Anda di halaman 1dari 38

REFERAT

DISUSUN OLEH
NOLI RAHMI KARLINA

PEMBIMBING :
dr. Hasmija, MH, Sp.B.F.I.CS

Menjalani Kepanitraan Klinik Senior Pada Bagian/SMF ILmu Bedah


Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama di RSUD
Datu Beru Takengon
 Insidensi burst abdomen bervariasi di
berbagai wilayah di seluruh dunia. Angka
lepasnya lapisan luka operasi yang dilaporkan
dalam literatur internasional bervariasi dari
1% sampai 2,6%.
 Di India tercatat angka insidensi burst
abdomen sekitar 10-30%. Burst abdomen
pasca laparotomi terjadi pada 0,25% sampai
3% pasien, memiliki angka kematian sebesar
20%, dan membutuhkan operasi segera
(emergency).
 Kondisi yang berhubungan dengan
meningkatnya risiko burst abdomen adalah
anemia, hipoalbuminemia, malnutrisi,
malignansi, jaundice, obesitas dan diabetes,
jenis kelamin laki-laki, pasien usia lanjut,
dan prosedur bedah khusus seperti operasi
kolon atau laparotomi emergensi yang
berhubungan dengan terjadinya disrupsi luka
r j
 Burstabdomen diartikan sebagai terpisahnya
jahitan luka pada abdomen secara partial
atau komplit salah satu atau seluruh lapisan
dinding abdomen pada luka post
operatif disertai protrusi dan eviserasi isi
abdomen. Burst abdomen dikenal juga
sebagai abdominalwound
dehiscence(Theodore, 1999).Eviserasi adalah
suatu keadaan dimana keluarnya organ-organ
abdomen seperti usus.
Operasi
Pre Operasi
Tipe Insisi
-Jenis kelamin Jenis luka
-Umur
-Anemia
-Hipoproteinnemia
-Defisiensi Vit C
Post Opersi
-Kortikosteroid
-Merokok
-Peningkatan Intra Abdomen
-HipoAlbumin
-Infeksi pada luka
-Operasi Emergensi
-Penutupan jahitan luka operasi
-DM
-Gangguan pada penyembuhan luka
-Terapi Radiasi
 Nyeri setelah beberapa hari operasi
 Keluar cairan merah pada bekas jahitan atau
bahkan keluar nanah
 Luka jahitan menjadi lembek dan merah
(hiperemi)
 Perut distended (membesar dan tegang) yang
menandai adanya infeksi di daerah tersebut
 Keadaan umum pasien juga menurun ditandai
dengan wajah tampak anemis dan pasien
tampak sangat kesakitan
 Proses Penyembuhan Luka
 Penyembuhan luka perprimum dan persekundum
 Non-operatif
 operatif
 Menurut Sander (2012), angka mortalitas
pasien dengan burst abdomen rata-rata
18,1%, dengan range 9,4% – 43,8%. Apabila
terpisahnya jahitan luka pada abdomen
secara partial atau komplit salah satu atau
seluruh lapisan dinding abdomen pada luka
post operatif tidak segera ditangani
makapasien tersebut memiliki kemungkinan
mortalitas 30%.
 RM : 186778
 Nama : Ny. Runian Anzib
 Tempat, : Bantayan,
 Tgl. Lahir : 01 Juli 1945
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Berat Badan : 40 kg
 Tinggi Badan : 152 cm
 Pekerjaan : Petani
 Alamat : Arakundo, Aceh Timur
 Tgl. Masuk : 18 – 08 – 2019
 Keluhan Utama : Bekas jahitan terbuka
 Anamnesa :
Pasien datang ke RS Datu Beru Takengon dengan keluhan
jahitan terbuka. Bekas jahitan didapat pada operasi
yang dilakukan 5 hari yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan mual (+), muntah (+), demam (-), nafsu
makan menurun.
 Riwayat Penyakit Dahulu :Disangkal
 Riwayat Penyakit Keluarga :Hipertensi(–),DM(–),
asma (–)
 Riwayat Penggunaan Obat :Disangkal
Pemeriksaan Fisik :
 Keadaan Umum : Sakit sedang
 Kesadaran : E4 V5 M6
 VAS : 8
 Tekanan Darah : 128/93
 Nadi : 70 x/menit
 Pernafasan : 20 x/menit
 Status Generalisata :
 Kepala : Normocepali (+)
 Mata : Anemis ( + / + ), sklera ikterik ( – / – )
 Leher : Pembengkakan KGB ( – ), deviasi trakea ( – )
 Thorax :
 Inspeksi : Simetris (+/+)
 Palpasi : Pelebaran ICS ( – )
 Perkusi : Sonor (+/+)
 Auskultasi : Ves (+/+), Wh (–/–), Rh (–/–)
 Ekstremitas : Bebas, Edema (–)
 Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan
 Status Lokalis :
 Regio : Abdomen
 Inspeksi : Simetris (+), distensi (+), bekas
jahitan terbuka (+)
 Auskultasi : Bising usus (–) Normal
 Palpasi : Soepel (+), defense muscular (+),
 Perkusi : Tympani (+), Tapping pain (–)
 Burst Abdomen
 Diet TKTP
 Ivfd Asering 1200 cc/ hari
 Iv. Ceftriaxone 1gr/12 jam
 Iv. Metronidazole 1 gr/8 jam
 Iv. Ondansetron 1 amp/12 jam
 Iv. Ranitidine 50 mg/12 jam
 Iv. Paracetamol 1 fls/8 jam
 Ambroxol tab 3 x 1
 Rencana Repair abdomen defect
 Tranfusi WB 2 kolf, PRC 1 kolf
Tgl. S/ bekas jahitan terbuka (+), nyeri P/
(+), mual-muntah (+), nafsu
14/8/2019
makan menurun, BAB (+), BAK (-),  Diet sonde
Batuk (+)
 Ivfd Asering 1200 cc/ hari
O/
 Iv. Ceftriaxone 1gr/12 jam
KU : sedang
 Iv. Metronidazole 1 gr/8 jam
TD : 100/80mmHg

HR : 8i x/m  Iv. Ondansetron 1 amp/12 jam

RR : 20x/m  Iv. Ranitidine 50 mg/12 jam

T : 36.7 oC  Iv. Paracetamol 1 fls/8 jam


VAS : 7-8
 Ambroxol tab 3 x 1
SL : et regio abdomen
 Rencana Repair abdomen defect
I : distensi (+), defense muscular
(+)  Tranfusi WB 2 kolf, PRC 1 kolf

A : Peristaltik (+)

P : Nyeri tekan (+)

P : tympani (+)
Tgl 15/8/2019 S/ bekas jahitan terbuka (+), P/
nyeri (+), mual-muntah (+), nafsu
makan menurun, BAB (+), BAK (-  Diet sonde
), Batuk (+)
 Ivfd Asering 1200 cc/ hari
O/
 Iv. Ceftriaxone 1gr/12 jam
KU : sedang
 Iv. Metronidazole 1 gr/8 jam
TD : 140/80mmHg

HR : 81 x/m  Iv. Ondansetron 1 amp/12 jam

RR : 20x/m  Iv. Ranitidine 50 mg/12 jam

T : 36.7 oC  Iv. Paracetamol 1 fls/8 jam


VAS : 7-8
 Iv. Lasix 1 amp/hari
SL : et regio abdomen
 Iv. Dexametason 1 amp/hari
I : distensi (+), defense muscular
(+)  Ambroxol tab 3 x 1

A : Peristaltik (+)  Codein 3 x1


P : Nyeri tekan (+)

P : tympani (+)
Tgl. S/ bekas jahitan terbuka (+), P/
nyeri (+), mual-muntah (+),
16./8/2019
nafsu makan menurun, BAB (+),  Diet sonde
BAK (-), Batuk (+)
 Ivfd Asering 1200 cc/ hari
O/
 Iv. Ceftriaxone 1gr/12 jam
KU : sedang
 Iv. Metronidazole 1 gr/8 jam
TD : 160/80mmHg

HR : 81 x/m  Iv. Ondansetron 1 amp/12 jam

RR : 20x/m  Iv. Ranitidine 50 mg/12 jam

T : 36.7 oC  Iv. Paracetamol 1 fls/8 jam


VAS : 7-8
 Iv. Lasix 1 amp/hari
SL : et regio abdomen
 Iv. Dexametason 1 amp/hari
I : distensi (+), defense
muscular (+)  Ambroxol tab 3 x 1

A : Peristaltik (+)  Codein 3 x1


P : Nyeri tekan (+)

P : tympani (+)
Tgl. S/ bekas jahitan terbuka (+), P/
nyeri (+), mual-muntah (+),
17/8/2019
nafsu makan menurun, BAB (+),  Diet sonde
BAK (-), Batuk (+)
 Ivfd Asering 1200 cc/ hari
O/
 Iv. Ceftriaxone 1gr/12 jam
KU : sedang
 Iv. Metronidazole 1 gr/8 jam
TD : 160/80mmHg

HR : 78 x/m  Iv. Ondansetron 1 amp/12 jam

RR : 20x/m  Iv. Ranitidine 50 mg/12 jam

T : 36.7 oC  Iv. Paracetamol 1 fls/8 jam


VAS : 7-8
 Iv. Lasix 1 amp/hari
SL : et regio abdomen
 Iv. Dexametason 1 amp/hari
I : distensi (+), defense
muscular (+)  Ambroxol tab 3 x 1

A : Peristaltik (+)  Codein 3 x1


P : Nyeri tekan (+)  Cetirizine 2 x 1
P : tympani (+)
Tgl. S/ bekas jahitan terbuka (+), P/
nyeri (+), mual-muntah (+),
18/8/2019 nafsu makan menurun, BAB  Diet sonde
(+), BAK (-), Batuk (+)
 Ivfd Asering 1200 cc/ hari
O/
 Iv. Ceftriaxone 1gr/12 jam
KU : sedang
 Iv. Metronidazole 1 gr/8 jam
TD : 170/80mmHg

HR : 90 x/m  Iv. Ondansetron 1 amp/12 jam

RR : 20x/m  Iv. Ranitidine 50 mg/12 jam

T : 36.7 oC  Iv. Paracetamol 1 fls/8 jam


VAS : 7-8
 Iv. Lasix 1 amp/hari
SL : et regio abdomen
 Iv. Dexametason 1 amp/hari
I : distensi (+), defense
muscular (+)  Iv. Albumin 1 fls/12 jam

A : Peristaltik (+)  Ambroxol tab 3 x 1


P : Nyeri tekan (+)  Codein 3 x1
P : tympani (+)
 Cetirizine 2 x 1
A/ burst abdomen
 Burstabdomen atau abdominal wound
dehiscence adalah terbukanya tepi-tepi luka
sehingga menyebabkan evirasi atau
pengeluaran isi organ-organ dalam seperti
usus, hal ini merupakan salah satu komplikasi
post operasi dari penutupan luka di dalam
perut. Burst abdomen dipengaruhi oleh
faktor-faktor pre operatif, operatif, dan post
operatif.

Anda mungkin juga menyukai