Anda di halaman 1dari 29

TEKNIK RADIOGRAF

FISTULOGRAFI
KELOMPOK 2
PENGERTIAN FISTULOGRAFI

Pemeriksaann fistulografi adalah pemeriksaan radiologi pada


fistula dengan menggunakan media kontras positif. Pemeriksaan
ini bertujuan untuk mendapatkan radiograf yang baik tentang
fistula sehingga dapat menegakkan diagnosa secara tepat dan
dapat dilakukan tindakan selanjutnya untuk pembedahan.
PATOLOGI FISTULOGRAFI

▪ Fistula adalah saluran tidak normal


yang menghubungkan organ-organ
bagian dalam tubuh yang secara
tidak normal tidak berhubungan,
atau menghubungkan organ-organ
bagian dalam dengan permukaan
tubuh bagian luar
PENYEBAB

▪ Penyebab fistula sebagian besar karena


adanya infeksi, trauma atau tindakan
bedah medis oleh dokter (Medical
Ilustration Team, 2004).
▪ Fistula yang disebabkan karena cacat
bawaan atau kongenital sangat jarang
ditemukan
▪ Daerah anorektal merupakan tempat
yang paling sering ditemukannya
Tipe-tipe f i s t u l a antara lain (Jeffrey
Everett, MD, 2003)

▪ Blind (buntu) ujung dan pangkalnya hanya pada


satu tempat tetapi menghubungkan dua struktur.
▪ Complete (sempurna) mempunyai ujung dan pangkal
pada daerah internal dan eksternal.
▪ Horseshoes (bentuk sepatu kuda) menghubungkan anus
dengan satu atau lebih titik pada permukaan kulit
setelah melalui rektum.
▪ Incomplete (tidak sempurna) yaitu sebuah pipa atau
saluran dari kulit yang tertutup dari sisi bagian dalam
atau struktur organ.
Macam- macam f i s t u l a menu r u t tempatnya
adalah sebagai b e r i k u t (Tesca, 2004)

– Fistula Enterokolonik yaitu fistula yang


menghubungkan usus Halus dengan usus
besar.
– Fistula Enterokutaneous yaitu fistula yang
menghubungkan usus halus dengan
permukaan kulit.
– Fistula Perianal yaitu fistula yang
menghubungkan anus dengan permukaan kulit.
– Fistula enterovesikular yaitu fistula pada
daerah kandung kemih.
PATOLOGI FISTULA PERIENAL

▪ Fistula perianal merupakan alur granulomatosa kronik yang


berjalan dari anus sampai bagian sampai bagian luar kulit anus dari
abses sampai anus atau daerah perianal. Fistula perianal dapat
berhubungan dengan rektum tetapi bisa juga tidak berhubungan
disebut juga fistula in ano atau fistula anorektal
▪ Fistula perianal sering didahului oleh pembentukan abses. Abses
perianal merupakan jenis abses anorektal yang paling sering
ditemukan
▪ Abses perianal disebabkan dari infeksi akut dari kelenjar kecil yang
terjadi di sebelah anus, kemudian bakteri masuk ke jaringan dan
menembus kelenjar.
PROSEDUR PEMERIKSAAN

• Pemeriksaan fistula tergantung pada lokasi nya, Dapat didiagnosa dengan


beberapa macam pemeriksaan diagnostik yang sering dilakukan untuk
pemeriksaaan paa peradangan penyakit usus seperti pemeriksaan barium
enema,colonoscopy, sigmoidoscopy, endoscopy dan dapat juga didiagnosa
dengan pemeriksaan fistulografi (Wake Forest University School of Medicine
Division of Radiologic Sciences, 2001).
PERSIAPAN PASIEN

▪ Pada pemeriksaan fistulografi tidak memerlukan


persiapan khusus, hanya pada daerah fistula terbebas dari
benda-benda radioopaque yang dapat menganggu
radiograf.
▪ Apabila pemeriksaan untuk fistula pada daerah abdomen
maka saluran usus halus terbebas dari udara dan fecal
material
▪ 1 hari sebelum pemerikasaan pasien harus makan,makanan
yang lunak dan rendah berserat
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

– Pesawat sinar-x yang dilengkapi flluoroskopi


– Film dan kaset sesuai dengan kebutuhan
– Marker R dan L
– Apron
– Sarung tangan Pb
– Cairan saflon
– Peralatan steril meliputi : duk steril, kateter, spuit ukuran 5 ml-20
ml, korentang, gunting, hand scoen, kain kassa, jeli, abocath, duk
lubang.
– Alkohol
– Betadine
– Obat anti alergi
– Media kontras jenis water soluble yaitu iodium.
TEKNIK PEMERIKSAAN

▪ Sebelum media kontras dimasukkan terlebih dahulu


dibuat plan foto dengan proyeksi Antero Posterior (AP),
selanjutnya media kontras dimasukkan dengan kateter
atau abocath melalui muara fistula yang diikuti dengan
fluoroskopi. Kemudian dilakukan pemotretan pada saat
media kontras disuntikkan melalui muara fistula yang
telah mengisi penuh saluran fistula. Hal ini dapat dilihat
pada layar fluoroskopi dan ditandai dengan keluarnya
media kontras melalui muara fistula (Ballinger, 1995).
Jumlah media kontras yang dimasukkan tergantung dari
luas muara fistula.
PEMASUKAN MEDIA KONTRAS PERIANAL

▪ Tujuan pemasukan media kontras adalah


untuk memperlihatkan fistula pada daerah
perianal.
▪ Pemasukan media kontras dimulai dengan
membersihkan daerah sekitar fistula dengan
betadine. Media kontras dimasukkan ke dalam
muara fistula kira- kira sedalam 2-3 cm secara
perlahan-lahan melalui kateter yang sudah diberi jeli
dan diikuti dengan fluoroskopi.
▪ Kemudian media kontras disuntikan perlahan-lahan
sehingga media kontras masuk dan memenuhi
lubang fistula yang di tandai dengan menetesnya
media kontras dari lubang fistula.
PROYEKSI

▪ Menurut Ballinger proyeksi yang digunakan untuk


pemeriksaan fistulografi setelah pemasukan media
kontras adalah proyeksi Antero Posterior (AP),
proyeksi Lateral, dan proyeksi Oblik. Untuk proyeksi
Axial metode Chassard-Lapine dan proyeksi Taylor
sudah jarang dilakukan karena yang diperlihatkan
sudah diwakili oleh proyeksi AP, lateral dan Oblik.
PROYEKSI

▪ AP
▪ LATERAL
▪ OBLIQUE
▪ Proyeksi Axial Metode Chassard-Lapine
▪ Proyeksi Taylor
PROYEKSI AP

 Posisi pasien supine di atas meja periksaan, kedua tangan diletakkan


di atas dada dan kedua kaki lurus. Pelvis simetris terhadap meja
pemeriksaan.
 Kedua kaki endorotasi 15°-20°, kecuali jika terjadi fraktur atau
dislokasi pada hip joint.
 Sinar vertikal tegak lurus kaset, central point pada pertengahan kedua
krista iliaka dengan FFD 100 cm. Eksposi pada saat pasien tahan
nafas.
PROYEKSI AP
PROYEKSI LATERAL

 Penderita diatur miring di salah satu sisi yang akan difoto dgn kedua lengan
ditekuk ke atas sebagai bantalan kepala.
 Mid Sagital Plane sejajarmeja pemeriksaan, dan bidang axial ditempatkan
pada pertengahan meja pemeriksaan.
 Spina iliaka AP sesuai dengan garis vertikal sehingga tidak ada rotasi dari
pelvis. Central Point pada daerah perianal kira-kira Mid Axila Line setinggi
2-3 inchi di atas simfisis pubis, sinar vertikal tegak lurus terhadap kaset dan
FFD 100 cm. Eksposi pada saat pasien tahan nafas.
PROYEKSI lATERAL
PROYEKSI OBLIQ
 Posisi pasien prone di atas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan ke salah satu sisi yang
diperiksa yang menunjukan letak fistula kurang lebih 45° terhadap meja pemeriksaan.
 Lengan yang dekat kaset diatur di bawah kepala untuk bantalan kepala sedangkan lengan yang
lain diatur menyilang di depan tubuh. Kaki yang dekat kaset menempel meja pemeriksaan, kaki
yang lain ditekuk sebagai penopang tubuh.
 Pelvis diatur kurang lebih 45° terhadap meja pemeriksaan. Untuk fiksasi, sisi pinggang yang
jauh dari kaset diberi penganjal.
 Sinar diatur vertikal tegak lurus terhadap kaset dan central point pada daerah perianal kurang
lebih 2-3 inchi di atas simfisis pubis, tarik garis 1 inchi tegak lurus ke arah lateral. FFD diatur
100 cm. Eksposi pada saat pasien tahan nafas.
OBLIK
PROYEKSI AXIAL Metode CHASSARD-LAPINE

 Posisi pasien duduk di atas meja pemeriksaan sehingga permukan posterior lutut
menyentuh ujung tepi meja pemeriksaan kemudian kedua tangan lurus ke bawah
menggenggam lutut.
 Pasien membungkukan punggung semaksimal mungkin sampai simfisis pubis
menyentuh meja pemeriksaan, sudut yang dibentuk antara pelvis dgn sumbu vertical kira-
kira 45o.
 Sinar vertikal tegak lurus kaset dengan central point melalui daerah lumboskral
menembus trokhanter mayor. Bila fleksi tubuh terbatas central point diarahkan dari
anterior obyek tegak lurus menuju bidang koronal dari simfisis pubis. FFD diatur 100 cm.
▪ PROYEKSI AXIAL Metode CHASSARD-LAPINE
PROYEKSI TAYLOR

 Pasien supine di atas meja pemeriksaan dengan kedua tangan diletakkan di atas dada
dan kedua kaki lurus.
 Pelvis diatur sehingga true Antero-Posterior yaitu kedua krista iliaka kanan dan kiri
berjarak sama terhadap meja pemeriksaan dan Mid Sagital Plane berada di
pertengahan meja pemeriksaan. Sinar menyudut 30o ke cranial, central point pada 2
inchi di bawah batas atas dari simfisis pubis. FFD diatur 100 cm. Eksposi pada saat
pasien tahan nafas.
PROYEKSI TAYLOR
TUJUAN PROYEKSI

▪ Proyeksi AP yang digunakan sebelum pemasukan


media kontras bertujuan untuk melihat struktur
anatomi, persiapan pasien dan penentuan faktor
eksposi yang tepat.
▪ Sedangkan Proyeksi AP yang digunakan sesudah
pemasukan media kontras bertujuan untuk
mengetahui arah fistula apakah mengarah ke
kanan atau ke kiri serta untuk melihat
penampang fistula dari depan.
▪ Proyeksi Lateral bertujuan untuk
memperlihatkan arah fistula apakah
mengarah ke depan atau ke belakang.
• Proyeksi Oblik bertujuan untuk melihat hubungan antara
fistula yang satu dengan fistula yang lain jika
kemungkinan terdapat beberapa fistula. Proyeksi ini juga
dapat memperlihatkan kedalaman fistula yang mengarah
ke samping.
Foto plan Foto Ap terisi Foto lateral terisi
kontras kontras
Pada fistula
perianal
TERIMA KASIH....

Anda mungkin juga menyukai