Dipresentasikan oleh:
dr. Sunarti
Pembimbing:
dr. Nur Aisyah, M.Kes
LATAR BELAKANG
Osteoartritis
• TD : 140/90 mmhg
• Napas: 18 kali / menit
Vital sign • Nadi : 88 Kali / menit
• Suhu : 36,8 C per aksila
Darah rutin (04 Desember 2019) Kimia darah (04 Desember 2019)
• Hb : 13,7 g/dL • Ureum : 38 mg/dL
• Leukosit : 16.600 uL • Kreatinin : 1,1 mg/dL
• HCT : 40,4 % • Glukosa : 273 mg/dL
• PLT : 267.000 uL • Asam urat : 9,1 mg/dl
Resume
Tn. S, 57 tahun, datang ke IGD RSUD Bangkinang dengan keluhan
lutut kanan bengkak sejak 3 minggu SMRS. Pasien juga
mengeluhkan nyeri pada lutut. Nyeri dirasakan terus-menerus
sehingga pasien tidak bisa berjalan selama 2 minggu, Kemudian
pasien berobat ke dokter dan bengkak mulai berkurang. 1 tahun
SMRS pasien mulai mengeluhkan nyeri pada kedua lutut. Nyeri
dirasakan seperti berdenyut dan ditusuk-tusuk. Nyeri semakin
memberat saat pasien melipat lutut dan menggerakkan kakinya,
namun sedikit berkurang dengan istirahat. Pasien juga
mengeluhkan sering merasa kaku pada kedua lutut saat bangun
tidur pagi hari. Pasien mengkonsumsi obat pereda nyeri yang dibeli
sendiri di apotek. .
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan IMT pasien 26 kg/m 2, Status
lokalis genu dextra terdapat edema (+), kemerahan (+), teraba
hangat (+), nyeri tekan (+), krepitasi (+), ROM terganggu.
RISKESDAS 2013
WHO Indonesia
• Prevalensi
- Provinsi Nusa Tenggara Timur
- melaporkan 40% (NTT) merupakan provinsi dengan
penduduk dunia yang osteoartritis di
Indonesia cukup prevalensi OA tertinggi yaitu sekitar
lansia akan menderita 33,1%
osteoartritis, tinggi yaitu 5% pada
usia > 40 tahun. 30% - provinsi Riau merupakan provinsi
- 80% dari jumlah pada usia 40-60 dangan prevalensi terendah sekitar
tersebut mengalami tahun dan 65% pada 9%
keterbatasan gerak usia > 61 tahun
sendi - Jawa Timur angka prevalensi cukup
tinggi yaitu sekitar 27%
FAKTOR
RESIKO
1. Faktor predisposisi
faktor yang memudahkan seseorang untuk terserang
osteoartritis, seperti: usia, jenis kelamin, ras atau etnis,
genetik dan gaya hidup
2. Faktor biomekanis
cenderung kepada faktor mekanis atau gerak tubuh yang
memberikan beban atau tekanan pada sendi lutut sebagai
alat gerak tubuh seperti riwayat trauma, pekerjaan, kelainan
anatomis, aktivitas fisik atau atlit.
PATOFISIOLOGI
1. Fase inisiasi
- Ketika terjadi degradasi pada rawan sendi, rawan sendi berusaha melakukan
perbaikan sendiri dimana kondrosit mengalami replikasi dan memproduksi matriks
baru
- Fase ini dipengaruhi oleh faktor untuk menginduksi kondrosit agar mensintesis asam
deoksiribo nukleat (DNA) dan protein seperti kolagen dan proteoglikan
r sel
2. Fase inflamasi
- sel menjadi kurang sensitif terhadap IGF-1 meningkatnya pro-inflamasi sitokin
dan jumlah leukosit yang mempengaruhi sendi
- IL-1(Inter Leukin-1) dan tumor nekrosis faktor-α (TNF-α) mengaktifasi enzim
degradasi membuat produk inflamasi pada osteoartritis terjadi kerusakan
pada sendi
3. Fase nyeri
- Rasa nyeri terjadi akibat lepasnya mediator kimia seperti kinin yang dapat
menyebabkan peregangan tendon, ligamen serta spasme otot
- Nyeri juga diakibatkan oleh adanya osteofit yang menekan periosteum dan radiks
saraf yang berasal dari medula spinalis
- kenaikan tekanan vena intramedular akibat stasis vena pada proses remodelling
trabekula dan subkondrial.
4. Fase degradasi
- IL-1 mempunyai efek multipel pada sel cairan sendi yaitu meningkatkan sintesis
enzim yang mendegradasi rawan sendi
- . Faktor pertumbuhan dan sitokin membawa pengaruh yang berlawanan selama
perkembangan osteoartritis
- Sitokin cenderung merangsang degradasi komponen matriks rawan sendi
sedangkan faktor pertumbuhan merangsang sintesis.
DIAGNOSIS
Anamnesis
•
Laboratorium
Hasil pemeriksaan darah tepi (hemoglobin, leukosit, laju endap
darah) dalam batas-batas normal
1. Edukasi
Edukasi yang diberikan pada pasien ini yaitu memberikan pengertian
bahwa osteoartritis adalah penyakit yang kronik, sehingga perlu dipahami
bahwa mungkin dalam derajat tertentu akan tetap ada rasa nyeri, kaku dan
keterbatasan gerak serta fungsi
2. Terapi fisik
bertujuan untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat dipakai dan
melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit.
senam aerobic intensitas rendah tanpa membebani tubuh selama 30 menit
sehari tiga kali seminggu
3. Diet
Diet bertujuan untuk menurunkan berat badan pada pasien osteoartritis
yang gemuk
PEMBAHASAN
Anamnesis:
Tn.S, 57 tahun berprofesi sebagai petani datang
dengan keluhan lutut kanan bengkak sejak 3 minggu
SMRS. 1 tahun SMRS pasien mulai mengeluhkan nyeri
pada kedua lutut. Nyeri dirasakan seperti berdenyut
dan ditusuk-tusuk dan nyeri dirasakan terus-menerus,
semakin memberat saat pasien melipat lutut dan
menggerakkan kakinya dan sedikit berkurang dengan
istirahat. Pasien juga mengeluhkan sering merasa kaku Osteoartritis
pada kedua lutut saat bangun tidur pagi hari
PF:
IMT: 26 kg/m2
status lokalis: Genu dextra : inspeksi: edema (+),
kemerahan (+)
palpasi: teraba hangat (+), nyeri tekan (+), krepitasi (+),
ROM terganggu
PP:
Leukosit : 16.600 /ul
• pasien osteoartritis biasa mengatakan bahwa keluhan nyeri
sudah berlangsung lama tetapi berkembang secara perlahan-
lahan. Pasien osteoartritis biasanya mengeluh nyeri pada sendi
yang terkena yang bertambah dengan gerakan atau waktu
melakukan aktivitas dan berkurang dengan istirahat
• Selain itu juga terdapat kaku sendi yang dapat timbul setelah
imobilitas atau bahkan setelah bangun tidur