Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

PROGRAM DOKTER
INTERNSHIP INDONESIA

RS SARI ASIH AR-RAHMAN

DR MARSHELLA GIANNI
HARDIANTO
IDENTITAS PASIEN

Nama Lengkap : Tn. S


Umur : 74 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat :
Agama : Islam
Pekerjaan : swasta
Masuk RS tanggal : 17 November
2018 Diagnosis masuk IGD : Susp.
Ileus obstruktif
Riwayat Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami keluhan serupa
seperti keluhan pasien.
Riwayat penyakit lain dalam keluarga juga disangkal.

Riwayat Sosial :
Penderita saat ini bekrja sebagai buruh, riwayat merokok (+), riwayat
minum alcohol (-).
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present:
 Keadaan Umum : Lemah
 Kesadaran : Composmentis
 TD : 160/100 mmHg
 Nadi : 100 x/menit
 RR : 20 x/menit
 T : 37 x/menit
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis:
 Kepala : Normocephali
 Mata : Anemia -/-, ikterus -/-
 THT : Kesan Tenang
 Thorax : Cor : S1 S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
 Pulmo : Vesikuler +/+, Whezing -/-, Rhonki -/-
 Abdomen : Distensi (+), bising usus (+) 15x/i, metalic bowel sound (+) nyeri tekan (+)
 Ekstremitas : Atas : Hangat +/+, edema -/-
Bawah : Hangat +/+, edema -/-
 Status Lokalis :
Regio abdomen Inspeksi : Distensi (+),
Auskultasi : Bising Usus (+) 15x/i, metalic bowel sound (+)
Perkusi : Timpani diseluruh regio abdomen
Palpasi : Nyeri Tekan (+)
HASIL PEMERIKSAAN TAMBAHAN
BNO
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS IGD
Suspek Ileus Obstruktif

Konsul bedah
Ileus Obstruktif
RENCANA TERAPI
 IVFD RL loading 2L
 Ceftriaxone 1 x 2 g
 Ketorolac 3 x 1
 Ranitidin 2 x 1
 Ondansetron 3 x 1
 Pasien dipuasakan
 Pasang DC
 Pasang NGT
Tanggal S O A P
19 Nov 2018   Status General : Post op laparatomi   Terapi lanjut 
Ku = lemah + colonostomy H1  Amiodaron 150mh bolus pelan 
Kesadaran = E3 M6 V(ETT) Stres ulcer   Omeprazole IV 1x1
TD = 105/68 mmHg    DPL ulang 
HR = 130-160x/I ireguler  Kalnex 3x250 mg
R = 15x/i  
T = 38,1 c
Diuresis 3 jam terakhir 1,1cc/kg/jam 
warna kuning pekat
Balance +208
NGT = hitam 
EKG = AF RVR
 

20 Nov 2018 Masih demam, nyeri  Status General : Post Op laparatomi   Terapi lanjut 


pada luka operasi,  Ku = lemah + colonostomy   Extra sanmol
sesak berkurang Kesadaran = Komposmentis H2  Diet cair 50cc/4 jam
  TD = 138/83 mmHg 13.55
13.55 HR = 109x/i Forgoxin 1 amp  blum  respon  amiodaron 1 amp
Gambaran EKG Atrial  R = 16x/i Konsul SP.PD
fibrilasi dimonitor T = 38 c  Fargoxin 3x1/2 amp
Saturasi 99% dengan O2 nasal 3L  Cordaron tab 3x2 tab
Drain/24jam 100cc 
NGT/24 jam 35cc
Urin/3 jam 2,3cc/kg/jam 
 
21 Nov 2018 Demam turun, Status General : Post Op  Terapi lanjut
nyeri berkurang Ku = baik laparatomi +  Mobilisasi
Kesadaran = Komposmentis colonostomy  Diet susu
TD = 107/65 mmHg H3 50cc/4jam
HR = 70x/i  Coba diet cair
RR = 18x/i  GV/ hari
T = 37 c

22 Nov 2018 Kondisi membaik,  Status General : Post Op   Terapi lanjut


BAB + Ku = baik laparatomi +   Aff NGT
Kesadaran = Komposmentis colonostomy   Aff Drain
TD = 120/80 mmHg H4  Fisioterapi 
HR = 80x/i  Diet bubur
RR = 20x/i  Pindah ruangan
T = 36 c
Hasil Lab :
HB 12,6
Leukosit 15500
Trombosit 225000
23 Nov 2019 Nyeri (-) Status General : Post Op  Aff DC
Ku = Baik laparatomi +  GV/ hari
Kesadaran = Komposmentis colonostomy  Besok pulang
TD = 110/70 mmHg H5 dan control ke
HR = 80x/i poli tgl 29 Nov
RR = 20x/i 2019
T = 36 c
Tinjauan Pustaka
ILEUS OBSTRUKTIF

Definisi :
Ileus adalah gangguan/hambatan pasase
isi usus yang merupakan tanda adanya
obstruksi usus akut yang segera
membutuhkan pertolongan atau tindakan.
Ileus ada 2 macam yaitu ileus obstruktif dan
ileus paralitik
KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi obstruksinya, ileus obstrukif atau ileus
mekanik
• Ileus Obstruktif letak tinggi : obstruksi yang mengenai usus
halus (dari gaster sampai ileum terminal)
• Ileus Obstruktif letak rendah : obstruksi yang mengenai usus
besar ( dari ileum terminal sampai rectum)
Selain itu, ileus obstruktif dapat dibedakan menjadi 3
berdasarkan stadiumnya, antara lain :
• Obstruksi sebagian (partial obstruction) : obstruksi terjadi
sebagian sehingga makanan masih bisa sedikit lewat, dapat
flatus dan defekasi sedikit.
• Obst ruksi sederhana ( simple obstruction) : ob
truksi/sumbatan yang tidak disertai terjepitnya pembuluh
darah (tidak disertai gangguan aliran darah).
• Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) : obstruksi
disertai dengan terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi
iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren.
PATOFISIOLOGI

Obstruksi usus

Peningkatan tekanan intraluminal

Peningkatan tekanan pada dinding usus

Obstruksi vena dan lymph→ edema → translokasi
bakteri

Obstruksi arteri → infark/gangrene → perforasi
GEJALA DAN TANDA

 Obstruksi usus halus  Obstruksi kolon


- Nyeri pada daerah - Nyeri kolik pada
periumbilikal daerah suprapubis
- Muntah - Muntah
- konstipasi,
- sulit flatus dan
buang air besar obstipasi, dan sulit
flatus
- Distensi abdomen,
- distensi abdomen
bising usus
dan penurunan
hiperaktif.
bising usus.
DIAGNOSIS
Anamnesis

Pada anamnesis ileus obstruktif usus halus


biasanya sering dapat ditemukan
penyebabnya, misalnya berupa adhesi
dalam perut karena pernah di operasi
sebelumnya atau terdapat henia. Pada ileus
obstruksi usus halus nyeri dirasakan di
sekitar umbilikus, sedangkan pada ileus
obstruksi usus besar nyeri dirasakan di
sekitar suprapubik. Muntah pada ileus
obstruksi usus halus berwarna kehijauan
dan pada ileus obstruksi usus besar onset
muntah lama.
Pemeriksaan fisik

1. Inspeksi : Tanda generalisata dehidrasi,


distensi abdomen, hernia, massa abdomen,
darm contour, darm steifung.
2. Palpasi : Defans muskular, pembengkakan,
massa yang abnormal dan nyeri tekan.
3. Perkusi : bunyi perut timpani
4. Auskultasi : Bising usus +/-, metalic sound
+/-, borborygmus (bunyi usus mengaum).
5. Rectal toucher : massa +/-, feses +/-,
terdapat darah atau tidak.
Pemeriksaan Penunjang

1. Foto polos abdomen 3 posisi


Untuk melihat ada sumbatan atau tidak
pada usus, dilatasi dan kolaps pada usus,
penebalan dinding usus (herring bone
apperance), air fluid level panjang-panjang
atau pendek-pendek (step ladder
apperance).
2. USG abdomen
Untuk melihat ada distensi usus atau tidak,
gerak peristaltik usus +/-.
Pemeriksaan laboratorium
1. Darah rutin
2. Foto polos abdomen
3. Gula darah
Penatalaksanaan
Resusitasi
Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan
adalah mengawasi tanda-tanda vital,
dehidrasi, dan syok. Pasien yang mengalami
ileus obstruktif mengalami dehidrasi dan
gangguan kesimbangan elektrolit, sehingga
perlu diberikan cairan intravena seperti RL.
Respon terhadap terapi dapat dilihat dari
tanda-tanda vital dan jumlah urin yang
keluar. Selain itu diperlukan juga
pemasangan nasogastric tube (NGT). NGT
digunakan untuk mengosongkan lambung,
mencegah aspirasi pulmonum bila muntah
dan mengurangi distensi abdomen.
Farmakologis
Pemberian obat antibiotik broad spektrum
sebagai profilaksis dan anti emetik untuk
mengurangi gejala mual muntah.
Operatif
Operasi dilakukan jika setelah rehidrasi dan
dekompresi nasogastrik untuk mencegah
sepsis sekunder. Operasi diawali dengan
laparotomi kemudian disusul dengan teknik
bedah yang disesuaikan dengan hasil
eksplorasi selama laparotomi.
Prognosis
Dubia ad bonam
………..Terima
Kasih…………

Anda mungkin juga menyukai