Anda di halaman 1dari 8

2.3.

1 Tatalaksana
Benda asing yang tertelan dapat melewati saluran pencernaan tanpa
kesulitan sehingga terapi konservatif dapat dilakukan. Pada beberapa kasus benda
asing tumpul, pendek (panjang < 6 cm), dan kecil (diameter < 2,5 cm) akan
berlalu dengan spontan dalam waktu 4-6 hari. Pada beberapa kasus, dapat
bertahan hingga 4 minggu. Pasien harus selalu mengobservasi fesesnya sampai
benda asing tersebut keluar. Benda asing esofagus tanpa memandang bentuknya
harus diangkat dengan visualisasi langsung sesegera mungkin. 10-20% kasus
benda asing esofagus harus dikeluarkan dengan cara ekstraksi dan 1-2% kasus
membutuhkan tindakan pembedahan. 4,6
Jika seseorang yang tertelan benda asing batuk, maka instruksikan orang
tersebut untuk terus batuk dan jangan menghalangi ataupun mengganggunya.
Apabila benda asing yang tertelan menutupi jalan napas dan menyebabkan
kondisi pasien memburuk, maka dapat dilakukan beberapa pertolongan pertama,
antara lain :6
a. Melakukan back blow sebanyak lima kali. Back blow dilakukan dengan
cara melakukan pukulan dengan telapak tangan di antara kedua tulang
skapula korban.6

Gambar 6. Cara melakukan back blow6


b. Melakukan abdominal thrust. Abdominal thrust atau yang juga dikenal
dengan Heimlich maneuver, dilakukan sebanyak lima kali. Tetapi pada
bayi, maneuver ini tidak dilakukan karena dapat menyebabkan luka,jadi
dapat dilakukan kompresi dada sebagai gantinya.6

Cara melakukan Heimlich maneuver adalah penolong berdiri di belakang


korban, posisikan tangan penolong memeluk di atas perut korban melalui ketiak
korban. Sisi genggaman tangan penolong diletakkan di atas perut korban tepat
pada pertengahan antara pusar dan batas pertemuan rusuk kiri dan kanan.
Letakkan tangan lain penolong di atas genggaman pertama lalu hentakkan
tangan penolong ke arah belakang dan ke atas, posisi kedua siku penolong ke
arah luar, kemudian lakukan hentakan sambil meminta pasien membantu
memuntahkannya.6

Gambar 7. Cara melakukan Heimlich manuver6


Benda asing di esofagus dapat dikeluarkan dengan endoskopi yaitu
esofagoskopi dengan menggunakan cunam yang sesuai dengan benda
asing tersebut. Benda asing tajam yang tidak berhasil dikeluarkan dengan
esofagoskopi harus segera dikeluarkan dengan pembedahan yaitu
servikotomi, torakotomi, atau esofagotomi, tergantung lokasi benda asing
tersebut. Esofagoskopi terdiri atas dua tipe. Tipe satu adalah pipa
logam rigid dengan suatu lumen berbentuk oval di mana dapat digunakan
untuk melihat langsung gambaran esofagus dan berbagai alat untuk biopsi
dan pengeluaran benda asing. Esofagoskopi rigid juga dapat melindungi
esofagus dari bagian tajam ada benda asing. Tipe kedua adalah
esofagoskopi fleksibel yang memiliki saluran kecil untuk melihat
gambaran mukosa, aspirasi sekresi dan memasukkan forsep kecil untuk
biopsi dan pengeluaran benda asing.7,8

Gambar 8. Alat esofagoskopi.7


Pembedahan dilakukan hanya <1% kasus benda asing pada esofagus.
Sejak tindakan endoskopi memberikan hasil yang cukup memuaskan,
pembedahan hanya dilakukan untuk indikasi-indikasi tertentu. Tindakan
pembedahan dilakukan jika terdapat perforasi dan komplikasi lainnya yang
tidak dapat diatasi dengan tindakan endoskopi. Apabila didapatkan adanya
tanda-tanda perforasi, ekstraksi dilakukan dalam 1-3 jam. Tindakan
pembedahan dilakukan jika terdapat perforasi dan komplikasi lainnya yang
tidak dapat diatasi dengan endoskopi.1, 25
Esofagoskopi relatif invasif dan mahal, namun terdapat dua metode
lain yang telah diteliti dapat dilakukan untuk mengeluarkan benda asing
dari esofagus dan mungkin lebih hemat biaya bila dilakukan dengan tepat.
Foto toraks harus dilakukan sebelum pelaksanaan kedua prosedur
tersebut, karena benda asing di esofagus dapat lewat dengan spontan.
Kedua metode ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang berpengalaman
dan dilakukan pada anak-anak yang sebelumnya sehat yang menelan
benda tumpul kurang dari 24 jam, umumnya pada anak-anak yang tertelan
koin.9
a. Metode dengan kateter foley. Benda asing tumpul dapat
dikeluarkan dengan menggunakan kateter foley. Pasien dibaringkan
pada meja fluoroskopi dengan posisi kepala direndahkan (head-
down position), kemudian kateter dimasukkan sampai ke bagian
distal benda asing. Kateter kemudian digembungkan dan ditarik
secara perlahan, lalu ambil dan tarik benda asing dengan kateter
tersebut. Pada beberapa kasus, benda asing lepas dan masuk ke
lambung. Proses ini sebaiknya dilakukan dengan pantauan
fluoroskopi.9
Gambar 9. Metode kateter foley.9

b. Metode Businasi (Bougienage method). Benda asing yang tumpul


dapat diteruskan ke lambung dengan menggunakan sebuah busi
(bougie). Anak dalam posisi duduk tegak, dan instrumen yang telah
diberi pelumas dimasukkan perlahan ke dalam esofagus, dan
menyebabkan benda asing terlepas. Benda asing tersebut
diharapkan dapat melewati sisa saluran pencernaan. Metode ini
tidak dapat dilakukan pada anak-anak yang memiliki abnormalitas
pada saluran pencernaannya.9
Benda asing uang logam di esofagus bukan keadaan gawat darurat,
namun pengeluaran uang logam tersebut harus dilakukan sesegera
mungkin dengan persiapan tindakan esofagoskopi yang optimal
untuk mencegah komplikasi. Benda asing baterai bundar
(disk/button battery) di esofagus merupakan benda yang harus
segera dikeluarkan karena risiko perforasi esofagus yang terjadi
dengan cepat dalam waktu ± 4 jam setelah tertelan akibat nekrosis
esofagus.10, 11

2.3.2 Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari benda asing di esofagus diantaranya
adalah obstruksi jalan napas yang diakibatkan oleh kompresi trakea oleh benda
asing, atau edema laring terutama pada bayi dan anak- anak. Obstruksi atau
sumbatan dapat terjadi secara parsial (sebagian) maupun total. Obstruksi parsial
biasanya tidak berakibat pada perforasi. Sementara pada obstruksi total,
dampaknya jauh lebih berbahaya dan mampu mengakibatkan kematian pada
penderitanya. Obstruksi total dapat meningkatkan risiko perforasi di mana bila
benda asing tersebut dibiarkan lebih dari 24 jam berada di esofagus, jiwa
penderitanya terancam.2,3
Dapat juga terjadi periesofagaeal selulitis dan abses yang biasanya muncul
di daerah leher. Selain itu dapat terjadi perforasi. Perforasi berpotensi terjadi
ketika obstruksi total terjadi dan perforasi ini adalah suatu keadaan darurat di
mana pasien harus segera memperoleh penanganan medis. Perforasi sendiri
adalah timbulnya luka ataupun lubang yang umumnya dapat terjadi pada
kantong empedu, anus, usus besar dan kecil, serta esofagus. Benda tajam yang
berada di esofagus dapat menjadi penyebab komplikasi perforasi. Penanganan
perforasi secara dini dapat mencegah kondisi fatal pada pasien. Perforasi
umumnya ditandai dengan rasa nyeri yang tak kunjung reda serta semakin
hebat ketika mengubah posisi tubuh (khususnya area leher pada kasus ini). Tanda
lain yang perlu diperhatikan dan diwaspadai adalah timbulnya demam, keringat
dingin, mual disertai muntah, hingga kondisi syok.3

2.3.3 Edukasi dan Pencegahan


Pada dasarnya pencegahan terhadap masuknya atau tertelannya benda
asing ke dalam esofagus tergantung pada setiap individu itu sendiri. Pencegahan
yang dapat dilakukan yaitu:12
1. Benda yang berpotensi tertelan misalnya koin, baterai, kancing, magnet,
dan silet harus dijauhkan dari jangkauan atau letakkan di tempat yang
aman.
2. Pengawasan yang ketat terhadap kelompok yang berisiko tinggi seperti
anak-anak, pasien dengan disabilitas intelektual, penderita skizofrnia, dan
narapidana.
3. Tidak menggigit benda-benda yang bukan makanan menggunakan mulut.
4. Orang dengan gigi palsu atau orang usia lanjut dengan keadaan gigi yang
buruk harus dievaluasi secara berkala.
5. Edukasi tentang tatacara makan yang benar dapat mencegah beberapa
kasus.
2.3.4 Prognosis
Delapan puluh sampai 90 % impaksi benda asing akan keluar dengan
sendirinya dalam 3 hingga 7 hari. Anak-anak dengan cedera esofagus akibat
baterai kancing memerlukan follow-up jangka pendek dan panjang. Hal ini
bertujuan untuk mengidentifikasi komplikasi terkait erosi atau perforasi dan
striktur esofagus. Orang dewasa dengan impaksi makanan 85% hingga 90%
diakibatkan adanya kelainan. Oleh karena itu, pada orang dewasa memerlukan
pemeriksaan serta tatalaksana kelainan yang mendasarinya.3

2.3.5 SKDI
Kompetesi Benda Asing Esofagus : 3B Gawat Darurat. Dokter mampu
membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan
gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau
kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling
tepat bagi penanganan pasien selanjutnya dan menindaklanjuti sesudah kembali
dari rujukan.13
Daftar Pustaka

1. Snell, R.S. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Edisi 9.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012. 668.
2. Dhingra P, et al. Diseases of Ear, Nose and Throat &
Head and Neck Surgery. Edisi ke-7. Elsevier;2018. p.
395-398
3. Schaefer TJ, Trocinski D. Esophagial Foreign Body.
StatPearls. 2020. [Disitasi 17 Juni
2021] Tersedia di:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482131/

4. Ambe P, Weber SA, Schauer M, Knoefel WT. Swallowed


foreign bodies in adults. Dtsch Arztebl Int.
2012;109(50):869–75.
5. Chirica, M., Kelly, M.D., Siboni, S. et al. Esophageal
emergencies: WSES guidelines. World J Emerg Surg 14,
26 (2019).
6. Staff Mayo Clinic. Foreign object swallowed: first aid
[online]. 2020. [Disitasi 17 Juni 2021] Tersedia di:
http://www.mayoclinic.org/firstaid
7. Das A, Ramasamy K, Thangavel S, Hansdah R, Alexander
A, Saxena SK. Internal drainage of retropharyngeal
abscess secondary to esophageal foreign bodies: a case
series. Eur Arch Otorhinolaryngol. 2021 Apr 30.
8. Siegel, L.G. 2014. Penyakit Trakea dan Esofagus
Servikalis. Dalam: Adams, G.L., Boeis, L.R., Jr., Higler,
P.A. Boeis: Buku Ajar Penyakit THT Edisi Keenam.
Jakarta: EGC, hal. 455.
9. Conners GP, Mohseni M. Pediatric Foreign Body
Ingestion. USA. StatPearls; 2018. [Disitasi 17
Juni 2021] Tersediadi:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430915/
10. Aihole JS, Kumar P. Uncommon presentation of an
unusual foreign body. Indian J Crit Care Med
2017;21:460‐2.
11. Tashtush NA, Bataineh ZA, Yusef DH, Al Quran TM,
Rousan LA, Khasawneh R, et al. Ingested sharp foreign
body presented as chronic esophageal stricture and
inflammatory mediastinal mass for 113 weeks: Case
report. Ann Med Surg. 2019;45(05):91–4.
12. Speidel AJ, Wölfle L, Mayer B, Posovszky C. Increase in
foreign body and harmful substance ingestion and
associated complications in children: a retrospective study
of 1199 cases from 2005 to 2017. BMC Pediatr. 2020 Dec
18;20(1):560.
13. KKI. Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia. Kons
Kedokt Indones. Published online 2019:169.

Anda mungkin juga menyukai