BAB I
“ SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI MANAJEMEN”
Kesimpulannya adalah, dari awalnya akuntansi biaya memang dirancang untuk tujuan
inventory costing, yaitu memperkirakan nilai dari biaya produksi yang masuk dalam persediaan
barang dalam proses, persediaan barang jadi, serta beban pokok penjualan. Karena itu dari awal
sistem akuntansi biaya dikemabangkan tanpa membutuhkan perhitungan biaya perunit yang
akurat dan sistem akuntansi biaya ini memang bukan ditujukan untuk memberikan informasi
bagi manajemen dalam mengambil keputusan.
SOAL PILIHAN GANDA.
1. Untuk perusahaan yang sudah mengeluarkan saham atau obligasi pada publik, laporan
keuangan tersebut harus dilaporkan setiap . . . .
a. Kuartal dan tahunan
b. Kuartal
c. Triwulan III
d. Tahunan
Jawaban : A
3. Biaya-biaya yang dapat ditelusuri dengan akurat pada masing-masing obyek biayanya
adalah . . . .
a. Biaya tidak langsung
b. Biaya langsung
c. Biaya bahan baku langsung
d. Biaya produksi
Jawaban : B
4. Dasar alokasi biaya tidak langsung yang biasanya dipakai perusahaan, kecuali . . . .
a. Unit produksi
b. Biaya buruh langsung
c. Unit tidak terjual
d. Jam mesin
Jawaban : C
5. Ilmu yang memperlajari perhitungan biaya produksi per unit dengan tujuan untuk
memberikan nilai pada persediaan yang memiliki perusahaan adalah . . . .
a. Akuntansi manajemen
b. Akuntansi biaya
c. Manajemen biaya
d. Akuntansi keuangan
Jawaban : B
BAB III
“PENGGUNAAN SISTEM MANAJEMEN BIAYA UNTUK EfFISIENSI”
A. Latar Belakang
Sistem activity based costing memberikan gambaran yang lebih akurat dan rinci
mengenai keadaan perusahaan, seperti profitabilitas dari produk atau pelanggan perusahaan.
Menurut Cooper dan Kaplan (1999), informasi activity based costing dapat dipergunakan untuk
dua hal. Hal pertama disebut dengan operating activity based management, dimana informasi
ABC tersebut dipergunakan untuk menunjukan aktivitas-aktivitas apa saja yang dilakukan
perusahaan secara tidak effisien, yang menimbulkan biaya yang tinggi, yang pada akhirnya
mengurangi profitabilitas produk atau pelanggan perusahaan. Hal kedua disebut dengan strategic
activity based management. Dalam hal ini sistem informasi ABC dipergunakan untuk melakukan
pengambilan keputusan stratejik yang lebih baik bagi perusahaan. Sistem ABC akan
menghasilkan informasi yang akurat, yang menyebabkan perusahan dapat mengetahui produk
atau pelanggan yang mana yang merugikan ataupun yang menguntungkan, sehingga perusahaan
dapat mengambil keputusan yang lebih akurat mengenai tindakan-tindakan yang harus dilakukan
terhadap produk atau pelanggan tersebut.
F. Lean Production
Konsep effisiensi biaya lainnya yang belakangan ini muncul adalah lean production.
konsep ini juga sering disebut dengan Toyota Production System (TPS). Konsep lean production
bertujuan untuk membuat perusahaan menjadi “kurus” (lean) dengan cara membuang segala
aktivitas-aktivitas dan juga biaya yang tidak memiliki nilai tambah bagi perusahaan. Dalam
konsep lean, terdapat tujuh pemborosan yang harus dihilangkan perusahaan, yaitu:
1. Kelebihan produksi
2. Persediaan
3. Motion
4. Material movement
5. Correction, termasuk didalamnya pengerjaan ulang (rework)
6. Over processing
7. Waiting
1. Ilmu yang memberikan gambaran yang lebih akurat dan rinci mengenai keadaan
perusahaan, seperti profitabilitas dari produk atau pelanggan perusahaan yaitu . . . .
a. Operating Activity Based Management
b. Sistem activity based costing
c. Activity sharing
d. Value added activities
Jawaban : B
2. Dalam penerapan activity based management, maka model activity based costing harus
dipakai adalah . . . .
a. yang memisahkan antara biaya fleksibel dengan biaya committed
b. konsep biaya kualitas
c. akurat dan rinci mengenai keadaan perusahaan
d. aktivitas yang memiliki nilai tambah
Jawaban : A
3. Yang tidak termasuk contoh dari aktivitas-aktivitas yang tidak menambah nilai yaitu . . . .
a. pengerjaan ulang
b. pemeriksaan atau inspeksi
c. penghilangan aktivitas
d. penyimpangan.
Jawaban : C