Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI BIAYA

RESUME MATERI ANGGARAN DAN PENENTUAN TARIF BOP DAN


DEPARTEMENTALISASI BOP

Oleh :

Nama : Luh Putu Listya Dewi Anindhita

NIM : 2017051067

Prodi/Kelas : S1 Akuntansi/2C

JURUSAN AKUNTANSI DAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2021
Biaya Overhead Pabrik adalah biaya produksi kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung. Anggaran biaya overhead pabrik adalah suatu perencanaan yang terperinci
mengenai biaya –biaya tidak langsung yang dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi
selama periode yang akan dating ,meliputi jenis biaya, waktu,serta tempat (departemen) dimana
biaya itu terjadi. Tujuan dari penyusunan biaya overhead pabrik adalah :

1. Mengetahui penggunaan biaya secara lebih efisien


2. Menentukan harga pokok produk secara lebih cepat
3. Mengetahui pengalokasian biaya overhead pabrik sesuai dengan tempat (departemen)
dimana biaya dibebankan
4. Sebagai alat pengawasan biaya overhead pabrik

Karakteristik biaya overhead pabrik :

1. Jumlah tidak proporsional dengan volume produksi


2. Tidak dapat ditelusur dan diidentifikasi secara langsung kepada produk atau pesanan
3. Jenisnya banyak

Contoh dari biaya overhead pabrik yaitu, gaji penyelia, premi lembur, biaya listrik pabrik,
biaya pemelihara mesin dan peralatan, biaya depresiasi, dan biaya asuransi gedung pabrik.

Penggunaan tarif pembebanan biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atau
pesanan erdasarkan jumlah sesungguhnya atau tarif yang sudah ditentukan dimuka. Pembebanan
pada biaya overhead pabrik berdasarkan jumlah dapat menimbulkan masalah karena hal-hal
berikut ini :

1. Total biaya overhead pabrik, jumlahnya baru diketahui pada akhir tahun sehingga sulit
untuk mnegalokasikannya keoada produk jadi setiap periode.
2. Fluktuasi biaya overhead pabrik, jenis biaya tertentu yang hanya terjadi pada suatu
periode padahal biaya tersebut memberikan manfaat lebih dari satu periode.
3. Kesulitan untuk menelusuri secara langsung biaya overhead pabrik kepada pesanan.

Kesulitan tersebut dapat diatasi dengan cara membebankan biaya verhead pabrik kepada
produk atau pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. Penentuan biaya overhead
pabrik harus mempertimbangkan beberapa faktor yang akan dibahas lebih lanjut.

Faktor yang harus di pertimbangkan dalam penetuan tarif biaya overhead pabrik adalah
dasar pembebanan dan pemilihan level aktivitas. Pertimbangan lain adalah dasar yang
meminimumkan biaya klerikal.

1. Dasr pembebanan Biaya Overhead Pabrik


Faktor yang dapat mewakili kosumsi produk atas sumber yang menimbulkan biaya
overhead pabrik, terdiri atas unit produksi, biaya bahan, biaya tenaga kerja langsung, jam
kerja langsung, jam kerja mesin, dan aktivitas.
a. Unit produksi. Rumus untuk menghitung tarif biaya overhead pabrik adalah estimasi
jumlah biaya overhead pabrik dibagi dengan estimasi unit produksi.
estimasi jumalh biayaoverhead pabrik
Tarif (Rp/unit) =
estimasi unit produksi
Dasar unit produksi menjadi tidak tetap jika perusahaan memproduksi lebih dari satu
jenis produk. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat menggunakan faktor
penimbangan misalnya, berat atau faktor penimbangan lain. Contoh perhitungan tarif
dengan faktpr prnimbangan.

Produk Estimasi Faktor Total (2x3) Tarif per Estimais Tarif


penimbang penimbang biaya biaya
overhead overhead
pabrik per kg
A 2.000 5 Kg 10.000 unit Rp. 3 Rp. 30.000 Rp. 15v
unit
B 5.000 10 Kg 50.000 unit Rp. 3 Rp. 150.000 Rp. 30
unit
C 3.000 8 Kg 24.000 unit Rp. 3 Rp. 72.000 Rp. 24
unit
D 4.000 4 Kg 16.000 unit Rp. 3 Rp. 48.000 Rp.12
unit
100.000 Rp. 300.000
unit
b. Biaya bahan. Tarif biaya overhead pabrik dapat ditentukan berdasrkan jumlah biaya
bahan, jika terdapat kolerasi antara jumlah biaya overhead pabrik dan biaya bahan
yang dipakai. Perhitungan tarif dapat dilakukan dengan membagi estimasi jumlah
biaya overhead pabrik dengan estimasi jumlah biaya bahan.
estimasi jumalh biayaoverhead pabrik
Tarif (%) =
estimasi jumlah biaya bahan
Dasar pembebanan ini memiliki keterbatasan dan tidak tepat jika suatu produk
membutuhkan bahan dengan hargab lebih tinggi dari pada produk lain, sementara
keduanya memerlukan proses produksi yang sama maka produk tersebut akan
dibebani dengan biaya overhead pabrik yang lebih tinggi.
c. Biaya tenaga kerja langsung. Tarif pembebanan biaya overhead pabrik dihitung
dengan cara membag estimasi jumlah biaya overhead pabrik dengan estimasi jumlah
biaya tenaga kerja langsung.
estimasi jumalh biaya overhead pabrik
Tarif (%) =
estimasi jumlah biayatenaga kerjalangsung
Dasar pembebanan ini mudah dilakukan karena informasi biaya tenaga kerja langsung
selalu tersedia. Dasr ini dapat digunakan pada perusahan padat karya. Metode ini
tidak tepat digunakan jika komponen biaya overhead pabrik terdapat unsure biaya
depresiasi dalam jumlah besar dan tidak berhubung langsung dengan biaya tenaga
kerja lansung. Tarif ini kurang tepat digunakan jika perusahan memproduksi lebih
dari satu produk atau pesanan yang masing-masing menggunakan tarif biaya tenaga
kerja langsung yang berbeda.
d. Jam kerja langsung. Dasar pemmbebanan biaya overhead pabrik berdasarkan jam
erja langsung dilakukan untuk mengantisipasi kelemahan pembebanan berdasarkan
jumlah biaya tenaga kerja langsung dan biaya overherad pabrik atau perusahaan padat
karya. Tarif biaya overhead pabrik dapat dihitung dengan cara membagi estimasi
jumlah biaya overhead pabrik dengan estimasi jumlah jam kerja langsung.
estimasi jumalh biayaoverhead pabrik
Tarif ( Rp/ JKL) =
estimasi jumlah jam kerja langsung
e. Jam kerja mesin. Pembebanan biaya overhead pabrik berdasrkan jam kerja mesin
digunakan secara ekstensif dan komponen terbesar biaya overhead pabrikadalah biaya
depresiasi, biaya pemeliharaan, dan biaya pemanfaatan mesin lainnya. Tarif dihitung
dengan cara membagi estiasi jumlah biaya overhead pabrik dengan estimasi jumlah
jam kerja mesin.
estimasi jumalh biayaoverhead pabrik
Tarif (Rp/JM) =
estimasi jumlah jam mesin
Metode ini membutuhkan pekerjaan krilekal, yaitu mencatat jumlah jam kerja mesin.
Jika proses produksi menggunakan beberapa mesin atau kelompok mesin maka
pembebanan dapat dilakukan dengan menggunakan faktor penimbang.
f. Aktivitas. Dalam pemikiran penggunaan dasar transaksi adalah terjadinya biaya
pemicu oleh aktivitas. Pendekatan ini digunakan untuk mengatasi kelemahan metode-
metode sebelumnnya. Beberapa contohnya antara lain, inspeksi, pemindahan bahan,
dan setup. Dari segi pengendalian, pendekatan ini daoat digunakan untuk
mengeliminasi aktivitas yang tidak menambah nilai.
2. Pemilihan level aktivitas
Ada beberapa jenis level aktivitas meliputi :
1. Kapasitas teoretis adalah kapasitas untuk memproduksi dengan kecepatan penuh
(100%) tanpa interupsi
2. Kapasitas praktis adalah kapasitas produksi dengan mempertimbangkan interupsi
yang tidak dapat dihindari
3. Kapasitas sesungguhnya yang dirapkan adalah kapasitas produksi berdasrkan output
sesungguhnya yang diharapkan pada suatu periode. Kapasitas ini berkisar 75% dan
80% dari kapasitas teotoris.
4. Kapasitas normal adalah kapasitas produksi rata-rata jangka pajang untuk
menghindari fluktuasi pada tingkat produksi. Kapasitas ini berkisar 75% dari
kapasitas teotoris
Dampah penggunaan level aktivitas terhadap tarif biaya overhead pabrik

Keterangan Kapasitas Kapasitas Kapasitas Kapasitas


normal sesungguhnya praktis toeretis
diharapkan
Persentase 75% 80% 85% 100%
Jam kerja mesin 7.500 jam 8.000 jam 8.500 jam 1.000 jam
Anggaran BOP
Tetap Rp. 12.000 Rp. 12.000 Rp. 12.000 Rp. 12.000
Variabel Rp. 6.000 Rp. 6.400 Rp. 6.800 Rp. 8.000
Total Rp. 18.000 Rp. 18.400 Rp. 18.800 Rp. 20.000
Traif BOP
Tetap Rp. 1,60 Rp. 1,50 Rp. 1,41 Rp. 1,20
Variabel Rp. 0,80 Rp. 0,80 Rp. 0,80 Rp. 0,80
Total Rp. 2,40 Rp. 2,30 Rp. 2,21 Rp. 2,00
3. Pendekatan pembebanan biaya dalam penentuan tarif
Pendekatan ini disebut pendekatan penentuan biaya penuh. Pendekatan lain yang dapat
digunakan adalah pendekatan penentuan biaya variabel, yaitu pendekatan pendekatan
biaya dengan membebankan biaya variabel dalam penentuan tarif. Pendekatan kedua leih
banyak digunakan untuk kepentingan manajemen internal perusahaan.
4. Perhitungan tarif biaya overhead pabrik
Saat menghitung tarif biaya overhead pabrik langkah awalnya adalah menentukan
aktivitas sebagai dasar dalam menghitung anggaran biaya overhead pabrik. Langkah
berikutnya adalah menghitung anggaran biaya overhead pabrik pada level aktivitas yang
telah ditentukan tersebut. Setelah itu, menghitung tarif dengan cara membagi anggaran
biaya dengan dasar pembebanannya.
5. Biaya overead pabrik sesungguhnya
Tujuan dasar mengakumulasi biaya overhead pabrik adalah untuk mendapatkan formasi
yang akan dipakai untuk pengendalian biaya, yaitu melaporkan your terjadi di
departemen membandingkan biaya tersebut dengan biaya yang dibebankan. Pencatatan
dalam jurnal, buku, rinci dalam buku pembantu. Pencatatan akumulasi biaya overhead
pabrik dapat menimbulkan masalah karena adanya berbagai kebutuhan data untuk
pengambilan keputusan. Oleh karena itu, perusahaan untuk men design suatu sistem
akumulasi pabrik yang mampu memenuhi semua kebutuhan.
6. Selisih pembebanan biaya overhead pabrik
Pada akhir periode, jumlah biaya overhead pabrik dapat dibebankan ke kepada produk
atau pesanan yang akan dibandingkan dengan biaya overhead yang sesungguhnya terjadi
sebagai contoh, diketahui jam kerja mesin sesungguhnya dipakai sebesar 18. 900 dan tarif
biaya overhead pabrik sebesar Rp.15 per jam kerja mesin.
Pencatatan biaya overhead pabrik melibatkan transaksi berikut ini :
a. Pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik melibatkan transaksi berikut ini :
Barang dalam proses biaya overhad pabrik Rp. 283.500

Biaya overhad pabrik dibebankan Rp. 283.500

b. Jurnal untuk mencatat biaya overhad pabrik sesungguhnya adalh sebagai berikut :
Biaya overhad pabrik sesungguhnya Rp. 292.000
Macam-macam akun dikredit Rp. 292.000
c. Pada akhir tahun, akun biaya overhad pabrik dibebankan ditutup kea kun Biaya
overhad pabrik sesungguhnya. Jurnal untuk mencatat penutupan ini sebagai berikut :
Biaya overhad pabrik dibebankan Rp. 283.500
Biaya overhad pabrik sesungguhnya Rp. 283.500
d. Jika diketahui jumlah biaya overhead pabrik sesungguhnya sebesar Rp. 292.000 maka
terjadi kekurangan pembebanan biaya overhead pabrik. Jka selisih
tersebutjumlahnnya tidak material maka akan dicatat dalam akun Harga Pokok
Penjualan atau Laba Rugi seperti jurnal berikut ini :
Harga pokok penjualan Rp. 8.500
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. 8.500
Atau
Laba rugi Rp. 8.500
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. 8.500
Berikut disajikan dalam selisih BOP ke Harga Pokok Penjualan
BOP dibebankan

Rp.283.500 Rp.283.500

BOP sesungguhnya

Rp.292.000 Rp.292.000

Harga Pokok Penjualan

Rp.8.500 Rp.8.500

Selisih pembebanan biaya overhead pabrik dapat disajikan sebagai penambahan harga
pokok penjualan dengan penjelasan selisih pembebanan BOP.

PT. Aneka
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2010
Penjualan Rp. 1.600.000
Dikurangi :

Harga Pokok Penjualan Rp. 1.193.500


Selisih pembebanan BOP Rp. 8 500
(Rp.1.202.000)
Rp. 398.000
Laba kotor
Dikurangi :
Biaya peasaran Rp. 150.000
Biaya administrasi Rp. 100.000
(Rp. 250.000)
Laba operasi Rp. 148.000

PT. Aneka
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2010
Penjualan Rp. 1.600.000
Harga Pokok Penjualan Sesungguhnya (1.2020.000)
Laba kotor Rp. 398.000
Dikurangi :
Biaya peasaran Rp. 150.000
Biaya administrasi Rp. 100.000
(Rp. 250.000)
Laba operasi Rp. 148.000

PT. Aneka
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2010
Bahan dipakai Rp. 400.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 500.000
Biaya overhead pabrik dibebankan Rp. 283.500
Total biaya periode yang bersangkutan Rp. 1.183.500

BDP awal Rp. 10.000


BDP akhir (Rp. 30.000)
Biaya barang jaqdi di transfer Rp. 1.163.500

Barang jadi awal Rp. 40.000


Barang jadi akhir (Rp. 10.000)
Harga Pokok Penjualan Rp. 1.193.500
Kekurangan pembebanan BOP Rp. 8.500
Harga Pokok Penjualan Disesuaikan Rp. 1.202.000

7. Perubahan tarif biaya overhead pabrik


Tarif biaya overhead pabrik seharusnya ditelaah secara periodik setiap tahun. Setelah
ditelaah lebih lanjut dan perlu perubahan maka tarif seharusnya diubah. Perubahan tarif
ini disebabkan oleh beberapa faktor, contoh : perubahan metode produksi, harga,
efisiensi, dan penjualan yang diharapkan. Frekuensi perubahan taruh tergantung pada
faktor faktor yang mempengaruhi sesuai dengan kebutuhan manajemen agar
menghasilkan tarif biaya overhead pabrik terkini. Kesalahan dalam menghitung tarif
dapat disebabkan oleh kesalahan dalam mengestimasi anggaran atau menentukan level
aktivitas. Jika tarif didasarkan pada kondisi sesungguhnya yang diharapkan, variasi
musiman dapat menyebabkan sejumlah biaya overhead pabrik material. Cara terbaik
untuk mendeteksi kesalahan tari adalah dengan menganalisis faktor faktor yang
dipertimbangkan dalam penentuan tarif tersebut.

Departementalisasi adalah pembagian perusahaan ke dalam unit-unit yang disebut


departemen.Departementalisasi biaya overhead pabrik adalah proses pengumpulan dan
penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen. Tujuan departementalisasi pabrik adalah
untuk menentukan biaya produk secara teliti. Keunggulan penggunaan tarif departementalisasi di
bandingkan dengan tarif tunggal adalah biaya produk dapat dihitung secara teliti karena produk
yang diproses melalui lebih dari satu departemen akan dibebani pabrik berbeda dan berlaku di
masing masing departemen produksi.

Departemen dapat dibagi menjadi departemen produksi, departemen administrasi dan


umum, serta departemen pemasaran. Untuk mendukung fungsi pokok tersebut, perusahaan dapat
membentuk departemen jasa. Dukungan departemen jasa ke departemen lain dapat menimbulkan
biaya sehingga biaya ini akan dialokasikan ke departemen lain yang menikmati manfaatnya
termasuk departemen produksi. Tarif ini digunakan untuk departemen produksi saja. Departemen
produksi adalah departemen yang terlibat langsung dengan pengolahan produk. Departemen jasa
adalah departemen yang mendukung fungsi pokok perusahaan.

Biaya langsung dan tidak langsung departemen

Biaya langsung departemen adalah sebuah benda yang dapat ditelusuri ke departemen tertentu
dan dibebankan kepada departemen tersebut tanpa melalui proses alokasi.

Biaya tidak langsung departemen adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri ke departemen tertentu
dan dibebankan kepada departemen tersebut melalui proses alokasi.

Penentuan tarif biaya overheaqdd pabrik departemen

Setiap departemen dalam perusahaan manufaktur memiliki karakteristik tersendiri di departemen


yang menggunakan lebih banyak mesin dalam proses produksi atau memberikan jasanya
merupakan departemen yang bersifat padat modal. Sedangkan departemen yang menggunakan
lebih banyak tenaga kerja dalam proses produksi atau memberikan jasanya merupakan
departemen yang bersifat padat karya. Karakteristik departemen menyebabkan pemicu biaya
overhead pabrik yang berbeda sebagai dasar pembebanan biaya overhead pabrik sehingga
memiliki implikasi dalam perhitungan tarif biaya overhead pabrik setiap departemen.

Langkah langkah dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut :

1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik departemen produksi dan anggaran biaya
departemen jasa.
2. Menetapkan dasar alokasi anggaran biaya departemen jasa
3. Mengalokasikan anggaran biaya departemen jasa kepada departemen produksi
4. Menghitung tarif biaya overhead pabrik departemen produksi dengan dasar pembebanan
yang menjadi pemicu terjadinya BOP tersebut

Penyusunan anggaran

Anggaran pabrik departemen produksi dan anggaran biaya departemen. Anggaran masing-
masing jenis Ada yang bersifat tetap dan ada pula bersifat variabel. Contoh :

Kapasitas normal sebanyak 1000 unit produk. Biaya listrik merupakan biaya langsung
departemen karena dapat ditelusuri langsung pemakaian kwh nya melalui alat Pengukur. Biaya
telepon dalam contoh ini merupakan biaya langsung departemen karena dapat ditelusuri.
Depresiasi gedung merupakan biaya tidak langsung departemen karena gedung dipakai bersama
sama oleh beberapa departemen. Depresiasi dalam hal ini diberi contoh sejumlah Rp. 35.300 di
alokasikan kepada departemen produksi A dan B Dan departemen jasa 1 dan 2 berdasarkan luas
lantai. Luas lantai masing masing departemen disajikan sebagai berikut :

Departemen Luas lantai


Departemen produksi A 150 m2
Departemen produksi B 100 m2
Departemen jasa 1 63 m2
Departemen jasa 2 40m2
Jumlah 353 m2
Perhitungan alokasi depresiasi disajikan sebagai berikut :

Departemen produksi A = ( 150m2/353m2) x Rp. 35.500 = Rp 15.000

Departemen produksi B = (100m2/3535m2) x Rp. 35.500 = Rp. 10.000

Depatemen jasa 1 = (63m2/353m2) x Rp. 35.500 = Rp. 6.300

Depatemen jasa 2 = (40m2/353m2) x Rp. 35.500 = Rp. 4.000

Keterangan Total Dep Dep Dep jasa 1 Dep jasa 2


produksi produksi B
A
Anggaran biaya langsung :
Penyelia Rp. 19.500 Rp.8.000 Rp.10.000 Rp.1.000 Rp. 500
Tenaga kerja Rp. 30.000 Rp. Rp. 15.000 Rp. 2.000 Rp. 1.000
12.000
Bahan penolong Rp. 14.500 Rp. 4.000 Rp. 8.000 Rp. 2.000 Rp. 500
Pemeliharaan Rp. 21.500 Rp. 3.500 Rp. 4.000 Rp. Rp. 4.000
10.000
Sewa Rp. 19.500 Rp. 8.500 Rp. 8.000 Rp. 2.000 Rp. 1.000
Listrik Rp. 14.000 Rp. 2.000 Rp. 2.000 Rp. 2.000 Rp. 8.000
Bahan baker Rp. 6.000 Rp. 2.000 Rp. 3.000 Rp. 1.000 -
Telepon Rp. 36.000 Rp. 5.000 Rp. 20.000 Rp. Rp.1. 000
10.000
Jumlah Rp. 161.000 Rp. Rp. 70.000 Rp. Rp.
54.000 30.000 16.000
Anggaran biaya tidak
langsung :
Depresiasi (luas lantai) Rp. 35.500 Rp 15.000 Rp. 10.000 Rp. 6.300 Rp. 4.000

Anggaran BOP sebelum Rp. 140.000 Rp. Rp. 80.000 - -


alokasi 60.000
Anggaran biaya Rp. 56.300
departemen jasa
Total anggaran Rp. 196.300 Rp. Rp.
36.300 20.000
Penetapan dasar alokasi

Anggaran biaya overhead pabrik dan anggaran biaya departemen jasa disusun, langkah
berikutnya adalah meletakkan dasar alokasi anggaran biaya departemen jasa. Biaya departemen
lebih tepat di alokasikan menggunakan dasar jumlah konsumsi kwg oleh departemen pengguna.
Memberikan jasanya kepada pengguna lebih banyak menggunakan tenaga karyawan, sehingga
lebih cepat di alokasikan menggunakan jumlah karyawan atau jam kerja karyawan. Contoh :

Departemen Jumlah karyawan Jumalh kwh Jumlah jam kerja Jumlah jam kerja
mesin langsung
Produksi A 40 orang 200 kwh 1.000 jam 300 jam
Produksi B 40 orang 500 kwh 200 jam 1.500 jam
Jasa 1 10 orang 300 kwh - -
Jasa 2 20 orang 200 kwh - -
Jumlah 110 orang 1.200 kwh 1.200 jam 1.800 jam
Alokasi biaya departemen jasa

Anggaran departemen produksi yang digunakan untuk menghitung tarif meliputi anggaran yang
terjadi di departemen yang bersangkutan ditambah dengan alokasi anggaran biaya dari
departemen jasa. Anggaran biaya departemen jasa dapat dialokasikan kepada departemen
produksi dengan menggunakan beberapa metode yaitu metode langsung, metode bertahap, dan
metode aljabar.

a. Metode langsung. Anggaran biaya departemen jasa hanya dialokasikan pada departemen
produksi saja dan tidak dialokasikan ke departemen. Kelebihannya adalah memudahkan
pekerjaan Clery call tetapi memiliki kelemahan dalam mengatur total biaya departemen
jasa. Metode ini diterapkan dengan biaya produk dibandingkan dengan metode lain tidak
materi atau suatu departemen tidak menggunakan jasa departemen jasa lainnya. Berikut
bagan alir, data dan hasil perhitungan biaya overhead departemen produksi dan anggaran
biaya departemen jasa sebelum dan setelah alokasi dari department jasa :

Bagan alir alokasi biaya departemen jasa

Departemen 1
Departemen
A

Departemen Departemen 2
B

Data alokasi anggaran biaya departemen jasa

Keterangan Dep produksi A Dep produksi Dep jasa 1 Dep jasa 2


B
Anggaran BOP sebelum Rp. 60.000 Rp. 80.000 - -
alokasi
Anggaran biaya departemen - - Rp. 36.300 Rp. 20.000
jasa
Dasar alokasi
Departemen 1 (jumlah 40 orang 40 orang 0 orang 20 orang
kayawan)
Departemen 2 (jumlah kwh) 200 kwh 500 kwh 300 kwh -
Table alokasi anggaran biaya departemen jasa : metode langsung

Keterangan Dep produksi A Dep produksi Dep jasa 1 Dep jasa 2


B
Anggaran BOP sebelum Rp. 60.000 Rp. 80.000 - -
alokasi
Anggaran biaya departemen - - Rp. 36.300 Rp. 20.000
jasa
Dasar alokasi
Departemen 1 Rp. 18.150 Rp. 18.150 (Rp. -
36.300)
Departemen 2 Rp. 5.714 Rp. 14.286 Rp. 300 -
BOP setelah alokasi Rp. 83.864 Rp. 112. 436 Rp.0 (Rp. 20.000)
b. Metode bertahap. Biaya departemen jasa dialokasikan secara bertahap ke departemen dan
departemen produksi. Urutan pengalokasian biaya dimulai dari departemen jasa sampai
dengan departemen jasa dengan terpencil. Biaya departemen jasa pertama dialokasikan
ke departemen dan departemen tersebut tidak akan mendapatkan alokasi dari departemen
jasa lain. Alternatif lain, Urutan pengalokasian biaya departemen jasa dapat ditentukan
oleh manajemen. Bagan alir dan perhitungan alokasi biaya departemen jasa.
Bagan alir alokasi anggaran biaya departemen jasa metode bertahap

Departemen Departemen 1
a
A
a a

b
b
Alokasi anggaran biaya departemen jasa metode
Departemen bertahap2
Departemen
B
Keterangan Dep Dep Dep jasa 1 Dep jasa 2
produksi A produksi B
Anggaran BOP Rp. 36.300 Rp. 20.000 - -
Anggaran biaya ( sebelum - - Rp. 60.000 Rp. 80.000
alokasi )
Alokasi departemen jasa :
Departemen 1 Rp. 14.520 Rp. 14.520 (Rp. Rp. 7.260
36.300)
Departemen 2 Rp. 7.789 Rp. 19.471 - (Rp.
27.260)
Anggaran BOP setelah alokasi Rp. 82.309 Rp. 113.991 Rp. 0 Rp. 0
c. Metode aljabar. Metode aljabar dapat diterapkan jika antar departemen jasa saling
memberikan biaya departemen jasa dialokasikan secara simultan dengan menggunakan
teknik aljabar persamaan aljabar dibuat dengan contoh :
Misalnya departemen jasa 1 setelah alokasi adalah Y biaya departemen jasa dua lokasi
adalah Z maka aljabar di rumuskan sebagai berikut :
Y = 36.300 + 0,30Z
Z = 20.000 + 0,20Y
Pada kolom jumlah kwh, angka200 kwh yang merupakan pemakaian kwh departemen
jasa 2 dikeluarkan sehingga hasilnya 20/100. Dengan cara substitusi :
Y = 36.300 + 0,30 (20.000 + 0,20Y)
Y = 36.300 + 6.000 + 0,06 Y
0,94 Y = 42.300
Y = 45.000
Z = 20.000 + (0,20 x 45.000)
Z = 29.000
Bagan ali alokasi departemen jasa dan alokasi biaya dengan metode aljabar

a Departemen 1
Departemen
a
A
a b
b
b
Departemen Departemen 2
B

Keterangan Dep produksi A Dep produksi Dep jasa 1 Dep jasa 2


B
Anggaran BOP Rp. 60.000 Rp. 80.000 - -
Anggaran biaya - - Rp. 36.300 Rp. 20.000
(sebelum alokasi)
Alokasi departemen
jasa :
Departemen 1 Rp. 18.000 Rp. 18.000 (Rp. 45.000) Rp. 9.000
Departemen 2 Rp. 5.800 Rp. 14.500 Rp. 8.700 (Rp.
29.000)
Anggaran BOP setelah Rp. 83.800 Rp. 112.500 Rp.0 Rp. 0
alokasi
Perhitungan tarif biaya overhead pabrik

Setelah alokasi biaya departemen jasa dilakukan, langkah berikutnya adalah menghitung tarif
biaya Overhead pabrik departemen produksi.caranya, membagi anggaran biaya overhead pabrik
departemen setelah alokasi dengan dasar pembebanan atau pemicu terjadinya biaya overhead
pabrik setiap departemen. Sebagai contoh, dalam perhitungan tarif ini, Pemicu biaya overhead
pabrik di departemen adalah jam kerja mesin dan departemen B adalah jam kerja langsung.

Akuntansi biaya overhead pabrik

Pada akhir bulan, jika produk atau pesanan selesai diproduksi maka biaya pabrik dibebankan
kepada produk atau pesanan dengan menggunakan tarif yang berlaku untuk masing masing
departemen produksi.

Biaya overhead pabrik sesungguhnya di ringkas dan dicatat dalam rekening biaya sesungguhnya.
Biaya ini di akumulasi dan diketahui jumlahnya akhir tahun. Data biaya overhead pabrik
sesungguhnya dicatat dalam kartu biaya overhead pabrik sesungguhnya setiap departemen
contoh kartu biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut :

Deprtemen A

Bula : april 2010

Keterangan Tanggal 411 412 413 421 433 Jumlah

Keterangan :

Kode 411-433 adalah koe jenis biaya

411 – biaya penyelia

412 – biaya tenaga tak langsung

413 – bahan penolong

421 – pemeliharaan

433 – depresiasi

Biaya overhead pabrik sesungguhnya telah di akumulasi dalam setiap departemen produksi akan
dijumlahkan dengan biaya alokasi dari departemen jasa. Proses alokasi biaya departemen jasa
sama dengan proses alokasi anggaran biaya departemen jasa pada saat perhitungan tarif. Berikut
merupakan data dan perhitungan alokasi biaya sesungguhnya departemen jasa.

Keterangan Dep produksi a Dep produksi B Dep jasa 1 Dep jasa 2


BOP sebelum Rp. 59.000 Rp. 61.000 - -
alokasi
Biaya - - Rp. 30.000 Rp. 21.000
departemen jasa
Dasar alokasi :
Departemen 1 Rp. 15.000 Rp. 15.000 (Rp. 30.000) -
Departemen 2 200 kwh 500 kwh 300 kwh -

Keterangan Dep produksi A Dep produksi B Dep jasa 1 Dep jasa 2


BOP sebelum Rp. 59.000 Rp. 61.000 - -
alokasi
Biaya - - Rp. 30.000 Rp. 21.000
departemen jasa
Dasar alokasi :
Departemen 1 Rp. 15.000 Rp. 15.000 (Rp. 30.000) -
Departemen 2 Rp. 6.000 Rp. 15.000 - Rp. (Rp. 21.000)
BOP setelah Rp. 80.000 Rp. 91.000 Rp. 0 Rp. 0
alokasi
a. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya deartemen A dan B
Biaya overhead pabrik sesungguhnya departemen A Rp. 59.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya departemen B Rp. 61.000
Berbagai rekening dikredit Rp. 120.000
b. Jurnal untuk mencatat alokasi biaya departemen jasa adalah sebagai berikut
Biaya overhead pabrik sesungguhnya departemen A Rp. 15.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya departemen B Rp. 15.000
Biaya departmene jasa 1 Rp. 30.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya departemen A Rp. 6.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya departemen B Rp. 15.000
Biaya departemen jasa 2 Rp. 21.000
c. Menutup akun biaya overhead pabrik dibebankan ke biaya overhead pabrik
sesungguhnya
Biaya overhead pabrik dibebankan departemen A Rp. 75.474
Biaya overhead pabrik dibebankan departemen B Rp. 89.952
Biaya overhead pabrik sesungguhnya departemen A Rp.
75.474
Biaya overhead pabrik sesungguhnya departemen B Rp.
89.952
d. Mencatat selisih biaya overhead pabrik.
Biaya barang dijual Rp. 5.574
Biaya overhead pabrik sesungguhnya departemen A Rp. 4.526
Biaya overhead pabrik sesungguhnya departemen B Rp. 1.048

Anda mungkin juga menyukai