Anda di halaman 1dari 6

UTS MATERIAL TEKNIK

• Sebutkan 3 kriteria paling penting dalam memilih material untuk membuat


produk?berikan contoh produk dan material yang digunakan?

Tiga kriteria yang paling penting dalam memilih material untuk membuat produk adalah:

1. Kekuatan dan Ketahanan: Material harus cukup kuat untuk menahan beban dan tekanan
yang diterapkan pada produk selama penggunaan. Ketahanan terhadap suhu,
kelembaban, dan korosi juga penting untuk memastikan umur panjang produk.
2. Kemudahan Diproses: Material harus mudah diolah dan dibentuk menjadi produk yang
diinginkan dengan menggunakan teknik produksi yang tepat. Material yang sulit
diproses akan menghabiskan waktu dan biaya yang lebih besar dalam proses produksi.
3. Estetika: Material harus memiliki tampilan yang menarik dan sesuai dengan desain
produk. Estetika sangat penting untuk produk yang ditampilkan di tempat umum atau
dijual di pasar.

Contoh produk dan material yang digunakan:

1. Mobil: Material yang digunakan untuk membuat bodi mobil harus kuat, tahan karat,
dan ringan. Bahan-bahan seperti aluminium, baja ringan, dan serat karbon sering
digunakan untuk membuat bodi mobil.
2. Sepatu: Material yang digunakan untuk membuat sepatu harus tahan lama, nyaman, dan
mudah dibersihkan. Kulit, kanvas, dan bahan sintetis seperti neoprene sering digunakan
untuk membuat sepatu.
3. Furniture: Material yang digunakan untuk membuat furniture harus kuat, tahan lama,
dan mudah dirawat. Kayu solid seperti oak dan maple, serta bahan-bahan sintetis seperti
MDF (Medium Density Fiberboard) dan veneer sering digunakan untuk membuat
furniture.

• Apa Hubungan antara energi atom dengan kekuatan ikatan atom?berikan ilustrasi

Energi atom dan kekuatan ikatan atom berkaitan erat karena kekuatan ikatan atom
menentukan seberapa besar energi yang dibutuhkan untuk memisahkan atom-atom
dalam sebuah molekul. Semakin kuat ikatan antara atom-atom, semakin sulit untuk
memisahkan atom-atom tersebut, dan semakin besar energi yang dibutuhkan untuk
memisahkan mereka.

Misalnya, ikatan antara atom hidrogen dalam molekul H2 sangat kuat karena kedua
atom saling berbagi elektron. Hal ini menghasilkan ikatan kovalen yang kuat dan energi
ikatan yang tinggi. Oleh karena itu, energi yang diperlukan untuk memisahkan kedua
atom hidrogen tersebut sangat tinggi.

Sebaliknya, ikatan antara atom natrium dan klorin dalam molekul NaCl kurang kuat
karena keduanya memiliki sifat elektrostatik yang berbeda. Dalam hal ini, natrium
memberikan satu elektron ke klorin, yang menghasilkan ion-ion yang saling menarik
dan membentuk ikatan ionik. Meskipun ikatan ini relatif lemah, molekul NaCl memiliki
energi ikatan yang tinggi karena jumlah atom dan jumlah ikatan yang terbentuk.

Jadi, semakin besar kekuatan ikatan atom, semakin tinggi energi atom yang terlibat.
Dan sebaliknya, semakin rendah kekuatan ikatan atom, semakin rendah energi atom
yang terlibat.

• Jika material yang mempunyai ikatan ionik dibandingkan ikatan kovalen, bagaimana
kecenderungannya dalam membentuk material nonkristalin?

Material dengan ikatan ionik cenderung lebih mudah membentuk material nonkristalin
(amorf) dibandingkan material dengan ikatan kovalen. Hal ini karena ikatan ionik
bersifat lemah dan tidak memiliki arah yang pasti seperti pada ikatan kovalen, sehingga
memungkinkan ion-ion untuk saling bergerak dan bergeser dalam struktur material.

Dalam material kristalin, ion-ion diatur dalam susunan teratur dan simetris, sedangkan
dalam material nonkristalin, struktur atom dan molekul tidak teratur dan acak. Karena
ikatan ionik bersifat lemah, ion-ion dalam struktur material mudah bergeser, dan
material menjadi lebih rentan terhadap deformasi dan pemadatan, yang menyebabkan
material berubah menjadi nonkristalin.

Contoh material dengan ikatan ionik yang cenderung membentuk material nonkristalin
adalah gelas (kaca). Gelas terbuat dari bahan-bahan seperti silika (SiO2), yang memiliki
ikatan ionik. Ketika suhu cairan silika turun, ion-ion dalam struktur material tergerak
dan bergerak secara acak, membentuk struktur nonkristalin yang disebut kaca. Dalam
kaca, susunan atom dan molekul tidak memiliki pola teratur dan simetris, dan material
menjadi transparan dan rapuh.

• mengapa ketidaksempurnaan pada material padat perlu dipelajari? berikan ilustrasi?

Ketidaksempurnaan pada material padat adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari,
karena selalu ada cacat, kekurangan, atau kesalahan dalam struktur kristal. Oleh karena
itu, penting untuk mempelajari ketidaksempurnaan pada material padat karena hal ini
dapat mempengaruhi sifat material dan kinerja produk yang dibuat dari material
tersebut.
Beberapa alasan mengapa ketidaksempurnaan pada material padat perlu dipelajari antara lain:
1. Pengaruh pada sifat material: Ketidaksempurnaan dapat mempengaruhi sifat material
seperti konduktivitas termal dan listrik, kekuatan mekanik, dan keuletan. Misalnya,
cacat kristal pada logam dapat menurunkan kekuatan mekanik dan keuletan, serta
meningkatkan kerentanan terhadap korosi.
2. Pengaruh pada proses manufaktur: Ketidaksempurnaan dapat mempengaruhi proses
manufaktur seperti pengelasan dan pembentukan, karena ketidaksempurnaan dapat
menurunkan kualitas hasil produksi dan mempengaruhi kinerja produk yang dibuat dari
material tersebut.
3. Perbaikan kualitas material: Memahami ketidaksempurnaan dapat membantu para
insinyur dan peneliti untuk mengembangkan teknologi untuk memperbaiki kualitas
material dan mengurangi jumlah cacat dan kekurangan dalam struktur kristal.
Sebagai contoh, ketidaksempurnaan pada silikon merupakan masalah serius dalam
industri elektronik. Cacat kristal dalam silikon dapat menyebabkan gangguan pada
sirkuit dan mempengaruhi kinerja perangkat elektronik seperti transistor. Oleh karena
itu, para peneliti terus mempelajari ketidaksempurnaan pada silikon untuk
mengembangkan teknologi untuk memperbaiki kualitas material tersebut.

• Sebutkan perbedaan antara struktur atom dan struktur kristal?

Struktur atom dan struktur kristal adalah dua konsep yang berbeda dalam ilmu material.
Berikut adalah perbedaan antara struktur atom dan struktur kristal:
1. Definisi: Struktur atom mengacu pada susunan partikel atomik individu di dalam suatu
bahan, sedangkan struktur kristal mengacu pada susunan partikel atomik dalam pola
kristal yang teratur.
2. Kompleksitas: Struktur atom cenderung lebih sederhana dan kurang teratur daripada
struktur kristal. Struktur atom hanya melibatkan partikel atomik, sedangkan struktur
kristal melibatkan susunan yang kompleks dari partikel atomik, seperti ion atau
molekul.
3. Keteraturan: Struktur atom tidak teratur dan acak, sedangkan struktur kristal teratur dan
terorganisir dengan pola yang jelas dan berulang.
4. Ukuran: Struktur atom hanya mencakup partikel atomik individu dan ukurannya sangat
kecil, sedangkan struktur kristal mencakup banyak partikel atomik dan ukurannya dapat
bervariasi dari kecil hingga besar, tergantung pada jenis material.
5. Sifat: Struktur atom menentukan sifat-sifat dasar suatu unsur kimia, seperti muatan,
massa, dan konfigurasi elektron. Sedangkan struktur kristal dapat menentukan sifat-
sifat material seperti kekuatan mekanik, keuletan, dan konduktivitas termal dan listrik.

Dalam struktur kristal, partikel atomik terorganisir dalam susunan teratur dan simetris,
sedangkan dalam struktur atom, partikel atomik tidak memiliki pola teratur. Contoh
material dengan struktur kristal adalah berlian, silikon, dan emas, sedangkan struktur
atom dapat ditemukan dalam semua unsur kimia dan senyawa kimia.

• Berikan ilustrasi energi batas butir dari batas butir dengan sudut kecil. nilainya lebih
kecil daripada energi batas butir sudut besar, Mengapa demikian?

Energi batas butir (grain boundary energy) adalah energi yang dibutuhkan untuk
memisahkan dua kristal dengan orientasi kristal yang berbeda pada batas butir. Energi
batas butir dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk sudut antara batas butir.
Misalnya, jika kita membandingkan batas butir dengan sudut kecil dan sudut besar, kita
akan menemukan bahwa energi batas butir pada sudut kecil lebih kecil dibandingkan
dengan sudut besar. Hal ini disebabkan oleh dua faktor utama:
1. Kurangnya kurangannya: Sudut kecil memiliki sudut kemiringan yang lebih kecil di
antara kristal, sehingga batas butirnya lebih halus dan kurang terhambat daripada sudut
besar yang memiliki sudut kemiringan yang lebih besar. Dalam sudut besar, ada banyak
kurangannya, yang menyebabkan energi batas butir menjadi lebih tinggi.

2. Mismatch kristal yang lebih sedikit: Sudut kecil juga memiliki mismatch kristal yang
lebih sedikit, yang berarti bahwa orientasi kristal pada kedua sisi batas butir kurang
berbeda. Ini mengurangi energi batas butir karena partikel atomik dapat lebih mudah
menyesuaikan diri dengan orientasi tetangganya.
Dengan demikian, energi batas butir pada sudut kecil lebih rendah dibandingkan
dengan sudut besar karena sudut kecil memiliki kurangannya yang lebih sedikit dan
mismatch kristal yang lebih sedikit.
(KURANG ILUSTRASI)

• Sebutkan mekanisme difusi yang anda ketahui? Apa perbedaan antara mekanisme
tersebut? jika perlu dibuat ilustrasi gambar
• Apa yang anda ketahui tentang modulus elastisitas, yield strength dan kekuatan tarik?
apa perbedaan ketiga tersebut

Modulus elastisitas, yield strength, dan kekuatan tarik adalah parameter mekanik yang
digunakan untuk mengukur sifat-sifat mekanik dari material. Berikut adalah penjelasan
singkat tentang ketiga parameter tersebut:

1. Modulus Elastisitas (Young's Modulus)


Modulus elastisitas adalah ukuran kekakuan suatu material. Modulus elastisitas
menunjukkan seberapa mudah atau sulit material akan berubah bentuk atau meregang
saat diberikan beban. Modulus elastisitas dinyatakan dalam satuan Newton per meter
persegi (N/m2) atau pascal (Pa). Semakin tinggi nilai modulus elastisitas suatu material,
maka semakin sulit material tersebut untuk meregang atau berubah bentuk. Sebaliknya,
semakin rendah nilai modulus elastisitas, maka semakin mudah material tersebut untuk
meregang atau berubah bentuk.

2. Yield Strength
Yield strength adalah batas tegangan maksimum yang dapat ditahan oleh material tanpa
mengalami deformasi permanen atau patah. Jika tegangan pada material melebihi yield
strength, maka material akan mengalami deformasi permanen atau patah. Yield strength
dinyatakan dalam satuan Newton per meter persegi (N/m2) atau pascal (Pa). Semakin
tinggi nilai yield strength, maka semakin kuat material tersebut dan semakin sulit untuk
terjadi deformasi permanen atau patah.

3. Kekuatan Tarik (Tensile Strength)


Kekuatan tarik adalah batas tegangan maksimum yang dapat ditahan oleh material
sebelum terjadi patah. Kekuatan tarik dinyatakan dalam satuan Newton per meter
persegi (N/m2) atau pascal (Pa). Semakin tinggi nilai kekuatan tarik, maka semakin
kuat material tersebut dan semakin sulit untuk terjadi patah.
Perbedaan antara modulus elastisitas, yield strength, dan kekuatan tarik terletak pada
jenis tegangan yang diukur. Modulus elastisitas mengukur respons material terhadap
beban yang diterapkan tanpa menyebabkan deformasi permanen. Yield strength dan
kekuatan tarik, di sisi lain, mengukur resistensi material terhadap tegangan maksimum
sebelum terjadi deformasi permanen atau patah.

Dalam aplikasinya, modulus elastisitas sering digunakan untuk memprediksi deformasi


material, yield strength digunakan untuk menentukan batas beban aman pada material,
sedangkan kekuatan tarik digunakan untuk menentukan batas beban maksimum
sebelum material patah.

• apa yang anda ketahui tentang mekanisme penguatan material?

Mekanisme penguatan material adalah suatu teknik untuk meningkatkan kekuatan,


kekakuan, dan keuletan material dengan memodifikasi struktur mikro material tersebut.
Ada beberapa mekanisme penguatan material yang umum digunakan, antara lain:
1. Penguatan Padat Larutan (Solid Solution Strengthening)
Penguatan padat larutan terjadi dengan menambahkan unsur-unsur lain ke dalam
material dasar. Unsur tersebut dapat membentuk larutan padat dengan material dasar
atau mengisi celah-celah dalam struktur mikro material. Penguatan padat larutan dapat
meningkatkan kekuatan material dengan menghambat gerakan dislokasi dan
mengurangi deformasi plastis.

2. Penguatan Presipitasi (Precipitation Strengthening)


Penguatan presipitasi terjadi dengan memanipulasi terbentuknya presipitat di dalam
struktur mikro material. Presipitat adalah partikel kecil yang terbentuk ketika unsur-
unsur tertentu berdifusi ke dalam material dasar dan membentuk fase baru. Presipitat
dapat meningkatkan kekuatan material dengan memblokir jalur gerakan dislokasi.

3. Penguatan Dislokasi (Dislocation Strengthening)


Penguatan dislokasi terjadi dengan menambahkan hambatan pada gerakan dislokasi di
dalam struktur mikro material. Dislokasi adalah cacat kristal yang terbentuk ketika
atom-atom dalam kristal tidak berada pada posisi idealnya. Hambatan pada gerakan
dislokasi dapat diberikan dengan menambahkan unsur-unsur yang berbeda pada
material atau dengan mengubah kondisi pemrosesan material.

4. Penguatan Grain Boundary (Grain Boundary Strengthening)


Penguatan grain boundary terjadi dengan menambahkan hambatan pada gerakan butir
kristal dalam material. Batas butir kristal atau grain boundary terbentuk ketika kristal-
kristal yang berbeda bertemu satu sama lain. Hambatan pada gerakan butir kristal dapat
diberikan dengan menambahkan unsur-unsur yang berbeda pada material atau dengan
mengubah kondisi pemrosesan material.

5. Penguatan Tarik (Strain Hardening)


Penguatan tarik terjadi ketika material mengalami deformasi plastis dan mengalami
peningkatan kekuatan secara spontan. Deformasi plastis menghasilkan peningkatan
jumlah dan kepadatan dislokasi di dalam material, yang pada gilirannya meningkatkan
hambatan pada gerakan dislokasi dan meningkatkan kekuatan material.
Mekanisme penguatan material umumnya digunakan pada material logam dan paduan
logam, namun dapat pula diterapkan pada material lain seperti keramik, polimer, dan
material komposit. Penggunaan mekanisme penguatan material dapat meningkatkan
sifat mekanik material dan memperluas jangkauan aplikasi material tersebut.

• Jelaskan yang anda ketahui tentang creep? kenapa perlu dilakukan uji creep? berikan
contohnya

Creep adalah fenomena deformasi lambat dan terus-menerus pada material yang terjadi
di bawah beban konstan dan pada suhu tinggi atau temperatur ruangan yang lama.
Creep dapat terjadi pada semua jenis material, termasuk logam, keramik, dan polimer.
Pada material logam, creep umumnya terjadi pada suhu tinggi dan di bawah beban
konstan, yang menyebabkan deformasi material secara perlahan dan terus menerus
seiring waktu.

Uji creep dilakukan untuk memahami perilaku material saat terjadi deformasi lambat
dan terus-menerus akibat beban konstan pada suhu tinggi atau temperatur ruangan yang
lama. Hasil dari uji creep dapat memberikan informasi mengenai sifat mekanik
material, termasuk kekuatan, kekakuan, dan perubahan dimensi yang terjadi akibat
creep. Selain itu, hasil uji creep dapat digunakan untuk memperkirakan masa pakai
material dalam aplikasi yang melibatkan beban konstan dan suhu tinggi atau temperatur
ruangan yang lama, seperti dalam pembuatan turbin uap, pembangkit listrik tenaga
nuklir, dan industri penerbangan.

Contoh uji creep adalah uji pada pipa yang digunakan dalam pembangkit listrik tenaga
nuklir. Pipa tersebut terus-menerus menerima beban dan suhu tinggi, sehingga perlu
dilakukan uji creep untuk memastikan keandalan pipa dalam jangka waktu yang lama.
Dengan melakukan uji creep, dapat diketahui waktu yang diperlukan bagi pipa untuk
mengalami deformasi tertentu akibat beban dan suhu tinggi, sehingga dapat diambil
tindakan pencegahan sebelum terjadinya kegagalan atau kerusakan pipa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai