari prodil proyektor yang kedua adalah jenis episcopic.
Yaitu sistem pencahayaan yang berasal dari bawah benda kerja. Benda kerja
diletakkan di atas meja, meja ini biasanya bersifat tembus cahaya, karena benda
diletakkan di atas meja tersebut sehingga proyektor betada di atas dari benda kerja
tersebut.
Dalam menggunakan profile projector ada beberapa hal yang akan kita
hitung setelah pelaksanaan pengukuran kita laksanakan. Perhitungan yang akan
dibutuhkan yaitu :
1. Perhitungan nilai rata-rata
Dengan persamaan bentuk dibawah ini :
𝐸+𝑘
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = (2.1)
2
Keterangan :
E = hasil ukur 1 pada lensa pembesaran 10x / 25x / 100x
K = hasil ukur dengan jangka sorong
2. Perhitungan nilai persen error
Dengan persamaan dibawah ini :
𝐸−𝑘
% 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = 𝑥100% (2.2)
𝐸
Keterangan :
E = hasil ukur 2 pada lensa pembesaran 10x, 25x dan 100x
Pada gambar diatas terlihat perbedaan bentuk pada gambarnya, pada sisi
kanan mesin ada sebuah controller untuk memasukkan program CNC yang kan
diproses dalam pengolahan data.
Saat pada layar utama sudah jelas maka pengukuran akan bisa dilakukan
dengan menghasilkan hasil yang sesuai ukuran sebenarnya benda kerja tersebut.
Pada saat pengukuran mata operator harus lurus dengan garis yang ada ada layar.
Karena jika tidak hasil pengukuran bisa menghasilkan hasil yang berbeda. Ada
dua cara untuk yang diggunakan untuk mengukur sudut dan bayangan kedua garis
yang membentuk sisi sudut, diantaranya :
1. Dengan memakai garis silang dan skala piringan. Salah satu garis
silang pada kaca buram dibuat berimpit dengan salah satu tepi
bayangan, dengan cara menggerakkan meja ke kanan atau ke kiri dan
ke atas atau ke bawah dan memutar piringan kaca buram. Setelah garis
berimpit pada tepi bayangan, kemiringan garis silang dibaca pada skala
piringan dengan bantuan skala nonius.
2. Dengan memkai gambar beberapa harga sudut dan pala gambar. Suatu
pola transparan berupa kumpulan beberapa sudut dengan harga tertentu
dapat dipasang pada kaca buram. Besar sudut obyek ukur (kedua tepi
bayangan) dapat ditentukan dengan membandingkan pada gambar
sudut tersebut sampai ditemukan sudut yang paling cocok.
Biasanya cara yang pertama lebih mudah dilaksanakan sedangkan cara
kedua lebih sering dipakai untuk memeriksa toleransi sudut, yaitu dengan
membuat gambar transparan dari sudut beserta daerah toleransinya, daerah
toleransi dapat diperjelas karena bayangan benda ukur telah diperbesar sesuai
dengan pembesaran yang dikehendaki, misalnya : 10x, 25x, 100x.
BAB III
METODOLOGI
18
Gambar 3. 1 Menyalakan Profil Proyektor
4. Atur posisi lensa pada tempat lensa, yaitu pasang lensa 10x
3. Bidak catur
ANALISA DATA
Titik 1
16,12 𝑚𝑚−16,47 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 2,13%
16,47 𝑚𝑚
Titik 2
14,14 𝑚𝑚−14,41 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,87%
14,41 𝑚𝑚
Titik 3
12.97 𝑚𝑚−13,12 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,14%
13,12 𝑚𝑚
Titik 4
9,19 𝑚𝑚−9,44 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 2,65%
9,44 𝑚𝑚
Titik 5
11,81 𝑚𝑚−12,04 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,91%
12,04 𝑚𝑚
Titik 6
5,36 𝑚𝑚−5,64 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 4,96%
5,64 𝑚𝑚
Titik 7
6,75 𝑚𝑚−6,44 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 4,81%
6,44 𝑚𝑚
Titik 8
7,69𝑚𝑚−7,45 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 3,22%
7,45 𝑚𝑚
Titik 9
7,77 𝑚𝑚−8.08 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 3,84 %
8.08 𝑚𝑚
Titik 10
8,59 𝑚𝑚−8,87 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 3,16 %
8,87 𝑚𝑚
Titik 11
14,73 𝑚𝑚−14,08 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 4,62 %
14,08 𝑚𝑚
Titik 12
6,87 𝑚𝑚−6,79𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,39 %
6,79 𝑚𝑚
Titik 13
9,94 𝑚𝑚−10,08 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,39 %
10,08 𝑚𝑚
Titik 14
48,39 𝑚𝑚−48,55 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,33 %
48,55 𝑚𝑚
5.00
4.00
% Error
3.00
2.00
1.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Titik
Titik 1
16,28 𝑚𝑚−16,47 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,15%
16,47 𝑚𝑚
Titik 2
14,35 𝑚𝑚−14,41 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,42%
14,41 𝑚𝑚
Titik 3
12,7 𝑚𝑚−13,12 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 3,20 %
13,12 𝑚𝑚
Titik 4
9,45 𝑚𝑚−9,44 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,11%
9,44 𝑚𝑚
Titik 5
11,84 𝑚𝑚−12,04 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,66%
12,04 𝑚𝑚
Titik 6
5,38 𝑚𝑚−5,64 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 4,61%
5,64 𝑚𝑚
Titik 7
6,5 𝑚𝑚−6,44 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,93%
6,44 𝑚𝑚
Titik 8
7,34 𝑚𝑚−7,45 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,48%
7,45 𝑚𝑚
Titik 9
7,89 𝑚𝑚−8,08 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 2,35%
8,08 𝑚𝑚
Titik 10
8.77 𝑚𝑚−8,87 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,13%
8,87 𝑚𝑚
Titik 11
14,36 𝑚𝑚−14,08 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,99%
14,08 𝑚𝑚
Titik 12
6,81 𝑚𝑚−6,79 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,29%
6,79 𝑚𝑚
Titik 13
9,98 𝑚𝑚−10,08 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,99%
10,08 𝑚𝑚
Titik 14
48,57 𝑚𝑚−48,55𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,04%
48,55 𝑚𝑚
Grafik Persentase Error Lensa 25X VS Mistar
Ingsut
5.00
4.00
% Error
3.00
2.00
1.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Titik
Titik 1
16,36 𝑚𝑚−16,47 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,67%
16,47 𝑚𝑚
Titik 2
14,43 𝑚𝑚−14,41 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,14%
14,41 𝑚𝑚
Titik 3
13,08 𝑚𝑚−13,12 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,3 %
13,12 𝑚𝑚
Titik 4
9,42 𝑚𝑚−9,44 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,21 %
9,44 𝑚𝑚
Titik 5
11,81 𝑚𝑚−12,04 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1.91%
12,04 𝑚𝑚
Titik 6
5,38 𝑚𝑚−5,64 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 4,61%
5,64 𝑚𝑚
Titik 7
6,58 𝑚𝑚− 6,44 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | 6,44 𝑚𝑚
| × 100% = 2,17%
Titik 8
7,42 𝑚𝑚−7,45 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,4%
7,45 𝑚𝑚
Titik 9
7,77 𝑚𝑚−8,08 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 3,84%
8,08 𝑚𝑚
Titik 10
8,58 𝑚𝑚−8,87 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 3,27%
8,87 𝑚𝑚
Titik 11
14,21 𝑚𝑚−14,08 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 6,92%
14,08 𝑚𝑚
Titik 12
6,78 𝑚𝑚−6,79 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,15%
6,79 𝑚𝑚
Titik 13
9,91 𝑚𝑚−10,08 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,69%
10,08 𝑚𝑚
Titik 14
48,58 𝑚𝑚−48,55 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,06%
48,55 𝑚𝑚
4.00
% Error
3.00
2.00
1.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Titik
Titik 2
14,4 𝑚𝑚−14,35 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,46%
14,35 𝑚𝑚
Titik 3
12,97 𝑚𝑚−12,7 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 2,13%
12,7 𝑚𝑚
Titik 4
9,19 𝑚𝑚−9,45 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 2,75%
9,45 𝑚𝑚
Titik 5
11,81 𝑚𝑚−11,84 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,25%
11,84 𝑚𝑚
Titik 6
5,36 𝑚𝑚−5,38 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,37%
5,38 𝑚𝑚
Titik 7
6,75𝑚𝑚−6,5 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 3,85%
6,5 𝑚𝑚
Titik 8
7,69𝑚𝑚−7,34 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 4,77%
7,34 𝑚𝑚
Titik 9
7,77 𝑚𝑚−7,09 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,52%
7,09 𝑚𝑚
Titik 10
8,69 𝑚𝑚−8,77 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 2,08%
8,77 𝑚𝑚
Titik 11
14,73 𝑚𝑚−14,36 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 2,58%
14,36 𝑚𝑚
Titik 12
6,87 𝑚𝑚−6,81 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,88%
6,81 𝑚𝑚
Titik 13
9,94 𝑚𝑚−9,98 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,4%
9,98 𝑚𝑚
Titik 14
48,39 𝑚𝑚−48,57 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,37%
48,57 𝑚𝑚
5.00
4.00
% Error
3.00
2.00
1.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Titik
Titik 1
16,12 𝑚𝑚−16,36 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,47 %
16,36 𝑚𝑚
Titik 2
14,14 𝑚𝑚−14,43 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 2,01%
14,43 𝑚𝑚
Titik 3
12,97 𝑚𝑚−13,08 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,84 %
13,08 𝑚𝑚
Titik 4
9,19 𝑚𝑚−9,42 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 4,44 %
9,42 𝑚𝑚
Titik 5
11,81 𝑚𝑚−11,81 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0%
11,81 𝑚𝑚
Titik 6
5,36 𝑚𝑚−5,38 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,37%
5,38𝑚𝑚
Titik 7
6,75 𝑚𝑚−6,58 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 2,58%
6,58 𝑚𝑚
Titik 8
7.69 𝑚𝑚−7,42 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 3,64%
7,42 𝑚𝑚
Titik 9
7,77 𝑚𝑚−7,77 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0 %
7,77 𝑚𝑚
Titik 10
9,79 𝑚𝑚−8,58 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,12 %
8,58 𝑚𝑚
Titik 11
14,73 𝑚𝑚−14,21 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 3,66 %
14,21 𝑚𝑚
Titik 12
6,87 𝑚𝑚−6,78 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,33 %
6,78 𝑚𝑚
Titik 13
9,94 𝑚𝑚−9,91 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,3 %
9,91 𝑚𝑚
Titik 14
48,39 𝑚𝑚−48,58 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,39 %
48,58 𝑚𝑚
Grafik Persentase Error Lensa 10X VS Lensa 100X
4.00
3.00
% Error
2.00
1.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Titik
Titik 1
16,28 𝑚𝑚−16,36 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,49 %
16,36 𝑚𝑚
Titik 2
14,35 𝑚𝑚−14,43 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,55 %
14,43 𝑚𝑚
Titik 3
12,7 𝑚𝑚−13,08 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 2,91 %
13,08 𝑚𝑚
Titik 4
9,45 𝑚𝑚−9,42 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,32 %
9,42 𝑚𝑚
Titik 5
11,84 𝑚𝑚−11,81 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,25 %
11,81 𝑚𝑚
Titik 6
5,38 𝑚𝑚−5,38 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0 %
5,38𝑚𝑚
Titik 7
6,5 𝑚𝑚−6,58 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,22%
6,58 𝑚𝑚
Titik 8
7,34 𝑚𝑚−7,42 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,08 %
7,42 𝑚𝑚
Titik 9
7,89 𝑚𝑚−7,77 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,54 %
7,77 𝑚𝑚
Titik 10
8,77 𝑚𝑚−8,58 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 2,21 %
8,58 𝑚𝑚
Titik 11
14,36 𝑚𝑚−14,21 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,06 %
14,21 𝑚𝑚
Titik 12
6,81 𝑚𝑚−6,78 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,49 %
6,78 𝑚𝑚
Titik 13
9,98 𝑚𝑚−9,91 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,71 %
9,91 𝑚𝑚
Titik 14
48,57 𝑚𝑚−48,58 𝑚𝑚
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,02 %
48,58 𝑚𝑚
3.00
% Error
2.00
1.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Titik
Titik 1
(21,75+28,54+41,64+0,59+10,85+10,19)%
𝑅𝑎 %𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 18,93 %
6
Titik 2
(16,18+15,91+17,27+0,23+0,94+1,17)%
𝑅𝑎 %𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 8,61%
6
Titik 3
(0,32+0,32+3,71+0,65+4,04+3,37)%
𝑅𝑎 %𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 2,07%
6
Titik 4
(16,06+0,16+2,88+0+3,05+3,05)%
𝑅𝑎 %𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 8,91%
6
Titik 5
(0,16+0,16+2,88+0+3,05+3,05)%
𝑅𝑎 %𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,55%
6
Titik 6
(17,17+16,76+17,45+0,35+0,23+0,85)
𝑅𝑎 %𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 8,76 %
6
Titik 7
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 ( 1,32+2,26+1,63+0,92+0,31+0,61)
𝑅𝑎 %𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,18 %
6
Titik 8
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (0,17+2,55+0,67+2,72+0,83+1,83)
𝑅𝑎 %𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,46 %
6
Titik 9
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (2,36+6,13+2,54+3,68+0,17+3,38)
𝑅𝑎 %𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 3,04%
6
Titik 10
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (1,84+2,57+0,81+0,72+1,01+1,72)
𝑅𝑎 %𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,44 %
6
Titik 11
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (1,63+0,71+0,91+0,91+,0,71+0,20)
𝑅𝑎 %𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 0,84 %
6
Titik 12
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (3,10+3,27+2,27+0,16+0.81+0,97)
𝑅𝑎 %𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,77 %
6
Titik 13
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (2,17+0,49+0,16+1,64+1,96+0,33)
𝑅𝑎 %𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,13 %
6
Titik 14
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (0,60+2,25+0,81+1,64+0,20+1,41)
𝑅𝑎 %𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | × 100% = 1,15 %
6
RATA-RATA EROR
20
15
10
RATA-RATA EROR
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Titik 1
6,53 𝑚𝑚+5,11 𝑚𝑚+5,08 𝑚𝑚+4,61 𝑚𝑚
𝑅𝑎 = | | = 5,33 𝑚𝑚
4
Titik 2
9,98 𝑚𝑚+8,59 𝑚𝑚+8,61 𝑚𝑚+8,51 𝑚𝑚
𝑅𝑎 = | | = 8,92 𝑚𝑚
4
Titik 3
6,5 𝑚𝑚+6,17 𝑚𝑚+6,13 𝑚𝑚+5,93 𝑚𝑚
𝑅𝑎 = | | = 6,09 𝑚𝑚
4
Titik 4
9,97 𝑚𝑚+8,59 𝑚𝑚+8,59 𝑚𝑚+8,45 𝑚𝑚
𝑅𝑎 = | | = 8,9 𝑚𝑚
4
Titik 5
6,06 𝑚𝑚+6,07 𝑚𝑚+6,07 𝑚𝑚+5,89 𝑚𝑚
𝑅𝑎 = | | = 6,02𝑚𝑚
4
Titik 6
10,03 𝑚𝑚+8,56 𝑚𝑚+8,59 𝑚𝑚+8,54 𝑚𝑚
𝑅𝑎 = | | = 8,93 𝑚𝑚
4
Titik 7
9,96 𝑚𝑚+9,83𝑚𝑚+9,74𝑚𝑚+9,8𝑚𝑚
𝑅𝑎 = | | = 9.83 𝑚𝑚
4
Titik 8
6,04 𝑚𝑚+6,05𝑚𝑚+5,89𝑚𝑚+6,00𝑚𝑚
𝑅𝑎 = | | = 6,00 𝑚𝑚
4
Titik 9
6,06𝑚𝑚+5,92𝑚𝑚+5,71𝑚𝑚+5,91𝑚𝑚
𝑅𝑎 = | | = 5,90 𝑚𝑚
4
Titik 10
9,97𝑚𝑚+9,79𝑚𝑚+9,72𝑚𝑚+9,89𝑚𝑚
𝑅𝑎 = | | = 9,84 𝑚𝑚
4
Titik 11
9,98𝑚𝑚+9,82𝑚𝑚+9,91𝑚𝑚+9,89𝑚𝑚
𝑅𝑎 = | | = 9,90 𝑚𝑚
4
Titik 12
6,31𝑚𝑚+6,12𝑚𝑚+6,11𝑚𝑚+6,17𝑚𝑚
𝑅𝑎 = | | = 6,18 𝑚𝑚
4
Titik 13
6,12𝑚𝑚+5,99𝑚𝑚+6,09𝑚𝑚+6,11𝑚𝑚
𝑅𝑎 = | | = 6,08 𝑚𝑚
4
Titik 14
9,98𝑚𝑚+9,92𝑚𝑚+9,76𝑚𝑚+9,9𝑚𝑚
𝑅𝑎 = | | = 9,89 𝑚𝑚
4
Grafik Diameter Rata-rata
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Titik
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah:
1. Penggunaan profil proyektor harus sesuai dengan prosedur penggunaan
yang baik dan benar.
2. Profil proyektor ini dapat mengukur benda dengan ukuran dimensi
yang kecil.
6.2 Saran
Dari praktikum yang dilakukan, saran yang dapat diambil adalah:
1. Dalam melaksanakan praktikum harus mengikuti prosedur yang baik
dan benar.
2. Saat benda kerja terlalu tinggi operator bisa membaliknya untuk
mengukur bagian atasnaya.
3. Perhatikan lensa pada saat mengatur fokus jangan samapai menyentuh
benda ukur.
DAFTAR PUSTAKA