Anda di halaman 1dari 12

ESTRAKSI SERUMEN DAN CORPUS ALINEUM

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Mahasiswa mampu mengidentifikasi pasien dengan serumen, corpus alienum
telinga
Dan hidung serta dapat melakukan tindakan dan terapi.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Mampu melakukan tindakan ekstraksi serumen dengan baik dan benar
Mahasiswa mampu melakukan ekstraksi corpus alienum telinga.
Mahasiswa mampu melakukan ekstraksi corpus alienum hidung

B. BAHAN DAN ALAT


Alat dan Bahan :
1. Meja dan kursi periksa
2. Lampu kepala
3. Spekulum
4. Otoskop
5. Forcep cunam/forcep aligator
6. Manekin hidung dan telinga
7. Pinset berujung lancip/pinset bayonet
8. Pengait ujung tumpul/haak
9. cunam nortman

1 3 5

2 4

1. Forceps aligator,2. pinset bayonet, 3. spekulum hidung, 5. pengait ujung tumpul


6. Cunam nortman
C. DASAR TEORI
SERUMEN
Serumen adalah sekret kelenjar sebasea dan apokrin yang terdapat pada bagian
kartilaginosa liang telinga. Ada dua tipe dasar, yaitu ”basah” dan ”kering”. Pola
pewarisannya bersifat autosomal (Matsunaga,1962), diman atipe basah bersifat
dominan.
Serumen diketahui memiliki fungsi proteksi. Dapat berfungsi sebagai sarana
pengangkut debris epitel kontaminan untuk dikeluarkan dari membrana timpani.
Serumen juga berfungsi sebaga pelumas, dapat mencegah kekeringan, dan
pembentukan fisura pada epidermis. Penelitian menunjukkan bahwa serumen basah
maupun kering memiliki efek bakterisidal yang sama. Efek penghambat atau
baktrisidal diduga berasal dari komponen asam lemak, lisozim, dan immunoglobulin
dalam serumen.
Kumpulan serumen yang berlebih bukanlah suatu penyakit. Sebagian orang
menghasilkan banyak serumen seperti halnya sebagian orang lebih banyak
berkeringat dibanding yang lain. Pada sebagian orang, serumen dapat mengeras dan
membentuk sumbat yang padat. Pada orang lain, sejumlah besar serumen dengan
konsistensi seperti mentega dapat menyumbat liang telinga. Pasien mungkin
merasakan telinganya tersumbat atau tertekan. Bila suatu sumbat serumen yang padat
menjadi lembab, misalnya setelah mandi, maka sumbat tersebut dapat mengembang
dan menyebabkan gangguan pendengaran sementara.
Pada orang tua, serumen cenderung lebih kering oleh karena atrofi fisiologis
dari kelenjar apokrin yang diikuti berkurangnya komponen keringat dari serumen.
Lagipula khususnya pada orang tua, sumbatan liang telinga mungkin tidak hanya
karena serumen namun karena tumbukan debris epitel. Karena bagian tersempit dari
liang telinga terletak di tengah, pemakaian lidi kapas dapat mendorong serumen ke
ismus yang sempit dn menempel pada membran timpani, sehingga akan sukar dan
sakit bila dikeluarkan.
Beberapa metode tersedia untuk mengangkat serumen. Serumen biasanya
diangkat dengan sebuah kuret di bawah pengamatan (inspeksi) langsung. Perlu
ditekankan di sini pentingnya pengamatan dan paparan yang memadai. Umumnya
kedua faktor tersebut paling baik dicapai dengan penerangan cermin kepala dan suatu
spekulum sederhana. Irigasi dengan air menggunakan spoeit logam khusus juga sering
dilakukan. Irigasi dilakukan dengan cara menarik aurikula ke arah atas belakang
untuk meluruskan liang telinga, kemudian air dengan suhu tubuh dialirkan dengan
arah posterosuperior agar dapat lewat di antara massa serumen dengan dinding
belakang liang telinga. Namun pada sejumlah kasus, meskipun irigasi telah dilakukan
beberapa kali, pasien masih saja mengeluhkan telinga yang tersumbat dan pada
pemeriksaan masih terdapat sumbatan yang besar. Pada kasus demikian, kadang-
kadang dilakukan pengisapan. Forsep aligator tipe Hartmann juga brguna pad
asumbat yang keras. Dalam melakukan irigasi perlu berhati-hati agar tidak merusak
membran timpani. Jika tidak dapat memastikan keutuhan membran timpani,
sebaiknya irigasi tidak dilakukan.
Adakalanya pasien dipulangkan dan diinstruksikan memakai tetes telinga untuk waktu
singkat. Tetes telinga yang dapat digunakan antara lain minyak mineral,

CORPUS ALIENUM TELINGA


Benda asing (corpus alienum) yang berada di liang telinga bervariasi sekali. Lebih
sering terjadi pada anak tetapi dapat pula terjadi pada dewasa. Bisa berupa benda
mati, benda hidup, binatang, komponen tumbuhan dan mineral. Kacang hijau, manik,
mainan, baterai jam tangan, dan karet penghapus banyak ditemukan pada pasien anak-
anak. Pasien dewasa seringkali berupa potongan korek api dan binatang, seperti
kecoa, semut, dan nyamuk.
Beberapa faktor penyulit pengeluaran benda asing dari liang telinga, yaitu:
 Tidak kooperatif
Pasien yang tidak kooperatif terutama anak-anak berisiko dan berpotensi besar
terjadi kerusakan gendang telinga dan struktur telinga tengah lainnya pada
penanganan yang tidak hatihati.

 Edema
Edema liang telinga yang disebabkan trauma dapat menghambat pengeluaran
benda asing (corpus alienum).
 Benda hidup
  Benda organik
Benda organik akan membesar bila kita membiarkannya lama dan kondisi lembab di
liang telinga.
  Kegagalan.
Usaha yang gagal dapat mendorong benda asing (corpus alienum) lebih ke dalam
liang telinga.
Usaha mengeluarkan benda asing seringkali malah mendorongnya lebih ke dalam.
Mengeluarkan benda asing haruslah hati-hati. Bila kurang hati-hati atau bila pasien
tidak kooperatif, beresiko trauma yang merusak membran timpani atau struktur
telinga tengah. Anak harus dipegang sedemikian rupa sehingga tubuh dan kepala tidak
dapat bergerak bebas.Bila masih hidup, binatang di liang telinga harus dimatikan
lebih dahulu dengan memasukkan tampon basah keling telinga lau meneteskan cairan
(misalnya rivanol atau obat anestesi lokal) lebih kurang 10 menit. Setelah binatang
mati, dikeluarkan dengan pinset atau diirigasi dengan air bersih yang hangat.Benda
asing berupa baterai jam tangan, sebaiknya jangan dibasahi mengingat efek korosif
yang ditimbulkan. Benda asing yang besar dapat ditarik dengan pengait serumen,
sedangkan yang kecil diambil dengan cunam atau oinset berujung lancip.

Kontraindikasi relatif, yaitu apabila pasien tidak kooperatif. Jika kontraindikasi relatif
ada, maka pasien dirujuk ke dokter spesialis THT.

Komplikasi:
 Otitis eksterna (radang telinga luar)
 Otitis media jika corpus alienum menimbulkan perforasi spontan
 Kerusakan telinga tengah dan telinga dalam
Teknik pengeluaran benda asing dari liang telinga, antara lain:
  Benda hidup.
Harus dimatikan terlebih dahulu sebelum kita keluarkannya. Masukkan
tampon basah ke dalam liang telinga lalu tetesi cairan, misalnya larutan
rivanol dan biarkan selama 10 menit.
  Tidak kooperatif. Pegang kepala anak. Anestesi umum dapat kita lakukan
pada kasus tertentu.

Cara memegang kepala anak


 Irigasi. Gunakan air bersih yang sesuai suhu tubuh.
 Pinset.

Cara Pengambilan dengan menggunakan pinset

 Kapas yang terpilin.


 Pengait serumen. Gunakan untuk mengeluarkan benda asing (corpus
alienum) yang besar.

Cara Menggunakan Pengait Serumen

Cunam atau pengait. Gunakan pada benda asing (corpus alienum) yang kecil.
Penanganan serumen obturan. Serumen dapat diambil langsung dengan hook
extraction atau diirigasi lebih dahulu. Jika serumen keras dapat ditetesi dengan
tetes nitrogliserin atau minyak zaitun (oleum olivarum) selama beberapa hari agar
serumen melunak sehingga mudah diekstraksi.
Cara Irigasi Telinga
Telinga diirigasi dengan air bersih non bakteriologis pada suhu 37º C sama dengan
suhu tubuh agar tidak terjadi trauma fisik dengan menggunakan syringe telinga
dengan kanula tumpul. Air hanyalah diarahkan ke posterosuperior agar tidak
mengenai membrane timpani secara langsung. Setelah irigasi harus diikuti dengan
evaluasi, yaitu pemeriksaan otoskopi ulang

CORPUS ALIENUM HIDUNG


Corpus alienum pada hidung sering terjadi pada anak-anak yang suka memasukkan
benda-benda apa saja ke dalam lubang hidung, seperti biji kacang, jagung, dan
benda lain yang luput dari perhatian orang tua. Jika benda yang masuk agak ringan
maka anak dapat disuruh mengeluarkan sendiri seperti mengeluarkan ingus tapi ini
bisa dilakukan kalau anaknya sudah mengerti atau sudah besar dan tidak cengeng.
Gejala yang paling sering adalah hidung tersumbat, rinore unilateral dengan cairan
kental dan berbau. Kadang-kadang terdapat rasa nyeri, demam, epistaksis, dan
bersin.
Pada pemeriksaan, tampak edema dengan inflamasi mukosa hidung unilateral dan
dapat terjadi ulserasi serta ditenukan rinolith. Benda asing biasanya tertutup oleh
mukopus, sehingga disangka sinusitis. Jika demikian, dalam menghisap mukopus
haruslah hati-hati supaya benda asing itu tidak terdorong ke arah nasofaring yang
kemudian dapat masuk ke laring, trakea dan bronkus. Benda asing, seperti karet
busa, sangat cepat menimbulkan sekret yang berbau busuk.

Mengeluarkan benda asing dari lubang hidung dapat dilakukan namun sangat
tergantung apakah anak dapat diajak kerja sama atau tidak, kalau benda asingnya
masih dapat terlihat maka berarti belum jauh kedalam. Posisi anak dalam pangkuan
seseorang yang seperti memeluk kedua tangan dipegang dan seorang lagi
memegang kepala anak dengan muka agak didongakkan jadi dokter atau perawat
bisa mengintip kedalam lubang hidung dan memasukkan pengait untuk menarik
benda yang masuk ke lubang hidung. Pemilihan alat tergantung jenis benda
asingnya. Jika terjadi kegagalan maka rujuklah ke dokter spesialis THT.

Cara Memegang anak untuk pengambilan corpus di hidung

Komplikasi yang mungkin terjadi, diantaranya:


 Sinusitis
 Aspirasi
Pengeluaran benda asing dari hidung adalah dengan menggunakan pengait (haak)
yang dimasukkan ke dalam hidung bagian atas, menyusuri atap kavum nasi sampai
menyentuh nasofaring. Setelah itu pengait diturunkan sedikit dan ditarik ke depan.
Dengan cara tersebut, benda asing akan terbawa keluar. Dapat pula menggunakan
cunam Nortman atau “wire loop”.

Cunam nortman

Cara pengambilan Corpus di hidung dengan cunam hartman


Teknik pengambilan corpus di hidung drngan Forceps

Penanganan yang salah bila mendorong benda asing dari hidung ke arah nasofaring
dengan maksud supaya masuk ke dalam mulut. Dengan cara tersebut, benda asing
dapat terus masuk ke laring dan saluran napas bagian bawah yang menyebabkan
sesak napas, sehingga menimbulkan keadaan yang gawat.
Setelah dilakukan ekstraksi dilakukan evaluasi ulang dan apakah ada komplikasi
akibat tindakan yang dilakukan.
Pemberian antibiotik sistemik selama 5 – 7 hari hanya diberikan pada kasus benda
asing yang telah menimbulkan infeksi hidung maupun sinus.
DAFTAR TILIK
EKSTRAKSI SERUMEN , CORPUS DI TELINGA DAN HIDUNG

Petunjuk : Berilah nilai pada kotak yang sesuai. Nilai 0 bila tidak dilakukan, nilai 1
bila dilakukan tapi belum memuaskan dan nilai 2 bila memuaskan

SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Menerangkan cara dan tujuan pemeriksaan
2 Menyiapkan alat yang akan digunakan untuk
pemeriksaan
3 Mengatur posisi duduk dengan pasien
4 Mengatur posisi lampu kepala di kepala
5 Mengatur fokus cahaya lampu kepala
Ekstraksi Serumen dan Corpus Telinga
6 Otoskopi
Melakukan pemilihan spekulum telinga yang tepat
7 Memegang dan memposisikan daun telinga yang akan
diperiksa
8 Mengarahkan sorotan lampu kepala ke dalam liang
telinga
9 Menilai keadaan liang telinga
10 Memasukan spekulum telinga ke dalam liang telinga
11 Menilai keadaan gendang telinga dan apakah terdapat
serumen atau corpus ?
12 Mengeluarkan spekulum telinga dari dalam liang
telinga
13 Lakukan ekstraksi serumen :
a. Bila serumen cair : gunakan aplikator kapas.
- ambil kapas secukupnya, letakkan di ujung
jari telunjuk.
- Letakkan apliaktor di atas kapas kira-kira 1/3
bagian bawah kapas
- Kapas dilipat 2 samap membungkus aplikator
- Jepit kapas dengan ujung jari telunjuk dan ibu
jari, sambil aplikator di putar ke arah jarum
jam. Ujung aplikator harus terbungkus erat
dengan kapas.
- Lakukan pengecekan apakah ujung aplikator
yang tajam tidak melampaui ujung kapas.
- Lakukan pengecekan apakah ujung aplikator
yang tajam tidak melampaui ujung kapas
- Lewatkan aplikator kapas di api bunsen.
- Bersihkan serumen dengan memasukkan
aplikator ke liang telinga kira-kira 1 ½ cm – 2
cm, sampai bersih
b. Bila serumen lunak, gunakan serumen spoon :
- Serumen spoon dimasukkan dari arah superior
dengan posisi spoon menghadap ke bawah.
- Serumen ditarik dari dalam ke luar sampai
bersih.
- Cek kembali bila masih ada yang tersisa
dilakukan pembersihan kembali dengan
menggunakan aplikator kapas.
c. Bila serumen keras (bila memungkinkan) :
gunakan serumen hook
- Masukan hook secara melintang di antara
serumen dengan meatus dari arah posterior
- Setelah kira-kira hook melewati serumen 1-2
mm, alat hook di putar sehingga serumen
keluar dari liang telinga
- Evaluasi liang tulinya apakah ada tanda-tanda
peradangan atau tidak. Bila ada beri tampon
burowi. Bila tidak bersihkan kembali dengan
aplikator kapas.
d. Bila serumen keras tidak memungkinkan
diekstraksi :
- Tetesi serumen dengan pelunak serumen
(karbogliserin/waxel) selama 2 – 3 hari hingga
kotoran lunak.
- Setelah lunak, serumen dikeluarkan dengan
cara di bilas (spooling) air hangat (sesuai suhu
tubuh)\
e. Bila terdapat corpus , lakukanEkstraksi corpus
alienum dengan menggunakan alat yang sesuai.
B. Esktraksi Corpus Hidung
14
Melakukan pemilihan spekulum hidung yang tepat
15 Memegang dan memasukkan spekulum hidung ke
dalam rongga hidung
16 Mengarahkan sorotan lampu kepala ke dalam rongga
hidung
17 Mengidentifikasi secara pasti benda yang terdapat pada
cavum nasi .
18 Melakukan tindakan ekstraksi benda asing dengan
menggunakan alat yang benar
19 Apabila terdapat perdarah post ekstrtaksi lakukan
tampon hidung dengan kapas gulung
DAFTAR PUSTAKA
1) Sosialisman H. Kelainan telinga luar dalam buku ajar ilmu kesehatan telinga,
hidung, tenggorok, kepala & leher. Edisi ke-6. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2007.
2) Tamin S. Benda asing saluran napas dan cerna. Satelit Simposium Penanganan
Mutakhir Kasus Telinga Hidung Tenggorok, 2001.
3) Kurnaedi W, Purwanto B. Benda asing pada bronkus. Dalam: Kumpulan naskah
ilmiah kongres nasional XII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro;
1999.
4) Boies HA. Buku ajar penyakit THT. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 1997.

Anda mungkin juga menyukai