Anda di halaman 1dari 25

Laporan Kasus

BENDA ASING DI LIANG TELINGA

Oleh:

Nadiah Yamanza Ardini


NIM. 1808437049

Pembimbing :
dr. Ariman Syukri, Sp.THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN


ILMU TELINGA HIDUNG TENGGOROK - KEPALA LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU
2019
1

BENDA ASING DI LIANG TELINGA

I. DEFINISI

Benda asing dalam suatu organ adalah benda yang seharusnya tidak
ditemukan dalam suatu organ yang berasal dari luar tubuh atau dalam tubuh.
Benda asing diliang telinga dapat bervariasi, baik berupa benda mati, binatang,
komponen tumbuh-tumbuhan atau mineral.1 Sampai saat ini, benda asing
merupakan kasus gawat darurat yang utama, hal ini akan menimbulkan bahaya
jika tidak segera dilakukan tindakan medis.2

II. ANATOMI TELINGA LUAR


Secara antomi, telinga dibagi atas tiga bagian yaitu: telinga luar, telinga
tengah dan telinga dalam, yang berfungsi untuk pendengaran dan keseimbangan.
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna auricula/auricle) dan liang telinga
(canalis auditorius externus) sampai membran timpani( gambar 1).1,3

Gambar 1. Anatomi kanalis akustikus eksterna1

Aurikula terdiri atas tulang rawan elastin dan kulit. Bagian-bagian daun
telinga yaitu, lobulus aurikula, heliks, anti heliks, crus helix, crus antihelix, tragus,
2

dan antitragus. Pinna aurikula mempunyai otot intrinsik dan ektrinsik yang
dipersarafi oleh nervus fasialis.3
Kanalis akustikus eksterna (liang telinga) merupakan saluran yang berkelok
menghubungkan pinna aurikula dengan membran timpani. Pada orang dewasa
panjangnya 2,5 cm ( 1/3 proksimal memiliki kerangka tulang rawan dan 2/3 distal
memiliki kerangka tulang sejati). Liang telinga terdapat tiga mekanisme
pertahanan pelindung yaitu tragus dan antitragus, kulit dengan lapisan serumen
dan istmus. Saluran telinga mengandung rambut-rambut halus dan kelenjar
sebasea. Rambut-rambut halus berfungsi sebgai pelindung lorong telinga dari
kotoran, debu dan serangga. Kelenjar serumenosa berfungsi menghasilkan
serumen. Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar serumen, epitel
kulit yang terlepas dan partikel debu.1,3
Aurikula dan kanalis akustikus eksternus menerima perdarahan dari arteri
temporalis superfisialis dan cabang aurikularis posterior yang merupakan cabang
dari arteri karotis eksterna. Aliran vena dari aurikula dan meatus yaitu melalui
vena temporalis superfisialis dan vena aurikularis posterior. Persarafan sensorik
ke aurikula dan kanalis akustikus berasal dari nervus auriculotemporalis dan
nervus vagus.3

III. ETIOLOGI
Faktor penyebab adanya benda asing di liang telinga adalah:
1. Faktor kesengajaan, sering terjadi pada anak, karena memasukkan benda
asing ke liang telinga dengan sengaja dapat berupa biji-bijian, manik, krikil,
karet penghapus, dan terkadang baterai.1
2. Faktor kecerobohan, sering terjadi pada orang dewasa, ditemukannya kapas
cotton bud yang tertinggal, potongan korek api, patahan pensil, serangga
kecil seperti kecoa, semut, atau nyamuk.1

IV. PATOFISIOLOGI
Proses masuknya benda asing ke liang telinga dapat terjadi karena faktor
kesengajaan dan faktor kecerobohan, yang akan menimbulkan perasaan telinga
tersumbat, sehingga akan timbul usaha untuk mengeluarkan benda dari liang
3

telinga. Tindakan tersebut sering menyebabkan benda asing semakin terdorong ke


dalam telinga sehingga akan timbul komplikasi.1

V. MANIFESTASI KLINIS
Benda asing di liang telinga dapat menyebabkan penurunan pendengaran
apabila dibiarkan lama dalam telinga. Nyeri, pendarahan pada telinga, dan kadang
disertai dengan tuli atau vertigo, biasanya terjadi pada anak saat benda asing
masuk atau usaha untuk mengeluarkan benda asing tersebut menimbulkan
trauma.4
Benda asing di telinga ada dua jenis yaitu, benda hidup dan benda mati.
Benda hidup /binatang bisa berupa semut, nyamuk, kecoa atau serangga lainnya.
Sedangkan benda lain bisa padi, karet penghapus, biji-bijian, krikil taupun benda
lainnya. Jika benda asing tidak diketahui, gejala juga tidak terlihat. Keadaan yang
bisa dijumpai adalah nyeri dan sekret dari suatu otitis eksterna dan sering diikuti
dengan tuli konduktif. Benda asing akan menyebabkan tuli konduktif bila terjadi
sumbatan total dari liang telinga.1,4

Gambar 2. Benda asing di liang telinga1

VI. DIAGNOSIS
Diagnosis benda asing di liang telinga dapat ditegakkan melalui
ananmnesis, pemeriksaan fisik.
1. Anamnesis
Anamnesis pada anak didapatkan dari keterangan orang tua ataupun anak,
tergantung pada usia anak. Keluhan yang muncul dapat berupa: adanya benda
asing yang masuk ke telinga, keluhan nyeri telinga, keluar cairan, penurunan
pendengaran. Pada orang dewasa datang dengan keluhan: masuk benda asing ke
4

liang telinga, rasa tidak nyaman pada liang telinga, liang terasa penuh atau
pendengaran berkurang.1
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan benda asing diliang telinga dapat dilihat langsung
menggunakan ortoskop.4

VII. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan benda asing diliang telinga yaitu dengan mengeluarkan
benda yang terdapat diliang telinga. tetapi usaha ini seringkali membuat benda
terdorong lebih dalam.1 Benda asing liang telinga bisa dikeluarkan dengan cara:
1. Menggunakan pengait, bila bendanya licin atau bulat .
2. Menggunakan Hartmann’s ‘crocodile’ forcep.
3. Menyemprot dengan cairan.
4. Menggunakan pengisap (suction). 5
Masalah utama dalam pengambilan benda asing liang telinga adalah istmus,
yang merupakan tempat tersempit dari liang telinga. Edema liang telinga dapat
terjadi karena trauma, sehingga akan kesulitan untuk mengeluarkannya. Benda
organik akan menggembung bila didiamkan diliang telinga. Bila pasien tidak
kooperatif dan memiliki resiko rusaknya gendang telinga atau struktur liang
telinga tengah, maka sebaiknya tindakan dilakukan dengan anestesi umum.
Kebanyakan kasus tindakan tersebut dapat dilakukan tanpa anestesi umum. Pada
Anak harus dipegang sehingga kepalanya tidak dapat bergerak.6
Binatang di liang telinga harus dimatikan terlebih dahulu sebelum
dikeluarkan. Memasukkan tampon basah ke liang telinga lalu meneteskan cairan,
misalnya larutan rivanol lebih kurang 10 menit, kemudian benda asing tersebut
diirigasi dengan air bersih untuk megeluarkannya, atau dengan pinset atau kapas
(yang dililitkan pada pelilit kapas).1
Benda asing berupa baterai, sebaiknya tidak dibasahi, karena efek korosif
yang dapat timbul.1
5

VIII. KOMPLIKASI
Komplikasi benda asing di liang telinga dapat berupa laserasi pada liang
telinga, otitis media ekterna, dan perforasi membran timpani, hal ini disebabkan
dalam usaha mengeluarkan benda asing dari liang telinga.7
6

BAB III
LAPORAN KASUS

Nama Dokter Muda : Nadiah Yamanza Ardini

Nim : 1808437049

Tanggal : 09 September 2019

STATUS PASIEN LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : An.THK

Umur : 05 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Bahagia, Bagansiapiapi, Rokan Hilir.

Suku Bangsa : Melayu

ANAMNESA

Keluhan Utama :

Benda asing (kapas) masuk pada telinga kanan sejak 2 hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke Poli THT RSUD Arifin Achmad dengan keluhan


benda asing (kapas) masuk ke telinga kanan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan
disertai telinga berdenging, telinga terasa penuh, pendengaran berkurang
tidak ada, keluar cairan dan darah juga tidak ada. Batuk, pilek, nyeri
tenggorok dan demam juga tidak dikeluhkan.

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (-)


7

- Riwayat alergi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada anggota keluarga yang pernah memiliki keluhan yang sama.

Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan Kebiasaan

Ibu pasien mengaku sering membersihkan telinga pasien menggunakan cotton


bud dan terkadang pasien mengorek telinga menggunakan jari tangan.

PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Composmentis kooperatif

Frekuensi Nadi : 80 kali/menit

Suhu Tubuh : 36,5 C

Pemeriksaan Sistemik

Kepala

Mata : Konjungtiva : Tidak anemis (kanan – kiri )

Sklera : Tidak ikterik (kanan – kiri)

Toraks : Jantung : Dalam batas normal

Paru : Dalam batas normal

Abdomen : Dalam batas normal

Ekstremitas : Dalam Batas normal


8

STATUS LOKALIS THT

Telinga

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Kel. Kongenital - -

Trauma - -

Daun Telinga Radang - -

Nyeri tarik - -

Nyeri tekan tragus - -

Lapang / sempit Lapang Lapang

Liang Telinga Hiperemi + -

Edema - -

Massa Tampak beda asing -

Bau - -

Sekret/Serumen Warna - -

Jumlah - -

Membran Tympani

Warna Putih Putih

Refleks Cahaya Sulit dinilai + jam 7

Utuh Bulging Sulit dinilai -

Retraksi Sulit dinilai -

Atrofi Sulit dinilai -

Jumlah perforasi - -

Jenis - -

Perforasi Kuadran - -
9

Pinggir - -

Warna mukosa telinga - -


tengah

Gambar

Tanda radang/abses - -

Fistel - -

Mastoid Sikatrik - -

Nyeri tekan - -

Nyeri ketok - -

Tes Garpu Tala Rinne + +

Weber Lateralisasi kanan

Schwabach Sama dengan Sama dengan


pemeriksa pemeriksa

Kesimpulan

Audiometri Tidak dilakukan Tidak dilakukan


10

Hidung

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Deformitas - -

Kelainan Kongenital - -

Hidung Luar Trauma - -

Radang - -

Massa - -

Sinus Paranasal

Pemeriksaan Dekstra Sinistra

Nyeri tekan - -

Nyeri ketok - -

Rinoskopi Anterior

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Vestibulum Vibrise + +

Radang - -

Cavum Nasi Lapang/Cukup Lapang Lapang


Lapang/Sempit

Lokasi - -

Jenis - -

Sekret Jumlah - -

Bau - -

Ukuran Eutrofi Eutrofi

Warna Merah Muda Merah Muda


11

Konkha Inferior Permukaan Licin Licin

Edema - -

Ukuran Eutrofi Eutrofi

Konkha Media Warna Merah Muda Merah Muda

Permukaan Licin Licin

Edema - -

Cukup lurus / deviasi Cukup lurus Cukup lurus

Permukaan Licin Licin

Warna Merah muda Merah muda

Septum Spina - -

Krista - -

Abses - -

Perforasi - -

Lokasi - -

Bentuk - -

Ukuran - -

Permukaan - -

Massa Warna - -

Konsistensi - -

Mudah digoyang - -

Pengaruh - -
vasokonstriktor

Gambar
12

Rinoskopi Posterior ( Nasofaring ) : Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Koana Lapang / Sempit

Warna

Mukosa Edema

Jaringan Granulasi

Ukuran

Warna

Konkha Inferior Permukaan

Edema

Adenoid Ada/ Tidak

Ada / Tidak

Muara Tertutup sekret

tuba Eustachius Edema

Lokasi

Massa Ukuran

Bentuk

Permukaan
13

Post Nasal Drip Ada / Tidak

Jenis

Gambar

Orofaring / Mulut

Pemeriksaan Kelainan Dektra Sinistra

Simetris/ Tidak Simetris Simetris

Palatum Mole + Warna Merah Muda Merah Muda


Arkus Faring
Edema - -

Bercak/ Eksudat - -

Dinding Faring Warna Merah muda Merah muda

Permukaan Licin Licin

Ukuran T1 T1

Warna Merah muda Merah muda

Permukaan Licin Licin

Tonsil Muara kripti Tidak melebar Tidak melebar

Detritus - -

Eksudat - -

Perlengketan dengan - -
pilar

Warna Merah muda Merah muda

Peritonsil Edema - -

Abses - -
14

Lokasi - -

Bentuk - -

Tumor Ukuran - -

Permukaan - -

Konsistensi - -

Gigi Karies / Radiks + +

Kesan Dalam batas normal Dalam batas


normal

Lidah Deviasi - -

Bentuk Normal Normal

Tumor - -

Gambar

Laringoskopi Indirek: Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan Kelainan

Epiglotis Bentuk

Warna

Edema

Pinggir rata / tidak

Massa
15

Aritenoid Warna

Edema

Massa

Gerakan

Ventrikular Band Warna

Edema

Massa

Plica Vokalis Warna

Gerakan

Pinggir Medial

Massa

Subglotis / Sekret ada / tidak


Trakhea

Massa

Sinus Piriformis Massa

Sekret

Valekule Sekret ( jenisnya )

Massa

Gambar

Pemeriksaan kelenjar Getah Bening Leher : Tidak terdapat pembesaran KGB


16

Inspeksi :
lokasi..................................................................................................

Bentuk................................................................................................

Soliter/Multiple..................................................................................

Palpasi : Bentuk..............................................................................................

Ukuran..............................................................................................

Konsistensi........................................................................................

Mobilitas............................................................................................
17

RESUME ( DASAR DIAGNOSIS )

Anamnesis :

Keluhan Utama:

Benda asing (kapas) masuk pada telinga kanan sejak 2 hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke Poli THT RSUD Arifin Achmad dengan keluhan benda
asing (kapas) masuk ke telinga kanan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai
telinga berdenging, telinga terasa penuh, pendengaran berkurang tidak ada, keluar
cairan dan darah juga tidak ada. Batuk, pilek, nyeri tenggorok dan demam juga
tidak dikeluhkan.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien memiliki keluhan yang sama sebelumnya

Pemeriksaan Fisik

Telinga Kanan Kiri

Daun Telinga Dalam batas normal Dalam Batas normal

Lapang, hiperemis (+),


Sempit, hiperemis (+),
udem (-), massa (-),
Liang Telinga udem (+), massa (-)
terdapat benda asing
18

Utuh, warna putih, reflek


Membran Tympani Sulit dinilai
cahaya (+)

Gambar

Hidung Kanan Kiri

Rinoskopi Anterior

Vestibulum
Dalam batas normal Dalam batas normal

Cavum Nasi
Lapang Lapang

Konkha Inferior
Dalam batas normal Dalam batas normal

Sekret
- -

Massa
- -

Gambar
19

Rinoskopi Posterior
Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Laringoskopi Indirek
Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Epiglotis
- -

Pita Suara
- -

Gambar

Faring

Palatum Mole
Dalam batas normal Dalam batas normal

Dinding Faring
Dalam batas normal Dalam batas normal

Tonsil
Dalam batas normal Dalam batas normal

Gambar
20

Diagnosis : Corpus Alineum (kapas) pada liang telinga kanan.

DD/ :-

Pemeriksaan penunjang :-

Terapi :

- Ekstraksi benda asing

Prognosis :

Quo ad vitam : Bonam

Quo ad sanam : Bonam

Nasehat :
- Tidak boleh sering menggunakan kapas (cotton bud) harus dengan
pengawasan orang tua.
- Jangan mengorek telinga menggunakan jari tangan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, maka


dapat ditegakkan diagnosis kerja pada pasien adalah corpus alineum kapas pada
liang telinga kanan. Pasien mengeluhkan telinga kanannya sejak 2 hari yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan terdapat benda asing pada liang telinga kanan.
Hal tersebut disebabkan karena pasien menggunakan kapas (cotton bud) tanpa
pengawasan orang tua.

Faktor risiko pada pasien ini adalah pasien memiliki kebiasaan mengorek
telinga menggunakan kapas (cotton bud), sehingga besar risiko tertinggalnya
benda asing di liang telinga. Hal ini dapat menyebabkan nyeri, pendarahan pada
telinga, dan kadang disertai dengan tuli atau vertigo atau usaha untuk
mengeluarkan benda asing tersebut menimbulkan trauma.4

Prinsip penatalaksanaan pada pasien ini adalah mengeluarkan benda asing


dari liang telinga, pemberian antibiotik bila terdapat infeksi, serta menghilangkan
faktor risiko.

21
22

BAB V
KESIMPULAN

Benda asing dalam suatu organ adalah benda yang seharusnya tidak
ditemukan dalam suatu organ yang berasal dari luar tubuh atau dalam tubuh
Faktor penyebab adanya benda asing di liang telinga dalam hal ini adalah faktor
kesengajaan, sering terjadi pada anak, karena memasukkan benda asing ke liang
telinga dengan sengaja sehingga ditemukannya kapas cotton bud yang tertinggal
pada liang telinga.

Gejala klinis yang dapat ditemui yakni telinga terasa berdenging dan terasa
penuh, serta terlihatnya benda asing di liang telinga, kemudian dapat juga diikuti
dengan kurangnya pendengaran dan nyeri apabila sudah terjadi komplikasi.
Penatalaksanaannya dengan mengeluarkan benda asing sesuai jenisnya,
menghindari faktor predisposisi.
23

DAFTAR PUSTAKA

1. Hafil AF, Sosialisman, Helmi. Kelainan telinga luar. Dalam: Soepardi EA,
Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku ajar ilmu kesehatan telinga
hidung tenggorok kepala dan leher. Edisi 7. Jakarta : Balai penerbit FK UI;
2012. Hal: 52.

2. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC;
2006. Hal: 782-3.

3. Parajulu R. Foreign Bodies in the Ear, Nose and Throat: An Experience in a


Tertiary Care Hospital in Central Nepal. Nepal: International Archives of
Otorhinolaryngology; 2015. Vol 19. Hal: 121-3. Tersedia pada:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4399165/pdf/10-1055-s-0034-
1397336.pdf. [diakses tanggal 10 Maret 2018].

4. Rafique M, Shaikh AA, Siddiqui AH. Foreign Bodies in Ear - Its Type,
Diagnosis and Management. J Liaquat Uni Med Health Sci. 2015;14(02):86-9.
Tersedia pada : https://www.lumhs.edu.pk/jlumhs/Vol14No02/pdfs/8.pdf.
[diakses tanggal 10 Maret 2018].

5. Shafi M, Yousufai AH, Hussain SI. Foreign Bodies in External Auditory


Canals: Experience of 653 Cases Over 8 Years. In: ENT LUMHS Pakistan,
2010. Vol 09. Hal; 70-5. Tersedia pada :
http://www.lumhs.edu.pk/jlumhs/Vol09No02/pdfs/v9n2oa05.pdf. [diakses
tanggal 10 Maret 2018].

6. Gomes JM, Andrade JSC, Matos RC, Kosugi EM, Penido N. ENT foreign
bodies: profile of the cases seen at a tertiary hospital emergency care unit.
Braz J Otorhinolaryngol. 2013; 79(6): 699-703. Tersedia pada :
http://www.scielo.br/pdf/bjorl/v79n6/en_1808-8694-bjorl-79-06-0699.pdf.
[diakses tanggal 10 Maret 2018]

7. Mukherjee A, Haldar D, Dutta S, Dutta M, Saha J, Sinha R. Ear, nose and


throat foreign bodies in children: A search for socio-demographic correlates.
International Journal of Pediatric Otorhinolaryngology. 2011;75(4):510-2.
Tersedia pada : http://www.ijporlonline.com/article/S0165-
5876%2811%2900011-5/fulltext. [diakses tanggal 10 Maret 2018]

Anda mungkin juga menyukai