Di Susun Oleh :
SRI WAHYUNINGSIH
NIM : P180747
SAMARINDA
2019
“Manajemen Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Corpus Alineum”
Di Susun Oleh :
SRI WAHYUNINGSIH
Nim : P180747
SAMARINDA
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh:
SRI WAHYUNINGSIH
Nim : P180747
terjepit di esophagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja (Tanto, 2014).
2. Etiologi
a. Pada anak-anak penyebab masuknya benda asing dalam saluran napas atau saluran cerna antara
lain anomaly kongenital termasuk stenosis kongenital, fistel trakeoesofagus dan pelebaran
pembuliuh darah.
b. Pada orang dewasa sering terjadi akibat mabuk, pemakai gigi palsu yang telah kehilangan
sensasi rasa palatum, gangguan mental dan psikosis.
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke dalam saluran cerna, antara
lain:
1) Faktor individual; umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal.
2) Kegagalan mekanisme proteksi yang normal, antara lain: keadaan tidur, kesadaran menurun,
5) Faktor dental, medical dan surgical, misalnya tindakan bedah, ekstraksi gigi, belum tumbuhnya
kurang baik, makan atau minum tergesa-gesa, makan sambil bermain, memberikan kacang atau
3. Klasifikasi
memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya. Pada umumnya benda asing yang tertelan berupa
uang logam, peniti, tutup bollponi, dan lain-lain, pada orang tua hal ini juga dapat terjadi,
kebanyakan terjadi pada lansia yang giginya sudah habis sehingga makanan tidak dapat
dikunyah dengan baik. Benda yang tertekan biasanya daging yang keras, baksi, tulamng
Benda asing yang masuk ke trakea atau bronkus kebanyakan karena terhirup. Banyak terjadi
pada anaka kecil karena gigu geraham belum tumbuh sehingga makanan tidak data dikunyah
dengan baik. Secara tidak sadar karena menangis, berteriak atau terjatuh makanan akan terhiru
dan masuk ke jalan napas. Benda yang terhirup pada umumnya adalah makanan misalanya
kacang, nasiu dan lain-lain. Pada orang dewasa hal ini dapat terjadi terutama pada saat bekerja.
Esophagus merupakan bagian saluran cerna yang menghubungkan hipofaring dengan lambung.
Bagian proksimalnya disebut introitus esophagus yang terletak setinggi batas bawah kartilago
krikoid atau setinggi vetebra sevical VI. Di dalam perjalanannya dari daerah servikal, esophagus
masuk ke dalam rongga toraks. Di dalam rongga toraks, esophagus berada di mediastinum superior
antara trakea dan kolumna vertebra terus ke mediastinum posterior di belakang atrium kiri dan
menembus diafragma setinggi vertebre torakal 10 dengan jarak kurang dari 3 cm di depan vertebra.
Akhirnya esophagus ini sampai di rongga abdomen dan bersatu dengan lambung di daerah kardia.
Berdasarkan letaknya esophagus dibagi dalam bagian servikal, torakal dan abdominal. Esofagus
menyempit pada tiga tempat. Penyempitan pertama bersifat sfingter terletak setinggi tulang rawan
krikoid pada batas antara esophagus dengan faring, yaitu tempat peralihan otot serat lintang
menjadi otot polos. Penyempitan terakhir terletak pada hiatus esophagus diafragma yaitu tempat
esophagus berakhir pada kardia lambung. Otot polos pada bagian ini murni bersifat sfingter. Inervasi
esophagus berasal dari dua sumber utama yaitu saraf parasimpatis nervus vagus dan saraf simpatis
dari serabut-serabut ganglia simpatis servikalis inferior, nervus torakal dan nervus splangnikus.
Corpus alienum (benda asing) baik itu benda mati, hidup ataupun komponen tubuh dapat masuk ke
rongga mulut karena faktor kesengajaan, kecerobohan maupun faktor kebutuhan. Ketika benda
asing tertelandan masuk ke esophagus yang menyebabkan tersangkutnya benda tersebut, maka
akan dilakukan ekstyraksi untuk menghindari komplikasi. Ekstaksi tersebut dapat menimbulkan lesi
pada esophagus yang akan terasa yeri jika digunakan untuk menelan.
Benda asing yang berada lama di esophagus dapat menimbulkan berbagai komplikasi, antara lain
jaringan granulasi yang menutupi benda asing, radang periesofagus. Benda asing tertentu seperti
baterai alkali mempunyai toksisitas intriksik local dan sistemik dengan reaksi edema dan inflamasi
local, terutama bila terjadi pada anak-anak. Batu baterai (disc battery) mengandung elektrolit, baik
natrium atau kalium hidroksida dalam larutan kaustik pekat (concentrated caustic solution). Absorbsi
bahan metal dalam darah menimbulkan toksisitas sistemik. Oleh karena itu benda asing batu baterai
harus segera dikeluarkan.
6. Gejala Klinis
Gejala sumbatan akibat benda asing esophagus tergantung pada ukuran, bentuk dan jenis benda
asing, lokasi tersangkutnya benda asing (apakah berada didaerah penyempitan esophagus yang
normal atau patologis), komplikasi yang timbul akibat benda asing tersebut dan lama benda asing
tersebut tertelan. Gejala permulaan benda asing esophagus adalah rasa nyeri didaerah leher bila
benda asing tersangkut didaerah servikal. Bila benda asing tersangkut di esophagus bagian distal
edema mukosa yang memperberat sumbatan, sehingga timbul rasa sumbatan esophagus yang
persisten. Gejala lain ialah odinofagia yaitu nyeri menelan makanan atau ludah, hipersalivasi,
regurgitasi dan muntah. Kadang-kadang ludah berdarah. Nyeri di punggung menunjukkan tanda
perforasi atau mediastinitis. Gangguan nafas dengan gejala dispneu, stridor dan sianosis terjadi
akibat penekanan trakea oleh benda asing.
7. Pemeriksaan Fisik
Terdapat kekakuan lokal pada leher bila benda asing terjepit akibat edema yang timbul progresif.
Bila benda asing ireguler menyebabkan perforasi akut, didapatkan tanda pneumo-mediastinum,
emfisema leher dan pada auskultasi terdengar suara getaran didaerah prekordial atau interskapula.
Bila terjadi mediastinitis, tanda efusi pleura unilateral atau bilateral dapat dideteksi. Perforasi
langsung ke rongga pleura dan pneumothorak jarang terjadi, tetapi dapat timbul sebagai komplikasi
tindakan endoskopi.
Pada anak-anak gejala nyeri atau batuk dapat disebabkan oleh aspirasi ludah atau minuman dan
pada pemeriksaan fisik didapatkan ronkhi, mengi (wheezing), demam, abses leher atau tanda
emfisema subkutan. Tanda lanjut, berat badan menurun dan gangguan pertumbuhan. Benda asing
yang berada didaerah servikal esophagus dan dibagian distal krikofaring, dapat menimbulkan gejala
obstruksi saluran nafas dengan stridor, karena menekan dinding trakea bagian posterior (tracheo-
esophageal party wall), radang dan edema periesofagus. Gejala aspirasi rekuren akibat obstruksi
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi berupa foto polos esophagus servikal dan torakal anteroposterior dan lateral
harus dilakukan pada semua pasien yang diduga tertelan benda asing. Bila benda asing radioopak
mudah diketahui lokasinya, sedangkan bila radiolusen dapat diketahui tanda inflamasi periesofagus
atau hiperinflamasu hipofaring dan esophagus bagian proksimal. Esofagogram dilakukan pada
benda asing radiolusen yang akan memperlihatkan filling detect persisten. Dapat dilakukan MRI dan
Tommografis Computer.
Pemeriksaan laboratorium darah diperlukan untuk mengetahui adanya gangguan
keseimbanganasam basa, serta tanda-tanda infeksi saluran napas.
9. Komplikasi
Laserasi mukosa perdarahan, perforasi local dengan abses leher atau mediastinitis.Perforasi dapat
menyebabkan selulitis local, dan fistel esofagus. Benda asing bulat atau tumpul dapat menimbulkan
perforasi sebagai akibat sekunder dari inflamasi kronik dan erosi. Jaringan granulasi disekitar benda
asing timbul bila benda asing berada di seofagus dalam waktu yang lama. Gejala dan tanda perforasi
esophagus servikal dan torakal oleh karena benda asing atau alat, antara lain emfisema subkutis atau
mediastinum, krepitasi di daerah leher atau dada, pembengkakan leher, kaku leher, demam dan
menggigil, gelisah, nadi dan pernapasan cepat,nyeri yang menjalar ke punggung, retrosternal dan
10. Penatalaksanaan
Untuk dapat menanggulangi kasus aspirasi benda asing dengan cepat dan tepat, perludiketahui
dengan baik lokasi tersangkutnya benda asing tersebut. Secara prinsip benda asing disaluran napas
dapat ditangani dengan pengangkatan segera secara endoskopik dengan traumaminimum.
Umumnya penderita dengan aspirasi benda asing datang ke rumah sakit setelah melalui fase akut,
sehingga pengangkatan secara endoskopik harus dipersiapkan seoptimal mungkin, baik dari segi
alat maupun personal yang telah terlatih. Penderita dengan benda asing di laring harus mendapat
pertolongan segera, karena asfiksia dapat terjadi dalam waktu hanya beberapa menit. Cara lain untuk
mengeluarkan benda asing yang menyumbat laring secara total ialah dengan cara perasat dari
Heimlich (Heimlich maneuver), dapat dilakukan pada anak maupun dewasa.
Menurut teori Heimlich, benda asing yang masuk ke dalam laring ialah pada saat inspirasi. Dengan
demikian paru penuh dengan udara, diibaratkan sebagai botol plastik yang tertutup, dengan
menekan botol itu, maka sumbatnya akan terlempar keluar. Komplikasi perasat Heimlich adalah
kemungkinan terjadinya ruptur lambung atau hati dan fraktur kosta. Oleh karena itu pada anak
sebaiknya cara menolongnya tidak dengan menggunakan kepalan tangan tetapi cukup dengan dua
buah jari kiri dan kanan.
Pada sumbatan benda asing tidak total di laring perasat Heimlich tidak dapat digunakan. Dalam hal
ini penderita dapat dibawa ke rumah sakit terdekat yang memiliki fasilitas endoskopik berupa
11. Pathway
Ketidakefektifan
Nyeri Menelan, muntah Toksisitas instrinsik
Bersihan Jalan Napas dan sistemik
Disfagia
Gangguan Menelan Ulserasi local,
perforasi,
Ketidakseimbangan Nutrisi
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Risiko Infeksi
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat penyakit sekarang
Kejadian corpus alienum pada saluran napas atau saluran cerna dapat terjadi karena
beberapa faktor seperti kelainan fisik atau kongenital pada saluran esophagus, maslaah
psikis atau karena faktor kecerobohan/kesengajaan. Pada anak-anak biasanya terjadi karena
kecerobohan atau ketidaksengajaan ketika bermain.
Pada anak-anak perlu dikaji apakah ada riwayat tertelan benda asing secara tidak sengaja
sejak kecil, riwayat gangguan menelan sejak bayi. Pada orang dewasa atau lansia perlu dikaji
Pada pasien dengan corpus alienum pada saluran cerna bisanya ditemukan beberapa gejala
seperti berikut ini:
1) Kesukaran dalam menelan (disfagia) makanan padat atau cairan.
5) Hematemesis
5) Jika terjadi obstruksi saluran nafas pasien bisa cyianosis dan takipnea.
6) Suhu tubuh demam dan BB turun.
pernapasan
b. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi benda asing
c. Gangguan menelan berhubungan dengan obstruksi benda asing pada saluran esophagus.
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
kurang
3. Intervensi Keperawatan
keluarga untuk
mengamati persediaan
oksigen, airhumedifaer,
jika habis laporkan
petugas.
berlangsung berkurang.
analgetik membantu
. meningkatkan rasa
percaya terhadap
perawat.
8. Pemberian analgetik
dapat memblok
reseptor nyeri
yang diberikan
atau cegukan
selama
makan/minum
3. tidak ada
regusgutasi
cairan
5. tida ada
hematemesis
kalori harian.
serum albumin,
dan elektrolit.
kesukaan, rasa,
dan temperatur
makanan.
12. Anjurkan
penggunaan
suplemen
penambah nafsu
makan.
4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Docthwrman, J. M. & Bulecheck, G. N. (2004). Nursing Interventions Classification. St Louis, Mossouri, Elsevier
inc.
Herdman, T. H. & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi. Edisi 10. Jakarta: EGC
Moorhead, S., Jonson, M., Mass, M. L., & Swanson, E. (2008). Nursing Outcomes Classification. Mosby.
Elsevier inc
Smeltzer, S. C, & Bare, B. G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2, Edisi 8. Jakarta: EGC