Anda di halaman 1dari 4

BAB 10

“KONSEP PENDAPATAN (Revenue)”

A. Pengertian pendapatan
Pendapatan dapat dianggap sebagai produk perusahaan, artinya sesuatu yang dihasilkan
oleh potensi jasa (cost) yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Paton dan Littleton (1940),
pengertian pendapatan dapat ditinjau dari aspek fisik dan aspek moneter. Sementara menurut
Kam (1990) ada beberapa faktor yang dapat membentuk pendapatan.

B. Pendapatan Dan Untung (Gains)


Kenaikan jumlah rupiah aktiva dapat berasal dari (Suwardjono, 1989) p.147):
1. Transaksi modal atau pendanaan (financing) yang mengakibatkan adanya
tambahan dana yang ditanamkan oleh pemegang obligasi (kreditor) dan
pemegang saham.
2. Untung dari penjualan aktiva yang bukan berupa produk perusahaan seperti aktiva
yang tetap, surat berharga, atau penjualan anak perusahaan.
3. Hadiah, sumbangan atau pertemuan
4. Penyerahan produk perusahaan berupa hasil penjualan produk atau penyerahan
jasa.

1. Pengukuran Pendapatan
Pendapatan diukur dalam satuan nilai tukar produk/jasa dalam suatu transaksi yang
bebas. IAI juga menganut prinsip yang sama yaitu mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar
imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Yang dimaksud nilai wajar disini adalah suatu
jumlah dimana suatu aktiva mungkin ditukar atau suatu hutang diselesaikan antara pihak yang
memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.

2. Pembentukan Dan Realisasi Pendapatan


Pembentukan pendapatan dan realisasi pendapatan adalah dua konsep yang berbeda
tetapi saling mendukung, yang sering digunakan untuk menjelaskan pendapatan. Earning
process cenderung berkaitan dengan kapan pendapatan dianggap terbentuk, sedang realisai
berkaitan dengan pernyataan kapan pendapatan dianggap terealisasi dalam suatu transaksi.

A. Pembentukan Pendapatan (Earning Process)


Earning Process adalah suatu konsep yang menjelaskan proses terjadi pendapatan.
Secara konseptual pendapatan dianggap terbentuk bersamaan dengan seluruh proses berlangsung
kegiatan perusahaan.jadi, proses pembentukan pendapatan dimulai dari kegiatan produksi,
penjualan, dan pengumpulan piutang. Pendapatan belum akan terjadi sebelum perusahaan
melakukan kegiatan produksi.
B. Realisasi Pendapatan
Konsep realisasi berbeda dengan konsep pembentukan pendapatan. Realisasi
merupakan teknik akuntansi yang dijadikan dasar untuk menandai pengakuan pendapatan. Atas
dasar konsep ini, pendapatan baru terbentuk setelah produk selesai dikerjakan dan terealisasi
melalui penjualan baik secara langsung maupun melalui kontrak penjualan. Diterimanya kas atau
kesanggupan membayar dari pihak pembeli merupakan proses realisasi pendapatan.

3. Pengakuan Pendapatan
Umunya akuntan menggunakan konsep realisasi untuk menentukan “peristiwa kritis”
yang akan dijadikan dasar dalam penentuan waktu dan pengakuan pendapatan. Hal ini
dilakuakan karena sulitnya mengalokasikan pendapatan pada berbagai tahapam kegiatan operasi
operasi perusahaan.

A. Kriteria Pengakuan Pendapatan


Bukti obyektif sangat diperlukan untuk mengakui adanya perubahan nilai aktiva/ hutang
yang akan dicatat sebagai pendapatan. Secara umum, ada dua kriteria yang dapat dijadikan dasar
untuk mengakui pendapatan. Menurut FASB (1980) dalam SFAC No.5, kriteria tersebut adalah :
 Telah terealisasi, yaitu bila telah terjadi transaksi pertukaran anatra barang yang
dihasilkan dengan kas atau klaim untuk menerima kas.
 Pendapatan telah terbentuk (earned), yaitu bila kegiatan mengahsilkan barang dan
jasa telah berjalan dan secara substansial telah selesai.

1. Keterukuran Nilai Aktiva


Oleh karena pendapatan menyebabkan kenaikan nilai total aktiva perusahaan, yang
sekaligus meningkatkan modal, maka kriteria ini merupakan salah satu kriteria yang dapat
diterima. Apabila tidak ada aliran masuk aktiva yang dapat ditentukan secara obyektif ke dalam
perusahaan, secara otomatis tidak ada pendapatan yang diakui. Pandangan yang selama ini
mendominasi pengakuan pendapatan adalah bahwa aktiva yang diterima harus aktiva likuid (kas
atau piutang).

2. Terjadinya Transaksi.
Pendapatan dapat diakui apabila terjadi pertukaran antara barang yang dihasilkan
perusahaan dengan aktiva baru yang diterima perusahaan. Keterlibatan pihak luar dalam
transaksi yang wajar menunjukan adanya bukti obyektif naiknya nilai perusahaan. Tranasksi
pertukaran merupakan dasar yang dapat dipertanggungjawabkan dalam menentukan waktu
pengakuan pendapatan dan jumlah pendapatan yang harus dicatat.
3. Proses Pembentukan Pendapatan Telah Selesai
Unutk memperoleh pendapatan perusahaan harus melakukan kegiatan
memproduksi/pemgadaan barang dan jasa. Pendapatan dapat dikatakan terbentuk apabila
kegiatan menghasilkan pendapatan telah berjalan dan secara substansial telah selesai. Secara
umum, dari berbagai kriteria yang diajukan untuk mengakui pendapatan, dapat dikatakan saat
terjadinya penjualan barang merupakan dasar yang paling jelas untuk mengakui pendapatan.

B. Saat pengakuan Pendapatan


1. Pendapatan Diakui Selama Kegiatan Produksi.
Pendapatan dapat diakui selama kegiatan produksi, meskipun produk yang dihasilkan
perusahaan masih dalam proses produksi. Prosedur yang digunakan adalah prosentase
penyelesaian. Pengakuan pendapatan dengan cara ini dapat dilakukan bila harga kontrak sudah
pasti dan taksiran cost untuk menyelesaiakn proyek serta kemajuan dalam penyelesaian kontrak
dapat dipertanggungjawabkan.

2. Pendapatan Diakui Saat Produk Selesai.


Pengakuan pendapatan atas dasar produk selesai biasanya dianggap tepat untuk
industri pertambangan dan pertanian, seperti emas, timah, gandum dsb. Umumnya produk yang
dihasilkan memiliki harga yang sudah pasti dan pemasaran terjamin. Dengan demikian apabila
produk tertentu dapat dipastikan akan terjual dengan harga tertentu, maka pendapatan dapat
diakui pada saat selesainya produksi. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk mengakui
pendapatan saat produksi selesai, yaitu (a) harga jual dapat ditentukam dengan cukup tepat, (b)
tidak diperlukan kegiatan/biaya pemasaran yang material untuk menjual produk tersebut, (c) cost
produk sulit untuk ditentukan, (d) satuan-satuan persediaan dapat saling dipertukarkan.

3. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan


Didasarkan pada alasan yag mengarah pada pengertian dan konsep pendapatan seperti
yang diajukan Paton dan Littleton (1940) sbb: (a) pendapatan merupakan nominal (dollar) yang
menyatakan produk akhir operasi perusahaan. Oleh karena itu, harus diakui dan diukur pada
tingkat/titik kegiatan yang menentukan dalam aliran kegiatan operasi perusahaan, (b) pendapatan
harus benar-benar terjadi dan didukung dengan timbulnya aktiva baru yang sah (sebaiknya
berupa kas atau piutang). Atas dasar ekonomi peristiwa yang dijadikan dasar untuk mengakui
pendapatan adalah ketika pembuatan faktur bersamaan dengan pengiriman barang.

4. Pengakuan pendapatan pada saat kas diterima


Dalam hal terdapat ketidakpastian yang besar mengenai pengumpulan piutang yang
timbul dari penjualan barang/jasa, pengakuan pendapatan dapat ditunda sampai saat diterimanya
kas. Meskipun transaksi telah terjadi, ketidakpastian pengumpulan kas menjadi tidak dapat
diandalkan. Oleh karena itu, pendapatan baru diakui setelah kas betul-betul terkumpul.
Ketidakpastian pengumpulan piutang tersebut biasanya terjadi karena belum berpindahnya hak
atas barang sampai dilunasinya pembayaran. Akibatnya biasanya penjualan kemungkinan dapat
dibatalkan.
5. Pendapatan Menurut IFRS
IFRS memberikan kriteria pengakuan pendapatan di IAS 18. Dua kriteria itu berbeda
karena sifat barang dan jasa berbeda secara mendasar.
A. Penjualan Barang
Paragraph 14 IAS 18 memberikan criteria pengakuan pendapatan dalam
penjualanbarang sbb:
a. Entitas telah mengalihkan kepada pembeli risiko signifikan dan kepemilikan barang tersebut.
b. Entitas tidak lagi menahan keterlibatan managerial sampai pada suatu tingkat dimana
diasosiakan dengan kepemelikkan barang ataupen tidak memiliki control terhadap penjujlan
barang tersebut.
c. Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal (realible)
d. Kemungkinan bahwa manfaat ekonomis yang dikaitkan dengan transaksi akan mengalirkan
ke entitas
e. Biaya yang muncul atau akan muncul dalam transaksi tersebut dapat diukur secara handal

B. Penyedia Jasa
Outcome dari transaksi dapat diestimasi secara handal jika memenuhi kondisi sbb:
a. Jumlah pendapatan tersebut dapat dikur secara handal
b. Adalah mungkin bahwa manfaat ekonomis yang berkaitan dengan transaksi akan mengalir
kepada entitas
c. Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporam dapat diukur secara handal.
d. Biaya yang muncul untuk transaksi tersebut dan biaya untukmenyelesaikan transaksi dapat
diukur secara handal.
e. Pada paragraph 26, jika outcome transaksi penyediaan jasa tidak dapat diestimasi dengan
handal, maka pendapatan hanya akan diakui sejauh biaya yang diakui akan ditutup
(recoverable).

C. Pengakuan Pendapatan Saat Produksi


Adalah mungkin mengakui pendapatan saat produksi terutama pada produk
pertanian. JAS 41 menyatakan bahwa perusahaan harus mengakui pendapatan dari produksi pada
saat tanggal panen. Hal ini juga berlaku pada produksi mineral (tambang) yang secara luas
diperdagangkan di pasar komoditas seperti emas, perak dan baja. Perusahaan dapat mengakui
pendapatan pada saat produksi seperti diatur dalam IAS 18 dengan cara menjual lewat
forwardcontract untuk menyerahkan barang di masa datang dengan harga jual tetap (fixed).
Dengan cara ini risiko dan kepemilikan mineral telah beralih ke pembeli sebelum mineral
diserahkan secara fisik. Sehingga perusahaan dapat mengakui pendapatan pada saat mineral
diproduksi dan siap dikirim sesuai forwardcontract.

Anda mungkin juga menyukai