Tujuan pembelajaran
2. definisi dari tarif overhead pabrik dan penentuan atas tarif tersebut
5. analisis varian dan perlakuan Akuntansi atas biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang
Dibebankan.
Bab 7 dan Bab 8 membahas dua komponen biaya yang utama dari suatu produk, yaitu bahan
baku langsung dan tenaga kerja langsung. Komponen biaya yang ketiga adalah overhead
pabrik yang dibahas secara menyeluruh dalam bab ini.
1. Konsep Dasar: biaya-biaya yang hams terjadi meskipun biaya tersebut secara langsung
tidak mempunyai hubungan yang dapat diukur dan diamati terhadap satuan-satuan aktivitas
tertentu, produksi atau tujuan-tujuan biaya (cost objectives).
Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung merupakan biaya utama dari suatu produk.
Overhead pabrik meliputi semua biaya lain selain biaya bahan baku langsung dan biaya
tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa. Semua biaya
produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung dikelompokkan
sebagai biaya overhead pabrik (factory or manufacturing overhead costs). Istilah lain dari
biaya overhead pabrik ini adalah biaya produksi tidak langsung yang terdiri atas tiga
kelompok biaya, yakni: biaya bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung,
dan biaya produksi tidak langsung lainnya seperti air, listrik, telepon, asuransi, pajak,
pemeliharaan. penyusutan, dan laIn-lain.
Jenis dan ukuran dari suatu perusahaan dan juga jenis dan jumlah dari aneka produk yang
dibuat akan menentukan pentingnya biaya overhead pabrik sebagai komponen dari total biaya
produksi. Biaya overhead pabrik biasanya tidak terlalu berarti bagi sebuah perusahaan kecil
yang biasanya melakukan penanaman modal atau investasi yang kecil dan mempunyai tenaga
kerja yang tidak terampil (unskilled labour). Sebaliknya, bagi sebuah perusahaan besar
dengan tingkat spesialisasi tenaga kerja yang tinggi dan
investasi barang modal yang besar, biaya overhead pabrik merupakarl komponen yang besar.
Dalam membebankan biaya overhead pabrik ke produk yang dihasilkan, kita perlu
mempertimbangkan dua karakteristik yang menunjukkan hubungan yang terdapat antara
biaya overhead dengan‘: (1) produk dan (2) Volume produksi. Dalam kaitan dengan produk
yang selesai atau barang jadi, tidak seperti halnya dengan bahan baku langsung dan tenaga
kerja langsung, biaya overhead pabrik sulit untuk ditaksir atau ditelusuri untuk mengetahui
iumlahnya dalam produk atau barang jadi tersebut. Dalam menentukan biaya bahan baku
langsung yang dipakai, dan biaya tenaga kerjg langsung, ltita dapat melihat kembali pada
bukti permintaan bahan baku (material unisition) dan kartu jam kerja (labor time ticket).
Sehubungan dengan volume produksi biaya overhead pabrik dapat bersifat tetap, variabel,
daq Remi variabel. Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, biaya warhead tetap
adalah relatif tidak berubah dengan adanya perubahan padQ VOIume produksi dalam kisaran
atau dua tingkat kapasitas yang relevam Biaya overhead variabel berubah secara proporsional
dengan volume Produksi yang berubah, sedangkan biaya overhead semi variabel berubah.
Tetapi tidak secara proporsional terhadap volume produksi.
Gambar 9.1 Biaya Overhead Pabrik Variabel dan Tetap
Bagan hubungan biaya overhead pabrik dengan volume produksi di atas menunjukkan bahwa
biaya overhead tetap tidak mengalami perubahan yaitu tetap sebesar Rp20.000.000 pada saat
volume produksi sebesar 0 unit, 10.000 unit, dan sampai dengan 30.000 unit. Komponen
biaya overhead variabel akan tetapi terlihat berubah secara proporsional yang mengakibatkan
jumlah biaya overhead pabrik menjadi sebesar Rp44.000.000 saat volume produksi
meningkat dari 0 unit menjadi 30.000 unit.
Biaya overhead pabrik biasanya dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok Utama, yaitu:
1, bahan baku tidak langsung dan perlengkapan, merupakan bahan baku yang dipakai
dalam produksi yang tidak dapat dibebankan secara langsung kepada objek biaya tertentu
dengan pertimbangan ekonomis dan praktis. Objek biaya dapat berupa produk atau jumlah
unit produl‘ tertentu, pesanan pekerjaan, departemen atau objek biaya lainnyar Contoh bahan
baku tidak langsung adalah kancing dan benang bagi perusahaan garmen. Jika bahan baku
tersebut akan dikelompokkan
sebagai biaya bahan baku langsung maka secara ekonomis tidak efesien. Perlengkapan pabrik
adalah unsur-unsur biaya yang meniasa pabrik agar tetap berada dalam kondisi kerja yang
baik, seperti minyak pelumas dan perlengkapan kebersihan dan keselamatan.
2. tenaga kerja tidak langsung, adalah semua biaya tenaga kerja pabrik yang secara tidak
Langsung terlibat dalam proses produksi dari suatu, Produk dikelompokkan sebagai biaya
tenaga ketja tidak langsung, Penyelia produksi dan tenaga penunjang yang diperlukan untuk
mengoperasikan fasilitas produksi, di mana biaya-biaya ini sulit dan tidak praktis untuk
dibebankan secara langsung kepada jumlah unit produksi tertentu. Oleh karena itu, biaya-
biaya ini dimasukkan sebagai biaya overhead pabrik, termasuk pula dalam kategori biaya ini
adalah
biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja langsung seperti jaminan sosial yang
diatur pemerintah, premi lembur, tunjangan cuti, lebaran, dan tunjangan pengobatan. Premi
Iembur yang bukan disebabkan oleh tingkat produksi secara umum tetapi oleh sesuatu
pekeriaan tertentu, seharusnya dapat dibebankan secara langsung kepada jumlah unit
produksi yang mengharuskan pekerja untuk lembur. Contoh biaya tenaga kerja langsung yang
umumnya terdapat Pada perusahaan manufaktur meliputi:
- teknisi pabrik
3.biaya tidak langsung lainnya. Biaya ini meliputi berbagai macam biaya overhead pabrik
yang tidak dapat diklasiflkasikan sebagai biaya bahan baku tidak langsung ataupun biaya
tenaga kerja tidak langsung. Contoh biaya tidak langsung lainnya adalah pemeliharaan
gedung pabrik, pemeliharaan mesin dan peralatan pabrik, pemeliharaan kendaraan dan
peralatan pabrik, pemeliharaan inventaris pabrik, penyusutan mesin, asuransi pabrik, utilitas
pabrik, pajak, royalti, dan lain-lain.
Biaya-biaya overhead tersebut diklasifikasikan menurut sifat atau objek pengeluaran. Sebagai
contoh, bahan baku tidak langsung dan perlengkapan dana.Biaya overhead pabrik yang
diklasiflkasikan menurut objek pengeluaran dapat Dibagi lebih Jauh atas elemen-elemen
biaya, misalnya bahan baku tidak Langsung dan perlengkapan dapat dirinci menjadi alat
pelumas, bahan bakar .perlengkapan pabrik, dan perlengkapan keselamatan.
Pembebanan biaya overhead yang dilakukan atas daftar tarif yang ditetapkan lebih dahulu
(pre-determined rates) bermanfaat tidak hanya dalam penentuan harga pokok tetapi Juga
dapat membantu manajemen dalam melakukan fungsi perencanaan dan fungsi pengendian.
Dengan mengadakan perbandingan antara biaya overhead pabrik Yang sesungguhnya
dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan standar (taksiran) dapat
membantu manajemen dalam Menyoroti infesiensi Yang ada dalam kegiatan produksi.
Dalam menyusun taksiran atau anggaran biaya overhead Pabrik pertama-tama biaya ini harus
dipisahkan dan dikelompokan atas elemen tetap dan elemen variabel. Demikian juga dengan
biaya: yang bensifat semivariabel harus dipisahkan menjadi elemen tetap dan elemen variabel
Kemudian asumsi-asumsi harus dibuat mengenai bagaimana biaya-biaya produksi akan
dipengaruhi oleh inflasi dan perubahan perubahan dalam teknologi. Studi atas standar-
standar industri, iuga data historis ptodukl perusahaan akan memberikan dasar untuk
ecnaksiran-penaksiran yang akan dibuat.
Kapasitas Pabrik
Terdapat empat tingkat kegiatan yang umumnya dlgunakan dalam menentukan tarif
overhead pabrik.t ngkat kegiatan ini merupakan kapasitas produksi atau kapastas pabrik.
adalah sebagai benkut.
2.Kapasitas praktis atau realitas. Kapasitas teoretis tidak mungkin dapat dilaksanakan
dalam suatu perusahaan.kapasitas praktis mempertimbangkan adanya kendala kendala
internal,seerti kerusakan mesin,bahan baku yang mutunya rendah,penyerahan bahan baku
yang tertunda,kekurangan dan ketidak hadiran tenaga kerja,inefisiensi dan kegagalan,hari hari
besar dan cuci,penghitungan persediaan.dan jumlah penggantian waktu kerja(work-
shifts).kapasitas praktis adalah kapasitas teoretis dikurangi kendala kendala internal.kendala
eksternal dalam perhitungan kapasitas praktis diabaikan
4.Kapasitas Normal atau Iangka Panjang. Kapasitas ini mengakui adanya kendala-kendala
eksternal maupun kendala-kendala internal. Kendala-kendala eksternal antara lain adalah
kekurangan pesanan dari pelanggan, dan lain-lain. Tingkat produksi ini sama dengan
kapasitas praktis dikurangi kendala-kendala eksternal dan kendala« kendala internal.
Kapasitas normal berdasarkan kepada permintaan dan penaksiran produksi jangka panjang,
dan tetap konstan untuk masing-masing periode, kecuali biaya tetap atau unsur-unsur biaya
tertentu berubah. Kapasitas normal berdasarkan kepada dasar pikiran bahwa tarif overhead
seharusnya tidak berubah karena adanya periode periode dengan tingkat produksi yang tinggi
dan periode-periode dengan tingkat produksi yang rendah.
Kapasitas normal
Dengan menggunakan kapasitas normal dalam menaksir biaya Overhead pabrik dan basis-
basis alokasi, maka biaya overhead pabrik yang dibebankan (applied overhead) kepada
iumlah produk yang dihasilkan l3iasanya akan berbeda dengan biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya teriadi (overhead control). Apabila biaya overhead pabrik yang dibebankan
lebih besar daripada biaya yang sesungguhnya, varian (variance) ini disebut Bverhead pabrik
yang lebih dibebankan (over-applied factory overhead). Rebaliknya, apabila biaya overhead
pabrik yang dibebankan lebih keCil hripada biaya yang sesungguhnya, varian ini disebut
biaya overhead pabfik mg kurang dibebankan (under-appliedfactory overhead). Varian ini
balm dianalisis untuk memberikan informasi yang berguna bagi manajemeq dalam
menetapkan tindakan-tindakan perbaikan yang hams dilakukan d1 pel"iode yang akan datang.
Berikut ini adalah perbandingan di antara empat kapasitas produk5§ Vang umumnya ada di
perusahaan.
Tabel 9.1 berikut ini menggambarkan pengaruh dari adanya berbagai tingle: kapasitas atas
tarif overhead pabrik. Adanya elemen biaya tetap dalam biaya overhead pabrik membuat tarif
overhead per unit menjadi lebih tends}: dengan tingkat kapasitas yang lebih tinggi.
Berdasarkan Tabel 9.1 tingle! kapasitas yang diperoleh sebagai kapasitas normal adalah 70%
dari kapasitas teoretis dengan tarif overhead pabrik sebesar Rp2.429 per jam mesin.
Tabe19.1 Pengaruh Berbagai Tingkat Kapasitas atas Tarif Biaya Overhead Pabrik
* Biaya overhead tetap/Iam mesin. **Biaya overhead variable/Jam mesin
Perhitungan tarif biaya overhead pabrik dapat dilakukan apabila taksiran anggaran biaya
overhead pabrik dan tingkat kegiatan telah ditetapkan. pemilihan basis alokasi yang paling
Iayak adalah penting, agar dapat menghasilkan informasi biaya yang berarti dan bernilai bagi
manajemen. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dipertimbangkan daIam memih'h
basis alokasi yang akan digunakan sebagai angka penyebut (denominator) dalam rumus harus
mempertimbangkan haI-hal berikut.
1. Adanya hubungan langsung antara basis alokasi yang dipilih dengan biaya overhead pa
brik yang akan dibebankan.
Tanpa melihat dasar alokasi yang digunakan, rumus untuk menentukan tarif biaya overhead
pabrik adalah sama, yaitu:
Ada beberapa basis alokasi yang dapat digunakan untuk menghitung tarif biaya Overhead
pabrik.
1.Jumlahah unit produksi, Basis alokasi ini merupakan metode yang Paling mudah dan
langsung dalam membebankan biaya. overhead pabrik. Basis ini membebankan biaya
overhead yang nilainya sama besar untuk setiap unit yang diproduksi. Basis ini utamanya
digunakan apabila hanya satu jenis produksi yang dihasilkan oleh perusahaan.Tarif overhead
pabrik yang dihitung depan rumus berikut.
Berikut ini adalah Tabel 9.2 yang memperlihatkan perhitungan tarif biaya overhead pabrik
per untuk perusahaan yang menghasilkan beberapa jenis produk. Data mengenai total biaya
overhead pabrik taksiran sama seperti pada Contoh 9.1.
Tabel 9.2 Tarif Biaya Overhead Pabrik untuk Beberapa Jenis Produk
jumlah yang dihaailkan dalam kg untuk setiap produk pabrik taksiran per kg jumlah unit yang
dihasilkan
Apabila perbedaan dari produk-produk yang dihasilkan tidak éemata karena berat dan
volumenya saja, tetapi juga meliputi banyak yang lain seperti metode produksi, waktu untuk
memproduksi, sehingga dapat menghasilkan perhitungan biaya atau harga pokok yang tidak
layak, maka perlu dipertimbangkan untuk menggunakan metode atau basis alokasi yang lain
dalam menentukan tarif overhead pabrik.
Blaya bahan baku langsung. Basis alokasi ini dapat digunakan ' apabila terdapat hubungan
langsung antara biaya bahan baku langsung dan biaya overhead pabrik. Hasil analisis tentang
data biaya historis menunjukkan persentase biaya overhead pabrik terhadap biaya tenaga
kerja langsung relatif sama selama suatu periode. Berikut ini adalah rumus untuk menentukan
tarif biaya overhead pabrik dengan basis biaya bahan baku langsung taksiran.
Penggunaan basis biaya bahan baku langsung dalam menentukan tarif biaya overhead pabrik
juga menimbulkan masalah apabila perusahaan menghasilkan beberapa produk yang
menggunakan bahan baku langsung yangberlainan, baik kuantitas maupun harganya.
Produkyang menggunakan bahan baku yang mahal akan memperoleh pembebanan biaya
overhead pabrik yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang menggunakan bahan
baku yang murah, kendati produk-produk tersebut mengalami proses produksi yang sama.
Untuk mengatasi masalah ini dapat ditentukan dan digunakan dua tarif overhead pabrik.
Untuk elemen-elemen biaya overhead pabrik yang berorientasi atau berhubungan erat dengan
bahan baku, tarif dihitung berdasarkan biaya bahan baku, berat dan volume, dan ukuriin
pemakaian lainnya. Sedangkan untuk elemen-elemen biaya overhead pabrik yang lainnya
dapat dihitung berdasarkan beberapa kegiatan lain yang lebih relevan terhadap elemen-
elemen biaya tersebut.
3. Biaya tenaga kerja langsung. Basis alokasi ini dapat digunakan apabila biaya overhead
pabrik mempunyaj hubungan erat dengan biaya teflaga kerja langsung. Rumus untuk
menghitung persentase biaya overhead pabrik berdasarkan biaya tenaga kerja langsung
adalah sebagai berikut.
Kelebihan dari metode biaya tenaga kerja langsung sebagai basis alokasi biaya overhead
pabrik adalah dari segi penerapannya. Hal ini dikarenakan data upah dan gaji sudah tersedia
dalam catatan akuntansi tihtuk menghitung tarif biaya overhead pabrik. Dengan demikian
tidak diperlukan lagi adanya penyelenggaraan pencatatan tambahan. Basis alokasi ini cocok
terutama untuk proses produksi yang padat karya (labour intensive) yaitu proses produksi
yang lebih banyak menggunakan tenaga kerja. Penggunaan biaya tenaga kerja langsung
sebagai basis alokasi biaya pabrik juga memiliki beberapa permasalahan yang harus
dicermati. Apabila bagian terbesar dalam biaya overhead pabrik berasal dari biaya-biaya yang
terkait dengan teknologi produksi seperti penyusutan mesin dan peralatan pabrik
telah diotomatisasi, maka pekerjaan-pekerjaan atau produk-produk yang padat karya akan
menyerap atau menerima pembebanan biaya overhead pabrik yang tidak layak. Masalah yang
lain adalah adanya Variasi dalam tarif upah untuk tenaga kerja langsung yaitu adanya tarif
yang tinggi dan tarif yang rendah. Apabila suatu pekerjaan atau produk dilakukan oleh tenaga
kerja yang mempunyai tarif upah yang tinggi, maka pekerjaan atau produk tersebut akan
memperoleh pembebanan biaya overhead pabrik yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
pekerjaan atau produk yang pengolahannya dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan upah yang
rendah.
Jumlah jam tenaga kerja langsung. Seperti halnya dengan basis alokasi biaya tenaga kerja
langsung, basis alokasi jam tenaga kerja langsung dapat digunakan dalam penentuan tarif
overhead apabila ditemukan adénya hubungan langsung antara biaya overhead pabrik dengan
biaya tenaga kerja langsung. Jika terdapat tarif upah yang sangat bervariasi di antara tenaga
kerja dalam mengerjakan pekerjaanpekerjaan atau produk-produk, maka untuk niengatasi
masalah ini basis alokasi jumlah jam tenaga kerja langsung dapat digunakan sebagai
pengganti basis alokasi biaya tenaga kerja langsung. Apabila perusahaan menggunakan basis
alokasi jam tenaga kerja langsung dalam menghitung tarif biaya overhead pabrik maka harus
disiapkan catatan dan formulir untuk menghimpun data tambahan mengenai jumlah jam
tenaga kerja langsung untuk masing-masing pekerjaan atau produk tersebut.
Rumus untuk menghitung tarif biaya overhead pabrik berdasarkan jumlah jam tenaga kerja
langsung adalah sebagai berikut.
Dalam .lingkungan kegiatan produksi yang sudah diotomasisasi secara luas, penggunaan
basis alokasi tenaga kerja, baik biaya tenaga kerja maupun jumlah jam tenaga kerja langsung
akan menghasilkan biaya produk yang tidak akurat. Beberapa permasalahan yang muncul
adalah sebagai berikut.
a. Otomatisasi pabrik dan perubahan teknologi yang pesat akan menyebabkan meningkatnya
biaya penyusutan dan biaya penunjang lainnya, di samping menurunnya penggunaan tenaga
kerja langsung. Hal ini menyebabkan peningkatan yang sangat besar dalam tarif biaya
overhead pabrik.
pengalokasian biaya overhead Pabrik maka kegiatan-kegiatan
pengolahan pada (labour intensive) akan menerima beban blaya overhead yang tidak
sebanding.
Metode atau basis alokasi jumlah jam tenaga kerja langsung lebih layak digunakan pada
proses produksi yang pelaksanaannya masih . bergantung pada tenaga kerja. Apabila
penggunaan mesin dalam proses produksi semakin meningkat, penentuan tarif biaya
overhead pabrik dengan menggunakan basis alokasi jumlah jam tenaga kerja langsung
menjadi kurang tepat. Dalam kondisi seperti ini, penggunaan alokasi jumlah jam mesin dapat
digunakan untuk menggantikan basis alokasi jumlah jam tenaga kerja langsung. Metode
pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan jumlah jam mesin merupakan ukuran yang
baik karena variabel ini dapat diidentmkasikan dengan waktu pengolahan (process time) dan
menyebabkan terjadi biaya-biaya.
Jumlah jam mesin. Otomatisasi biasanya menunjukan adanya hubungan yang erat antara
jumlah jam mesin dan biaya overhead pabrik. Baya overhead pabrik secara dominan
mencakup biaya-biaya seperti penyusutan, pemeliharaan, listrik, air, bahan baku
tidaklangsung, dan pelumas.
rumus untuk menghitung tarib biaya overhead pabrik berdasarkan jumlah jam mesin
adalah sebagai berikut.
gm basis alokasi (allocation bases) yang telah dibahas sebelum inf, ,uialah basis-basis yang
digunakan dalam sistem biaya yang sudah lama ,da (conventional cost system atau traditional
cost system) dan merupakan gkuran-ukuran yang berkaitan langsung dengan tingkat produksi
atau fumlah unit yang dihasilkan (unit level allocation bases). Penggunaan basis-basis alokasi
ini berdasarkan pada anggapan bahwa apabila iumlah unit yang dihasilkan dari sebuah
produk meningkat, maka biaya-biaya dari gemua sumber daya yang dikonsumsi oleh produk
tersebut iuga meningkat. Dengan hanya menggunakan basis-basis alokasi yang berkaitan
dengan dngkat unit yang dihasilkan saja untuk membebankan biaya-biaya overhead pabrik
kepada produk, akan menghasilkan biaya produk yang tidak tepat, terutama jika terdapat
beberapa kegiatan yang berkaitan atau digunakan oleh produk tetapi tidak ada hubungannya
dengan jumlah unit yang dihasilkan oleh produk tersebut.
Dalam sistem ABC (activitybased costing), basis-basis alokasi ini disebut dengan istilah
pemicu biaya (cost driver) yaitu faktor-faktoryang menyebabkan perubahan dalam biaya
karena adanya suatu kegiatan (activity).
Sistem ABC menggunakan berbagai pemicu biaya dalam membebankan biaya overhead
pabrik kepada produk yang dihasilkan. Di samping menggunakan pemicu biaya yang
berkaitan dengan tingkat produksi (unit-level cost drivers), iuga digunakan pemicu-pemicu
biaya yang tidak berkaitan dengan tingkat produksi (non unil-lml cost drivers). Pemicu biaya
ini membebankan biaya-biaya dari kegiatan-kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan
jumlah unit yang dihasilkan kepada produk. Contoh dari biaya yang tidal: berkaitan dengan
tingkat produksi antara lain adalah biaya pemasangpn mesin dan pembuatan desain. Tarif
biaya overhead pabrik yang berkaitan dengan kegiaun pemasangan mesin dapat dihitung
dengan rumus beriku.
Penentuan tarif overhead pabrik berdasarkan beberapa basis alokasi telah dibicarakan di
muka. Selanjutnya tarif ini akan digunakan dahm membebankan biaya overhead pabrik
kepada produk atau iasa yang dihasilkan. Pembebanan biaya overhead pabrik ini dilakukan
berdasarkan kepada tingkat kegiatan sesungguhnya, sesuai dengan satuan ukuran dari basis
alokasi yang digunakan.
Sebagai contoh, suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh sebuah perusahaan menghabiskan 20
jam mesin. Jika tarif biaya overhead pabrik adalah Rp 600 per jam mesin, maka berdasarkan
basis alokasi jumlah jam mesin biaya overhead pa_brik yang dibebankan (applied factory
overhead) kepada pekerjaan tersebut adalah jumlah jam mesin yang sesungguhnya digunakan
dikalikan dengan tarif biaya pabrik per jam mesin, yaitu sebesal' Rp12.ooo (Rp 6oo/jam
mesin x 20 jam mesin).
Transaksi pembebanan atas biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produksi sering kali
digunakan akun Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan (Applied Factory Overhead).
Perusahaan dapat juga secara langsung mengkreditkan pembebanan ini ke akun Biaya
Overhead Pabrik (Factory Overhead Control), yang merupakan akun yang menghimpun
biaya-biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
Biaya Overhead Pabrik Yang Sesungguhnya
Bbiaya overhead pabrik yang sesungguhnya dicatat dalam jural setiap had dan selanjutnya
dipindahkan ke buku besar secara periodik dan buku beset pembantu secara kronologis. Hal
ini tidak berbeda dengan proses akuntansi yang lazim dan tidak ada kaitan sama sekali
dengan trimsaksi untuk alcdrilsi dari biaya overhead pabrik berdasarkan tarif biaya overhead.
Biaya medical! pabrik mempunyai banyak komponen biaya sesuai dengan sifatnya. Seluruh
biaya ini dihimpun dan diikhtisarkan dahm suata ah!” pengendali yaitu akun Biaya Overhead
Fabrik (factory overhead control): sedangkan rincian dari saldo akun buku besar ini
diselenggarakan dam! masing~masing buku besa: pembantu untuk setiap jenis atan W biaya
overhead pabrik yang umumnya dikenal sebagai kartu-kartu overhead pabrik, seperti bahan
baku tidak langsung, tenaga kelja tidal‘ 1angsung, penyelia, listrik, air, bahan bakar,
perbaikan dan pemeliharaarl peralatan pabrik, dan lain-lainnya.
Tujuan pokok dari pencatatan dan pengumpulan biaya overhead pabrik adalah
menyediakan informasi yang berguna untuk pengendalian biaya. Proses pengendalian biaya
memerlukan pelaporan biaya untuk masingmasing kepala departemen yang bertanggung
jawab atas biaya yang terjadi dalam departemennya, dan kemudian membandingkan biaya
tersebut dengan anggaran biaya untuk tingkat kegiatan yang dicapai. Agar tujuan
pengendalian ihi dapat dicapai maka rancangan dari suatu sistem akuntansi biaya harus dapat
menyediakan kode akun (charts of accounts) yang menunjukkan akun-akun untuk
menghimpun berbagai komponen biaya overhead pabrik. Untuk pengendalian yang lebih
ketat atas biaya overhead pabrik, dapat pula dirancang akun-akun yang tidak hanya
menunjukkan komponen biaya menurut sifatnya, tetapi dapat juga menunjukkan departemen-
departemen di mana biaya-biaya tersebut dibebankan, seperti departemen-departemen
produksi dan departemen pendukung (service departement).
Analisis Parian
Analisi setelah seluruh biaya overhead pabrik yang sesungguhnya (actual factory Overhead)
dan biaya overhead yang dibebankan (appliedfactory overhead) dicatat dan dihimpun, maka
setiap akhir bulan atau akhir tahun kedua biaya ini dapat dianalisis dengan cara melakukan
perbandingan antara keduanya. Analisis atas biaya overhead pabrik ini disebut dengan
analisis varian
Sisi debit akun Biaya Overhead Pabrik (factory overhead control) menunjukkan biaya
overhead yang sesungguhnya terjadi selama periode tertentu, sedangkan pada sisi kredit
terdapat jumlah biaya overhead pabrik Yang dibebankan (applied factory overhead). Varian
yang timbul biasanya dinyatakan dengan sebutan biaya overhead pabrik yang lebih atau
kurang dibebankan (overapplied or underappliedfactory overhead).
Apabila pada suatu periode biaya overhead pabrik yang dibebankan lebih besar dari pada
biaya overhead yang sesungguhnya, maka akun biaya 0Verhead pabrik akan menunjukkan
saldo kredit dan dapat dinyatakan bahWa taksiran biaya overhead pabrik lebih dibebankan
(overapplied) atas produksi pada periode tersebut. Varian ini merupakan varian yang
meguntungkan (favirable) bagi perusahaan, dengan anggapan bahwa tarif biaya overhead
pabrik yang digunakan dalam membebankan biaya overhead Pabl‘ik ke produksi adalah tarif
yang ditentukan berdasarkan tingkat kegiatan yang wajar dan efisien. Sebaliknya, jika biaya-
biaya overhead pabl‘ik yang dibebankan lebih kecil daripada overhead pabrik yang
sesungguhnya, maka akun Biaya Overhead Pabrik akan menunjukkan saldo debit dan dapat
dinyatakan bahwa taksiran biaya overhead pabrik kurang dibebankan (underapplied) atas
produksi pada periode itu. Hasilnya adalah suatu varian yang merugikan (unfavorable).
Agar manajemen memperoleh informasi yang lebih berguna untuk melakukan
pengendalian dan menilai eflsiensi usaha, maka saldo dari biaya overhead yang lebih dan
kurang dibebankan harus dianalisis lebih jauh untuk mengetahui dengan pasti hal-hal yang
menyebabkan terjadinya varian atau perbedaan tersebut. Ada dua jenis varian (variance) yang
biasanya dihitung dalam menganalisis biaya overhead yang lebih atau kurang dibebankan
yakni varian anggaran (spending variance) dan varian kapasitas (idle capacity variance).
Varian anggaran merupakan varian antara biaya yang sesungguhnya (actual factory
overhead) dan anggaran yang diperkenankan (budget allowance) yang ditetapkan berdasarkan
tingkat kegiatan yang sesungguhnya dicapai, sedangkan varian kapasitas merupakan varian
antara anggaran yang diperkenankan dan biaya overhead pabrik yang dibebankan. Anggaran
yang diperkenankan adalah suatu anggaran atau tingkat biaya yang berasal atau dapat disusun
dari anggaran fleksibel (flexible budget), yaitu anggaran yang menunjukkan berbagai tingkat
biaya pada beberapa tingkat kegiatan. Anggaran fleksibel akan dibicarakan dalam akuntansi
manajemen.
Pencatatan atas Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan dan Analisis Varian
Iika tarif biaya overhead pabrik telah ditentukan, maka berdasarkan pada basis yang
digunakan dalam penentuan tarif tersebut, seperti jumlah jam mesin, dapat dihitung berapa
biaya overhead pabrik yang seharusnya dibebankan (applied factory overhead) kepada
produksi pada kapasitas atau tingkat kegiatan yang dicapai. Dengan demikian, harus tersedia
data menganai jumlah jam mesin yang sesungguhnya dipakai atau data lainnya sesuai dengan
basis alokasi yang digunakan untuk pembebanan biaya overhead pabrik.
Sebagai suatu ilustrasi dalam pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan dan
penghitungan-penghitungan yang dilakukan dalam analisis varian, anggaplah bahwa selama
Januari 2016 PT Pesona Raya télah menggunakan 15.200 jam mesin untuk memproduksi
produknya dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya adalah sebagai berikut.
Komponen-komponen biaya overhead pabrik tersebut di atas telah dicatat berdasarkan
transaksi secara harian dalam jurnal dan selanjutnya dipindahkan ke buku besar dan ke buku
besar pembantu secara periodik.
lumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan yang sifatnya tetap adalah sebesar
Rp192.000.000 untuk penggunaan jam mesin selama 16.000
jam.Tarifbiayaoverheadpabriktetapadalah Rp12.000.000 (Rp192.000.000.000 116.000 jam
mesin). Adapun tarif biaya overhead pabrik adalah Rp10.500 per jam mesin sehingga total
tarif biaya overhead pabrik per jam mesin adalah Rp22.500 (Rp12.ooo + Rp10.500).
Biaya overhead pabrik yang dibebankan selama bulan Januari adalah sebagai berikut.
Ayat jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan adalah sebagai berikut.
Akun buku besar Barang dalam Proses sebelumnya telah menghimpun dua unsur biaya
produksi yang utama yakni biaya bahan baku langsung clan tenaga kerja langsung. Dengan
penjurnalan di atas maka seluruh biaya produksi Rudah dibebankan ke produksi termasuk
jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan, sedangkan rincian dari biaya overhead
pabrik yang dibebankan ini iuga dicatat ke masing-nmsing buku besar pemhantu yakni kartu-
karm harga pokok untuk setiap pekerjaan pada metode harga pokok pesanan atau laporan
harga pokok produksi pada metode harga pokok proses.
Transaksi-transaksi yang berhubungan dengan biaya 'overhead pabrik yang sesungguhnya
setiap hari dicatat dalamljurnavl dan kemudian dipindahkan ke akun buku besar Biaya
Overhead Pabrik (factory overhead control) dan juga ke masing~masing akun buku besar
pembantu dari setiap komponen biaya overhead pabrik tersebut.
Pada akhir periode, yaitu setiap akhir bulan, biasanya akun biaya overhead pabrik yang
dibebankan ditutup ke akun biaya overhead pabrik. Ayat jurnal yang dibuat adalah séperti
berikut.
Setelah penjurnalan ini, maka saldo dari akun biaya overhead pabrik yang dibebankan
menjadi nol dan akun Biaya Overhead Pabrik terlihat sebagai berikut.
Penyelia 115.000.000
Listrik 44.500.000
Sewa
Saldo 11.120.000
Akun biaya Overhead Pabrik sebagaimana terlihat di atas menunjukkan. saldo debit sebesar
Rp 11.120.000. Hal ini dikarenakan sisi debityang berisikan biaya overhead yang
sesungguhnya terjadi selama bulan Januari lebih besaf atau melampaui jumlah sisi kredit
yang merupakan jumlah biaya overhead yang dibebankan. Munculnya'saldo debit sebesar
Rp11.120.000 berarti biat)’a overhead adalah kurang dibebankan (underapplied)
sebesarRpu1zo.000 dan selanjutnya varian ini harus dianalisis untuk mengetahui penyebab
terjadinya biaya overhead yang kurang dibebankan tersebut.
Penentuan Varian Anggaran dan Varian Kapasifas
Biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang dibebankan dapat dismal“ lebih laniut dengan
Cara merinci menjadi dua varian (variance), yaitu Yam" £11383“!!! (Spending variance) dan
varian kapasitas (idle capand
Variance!)Varian anggaran merupakan suatu varian yan berh b dengan faktor anggaran dan
sering kali terutama disebabkanileh ;b:2:2 unsul' biaya Overhead pabrik variabel. Varian
kapasitas di sisi 15in adalah suatu varian yang disebabkan oleh faktor kapasitas atau tingkat
kegiatan dan perbedaan tersebut tercermin dalam biaya overhead pabrik tetap. Penentuan dan
perhitungan atas kedua jenis varian tersebut dapat ditunjukkan berikut ini dengan
melanjutkan kembali ilustrasi dari PT Pesona Raya di atas.
VARIAN ANGGARAN
Varian anggaran sejumlah Rp 1. 520.000 mempakan vaarian yang {nemgilfam karena biaya
overhead pabrik yang sesunggllhnya' leblh besair danpada Fnaya Warhead pabrik yang
dianggarkan pada kass kasus 3.11311 tingkat yang dicapai, yaitu sebanyak 15.2.00 jam Cara
lain untuk menghintung varian anggaran adalah sebagai berikut.
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya Rp 353.120.000
Dalam ilustrasi PT Pesona Raya di atas, biaya overhead pabrik tetap yang sesungguhnya
sama dengan biaya overhead pabrik tetap yang dianggarkan. Sering kali dalam kenyataannya
antara jumlah yang sesungguhnya dan yang dianggarkan terjadi perbedaaan, walaupun
jumlah perbedaan tersebut relatif tidak berarti. Misalnya terjadi kenaikan dalam biaya sewa
dan biaya asuransi yang merupakan komponenbiaya overhead pabriktetap. Oleh karenaitu
dalam varian anggaran akan termasuk di dalamnya suatu jumlah yang merupakan perbedaan
antara biaya overhead pabrik tetap yang sesungguhnya dengan biaya overhead tetap yang
dianggarkan. Bila diperlukan, jumlah perbedaan tersebut dapat ditentukan dan kemudian
dapat pula diidentitikasikan secara terpisah sebagai varian (variance) tersendiri.
Untuk maksud-maksud pengendalian yang lebih efektifdan penilaian kinerja yang adil, varian
anggaran ini dapat pula dirinci dan dianalisis menurut komponen-komponen dari biaya
overhead pabrik, yakni dengan membandingkan setiap komponen biaya overhead pabrik
yang sesungguhnya dengan jumlah dari masing-masing yang dianggarkan' Perbedaan-
perbedaan yang terjadi dapat langsung ditindaklanjuti dengan orang-orang yang bertanggung
jawab atas terjadinya biaya-biaYa tersebut. Rincian lebih lanjut mengenai varian anggaran PT
Pesona Raya sebesar Rp 1.520.000 tampak pada tabel berikut.
Tarif biaya overhead pabrik variabel per jam mesin secara jumlah maupun untuk masing
masing komponen biaya,dalam ilustrasi pt pesona raya dihitung dengan menggunakan
kapasitas normal yakni 16.000 jam mesin dengan jumlah biaya overhead pabrik diperkirakan
sebesar Rp360.000.000 yang terdiri atas biaya variabel sejumlah Rp168.000.000 dan biaya
tetap sejumlah Rp 192.000.000.dengan demikian tarif biaya overhead pabrik adalah
Rp22.500 perjam mesin Rp 360 000 000;16.000 jam mesin Rp168.000.000;16.000 jam
mesin.rincian biaya overhead pabrik pada kapasitas normal adalah sebagai berikut.
VARIABEL KAPASITAS
Varian kapasitas timbul apabila kapasitas atau tingkat kegiatan yang diCEIPEli berbeda
dengan kapasitas atau tingkat kegiatan yang direncanakan Yaiw kapasitas yang dipilih dalam
penentuan tarif biaya overhead pabrik. PT Pesona Raya kapasitas yang digunakan adalah
kapasitas n'lll'm‘ll yang akan digunakan selanjutnya dalam pembahasan buku ini.
Pada contoh di muka dihasilkan varian kapasitas sebesar Rp. 11.393.000 yang diperoleh
dari pengurangan biaya overhead yang dianggarkan (Wager allowance) pada kapasitas yang
dicapai yaitu sebesar Rp351.600.000 dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan yakni
sebesar Rp342.000
Varian kapasitas ini merupakan varian merugikan yang terjadi oleh karena adanya kapasitas
yang tidak terpakai sebanyak 800 jam mesin (16.000 jam mesin 15.2.00 jam mesin). Dengan
kata lain kapasitas yang dicapai masih di bawah kapasitas normal yakni 95% dari kapasitas
normal. Varian kapasitas dapat pula dihitung dengan data ini, yaitu 800 jam mesin dikalikan
dengan tarif biaya overhead pabrik tetap sebesar Rp12.ooo atau 5% dikalikan dengan jumlah
biaya overhead pabrik tetap yang dianggarkan sebesar Rp 192.000.000.
Varian kapasitas yang terjadi merupakan tanggung jawab dari manajemen puncak atau
direksi, karena varian ini terutama berkaitan dengan penggunaan aset tetap. Jika penggunaan
aset tetap lebih kecil dibandingkan kapasitas normalnya maka terjadi varian yang memgikan.
Varian ini harus ditelusuri penyebabnya dan hendaknya diinformasikan agar tindakan
perbaikan segera dilakukan oleh manajemen.
Perlakuan Akuntansi atas Biaya Overhead yang Lebih atau Kurang Dibebankan
Biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang dibebankan (over or underappliedfactory
overhead) dalam istilah yang lain disebut juga dengan varian biaya overhead pabrik (factory
overhead variance) yaitu perbandingan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dan
biaya overhead pabrik yang dibebankan dengan menggunakan tarifbiaya overhead
yangditentukan di muka. Untuk tujuan pengendalian dan penilaian elisiensi, varian biaya
overhead pabrik ini dianalisis dengan merinci varian ini menjadi varian anggaran dan varian
kapasitas sebagaimana telah dibahas di muka.
Untuk maksud penyajian laporan keuangan, varian biaya overhead pabrik atau biaya
overhead yang lebih atau kurang dibebankan ini pada akhir periode akuntansi dapat
diperlakukan sebagai biaya periode (period cost) atau dialokasikan secara proporsional
kepada nilai persediaan akhir dan beban pokok penjualan. Perlakuan atas varian biaya
overhead pabrik sebagai biaya periode yaitu dengan mencatat sebagai beban tahun berjalan,
biasanya dilakukan apabila nilai dari varian tersebut dipandang tidak berarti, dan karenanya
dapat dibebankan atau ditutup ke akun Beban Pokok Penjualan atau akun lkhtisar Laba Rugi.
Melaniutkan ilustrasi PT Pesona Raya di atas, maka pencatatan biaya overhead pabrik yang
kurang dibebankan sebesar Rpu.1zo.ooo adalah sebagai berikut.
Pembebanan varian overhead atau biaya overhead pabrik yang kurang dibebankan ini ke akun
Beban Pokok Penjualan dilakukan apabila varian tersebut menjadi tanggung jawab dari
departemen produksi, jika tidak maka ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut.
Ikhtisar laba rugi 11.120.000
Jika pembebanan atas nilai varian adalah ke akun Beban Pokok Penjualan, maka nilai
tersebut akan muncul dalam Laporan Beban Pokok Penjualan. Dengan membebankan beban
pokok peniualan taksiran pada kapasitas normal dengan nilai varian atau biaya overhead yang
kurang dibebankan sebesar Rpu.120.000 maka dalam Laporan Beban Pokok Penjualan akan
muncul angka beban pokok penjualan yang sesungguhnya. Apabila nilai varian ditutup ke
akun lkhtisar Laba Rugi maka angka varian ini akan dimasukkan dalam Laporan Laba Rugi,
sebagai elemen tersendiri yang ditambahkan kc angka beban pokok peniualan taksiran pada
kapasitas normal.
ISTILAH ISTILAH
Biaya overhead pabrik yang dibebankan (applid facktori overhead) : biaya yang
dibebankan ke produkSi pada kapasitas atau tingkat
kegiatanyangdicapaidenganmenggunakan tarif biaya overhead pabrik.
Biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang dibebankan (over or underapplied factory
verhead): kadang-kadang disebut juga varian yaitu varian lebih atau kurang yang diperoleh
dengan membandingkan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dan biaya
overhead pabrik yang dibebankan.
Kapasitas teoretis (theoretical capacity): suatu kapasitas atau tingkat kegiatan tertinggi
yang melakukan produksi dalam kecepatan penuh tanpa rintangan.
Kipasitas praktis (practical capacity): suatu kapasitas atau tingkat kegiatan yang telah
mempertimbangkan adanya kendalakendala internal, seperti kerusakan mesin, kekurangan
tenaga, dan sebagainyaK‘PBSitas yang sesungguhnya diharapkan
(expectedactualcapacity):suatukapasitas atau tingkat kegiatan yang sesungguhnya diharapkan
pada periode-periode jangka pendek yang berikutnya.
Varian anggaran (spending variance): varian antara biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya pada kapasitas yang dicapai dengan biaya overhead pabn'k yang dianggarkan
(budget allowance) pada kapasitas atau tingkat kegiatan yang dicapai.
Varian kapasitas (capacity variance): Varian antara biaya overhead pabrik yang
dianggarkan dan biaya overhead yang dibebankan.
Tarif biaya overhead pabrik (factory overhead rate): suatu tarif yang digunakan dalam
membebankan taksiran biaya overhead pabrik ke produksi. Tarif ini diperoleh dengan
membagi biaya overhead pabrik taksiran dengan basis alokasi tertentu, seperti jumlah tenaga
kerja langsung atau jumlah jam mesin.
Harga Pokok Pesanan, Biaya Overhead yang Dibebankan, dan Biaya Per Unit
Pada 3 Januari 2016 Perusahaan menerima pesanan pekerjaan No. 111 dari Panti Asuhan
Katya Anak Bangsa untuk membuat mainan edukatif. Berikut ini adalah data yang terkait
dengan pesanan pekerjaan N0. m.
PT Selaxas Abadi mengunakan tarif biaya overhead pabrik berdasarkan jam tenaga keria
langsung Harga jual ditetapkan sebesar 150% dari harga pokok pesanan pekerjaan.
Diminta:
2. Faktor.faktor apa saja yang menentukan pentingnya biaya overhead pabrik sebagai
komponen dari total biaya produksi?
3. Mengapa digunakan tarif biaya overhead pabrik yang diterapkan di muka dalam
membebankan biaya tersebut ke produksi. Apa kelemahannya jika pembebanan
tersebut menggunakan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya?
5. Dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik, harus dilakukan pemilihan kapasitas
atau tingkat kegiatan yang direncanakan. Sebutkan beberapa jenis kapasitas dan
jelaskan perbedaan antara kapasitas atau tingkat kegiatan-tingkat kegiatan tersebut.
6. Ielaskan pengaruh dari adanya berbagai tingkat kapasitas atas tarif biaya overhead
pabrik dan laba usaha.
7. Berikan beberapa contoh dari pemicu biaya atau basis alokasi yang tidak berhubungan
dengan jumlah unit yang dihasilkan.
8. Apa yang dimaksud dengan biaya overhead yang lebih atau kurang dibebankan dan
jelaskan kapan dikatakan lebih dibebankan (overapplied) dan kapan dikatakan kurang
dibebankan (underapph'ed).
9. Biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang dibebankan ini disebut juga varian
biaYa overhead pabrik (fhctory overhead variance). Sebutkan dua jenis dari varian
biaya overhead pabrik ini dan bagaimana menentukan keduanya dan
pertanggungjawabannya.
10. khakan pedakuan akuntansi atas biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang
dibebankan.
11. Jelaskan perlakuan akutansi atas biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang
dibebankan.
LATIHAN
9-1.Berikut ini adalah taksiran dari berbagal tmgkat kapasitas yang dibuat oleh Pt surya raya
Anggaran biaya overhead pabrik tetap adalah sebesar Rp 10.800.000 sedangkan biaya
overhead pabrik variabel adalah Rp1.800 per jam mesin.
diminta
2. Hitunglah tarif biaya overhead pabrik untuk setiap volume produkéi tersebut.
9-2.. PT Rastika Santi menggunakan kapasitas normal dalam menentukan tarif biaya
overhead pabrik. Kapasitas normal adalah 4.200 unit sedangkan kapasitas yang
sesungguhnya diharapkan sebanyak 4.000 unit. Jumlah biaya overhead pabrik tetap
yang diharapkan sebesar Rp9.660.000. Biaya overhead pabrik per unit yang
diperkirakan sebesar Rp600.
9-3.anggaran biaya overhead pabrik pt perkasa untuk tahun yang akan datang adalah sebagai
Diminta:
Hitunglah tarif biaya overhead pabrik tetap, tarif biaya overhead pabrik variabel dan tariv
biaya overhead dengan menggunakan basis alokasi
1. Jumlah unit produksi
2. Jumlah jam mesin
9-4. PT Ades Abadi menganggarkan biaya overhead pabrik untuk periode yang akan datang
sebesar Rp90.ooo.ooo. Diperkirakan akan dapat dihasilkan 9.000 unit produk dengan biaya
bahan baku langsung sebesar Rp200.000.000. Jumlah jam tenaga kerja langsung yang
digunakan ditaksir sebanyak 6.000 jam dengan tarif upah Rp18.750 dan taksiran jumlah jam
mesin adalah sebanyak 18.000 jam.
Diminta:
Hitunglah tarif yang digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produksi
berdasarkan alokasi berikut.
1. jumlah unit produksi
2. biaya bahan baku langsung
3. Jumlah jam tenaga kerja langsung
4. Biaya tenaga kerja langung
5. Jumlah jam mesin
9-5 Taksiran biaya overhead pabrik PT Perdana Sejahtera untuk Januari 2016 adalah sebesar
Rp102.ooo.ooo dengan tingkat kapasitas yang direncanakan sebanyak 4.000 jam tenaga kerja
langsung. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya untuk bulan tersebut adalah sebesar
Rpu0.ooo.000 dengan jumlah tenaga kerja langsung yang digunakan sebanyak 4.200 jam.
Diminta:
Hitunglah berapa biaya overhead pabrik yang kurang atau lebih dibebankan.
9‘6 PT Andalas Putra menaksir tingkat kapasitas normal untuk tahun 2017 sebanyak 150.000
jam mesin. Berdasarkan tingkat kapasitas yang sesungguhnya dicapai pada tahun 2016 yaitu
sebanyak 120.000 jam, maka diperkirakan tingkat kapasitas yang sesungguhnya diharapkan
untuk tahun 2017 adalah sebesar 128.000 jam. Biaya overhead pabrik tetap diperkirakan
sebesar Rp120.000.000 sedangkan biaya overhead pabrik variabel sebesar Rp1.125 per jam
mesin.
Diminta:
1. Dengan menggunakan kapasitas normal untuk tahun 2007, hitunglah tarip biaya
overhead
9-7 PT Sportina Sehat memproduksi berbagai alat olah raga. Taksiran biaya overhead pabrik
untuk tahun 2017 sebesar Rp25.000.000.000 pada tingkat kapasitas normal sebanyak 50.000
jam mesin. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya selama tahun itu beriumlah
Rp27.500.000.000 dengan jumlah jam mesin digunakan sebanyak 52.500 jam. Dalam kode
akun perusahaan terdapat akun Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan untuk mencatat
pembebanan biaya overhead pabrik kepada produksi.
Diminta:
Buatlah ayat jurnal untuk mencatat transaksi biaya overhead pabrik di atas, dengan anggapan
bahwa varian antara biaya overhead pabrik yang dibebankan dengan biaya overhead pabrik
yang sesungguhnya dibebankan seluruhnya akun Beban Pokok Penjualan.
9-8.PT Jakarta Beradab mempunyai kapasitas normal per tahun sebesar 36.000 unit dengan
biaya overhead pabrik tetap yang dianggarkan adalah Rp54.000.000. Tarif biaya overhead
pabrik variabel taksiran adalah Rp4.800 per unit. lumlah produksi selama bulan [uni adalah
2.900 unit dengan jumlah biaya overhead pabrik sebesar Rp 19.000.000.
Diminta:
Diminta:
1. Hitunglah biaya overhead pabrik yang dibebankan untuk bulan Juni
2. Hitunglah berapa biaya overhead pabrik yang kurang atau lebih dibebankan.
3. Hitunglah varian anggaran (spending variance) dan varian kapasitas (idle capacity
variance).
9-10. PT Restu Ibu mempunyai kapasitas normal sebesar 48.000 jam mesin per tahun atau
4.000 jam mesin per bulannya. Tarif biaya overhead pabrik ditetapkan berdasarkan kapasitas
normal. Pada bulan Oktober biaya overhead pabrik tetap yang dianggarkan sebesar
Rp65.600.000 dan biaya overhead pabrik variabel adalah Rp4.400 per jam mesin. Selama
bulan Oktober digunakan 4.200 jam tenaga kerja Iangsung dengan biaya overhead pabrik
sejumlah Rp83.240.000.
Diminta:
2. Hitunglah berapa biaya overhead pabrik yang kurang atau lebih dibebankan
9-1.Informasi berikut merupakan angka-angka taksiran untuk tahun 2017 dari PT Budi
Kan‘ bada tingkat kapasitas normal.
Diminta:
Hitunglah tarif biaya overhead pabrik untuk PT Budi Karsa dengan menggmakan basis
alokasi berikut.
9-2. Pada bulan Maret 2016 PT Berjaya Utama menghasilkan 8.500 unit produk dengan
biaya overhead pabrik sebesar Rp52.000.ooo. Untuk menghasilkan satu unit produk terseb“t
diperlukan 2 jam tenaga kerja langsung Kapasitas normal per bulan adalah 20.000 jamtenaf
ken'a langsung dengan jumlah biaya overhead pabrik tetap ditaksir sebesar Rp24»°°°'°'"J dan
aarif biaya overhead pabrik variabel Rp1.800 per jam tenaga kerja langsung.
Diminta:
1. Hitunglah tarib biaya overhead pabrik tetap dan tarif biaya overhead per unit
2. Hitunglah tarib biaya 0verhead yang dibebankan kepada ke produksi untuk maret
20016
3. Hitunglah biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang dibebankan
4. Hitunglah varian anggaran, apakah menguntung atau merugikan
5. Hitunglah varian kapasitas, apakah menguntung atau merugi
9-3 PT Bina K3173 menggunakan metode harga pokok pesanan. Data-data berikut diambil
dari catatan akuntansi perubahan untuk juli 20016
Pekerjaan no101....................................................................................................Rp.46.000.000
pekerjaan no
102....................................................................................................Rp.55.000.000
jumlah jam mesin yang digunakan
pekerjaan no 101..............................................................................Rp.6000. jam
Pekerjaan no 102.............................................................................RP.21.000.
Pada awal bulan Juli tidak terdapat barang dalam proses. Pekerjaan N0. 101 telah
diselesaikan pada minggu ketiga bulan Juli. Biaya overhead pabrik dibebankan ke produksi
berdasarkan jam mesin dengan tarif Rp9.000 per jam mesin.
Diminta:
1. Himnglah jumlah biaya atau harga pokok dari Pekerjaan N0. 101 dan saldo akun Barang
dalam Proses pada 31 Juli.
2. Hitunglah jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan selama bulan Juli.
3. Hitunglah biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang dibebankan, apakah
menguntungkan atau merugikan? Buatlah ayat jurnal untuk menutup biaya overhead pabrik
yang lebih atau kurang
4. dibebankan jika diasumsikan ditutup ke akun Beban Pokok Penjualan. 9'4P'I' Katya Indah
menialankan usahanya dalam pembuatan barang mebel. Saldo awal pada 1 Oktober 2016 dari
beberapa akun adalah sebagai berikut. . Kas Rp 6.000.000
Diminta :
Pada tanggal 30 september 20016 perusahaan menerima pesanan dari koperasi serba usaha
sejahtra sebanyak 10 unitmeja. Transaksi-transaksi yang terjadi selama oktober 2006
sehubungan dengan pesanan tersebut adalah sebaagai berikut.
Biaya Biaya
Anggaran
overhead overhead Varian Varian
no yang di
pabrik yang yang di anggaran kapasitas
perkenankan
sesungguhnya bebankan
1 Rp.9.000.000 Rp.10.000.000 Rp.8.800.000 ? ?
2 5.400.000 ? ? 400.000 300.000
3 ? ? 3.200.000 200.000 400.000
4 ? 4.800.000 ? 150.000 220.000
5 6.200.000 5.800.000 ? ? 100.000
6 5.600.000 ? ? 80.000 0
Diminta :
Hitunglah harga yang masih merupakan tanda tanya.
BAB 10
Tujuan pembelajaran
Bab ini akan membicarakan penentuan dan penggunaan masing-masing tarifbiaya overhead
pabrik untuk berbagai departemen yangada dalam suatu pabrik. Dengan demikian akan dapat
dihasilkan biaya produksi per unit yang lebih akurat, dan di samping itu dapat pula dilakukan
pengendalian biaya melalui sistem akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting),
Dengan sistem akuntansi pertanggungjawaban, biaya overhead pabrik yang Sesungguhnya
untuk suatu departemen akan dibandingkan dengan biaya overhead pabrik yang dianggarkan
pada tingkat kapasitas yang dicapai lmtuk masing-masing departemen, sehingga para
pimpinan departemen yang bertanggung jawab atas biaya-biaya yang terjadi di
departemennya dapat melakukan tindakan perbaikan.
Perhitungan tarif biaya overhead pabrik dapat dilakukan untuk masingmasing departemen
dengan menggunakan suatu basis alokasi yang bisa saja berlainan antara satu departemen
dengan departemen yang lainnya. bergantung pada kondisi dari setiap departemen yang
bersangkutan. Setiap departemen membuat anggaran biayanya dan mencatat biaya overhead
pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam akun Biaya Overhead Pabrik, dan juga ke buku
besar pembantu atau kartu-kartu biaya dari masing-masing departemen yang dikelompokkan
seperti biasa, yaitu menurut sifat biaya. Dengan melakukan departementalisasi biaya
overhead pabrik seperti yang diuraikan di atas, maka penentuan halga pokokatas
pekerjaandan produkyangdihasilkanakan menjadi lebih akurat dan pengendalian atas biaya
overhead pabrik akan meniadi lebih efektif. Analisis varian untuk biaya overhead pabrik
dapat dilakukan untul‘ setiap departemen, yaitu dengan membandingkan biaya overhead
pabrik yam sesungguhnya dan biaya overhead pabrik yang dibebankan dalam
masing‘ masing departemen. Dengan demikian, dapat diketahui varian biaya ovemead pabrik.
yaitu biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang dibebankan dal‘i masing~masing
departemen tersebut, dan selaniumya dapat dianalisis mm!“ menentukan varian anggaran dan
varian kapasitas.
Dengan menggunakan masing-masing tarif biaya overhead pabrik yang [elah ditentukan
berdasarkan basis alokasi yang layak atau sesuai untuk ,setiap departemen, maka dalam
membebankan biaya overhead pabrik kgpada produk atau pekerjaan yang proses produksinya
melalui departemendepartemen tersebut, penentuan harga pokok produk atau pekerjaan akan
menjadi lebih akurat.
Departemen Produksi
Departemen Pendukung
Penentuan jenis dan iumlah dari departemen pendukung dapat dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti, pentingnya fungsi pelayanan atau jasa (servicejimm'on), biaya dari penyediaan
iasa, dan jumlah karyawan yang diperlukan oleh masing-masing fimgsi jasa tersebut.
Misalnya apabila beberapa fungsi jasa tertentu mempunyai jumlah karyawan sedikit, dan juga
kegiatan dari fungsi-fungsi saling berkaitan erat, maka fungsi-fungsi ini dapat dibentuk
menjadi satu departemen pendukung Contoh-contoh departemen pendukung antara lain
adalah departemen penanganan bahan baku, utiliti, pemeliharaam pengendalian produksi,
gudang, pembantu umum.
Dalam kaitan dengan penentuan harga pokok dari pekeriaan dan produk yang dihasilkan,
biasanya perhitungan tarif biaya overhead pabrik hanya dilakukan untuk departemen produksi
saja. Oleh karma itu, dalam 11mg"a penentuan harga pokok yang layak maka biaya-biaya
dari departemen‘ departemen pendukung bail: biaya langsung maupun biaya tidal: langsung
harus didistribusikan dan dialokasikan seluruhnya ke departemen produksi. pengan demikian
dalam masing-masing tarifbiaya overhead pabrik dari setiap departemen produksi sudah
termasuk biaya dari departemen pendukung.
Seperti yang telah diuraikan dalam Bab z bahwa sehubungan dengan depa rtemen yang ada
dalam suatu pabrik, maka biaya-biaya overhead pabrik dapat dikelompokkan atas dua
kategori, yaitu biaya departemen langsung dan biaya departemen tidak langsung. Biaya
departemen langsung bagi suatu departemen baik departemen produksi maupun departemen
pendukung meliputi biaya-biaya yang terjadi atau berasal dari departemen tersebut.
sedangkan biaya departemen tidak langsung merupakan biaya-biaya yang diterima oleh suatu
departemen sebagai akibat dari adanya pendistribusian atau pengalokasian biaya.
Pada umumnya elemen-elemen biaya overhead pabrik yang sering kali terjadi dan dapat
dikelompokkan sebagai biaya departemen langsung bagi departemen produksi dan
departemen pendukung meliputi biaya tenaga kerja tidak langsung, bahan baku tidak
langsung dan perlengkapan pabrik, perbaikan dan pemeliharaan, dan penyusutan peralatan
pabrik. Biaya-biaya ini umumnya dapat diidentiEkasikan dan dibebankan secara langsung
kepada departemen-departemen produksi dan departemen-departemen pendukung di mana
biaya-biaya tersebut terjadi atau berasal.
Biaya ini meliputi biaya-biaya yang berkaitan dengan tenaga kerja yang secara tidak langsung
ikut dalam proses produksi, yaitu gaii, lembur, dan tunjangan-tunjangan kesejahteraan seperti
tunjangan cuti, pensiun. kesehatan, asuransi, dan tunjangan lainnya. Contoh dari biaya tenaga
kerja tidak langsung adalah gaji, lembur, dan tunjangan-tunjangan lainnya yang dibayarkan
kepada seorang penyelia yang bekerja untuk departemen pemintalan dalam suatu pabrik
tekstil merupakan biaya departemen langsung bagi departemen pemintalan. Sementara gaji,
lembur, dan mnjangamtunjangan lain bagi seorang karyawan dari departemen pemeliharaan
merupakan biaya departemen langsung bagi departemen pendukung tersebut.
Permintaan bahan baku tidak langsung dan perlengkapan pabrik IQ gudang untuk proses
produksi oleh masing-masing departemen Pl'Odultsi merupakan biaya departemen langsung
bagi setiap departemen tersebut. Permintaan bahan baku tidak langsung dan perlengkapan
pabrik iuga menggunakan formulir dan dokumen yang sama seperti halnya dengan bahan
baku langsung, yaitu dengan menggunakan formulir pennintaan bahan baku (material
requisition). Perbedaan antara biaya bahan baku langsung dan biaya bahan baku tidak
langsung adalah sebagai berikut.
Oleh karena biaya perbaikan dan pemeliharaan umumnya dapat dengan mudah ditelusuri
terhadap jasa perbaikan dan pemeliharaan yang digunakan oleh setiap departemen yang
menerima iasa, maka biaya ini dapat dikelompokkan sebagai biaya departemen langsung bagi
departemen penerima jasa, baikdepartemen-departemen produksi maupun
departemendepartemen pendukung, meskipun biaya-biaya tersebut semula berasal dari
departemen-departemen pemeliharaan.
Biaya penyusutan dari peralatan pabrik ‘yang berada dan digunakan dalam setiap departemen
produksi secara langamg dapat dibebankan kepada masing-masing departemen tersebut.
Dengan demikian. penyusutan hams dihitung menurut departemen-departemen berdasarkan
pada biayI perolehan dari peralatan yang telahz dicatat dalam masing-masing buk“ besar
pembantu atau buku aset tetap.
Elemen-elemen dari biaya overhead pabrik yang terjadi dan digunakan oleh semua
departemen biasanya tidak dapat dibebankan secara langsung kepada suatu departemen,
tetapi biaya-biaya ini didistribusikan atau dialokasikan kepada semua departemen tersebut
dengan menggunakan basis-basis yang layak. Biaya-biaya seperti ini dikelompokkan sebagai
biaya departemen tidak langsung. Contoh dari biaya tidak langsung antara lain adalah biaya
listrik, air, bahan bakar, penyusutan gedung pabrik, asuransi, dan sewa.
Basis alokasi yang digunakan bisa berbeda-beda untuk setiap elemen biaya departemen
tidak langsung bergantung kepada kelayakan hubungan antara biaya tersebut dengan basis
alokasi, misalnya biaya penyusutan gedung pabrik dialokasikan kepada semua departemen
produksi dan departemen pembantu berdasarkan kepada luas lantai yang ditempati Oleh
masing-masing departemen. Berikut ini adalah beberapa contoh biaya departemen tidak
langsung dan basis-basis alokasi yang digunakan.
Biaya Departemen Tidak Langsung Basis Alokasi
Dalam rangka penentuan tarif biaya overhead pabrik yang akhimya dimaksudkan untuk
menghitung barge: pokok produk. maka biaya-biaya depirtemen tidak langsung hams
dialokasikan kepada departemen yang menerima manfaat dari biaya-biaya ini dengan
menggunakan basis alokasi yang sesuai sebagaimana oontoh-contoh tersebut di atas.
Dalam Bab 9 telah diuraikan mengenai penggunaan beberapa basis alokasi dalam
menentukan tarif biaya overhead pabrik. seperti iumlah jam mesin‘ iumlah jam tenaga kerja
langsung, biaya tenaga keria langsung. Biaya tenaga overhead pabrik ini menggunakan
tariftunggal yangdigunakan untuk pabnk secara keseluruhan. Pada bagian bab ini akan
dibahas mengenai pencntuan tarif biaya overhead pabrik untuk masing-masing departemen
produksi dengan menggunakan basis-basis alokasi yang mungkin saia bcrbedg Sebagai
contoh misalnya suatu pabrik mempunyai dua departemen. yaitu departemen produksi A dan
departemen produksi B. Departemen pmduksi A menggunakan basis alokasi iumlah jam
tenaga kerja langsung lama proses produksinya lebih banyak menggunakan tenaga kerja.
sedangkan departemen produksi B menggunakan basis alokasi jumlah jam mesin karena
proses produksi dilakukan oleh mesin.
Untuk memperoleh hasil perhitungan harga pokok produk yang lebih tepat, dalam sistem
activity based costing (ABC) biasanya digunakan bass alokasi yang berbeda untuk kelompok-
kelompok biaya atau pun ienis-ienis biaya tertentu dalam departemen produksi yang sama.
Basis alokasi ini bias: juga disebut dengan pemicu biaya (cost driver). yaitu suatu aktivitas
yang merupakan faktor yang dapat menyebabkan perubahan terhadap biayabiaya overhead
pabrik. Dengan demikian. dalam sistem ini akan dihasnlhn beberapa tarif dalam departemen
produksi yang sama.
Dalam menentukan tarif biaya overhead pabrik per departemen. semul biaya overhead pabrik
dalam depanemen-departemen pcndukung ham! dialokasikan seluruhnya kepada departemen-
depanemen pmduksi. Hal ml disebabkan karena perhitungan tarif biaya overhead p-brik
hanya dilakukan untuk setiap depanemen produksi. sedangkan semua biaya produksi balk
biaya yang langsung bcrkaitan dengan Regiatan produksi maupun tidak langsung hams
diperhitungkan dalam harga pokok barang yang dihasilkan. Tarif biaya overhead pabrik per
dcpancmcn dapat 4|th dengan langkah-langhh sebagai berikut
1.Menyusun anggaran biaya overhead pabrik untuk departemen produksi dan depanemen
pendukung
2.Mengadakan penelitian untuk menetapkan basil alokasi yang layak untuk mendistribusikan
biaya tidak langsung dan biaya biaya departemen pendukung.
Penaksiran atas elemen-elemen biaya departemen tidak langsung seperti listrik, air, bahan
bakar, dan penyusutan gedung pabrik, merupakan langkah berikutnya yang harus dilakukan
oleh perusahaan. Biaya-biaya ini selaniutnya akan didistribusikan ke departemen-departemen
produksi dan departemen-departemen pendukung yang memperoleh manfaatnya. Dengan
menjumlahkan seluruh elemen-elemen dari biaya departemen langsung dan biaya departemen
tidak langsung, maka dapat diperoleh iumlah anggaran biaya overhead pabrik untuk masing-
masing departemen PTOduksi dan departemen pendukung.
Melanjutkan kembali contoh PT Pesona Raya dalam Bab 9, Tabel 10.. berikut ini
menampilkan hasil penelitian yang dilakukan di PT Pesona Raya pada awal tahun.
lnformasi ini di samping berguna untuk parencanaan dan pengendalian biaya. juga dapat
d1gunakan untuk menihi kmena dari sedap punpmi“ departemmUntuk memudahhn km
pamcanaan dan pengendalibiaya overhead pabrik per departemen yang terdiri atas biaya
departemen langsung dan biaya departemen tidak langsung hams dikelompokkan lagi
sebanding dengan perilaku biaya ini terhadap perubahan volume kegiatan.
Sebagaimana telahdiuraikandiatasbahwaperhitungantarifbiayaoverhead pabrik untuk
penentuan harga pokok dari produk yang dihasilkan hanya dilakukan pada departemen-
departemen produksi saja. Dengan demikian, jumlah biaya yang telah dianggarkan dari setiap
departemen pendukung. di mana di dalamnya termasuk biaya tidak Iangsung yang
dialokasikan, hams didistribusikan atau dialokasikan kepada departemen-departemen
produksi berdasarkan basis-basis alokasi yang mempertimbangkan hasil penelitian pabrik
yang telah diperoleh pada awal tahun.
Biaya dari departemen gedung dan taman dialokasikan ke departemen-v departemen produksi
yang ada dengan menggunakan basis alokasi luas lantai dalam meter persegi. Berikut ini
adalah luas lantasi yang digunakan oleh empat departemen produksi yang ada pada PT
Pesona Raya.
Permintaan 2.000 25
Garmen 2.000 25
Adapun alokasi biaya gedung dan taman keempat departemen Produksi yang ada adalah
sebagai berikut.
2.000
Alokasi ke pemintaan = x Rp 2.700.000 = Rp 5.675.000
8.000
3.000
Alokasi ke tenun = x Rp 2.700.000 = Rp 8.512.500
8.000
1.000
Alokasi ke Celup = x Rp 2.700.000 = Rp 2.837.500
8.000
2.000
Alokasi ke garmen = x Rp 2.700.000 = Rp 5.675.000
8.000
Berdasarkan Iuas lantaj yang digunakan oleh setiap departemen Druduksi maka departemen
temm memperoleh alokasi yang terbesar dari biaya depaneman gedung dan taman
(Rp8.512500) karena menggumkan mas lantai yang retinas (3000 meter) dibandingkan kztiga
departemm produksi lainnya yang ada di PT Pesona Raya.
Pemintalan 40 20
Tenun 30 15
Celup 50 25
Garmen 80 40
Berikut ini adalah formula yang digunakan untuk mengalokasikan biaya departemen
personalia untuk keempat departemen prouksi yang ada.
40
Alokasi ke pemintaan = x Rp16.700.000 = Rp 3.340.000
200
30
Alokasi ke tenun = x Rp16.700.000 = Rp 2.505.000
200
50
Alokasi ke Celup = x Rp16.700.000 = Rp 4.175.000
200
80
Alokasi ke garmen = x = Rp16.700.000 Rp 6.680.000
200
Departemen menerima alokasi tersebut dari biaya departemen personalia karena jumlah
karyawan (80 orang) merupakan yang terbanyak dibandingkan dengan jumlah karyawan pada
departemen produksi lainnya.
Adapun alokasi biaya administrasi pabrik keempat departemen produksi yang ada adalah
sebagai berikut.
40
Alokasi ke pemintaan = x Rp19.800.000 = Rp 3.960.000
200
30
Alokasi ke tenun = x Rp19.800.000 = Rp 2.970.000
200
50
Alokasi ke Celup = x = Rp19.800.000 = Rp 4.950.000
200
80
Alokasi ke garmen = x = R Rp19.800.000 = Rp 7.920.000
200
4. Alokasi biaya departemen gudang
pemintalan Rp.192.000.000 40
Tenun 96.000.000 20
Celup 48.000.000 10
Garmen 144.000.000 30
Berikut ini adalah formula yang digunakan untuk mengalokasikan hm departemen gudang
untuk keempat departemen Produksi yang ada.
Adapun alokasi biaya gudang keempat departemen produksi yang ada adalah sebagai
berikut.
Rp. 192.000.000
Alokasi ke pemintaan = x Rp 16.300.000 = Rp 6.520.000
Rp. 96.000.000
Rp.96.000.000
Alokasi ke tenun = x Rp 16.300.000 = Rp3.260.000
Rp 480.000.000
Rp.48.000.000
Alokasi ke celup = x Rp 16.300.000 = Rp 16.630.000
Rp.480.000.000
Rp. 144.000.000
Alokasi ke garmen = x Rp 16.300.000 = Rp 4.890.000
Rp.480.000.000
Seluruh alokasi biaya departemen pendukung ke departemen produksi pada PT Pesona
Raya diikhtisarkan pada Taliel 10.4. Kemudian diasumsikan bahwa departemen pemintalan
dan departemen tenun menggunakan basis alokasi jumlah jam mesin, sedangkan departemen
celup dan garmen menggunakan basis alokasi iumlah jam tenaga keria langsung. Adapun
jumlah jam mesin yang diperkirakan akan digunakan oleh departemen pemintalan dan
departemen tenun adalah sebagai berikut.
Total tarif biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi diperoleh dengan
membagi total biaya overhead pabrik setiap departemen produksi setelah alokasi dengan
basis alokasinya. Sebagai contoh, tarif biaya overhead pabrik departemen pemintalah adalah
Rp5.000 per jam mesin (Rp. 95.695.000 / 19.139 jam mesin).
Metode Alokasi Bertahap
Metode ini mendistribusikan biaya departemen-departemen pendukung secara bertahap, di
mana biaya dari departemen pendukung tidak langsung seluruhnya ditransfer ke departemen-
departemen produksi, tetapi terlebih dahulu juga dibagikan kepada departemen-departemen
pendukung lainnya sesuai dengan urutan pendistribusian yang telah ditetapkan bagi masing~
masing departemen pendukung. Dalam hal ini, harus ada ketetapan dalam perusahaan
mengenai biaya departemen pendukung yang pertama kali didistribusikan dan departemen-
departemen pendukung yang secara berurutan mendapat giliran dalam mendistribusikan
biaya berikutnya, karena suatu departemen pendukung tidak akan menerima
pembebanan alokasi biaya lagi dari departemen pendukung lainnya apabila
departemen pendukung tersebut telah dialokasikan biayanya terlebih dahulu.
Dibandingkan dengan metode alokasi langsung, metode ini masih mengakui adanya
hubungan di antara departemen-departemen pendukung meskipun prosedur pengalokasian
biaya secara bertahap tidak mencerminkan adanya penggunaan manfaat yang timbal balik
oleh masingmasing departemen pendukung tersebut.
Departemen pendukung yang memiliki biaya yang terbesar adalah yang terlebih dahulu
didistribusikan dan selanjutnya diikuti oleh departemen pendukung yang memiliki biaya
kedua terbesar. Berikut ini adalah urllta" pendistribusian biaya departemen-departemen
pendukung yang ada Pada PT Pesona Raya.
Personalia 16.700.000 3
Gudang 16.300.000 4
Adapun basis pendistribusian biaya departemen Pendukung menggunakan data Yang
diperoleh dari Tabel 10.3 berikut ini.
Personalia 40 400
Gudang 16 1.000
Jumlah 70 3.000
Pemintalan 2.000
Tenun 3.000
Culup 1.000
Garmen 2.000
Personalia 400
Gudang 1.000
Jumlah 10.000
Adapun alokasi biaya gedung dan taman ke tujuh departemen yang ada adalah sebagai
berikut.
2.000
Alokasi ke pemintaan = x Rp 22.700.000 = Rp 4.540.000
10.000
3.000
Alokasi ke tenun = x Rp 22.700.000 = Rp 6.810.000
10.000
1.000
Alokasi ke Celup = x Rp 22.700.000 = Rp 2.270.000
10.000
2.000
Alokasi ke garmen = x Rp 22.700.000 = Rp 5.450.000
10.000
600
Alokasi ke administrasi pabrik = x Rp 22.700.000 = Rp 1.362.000
10.000
400
Alokasi ke personalia = x Rp 22.700.000 = Rp 908.000
10.000
1.000
Alokasi ke gudang = x Rp 22.700.000 = Rp 2.270.000
10.000
Setelah biaya departemen gedung dan taman selesai didistribusikan maka departemen
pendukung berikutnya yang dialokasikan adalah departemen administrasi pabrik. Biaya
departemen administrasi pabrik dialokasikan keempat departemen produksi, departemen
personalia, dan departemen gudang dengan menggunakan basis alokasi jumlah karyawan
yang ada di masing-masing departemen tersebut.
Berikut ini disajikan jumlah karyawan dari masing-masing departemen yang menerima
distribusi biaya dari departemen administrasi pabrik.
Tenun 40
Culup 30
Garmen 50
Personalia 80
Administrasi pabrik 24
Gudang 16
Jumlah 240
Biaya departemen administrasi pabrik yang akan didistribusikan adalah sebagai berikut.
40
Alokasi ke pemintalan = x Rp 21.162.000 = Rp 3.527.000
240
30
Alokasi ke tenun = x Rp =21.162.000 Rp 2.645.250
240
50
Alokasi ke Celup = x Rp 21.162.000 = Rp 2.408.750
240
80
Alokasi ke garmen = x = 21.162.000 Rp 7.054.000
240
24
Alokasi ke personali = x 21.162.000 = Rp 2.116.200
240
16
Alokasi ke gudang = x 21.162.000 = Rp 1.410.800
240
Tidak ada biaya dari departemen administrasi pabrik didistribusikan ke departemen gedung
dan taman karena dalam metode distribusi bertahap sebuah departemen eIla dalam yang
biayanya telah didistribusikan ke departemen pendukungu yang lain tidak akan
menerima kembali distribusikan Pendukung departemen pendukung lainnya.
Berikut ini disajikan jumlah karyawan dari masing-masing departemen yang menerima
distribusi biaya dari departemen personalia.
Departemen produksi Jumlah karyawan
Pemintlan 40
Tenun 30
Celup 50
Garmen 80
Jumlah 216
40
Alokasi ke pemintalan = x Rp 19.724.200 = Rp 3.652.6300
216
30
Alokasi ke tenun = x Rp 19.724.200 = Rp 2.739.472
216
30
Alokasi ke Celup = x Rp 19.724.200 = Rp 4.565.787
216
50
Alokasi ke garmen = x = Rp 19.724.200 = Rp 7.305.259
216
16
Alokasi ke gudang = x Rp 19.724.200 = Rp 1.461.052
216
Alokasi biaya departemen gudang
Berikut ini disajikan jumlah pemakaian bahan Pada empatdepartemen produksi yang ada
pada PT Pesona Raya.
Tenun 96.000.000
Celup 48.000.000
Garmen Rp.144.000.000
Jumlah Rp.480.000.000
Adapun alokasi biaya gudang keempat departemen produksi yang ada adalah sebagai berikut.
Rp.192.000.000
Alokasi ke pemintaan = x Rp 21.441.852 = Rp 8.576.741
Rp.480.000.000
Rp.96.000.000
Alokasi ke tenun = x Rp 21.441.852 = Rp 4.288.370
Rp 480.000.000
Rp.48.000.000
Alokasi ke celup = x Rp 21.441.852 = Rp 2.144.185
Rp.480.000.000
Rp. 144.000.000
Alokasi ke garmen = x Rp 21.441.852 = Rp 6.432.556
Rp.480.000.000
Seluruh alokasi biaya departemen pendukung ke departemen produksi pada PT Pesona Raya
dengan metode bertahap diikhtisarkan pada Tabel 10.5. Seperti pada metode langsung,
departemen pemintalan dan departemen tenun menggkan basis alokasi jumlah jam mesin
sedangkan departemen celup dan garmen menggunakan basis alokasi jumlah jam tenaga kerja
langsung.
Adapun jumlah jam mesin yang diperkirakan akan digunakan Oleh departemen pemintalan
dan departemen tenun adalah sebagai berikut.
Jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperkirakan akan dikeluarkan oleh departemen celup
dan departemen garmen adalah sebagai berikut.
Total tarif biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi diperoleh dengan
membagi total biaya overhead pabrik setiap departemen produksi setelah alokasi dengan
basis alokasinya. Sebagai contoh, tarif biaya overhead pabrik departemen pemintalan adalah
Rp5.042 per jam mesin ( Rp96. 509.371 / 19.139 jam mesin). Tarif biaya overhead pabrik
untuk keempat departemen produksi setelah pendistribusian biaya departemen pendukung
selesai dilakukan dengan menggunakan metode bertahap memberikan hasil yang berbeda
dibandingkan jika menggunakan metode langsung.
Metode Aljabar
Meskipun alokasi bertahap sudah mempertimbangkan adanya kondisi bahwa departemen-
departemen pendukung saling memberi dan menerima iasa satu sama lain, tetapi metode ini
masih belum menuniukkan kondisi ‘seperti saling memberi jasa secara utuh atau lengkap,
karena begitu biaya dari suatu departemen pendukung telah selesai didistribusikan biayanya
maka departemen im‘ tidak lagi akan menerima pendistribusian biaya dari departemen
pendukung lainnya.
Biaya overhead pabrik per departemen sebelum adanya pendistribusian biaya dari
depatemen-departemen pendukung dan komposisi atau persentase pemberian jasa oleh kedua
departemen pendukung adalah sebagai berikut.
S1 S2
S1 6.200.000 - 20%
S2 5.000.000 20% -
Dengan metode aljabar pertama kali kita harus membuatkan persamaan untuk kedua
departemen pendukung yang ada sebagai berikut.
S1 = Rp6.200.000 + 0,2 82 S2
S2 = Rp5.ooo.ooo + 0,2 51
Biaya departemen pendukung 1 ($1) adalah biaya yang dikeluarkan oleh departemen S] yaitu
sebesar Rp6.200.ooo ditambah dengan 20% dari biaya departemen pendukung 2 (82) karena
departemen SI memperoleh jasa mu manfaat dari departemen $2 sebesar 20%. Adapun biaya
departemen Pendukung 2 ($2) adalah biaya departemen Sz sebesar Rp5.000.000 ditambab
dengan 20% dari biaya departemen SI karena departemen 82 menerima jasa atau manfaat dari
departemen $1 sebesar 20%.
Dengan metode substitusi kita dapat menyelesaikan persamaan biaya di atas sebagai
berikut.
0,96 S1 = Rp 7.200.000
S1 = Rp7.500.000
S2 = Rp 5.000.000 + 0,2 S1
= Rp 6.500.000
Setelah persamaan di atas diselesaikan maka kita mengetahui bahwa biaya sesungguhnya dari
Sl dan S2 masing-masing sebesar Rp7.500.000 dan RP6500000.
Berikut ini adalah alokasi biaya departemen SI ke departemen P1, P2, dan S2.
Adapun alokasi biaya departemen 82 kc departemen P1, P2, dan 51 adaleh sebagai berikut.
Alokasi ke $1 = Rp 6.500.000 x 20% = Rp 1.300.000
Tabel 10.6 memperlihatkan basil akhir dari pengalokasian biaYa departemen pendukung (5]
dan S2) ke departemen produksi (P1 dan P2) dang“ menggunakan metode aljabar.
Alokasi biaya
departemen
pendukung
Departemen P1 dan depaftemen P2 menggunakan basis alokasi jumlah jam mesin dalam
pembebanan biaya overhead pabrik. Jika jumlah jam mesin taksiran untuk departemen P1
adalah sebesar 10.000 jam dan departemen P2 seiumlah 12.000 jam, maka tarif biaya
overhead pabrik untuk departemen P1 adalah sebesar Rp1.635 per jam mesin (Rp16.350.000 :
10.000 jam) dan untuk departemen P2 sebesar Rp1.654 (Rp19.850.000 : 12.000 jam) per jam
mesin.
Analisis Varian untuk Biaya Overhead Pabrik Per Departemen
Apabila pada awal tahun buku seluruh departemen produksi dalam pabrik telah ditentukan
tarif biaya overhead pabriknya, maka pembebanan biaya overhead pabrik atas pekerjaan atau
produk yang diproduksi oleh departemen-departemen produksi selama tahun buku berjalan,
akan menggunakan tarifbiaya overhead pabrik untuk masing-masingdepartemen tersebut.
Biaya overhead pabrik yang dibebankan ini di samping berguna untuk penentuan biaya atau
harga pokok per unit juga mempakan tolok ukur atau pembanding atas biaya-biaya yang
sesungguhnya terjadi pada setiap departemen produksi dalam suatu periode pada tahun buku
berjalan. Analisis varian untuk biaya overhead pabrik dilakukan per departemen sehingga
varian atau penyimpanganyang terjadi akan lebih mudah ditelusuri dan tindak lanjut untuk
usaha perbaikan dapat dilimpahkan kepada masing-masing kepala departemen produksi yang
bersangkutan.
Agar perbandingan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya mejadi untuk setiap
departemen produksi dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan dapat dilakukan,
diperlukan prosedur atau langkahlangkah berikut ini.
l. Menyusun ikhtisar dari jenis-jenis biaya overhead pabrik yang sesungguhnya selama tahun
buku berjalan untuk masing-masing departemen produksi dan departemen pendukung (lihat
Tabel 10.7).
2.Membuat daftar hasil penelitian pabrik mengenai data sesungguhnya yang berkaitan dengan
basis distribusi atau alokasi biaya overhead pabrik (lihat Tabel 10.8).
3.Mengalokasikan biaya overhead pabrik tidak langsung yang sesungguhnya sesuai dengan
data dan basis alokasi yang terdapat dalam daftar hasil penelitian pabrik (lihat Tabel 10.8).
5.Membandingkan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik
yang dibebankan untuk setiap departemen DI'Oduksi, dan menentukan besarnya biaya
overhead pabrik yang lebihkurang atau dibebankan (over-or underapplied factory overhead)
per departemen.
Dalam contoh PT Pesona Raya ini, departemen pemintalan dan departemen tenun
menggunakan basis alokasi jumlah jam mesin, sedangkan departemen celup dan departemen
garmen menggunakan basis alokasi jumlah jam tenaga kerja langsung dalam penentuan tarif
biaya overhead pabrik. Jumlah jam mesin yang sesungguhnya digunakan oleh departemen
pemintalan adalah sebanyak 19.800 jam dan departemen tilnun sebanyak 18.500 jam. Jumlah
jam tenaga kerja langsung yang Sasungguhnya digunakan oleh departemen celup dan
departemen garmen masing-masing adalah sebanyak 16.100 jam dan 28.200 iam. Dengan
inggapan bahwa PT Pesona Raya mempunyai akun Barang dalam Proses Yang terpisah untuk
keempat departemen produksi tersebut, maka illmlah biaya overhead pabrik untuk setiap
departemen produksi diperolell Mrdasarkan formula berikut.
Tarif biaya overhead yang digunakan dalam penghitungan biaya overhead pabrik yang
dibebankan berasal dari Tabel 10.4. Berikut ini adalah biaya overhead pabrik yang
dibebankan untuk empat departemen produksi yang ada pada PT Pesona Raya.
Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat biaya overhead yang dibebankan untuk seluruh
departemen produksi yang ada pada PT Pesona Raya adalah sebagai berikut.
Pada akhir periode akuntansi akun Biaya Overhead yang Dibebankan llntuk setiap
departemen produksi ditutup ke masing-masing akun Biaya Overhead Pabriknya. Ayat jurnal
yang dibuat untuk mencatat penutupan aRun Biaya Overhead yang Dibebankan adalah
sebagai berikut.
Dengan melakukan pemindahbukuan atas ayat jurnal di atas ke akun. akun buku besar, maka
akun Biaya Overhead Pabrik untuk masing-masing departemen produksi dapat menunjukkan
terjadinya suatu varian (variance) per departemen seperti yang disajikan berikut ini.
Selisih atau kurang tersebut, iika nilainya dianggap tidak Signifikan' dapat ditutup kedalam
akun beban Pokok Penjualan seperti berikut ini.
Seperti pada Bab 9, selanjutnya selisih yang terjadi pada setiap departemen dapat pula
dianalisis lebih jauh agar dapat memberikan informasi yang berguna bagi manajemen, yaitu
dalam bentuk analisis varian anggaran dan varian kapasitas per departemen seperti
diperlihatkan pada Tabel 10.10 berikut ini.
Tabel 10.10 Analisis Varian per Departemen Produksi
Dalam menentukan biaya overhead pabrik yang dianggarkan (budget allowance) pada
kapasitas yang dicapai untuk setiap departemen produksi. digunakan data taksiran dalam
Tabel 10.2 dan Tabel 10.4, yaitu yang berhubungan dengan jumlah biaya overhead pabrik
variabel untuk masing-masing departemen produksi. Perlu diketahui bahwa dalam
menentukan tarif biaya overhead variabel ini sudah tercakup di dalamnya seluruh biaya
departemen pendukung yang telah dialokasikan ke setiap departemen produksi sebagaimana
yang terdapat dalam Tabel 10.5, karena biaya departemen pendukung yang dialokasikan ini
dianggap sebagai biaya variabel bagi departemen produksi. Jumlah biaya overhead variabel
dari masing-masing departemen produksi ditentukan dengan rumus.
Sebagai contoh, jumlah biaya overhead pabrik variabel dari departemen pemintalan
ditentukan sebesar Rp56.588.400 (19.800 x Rp2.858).
Istilah-Istilah
Basis distribusi atau alokasi biaya: suatu Metode alokasi bertahap (step method):
basis yang layak untuk mendistribusikan metodealokasibiayayangmendistribusikan
atau mengalokasikan biaya departemen biaya departemen pendukung tidak hanya
tidak langsung atau biaya yang bersifat kepada departemen produksi, tetapi juga
umum dan biaya departemen pendukung. kepada departemen pendukung lainnya
yang belum dialokasikan biayanya.
PTAlbatros Unggul dibagi menjadi dua departemen produksiyaitu: perakitan dan pengemam
Selain itu perusahaan juga memiliki dua departemen pendukung yaitu: pemeliharaan dag
kafetaria. Biaya departemen pemeliharaan dialokasikan berdasarkan mesin yang ada di setiap
departemen selain departemen pemeliharaan. Biaya kafetaria dialokasikan berdasarkan
jumlah pegawai yang bekerja di departemen lain selain kafetaria. Berikut ini adalah data-data
yang diperlukan untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik untuk departemen perakitan
dan pengemasan di 2016.
Jumlah mesin 10 70 20
Jumlah pegawai 10 20 30
Diminta:
30
Alokasi ke pengemasan = x Rp = 540.000 Rp 324.000
50
70
Alokasi ke perakitan = x Rp 480.000 = Rp 373.333
90
29
Alokasi ke pengemasan = x = Rp 480.000 = Rp 106.667
90
20
Alokasi ke pengemasan = x Rp = 540.000 Rp180 .000
60
30
Alokasi ke pengemasan = x Rp = 540.000 Rp 270.000
60
70
Alokasi ke perakitan = x Rp 570.000 = Rp 443.333
90
20
Alokasi ke pengemasan = x = Rp570.000 = Rp 126.667
90
K = 540.000 + 0,1 P
P = 480.000 + 0.167 K
P = 480.000 + 0,17K
P = 579 863
10
Alokasi ke perakitan = x Rp 597.986 = Rp 99.836
50
20
Alokasi ke pengemasan = x Rp = 597.986 Rp199.329
60
30
Alokasi ke pengemasan = x Rp =597.986 = Rp 298.794
60
10
Alokasi kepemeliharaan = x Rp 579.863 = Rp 57.968
100
70
Alokasi ke perakitan = x Rp 579.863 = Rp 405.905
90
20
Alokasi ke pengemasan = x = Rp 579.863 = Rp 115.972
90
Pemeliharaan Kafetaria Perakitan
PERTANYAAN
10-l. jelaskan pengertian dan kegunaan dari departementalisasi atas biaya overhead pabrik
10-2. Faktor-faktor apa saja yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jenis-jenis
departemen produksi.
10-3. Faktor-faktor apa sajakah Yang memengaruhi penentuan jenis-jenis dan jumlah dari
departemen pendukung?
10-4. Uraikan langkah-langkah dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen.
10-5. Mengapa dalam suatu departemen produksi dapat dibuat beberapa tarif biaya overhead
pabrik?
10-6. Sebutkan dan jelaskan elemen-elemen biaya yang umumnya dapat dikelompokkan
sebagai biaya departemen langsung bagi departemen produksi dan departemen pendukung.
10-7. Jelaskan alasannya mengapa jenis-jenis biaya overhead pabrik tertentu tidak secara
langsung dialokasikan ke departemen-departemen produksi dan departemen pendukung tetapi
dihimpun lebih dahulu sebagai kelompok biaya pabrik umum?
10-8. Mengapa biaya-biaya dari departemen pendukung harus dialokasikan dalam penentuan
tarif biaya overhead pabrik per departemen?
10-9. Jelaskan kegiatan penelitian pabrik untuk penetapan basis distribusi perlu dilakukan.
10-ll Uraikan mengenai penentuan biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang djbebankan
dan jelaskan perhitungan dari varian anggaran dan varian kapasitas per departemen.
Pabrik PT Kresna Yudha mempunyai dua departemen produksi dan dua departemen
pendukung. Perusahaan menggunakan metode alokasi langsung dalam mendistribusikan
biaya-biaya dari departemen pendukung kepada departemen produksi. Biaya-biaya dari
departemen pendukung 1 dialokasikan dengan basis jumlah karyawan dan biaya-biaya
departemen pendukung 2 dialokasikan dengan basis luas lantai. Basis alokasi yang digunakan
dalam menentukan tarif biaya overhead pabrik adalah jumlah jam mesin dan untuk
departemen produksi A dan jumlah jam tenaga kerja langsung untuk departemen produksi B.
Berikut ini adalah data terkait dengan biaya overhead pabrik dan data-data lainnya untuk
keempat departemen tersebut.
Departemen Departemen
Produksi A Produksi B
Diminta:
2. Hitunglah tarif biaya overhead pabrik tunggal untuk seluruh pabrik berdasarkan
Jumlah jam mesin dan tentukan biaya overhead pabrik yang dibebankan untuk
pekerjaan 101.
10-2. PT Pandawa Ksatria menggunakan metode alokasi bertahap dalam mendistribusikan
biaya-biaya dari suatu departemen pendukung kepada departemen-departemen produksi
departemen pendukung lainnya. PT Pandawa memiliki dua departemen produksi yaitu :
Pemotongan dan Perakitan. Adapun departemen pendukung yang ada adalah Pemeliharaan
dan Administrasi pabrik.
Berikut ini adalah data mengenai departemen-departemen yang ada dalam pabrik dari PT
pandawa Ksatria
Departemen produksi Departemen pendukung
Jumlah karyawan 30 22 13 7
Biaya departemen pemeliharaan yang pertama dialokasikan berdasarkan luas lantau dan
selanjutnya adalah biaya departemen administrasi pabrik yang dialokasikan berdasarkan
jumlah karyawan.
Diminta :
2. Hitunglah tarif biaya overhead pabrik tunggal untuk seluruh berdasarkan jumlah jam
mesin.
Pabrik PT Astina Raya mempunyai dua departemen produksi, yakni departemen dan
departemen tenun dan deaprtemen celup, dan dua departemen pendukung, yaitu departemen
pemiliharaan dan departemen administrasi pabrik. Biaya departemen pemeliharaan
dialokasikan berdasarkan jumlah karyawan. Perusahaan menggunakan metode alokasi
langsung dalam mendistribusikan biaya-biaya departemen pendukung kepada departemen
produksi.
Berikut ini adalah data taksiran untuk tahun akan datang.
Departemen produksi Departemen pendukung
Jumlah karyawan 30 20 12 10
Diminta :
Buatlah tabel distribusi atas biaya departemen pendukung dan perhitungan tarif biaya
overhead pabrik untuk masing-masing deaprtemen produksi berdasarkan jumlah jam mesin.
PT Bima Iaya menggunakan metode alokasi bertahap dalam mengalokasikan biaya-biaya dari
departemen pendukung 1 dan departemen pendukung 2 kepada kedua departemen produksi
yang ada yaitu departemen produksi A dan departemen produksi B. Biayabiaya dari
departemen pendukung 1 adalah yang pertama kali dialokasikan dengan menggunakan basis
alokasi jumlah karyawan, dan berikutnya biaya-biaya departemen pendukung 2. dengan basis
alokasi luas lantai. Anggaran biaya overhead pabrik dan data lainnya adalah sebagai berikut.
Tarif biaya overhead untuk setiap departemen produksi dialokasikan berdasarkan jam
mesin.
Diminta:
Tentukan tarif biaya overhead pabrik per departemen.
Anggaran biaya overhead pabrik dari departemen produksi A dan departemen produksi B
masing-masing adalah Rp120.000.ooo dan Rp 40.000.000, sedang anggaran departemen
pendukung Y dan departemen pendukung Z masing-masing berjumlah Rp82.000.000 dan
Rp40.000.000. Departemen pendukung Y menyediakan jasanya sebesar 40% untuk
departemen produksi A, 40% untuk departemen produksi B, dan sisanya kepada departemen
pendukung Z. Departemen pendukung Z memberikan jasanya sebesar 20% untuk departemen
produksi A, 50% untuk departemen produksi B, dan sisanya untuk kepada departemen
pendukung Y.
Diminta :
PT Bima Sejahtera mempunyai dua departemen produksi (mesin dan perakitan dan lima
departemen pendukung (gedung dan taman, personalia, administrasi pabrik, gudang dan
kantin). Anggaran biaya overhead pabrik data lainnya per departemen adalah sebagai berikut.
Departemen Basis
Gedung dan taman Luas lantai dalam meter persegi
Personalia Jumlah karyawan
Administrasi pabrik Jumlah karyawan
Kantin Jumlah karyawan
Gudang Jumlah pemakain bahan
Jumlah jam tenaga kerja langsung digunakan sebagai basis untuk menghitung tarif biaya
overhead pabrik.
Diminta :
1. Alokasi biaya-biaya deapartemen pembantu dengan menggunakan metode langsung
Tarif biaya overhead untuk setiap departemen produksi ditentukan nerdasarkan jam mesin.
Jumlah jam mesin yang digunakan oleh masing- masing departemen produksi :
Diminta :
PT Arjuna mempunyai dua departemen produksi dan tiga departemen pendukung data
taksiran yang berhubungan dengan basis alokasi dan yang digunakan untuk perhitungan tarif
biaya overhead pabrik sebagai berikut.
Departemen pemeliharaan mengalokasikan biaya sebesar 25% kepada deprtemen gedung dan
taman 40% kepada departemen pemotongan, dan 35% kepada departemen perakitan. Alokasi
biaya deaprtemen gedung dan taman menggunakan basis luas lantai sedangkan biaya dari
administrasi pabrik dialokasikan menggunakan jam tenaga kerja.
Diminta :
1.Alokasi biaya overhead pabrik dari departemen pendukung ke departemen produksi dengan
menggunakan:
a. metode alokasi langsung dan
b. metode alokasi bertahap, dengan asumsi biaya yang pertama dialokasikan adalah biaya
departemen pemeliharaan, berikut departemen administrasi pabrik, dan yang terakhir
departemen gedung dan taman.
2. Tentukan tarif biaya overhead pabrik untuk masing-masing departemen produksi dengan
menggunakan basis jamlah jam kerja mesin.
PT Bimasetia mempunyai dua departemen produksi yaitu departemen mesin dan departemen
perakitan, dan dua departemen pendukung, yaitu departemen pemeliharaan dan departemen
adminitrasi pabrik.
Data taksiran untuk buku adalah sebagai berikut.
Departemen Biaya Overhead Pabrik Luas Lantai Jumlah Jam
(m) Tenaga Kerja
Mesin Rp.84.000.000 4.000 2.000
Perakitan 72.000.000 3.000 2.500
Pemeliharaan 32.000.000 1.000 3.000
Administrasi Pabrik 20.000.000 500 1.000
Diminta :
1.Alokasi biaya departemen pendukung berdasarkan data diatas dengan menggunakan :
a. metode alokasi langsung;
b. metode alokasi bertahap;
c. metode aljabar.
2.Tentukan tarif biaya overhead pabrik untuk departemen masen dan departemen perakitan
dengan ketiga metode alokasi diatas.
10.5. PT Yudistira mempunyai dua departemen produksi, yaitu departemen tenun dan
departemen celup, dan dua departemen pendukung, yaitu departemen pemeliharaan dan
departemen kantin. Biaya dari departemen pendukung dialokasikan ke departemen produksi
dengan menggunakan metode alokasi langsung. Departemen pemeliharaan mengalokasikan
40% biayanya kepada departemen tenun dan sisanya kepada departemen celup. Departemen
kantin mengalokasikan biayanya berdasarkan jumlah karyawan.
Departemen Biaya Overhead Jumlah Jumlah Jumlah jam tenaga
pabrik Karyawan Mesin kerja langsung
Pemeliharaan 160.000.000 25
Kantin 100.000.000 10
Data berikut ini berhubungan dengan Pekerjaan N0. 11 dan N0. 12.
Departemen Tenun:
Departemen Tenun:
Diminta:
2. Tentukan tarif biaya overhead pabrik untuk departemen tenun dan celup.
3. Hitunglah harga pokok dari Pekeriaan N0. 11 dan Pekerjaan N0. 12.
PT Amarta mempunyai dua departemen produksi, yaitu departemen pemotongan dan
departemen perakitan, dan dua departemen pendukung, yaitu departemen perbaikan dan
pemeliharaan dan departemen administrasi pabrik. Data yang sesungguhnya mengenai biaya
overhead pabrik dan penggunaan diatas jasa dari departemen pandukung untuk tahun yang
lalu disajikan sebagai berikut.
Produksi
Pendukung
Diminta :
2.metode alokasi bertahap dengan biaya departemen pendukung yang dialokasikan pertama
kali adalah departemen adminitrasi pabrik:
3.metode aljabar:
PT Astina Raya mengalokasikan biaya overhead pabrik yang sesungghnya dari dua
departemen pendukung, yaitu departemen R dan departemen S, kepada tiga departemen
produksi, yaitu departemen A, departemen departemen B, dan departemen C dengan
menggunakan metode alokasi bertahap. Data mengenai biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya dan yang dianggarkan untuk ketiga departemen produksi setelah alokasi biaya
dari departemen pendukung adalah sebagai berikut.
Departemen Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik Yang
produksi Yang sesungguhnya Dianggarkan di 2016
2016
40.000 jam 32.000 jam
A Rp. 64.000.000 Rp. 68.000.000 Rp. 60.000.000
Tarif biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada setiap departemen berdasarkan
atas jumlah jam tenaga kerja langsung kepada kapasitas normal, yaitu sebebsar 40.000 jam
jumlah jam tenaga kerja yang sesungguhnya pada tahun 2008 untuk departemen
A,departemen B, dan departemen C masing-masing 37.000 jam, 38.000 jam. dan 39.000 jam.
Diminta:
1. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik dan selanjutnya
menutup jumlah tersebut ke akun Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya untuk masing-
masing departemen produksi.
2. Hitunglah hasil varian anggaran dan varian kapasitas untuk ketiga departemen produksi
tersebut di atas.