Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL BOOK REPORT

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

D
I
S
U
S
U
N

Oleh kelompok 2:

1. Junedi Simanullang (5183121022)


2. Puspa Ria .N. Lubis (5182121007)
3. Aris .M. Zebua (5182121008)
4. Rinal Junanda (5183321014)

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Perencanaan pembelajaran dan
pengembangan.  Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Medan, oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Identitas Buku............................................................................................1
BAB II RESUME ISI BUKU....................................................................................................2
BAB I : PENGERTIAN DAN TUJUAN PERENCANAAN PENGEJARAN. . .2
BAB II : KONSEP PENDEKATAN SISTEM DALAM PENGAJARAN.........2
BAB III : BERBAGAI MODEL PENGEMBANGAN SISTEM
INSTRUKSIONAL..............................................................................................3
BAB IV : APLIKASI BERBAGAI MODEL PENGEMBANGAN SISTEM
INSTRUKSIONAL..............................................................................................4
BAB V : PERENCANAAN TUJUAN-TUJUAN INSTRUKSIONAL...............4
BAB VI : PERENCANAAN BAHAN-BAHAN PENGAJARAN......................5
BAB VII : PERENCANAAN MEDIA PENGAJARAN.....................................6
BAB VIII : PERENCANAAN EVALUASI PENGAJARAN.............................7
BAB IX : PENYUSUNAN SATUAN PELAJARAN.........................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................................9
3.1 Kelemahan.................................................................................................9
3.2 Kelebihan...................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mengkritik sebuah buku adalah salah satu tuntutan kegiatan belajar bagi
mahasiswa di perguruan tinggi. Mengkritik buku merupakan suatu kegiatan yang bukan
hanya membandingkan antara satu buku dengan buku lainnya, akan tetapi mahasiswa
juga diharapkan mampu untuk menambah wawasan dan kajian keilmuannya dari buku
yang di kritiknya. Berangkat dari hal tersebut, dalam Critical Book Report ini berisi
mengenai hasil rangkuman, kritik, kelemahan dan kelebihan 3 buku dalam mata kuliah
“Perencanaan Pembelajaran”.
1.2 Identitas Buku
BUKU UTAMA
JUDUL BUKU : PERENCANAAN PENGAJARAN
PENULIS : Drs. Harianto
PENERBIT : RINEKA CIPTA
TEMPAT TERBIT : Jakarta
TAHUN TERBIT : 2008
ISBN : 978-979-518-720-2
BUKU PEMBANDING 1
JUDUL BUKU : PERENCANAAN PENGAJARAN
PENULIS : R. Ibrahim, Nana Syaodih S.
PENERBIT : RINEKA CIPTA
TEMPAT TERBIT : Jakarta
TAHUN TERBIT : 2010
ISBN : 978-979-518-656-4
BUKU PEMBANDING 2
JUDUL BUKU : PERENCANAAN PEMBELAJARAN
PENULIS : Thamrin, Dra. Sri Mutmainnah, M.Si,, Saidun Hutasuhut
PENERBIT : UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TEMPAT TERBIT : Medan
TAHUN TERBIT : 2017
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

BAB I : PENGERTIAN DAN TUJUAN PERENCANAAN PENGEJARAN


Pada bab ini menjelaskan tentang pengertian dan tujuan perencanaan pengajaran.
Perencanaan adalah proses menetapkan tujuan dan menyusun metode, atau dengan kata
lain cara mencapai tujuan. Proses perencanaan merupakan proses intelektual seseorang
dalam menentukan arah, sekaligus menentukan keputusan untuk diwujudkan dalam
bentuk tindakan atau kegiatan dengan memerhatiklan peluang, dan berorientasi pada
masa depan.
Dalam pandangan saya, perencanaan pengajaran merupakan kegiatan
merencanakan atau merancang sebuah pengajaran dalam rangka mempersiapkan segala
hal untuk mencapai tujuan pengajaran.
Perencanaan pada dasarnya bertujuan memberi pegangan bagi para pihak yang
terkait , mulai dari level makro (para pengambil kebijakan) sampai mikro (pelaksana),
dilapangan agar mengetahui arah yang dituju untuk mengurangi dampak perubahan,
mengurangi pemborosan dan kesia-siaan, serta menetapkan acuan untuk memudahkan
pengawasan.
Dibuatnya perencanaan pengajaran bertujuan untuk memberikan pegangan atau
arahan serta memudahkan semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengajaran
untuk mencapai tujuan pengajaran dengan tidak menyia-nyiakan waktu.

BAB II : KONSEP PENDEKATAN SISTEM DALAM PENGAJARAN


Pada bab ini menjelaskan sistem pengajaran dan komponen-komponen sistem
pengajaran dikemukakan oleh umar hamalik yang meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sitam pengajaran adalah suatu
kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi material, fasilitas,
perlngakapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai sesuatu tujuan serta
sebagain panduan dalam rangka perencanaan dan penyelenggaraan pengajaran.
Sistem pengajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan. Sistem pengajaran dapat dilaksanakan dalam bentuk
membaca buku, sistem belajar dikelas atau disekolahan, diperguruan tinggi, atau
disebuah kota. Sistem pengajaran senantiasa ditandai oleh organisasi dan interaksi antar
komponen dan mendidik siswa.
Dengan demikian pendekatan sistem dalam pengajaran merupakan kebiasaan
dalam memandang benda atau peristiwa dalam hidup sebagai sistem yang digunakan
untuk memecahkan masalah yang diawali dengan pemahaman dan pengetahuan tentang
teori umum sistem, filosofi sistem serta kemampuan keterampilan dalam menganalisis
serta melakukan sintesis sistem yang merupakan suatu paduan dalam rangka
perencanaan dan penyelenggaraan pengajaran.
Terdapat dua ciri pendekatan sistem pengajaran yaitu:
a. Pendekatan sistem pengajaran merupakan suatu pemikiran-pemikiran tertentu
yang memberi arah kegiatan belajar mengajar.
b. Pendekatan sistem pengajaran merupakan metodelogi khusus yang digunakan
untuk mendesain sistem pengajaran.
Adapun manfaat pendekatan sistem, diantaranya: (a) Melalui pendekatan sistem,
arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas (b) Pendekatan sistem
menuntun guru pada kegiatan yang sistematis (c) Pendekatan sistem dapat merancang
pengajaran dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumberdaya yang tersedia. (d)
Pendekatan sistem dapat memberikan umpan balik.

BAB III : BERBAGAI MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL


Pada bab ini menjelaskan sistem instruksional adalah semua materi (konsep)
pembelajaran dan metode yang telah diuji dalam praktek yang dipersiapkan untuk
mencapai tujuan dalam keadaan yang sebenarnya (Baker, 1971:16). Hal ini
menunjukkan bahwa materi pembelajaran yang akan guru sampaikan kepada warga
belajar harus materi yang telah teruji validitas dan reliabelnya. Materi pembelajaran
yang valid dan reliabel akan sangat mendukung pencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Di samping itu, walaupun materi pembelajaran sudah valid dan
reliabel, tetapi kalau cara penyampainnya kurang baik, besar kemungkinan tujuan tidak
akan tercapai. Oleh karena itu, diperlukan cara penyampaian atau cara pembelajarannya,
yaitu metode yang telah teruji pula, yang memungkinkan dapat digunakan dengan baik
pada pelaksanaan pembelajaran.
Adapaun model - model Pengembangan Sistem Instruksional , secara garis besar
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Sistem instruksional adalah metode yang digunakan dalam proses pembelajaran
yang terdiri atas empat komponen: penentuan tujuan-tujuan yang spesifik,
penilaian pendahuluan, pengajaran, dan penilaian.
2) Model pengembangan sistem instruksional adalah seperangkat prosedur yang
berurutan untuk melaksanakan pengembangan sistem instruksional.
3) Dasar – dasar Pengembangan sistem instruksional adalah atas dasar pengalaman
empiris, dan prinsip-prinsip yang telah teruji kebenarannya.
4) Prosedur atau proses yang ditempuh oleh para pengembang sistem instruksional
bisa meliputi dua cara: Pendekatan secara Empiris dan Dengan mengikuti atau
membuat suatu model (paradigm approach).
5) Model – Model pengembangan instruksional, antara lain pengembangan
instruksional model Banathy, PPSI, model Kemp, model Briggs, model Gerlach &
Ely, model IDI (Instruksional Development Institute), dan lain-lainnya.

BAB IV : APLIKASI BERBAGAI MODEL PENGEMBANGAN SISTEM


INSTRUKSIONAL
Pola instruksional menempatkan dimana dosen/guru mempunyai kedudukan
sebagai satu-satunya sumber belajar dalam sistem instruksional tetapi seiring
berkembangnya waktu, pola isntruksional ini mulai menggunakan sumber berupa media
yang dipersiapkan secara khusus oleh para dosen/guru.
Pada bab ini menjelaskan ada beberapa model dalam pengembangan
instruksional, yaitu seperti: model pengembangan instruksional Briggs, Banathy, PPSI,
Kemp, Gerlach dan Ely, serta IDI.
Pengembangan instruksional memiliki tujuan dan fungsi, yaitu: Tujuan utamanya
adalah untuk menghasilkan sistem instruksional yang efektif dalam rangka perbaikan
pengajaran pendidikan. Sedangkan fungsi dari pengembangan instruksional dalam
belajar mengajar yaitu: Sebagai pedoman bagi guru/dosen dalam melaksanakan proses
belajar-mengajar, pedoman dalam mengambil keputusan instruksional, Sebagai alat
pengontrol/evaluasi dan sebagai balikan (Feed back) bagi guru tentang keberhasilan
pelaksanaan belajar-mengajar.

BAB V : PERENCANAAN TUJUAN-TUJUAN INSTRUKSIONAL


Tujuan instruksional merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan dalam sistem
pendidikan, secara nasional tujuan pendidikan tercantum dalam pembukaan Undang
undang dasar 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Gambaran tentang ciri ciri
kedewasaan yang perlu dikembangkan pada anak didik dapat ditemukan dalam
penentuan perumusan mengenai tujuan pendidikan, baik pada taraf nasional maupun
taraf pengelolaan institusi pendidikan. Perumusan suatu tujuan pendidikan yang
menetapkan hasil yang harus diperoleh siswa selama belajar, dijabarkan atas
pengetahuan dan pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai yang telah menjadi milik
siswa. Adanya tujuan tertentu memberikan arah pada usaha para pengelola pendidikan
dalam berbagai taraf pelaksanaan. Dengan demikian usaha mereka menjadi tidak sia sia
karena bekerja secara profesional dengan berpedoman pada patokan yang jelas.
Perumusan tujuan Instruksional dalam desain pembelajaran merupakan
perumusan yang jelas dimana memuat pernyataan tentang kemampuan dan tingkah laku
peserta didik setelah mengikuti suatu program pengajaran tertentu untuk satu topik atau
subtopik tertentu.
Dalam merumuskan tujuan instruksional, harus menetapkan jenis hasil belajar
yang dapat dibedakan menjadi tiga domain yaitu domain kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Tujuan instruksional ini dapat dibedakan menjadi tujuan instruksional umum
(TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK).
Dalam merumuskan tujuan instruksional khusus hendaknya harus mencakup
unsur-unsur/komponen yang dikenal dengan singkatan ABCD (Audience, Behavior,
Condition, Degree).
Langkah-langkah dalam merumuskan tujuan instruksional secara garis besar adalah:
1) merumuskan tujuan instruksional umum yang merupakan hasil belajar yang
diharapkan
2) merinci tujuan-tujuan instruksional umum menjadi tujuan-tujuan instruksional
khusus
3) memeriksa tujuan-tujuan instruksional untuk kejelasan dan kesesuaiannya
Setiap TIK yang hendak dicapai menuntut prasyaratan kemampuan internal yang
harus dimiliki yang berupa salah satu dari lima hasil belajar (informasi verbal,
kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan sikap dan motorik).
Analisis tugas belajar dikemukakan oleh Gagne karena menyangkut penyelidikan
terhadap komponen yang mungkin terdapat dalam tujuan instruksional dalam aspek
jenis perilaku dan dalam aspek isi terutama tentang pemahaman dan pengetahuan.
Unsur pemahaman menunjukkan pada konsep / dasar dan unsur pengetahuan
menunjukkan pada informasi verbal. Kedua unsur kiranya mutlak diperlukan karena
tanpa pemahaman dan pengetahuan yang memadai sulit memperoleh sikap yang
mantap.

BAB VI : PERENCANAAN BAHAN-BAHAN PENGAJARAN


Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada keberhasilan
guru merancang materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakekatnya merupakan
bagian tak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang
apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran.
Kriteria pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam sisem
instruksional dan yang mendasari penentuan strategi belajar mengajar adalah sebagai
berikut :
1) Kriteria tujuan instruksional
2) Materi pelajaran supaya terjabar
3) Relevan dengan kebutuhan sisiwa
4) Kesesuaian dengan kondisi masyarakat
5) Materi pelajaran mengandung segi-segi etik
6) Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan
logis
7) Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli
dan masyarakat
Sebelum menentukan materi pembelajaran, terlebih dahulu perlu di identifikasi
aspek-aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik.
Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar
memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Harus
ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai
peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif.

BAB VII : PERENCANAAN MEDIA PENGAJARAN


Pada buku menjelaskan media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim pada terima pesan yang berfungsi membangkitkan motivasi belajar mengulang
apa yang memberikan balikan dengan segera dan menggalakkan latihan yang serasi.
Melalui media proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan (joyfull
learning), misalnyan siswa yang memiliki ketertarikan terhadap warna maka dapat
diberikan media dengan warna menarik. Demikianlah makalah yang dapat kami
uraikan. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih banyak kekurangan.
Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Pada bab ini menjelaskan pentingnya merencanaakan media sebagaimana
penunjang berkelanjutannya pembelajaran. Kegunaan media pembelajaran antara lain:
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis, Mengatasi keterbatasan
ruang, waktu dan daya indra, Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan
bervariasi, maka sikap pasif anak didik dapat diatasi, begitu juga mengatasi perbedaan
latarbelakang antara pendidik dan peserta didik. Media pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: media cetak, media elektronik, realia (objek nyata)
yang mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Sedangkan pengertian dari perencanaan media pembelajaran yaitu suatu proses
memikirkan dan menetapkan program pengadaan media pembelajaran, baik yang
berbentuk sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang akan datang untuk
mencapai tujuan tertentu.
Dalam merencanakan media pembelajaran tersebut, kita perlu memperhatikan
kriteria dan pertimbangan-pertimbangan dalam memilih media pembelajaran. Kriteria
pemilihan media, meliputi: tujuan, keterpaduan (validitas), keadaan peserta didik,
ketersediaan, mutu teknis dan biaya. Sedangkan pertimbangan-pertimbangan yang perlu
diperhatikan, yaitu pertimbangan produksi, pertimbangan peserta didik, pertimbangan
isi dan pertimbangan guru.
Terdapat dua pendekatan dalam memilih media, yaitu pendekatan langsung
(media jadi) dan pendekatan rancangan, melalui tiga model, yaitu: model flowchart,
model matriks danmodel checklist.

BAB VIII : PERENCANAAN EVALUASI PENGAJARAN


Didalam bab ini menjelaskan perencanaan evaluasi pengajaran, secara umum
dapat dikatakan evaluasi pengajaran adalah penilaian/penaksiran terhadapa
pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke a rah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
dalam hukum. Hasil penilaian ini dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun kualitatif.
Adapun syarat dalam perencanaan tes evaluasi pembelajaran adalah validitas,
reliabilitas, objektivitas, praktisibilitas, dan ekonomis. Dan juga Memiliki tujuan yang
jelas, bersifat sederhana, memuat analisis-analisis terhadap pekerjaan yang dikerjakan,
bersifat fleksibel, memiliki keseimbangan, memiliki kesan bahwa segala sesuatu itu
telah tersedia sehingga dapat digunakan secara efektif dan berdaya guna serta memeuat
aspek yang ingin dicapai, teknik yang akan digunakan, alat pengukur kecapaian siawa,
tolak ukur yang dijadikan patokan dan juga frekuensi pengadaan tes.
Oleh karena itu dalam penyusunan sebuah tas perlu diperhatikan tes hasil belajar
harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar, butir butir soal tes harus merupakan
sampel yang representatif dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan, bentuk
soal tes harus di buat bervariasi, tes hasil belajar harus di desain dengan kegunaannya,
tes harus memiliki reliabilitas yang dapat diandalkan, tes disamping harus dapat
dijadikan alat ukur keberhasilan belajar siswa, juga harus dapat dijadikan alat untuk
mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara
mengajar guru itu sendiri.

BAB IX : PENYUSUNAN SATUAN PELAJARAN


Pada bab ini untuk mencapai penyusunan satuan pelajar ini perlu ada penegasan
kembali dan penyederhanaan dalam hal Rencana mengajar atau persiapan mengajar atau
lebih dikenal dengan satuan pelajaran adalah program kegiatan belajar mengajar dalam
satuan terkecil
Secara sistematis rencana pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran adalah
sebagai berikut :
1)Identitas mata pelajaran
2)Kompetensi dasar dan indicator
3)Materi pokok
4)Media yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
5)Strategi pembelajaran
6)Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran meliputi :
a. Kegiatan awal
b. Melaksanakan apersepsi atau penilaian kemampuan awal.
c. Menciptakan kondisi awal pembelajaran melalui upaya :
d. Kegiatan inti
e. Penutup
7)Menentukan jenis penilaian dan tindak lanjut . tujuannya adalah untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dari tahapan pembelajaran yang dilakukan. Berbagai contoh
bentuk penilaian antara lain : tes, tes tulis, kinerja, penugasan tergantung aspek
apa yang akan diukur.
8)Sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kelemahan
Kelemahan pada buku utama terdapat pada pembahasan yang banyak dan bertele-
tele tidak pada intisarinya terus. Dan pada buku pembanding pertama refrensi
pembanding hanya sedikit, buku ini tidak memberi pengatar pembahasan pada materi
awal dan juga tidak membahas materi pendekatan sistem dalam kegiatan
pembelajaran/pengajaran dan penggunaan bahasa yang masih salah eja atau salah ketik
dan pembahasan tidak mencatum pendapat oleh para ahli. Pada pembanding kedua,
buku ini tidak memuat daftar pustaka dari kutipan yang termuat di dalamnya.

3.2 Kelebihan
Kelebihan pada buku utama terdapat pada memberikan gambaran yang tepat
kepada seluruh pembaca mengenai bagaimana cara dan sistematika anak ketika belajar,
buku ini juga memaparkan pendapat oleh para ahli sebagai acuan pembahasan atau
pembahasannya melalui pola pikir oleh para ahli dan hakikatnya. Pada buku
pembanding pertama buku ini mempersingkat pembahasan, setiap halaman buku
memiliki tata letak yang cukup rapi sehingga tidak membuat bingung pembaca. dan
hanya membahas pada intisarinya (tidak bertele-tele). Pada buku pembanding kedua
buku ini adalah bahan ajar (modul) mata kulaih perencanaan pembelajaran dan buku ini
juga menggunakan tata bahasa yang mudah untuk dipahami oleh pembaca pemula
seperti saya.

Anda mungkin juga menyukai