1 Tatalaksana
Benda asing yang tertelan dapat melewati saluran pencernaan tanpa
kesulitan sehingga terapi konservatif dapat dilakukan. Pada beberapa kasus benda
asing tumpul, pendek (panjang < 6 cm), dan kecil (diameter < 2,5 cm) akan
berlalu dengan spontan dalam waktu 4-6 hari. Pada beberapa kasus, dapat
bertahan hingga 4 minggu. Pasien harus selalu mengobservasi fesesnya sampai
benda asing tersebut keluar. Benda asing esofagus tanpa memandang bentuknya
harus diangkat dengan visualisasi langsung sesegera mungkin. 10-20% kasus
benda asing esofagus harus dikeluarkan dengan cara ekstraksi dan 1-2% kasus
membutuhkan tindakan pembedahan. 4,6
Jika seseorang yang tertelan benda asing batuk, maka instruksikan orang
tersebut untuk terus batuk dan jangan menghalangi ataupun mengganggunya.
Apabila benda asing yang tertelan menutupi jalan napas dan menyebabkan
kondisi pasien memburuk, maka dapat dilakukan beberapa pertolongan pertama,
antara lain :6
a. Melakukan back blow sebanyak lima kali. Back blow dilakukan dengan
cara melakukan pukulan dengan telapak tangan di antara kedua tulang
skapula korban.6
2.3.2 Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari benda asing di esofagus diantaranya
adalah obstruksi jalan napas yang diakibatkan oleh kompresi trakea oleh benda
asing, atau edema laring terutama pada bayi dan anak- anak. Obstruksi atau
sumbatan dapat terjadi secara parsial (sebagian) maupun total. Obstruksi parsial
biasanya tidak berakibat pada perforasi. Sementara pada obstruksi total,
dampaknya jauh lebih berbahaya dan mampu mengakibatkan kematian pada
penderitanya. Obstruksi total dapat meningkatkan risiko perforasi di mana bila
benda asing tersebut dibiarkan lebih dari 24 jam berada di esofagus, jiwa
penderitanya terancam.2,3
Dapat juga terjadi periesofagaeal selulitis dan abses yang biasanya muncul
di daerah leher. Selain itu dapat terjadi perforasi. Perforasi berpotensi terjadi
ketika obstruksi total terjadi dan perforasi ini adalah suatu keadaan darurat di
mana pasien harus segera memperoleh penanganan medis. Perforasi sendiri
adalah timbulnya luka ataupun lubang yang umumnya dapat terjadi pada
kantong empedu, anus, usus besar dan kecil, serta esofagus. Benda tajam yang
berada di esofagus dapat menjadi penyebab komplikasi perforasi. Penanganan
perforasi secara dini dapat mencegah kondisi fatal pada pasien. Perforasi
umumnya ditandai dengan rasa nyeri yang tak kunjung reda serta semakin
hebat ketika mengubah posisi tubuh (khususnya area leher pada kasus ini). Tanda
lain yang perlu diperhatikan dan diwaspadai adalah timbulnya demam, keringat
dingin, mual disertai muntah, hingga kondisi syok.3
2.3.5 SKDI
Kompetesi Benda Asing Esofagus : 3B Gawat Darurat. Dokter mampu
membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan
gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau
kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling
tepat bagi penanganan pasien selanjutnya dan menindaklanjuti sesudah kembali
dari rujukan.13
Daftar Pustaka