Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Penyakit morbili atau rubeola atau campak merupakan penyakit infeksi yang
umum terjadi pada anak dan menyebar melalui droplet. Morbili merupakan salah
satu penyebab kematian pada anak meskipun penyakit ini dapat dicegah dengan
imunisasi atau vaksin terhadap virus campak.1 Morbili disebabkan oleh virus
campak yang termasuk golongan paramyxovirus yang berada di dalam sekret
nasofaring dan di dalam darah. Faktor risiko yang mendukung terjadinya infeksi
virus morbili adalah imunodefisiensi, malnutrisi, status vaksinasi dan defisiensi
vitamin A.2
Angka kesakitan di seluruh dunia akibat morbili mencapai 5–10 kasus per
10.000 dengan jumlah kematian 1–3 kasus per 1.000 orang. Sebelum ditemukan
vaksin pada tahun 1963 di Amerika Serikat, terdapat lebih dari 1,5 juta kasus
morbili setiap tahun. Mulai tahun 1963 kasus morbili menurun drastis dan hanya
ditemukan kurang dari 100 kasus pada tahun 1998.3 Selama tahun 2000–2013
vaksin morbili telah mencegah 15,6 juta kematian, dengan jumlah penurunan
jumlah kematian sebesar 75% dari 544.400 pada tahun 2000 menjadi 145.700
pada tahun 2013.4 Tahun 2011, Indonesia memiliki cakupan vaksinasi morbili
sebesar 93,4% dan terdapat kasus sebesar 21.893 kasus dengan sembilan kasus
meninggal.5
Morbili memiliki gejala klinis yang khas yaitu terdiri dari 3 stadium yang
masing-masing memiliki ciri khusus. Stadium prodromal berlangsung sekitar 4–5
hari dengan gejala demam, malaise, batuk, fotofobia, konjungtivitis dan koriza.
Stadium erupsi yang berlangsung 4–7 hari setelah stadium prodromal ditandai
dengan timbulnya bercak koplik dan ruam mulai muncul dari belakang telinga
menyebar ke wajah, badan lengan dan kaki. Stadium konvalensi atau stadium
akhir ditandai dengan erupsi yang mulai menghilang.2,6
Kematian yang terjadi pada morbili terkait dengan komplikasi yang terjadi.
Sekitar 30% komplikasi dengan jumlah yang lebih banyak terjadi pada anak usia
di bawah lima tahun. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain pneumonia, infeksi

1
telinga, diare, konjungtivitis, kejang demam, laringitis akut, ensefalitis. Dengan
pemberian vaksin, morbili pada anak dapat mengurangi jumlah kematian. Vaksin
morbili dianjurkan diberikan melalui dua dosis karena sekitar 15% anak gagal
mendapatkan imunitas pada dosis pertama.7

Anda mungkin juga menyukai