Anda di halaman 1dari 18

SERUMEN OBSTURAN

dan
BENDA ASING di TELINGA

Arina F. Arifin
2019
SERUMEN OBSTURAN
Masalah Kesehatan
• Hasil produksi kel.sebasea, kel.seruminosa,
epitel kulit yg terlepas & partikel debu yg
terdpt pd bag.kartilaginosa liang telinga

• Bila serumen ini berlebihan, maka dpt


membentuk gumpalan yg menumpuk di liang
telinga dikenal dgn serumen obsturan
Gejala Klinis
• Pendengaran berkurang (tuli konduktif)
• Rasa penuh ditelinga
• Tinitus
• Rasa nyeri ( serumen keras membatu &
menekan dinding MAE)
Faktor Resiko
• Dermatitis kronik liang telinga
• Liang telinga sempit
• Produksi serumen banyak & kering
• Adanya benda asing di MAE
• Kebiasaan mengorek telinga
Pemeriksaan Fisik
• Pem. Otoskopi :
Adanya obstruksi liang telinga o/material yg
berwarna kuning kecoklatan atau kehitaman
• Pem. Penala :
Dapat ditemukan tuli konduktif akibat
sumbatan serumen
Diagnosa Klinis
Ditegakkan berdasarkan Diagnosa Banding
anamnesis & pem.fisis Benda asing di liang telinga

Komplikasi
Trauma pd liang telinga atau membran
timpani saat mengeluarkan serumen
Penatalaksanaan
• Menghindari membersihkan telinga secara berlebihan
• Menghindari memasukkan air atau apapun ke dlm telinga
• Farmakoterapi :
- serumen lembek, dibersihkan dgn kapas pelilit
- serumen keras, dilunakkan dgn karbogliserin 10% slm 3
hari, dibersihkan pengait atau kuret
- serumen profunda, dibersihkan dgn mengalirkan (irigasi)
air hangat yg suhunya disesuaikan dgn suhu tubuh
• Dianjurkan, serumen dikeluarkan 6-12 bulan sekali
BENDA ASING DI TELINGA
Masalah Kesehatan
 Merupakan masalah yang sering ditemukan oleh dokter THT,
dokter anak dan dokter layanan primer terutama di pelayanan
gawat darurat.
 Benda asing yang ditemukan di liang telinga dapat sangat
bervariasi, baik berupa benda mati atau benda hidup, seperti
binatang, komponen tumbuh-tumbuhan, atau mineral.
 Salah satu kasus gawat darurat yang utama. Kejadian tersering
adalah pada telinga bagian luar. Jika tidak ditatalaksana
dengan baik, maka dapat menyebabkan berbagai macam
komplikasi seperti perforasi membran timpani, gangguan
pendengaran dan edema pada liang telinga.
Epidemiologi
 Benda asing di telinga merupakan kasus yang
sering ditemukan pada instalasi gawat darurat
THT.
 Insidennya mencapai 11% untuk semua kasus
benda asing termasuk di hidung dan tenggorok.
 Benda asing di liang telinga paling sering terjadi
pada anak usia < 5 tahun, sedangkan pada
dewasa lebih jarang terjadi
Etiopatogenesis

• Dapat berupa benda mati organik dan non organik, atau benda hidup.
• Pada anak kecil sering ditemukan kacang hijau, manik, mainan, karet
penghapus dan terkadang baterai.
• Pada orang dewasa yang relatif sering ditemukan adalah kapas cotton
bud yang tertinggal, potongan korek api, patahan pensil, kadang-kadang
ditemukan serangga kecil seperti kecoa, semut atau nyamuk.
• Faktor-faktor yang berperan dalam masuknya benda asing di liang
telinga adalah keinginan untuk mengeksplorasi rongga-rongga tubuh
(orifisium) terutama pada anak (akibat kurangnya pengawasan orang
tua), rasa ingin tahu (curiosity), iritasi karena otalgia, ketertarikan pada
benda-benda kecil, keinginan untuk bersenang-senang (fun
making). Sementara pada dewasa biasanya disebabkan karena
kecelakaan/ ketidaksengajaan atau karena gangguan jiwa.
Gejala Klinis
• Pasien dewasa pada umumnya dapat mengatakan
kepada pemeriksa bahwa ada sesuatu dalam telinganya.
• Pada anak, berdasarkan usianya, mungkin dapat
mengetahui bahwa ada benda asing dalam telinganya
atau muncul dengan keluhan nyeri telinga atau telinga
berair. Pasien mungkin dapat merasakan
ketidaknyamanan dan keluhan mual atau muntah jika
ada serangga yang hidup di liang telinga. Gejala lainnya
dapat berupa gangguan pendengaran atau rasa penuh di
liang telinga.
Pemeriksaan Fisis
• Dapat bervariasi tergantung benda dan lama waktu benda tersebut sudah berada
di liang telinga.
• Benda asing yang baru saja masuk ke dalam telinga biasanya muncul tanpa kelainan
selain adanya benda asing tersebut yang terlihat secara langsung atau dengan
otoskopi.
• Nyeri atau perdarahan dapat terjadi pada benda yang melukai liang telinga atau
jika terjadi ruptur membran timpani, atau akibat usaha pasien yang memaksakan
pengeluaran benda tersebut.
• Jika sudah terlambat, dapat ditemukan eritema, pembengkakan dan sekret berbau
dalam liang telinga. Serangga dapat merusak liang telinga atau membran timpani
melalui gigitan atau sengatan
Penatalaksanaan
(Metode Ekstraksi)
• Banyak teknik untuk tatalaksana benda asing ditelinga yang tersedia, dan pilihan tergantung
pada situasi klinis, jenis benda asing yang dicurigai, dan pengalaman dokter. Pilihan meliputi
irigasi air, forsep pengangkat (misal: forsep alligator), loopcerumen, right-angle ball hooks, dan
kateter hisap.
• Serangga hidup dapat dibunuh cepat dengan menanamkan minyak mineral ke liang. Hal ini
sebaiknya dilakukan sebelum pengangkatan, tetapi tidak boleh digunakan jika membran
timpani mengalami perforasi.
• Benda asing berbentuk bulat tidak dapat diangkat dengan forsep. Metode ini menimbulkan
rasa nyeri dan dapat mengakibatkan laserasi di liang telinga dan benda asing masuk lebih
dalam sehingga membutuhkan bius umum untuk mengangkatnya. Teknik irigasi dapat
dilakukan untuk benda yang kecil dan dekat dengan membran timpani.
• Tindakan pertama untuk mengangkat benda asing sangat penting karena angka keberhasilan
dapat berkurang jika tindakan pertama gagal. Selain itu, komplikasi akan meningkat jika
pengangkatan berulangkali gagal.
• Pada saat pengangkatan sering dirasakan nyeri, dan dapat menyebabkan perdarahan yang
menyebabkan keterbatasan visualisasi. Oleh sebab itu kadang diperlukan sedasi atau anestesi.
Indikasi lainnya meliputi pasien yang mengalami trauma pada membran timpani, benda asing
yang melekat kuat pada 2/3 medial liang telinga atau yang dicurigai menyentuh membran
timpani, benda asing dengan pinggir yang tajam (seperti pecahan kaca) atau kegagalan
pengangkatan yang berulang-ulang.
DIAGNOSIS
 Ditegakkan dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
 Tidak ada pemeriksaan laboratorium
ataupun radiologi yang
direkomendasikan sebagai
pemeriksaan penunjang. DIAGNOSIS BANDING
 Pemeriksaan fisik adalah alat
diagnostik yang utama. Otoskop
dapat digunakan sambil menarik
• Abrasi liang telinga
pinna ke arah posterosuperior.  • Serumen impaction
 Pada pasien yang dicurigai terdapat
gangguan pendengaran dapat
• Hematoma
dilakukan pemeriksaan audiometri • Otitis eksterna
nada murni.
 CT scan dapat dilakukan untuk • Tumor
menentukan lokasi dan komplikasi • Perforasi membran timpani
akibat benda asing.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai