Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat
Dosen pembimbing : Bapak Sumbara, S.Kep., Ners., M.Kep
DISUSUN OLEH
Kelas SGD 3C
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Multiple Trauma”
tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas pada mata kuliah
keperawatan gawat darurat, selain itu untuk memahami dan mengetahui tentang
bagaimana pengaplikasian Multiple Trauma pada pasien.
Kami mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik
dan saran yang bersifat membangun.
SGD C, Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................5
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................................51
4.2 Saran..........................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................53
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1.3.1 Mengetahui Definisi dari Multiple Trauma.
1.3.2 Mengetahui Etiologi Multiple Trauma
1.3.3 Mengetahui Macam-Macam Multiple Trauma
1.3.4 Mengetahui Patofisiologi Multiple Trauma
1.3.5 Mengetahui Manifestasi klinis dari Multiple Trauma
1.3.6 Mengetahui Klasifikasi Multiple Trauma
1.3.7 Mengetahui Komplikasi dari Multiple Trauma.
1.3.8 Mengetahui Pemeriksaan untuk Multiple Trauma
1.3.9 Mengetahui Pencegahan untuk Multiple Trauma
1.3.10 Mengetahui Penatalaksanaan untuk Multiple Trauma
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
toksin)
Penurunan isi secukup
A. PENGKAJIAN
Tanggal masuk : Tidak terkaji
Tanggal pengkajian : Tidak terkaji
Identitas Klien
Nama : Tn. X
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Tidak terkaji
Dx Medis : Multiple Trauma
No. RM : Tidak terkaji
2. Pengkajian Sekunder
a. Anamnesa
1. Riwayat penyakit saat ini
Pasien mengalami benturan di kepala dan dada.
2. Alergi
Riwayat alergi (-)
3. Medikasi
Riwayat medikasi (-)
4. Riwayat penyakit sebelumnya
Tidak terkaji
5. Makan minum terakhir
Tidak terkaji
6. Peristiwa penyebab
Seorang laki-laki berusia 30 tahun dibawa ke IGD Sebuah
rumah Sakit oleh tim ambulance PSC 119 karena mobil yang
kendarainya menabrak mobil lain dan terguling, pasien saat
ditemukan berada di posisi pengemudi, pasien mengalami benturan
di kepala dan dada.
7. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 26x/menit
Suhu : Tidak ada
3. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala dan leher
a. Inspeksi : Tidak terkaji
b. Palpasi : peningkatan PVJ
2) Dada
a. Paru-paru
Inspeksi : tidak ada
Palpasi : tidak ada
Auskultasi : suara nafas redup atau tidak
terdengar pada sisi yang sakit
Perpusi : hipersonor
b. Jantung
Inspeksi : tidak ada
Palpasi : tidak ada
Auskultasi : tidak ada
Perkusi : tidak ada
c. Abdomen
Inspeksi : tidak ada
Palpasi : tidak ada
Auskultasi : tidak ada
Perkusi : tidak ada
d. Pelvis
Inspeksi : tidak ada
Palpasi : tidak ada
Auskultasi : tidak ada
Perkusi : tidak ada
e. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi : tidak ada
Palpasi : tidak ada
Ekstremitas bawah
Inspeksi : tidak ada
palpasi : tidak ada
f. Punggung
Tidak terkaji
g. Neurologis
Tidak terkaji
4. Pemeriksaan diagnostic
1. Rontgen : Tidak terkaji
2. CT-Scan : Tidak terkaji
3. USG : Tidak terkaji
4. EKG : Tidak terkaji
5. Endoskopi : Tidak terkaji
6. Lain-lain : Tidak terkaji
B. ANALISA DATA
Data Etiologic Masalah
DS : - Kecelakaan lalu Gangguan pertukaran
DO : lintas gas berhubungan
1. TTV dengan
RR : 26x/mnt Multiple trauma ketidakseimbangan
N : 90x/mnt trauma thorax perfusi ventilasi
TD : 90/60 mm/Hg tumpul tension
S :- pneumothorax
2. Pada pemeriksaan mendesak
perkusi dada terdengar paru unilateral
bunyi hipersonor
penurunan
ventilasi (15-
20%)
pergeseran
mediastinum
kearah
kontralateral
Kapasitas ventilasi
menurun
Sesak nafas
Nyeri dada
Hipoperfusi jaringan
Resiko syok
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi
ventilasi
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (trauma)
3. Resiko syok berhubungan dengan hipoksia
4. Ansietas berhubungan dengan status Kesehatan
D. RENCANA/INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan Respiratory Monitoring Respiratory Monitoring
berhubungan dengan ketidak- asuhan keperawatan 5 menit 1. Monitor tanda-tanda 1. Mengetahui keadaan umum
seimbangan perfusi ventilasi diharapkan gangguanpertukaran vital normal pasien.
gas teratasi. Dengan kriteria hasil : 2. Buka jalan nafas dengan cara 2. Posisi memudahkan membuka
1. TTV dalam batas teknik chint lift atau juw jalan nafas pasien
normal RR : 16 – 24 thrust 3. Mengetahui adanya suara nafas
x/menit 3. Auskultasi suara nafas, catat tambahan
N : 80 – 100 x/menit adanya suara tambahan 4. Mengetahui pemenuhan
TD : 120/90 mmHg S : 4. Monitor saturasi oksigen kebutuham saturasi oksigen
35-37ºC Fluid / Electrolyte Management
2. Tidak ada sianosis Fluid / Electrolyte Management 1. Mengetahui apakah ada sianosis
3. SpO2 dalam batas normal 1. Observasi sianosis khususnya yang terjadi pada pasien
(90 – 100%) membrane mukosa
4. Status perfusi
ventilasi seimbang
49
2. Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan asuhan Pain Management Pain Management
agen cedera fisik (trauma) keperawatan 5 menit diharapkan 1. Monitor tanda-tanda vital 1. Mengetahui keadaan umum
pasien tidakmengalami nyeri. 2. Monitor nyeri : lokasi, pasien
Dengan kriteria hasil : karacteristik, frekuensi, 2. Mengetahui nyeri yang dialami
1. Tanda-tanda vital dalam batas kualitas, intensitas pasien
normal 3. Observasi tentang 3. Mengetahui adanya
RR : 16 – 24 x/menit ketidaknyamanan ketidaknyaman yang dialami
N : 80 – 100 x/menit 4. Anjurkan pasien 4. Memberi kesempatan pasien
TD : 120/90 mmHg mengungkapkan pengetahuan untuk mengungkapkan
S : 35 – 37ºC dan keyakinan tetntang nyeri pengetahuannya
2. Mampu mengontrol nyeri 5. Latih untuk relaksasi nafas 5. Untuk mengurangi rasa nyeri di
3. Melaporkan bahwa dalam alami pasien
nyeri berkurang 6. Kolaborasi pemberian analgetik 6. Untuk mengurangi tingkat nyeri
4. Mampu mengenali nyeri Pasien
3. Resiko syok berhubungan Setelah dilakukan tindakan Shock Management Shock Management
dengan hipoksia asuhan keperawatan 3 menit 1. Monitor tanda-tanda vital 1. Mengetahui keadaan umum
diharapkan pasien tidak 2. Monitor respirasi saturasi O2 klien
mengalami syok. Dengan 2. Mengetahui derajat pola
kriteria hasil : Pernafasan pasien dan mengetahui
1. Tanda-tanda vital dalam tingkat PCO pasien
batas normal Fluid / Electrolyte Management Fluid / Electrolyte Management
RR : 16 – 24 x/menit 1. Observasi sianosis khususnya 1. Sianosis menunjukkan aliran
N : 80 – 100 x/menit membrane mukosa darah ke perifer berkurang
TD : 120/90 mmHg S :
35 – 37ºC
2. Tidak ada sianosis
3. SpO2 dalam batas normal(90
– 100%)
4. Tidak mengalami dyspnea
4. Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Anxiety Reduction Anxiety Reduction
status kesehatan asuhan keperawatan 3x24 jam 1. Monitor tanda-tanda vital 1. Mengetahui keadaan umum
diharapkan ansietas teratasi. 2. Gunakan pendekatan pasien
Dengan kriteria hasil : yang menenangkan 2. Untuk membina hubungansaling
1. Tanda-tanda vital dalam batas 3. Identifikasi tingkat kecemasan percaya
normal 3. Mengetahui tingkat kecemasan
RR : 16 – 24 x/menit yang dialami oleh pasien
N : 80 – 100 x/menit 4. Bantu pasien mengenal situasi 4. Mengenali kecemasan yang
TD : 120/90 mmHgS : yang menimbulkan kecemasan sedang dialami
35 – 37ºC 5. Dorong pasien 5. Untuk membuat pasien lebih
2. Pasien mampumengidentifikasi mengungkapkanperasaan, tenang sehingga tidak
dan mengungkapkan gejala ketakutan, persepsi mengalami kecemasan
cemas 6. Mengetahui tingkat derajat
3. Pasien dapat menunjukkan 6. Instruksikn motivasi pasien terhadap teknik
teknik untuk mengontrolcemas pasi relaksasi
4. Cemas dapat berkurang enmenggunakan teknik
relaksasi
50
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Menurut F.D. Hobbs (1995) yang dikutip Kartika (2009) mengungkapkan
kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang sulit diprediksi kapan dan dimana
terjadinya. Kecelakaan tidak hanya trauma, cedera, ataupun kecacatan tetapi juga
kematian. Kasus kecelakaan sulit diminimalisasi dan cenderung meningkat seiring
pertambahan panjang jalan dan banyaknya pergerakan dari kendaraan.
Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Raya merupakan produk hukum yang menjadi acuan utama yang mengatur aspek-
aspek mengenai lalu lintas dan angkutan jalan di Indonesia.
Faktor-faktor yang menyebabkan kecelakan lalulintas diantaranya Faktor
Manusia (Human Factors), Faktor Kendaraan (Vehicle Factors), Faktor Kondisi
Jalan dan Kondisi Alam. Adapun dampak dari kecelakaan adalah meninggal dunia,
luka berat, luka ringan dan kecelakaan berdasarkan posisi terjadinya.
Multipel trauma adalah istilah medis yang menggambarkan kondisi seseorang
yang telah mengalami beberapa luka traumatis, seperti cedera kepala serius selain
luka bakar yang serius. Multipel trauma atau politrauma adalah apabila terdapat 2
atau lebih kecederaan secara fisikal pada regioatau organ tertentu, dimana salah
satunya bisa menyebabkan kematian dan memberi dampak pada fisik, kognitif,
psikologik atau kelainan psikososial dandisabilitas fungsional (Lamichhane P, et al,
2011).
Trauma dapat disebabkan oleh benda tajam, benda tumpul, atau peluru. Trauma
pada tulang dapat menyebabkan keterbatasan gerak dan ketidakseimbangan, fraktur
terjadi dapat berupa fraktur tertutup atauterbuka. Fraktur tertutup tidak disertai
kerusakan jaringan lunak sedangkan fraktur terbuka disertai dengan kerusakan
jaringan lunak seperti otot, tendon, ligamen dan pembuluh darah (Smeltzer S. C,
2001: Simarta, 2014).
Menurut Kartika (2012), manifestasi klinis yang dapat muncul diantaranya
laserasi, memar, ekimosis, Hipotensi, Tidak adanya bising usus Hemoperitoneum,
51
mual dan muntah, nyeri, pendarahan, penurunan kesadaran,sesak, Tanda Kehrs,
Tanda Cullen, Tanda Grey-Turner, Tanda Coopernail, Tanda Balance. Trauma dapat
diklasifikasikan menjadi trauma tumpul, trauma Penetrasi, trauma Thorak, Trauma
abdomen, Trauma pelviks, Trauma pada ekstremitas, dan Cidera vaskuler.
Menurut NCCEP (2009) untuk menegakkan suatu diagnosa diperlukan
pemeriksaan penunjang seperti radiologi, Pemeriksaan X-Rayuntuk screening
trauma tajam, Pemeriksaan Labolatorium, MRI, Angiografi untuk kemungkinan
kerusakan vena hepatic, CT Scan, Radiograf dada mengindikasikan peningkatan
diafragma, kemungkinan pneumothorax atau fraktur tulang rusuk VIII-X, Scan
limfa, Ultrasonogram, Peningkatan serum atau amylase urine, Peningkatan glucose
serum, Peningkatan lipase serum, DPL (+) untuk amylase, Peningkatan WBC,
Peningkatan amylase serum, Elektrolit serum, AGD.
Penatalaksanaan untuk multiple trauma prinsipnya sama dengan pada
kegawatdaruratan yaitu termulai dari Survey primeri (Primery survey), dan Survey
Sekunder (Sekundery survey) yang akan menghasilkan diagnosa keperawatan salah
satunya ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan
nafas, rencana asuhan keperawatan yang akan dilakukan seperti kaji tanda-tanda
vital, Buka jalan nafas dengan cara teknik chint lift atau juw thrust, Posisi pasien
untuk memaksimalkan ventilasi, Auskultasi suara nafas, catat adanya sdan stuara
tambahan, Monitor respirasi dan status oksigen serta kolaborasi untuk dilakukan
suctioning.
4.2 SARAN
Makalah ini membahas tentang kegawatdaruratan dengan multiple trauma. Saran
kami sebagai penulis, kepada para pembaca agar terus memperluas pengetahuan
tentang multiple trauma dengan mencari referensi lain baik dari buku, jurnal
terupdate. Diharapkan dari referensi-referensi tersebut dapat menjadi bahan
perbandingan kebenaran informasi oleh para pembaca, sehingga perlunya suatu
analisa data hingga pengujian ilmu, dan mengambil kesimpulan, yang kemudian
dapat diaplikasikan di ruang lingkup dunia kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA