Anda di halaman 1dari 7

JOURNAL READING THT

FOREIGN BODIES IN EAR, NOSE, AND THROAT

PEMBIMBING:
dr. Tenty, Sp. THT-KL, M.Kes

Disusun oleh:
Dennis Aditya
406162132

KEPANITERAAN KLINIK FK UNTAR


ILMU TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIAWI
PERIODE 8 JANUARI 2018 – 10 FEBRUARI 2018
LEMBAR PENGESAHAN JOURNAL READING

FOREIGN BODIES IN EAR, NOSE, AND THROAT

Dipersiapkan dan disusun oleh:


Dennis Aditya – 406162132

Telah dipresentasikan tanggal: .................................

Pembimbing Journal Reading

dr. Tenty, Sp. THT-KL,M.Kes

Ciawi, Februari 2018

Bagian Ilmu Telinga Hidung Tenggorokan


Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
BENDA ASING DI DALAM TELINGA, HIDUNG, DAN TENGGOROKAN
FOREIGN BODIES IN THE EAR, NOSE, AND THROAT

Benda asing di dalam telinga, hidung dan tenggorokan sering ditemukan pada
pelayanan kedokteran keluarga, terutama pada anak-anak. Benda asing yang sering
ditemukan adalah makanan, mainan plastik, dan barang-barang rumah tangga berukuran
kecil. Diagnosis sering tertunda akibat kejadian yang menyebabkan tidak di observasi, gejala
nonspesifik, dan pada pasien terjadi misdiagnosis. Benda asing pada telinga dan hidung dapat
dikeluarkan oleh tenaga medis terlatih dengan resiko komplikasi yang minimal. Metode
pengeluaran yang digunakan adalah menggunakan forceps, irigasi air, dan suction catheter.
Benda asing di dalam faring atau trakea merupakan kedaruratan medis dan memerlukan
konsultasi untuk operasi. Hasil radiografi cenderung normal. Endoskopi keras maupun lunak
dipertimbangkan untuk menentukan diagnosis dan untuk mengeluarkan benda asing. Tenaga
medis perulu memiliki kecurigaan yang tinggi kearah benda asing pada anak-anak dengan
gejala saluran napas atas yang tidak spesifik atau tidak jelas. Sangat penting untuk mengerti
antomi dan indikasi untuk merujuk ke subspesialis.

Hampir semua pasien dengan benda asing di dalam telinga, hidung dan tenggorokan
adalah anak-anak; dewasa dengan gangguan intelektual dan gangguan mental juga beresiko
tinggi. Biasanya, tenaga medis dapat mengeluarkan benda asing di tempat pemeriksaan
pasien. Pengeluaran benda asing yang berhasil bergantung pada beberapa faktor, termasuk
lokasi dari benda asing tersebut, jenis material apakah material mudah di genggam (lunak dan
irregular) atau material yang sulit di genggam (keras dan bulat), dan kooperasi pasien.

Benda asing di dalam telinga


Kanal telinga luar terdiri dari tulang rawan dan tulang keras yang dilapisi lapisan
periosteum dan kulit. Bagian osseous merupakan bagian yang sangat sensitif akibat
kurangnya bantalan dari kulit yang berada diatas periosteum. Sehingga pengambilan benda
asing pada tempat ini menyebabkan rasa sakit yang lebih dibandingkan pada tempat yang
lain.

Kanal telinga luar menyempit pada perbatasan tulang rawan dan tulang keras (bony
cartilaginous junction). Benda asing pada bagian ini sulit dikeluarkan. Percobaan untuk
mengeluarkan benda asing dapat mendorong benda tersebut ke dalam kanan dan
menempatkannya pada bagian yang sempit yaitu perbataasan tulang rawan dan tulang keras.
Membran tempani dapat cedera akibat benda asing yang terdorong lebih jauh ke dalam kanan
atau oleh instrumen yang digunakan untuk proses pengeluaran benda asing. Visualisasi yang
adekuat, peralatan yang benar, pasien yang kooperatif, dan kemampuan dari tenaga medis
merupakan kunci keberhasilan pengeluaran benda asing.

Pada banyak kasus, pasien dengan benda asing pada telinga tidak memiliki gejala, dan
pada anak merupakan temuan yang tidak disengaja. Pasien yang lain dapat memiliki gejala
nyeri, gejala otitis media, penurunan pendengaran, atau rasa telinga penuh. Pada beberapa
seri kasus yang berfokus pada anak, penelitian menemukan bahwa 75% pasien dengan benda
asing dalam teling merupakan anak-anak dibawah 8 tahun. Tidak ditemukan penelitian yang
serupa pada orang dewasa.

Benda asing di dalam telinga yang sering ditemukan yaitu manik-manik, mainan
plastik, kerikil, dan kernel popcorn. Serangga ditemukan pada pasien berusia lebih dari 10
tahun. Ditemukan 30% pasien dengan mayoritas usia dibawah 7 tahun memerlukan anestesia
umum untuk memfasilitasi pengeluaran benda asing di dalam telinga. Benda asing yang dapat
di genggam (karet busa, kertas, material sayuran) mempunyai angka kesuksesan lebih tinggi
untuk dikeluarkan dengan visualisasi langsung. Sebaliknya, benda asing yang tidak sukar
digenggam (manik-manik, kerikil, kernel popcorn) mempunyai angka kesuksesan yang lebih
rendah dan berkaitan dengan lebih banyak komplikasi, yaitu laserasi kanal.

Terdapat banyak teknik untuk mengeluarkan benda asing di dalam telinga, dan pilihan
bergantung pada situasi klinis, tipe benda asing, dan keterampilan tenaga medis. Pilihan
berupa irigasi dengan air, penggunaan forceps( alligator forceps), serumen loops, right-angle
ball hooks, dan suction catheters. Serangga hidup dapat dibunuh dengan cepat mengguanakan
alkohol, 2% lydocain, atau minyak mineral ke dalam kanal telinga yang dilakukan sebelum
mengeluarkan benda asing tetapi tidak boleh dilakukan bila terdapat perforasi membran
timpani.

Irigasi harus dihindari pada pasien dengan baterai di dalam telinga dikarenakan
elektrisitas dan/atau konten dari baterai dapat mengakibatkan liquefaction tissue necrosis.
Aseton dapat digunakan untuk mengurai styrofoam atau untuk melunakkan cyanoacrylate
(superglue).
Percobaan pengeluaran pertama merupakan keadaan penting karena tingkat
keberhasilan menurun bila percobaan pertama gagal. Resiko komplikasi meningkat seiring
dengan banyaknya percobaan yang dilakukan. Pengeluaran benda asing biasanya terasa nyeri,
dapat mengakibatkan perdarahan yang membatasi visualisasi, dan dapat mendorong benda
asing lebih jauh kedalam kanal. Rujukan ke ototlaringologi dibutuhkan untuk pasien yang
membutuhkan sedasi atau anestesia. Indikasi untuk dirujuk termasuk pasien dengan trauma
pada kanal atau membran timpani, benda asing sulit di genggam dan terfiksir pada dua per
tiga dari kanal atau benda asing yang dicurigai telah menyentuh membran timpani, benda
asing dengan pinggiran yang tajam, atau percobaan pengeluaran yang gagal.

Benda asing dalam jumlah multiple jarang ditemukan, terutama pada anak-anak yang
lebih kecil. Semua lubang di kepala harus di periksa setelah pengeluaran benda asing dari
kanal telinga luar. Antibiotik drop untuk telinga diperlukan untuk pasien dengan otitis media
konkuren dan harus dipertimbangkan bila terjadi laserasi kanal atau adanya trauma.
Audiografi dipertimbangkan biila terjadi trauma pada membran timpani atau dicurigai adanya
penurunan pendengaran.

Benda asing di dalam hidung


Hidung memiliki 2 buah fossa nasal yang dipisahkan oleh septum vertikal dan dibagi
lagi menjadi 3 jalur oleh turbinasu nasal. Benda asing di dalam hidung cenderung terletak
pada dinding bawah jalaur nasal, tepat dibawah turbinasi inferior, atau di atas fossa nasal
anterior sampai ke turbinasi tengah. Kebanyakan benda asing dala hidung dapat dikeluarkan
dengan mudah pada tempat pemeriksaan pasien atau pada departemen emergensi. Pasien
datang dengan cairan keluar dari hidung unilateral dan berbau. Benda asing yang sering
ditemukan adalah manik-manik, kancing, bagian dari mainan, kerikil, candle wax, makanan,
kertas, dan baterai kancing.

Sebelum dilakukan pengeluaran benda asing, 0,5% phenylephrine dapat digunakan


untuk mengurangi edema mukosa dan lidokain topikal dapat digunakan untuk analgesia.
Teknik menggunakan pengeluaran dengan visualisasi langsung menggunakan forceps, curves
hooks, cerumen loops, atau suction catheters. Sebagai tambahan, pengeluaran yang berhasil
dapat menggunakan balloon tip catheter yang tipis dan telah dilubrikasi melewati benda asing
lalu balon dikembangkan dan kemudian kateter dapat ditarik keluar yang mendorong benda
asing keluar.
Pasien dapat mengeluarkan benda asing dengan cara meniup hidung sembari menutup
lubang hidung yang sehat. Bila cara ini gagal, atau bila benda asing di dalam hidung terdapat
pada anak kecil yang tidak kooperatif, ventilasi tekanan positif dapat dilakukan melalui mulut
pasien. Pada teknik ini, orang tua menutup mulut anak dengan mulutnya, menutup lubang
hidung yang sehat, kemudian meniup mulut anak tersebut dengan lembut. Walaupun anak
akan secara refleks menutup glotis untuk melindungi paru-paru dari tekanan, orang tua tetap
tidak bileh memberikan napas dengan volume yang besar atau tekanan kuat.

Barotrauma pada telinga merupakan resiko teoritikal pada pemberian ventilasi


tekanan positif namun komplikasi ini belum pernah dilaporkan. Tekanan positif dapat pula
dilakukan menggunakan ambu bag atau melalui hidung menggunakan oksigen tubing. Baterai
kancing harus dikeluarkan dengan segera dari hidung sebab dapat mengakibatkan nekrosis
lkuefaksi pada jaringan sekitar.

Percobaan pengeluaran dapat mendorong benda asing masuk lebih dalam ke kanal
hidung menuju faring, sehingga menyebabkan bahaya pada saluran napas. Sedasi tidak
dianjurkan karena dapat meningkatkan komplikasi dengan menurunkan refleks batuk.
Konsultasi harus dilakukan bila benda asing tidak dapat dikeluarkan atau sukar di
visualisasikan atau bila terdapat kecurigaan massa atau tumor.

Benda asing di dalam tenggorokan


Tenggorokan (faring) terikat secara superior dengan tengkorak bagian bawah
(nasofaring) dan secara inferior oleh kartilago cricoid/ batas inferior vertebra C6
(hypofaring). Hipofaring terdiri dari laring dan jalur masuk atas dari trakea dan esofagus.
Semua benda asing pada faring merupakan kegawatdaruratan medis yang memerlukan
proteksi jalan napas. Karena obstruksi komplit saluran napas atas sering terjadi pada saat
aspirasi dan mengakibatkan respiratory distress, makan intervensi emergensi adalah esensial.
Benda asing yang sering menyebabkan obstruksi pada anak adalah balon, plastik, makanan.
Pasien dengan benda asing nonobstuksi atau obstruksi partial biasanya datang dengan riwayat
tersedak, disfagia, odinofagia, atau disfonia. Benda asing dalam faring juga harus dicurigai
pada pasien dengan batuk yang tidak terdiagnosa, stridor, dan suara serak.
Orang tua dan pengasuh anak dengan obstruksi jalan nafaas partial harus ditanyakan
apakah ada tersedak dan aspirasi terjadi. Diagnosis terkomplikasi oleh presentasi yang
tertunda. Penelitian menemukan bahwa benda asing di dalam tenggorakan sering kali salah
diagnosis dan diobati sebagai croup. Tenaga medis harus memiliki kecurigaan yang besar
pada pasien dengan gejala saluran napas atas yang tidak jelas, terutama pada anak dengan
riwayat tersedak.

Benda asing yang sering ditemukan pada tenggorokan adalah plastik, metal pins, biji-
bijian, kacang, tulang, koin, dan perlengkapan dental. Radiografi dapat membantu
melokalisasi koin, baterai kancing, dan benda radioopak lainnya, namun beberapa beda asing
pada laring seperti tulang ikan adalah radiolusen. Sehingga keputusan untuk dilakukannya
intervensi bedah harus berdasarkan riwayat pasien dan pemeriksaan fisik yang menunjukkan
kemungkinan adanya benda asing dibandingkan dengan radiografi.

Konsultasi dini disarankan untuk dilakukan karena benda asing di dalam faring sulit
di visualisasikan tan endoskopi keras atau lunak. Selain itu, percobaan pengambilan benda
asing sulit dilakukan karena adanya refleks muntah. Dikarenakan keharusan untuk proteksi
jalan napas, kebanyakan benda asing memerlukan intervensi dari otolaringologi dengan
sedasi dan pengambilan secara endoskopi. Komplikasi yang dapat terjadi adalah obstruksi
jalan napas, edema laring,dan terdorongnya benda asing pada ruang subglotik, esofagus, atau
trakea.

Anda mungkin juga menyukai