Anda di halaman 1dari 22

MODEL PROMOSI KESEHATAN

(Stress And Copping dan Trans The Crical Model)

D
I
S
U
S
U
N

Oleh :
Kelompok IV

Ketua : Esrayani Situmorang


Anggota : Astrina Tamba
Crisdayanti
Vetty Robima
Melly
Lindarni

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Model
Promosi Kesehatan”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan Mata Kuliah. Dalam penulisan makalah, tidak sedikit hambatan
yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penulisan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang
tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Baik pada teknis penulisan maupun dalam materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Tujuan .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3


2.1. Stress And Copping ............................................................................. 3
2.1.1. Pengertian Stress ................................................................ 3
2.1.2. Penyebab Stress ................................................................. 4
2.1.3. Gejala Stress ...................................................................... 4
2.2. Model transtheoretical ......................................................................... 10
2.2.1. Pengertian .......................................................................... 10
2.2.2. Core Constructs dari Model Transtheoretical .................... 10
2.2.2 Processes of Change ........................................................ 12
2.2.3 Decisional Balance ........................................................... 15
2.2.4 Self-efficacy ....................................................................... 16

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 17


3.1. Kesimpulan ........................................................................................... 17
3.2. Saran....................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sesuatu hal dapat terjadi pada setiap orang, baik hal yang buruk ataupun
baik, seperti kondisi stress atau peningkatan kesehatan. Pemahaman tentang stress
dan akibatnya sangatlah penting bagi upaya pengobatan dan pencegahan stress itu
sendiri. Setiap orang mengalami sesuatu yang disebut stress sepanjang
kehidupannya. Masalah stress sering dihubungkan dengankehidupan modern dan
sepertinya kehidupan modern merupakan sumber bermacam gangguan stress.
Para ahli telah banyak meneliti masalah stress,terutama yang bertalian dengan
situasi dan kondisi hidup.
Stres dapat memberikan stimulus terhadap perkembang dan pertumbuhan,
dan dalam hal ini stress adalah hal positif dan diperlukan. Namun demikian,
terlalu banyak stress dapat menimbulkan gangguan-gangguan seperti, penyesuaian
yang buruk, penyakit fisik dan ketidakmampuan untuk mengatasi atau koping
terhadap masalah. Sejumlah penelitian yang telah dilakukan menunjukan adanya
suatu hubungan antara peristiwa kehidupan yang menegangkan atau penuh stress
dengan berbagai kelainan fisik dan psikiatrik.
The Transtheoretical Model menurut Prochaska dan Diclement (1983)
adalah suatu model yang integratif tentang suatu perubahan perilaku. Model ini
merupakan kunci pembangun dari teori lain yang terintegrasi. Model ini
menguraikan bagaimana orang-orang memodifikasi perilaku masalah atau
memperoleh suatu perilaku yang positif dari perubahan perilaku tersebut.
Model ini adalah suatu perubahan yang disengaja untuk mengambil suatu
keputusan dari individu tersebut. Model ini juga melibatkan emosi, pengamatan
dan perilaku, serta melibatkan pula suatu kepercayaan diri.

1
1.2. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian stress dan The Transtheoretical Model.
2. Menjelaskan penyebab stress dan The Transtheoretical Model.
3. Menjelaskan gejala stress
4. Menjelaskan ciri-ciri stress
5. Menjelaskan koping

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Stress And Copping


2.1.1. Pengertian Stress
Stress menurut Hans Selye merupakan respon tubuh yang bersifat tidak
spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Berdasarkan pengertian
tersebut dapat dikatakan stress apabila seseorang mengalami beban atau tugas
yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yangdibebankan itu,
maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu terhadap tugastersebut, sehingga
orang tersebut dapat mengalami stress. Respons atau tindakan ini termasuk
respons fisiologis dan psikologis.Menurut Lazarus & Folkman (1986) stres adalah
keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau
kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak
terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya.
Stress dapat menyebabkan perasaan negative atau yang berlawanandengan
apa yang diinginkan atau mengancam kesejahteraan emosional. Stress dapat
menggangu cara seseorang dalam menyerap realitas, menyelesaikan masalah,
berfikir secara umum dan hubungan seseorang dan rasa memiliki. Terjadinya
stress dapat disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stressor, stressor ialah
stimuli yang mengawali atau mencetuskan perubahan. Stressor secara umum
dapat diklasifikasikan sebagai stressor internal atau eksternal.Stressor internal
berasal dari dalam diri seseorang (mis.Kondisi sakit, menopause, dll).Stressor
eksternal berasal dari luar diri seseorang atau lingkuangan (mis.Kematian anggota
keluarga, masalah di tempat kerja, dll).
Berdasarkan berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa stres
merupakan suatu keadaan yang menekan diri individu. Stres merupakan
mekanisme yang kompleks dan menghasilkan respon yang saling terkait baik
fisiologis, psikologis, maupun perilaku pada individu yang mengalaminya,
dimana mekanisme tersebut bersifat individual yang sifatnya berbeda antara
individu yang satu dengan individu yang lain.

3
2.1.2. Penyebab Stress
Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang
mengakibatkanterjadinya respon stres. Stressor dapat berasal dari berbagai
sumber, baik darikondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada
situasi kerja,dirumah, dalam kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya. Istilah
stressordiperkenalkan pertama kali oleh Selye. Menurut Lazarus &
Folkmanstressor dapat berwujud atau berbentuk fisik (seperti polusi udara) dan
dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial (seperti interaksi sosial). Pikiran
dan perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu ancaman baik yang
nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor.
Menurut Lazarus & Cohen (1977), dua tipe kejadian yang dapat menyebabkan
stres yaitu:
1. Daily hassles yaitu kejadian kecil yang terjadi berulang-ulang setiap hari
seperti masalah kerja di kantor, sekolah dan sebagainya.
2. Personal stressor yaitu ancaman atau gangguan yang lebih kuat
ataukehilangan besar terhadap sesuatu yang terjadi pada level individual
sepertikehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, masalah
keuangan danmasalah pribadi lainnya.

2.1.3. Gejala Stress


Stres sifatnya universiality, yaitu umum semua orang sama dapat
merasakannya, tetapi cara pengungkapannya yang berbeda atau diversity. Sesuai
dengan karakteristik individu, maka responnya berbeda- beda untuk setiap orang.
1. Cary Cooper dan Alison Straw mengemukakan gejala stres dapat berupa
tanda-tanda berikut ini :
a. Fisik, yaitu nafas memburu, mulut dan tenggorokan kering, tangan
lembab, merasa panas, otot-otot tegang, pencernaanterganggu,
sembelit, letih yang tidak beralasan, sakit kepala, salah urat dan
gelisah.

4
b. Perilaku, yaitu perasaan bingung, cemas, sedih, jengkel, salah paham,
tidak berdaya, gelisah, gagal, tidak menarik, kehilangan semangat,
susah konsentrasi, dan sebagainya.
c. Watak dan kepribadian, yaitu sikap hati-hati yang berlebihan, menjadi
lekas panik, kurang percaya diri, penjengkel.
2. Menurut Braham, gejala stres dapat berupa tanda-tanda,sebagai berikut :
a. Fisik, yaitu sulit tidur atau tidak dapat tidur teratur, sakit kepala, sulit
buang air besar, adanya gangguan pencernaan, radang usus, kulit
gatal-gatal.
b. Emosional, yaitu marah-marah, mudah tersinggung, terlalu
sensitif,gelisah dan cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih,
mudah menangis.
c. Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun,
sulit berkonsentrasi, suka melamun, pikiran hanya dipenuhi satu
pikiran saja
d. Interpersonal, yaitu acuh, kurang percaya kepada orang lain, sering
mengingkari janji, suka mencari kesalahan orang lain, menutup diri,
mudah menyalahkan orang lain.
3. Ciri-ciri Stres
Ciri-ciri stres yang baik:
1. Mengahadapi sesuatu dengan penuh harapan untuk melawan rasa
takut dalam diri.
2. Memiliki jadwal yang sangat padat, tetapi didalam sela-sela jadwal
yang padat itu ada aktivitas yang sangat diharapkan dan sangat
dinikmati.
3. Memiliki komitmen yang lebih terhadap apa yang anda sayangi.
Misalnya: pernikahan, menjadi seorang ayah/ibu, menjadi pekerja,
atau menjadi pegawai negeri.
4. Bekerja dengan tujuan tertentu dan anda tahu kecepatan anda saat
bergerak akan berkurang saat tujuan itu tercapai atau bahkan saat baru
akan tercapai.

5
5. Merasa tertantang, siap dan bersemangat untuk menerima dan
menyelesaikan tugas yang akan anda hadapi.
6. Merasakan kondisi badan yang cukup lelah namun akhirnya akan
menikmati tidur yang lelap dan nyaman.
Ciri-ciri stres yang kurang baik:
1. Menghadapi segala sesuatu dengan perasan takut, resah, gelisah dan
khawatir.
2. Memiliki jadwal yang sangat padat, tetapi tak ada satupun yang dapat anda
nikmati dan mau tidak mau, harus anda penuhi kewajiban itu.
3. Merasa bahwa semua yang anda lakukan tidaklah penting, tidak memenuhi
seluruh kebutuhan anda, dan tak sebanding dengan tenaga, pikiran dan
waktu yang anda curahkan.
4. Merasa tidak memegang kendali dan selalu merasa panik seakan-akan tidak
ada jalan keluar untuk menyelesaikan tugas, merasa tidak ada selesainya,
dan merasa tidak ada yang membantu menyelesaikannya.
5. Merasa lebih baik bekerja daripada berhenti/istirahat sejenak saat jam kerja.
6. Memiliki tidur yang tidak lelap, tidur yang resah, sering sakit maag, sakit
punggung dan mempunyai sakit yang sifatnya menahun.

4. Koping
Kopingadalah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau
beban yang diterima tubuh dan beban tersebut menimbulkan respon tubuh yang
sifatnya nonspesifik yaitu stres. Apabila mekanisme coping ini berhasil, seseorang
akan dapat beradaptasi terhadap perubahan atau beban tersebut.
Individu dapat mengatasi stres dengan menggerakkan sumber koping di
lingkungan. Ada lima sumber koping yaitu: aset ekonomi, kemampuan dan
keterampilan individu, teknik-teknik pertahanan, dukungan sosial dan dorongan
motivasi.
Menurut Stuart dan Sundeen (1995) Mekanisme koping juga dapat di
golongkan menjadi 2 (dua) yaitu : mekanisme koping adaptif dan mekanisme
koping maladaptif. Mekanisme koping adaptif merupakan mekanisme yang

6
mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan.
Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara
efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas konstruktif (kecemasan
yang dianggap sebagai sinyal peringatan dan individu menerima peringatan dan
individu menerima kecemasan itu sebagai tantangan untuk di selesaikan).
Sedangkan mekanisme koping maladaptif adalah mekanisme yang menghambat
fungsi integrasi, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
Kategorinya adalah makan berlebihan / tidak makan, bekerjaberlebihan,
menghindar dan aktivitas destruktif (mencegah suatu konflik dengan melakukan
pengelakan terhadap solusi).
Para ahli menggolongkan dua strategi coping yang biasanya digunakan
oleh individu, yaitu: problem-solving focused coping, dimana individu secara aktif
mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang
menimbulkan stres; dan emotion-focused coping, dimana individu melibatkan
usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan
dampak yang akan diitmbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh
tekanan. Hasil penelitian membuktikan bahwa individu menggunakan kedua cara
tersebut untuk mengatasi berbagai masalah yang menekan dalam berbagai ruang
lingkup kehidupan sehari-hari.
Ada berbagai cara untuk mengatasi stress. Kalau akibat stres telah
mempengaruhi fisik, dan bahkan menimbulkan penyakit tertentu, peranan
obat/medikasi biasanya diperlukan. Namun obat itu sendiri kurang efektif untuk
mengatasi stress dalam jangka panjang. Ada efek negatif bila menggunakan obat
terus menerus. Disamping obat-obat tertentu membutuhkan biaya yang mahal,
obat juga bias mengakibatkan ketergantungan dan bahkan membuat orang tertentu
kebal terhadap obat tertentu. Untuk mencegah dan mengatasi stres agar tidak
sampai ke tahap yang paling berat, maka dapat dilakukan dengan cara:
1. Istirahat dan Tidur
Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena
dengan istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan keadaan tubuh. Tidur

7
yang cukup akan memberikan kegairahan dalam hidup dan memperbaiki sel-sel
yang rusak.
2. Olah Raga atau Latihan Teratur
Olah raga dan latihan teratur adalah salah satu cara untuk meningkatkan
daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental. Olah raga dapat dilakukan dengan
cara jalan pagi, lari pagi minimal dua kali seminggu dan tidak perlu lama-lama
yang penting menghasilkan keringat setelah itu mandi dengan air hangat untuk
memulihkan kebugaran.
3. Berhenti Merokok
Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres karena dapat
meningkatkan ststus kesehatan dan mempertahankan ketahanan dan kekebalan
tubuh.
4. Tidak Mengkonsumsi Minuman Keras
Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan
terjadinya stres. Dengan tidak mengkonsumsi minuman keras, kekebalan dan
ketahanan tubuh akan semakin baik, segala penyakit dapat dihindari karena
minuman keras banyak mengandung alkohol.
5. Pengaturan Berat Badan
Peningkatan berat badan merupakan faktor yang dapat menyebabkan
timbulnya stres karena mudah menurunkan daya tahan tubuh terhadap stres.
Keadaan tubuh yang seimbang akan meningkatkan ketahanan dan kekebalan
tubuh terhadap stres.
6. Pengaturan Waktu
Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan
menanggulangi stres. Dengan pengaturan waktu segala pekerjaaan yang dapat
menimbulkan kelelahan fisik dapat dihindari. Pengaturan waktu dapat dilakukan
dengan cara menggunakan waktu secara efektif dan efisien serta melihat aspek
prokdutivitas waktu. Seperti menggunakan waktu untuk menghasilkan sesuatu
dan jangan biarkan waktu berlalu tanpa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

8
7. Terapi Psikofarmaka
Terapi ini dengan menggunakan obat-obatan dalam mengalami stres yang
dialami dengan cara memutuskan jaringan antara psiko neuro dan imunologi
sehingga stresor psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitif
afektif atau psikomotor yang dapat mengganggu organ tubuh yang lain. Obat-
obatan yang digunakan biasanya digunakan adalah anti cemas dan anti depresi.
8. Terapi Somatik
Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang
dialami sehingga diharapkan tidak dapat mengganggu sistem tubuh yang lain.
9. Psikoterapi
Terapi ini dengan menggunakan teknik psikologis yang disesuaikan dengan
kebutuhan seseorang.Terapi ini dapat meliputi psikoterapi suportif dan psikoterapi
redukatif di mana psikoterapi suportif memberikan motivasi atau dukungan agar
pasien mengalami percaya diri, sedangkan psikoterapi redukatif dilakukan dengan
memberikan pendidikan secara berulang.Selain itu ada psikoterapi rekonstruktif,
psikoterapi kognitif dan lain-lain.
10. Terapi Psikoreligius
Terapi ini dengan menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi
permasalahan psikologis mengingat dalam mengatasi permasalahn psikologis
mengingat dalam mengatasi atau mempertahankan kehidupan seseorang harus
sehat secara fisik, psikis, sosial, dan sehat spiritual sehingga stres yang dialami
dapat diatasi.
11. Homeostatis
Merupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan
dalam menghadapi kondisi yang dialaminya. Proses homeostatis ini dapat terjadi
apabila tubuh mengalami stres yang ada sehingga tubuh secara alamiah akan
melakukan mekanisme pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang seimbang,
atau juga dapat dikatakan bahwa homeostatis adalah suatu proses perubahaan
yang terus menerus untuk memelihara stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi
lingkungan sekitarnya.

9
2.2. Model transtheoretical
2.2.1. Pengertian
Model transtheoretical berpendapat bahwa perubahan perilaku kesehatan
melibatkan kemajuan melalui enam tahap perubahan : precontemplation,
kontemplasi, persiapan, tindakan, pemeliharaan, danterminasi. Sepuluh proses
perubahan telah diidentifikasi untuk memproduksi kemajuan bersama dengan
keseimbangan putusan, self-efficacy dan godaan. Penelitian dasar telah
menghasilkan aturan praktis untuk populasi berisiko : 40% di precontemplation,
40% dalamkontemplasi, dan 20% dalam persiapan. Di 12 perilaku kesehatan, pola
konsisten telah ditemukan diantara pro dan kontra dari berubah dan tahapan
perubahan. Penelitian terapan memiliki pertunjukan kemajuan yang dramatis
dalam rekrutmen, ingatan, dan kemajuan menggunakan intervensi dan prosedur
perekrutan proaktif. Hasil yang paling menjanjikan sampai saat ini telah
ditemukan dengan intervensi individual dan interaktif berbasis komputer.
Peningkatan yang paling menjanjikan untuk program berbasis komputer
dipersonalisasi ORS konseling. Salah satu hasil yang paling mencolok untuk
program tahap-cocok adalah kesamaan antara peserta reaktif direkrut yang
mencapai kami untuk bantuan dan mereka secara proakti yang kita mengulur
kantangan untuk membantu. Jika hasil dengan intervensi tahap-cocok terus
direplikasi, program promosi kesehatan akan dapat menghasilkan dampak belum
pernah terjadi sebelumnya di seluruh populasi berisiko. (Am J Kesehatanpromot
1997; 1211]:. 38-48)
2.2.2. Core Constructs dari Model Transtheoretical
1. Stage of Change (Tahapan Perubahan)
Tahap membangun adalah penting sebagian karena itu merupakan dimensi
temporal template. Perubahan berarti fenomena yang terjadi dari waktu ke waktu,
tapi mengejutkan, tak satu pun dari ories the- terkemuka terapi terkandung
konstruk inti yang mewakili waktu. Prilaku perubahan IOR sering ditafsirkan
sebagai suatu peristiwa, seperti berhenti merokok, minum, atau makan berlebihan.
Model transteoritical construes mengubah sebagai proses yang melibatkan
kemajuan melalui serangkaian enam tahap.

10
a. Pra Perenungan (Precontemplation)
Tahap manakala seseorang tidak peduli untuk melakukan aksi terhadap
masa depan yang dapat diperkirakan, biasanya diukur dalam enam bulan
berikutnya. Orang pada tahap ini disebabkan oleh tidak tahu kurang tahu
mengenai konsekuensi suatu perilaku atau mereka telah mencoba berubah
beberapa kali dan patah semangat terhadap kemampuan berubahnya.
b. Perenungan (Contemplation)
Tahap manakala seseorang peduli untuk berubah pada enam bulan
berikutnya. Mereka lebih peduli kemungkinan perubahan tetapi seringkali
peduli terhadap konsekuensi secara akut. Keseimbangan anytara biaya dan
keuntungan perubahan dapat menimbulkan amat sangat ambivalen,
sehingga dapat menahan seseorang dalam tahap ini untuk waktu yang lama.
c. Persiapan (Preparation)
Tahap manakala seseorang peduli melakukan aksi dengan segera di masa
mendatang, biasanya diukur bulan berikutnya. Mereka telah secara khusus
melakukan beberapa aksi yang signifikan pada tahun sebelumnnya. Individu
ini memiliki rencana tindakan, seperti bergabung dengan kelas pendidikan
kesehatan, berkonsultasi kepada konselor, berbicara dengan dokter psikiatri,
membeli buku self-help, atau mengandalkan pendekatan perubahan diri.
Inilah orang-orang yang akan kita rekrut untuk program pengenalan aksi
seperti berhenti merokok, menurunkan berat badan atau melakukan latihan
fisik.
d. Aksi (Action)
Tahap manakala seseorang telah melakukan modifikasi yang spesifik dan
jelas pada gaya hidupnya selama enam bulan terakhir. Karena aksi ini dapat
diamati, perubahan perilaku sering setarakan sebagai aksi. Dalam
Transtheoretical Model, aksi hanya satu dari lima tahap, tidak semua
modifikasi perilaku disebut sebagai aksi. Orang harus mencapai kriteria
yang ilmuwan dan profesional setuju adalah cukup untuk mengurangi risiko
penyakit. Dalam merokok, misalnya, lapangan yang digunakan untuk
menghitung pengurangan rokok sebagai tindakan, atau beralih untuk rendah

11
tar dan nikotin pada rokok. Sekarang, konsesus adalah jelas hanya jumlah
total pantang. Dalam diet daerah ada konsesus bahwa bahwa kurang dari
30% dari kalori yang harus dikonsumsi dari lemak. Tapi ada orang-orang
yang percaya bahwa pedoman ini kebutuhanditurunkan menjadi 25% atau
bahkan 20%.
e. Pemeliharaan (Maintenance)
Tahap manakala seseorang berupaya untuk mencegah kambuh tetapi mereka
tidak menerapkan proses perubahan sesering aksinya. Mereka tidak tergiur
untuk kembali dan meningkatkan dengan lebih percaya diri untuk
melanjutkan perubahannya. Berdasarkan godaan dan self-efficacy data,
kami memperkirakan bahwa pemeliharaan berlangsung dari 6 bulan sampai
5 tahun. Sementara perkiraan ini mungkin tampak agak pesimis, data yang
gitudinal bujur dalam laporan tahun 1990 Surgeon General memberikan
beberapa dukungan untuk perkiraan sementara ini. 4 Setelah 12 bulan
pantang terus menerus, persentase orang yang kembali beralih ke rokok
biasa adalah 43%. Tidak sampai 5 tahun pantang terus menerus bahwa
risiko untuk kambuh turun menjadi 7%.

2.2.2 Processes of Change


Proses perubahan adalah kegiatan rahasia dan terbuka yang digunakan
orang untuk maju melalui tahap Proses perubahan memberikan panduan penting
bagi program intervensi, karena proses seperti variabel independen bahwa orang
perlu untuk menerapkan untuk berpindah dari panggung ke panggung. Sepuluh
proses telah menerima dukungan yang paling empiris dalam data penelitian kami
untuksebuah data.
1) Consciousness Raising/Pemeliharaan Kesadaran Pemeliharaan kesadaran
melibatkan peningkatan kesadaran tentang penyebab, konsekuensi, dan obat
untuk masalah perilaku tertentu. Intervensi yang dapat meningkatkan
kesadaran mencangkup umpan balik, pendidikan, konfrontasi, interpretasi,
bibliografi, dan media kampanye.

12
2) Dramatic Relief / Bantuan Drama
Dramatic Relief awalnya menghasilkan peningkatan pengalaman emosional
diikuti oleh berkurangnya mempengaruhi jika tindakan yang tepat dapat
diambil. Psikodrama, bermain peran, berduka, kesaksian pribadi, dan media
kampanye adalah contoh dari teknik yang dapat menggerakkan orang secara
emosional.
3) Self-reevaluation / Self-evaluasi ulang
Self-evaluasi ulang menggabungkan kedua penilaian kognitif dan afektif
seseorang citra diri dengan dan tanpa kebiasaan tidak sehat tertentu, seperti
gambar seseorang sebagai kentang sofa dan orang yang aktif. Nilai
klarifikasi, model peran sehat, dan citra adalah teknik yang dapat
memindahkan orang evaluatively.
4) Environmental Reevaluation
Reevaluasi lingkungan menggabungkan kedua penilaian afektif dan kognitif
tentang bagaimana ada atau tidak adanya kebiasaan pribadi mempengaruhi
lingkungan sosial seseorang seperti pengaruh dari merokok pada orang lain.
Bisa juga mencakup kesadaran bahwa seseorang dapat berfungsi sebagai
positif atau negatif panutan bagi orang lain. pelatihan empati, dokumenter,
dan intervensi keluarga dapat menyebabkan reassessments tersebut.
Sebuah televisi tempat singkat dari kampanye tembakau anti California
adalah dirancang untuk membantu perokok di precontemplation untuk
kemajuan. Di tempat ini, sebuah Pria setengah baya jelas dalam kesedihan
mengatakan, "Saya selalu khawatir bahwa merokok saya akan menyebabkan
kanker paru-paru.Saya selalu takut bahwa merokok saya akan menyebabkan
kematian dini. Tapi aku tidak pernah membayangkan bahwa hal itu akan
terjadi pada istri saya. "Kemudian di layar berkelebat pesan, "50.000
kematian per tahun.Merokok pasif "California Departemen Kesehatan Tidak
ada arahan tindakan intervensi ini tapi ada:(1) peningkatan kesadaran
50.000 kematian per tahun; (2) bantuan dramatis sekitar kesedihan, rasa
bersalah, dan takut yang dapat dikurangi jika tindakan yang tepat
diambil;(3) self-reevaluasi bagaimana saya pikir dan merasa tentang diri

13
saya sebagai seorang perokok; dan (4) lingkungan reevaluasi bagaimana
saya merasa dan berpikir tentang efek dari merokok saya di lingkungan
saya.
5) Self-liberation/Pembebasan diri
Pembebasan diri adalah baik keyakinan bahwa satu dapat berubah dan
komitmen dan komitmen untuk bertindak atasbahwa keyakinan. Resolusi
tahun Baru,kesaksian publik, dan beberapa bukan pilihan tunggal dapat
meningkatkan pembebasan diri atau apa panggilan publik tekad. penelitian
motivasi menunjukkan bahwa orang dengan dua pilihan memiliki komitmen
yang lebih besar daripada orang dengan satu pilihan; mereka dengan
tigapilihan memiliki komitmen yang lebih besar;memiliki empat pilihan
tidaklebih meningkatkan kemauan.jadi dengan perokok, misalnya, tiga
sangat baikpilihan tindakan mereka dapat diberikan adalah dingin kalkun,
nikotin memudar, dan penggantian nikotin.
6) Social Liberation/Pembebasan Sosial
Membutuhkan peningkatan kesempatan sosial atau alternatif khususnya bagi
orang-orang yang relatif kekurangan atau tertindas.prosedur advokasi,
pemberdayaan, dan kebijakan yang tepat dapat menghasilkan meningkatkan
kesempatan untuk minoritas promosi kesehatan, promosi kesehatan gay, dan
promosi kesehatan bagi masyarakat miskin. Prosedur yang sama juga dapat
digunakan untuk membantu semua orang mengubah seperti zona bebas asap
rokok, salad bar di makan siang di sekolah, dan akses mudah ke kondom
dan kontrasepsi lainnya.
1) Countering Condition/ Kondisi Penyejuk
Kondisi Penyejuk membutuhkan belajar dari perilaku sehat yang
dapat menggantikan masalah perilaku.Relaksasi dapat melawan stres;
Penegasan dapat melawan tekanan teman sebaya; pengganti nikotin dapat
menggantikan rokok; dan makanan bebas lemak dapat pengganti yang lebih
aman.

14
2) Stimulus Control/Kontrol Stimulus
Stimulus Control menghapus isyarat untuk kebiasaan yang tidak sehat dan
menambah petunjuknya alternatif sehat. Penghindaran, teknik lingkungan,
dan kelompok-kelompok swadaya dapat memberikan rangsangan yang
mendukung perubahan dan mengurangi risiko untuk kambuh. Perencanaan
parkir dengan 2 menit berjalan kaki ke kantor dan menempatkan
menampilkan seni di tangga adalah contoh dari rekayasa ulang yang dapat
mendorong lebih banyak latihan.
3) Contigency Management/Manajemen kontigensi
Kontingensi Manajemen memberikan konsekuensi untuk mengambil
langkah-langkah dalamarah tertentu. Sementara manajemen kontingensi
dapat mencakup penggunaan hukuman, kami menemukan bahwa
self-pengubah bergantung pada imbalan banyak lebih dari hukuman. Jadi
bala ditekankan, karena filsafat model panggung adalah untuk bekerja
dalam harmoni dengan bagaimana orang mengubah secara alami. kontrak
kontingensi, bala terbuka dan rahasia, positif self-laporan, dan pengakuan
kelompok prosedur untuk meningkatkan penguatan dan probabilitas bahwa
tanggapan sehat akan diulang.
4) Helping Relation/Membantu Hubungan
Membantu Hubungan dengan menggabungkan peduli, kepercayaan,
keterbukaan, dan penerimaan serta dukungan atau perubahan perilaku sehat.
membangun hubungan, suatualiansi terapi, panggilan konselor,dan sistem
sobat dapat menjadi sumber dukungan sosial.

2.2.3 Decisional Balance


Keseimbangan Putusan, keseimbangan putusan mencerminkan individu
relatif berat dari pro dan kontra dari perubahan. Awalnya, kami mengandalkan
Janis dan Mann model pengambilan keputusan yang mencakup empat kategori
pro(keuntunganberperan untuk diri dan orang lain dan persetujuan untuk diri dan
orang lain). Empat kategori kontra adalah biaya berperan untuk, diri sendiri dan
orang lain dan penolakan dari diri dan orang lain. Dalam serangkaian panjang

15
studi mencoba untuk menghasilkan struktur ini delapan faktor, kami selalu
menemukan. yang lebih sederhanastruktur hanya pro dan kontradariberubah.

2.2.4 Self-efficacy
Self-efficacy adalah situasi kepercayaan khusus seseorang bahwa mereka
dapat mengatasi situasi berisiko tinggi tanpa kambuh, tidak sehat atau kebiasaan
yang memiliki resiko tinggi. Ini mendirikan gabungan dari teori self-efficacy
Bandura.
1. Temptation
Godaan mencerminkan intensitas dorongan untuk terlibat dalam kebiasaan
tertentu ketika di tengah-tengah situasi sulit. Dalam penelitian kami, kami
biasanya menemukan tiga faktor yang mencerminkan jenis yang paling umum
dari situasi negatif yang mempengaruhi atau gangguan emosi, situasi sosial yang
positif, dan keinginan.
Model transtheoretical berkonsentrasi pada lima tahap mengubah, 10
proses perubahan, pro dan kontra perubahan, self-efficacy, dan godaan. Selain itu,
model termasuk ukuran dari perilaku. Model transtheoretical juga didasarkan pada
asumsi kritis tentang sifat perubahan perilaku dan intervensi yang terbaik dapat
memfasilitasi perubahan tersebut.

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Stres merupakan suatu keadaan yang menekan diri individu. Stres
merupakan mekanisme yang kompleks dan menghasilkan respon yang saling
terkait baik fisiologis, psikologis, maupun perilaku pada individu yang
mengalaminya, dimana mekanisme tersebut bersifat individual yang sifatnya
berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain.Terjadinya stress
dapat disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stressor. Stressor secara umum
dapat diklasifikasikan sebagai stressor internal atau eksternal.
Kopingadalah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau
beban yang diterima tubuh dan beban tersebut menimbulkan respon tubuh yang
sifatnya nonspesifik yaitu stres. Apabila mekanisme coping ini berhasil, seseorang
akan dapat beradaptasi terhadap perubahan atau beban tersebut.
The Transtheoretical Model mempunyai implikasi umum untuk semua
aspek dari implementasi dan pengembangan intervensi. Kita akan dengan singkat
menguraikan bagaimana berdampak pada di lima area : perekrutan, ingatan,
kemajuan, proses, dan hasil.
Transtheoretical Model adalah suatu model yang sesuai untuk perekrutan
dari suatu keseluruhan populasi. Intervensi yang tradisional sering berasumsi
bahwa individu adalah siap untuk suatu perubahan perilaku segera dan yang
permanen. Strategi perekrutan cerminkan asumsi dan, sebagai hasilnya, itu hanya
suatu proporsi yang sangat kecil dari populasi mengambil bagian. Di kontras,
Transtheoretical Model tidak membuat apapun asumsi tentang bagaimana
individu siap adalah untuk ubah. Untuk mengenali individu yang berbeda itu akan
berada di langkah-langkah yang berbeda dan intervensi sesuai itu harus
dikembangkan untuk semua orang. Sebagai hasilnya, daftar biaya pengiriman
barang-barang keikutsertaan yang sangat tinggi telah dicapai.

17
3.2. Saran
Bagi kita tenaga kesehatan sangat penting bagi kita untuk mengetahui
model sepeti the transtheoritical untuk memberikan promosi kesehatan bagi klien,
keluarga, dan masyarakat yang kita layani. Karena dengan model ini kita dapat
memberikan promosi yang tepat untuk masyarakat.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Alloy, B. L., Acocella, J. & Jacobson, N. S. (1999). Abnormal psychology:


Current perspectives (8th ed.). Boston: McGraw-Hill Companies.
2. Aronson, E. W., Timothy, D. & Akert, R. M. (2004). Social
psychology(4th ed.). NJ: Prentice Hall.
3. Beck, R. C. (2000). Motivation, theories and principles (4th ed). London:
Prentice-Hall, Inc.
4. Cavanaugh, M. A. (2000). An empirical examination of self-reported work
stress among U.S. managers. Journal of Applied Psychology, 65-74.
5. Davison, G. C., Neale, J. M. & Kring, A. M. (2004). Abnormal
psychology (9th ed.). NJ: John Wiley & Sons.
6. Diahsari, E. Y. (2001). Kontribusi stres pada produktivitas kerja. Anima
Indonesia Psychological Journal, 16, 360-371.
7. Bandura, A. (1977). Self-efficacy: Menuju penyatuan teori perubahan
perilaku. Psychological Review, 84, 191-215.
8. Bandura, A. (1982). Self-efficacy mekanisme agensi manusia. American
Psikolog, 37, 122-147.
9. Bollen, K. A. (1989). Sebuah cocok indeks baru tambahan untuk umum
model persamaan struktural. Sosiologis Metode Penelitian,, 17 303-316.
10. Botelho, RJ, Velicer, WF, & Prochaska, JO (1998). Ahli sistem untuk
memotivasi perubahan perilaku kesehatan: II. Mengevaluasi prospek masa
depan untuk diseminasi. Naskah yang sedang diperiksa.
11. Cohen, J. (1977). Daya analisis statistik untuk ilmu perilaku (rev ed.). New
York: Academic Press.
12. Cronbach, L. J., (1951). Koefisien alpha dan struktur internal tes.
Psychometrika, 16, 297-334.

19

Anda mungkin juga menyukai