NIM : A31114011
Biaya overhead pabrik mengacu pada akumulasi semua biaya produksi tidak langsung (tidak termasuk
penjualan, biaya administrasi dan umum karena mereka bukan biaya produksi).
Contoh yang termasuk dalam biaya overhead pabrik:
Indirect labor dan indirect material
Penghangat, penerangan, dan listrik untuk pabrik
Sewa gedung pabrik
Depresiasi gedung pabrik dan peralatan pabrik
Pemeliharaan gedung pabrik dan peralatan pabrik
Biaya properti pada gedung pabrik
Biaya overhead pabrik dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan perilaku masing-masing dalam kaitannya
dengan produksi, yaitu:
Variable factory overhead costs. Total variable factory overhead cost berubah-ubah sebanding
dengan unit yang diproduksi, yaitu semakin besar unit yang diproduksi, maka semakin tinggi
total biaya variabelnya. Contoh: indirect material dan indirect labor
Fixed factory overhead costs. Total fixed factory overhead costs tetap konstan dalam rentang
yang relevan terlepas dari berbagai tingkat produksi dalam rentang tersebut. Contoh: biaya
properti, depresiasi, dan sewa gedung pabrik.
Mixed factory overhead costs. Mixed factory overhead costs adalah yang tidak sepenuhnya
fixed dan tidak sepenuhnya variable tetapi mempunyai karakteristik keduanya. Contoh: sewa
truk dan layanan telepon pabrik (semivariable factory overhead costs), gaji pengawas pabrik
dan gaji inspektur pabrik (step factory overhead costs).
Pada sistem biaya aktual, biaya produk hanya dicatat pada saat dikeluarkan. Teknik ini biasanya
diterima untuk pencatatan direct material dan direct labor karena keduanya dapat dengan mudah
ditelusuri ke pekerjaan tertentu (job order costing) atau departemen (process costing).
Biaya overhead pabrik, karena merupakan unsur tidak langsung biaya produk, biasanya tidak dapat
dengan mudah dan mudah ditelusuri untuk pekerjaan tertentu atau departemen. Modifikasi dari sistem
biaya aktual disebut normal costing, yang umumnya digunakan.
Kapasitas teoritis dan kapasitas praktis hanya mempertimbangkan kapasitas fisik pada sebuah
departemen atau pabrik. Jadi, jika perusahaan akan mampu menjual semua yang diproduksi, tingkat
kapsitas ini akan dipergunakan untuk menghitung tarif overhead pabrik. Namun, hal ini jarang terjadi;
sebagian besar perusahaan hanya memproduksi sebanyak yang mereka harapkan akan terjual.
Untuk sebagian besar perusahaan, kapasitas normal dan kapasitas sesungguhnya yang diharapkan
digunakan untuk menghitung biaya overhead pabrik, sebab dua dasar ini menyertakan permintaan yang
diproyeksikan dan hasil riil berdasarkan estimasi mereka.
Biaya dari excess capacity adalah biaya periode (period cost). Jika akun kerugian dibebankan,
manajemen dibuat sadar bahwa sesuatu harus harus dilakukan untuk menghilangkan atau setidaknya
mengurangi fasilitas yang ada yang melebihi dari apa yang departemen penjualan pernah harapkan
untuk menjual dalam jangka panjang.
Biaya dari idle capacity adalah biaya produk (product cost). Fasilitas yang ada akan akan digunakan
sementara sebagai akibat dari variasi musiman dan siklus permintaan pelanggan.
Sekali setelah tingkat produksi dan total biaya overhead pabrik untuk periode selanjutnya ditentukan,
aplikasi tarif biaya overhead pabrik yang telah ditentukan untuk periode selanjutnya dapat dihitung. Aplikasi
tarif biaya overhead pabrik biasanya ditetapkan dalam satuan uang dari estimasi aktivitas dari beberapa dasar
(disebut aktivitas penyebut). Setelah total biaya overhead pabrik ditaksir dan dasarnya telah dipilih, tingkat
aktivitas kapasitas normal harus ditaksir untuk menghitung aplikasi tarif biaya overhead pabrik. Formula untuk
menghitung aplikasi tarif biaya overhead pabrik, sesuai dengan dasar yang telah terpilih adalah sebagai berikut:
Dasar-dasar yang biasa digunakan untuk menghitung tarif biaya overhead pabrik:
Unit Produksi
Metode ini menerapkan biaya overhead pabrik sama besar untuk setiap unit yang diproduksi dan cocok
apabila perusahaan atau departemen memproduksi hanya satu macam produk.
Jam Mesin
Metode ini menggunakan waktu yang dibutuhkan mesin untuk operasional dasar daam perhitungan
tarif biaya overhead pabrik. Metode ini tepat apabila ada hubungan langsung antara biaya overhead
pabrik dan jam mesin.
Setelah tarif biaya overhead pabrik ditentukan, tarif ini digunakan untuk membebankan (mencocokkan) estimasi
biaya overhead pabrik ke produksi. Estimasi biaya overhead pabrik dibebankan ke produksi sebanyak barang
yang dihasilkan, sesuai dasar yang digunakan (sebagai persentase biaya bahan baku langsung, jam, atau unit
yang diproduksi).
Biaya overhead pabrik sesungguhnya biasanya dikeluaarka setiap hari dan dicatat secara periodik dalam buku
besar dan buku pembantu. Biaya overhead pabrik mencakup berbagai unsur yang berbeda dan melibatkan
perkiraan yang berlainan. Karena alasan tersebut beberapa perusahaan mengembangkan bagan akun yang
menunjukkan akun biaya overhead pabrik tertentu.
Bahan baku tidak langsung dan tenaga kerja tidak Alat-alat kecilpabrik
langsung
Reparasi dan pemeliharaan perlengkapan pabrik
Listrikpabrik
Depresiasigedung pabrik
Bahan bakarpabrik
Depresiasimesin pabrik
Airpabrik
Sewa pabrik Asuransi kompensasipekerja pabrik
Asuransiproperti pabrik
Faktur. Tagihan yang diterima dari pemasok (supplier) atau perusahaan jasa.
Voucher. Pembayaran utang
Akrual. Penyesuaian untuk hal-hal seperti utilitas yang masih harus dibayar.
Penyesuaian Akhir Tahun. Penyesuaian untuk hal-hal seperti biaya depresiasi dan biaya amortisasi.
Perbedaan antara biaya overhead pabrik terapan dan biaya overhead pabrik sesuangguhnya harus dianalisis
untuk menentukan penyebabnya. Perbedaan-perbedaan dapat dipisahkan ke dalam kategori berikut:
Varians Harga. Hasilnya pada saat sebuah perusahaan menghabiskan lebih atau kurang pada biaya
overhead pabrik daripada yang diantisipasi. Contoh: kenaikan harga yang tidak terduga dari bahan
baku tidak langsung akan menaikkan total variable biaya overhead pabrik; kenaikan harga asuransi
yang tidak terduga dari bahan baku tidak langsung akan menaikkan total fixed biaya overhad pabrik.
Varians Efisiensi. Hasilnya pada saat pekerja lebih atau kurang efisien dari yang direncanakan. Contoh:
Peralatan, misalnya, digunakan untuk memproduksi unit harus dijalankan lebih lama dari yang harus
dijalankan, yang akan meningkatkan total biaya overhead pabrik karena lebih banyak bahan bakar dan
biaya peralatan lainnya yang berhubungan perlu dikeluarkan.
Varians Volume Produksi. Hasilnya pada saat tingkat aktivitas digunakan untuk menghitung tarif biaya
overhead yang telah ditentukan berbeda dari tingkat produksi sesungguhnya yang dicapai.
Departemen servis adalah sebuah departemen yang memberikan manfaat untuk departemen produksi
dan/atau departemen service. Departemen produksi adalah sebuah departemen di mana konversi bahan atau
produksi berlangsung. Contoh departemen service adalah departemen pemeliharaan, yang bertanggung jawab
terhadap pemeliharaan mesin, gedung, dan tanah; dan departemen utilitas, yang bertanggung jawab terhadap
pemeliharaan listrik untuk penghangat dan penerangan pabrik. Metode-metode yang biasa digunakan untuk
mengalokasikan total biaya yang dianggarkan departemen service ke departemen produksi, sebagai berikut:
Metode Langsung (Direct Method). Metode langsung adalah salah satu metode yang sering digunakan
untuk mengalokasikan total biaya yang dianggarkan departemen service karena perhitungannya
sederhana dan mudah diaplikasikan.
Metode Bertahap (Step Method). Metode bertahap lebih akurat daripada metode langsung, sebab
metode ini mempertimbangkan jasa yang diberikan ke departemen service yang lain. Alokasi biaya
yang dianggarkan departemen service ditunjukkan oleh langkah-langhkah berikut:
Biaya yang dianggarkan departemen service yang memberikan layanan yang paling besar ke
departemen service yang lain biasanya dialokasikan pertama kali.
Biaya departemen service yang memberikan layanan yang paling besar berikutnya ke
departemen service dialokasikan setelahnya.
Rangkaian kegiatan ini dilanjutkan, tahap demi tahap, sampai semua anggaran biaya
departemen service dialokasikan ke departemen produksi.
Metode Aljabar (Algebraic Method). Metode aljabar adalah metode yang paling tepat dari ketiga
metode alokasi pada saat jasa timbal balik karena metode aljabar mempertimbangkan jasa timbal balik
yang diberikan antar departemen service.