Anda di halaman 1dari 17

BIAYA VARIABEL

KELOMPOK II
ketua : Mike Oriza (2110003510060)
Anggota : Yanti (2110003510037)
Tafmi Hayatul Hikmah(2110003510033
Chindi Holani (2110003510023)
Neni Justina(2110003510019)

Dosen Pembimbing:
Rina Asmeri, SE.M.Si

Biaya
Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang berubah
secara proporsional dengan aktivitas
bisnis. Biaya variabel adalah jumlah biaya
marjinal terhadap semua unit yang
diproduksi. Hal ini juga dapat dianggap
biaya normal.
Biaya
Variabel
Absorption Costing :
Kalkulasi biaya yang menentukan bahwa yang
termasuk biaya produksi adalah bahan langsung,
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik
tetap maupun variabel.
. Variable Costing :
Kalkulasi biaya yang menentukan bahwa yang
termasuk biaya produksi adalah bahan langsung,
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
variabel.Sedangkan BOP Tetap termasuk biaya
periodik.
Contoh
Perhitungan
Nopember Desember
Persediaan awal 0 200
Produksi 2.000 2.000
Penjualan 1.800 2.200
Persediaan akhir 200 0
. Biaya-biaya :
Biaya produksi variabel/unit :
Bahan langsung Rp.100,- Rp.100,-
Tenaga kerja langsung 50,- 50,-
Overhead pabrik variabel 30,- 30,-
Contoh
Perhitungan
Biaya produksi tetap/bulan 160.000 160.000
Adm & pemasaran variabel 20 20
Adm & pemasaran tetap/bulan 120.000 120.000
Harga jual/unit 500 500
.
Nilai persediaan :
Absorption costing= 200 unit xRp260= 52.000,-
Variable costing=200 unitxRp180 = 36.000,-
Dampak Terhadap
Laba
Bila Produksi = Penjualan sehingga tidak terjadi
perubahan terhadap persediaan, maka Laba
Absorption=Laba Variable.
Bila Produksi > , maka Laba Absorption > Laba
Variable Costing.
Bila Produksi < Penjualan sehingga terjadi
penurunan persediaan, maka Laba Absorption
< Laba Variable Costing.
Laporan Rugi Laba
(format tradisional)
Nopember Desember
Pendapatan penjualan
1.800 X Rp.500 900.000
2.200 X500 1.100.000
Harga pokok penjualan
1.800 x Rp. 260 468.000
2.200 x260 572.000
LABA KOTOR 432.000 528.000

Adm&Pemasaran
(1.800xRp20)+120.000 = 156.000
(2.200xRp20)+120.000 164.000
LABA NETO 276.000 364.000
Laporan Rugi Laba
(format kontribusi)
Pendapatanpenjualan Nopember Desember
1.800 X Rp.500 900.000
2.200 x500 1.100.000
Biaya variabel
(1.800xRp180)+1.800x20= 360.000
(2.200xRp180)+2.200x20= 440.000
Margin kontribusi 540.000 660.000
Biaya tetap 280.000 280.000
LABA NETO 260.000 380.000
Perbedaan
Laba
Pada bulan Januari ternyata laba neto
Absorption Costing lebih besar dari pada laba
neto Variable Costing sebesar
Rp.16.000,-.Perbedaan ini timbul karena
adanya penangguhan BOP tetap pada
persediaan akhir sebesar (Rp.160.000 :
2.000)x200unit =Rp.16.000,-
Perbedaaan
Laba
Pada bulan Februari ternyata laba neto
Absorption costing lebih rendah dari pada
Variable costing sebesar Rp.16.000,-Hal ini
terjadi adanya pengeluaran BOP Tetap
dalam persediaan awal.
Pendekatan Absorption Costing=Penjualan
Pendekatan Variable Costing= Produksi
rekonsiliasi pendapatan
bersih Absorption dan biaya
variabel
November December
Variable Costing-NI 260.000 380.000
Add:
Fixed-FOH Cost
(200 unitxRp.80) 16.000
Deduct:
Fixed-FOH Cost
(200 unitxRp.80) 16.000
Absorption Costing 276.000 364.000
Keunggulan Biaya
Variabel
Data yang diperlukan untuk keperluan CVP Analysis dapat
diambil langsung dari Laporan Rugi Laba yang disusun
dengan format kontribusi. Hal ini tidak dapat dilakukan
pada Laporan Rugi Laba format tradisional.
Laba akan terarah pada Penjualan karena Laba yang
diperoleh tidak dipengaruhi oleh tingkat persediaan.
Manajer selalu berasumsi bahwa yang dinamakan biaya
produksi hanyalah yang bersifat variabel saja, sehingga
akan menjadi masalah kalau diterapkan Absorption
Costing karena disamping ada biaya produksi variabel
juga dimasukkan unsur biaya tetap.
Keunggulan Biaya
Variabel
Variable Costing berkaitan dengan Standar Costing
dan Flexible Budget, tidak demikian dengan
Absorption Costing.
Laba Netto berdasarkan Variable Costing lebih dekat
kaitannya dengan Net Cash Flow daripada
Absorption Costing terutama pada perusahaan yang
mengalami masalah serius dengan Cash Flownya.
Data Variable Costing memudahkan estimasi tingkat
profitabilitas produk, konsumen dan segmen bisnis
lainnya.
Keunggulan Biaya
Variabel
Pada Variable Costing, dampak Fixed Cost terhadap
Laba sangat jelas. Tidak demikian dengan Absorption
Costing yang samar-samar.
Berdasarkan keunggulan-keunggulan Variable Costing
tersebut bukan berarti Absorption Costing jelek, tetapi
lebih mengarah pada tujuan penggunaannya.
Variable Costing digunakan untuk membantu
manajemen dalam melakukan analisis biaya,
sedangkan Absorption Costing memberikan informasi
keuangan bagi External Users.
Kesimpulan
Biaya variabel adalah biaya yang
berubah mengikuti aktivitas
bisnis. Dengan kata lain, biaya
variabel artinya biaya yang
besarannya naik turun tergantung
pada volume operasional
perusahaan.
Terima Kasih
sekian dari kelompok kami, kami siap
menerima semua pertanyaan, kecuali
menerima kenyataan bahwa kita
hanya sebatas teman

Anda mungkin juga menyukai