Anda di halaman 1dari 25

BAB 11

Anggaran dan Penentuan Tarif


Biaya Overhead Pabrik

Kelompok 9:
Amrina Rosada
Siti Rahayu
Karakteristik Biaya Overhead
Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan dan
biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik memiliki karakteristik
sebagai
berikut.
1. Jumlahnya tidak proporsional dengan volume produksi.
2. Tidak dapat ditelusur dan diidentifikasi secara langsung kepada
produk atau pesanan.
3. Jenisnya banyak.
4. Karakteristik di atas merupakan perbedaan pokok antara biaya
overhead pabrik dan biaya bahan dan biaya tenaga kerja langsung.
Beberapa contoh biaya overhead pabrik adalah gaji penyelia, premi
lembur, biaya listrik pabrik, biaya pemeliharaan mesin dan peralatan,
biaya depresiasi, dan biaya asuransi gedung pabrik.
Penggunaan Tarif Pembebanan BOP
Biaya overhead pabrik dapat dibebankan kepada produk atau pesanan
berdasarkan jumlah sesungguhnya atau berdasarkan tarif yang ditentukan
dimuka.
Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk atau pesanan
berdasarkan jumlah sesungguhnya dapat menimbulkan masalah karena hal-hal
berikut ini :
1) Total biaya overhead pabrik sesungguhnya baru diketahui
jumlahnya pada akhir tahun sehingga sulit untuk
mengalokasikannya kepada produk jadi setiap periode.
Misal: setiap bulan, atau kepada suatu pesanan.
2) Fluktuasi biaya overhead pabrik karena jenis biaya tertentu yang
hanya terjadi pada suatu periode.
Misal: biaya reparasi dan pemeliharaan mesin yang terjadi pada
suatu periode tertentu akan dibebankan sebagai biaya pada
periode yang bersangkutan, padahal biaya tersebut memberikan
manfaat lebih dari satu periode.
3) Kesulitan untuk menelusuri secara langsung biaya overhead pabrik
kepada pesanan atau produk tertentu.
Faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam
Penentuan Tarif
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan tarif
adalah
dasar pembebanan dan pemilihan level aktivitas.
A. Dasar Pembebanan BOP
Dasar pembebanan adalah faktor yang dapat mewakili konsumsi
produk atas
sumber daya yang menimbulkan biaya overhead pabrik. Dasar
pembebanan
terdiri atas unit produksi, biaya bahan, biaya tenaga kerja langsung , jam
kerja
langsung , jam kerja mesin, dan aktivitas.
1) Unit Produksi

Sebagai contoh, diketahui jumlah anggaran biaya overhead pabrik


tahun 2010 Rp300.000 dan estimasi unit produksi 250.000 unit. Tarif
Jika bulan januari diproduksi 1.000 unit maka total biaya overhead pabrik
dibebankan Rp. 1.200 , yaitu dari (1.000 unit x Rp. 1,20).

Dasar unit produksi menjadi tidak tepat jika perusahaan memproduksi


lebih dari
satu jenis produk. Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan dapat
menggunakan faktor penimbang, misalnya berat, atau faktor penimbang
lain.
Contoh perhitungan tarif dengan faktor penimbang:
Perhitungan tarif overhead pabrik
2) Biaya Bahan

Sebagai contoh, estimasi jumlah biaya overhead pabrik


Rp300.000 dan
estimasi biaya bahan Rp250.000.

Jika jumlah biaya bahan Rp500.000 maka jumlah biaya


overhead pabrik dibebankan Rp600.000 (120% x Rp500.000)

Dasar pembebanan ini memiliki keterbatasan dan menjadi


tidak tepat jika suatu produk membutuhkan bahan dengan
harga yang lebih tinggi daripada produk lain, sementara
keduanya memerlukan proses produksi yang sama maka
produk tersebut akan dibebani dengan biaya overhead pabrik
yang lebih tinggi.
3) Biaya Tenaga Kerja Langsung

Sebagai contoh, estimasi biaya overhead pabrik tahun 2010 sejumah


Rp300.000 dan estimasi jumlah biaya tenaga kerja langsung
Rp500.000.

Jika jumlah biaya tenaga kerja langsung Rp400.000 maka jumlah


biaya overhead pabrik dibebankan Rp240.000 (60% x Rp. 400.000).

Dasar pembebanan ini mudah dilakukan karena informasi biaya


tenaga kerja langsung selalu tersedia. Dasar iini tepat digunakan pada
perusahaan tipe padat karya. Metode in tidk tepat digunakan jika
komponen biaya overhead pabrik terdapat unsur biya depresiasi dalam
jumlah besar dan tidak berhubungan langsung dengan biaya tenaga
kerja langsung. Tarif ini kurang tepat jika perusahaan memproduksi
lebih dari satu produk atau pesanan masing-masing menggunakan tarif
biaya tenaga kerja langsung yang berbeda.
4) Jam Kerja Langsung
Metode ini tepat digunakan jika terdapat korelasi antara jumlah jam
kerja langsung dan biaya overhead pabrik atau perusahaan padat
karya. Pada perusahaan padat modal, dasar pembebanan ini menjadi
tidak tepat.

Sebagai contoh, diketahui jumlah anggaran biaya overheadpabrik


tahun 2010 sebesar Rp 300.000 dan esimasi umlah jam kerja
langsung 60.000 jam. Perhitungannya adalah sebagai berikut.

Jika jumlah jam kerja langsung suatu periode proses produksi 50.000
jam maka jumlah biaya overhead pabrik dibebankan menjadi ebesar
Rp250.000
(50.000 jam x Rp5).
5) Jam Kerja Mesin
Pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan jam kerja mesin
tepat jika kerja mesin digunakan secara ekstensif dan komponen
terbesar biaya overhead pabrik adalah biaya depresiasi, biaya
pemeliharaan dan biaya pemanfaatan mesin lainnya.

Sebagai contoh, diketahui estimasi biaya overhead pabrik tahun 2010


sejumlah Rp300.000 dan estimasi penggunaan mesin 20.000 jam.

Jika diketahui penggunaan jam kerja mesin sesungguhnya 16.000 jam


maka jumlah biaya overhead pabrik dibebankan adalah Rp240.000
(16.000 jam x Rp15).

Metode ini membutuhkan pekerjaan klerikal, yaitu pencatatan


jumlah jam kerja mesin. Jika proses produksi menggunakan beberapa
mesin atau kelompok mesin maka pembebanan dapat dilakukan
dengan menggunaan faktor penimbang.
6) Aktivitas
Dasar pemikiran penggunaan dasar transaksi adalah
terjadinya biaya dipicu oleh aktivitas. Pendekatan ini digunakan
untuk mengatasi kelemahan metode-metode sebelumnya.
Beberapa contoh aktivitas antara lain inspeksi ,pemindahan
baan, dan setup. Suatu produk atau pesanan yang
membutuhkan banyak aktivitas akan dibebani biaya overhead
pabrik lebih tinggi daripada produk atau pesanan yang
membutuhkan sedikit aktivitas. Sebagai contoh, biaya setup
dibebankan berdasarkan jumlah setup. Dari segi pengendalian,
pendekatan ini dapat digunakan untuk mengeliminasiaktivitas
yang tidak menambah nilai. Dasar pembebanan berdasarkan
aktivitas tidak dibahas secara khusus dalam bab ini.
B. Pemilihan Level Aktivitas
Perhitungan tarif biaya overhead pabrik juga ditentukan oleh
level aktivitas yang dipakai. Bebarapa level aktivitas tersebut
meliputi kapasitas teoritis, kapasitas praktis, kapasitas
sesungguhnya yang diharapkan, dan kapasitas normal.
 Kapasitas Teoritis adalah kapasitas untuk memproduksi dengan
kecepatan penuh (100%) tanpa interupsi.
 Kapasitas Praktis adalah kapasitas produksi dengan
mempertimbangkan interupsi yang tidak dapat dihindari, misalnya
: perbaikan mesin, ketidakefisienan, waktu setup, dan pengiriman
bahan. Kapasitas ini berkisar antara 75 % - 85% dari kapasitas
teoritis.
 Kapasitas Sesungguhnya Yang Diharapkan adalah kapasitas
produksi berdasarkan output sesungguhnya yang diharapkan
pada suatu periode.
 Kapasitas Normal adalah kapasitas produksi rata-rata jangka
panjang untuk menghindari fluktuasi tingkat produksi. Kapasitas
ini berkisar 75% dari kapasitas teoritis.
Dampak Penggunaan Level Aktivitas terhadap Tarif Biaya Overhead Pabrik

Keterangan:
BOP = Biaya Overhead Pabrik
*Cara Perhitungan, pada kapasitas normal 7.500 jam kerja mesin, tarif BOP tetap =
Rp.
12.000/7.500 jam = Rp. 1,60 per jam kerja mesin dan tarif BOP variabel Rp.
6.000/7.500 jam
= Rp. 0,80 per jam kerja mesin.
C. Pendekatan Pembebanan Biaya dalam Penentuan
Tarif
Akuntansi biaya produksi dapat membebankan semua biaya
overhead pabrik tetap dan variabel dalam penentuan tarif.
Pendekatan ini disebut pendekatan penentuan biaya penuh (full
costing, absorption costing, conventional costing).
Pendekatan lain yg dapat digunakan adalah pendekatan
penentuan biaya variabel (variabel costing, direct costing), yaitu
pendekatan penentuan biaya dengan membebankan biaya
variabel dalam penentuan tarif. Pendekatan kedua lebih banyak
digunakan untuk kepentingan manajemen internal perusahaan.
Perhitungan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Saat menghitung tarif BOP, langkah awalnya adalah
menentukan level aktivitas sebagai dasar dalam menghitung
anggaran BOP.
Langkah berikutnya adalah menghitung anggaran BOP
pada level aktivitas yg telah ditentukan tersebut. Setelah itu,
menghitung tarif dengan cara membagi anggaran biaya
dengan dasar pembebanannya.

Contoh:
Diasumsikan level aktivitas PT SUKAMAJU sebesar
20.000 jam kerja mesin. Jumlah anggaran BOP tahun 2010
adalah Rp. 300.000 terdiri atas biaya tetap dan variabel. Biaya
tetap jumlahnya tetap dan biaya variabel jumlahnya
proporsional dengan level aktivitas.
PENYELESAIAN :
Estimasi Biaya Overhead Pabrik untuk tahun 2010

Keterangan:
Diestimasi jumlah jam kerja mesin pabrik
20.000 jam
Tarif BOP = Rp. 300.000/20.000 jam = Rp. 15
per jam kerja mesin.
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Tujuan dasar mengakumulasikan BOP adalah untuk
mendapatkan dan menyajikan informasi yang akan dipakai untuk
pengendalian biaya, yaitu melaporkan biaya yang sesungguhnya
terjadi di suatu departemen atau diserap oleh suatu pesanan dan
membandingkan biaya tersebut dgn biaya yg dibebankan. Dokumen
sumber untuk mencatat BOP adalah faktur pembelian, formulir
permintaan bahan, kartu jam kerja, dan memo.

Selisih Pembebanan Biaya Overhead Pabrik


Pada akhir periode, jumlah BOP dibebankan kpd
produk atau pesanan akan dibandingkan dgn BOP yg
sesungguhnya terjadi. Sebagai contoh, diketahui jam kerja
mesin sesungguhnya (BOP dibebankan) diperkirakan sebesar
18.900 jam dan tarif BOP sebesar Rp. 15 per jam kerja
mesin.
PENCATATAN BOP MELIBATKAN TRANSAKSI SEBAGAI BERIKUT :
Berikut ini disajikan bagan alir pencatatn selisih BOP ke Harga Pokok
Penjualan :
Penyajian selisih dalam laporan laba rugi dapat dilihat pada peraga 11.5,
Peraga 11.6, dan Peraga 11.7.

Alternatif lain, selisih pembebanan ini dapat dialokasikan ke akun Barang


Dalam Proses, Barang Jadi, dan Harga Pokok Penjualan berdasarkan
perbandingan saldo akun tersebut. Selisih pembebanan tersebut
dialokasikan ke akun Barang Dalam Proses 10%, Barang Jadi 20%, dan
Harga Pokok Penjualan 70% sesuai dengan perbandingan saldo akun-akun
tersebut.

Selisih pembebanan BOP dalam contoh ini dapat disajikan sebagai


penambah Harga Pokok Penjualan dengan penjelasan selisih pembebanan
BOP dalam Peraga 11.5 atau penyajian pada Peraga 11.6. Jumlah Harga
Pokok Penjualan adalah jumlah yang telah disesuaikan dengan selisih
PERAGA 11.5
PENYAJIAN SELISIH BOP
PERAGA 11.6
PENYAJIAN SELISIH BOP
PERAGA 11.7
LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN
Perubahan Tarif Biaya Overhead Pabrik

Tarif BOP seharusnya ditelaah secara periodik , misalnya


setiap tahun. Setelah ditelaah lebih lanjut dan perlu dilakukan
perubahan maka tarif seharusnya diubah. Perubahan tarif ini
disebabkan oleh berbagai faktor, sebagai contoh: perubahan metode
produksi, harga, efisiensi, dan penjualan yg diharapkan.

Kesalahan dalam menghitung tarif dpt disebabkan oleh


kesalahan dalam mengestimasi anggaran atau menentukan
level aktivitas. Selisih pembebanan tidak memiliki arti bahwa
tarif tersebut salah. Jika tarif didasarkan pada kondisi
sesungguhnya yang diharapkan, variasi musiman dapat
menyebabkan selisih jumlah BOP material. Cara terbaik untuk
mendeteksi kesalahan
 Pertanyaan :  Jawaban:
 Syehan  Annisa
Dari BOP dibebankan (jam kerja mesin
Maksud dari sesungguhnya
biaya klerikal 18.000 x tarif BOP Rp. 15/jam kerja
mesin
 Annisa = Rp. 283.500
Nilai pada  Syehan
pencatatan Klerikal : semua hal yang berkaitann
dengan catat mencatat yang
jurnal bagian A berhubungan dengan akuntansi,
sehingga dibutuhkan menukis,
 Debora
menggandakan, menghitung,
Perbedaan mengkode, mengecap, dsb.
antara full  Debora
full costing, baik yang tetap maupun
costing dan
variabel, masuk kedalam biaya
variabel costing perhitungan.
Varibel costing, hanya untuk biaya

Anda mungkin juga menyukai