A. Pengertian pendapatan
Pendapatan dapat dianggap sebagai produk perusahaan, artinya sesuatu yang dihasilkan
oleh potensi jasa (cost) yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Paton dan Littleton (1940),
pengertian pendapatan dapat ditinjau dari aspek fisik dan aspek moneter. Sementara menurut
Kam (1990) ada beberapa faktor yang dapat membentuk pendapatan.
1. Pengukuran Pendapatan
Pendapatan diukur dalam satuan nilai tukar produk/jasa dalam suatu transaksi yang
bebas. IAI juga menganut prinsip yang sama yaitu mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar
imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Yang dimaksud nilai wajar disini adalah suatu
jumlah dimana suatu aktiva mungkin ditukar atau suatu hutang diselesaikan antara pihak yang
memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
3. Pengakuan Pendapatan
Umunya akuntan menggunakan konsep realisasi untuk menentukan “peristiwa kritis”
yang akan dijadikan dasar dalam penentuan waktu dan pengakuan pendapatan. Hal ini
dilakuakan karena sulitnya mengalokasikan pendapatan pada berbagai tahapam kegiatan operasi
operasi perusahaan.
2. Terjadinya Transaksi.
Pendapatan dapat diakui apabila terjadi pertukaran antara barang yang dihasilkan
perusahaan dengan aktiva baru yang diterima perusahaan. Keterlibatan pihak luar dalam
transaksi yang wajar menunjukan adanya bukti obyektif naiknya nilai perusahaan. Tranasksi
pertukaran merupakan dasar yang dapat dipertanggungjawabkan dalam menentukan waktu
pengakuan pendapatan dan jumlah pendapatan yang harus dicatat.
3. Proses Pembentukan Pendapatan Telah Selesai
Unutk memperoleh pendapatan perusahaan harus melakukan kegiatan
memproduksi/pemgadaan barang dan jasa. Pendapatan dapat dikatakan terbentuk apabila
kegiatan menghasilkan pendapatan telah berjalan dan secara substansial telah selesai. Secara
umum, dari berbagai kriteria yang diajukan untuk mengakui pendapatan, dapat dikatakan saat
terjadinya penjualan barang merupakan dasar yang paling jelas untuk mengakui pendapatan.
B. Penyedia Jasa
Outcome dari transaksi dapat diestimasi secara handal jika memenuhi kondisi sbb:
a. Jumlah pendapatan tersebut dapat dikur secara handal
b. Adalah mungkin bahwa manfaat ekonomis yang berkaitan dengan transaksi akan mengalir
kepada entitas
c. Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporam dapat diukur secara handal.
d. Biaya yang muncul untuk transaksi tersebut dan biaya untukmenyelesaikan transaksi dapat
diukur secara handal.
e. Pada paragraph 26, jika outcome transaksi penyediaan jasa tidak dapat diestimasi dengan
handal, maka pendapatan hanya akan diakui sejauh biaya yang diakui akan ditutup
(recoverable).