PEMBIMBING:
dr. Tenty, Sp. THT-KL, M.Kes
Disusun oleh:
Dennis Aditya
406162132
Benda asing di dalam telinga, hidung dan tenggorokan sering ditemukan pada
pelayanan kedokteran keluarga, terutama pada anak-anak. Benda asing yang sering
ditemukan adalah makanan, mainan plastik, dan barang-barang rumah tangga berukuran
kecil. Diagnosis sering tertunda akibat kejadian yang menyebabkan tidak di observasi, gejala
nonspesifik, dan pada pasien terjadi misdiagnosis. Benda asing pada telinga dan hidung dapat
dikeluarkan oleh tenaga medis terlatih dengan resiko komplikasi yang minimal. Metode
pengeluaran yang digunakan adalah menggunakan forceps, irigasi air, dan suction catheter.
Benda asing di dalam faring atau trakea merupakan kedaruratan medis dan memerlukan
konsultasi untuk operasi. Hasil radiografi cenderung normal. Endoskopi keras maupun lunak
dipertimbangkan untuk menentukan diagnosis dan untuk mengeluarkan benda asing. Tenaga
medis perulu memiliki kecurigaan yang tinggi kearah benda asing pada anak-anak dengan
gejala saluran napas atas yang tidak spesifik atau tidak jelas. Sangat penting untuk mengerti
antomi dan indikasi untuk merujuk ke subspesialis.
Hampir semua pasien dengan benda asing di dalam telinga, hidung dan tenggorokan
adalah anak-anak; dewasa dengan gangguan intelektual dan gangguan mental juga beresiko
tinggi. Biasanya, tenaga medis dapat mengeluarkan benda asing di tempat pemeriksaan
pasien. Pengeluaran benda asing yang berhasil bergantung pada beberapa faktor, termasuk
lokasi dari benda asing tersebut, jenis material apakah material mudah di genggam (lunak dan
irregular) atau material yang sulit di genggam (keras dan bulat), dan kooperasi pasien.
Kanal telinga luar menyempit pada perbatasan tulang rawan dan tulang keras (bony
cartilaginous junction). Benda asing pada bagian ini sulit dikeluarkan. Percobaan untuk
mengeluarkan benda asing dapat mendorong benda tersebut ke dalam kanan dan
menempatkannya pada bagian yang sempit yaitu perbataasan tulang rawan dan tulang keras.
Membran tempani dapat cedera akibat benda asing yang terdorong lebih jauh ke dalam kanan
atau oleh instrumen yang digunakan untuk proses pengeluaran benda asing. Visualisasi yang
adekuat, peralatan yang benar, pasien yang kooperatif, dan kemampuan dari tenaga medis
merupakan kunci keberhasilan pengeluaran benda asing.
Pada banyak kasus, pasien dengan benda asing pada telinga tidak memiliki gejala, dan
pada anak merupakan temuan yang tidak disengaja. Pasien yang lain dapat memiliki gejala
nyeri, gejala otitis media, penurunan pendengaran, atau rasa telinga penuh. Pada beberapa
seri kasus yang berfokus pada anak, penelitian menemukan bahwa 75% pasien dengan benda
asing dalam teling merupakan anak-anak dibawah 8 tahun. Tidak ditemukan penelitian yang
serupa pada orang dewasa.
Benda asing di dalam telinga yang sering ditemukan yaitu manik-manik, mainan
plastik, kerikil, dan kernel popcorn. Serangga ditemukan pada pasien berusia lebih dari 10
tahun. Ditemukan 30% pasien dengan mayoritas usia dibawah 7 tahun memerlukan anestesia
umum untuk memfasilitasi pengeluaran benda asing di dalam telinga. Benda asing yang dapat
di genggam (karet busa, kertas, material sayuran) mempunyai angka kesuksesan lebih tinggi
untuk dikeluarkan dengan visualisasi langsung. Sebaliknya, benda asing yang tidak sukar
digenggam (manik-manik, kerikil, kernel popcorn) mempunyai angka kesuksesan yang lebih
rendah dan berkaitan dengan lebih banyak komplikasi, yaitu laserasi kanal.
Terdapat banyak teknik untuk mengeluarkan benda asing di dalam telinga, dan pilihan
bergantung pada situasi klinis, tipe benda asing, dan keterampilan tenaga medis. Pilihan
berupa irigasi dengan air, penggunaan forceps( alligator forceps), serumen loops, right-angle
ball hooks, dan suction catheters. Serangga hidup dapat dibunuh dengan cepat mengguanakan
alkohol, 2% lydocain, atau minyak mineral ke dalam kanal telinga yang dilakukan sebelum
mengeluarkan benda asing tetapi tidak boleh dilakukan bila terdapat perforasi membran
timpani.
Irigasi harus dihindari pada pasien dengan baterai di dalam telinga dikarenakan
elektrisitas dan/atau konten dari baterai dapat mengakibatkan liquefaction tissue necrosis.
Aseton dapat digunakan untuk mengurai styrofoam atau untuk melunakkan cyanoacrylate
(superglue).
Percobaan pengeluaran pertama merupakan keadaan penting karena tingkat
keberhasilan menurun bila percobaan pertama gagal. Resiko komplikasi meningkat seiring
dengan banyaknya percobaan yang dilakukan. Pengeluaran benda asing biasanya terasa nyeri,
dapat mengakibatkan perdarahan yang membatasi visualisasi, dan dapat mendorong benda
asing lebih jauh kedalam kanal. Rujukan ke ototlaringologi dibutuhkan untuk pasien yang
membutuhkan sedasi atau anestesia. Indikasi untuk dirujuk termasuk pasien dengan trauma
pada kanal atau membran timpani, benda asing sulit di genggam dan terfiksir pada dua per
tiga dari kanal atau benda asing yang dicurigai telah menyentuh membran timpani, benda
asing dengan pinggiran yang tajam, atau percobaan pengeluaran yang gagal.
Benda asing dalam jumlah multiple jarang ditemukan, terutama pada anak-anak yang
lebih kecil. Semua lubang di kepala harus di periksa setelah pengeluaran benda asing dari
kanal telinga luar. Antibiotik drop untuk telinga diperlukan untuk pasien dengan otitis media
konkuren dan harus dipertimbangkan bila terjadi laserasi kanal atau adanya trauma.
Audiografi dipertimbangkan biila terjadi trauma pada membran timpani atau dicurigai adanya
penurunan pendengaran.
Percobaan pengeluaran dapat mendorong benda asing masuk lebih dalam ke kanal
hidung menuju faring, sehingga menyebabkan bahaya pada saluran napas. Sedasi tidak
dianjurkan karena dapat meningkatkan komplikasi dengan menurunkan refleks batuk.
Konsultasi harus dilakukan bila benda asing tidak dapat dikeluarkan atau sukar di
visualisasikan atau bila terdapat kecurigaan massa atau tumor.
Benda asing yang sering ditemukan pada tenggorokan adalah plastik, metal pins, biji-
bijian, kacang, tulang, koin, dan perlengkapan dental. Radiografi dapat membantu
melokalisasi koin, baterai kancing, dan benda radioopak lainnya, namun beberapa beda asing
pada laring seperti tulang ikan adalah radiolusen. Sehingga keputusan untuk dilakukannya
intervensi bedah harus berdasarkan riwayat pasien dan pemeriksaan fisik yang menunjukkan
kemungkinan adanya benda asing dibandingkan dengan radiografi.
Konsultasi dini disarankan untuk dilakukan karena benda asing di dalam faring sulit
di visualisasikan tan endoskopi keras atau lunak. Selain itu, percobaan pengambilan benda
asing sulit dilakukan karena adanya refleks muntah. Dikarenakan keharusan untuk proteksi
jalan napas, kebanyakan benda asing memerlukan intervensi dari otolaringologi dengan
sedasi dan pengambilan secara endoskopi. Komplikasi yang dapat terjadi adalah obstruksi
jalan napas, edema laring,dan terdorongnya benda asing pada ruang subglotik, esofagus, atau
trakea.