Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN DESAIN ELEMEN MESIN 1

“Perancangan Poros”
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kegiatan Mata Kuliah
Desain Elemen Mesin 1

Dibuat Oleh :
Muhabi Dwi Yuswanto
2111181053

PROGRAM STUDI S1
JURUSAN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK
MANUFAKTUR
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2020-2021
ABSTRAK

Poros merupakan salah satu komponen terpenting dari suatu mesin yang
membutuhkan putaran dalam operasinya. Secara umum poros digunakan untuk
meneruskan daya dan putaran. Poros transmisi (transmission shaft) atau sering hanya
disebut poros (shaft) digunakan pada mesin rotasi untuk mentransmisikan putaran
dan torsi dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Poros mentransmisikan torsi dari driver
(motor atau engine) ke driven. Komponen mesin yang sering digunakan bersamaan
dengan poros adalah roda gigi, puli dan sproket. Transmisi torsi antar poros
dilakukan dengan pasangan roda gigi, sabuk atau rantai. Poros bisa menjadi satu
dengan driver, seperti pada poros motor dan engine crankshaft, bisa juga poros bebas
yang dihubungkan ke poros lainnya dengan kopling. Sebagai dudukan poros,
digunakan bantalan.
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Perancangan Poros Desain
Elemen Mesin 1 sesuai dengan yang telah direncanakan. Tersusunnya laporan initentunya tidak
lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Dosen pengampu mata kuliah Desain Elemen Mesin 1 Universitas Jenderal Achmad
Yani.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga
laporan ini dapat terselesaikan.
3. Teman – teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar
laporan ini dapat saya selesaikan
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik yang tulus dan ikhlas kepada semua
pihak yang penulis sebutkan diatas. Tak ada gading yang tak retak, untuk itu saya pun menyadari
bahwa laporan yang telah saya susun dan saya kemas masih memiliki banyak kelemahan serta
kekurangan baik dari segi teknis maupun non teknis. Untuk itu penulis membuka pintu yang
selebar mungkin kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun
demi penyempurnaan penulisan mendatang. Dan apabila didalam laporan ini terdapat hal – hal
yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca mohon dimaafkan.

Bandung, 20 Mei 2020

Muhabi Dwi Yuswanto


DAFTAR ISI

ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.5 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Penjelasan Poros
2.2 Penjelasan Tentang Perancangan
2.3 Perancangan Poros
2.4 Jenis Poros Dilihat Dari Fungsinya
2.5 Parameter Dalam Perancangan Poros
2.6 Standard dan Code Perancangan
2.7 Gaya yang bekerja pada poros
2.8 Defleksi Pada Poros
2.9 Yang Harus Di perhatikn Saat Pembuatan Poros

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN


3.1 Flowchart
3.2 Penjelasan Flowchart
3.3 Prosedur Perancangan Poros
3.4 Elemen Mesin Yang Berhubungan Dengan Poros
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan

BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebelum membuat suatu mekanisme atau mesin, seorang designer mesin haruslah
melakukan perencanaan yang berisi perhitungan-perhitungan terhadap gaya-gaya yang di duga
akan menimpa atau terjadi pada mekanisme atau mesin tersebut. Dugaan atau asumsi awal yang
di ambil haruslah logis dan realistis untuk mendapatkan pendekatan yang baik terhadap hasil akhir
dari mekanisme atau mesin yang akan dibuat.
Untuk melakukan itu semua memang tidaklah gampang, di perlukan pemahaman yang
dalam terhada teori yang ada serta pengaplikasiannya dalam dunia nyata. Tahapan perencanaan
awal ini sangatlah penting dilakukan, karena selain dapat memberikan informasi yang akurat akan
keadaan mesin setelah dibuat juga dapat meningkatkan efisiensi baik pada saat proses pembuatan
maupun efisiensi mesin itu sendiri setelah selesai di buat.
Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya berpenampang bulat
dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan
elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lentur, beban tarikan, beban tekan atau
beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep
Edward Shigley, 1983).

Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin.
Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol
kabel, roda jalan, dan roda gigi. Dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang
tetap pada poros dukung yang berputar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Penjelasan dan fungsi dari poros.

2. Jenis-jenis dan cara pembentukan/pembuatan dari poros.

3. Beban dan gaya yang bekerja pada poros.

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan poros.


1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari Mata Kuliah ini adalah sebagai berikut :

1. Menerapkan ilmu dari perkuliahan dan dapat membandingkannya dengan keadaan


sebenarnya di lapangan
2. Untuk mengetahui tentang pengertian dan fungsi dari sebuah poros.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dan cara pembentukan poros.
4. Untuk mengetahui gaya-gaya yang bekerja pada poros.
5. Dapat memilih bahan yang akan dibuat poros.
6. Mahasiswa mampu merencanakan poros dengan beban puntir dan lentur

1.4 Manfaat
Dengan melakukan perancangan poros ini mahasiswa diharapkan dapat memahami tentang
porosdan perancangan poros.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang Teori Umum, Teori Khusus
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN
Berisi tentang Flowchart, Penjelasan Flowchart, Prosedur Perancangan Poros
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang Hasil dan Pembahasan
BAB V PENUTUP
Berisi tentang Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penjelasan Poros

Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana
terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, sprocket dan elemen pemindah
lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang
bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983)
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin. Setiap
elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel,
roda jalan, dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap
pada poros dukung yang berputar.
Contoh sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros roda kereta api, As gardan, dan lain-
lain.

Gambar 1.1 Konstruksi Poros pada Kereta Api

Untuk merencanakan sebuah poros, perlu diperhitungkan gaya yang bekerja pada poros di
atas antara lain: gaya dalam akibat beratnya (W) yang selalu berpusat pada titik gravitasinya. Gaya
(F) merupakan gaya luar arahnya dapat sejajar dengan permukaan benda ataupun membentuk
sudut α dengan permukanan benda. Gaya F dapat menimbulkan tegangan pada poros, karena
tegangan dapat rimbul pada benda yang mengalami gayagaya. Gaya yang timbul pada benda dapat
berasal dari gaya dalam akibat berat benda sendiri atau gaya luar yang mengenai benda tersebut.
Baik gaya dalam maupun gaya luar akan menimbulkan berbagai macam tegangan pada kontruksi
tersebut.

2.2 Penjelasan Tentang Perancangan

Perancangan (design) secara umum dapat didefinisikan sebagai formulasi suatu rencana
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sehingga secara sederhana perancangandapat diartikan
sebagai kegiatan pemetaan dari ruang fungsional (tidak kelihatan/imajiner) kepada ruang fisik
(kelihatan dan dapat diraba/dirasa) untuk memenuhi tujuan-tujuan akhir perancang secara spesifik
atau obyektif.[1]

Gambar 2.1 Definisi Perancangan Teknik Secara Sederhana

Dalam prosesnya, perancangan adalah kegiatan yang biasanya berulang-ulang(iterative)


Kegiatan perancangan umumnya dimulai dengan didapatkannya persepsi tentang kebutuhan
masyarakat, kemudian dijabarkan dan disusun dengan spesifik,selanjutnya dicari ide dan
penuangan kreasi. Ide dan kreasi kemudian di analisis dan diuji. Kalau hasilnya sudah memenuhi
kemudian akan dibuat prototipe. Kalau prototipe sudah dipilih yang terbaik selanjutnya dilempar
ke pasaran. Pasar akan memberikan tanggapan apakah kebutuhan telah terpenuhi. Secara skematis
kegiatan iterative ini di tunjukkan pada gambar 2.1
2.3 Perancangan Poros
Poros adalah elemen mesin yang berbentuk batang, pada umumnya berpenampang
lingkaran, berfungsi memindahkan putaran atau mendukung sesuatu beban dengan atau tanpa
meneruskan daya. Tegangan dan defleksi adalah parameter yang harus diperhatikan pada
perancangan poros. Defleksi sering menjadi parameter kritis, karena defleksi yang besarakan
mempercepat keausan bantalan dan mengakibatkan terjadinya misalignment pada roda gigi, sabuk
dan rantai. Tegangan pada poros bisa dihitung hanya pada posisi tertentu yang ditinjau dengan
mengetahui beban dan penampang poros. Tetapi, untuk menghitung defleksi yang terjadi, harus
diketahui terlebih dahulu geometri seluruh bagian poros. Sehingga dalam merancang poros,
pertama kali yang dilakukan adalah berdasarkan tegangan yang terjadi, baru kemudian menghitung
defleksi berdasar geometri yang telah ditentukan. Perancangan poros juga dipengaruhi hubungan
frekuensi pribadi poros (pada pembebanan bending dan torsi) terhadap frekuensi pembebanan
terhadap waktu. Jika frekuensi pembebanan mendekati frekuensi pribadi poros, akan terjadi
resonansi,sehingga timbul getaran, tegangan dan defleksi yang besar.

2.4 Jenis Poros dilihat dari Fungsinya;


Macam-macam poros secara garis besarnya poros dibedakan menjadi ;
1. Poros transmisi Poros ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya
ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli, sabuk dan rantai.
2. Spindel adalah poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana
beban utamanya berupa puntiran. Syarat yang harus dipenuhi oleh poros ini adalah
deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
3. Gandar adalah poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang dimana tidak mendapat
beban puntir. Gandar hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh penggerak
mula dimana akan mengalami beban puntir juga.
2.5 Parameter Dalam Perancangan Poros
Adapun parameter yang dijadikan dalam perancangan poros :
1. Untuk meminimalisasi defleksi dan tegangan, poros diusahakan sependek mungkin dan
meminimalisasi keadaan ‘overhang’.
2. Sebisa mungkin menghindari susunan batang kantilever, dan mengusahakan tumpuan
sederhana, kecuali karena tuntutan perancangan. Hal ini karena batang kantilever akan
terdefleksi lebih besar.
3. Poros berlubang mempunyai perbandingan kekakuan dengan massa (kekakuan spesifik) lebih
baik dan frekuensi pribadi lebih besar dari pada poros pejal, tetapi harganya akan lebih mahal
dan diameter akan lebih besar,.
4. Usahakan menghindarkan kenaikan tegangan pada lokasi momen bending yang besar jika
memungkinkan dan meminimalisasi efeknya dengan cara menambahkan fillet dan relief.
5. Jika tujuan utamanya adalah meminimalisasi defleksi, baja karbon rendah baik untuk
digunakan karena kekakuannya setinggi baja dengan harga yang lebih murah dan pada poros
yang dirancang untuk defleksi, tegangan yang terjadi cenderung kecil.
6. Defleksi pada roda gigi yang terpasang pada pada poros tidak boleh melebihi 0.005 inch dan
slope relatif antar sumbu roda gigi harus kurang dari 0.03º.
7. Jika digunakan plain bearing, defleksi poros pada arah sepanjang bantalan harus kurang dari
tebal lapisan oli pada bantalan.
8. Jika digunakan non-self-alligning rolling element bearing, defleksi sudut poros pada bantalan
harus dijaga kurang dari 0.04º,7-9.
9. Jika terjadi gaya aksial, harus digunakan paling tidak sebuah thrust bearing untuk setiap arah
gayanya. Jangan membagi gaya aksial pada beberapa thrust bearing karena ekspansi termal
pada poros akan mengakibatkan overload pada bantalan.
Frekuensi pribadi pertama poros minimal tiga kali frekuensi tertinggi ketika gaya terbesar
yang diharapkan terjadi pada saat operasi. Semakin besar akan semakin baik, tetapi akan semakin
sulit untuk dicapai.
2.6 Standard dan Code Perancangan
Untuk menjamin kualitas dan keamanan hasil rancangan maka standards dan Code
perancangan sangat diperlukan dalam dunia modern. Banyak organisasikeinsinyuran yang sering
disebut “engineering society”, organisasi pemerintah, danperusahaan swasta telah
mengembangkan “Design Code” untuk peracangan dalam bidang tertentu. Misalnya ASME telah
mengembangkan Code untuk perancangan pressure vessel, sistem perpipaan, dll. [1]
Code perancangan adalah suatu “set of specification” untuk analisis, design,
manufacturing, dan konstruksi suatu produk engineering pada bidang tertentu. Tujuan dari Code
adalah untuk menghasilkan rancangan yang dapat mencapai faktor keamanan, efisiensi, dan
performance atau kualitas pada tingkat tertentu. [1]
Standard adalah suatu “set of specification” untuk part/komponen, material, proses yang
ditujukan untuk mencapai keseragaman, inter changeability, efisiensi, dan kualitas yang tertentu.
Jadi dalam aplikasinya, standard dapat membatasi jumlah suatu parts/material dalam suatu
spesifikasi tertentu sehingga memudahkan dalam inventory dari bentuk, ukuran, jumlah, dan
variasinya.[1]
Beberapa Society yang telah mempublikasikan Standard dan Code yang
berhubungan dengan bidang “mechanical Engineering” antara lain adalah :
American Society of Mechanical Engineers (ASME)
American Society of Testing and Materials (ASTM)
American Welding Society (AWS)
American National Standard Institute (ANSI)

2.7 Gaya yang bekerja pada poros

Didalam poros terdapat beberapa gaya antara lain : gaya dalam beratnya (W) yang selalu berpusat
pada titik gravitasinya. Gaya (F) merupaka gaya luar arahnya dapat sejajar dengan permukaan
benda ataupun membentuk sudut α dengan permukaan benda. Gaya (f) dapat menimbulkan
tegangan pada poros, karena tegangan dapat timbul pada benda yang mengalami gaya-gaya. Gaya
yang timbul pada benda dapat berasal dari gaya dalam akibat berat benda sendiri atau gaya luar
yang mengenai benda tersebut. Baik gaya dalam maupun gaya luar akan menimbulkan berbagai
macam tegagan pada konstruksi tersebut.
2.8 Defleksi Pada Poros
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat adanya pembebanan
vertikal yang diberikan pada balok atau batang. Deformasi pada balok secara sangat mudah dapat
dijelaskan berdasarkan defleksi balok dari posisinya sebelum mengalami pembebanan. Defleksi
diukur dari permukaan netral awal ke posisi netral setelah terjadi peformasi. Konfigurasi yang
diasumsikan dengan deformasi permukaan netral dikenal sebagai kurva elastic dari balok. Jarak
perpindahan y didefinisikan sebagai defleksi balok. Dalam penerapan kadang kita harus
menentukan defleksi pada setiap nilai x sepanjang balok. Hubungan ini dapat ditulis dalam bentuk
persamaan yang sering disebut persamaan defleksi kurva (atau kurva elastis) dari balok. Sistem
struktur yang diletakkan horizontal dan yang terutama diperuntukan memikul beban literal, yaitu
beban yangbekerja tegak lurus sumbu aksial batang. Beban semacam ini khususnya muncul
sebagai beban gravitasi, seperti misalnya bobot sendiri, beban hidup vertikal, beban keran (crane)
dan lain-lain. Sumbu sebuah batang akan terdeteksi dari kedudukannya semula bila benda dibawah
pengaruh gaya terpakai. Dengan kata lain suatu batang akan mengalami pembebanan transversal
baik itu beban terpusat maupun terbagi merata akan mengalami defleksi.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan defleksi
antara lain :
1. Metode integrasi ganda (double integration)
2. Metode luas bidang momen (momen area metod)
3. Metode energy
4. Serta metode superposisi.
Metode integrasi ganda sangat sangat cocok digunakan untuk mengetahui defleksi
sepanjang poros. Asumsi yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan tersebut adalah defleksi
yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang bekerja tegak-lurus terhadap sumbu poros. Defleksi yang
terjadi relatif kecil dibandingkan dengan panjang porosnya, dan irisan yang terbentuk bidang datar
akan tetap berupa bidang datar walaupun berdeformasi.

2.9 Yang Harus Di perhatikan Saat Pembuatan Poros


1. Kekuatan poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur (bending
moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur. Didalam perancangan poros perlu
memperhatikan beberapa factor, misalnya : kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi
tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut.
Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.

2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan
pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan mengakibatkan ketidak
telitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu
disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan
disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.

3. Putaran kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada mesin
tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran
mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada
turbin, motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros
perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya.

4. Korosi pada poros


Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka dapat
mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada pompa air. Oleh karena
itu pemilihan bahan-bahan poros dari bahan yang tahan korosi perlu mendapatkan priorotas utama.

5. Bahan poros
Bahan poros umumnya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis, baja karbon
konstruksi mesin (s-c) yang dihasilkan dari ingot yang di “kill”. Meskipun demikian bahan ini
kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang
seimbang, misalnya bila diberi alur pasak, karena adanya tegangan sisa diterasnya. Poros-poros
yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan
dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan.
BAB III

METODOLOGI PERANCANGAN

3.1 Flowchart

Mulai

Tahap
Persiapan

Pengambilan
Data

Analisis

Hasil Analisis

Tidak

Apakah sudah
benar?

YA

Pemodelan pada AutoCAD 2020

Kesimpulan

Selesai
3.2 Penjelasan Flowchart
Prosedur penelitian dilakukan seperti pada Flowchart diatas tersebut terlihat bahwa
prosedur dilakukan dalam lima tahapan. Kelima tahapan tersebut adalah studi literatur,
pengumpulan data penunjang, pengolahan data, hasil dan pembahasan, serta pemodelan
(pembuatan gambar teknik). Setelah itu dilakukan pembuatan laporan.
A. Studi Literatur
Pada awalnya dimulai dari pencarian pustaka pendukung seperti buku, jurnal,
pustaka dari internet mengenai perancangan poros. Perancangan ini diutamakan pada
perancangan konstruksi.
B. Perhitungan
Pada tahap perhitungan ini, dimulai menghitung gaya gaya yang bekerja pada poros
dan juga roda gigi.
C. Perancangan Poros
Tegangan dan defleksi adalah parameter yang harus diperhatikan pada perancangan
poros. Defleksi sering menjadi parameter kritis, karena defleksi yang besar akan
mempercepat keausan bantalan dan mengakibatkan terjadinya misalignment pada roda
gigi, sabuk dan rantai.
D. Bantalan
Bantalan adalah suatu elemen mesin yang digunakan untuk menumpu poros atau
beban yang bekerja pada suatu mesin.
E. Evaluasi Desain
Dalam tahapan evaluasi desain, ketika desain dengan perhitungan tidak sesuai,
maka kembali lagi ke tahapan perhitungan untuk melihat apakah data-data yang telah
dihitung benar atau tidak. Apabila data-data sudah sesuai atau benar maka bisa melanjutkan
ke tahapan berikutnya yaitu gambar desain.
F. Gambar Desain
Dalam tahapan gambar desain pada poros motor listrik ini, desain gambar bisa
diwujudkan dengan data data dari hasil tahapan perhitungan. Gambar desain adalah sebagai
proses perencanaan bentuk dengan tujuan supaya benda dengan tujuan supaya benda yang
dirancang mempunyai fungsi atau berguna serta mempunyai nilai keindahan.
3.3 Prosedur Perancangan Poros
 Menentukan diameter poros untuk motor listrik.
 Menentukan daya atau torsi yang akan ditransmisikan.
 Menentukan komponen dan lokasinya yang akan bekerja pada poros.
 Menentukan posisi bantalan.
 Menggambarkan secara umum geometri dari poros dan juga komponen yang akan di
hubungan pada poros.
 Menentukan besarnya torsi yang bekerja di setiap titik.
 Menentukan gaya-gaya yang bekerja pada poros baik secara axial maupun radial.
 Hitung gaya reaksi pada tumpuan (bantalan).
 Menentukan material yang akan digunakan.
 Menentukan tegangan pada poros.
 Menganalisa setiap titik kritis (diameter, tegangan, torsi) sebagai pertimbangan keamanan.
 Menentukan dimensi akhir.

3.4 Elemen Mesin Yang Berhubungan Dengan Poros


 Roda gigi lurus
 Roda gigi miring
 Roda gigi kerucut
 Roda gigi cacing
 Kopling
 Pulley
 Sprocket
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya berpenampang bulat dimana
terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear). Poros bisa menerima beban lenturan,
beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa
gabungan satu dengan lainnya. Berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan
putaran.
2. Parameter dalam merancang suatu poros memiliki parameter seperti torsi, gaya, momen
bending, serta diameter poros.

5.2 Saran

1. Dalam proses pembuatan poros mahasiswa harus mengetahui tahapan-tahapan cara


pengerjaannya sehingga mendapatkan hasil yang baik.
2. Dalam merancang poros, lebih baik menggunakan software sebagai pembanding.
3. Dalam perancangan sangat membantu untuk merancang suatu bangunan terutama pada
poros. Maka dari itu diharuskan untuk mengerti dan memahami tentang perancangan.
DAFTAR PUSTAKA

Fruchtbaum, J. 1998. Bulk Material Handling Handbook. New York: Springer

Joseph E. Shigley, Larry D. Mitchell, dan Gandhi Harahap (penterjemah) Perencanaan Teknik
Mesin, Edisi Keempat, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1991

Khurmi, R. S., J. K. Gupta. 2005. A Textbook of Machine Desain. USA: S. Chand Publishing.
Tsubaki Catalog. Tsubaki Drive Chains and Sproket.

Anda mungkin juga menyukai