Karakteristik pertama dalam hubungannya dengan produk itu sendiri. Berbeda dengan
bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik merupakan bagian
yang tidak berwujud dari barang jadi. Tidak ada surat permintaan bahan ataupun kartu jam
tenaga kerja yang dipergunakan untuk menyatakan jumlah biaya overhead pabrik seperti
pada perlengkapan pabrik atau tenaga kerja tidak langsung yang diperhitungkan dalam
suatu pekerjaan atau produk.
Karakteristik kedua menyangkut perubahan sebagian unsur biaya overhead karena adanya
perubahan volume produksi yaitu overhead bisa bersifat tetap, variabel atau semivariabel.
Biaya overhead tetap secara relatif tetap konstan, biarpun ada perubahan dalam volume
produksi, sedangkan overhead tetap per unit output akan bervariasi berlawanan dengan
volume produksi. Overhead variabel variasi secara sebanding dengan output produksi.
Overhead semivariabel bervariasi, tetapi tidak sebanding dengan unit yang diproduksi.
Apabila volume produksi berubah, efek gabungan dari berbagai pola overhead yang
berbeda ini dapat mengakibatkan biaya pabrikase per unit berfluktuasi besar.
.
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead pabrik adalah biaya
produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya produksi yang
termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan berikut ini:
.
Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan perubahan
volume kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan:
Untuk keperluan penentuan tarif biaya overhead pabrik dan untuk pengendalian biaya, biaya
overhead pabrik yang bersifat semivariabel dipecah menjadi dua unsur: biaya tetap dan biaya
variabel.
3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen :
Jika disamping memiliki departemen produksi, perusahaan juga memiliki departemen pembantu
(seperti misalnya departemen pembangkit tenaga listrik, departemen bengkel dan departemen
air). Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik, biaya
overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok:
Apabila jumlah satuan produk sebagai dasar pembebanan, maka tarif biaya overhead pabrik
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Apabila estimasi biaya overhead pabrik sebesar Rp 300.000 dan perusahaan merencanakan
memproduksi 250.000 satuan produk untuk periode yang akan datang, maka untuk setiap
satuan produk dibebani tarif biaya overhead pabrik sebesar Rp 1,2 (Rp 300.000 : 250.000
unit) per satuan produk. Dasar pembebanan satuan produk ini sesuai bagi perusahaan yang
memproduksi satu macam produk. Biaya overhead pabrik dapat dibebankan ke setiap unit
produksi atas dasar satuan berat atau satuan tertentu lainnya, misalnya kilogram, liter dan
sebagainya. Berikut ini contoh pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk atas
dasar satuan berat masing-masing produk.
2. Biaya Bahan Baku
Apabila biaya bahan baku sebagai dasar pembebanan, maka tarif biaya overhead
pabrik dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Sebagai contoh, jika estimasi biaya overhead pabrik sebesar Rp 300.000 dan estimasi biaya
bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi sebesar Rp 250.000 dalam periode
tertentu, maka tarif pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk dihitung sebagai
berikut:
Jadi, setiap produk yang selesai dibuat dibebani biaya overhead pabrik sebesar 120% dari
biaya bahan bakunya. Metode ini terbatas penggunaannya karena di dalam banyak kasus
tidak ada hubungan erat antara biaya bahan baku dari suatu produk dan biaya overhead
pabrik yang terjadi.
Apabila biaya tenaga kerja langsung sebagai dasar pembebanan, maka tarif biaya overhead
pabrik dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Misalnya, untuk tahun yang akan datang estimasi biaya overhead pabrik sebesar Rp 300.000
dan estimasi biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 300.000. Tarif biaya overhead pabrik
adalah:
Setiap pesanan atau produk yang menyerap biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 1 akan
dibebani biaya overhead pabrik sebesar Rp 1 pula. Adapun biaya tenaga kerja langsung
dihitung dengan mengalikan jam kerja langsung yang digunakan untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan dengan tarif upah per jam yang ditentukan. Semakin banyak jam kerja yang
digunakan, semakin besar biaya tenaga kerja langsung dan semakin besar pula biaya
overhead pabrik yang dibebankan. Metode ini mempunyaibeberapa kelemahan antara lain
sebagai berikut:
1. Biaya overhead pabrik harus dipandang sebagai tambahan nilai produk. Nilai
yang ditempatkan seringkali tidak mempunyai hubungan yang erat dengan biaya
tenaga kerja langsung, misalnya biaya penyusutan.
2. Jumlah biaya tenaga kerja mencakup upah tenaga kerja dari berbagai tingkatan yang
ada di dalam perusahaan, sehingga dalam metode ini dapat terjadi distribusi beban
biaya overhead pabrik kepada produk secara tidak tepat.
Apabila jam tenaga kerja langsung sebagai dasar pembebanan, maka tarif biaya
overhead pabrik dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Apabila estimasi biaya overhead pabrik untuk tahun yang akan datang sebesar Rp300.000
dan jumlah jam kerja langsung ditaksir 200.000 jam, maka tarif biaya overhead pabrik atas
dasar jam kerja langsung adalah Rp 1,5 per jam kerja langsung (Rp 300.000 : 200.000). Suatu
pekerjaan yang diselesaikan dengan 400 jam kerja langsung akan dibebani biaya overhead
pabrik sebesar Rp 600 (400 × Rp 1,5).
5. Jam Mesin
Apabila jam mesin sebagai dasar pembebanan, maka tarif biaya overhead pabrik
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Apabila estimasi biaya overhead pabrik untuk tahun yang akan datang sebesar Rp 300.000
dan jumlah jam mesin ditaksir 300.000 jam, maka tarif biaya overhead pabrik atas dasar jam
mesin adalah Rp 1 per jam mesin (Rp 300.000 : 300.000). Suatu pekerjaan yang diselesaikan
dengan 400 jam mesin akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar Rp 400 (400 × Rp 1).
6. Tingkat Aktivitas
Dalam menghitung tarif biaya overhead pabrik, tingkat aktivitas yang dipilih
sangat menentukan. Semakin besar aktivitas yang dipilih, semakin rendah tarif biaya
overhead tetap, karena biaya overhead tetap akan dibagi dengan tingkat aktivitas (jumlah
biaya tenaga kerja langsung yang lebih besar, jam kerja langsung yang lebih besar atau
jam mesin dan sebagainya) yang lebih besar.