Anda di halaman 1dari 7

Presentasi Kasus

Corpus Alienum Gigi Palsu di Esofagus

Presentator : dr. Hermawan Surya D


Moderator : Dr. dr. Sagung Rai Indrasari, M.Kes., Sp.THT-KL(K)., FICS

Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher


Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada / RS DR.Sardjito Yogyakarta
2016
Benda asing esofagus adalah semua
benda, baik berupa bolus makanan atau
PENDAHULUAN

agen korosif yang tertelan dengan sengaja

insiden

atau tidak yang dapat menyebabkan

diperkirakan lebih banyak daripada angka

perlukaan esofagus. Benda asing esofagus

yang tercatat. 4

juga bisa diartikan benda yang tajam

tertelannya

Pada

tahun

benda

2012,

asing

American

maupun yang tumpul atau makanan yang

Association of Poison Control Center

tersangkut dan terjepit di esofagus karena

mendokumentasikan lebih dari 79.738

tertelan

kejadian benda asing di esophagus terjadi

baik disengaja maupun tidak

disengaja. Benda asing

dapat berupa

pada anak-anak dan dewasa, kasus pada

makanan (food related), maupun benda

anak-anak mencapai 80% dengan puncak

asing yang sesungguhnya (true foreign

insidensi tertinggi kejadian pada usia 6

bodies).1,2

bulan hingga 3 tahun. 4

Benda

asing

pada

esofagus

Benda

asing

dapat

berupa

merupakan masalah yang sering ditemui

makanan

baik pada anak-anak maupun pada orang

sesungguhnya yang dapat masuk ke dalam

dewasa. Lokasi benda asing yang paling

esofagus.

sering adalah esofagus (37,98%) diikuti

kejadian masuknya benda asing adalah : 1)

oleh telinga (34,88%). Lebih dari 70% dari

umur,

kasus benda asing adalah benda anorganik.

mekanisme protektif: epilepsi, kehilangan

Koin menjadi penyebab paling sering dari

kesadaran. 3) faktor fisik : gerakan

kejadian ini (37,21%). 1,3

aktivitas, 4) gigi: gigi yang belum tumbuh

Data dari

National Poison Data

sempurna. 5) sifat benda asing. 6) kurang

System (NPDS) di Amerika menunjukkan

hati-hati atau kecerobohan : memasukkan

lebih dari 110,000 kasus tertelannya benda

benda ke dalam mulut, makan sambil

asing di amerika serikat pada tahun 2011,

tertawa atau bermain, pemberian makanan

dan 85% muncul pada populasi pediatrik.

pada anak yang belum waktunya, saat tidur

Bagaimanapun angka pasti dari kejadian

lupa melepas gigi palsu.5

tertelannya

benda

jenis

yang

kelamin.

mempengaruhi
2)

kegagalan

Di Amerika dan Eropa, uang logam

diketahui, karena masih banyak kasus yang

merupakan kasus tersering pada benda

tidak

mendapat

asing esofagus. Benda yang lain tertelan

tatalaksana dari tenaga medis profesional.3

biasanya termasuk mainan, bagian dari

Diperkirakan sebanyak 40 % dari kejadian

mainan, benda yang tajam, batu baterai,

tertelannya benda asing tidak diketahui

tulang ikan, dan makanan.6 Uang logam

oleh orang tua, dan mungkin tidak muncul

biasanya terdapat pada satu dari tiga lokasi

gejala pada banyak kasus. Karena itulah

di esofagus. Kira-kira 60-70% terjadi di

atau

sulit

Faktor

untuk

diketahui

asing

maupun benda asing yang

tidak

pintu upper esophageal sphincter atau

yang tertelan oleh anak, dapat diterapi

muskulus cricofaringeus, 10-20% di mid

secara konservatif pada pasien sehat yang

esophagus di level lengkung aorta, dan

tidak menunjukkan gejala. Batu baterai,

20% di lower esophageal sphincter.7

benda berkekuatan magnet, benda tajam,

Gejala

sumbatan

benda

asing

sebagai

contoh

gigi

palsu

dapat

tergantung pada lokasi benda asing, derajat

menimbulkan komplikasi yang serius,

sumbatan, sifat, bentuk dan ukuran benda

sehingga memerlukan penanganan dan

asing. Gejala benda asing di esofagus yang

evaluasi yang segera.8

sering muncul adalah nyeri menelan, sulit

Manajemen

pengambilan

benda

menelan, rasa mengganjal di tenggorok,

asing mencakup kerja tim ahli radiologi,

banyak

anestesi,

lendir

dan

muntah.

Namun,

otolaryngologist
toraks

jika

dan

dokter

diagnosis mungkin lebih sulit pada pasien

bedah

diperlukan.

Jenis

yang tidak menunjukkan gejala atau gejala

endoskopi tergantung pada lokasi operasi

yang tidak spesifik. 8

dan ukuran, bentuk, jenis, jumlah benda

Pada pemeriksaan fisik sederhana

asing. Terdapat terapi nonendoskopi dan

sulit untuk menetukan adanya corpus

terapi endoskopi. Terapi non endoskopi

alienum esofagus. Pemeriksaan penunjang

meliputi

dapat

pemeriksaan

menggunakan glucagon untuk merelaksasi

radiologis foto polos cervical dan thoracal

otot dan sphincter esophagus. Kemudian

posisi posteroanterior dan lateral. Bila

penggunaan fluoroscopic guidance dengan

benda

volley catheter, suksion, wire baskets dan

dilakukan

asing

dengan

tidak

terlihat

dengan

pemeriksaan foto polos, dapat dilakukan


pemeriksaan

dengan

menambahkan

terapi

medikamentosa

magnet untuk menarik benda asing. 12


Terapi

endoskopi

dengan

barium (barium swallow). Barium dapat

penggunaan esofagoskopi flexible dan

menyelimuti benda asing tersebut dan

rigid. Penelitian telah menunjukkan bahwa

hambatan

menunjukan

penggunaan esofagoskopi dalam evakuasi

tempat dimana benda asing tersebut.

benda asing menunjukkan keberhasilan

Tindakan

sebesar 83%.12

dengan

aliranya

dapat

endoskopi
tujuan

untuk

dapat

dilakukan

diagnostik

dan

terapi.9

Esofagoskopi dapat dilakukan di


bawah anestesi umum atau sedasi sadar

Pada prinsipnya benda asing di


esofagus dan saluran napas harus segera
dievakuasi dalam kondisi yang paling
aman dan trauma yang minimal. Koin

tergantung pada lokasi impaksi benda


asing dan kondisi umum pasien.
Komplikasi

pasca

endoskopi

adalah suara serak, disfagia, laserasi

hingga

perforasi

yang

akibat

cukup, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi

manuver instrumental. Setelah tindakan

80x/ menit, respirasi 20 x/menit, suhu

untuk

36,5 C.

menghindari

terjadi

infeksi

sekunder

diberikan antibiotik dan analgetik untuk


mengurangi peradangan. Manajemen diet
dengan cairan dan makanan semi padat
direkomendasikan

untuk

penyembuhan

lebih cepat dari luka paska tindakan.


Pasien benar-benar diberitahu tentang efek
samping esophagoscopi dan difollow up
15- 30 hari sampai gejala mereda.12

Pada pemeriksaan THT, didapatkan


pemeriksaan telinga kiri kanalis akustikus
dalam

batas

normal,

serta

membran

timpani intak dengan refleks cahaya


positif. Pemeriksaan telinga kanan kanalis
akustikus

dalam

batas

normal,

serta

membran timpani intak dengan refleks


cahaya positif. Pemeriksaan rhinoskopi
anterior kanan dan kiri tidak didapatkan

LAPORAN KASUS

pembesaran konkha, hiperemis konkha dan

Seorang Laki-laki berusia 32 tahun


dirujuk dari RSUD ke IGD RSUP dr.
Sardjito dengan keluhan tertelan gigi
palsu. Pasien mengeluh menelan gigi palsu
sejak tadi malam jam 01.00 atau 12 jam
yang lalu, saat sedang tidur. Sebelum tidur
pasien masih memakai gigi palsunya saat
terbangun tiba- tiba merasakan ada yang
mengganjal di tenggorokan dan gigi
palsunya menghilang. Pasien mengeluh
nyeri menelan dan banyak liur mengumpul
di tenggorokan. Pasien masih bisa minum
sedikit-sedikit.

Keluhan

lain

seperti

adanya discharge. Pemeriksaan orofaring


dalam batas normal dengan ukuran tonsil
T1-T1, pemeriksaan laringoskopi indirek
epiglotis tegak, mukosa tidak hiperemis,
gerakan plika vokalis dalam batas normal,
tidak tampak adanya corpus alienum.
Pemeriksaan

leher

tidak

didapatkan

pembesaran kelenjar getah bening. Pada


pemeriksaan foto Cervical AP/Lateral dan
foto

thorax

PA

didapatkan

tampak

gambaran radio opak di proyeksi esofagus


setinggi Vertebra Thoracal I.
Berdasarkan

muntah, sesak, demam, nyeri bagian dada

pemeriksaan

di sangkal. Keluhan di telinga dan hidung

penunjang pasien, diagnosa pada pasien ini

disangkal.

adalah corpus alienum gigi palsu di

Riwayat penyakit dahulu tidak


ditemukan sakit serupa. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan keadaan umum baik, gizi

fisik,

anamnesis,

esofagus.

Pasien

Esofagoskopi

dan

dan

pemeriksaan

direncanakan
evakuasi

corpus

alienum. Pasien dirawat inap, diberikan


Ceftriaxon Inj 1 gram/12 jam, Ranitidin

inj. 50 mg/12 jam, Ketorolac Inj. 30 mg/8

lanjut, dapat menampakkan Onos Sign dan

jam, pasien dirawat selama 4 hari, dan

penurunan berat badan. Pada pasien diatas

direncanakan kontrol 5 hari kemudian di

terdapat gejala nyeri menelan, banyak

poli THT RSUP dr. Sardjito. Masalah pada

lendir di tenggorokan, rasa mengganjal di

pasien ini adalah komplikasi.

tenggorokan dan sulit menelan.6


Pemeriksaan X-ray sederhana
sebagai penunjang diagnostik terkadang

DISKUSI

sulit untuk mengidentifikasi adanya gigi


Benda asing merupakan salah satu
kejadian emergensi yang sering terjadi.
Adanya gigi palsu yang tertelan biasanya
terjadi karena ketidak sengajaan atau
kelalaian, dimana dapat terjadi pada saat
menelan atau ketika pasien lupa untuk
melepas gigi palsu pada saat tidur.
Penggunaan

gigi

menurunkan

sensasi

sedangkan

pada

palsu
di

juga

dapat

cavum

oris,

kelompok

geriatrik,

disebabkan karena kontrol motorik yang

palsu. Bahan dari gigi palsu dapat berasal


dari

bahan

dimana

akrilik

merupakan

(polimetilakrilat),
benda

radiolusen,

sedangkan pada bahan porselen terlihat


adanya bayangan pada foto polos. Adanya
bagian metal pada penyangga gigi palsu
dapat memudahkan dalam diagnosis. Pada
pasien dengan pemeriksaan foto rontgen
servikal AP/Lateral ditemukan gambaran
radioopaq setinggi vertebra thorakal 1
yang di curugai gigi palsu. yang telah

kurang baik atau hilangnya sensasi pada

dilaporkan diatas.8,9
Penanganan terhadap benda asing

daerah laringofaring.4,5
Diagnosis dari

di esofagus harus sesegera mungkin

adanya

corpus

alienum bukanlah hal yang mudah dan


terkadang membutuhkan alat diagnostik
yang canggih, namun, dengan anamnesis
dan pemeriksaan fisik yang baik, dapat
mengarahkan kita dalam diagnosis.5 Dari
anamnesis,

pasien

biasanya

akan

mengalami disfagia (92%) dan merasa


nyeri di daerah leher (60%). Gejala lain
dapat meliputi kesulitan menelan sekresi
ludah,

nyeri

tenggorokan,

odinofagia,

hipersalivasi, rasa penuh di retrosternal


dan regurgitasi makanan. Pada gejala

dilakukan. Penanganan yang segera dapat


mengurangi reaksi edematosa dan infeksi
mukosal serta resiko terjadinya nekrosis.
Benda asing yang tajam harus segera
mungkin diambil, sedangkan yang berupa
makanan dapat diobservasi dahulu untuk
memberikan kesempatan pada esofagus
melakukan peristaltik. Esofagoskopi kaku
(rigid esophagoskopy) dengan general
anesthesia merupakan tindakan pilihan
untuk kasus benda asing di esofagus.
Evakuasi pada kasus benda asing di

esofagus bertujuan untuk menghindari

dan akan menjadi sumber infeksi yang

komplikasi. Tindakan ini mutlak harus

dapat menimbulkan sepsis pada pasien. 8,9


Kerusakan dari N. Laringeus

dilakukan untuk memastikan esofagus


aman.10
Beberapa faktor yang dilaporkan

Rekuren dapat terjadi pada pasien dengan


corpal esophagus, kerusakan ini terjadi

mempengaruhi risiko komplikasi adalah

pada corpal yang setinggi arkus aorta,

benda asing tajam, benda asing dengan

dimana akan menimbulkan peradangan

diameter lebar, dan gejala yang berat.

hebat

Selain itu, usia lanjut, durasi impaksi yang

menimbulkan

lama, dan impaksi pada sfingter esofagus

tersebut. Manifestasi dari rusaknya saraf

atas

atas

tersebut adalah munculnya suara serak.

dilaporkan sebagai faktor prediktif terkait

Selain itu, komplikasi yang dapat terjadi

dengan komplikasi. Radiopacity tidak

adalah

signifikan terkait sebagai faktor risiko

pneumomediastinum, dan erosi aorta. Pada

untuk komplikasi. Pada pasien ini risiko

pasien ini untuk mencegah komplikasi

komplikasi dapat terjadi karena benda

lebih lanjut segera dilakukan tindakan

asing yang tajam. 11


Dampak dari gigi palsu yang

esofagoskopi rigid.10,12

tertelan dapat secara langsung melukai,

RINGKASAN

atau

kerongkongan

bagian

atau menimbulkan perforasi dan fistula.


Pada

komplikasi

lambat,

dapat

menimbulkan perforasi atau divertikulum


yang dapat menimbulkan fistula trakheo
esofageal. Jika sudah masuk kedalam usus,
dapat menimbulkan perforasi pada colon
sigmoid

atau

menimbulkan

fistula

enterokolon.5
Adanya gigi palsu yang tertelan
dapat menjadi media tumbuhnya kuman.
Beberapa

mikroba

yang

telah

teridentifikasi paling sering terdapat pada


gigi

palsu

adalah

Eschericia

Coli,

Pneumococcus, dan spesies Klebsiella.


Kuman-kuman

tersebut

dapat

menimbulkan reaksi inflamasi tambahan,

disekitarnya,

sehingga

penekanan

mediastinitis,

pada

akan
saraf

penumothorax,

Telah kami laporkan seorang lakilaki usia 32 tahun dengan diagnosis corpus
alienum gigi palsu di esofagus, dilakukan
esofagoskopi dan evakuasi corpus alienum
gigi palsu. Pasien dirawat selama 4 hari,
pasien direncanakan kontrol di poli THT
RSUP dr. Sardjito 5 hari kemudian.

DAFTAR PUSTAKA
1. Wright, C, Forrest T. Updates in
Pediatric Gastrointestinal Foreign
Bodies. Pediatr Clin N Am. 2013;
60 : 122139
2. Yunker WK, Friedman EM,.
Ingestion injuries and Foreign
Bodies in Aerodigestive Tract. In

Baley BJ & Johnson JT, Head &


Neck Surgery-Otolaryngology. 5th
edition. Lippincott Williams &
Wilkins. 2014:1399-1408
3. Asroel HA. Ekstraksi Benda Asing
di Bronkus dan Esofagus. Majalah
Kedokteran Nusantara Volume.
2007; 40:156-159
4. Jacquelyn, R.S., Dennis, J.K.,
Deepak, K.M.,Matthew, W.G.
(2016). Diagnosis of Pediatric
Foreign Body Ingestion: Clinical
Presentation,
Physical
Examination,
and
Radiologic
Findings. Annals of Otology,
Rhinology & Laryngology, 125(4),
342-350
5. Syed Hashmi, John Walter, Wendy
Smith, Sergios Latis. Swallowed
partial dentures. J R Soc Med
2004;97:7275.
6. Rajkumar
Yadav,
Gaurav
Mahajan,
Rajendra Mohan
Mathur. Denture plate foreign

body of esophagus. Ind J Thorac


Cardiovasc Surg 2008; 24: 191194
7. Robert P Sutcliffe, Ashish Rohatgi,
Matthew J Forshaw and Robert C
Mason. Recurrent laryngeal nerve
palsy due to impacted dental plate
in the thoracic oesophagus: case
report.
World
Journal
of
Emergency Surgery 2007, 2:30
8. Mohammed Saleh, Dulani Mendis.
Late Presentation of an Ingested
Partial Denture. International

Journal of Case Reports and


Images, Vol. 2, No. 7, July 2011.
ISSN [0976-3198]
9. Rishendran R. Naidoo And
Anunathan A. Reddi. Chronic
Retained Foreign Bodies in the
Esophagus. Ann Thorac Surg
2004;77:221820.
10. M Bini. Gastrointestinal Foreign
Bodies: Clinical Aspects and
Endoscopic Management. Journal
of Gastroenterology and Hepatology Research 2015; 4(3): 1524532
11. Sung, S.H.,, Jeon, S.W. (2011 ).
Factors predictive of risk for
complications in patients with
oesophageal foreign bodies.
Digestive and Liver Disease
Journal, 43, 632635
12. Rangga, M.S., Raji, V.S. (2014).
Emergency management of a
dental foreign body ingestion using
rigid esophagoscopy. Journal of
pierre fauchard academy. 28, 125128
13. Patrick,R.P. (2014). Removal and
management of esophageal foreign
bodies. Techniques in
Gastrointestinal Endoscopy
Journal,16, 3239

Anda mungkin juga menyukai