Anda di halaman 1dari 17

RMK AKUNTANSI BIAYA

"PENGENDALIAN DAN PERHITUNGAN


BIAYA OVERHEAD PABRIK"

DISUSUN OLEH :
Nurul izzah
(A021191126)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
A. OVERHEAD PABRIK : DIRENCANAKAN, AKTUAL DAN PEMBEBANAN
Overhead pabrik adalah bahan baku tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung
serta biaya tidak langsung lainnya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke produk
selesai atau tujuan akhir biaya. Istilah lain yang dapat digunakan untuk overhead pabrik
adalah biaya produksi, atau biaya tidak langsung.

B. KARAKTERISTIK BIAYA OVERHEAD PABRIK


Dua karakteristik yang perlu dipertimbangkan tersebut adalah :
1. Hubungan overhead pabrik dengan [roduk atau volume produksi.
Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk perlu diperhitungkan karena
overhead pabrik adalah bagian dari biaya produk, tetapi pembebanan overhead
pabrik sulit diperhitungkan karena biaya tersebut tidak dapat ditelusuri secara
langsung kepada produk selesai seperti pembebanan biaya bahan baku langsung
dan tenaga kerja langsung. Oleh karena itu, untuk membebankan overhead pabrik
yang sewajarnya dibebankan kepada produk perlu mempertimbangkan hubungan
overhead pabrik tersebut dengan produk atau volume produksi.
2. Overhead pabrik berurusan dengan elemen-elemen biaya yang berhubungan
dengan perubahan biaya overhead pabrik terhadap perubahan volume produksi.
Apabila overhead pabrik tersebut dihubungkan dengan perubahan volume produksi
maka biaya overhead pabrik dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya
variabel.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENENTUAN TARIF OVERHEAD


PABRIK
Faktor yang dapat mempengaruhi dalam penentuan tarif overhead pabrik adalah :
1. Dasar yang digunakan
2. Pemilihan tingkat aktivitas
3. Memasukkan atau tidak memasukkan overhad pabrik tetap
4. Menggunakan tarif tunggal atau beberapa tarif
5. Menggunakan tarif yang berbeda atau untuk aktivitas jasa.

1.Dasar yang digunakan


Penentuan dasar tarif ditujukan untuk :
a. Memastikan apakah sumber daya pabrik tidak langsung yang digunakan oleh
perusahaan, produk dan pekerjaan yang dilakukan sudah mebebankan
overhead pabrik secara wajar.
b. Untuk meminimalkan biaya dan usaha klerikal, yaitu dengan cara memilih dasar
yang paling sederhana dan paling mudah diukur.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan tarif overhead pabrik
adalah :
1) Keluaran fisik
2) Bahan baku langsung
3) Tenaga pekerja langsung
4) Jam kerja langsung
5) Jam mesin

Keluaran fisik (output fisik)


Keluaran fisik adalah membagi anggaran atau estimasi overhead pabrik dengan
estimasi keluaran fisik. Faktor ini adalah yang paling sederhana digunakan dalam
membebankan biaya overhead pabrik kepada produk.

Rumus :

Overhead Pabrik per-unit =

Biaya bahan langsung


Biaya bahan langsung adalah membagi anggaran atau estimasi atau estimasi
overhead pabrik dengan estimasi bahan baku langsung. Penggunaan tarif overhead
pabrik yang didasarkan pada bahan langsung ini berbeda dengan penentuan tarif
berdasarkan unit, jam kerja langsung maupun dengan berdasarkan jam mesin,
dimana pada metode ini tarif overhead pabrik didasarkan pada prosentase per
bahan langsung yang sama dengan metode berdasarkan jam tenaga kerja langsung.
Dasar ini tepat digunakan jika operasi perusahaan lebih banyak menggunakan
bahan baku langsung.
Rumus :

= x 100%

Jam Kerja Langsung


Jam kerja langsung adalah membagi anggaran biaya overhead pabrik dengan
jumlah jam kerja langsung. Metode ini digunakan untuk menyempurnakan metode
berdasarkan pekerja langsung.
Penggunaan dasar jam kerja langsung ini harus didasarkan pada :
1) Hubungan langsung antara jam kerja langsung dengan biaya overhead pabrik.
2) Adanya pekerjaan yang berbeda menyebabkan tariff upah yang berbeda karena
perbedaan dari pada keahlian dan bukan karena pertambahan output.
Metode jam kerja langsung dapat digunakan sebagai dasar dalam membebankan
biaya overhead pabrik ke pekerjaan atau produk secara tepat dan adil apabila
operasi para pekerja marupakan faktor yang utama dalam proses produksi.

Rumus :

Jam Mesin
Jam Mesin adalah membagi anggaran biaya overhead pabrik dengan anggaran jam
mesin. Metode jam mesin ini dapat digunakan membebankan biaya overhead
pabrik ke pekerjaan atau produk apabila suatu perusahaan dalam operasi produksi
lebih banyak menggunakan mesin, maka dasar yang paling tepat digunakan dalam
menetapkan tarif biaya overhead pabrik kepada produk ataupun pekerjaan adalah
menggunakan jam mesin.

Rumus :
=

2.Pemilihan Tingkat Aktivitas


Kapasitas atau Aktivitas adalah ukuran pabrik dan mesin serta sejumlah personalia
yang bersifat tetap yang telah ditentukan sebelumnya oleh manajemen. Sedangkan
Volume merupakan ukuran atas kegiatan perusahaan.

Tingkat aktivitas yang dapat digunakan dalam menentukan tarif biaya overhead
pabrik yang dibebankan kepada pekerja ata produk adalah :
1) Tingkat Aktivitas Teoritis
2) Tingkat Aktivitas Praktis
3) Tingkat Aktivitas Aktual
4) Tingkatan Aktivitas Normal

Aktivitas Teoritis
Aktivitas Teoritis merupakan aktivitas untuk memperoduksi pada kecepatan penuh
tanpa berhenti (100%) dari aktivitas yang ditetepkan. Perusahaan dianggap mampu
bekerja pada tingkatan yang maksimum tanpa memperhitungkan adanya hambatan
baik yang berasal dari internal maupun eksternal perusahaan.

Tarif biaya overhead pabrik yang didasarkan pada kapasitas teoritis dapat dihitung
dengan cara membagi anggaran biaya overhead pabrik dengan kapasitas teoritis.

Rumus :
Tarif Overhead Pabrik =

Aktivitas Praktis
Aktivitas Praktis merupakan aktivitas yang memperhitungkan adanya kelonggaran
untuk gangguan yang tidak dapat dihindarkan seperti; waktu yang tersita untuk
reparasi, ketidak effisienan, kemacetan, pemasangan, kegagalan, pemogokkan,
penanggulangan atau keterlambatan. Aktivitas ini merupakan aktivitas teoritis
dikurang dengan hambatan-hambatan yang bisa terjadi yang diperkirakan berkisar
antara 15% sampai dengan 20%.

Tarif biaya overhead pabrik yang didasarkan pada aktivitas praktis ini dapat dihitung
dengan cara membagi anggaran biaya overhead pabrik dengan aktivitas praktis.
Rumus :
Tarif Overhead Pabrik =

Aktivitas Aktual
Aktivitas Aktual merupakan kemampuan aktual yang bisa diharapkan operasi yang
akan datang. Aktivitas ini juga merupakan aktivitas yang diharapkan didasarkan
pada pendangan jangka pendek atau bersifat musiman, perubahan pada pasar dan
mode.
Tarif biaya overhead pabrik yang didasarkan aktivitas aktual ini dapat dihitung
dengan membagi anggaran biaya overhead dengan aktivitas aktual.

Rumus :
Aktivitas Normal
Aktivitas Normal merupakan pemanfaatan mesin dan tenaga kerja pada tingkatan
rata-rata yang konstan selama jangka waktu panjang sehingga cukup dapat
menetralisir gejolak naik turunnya produksi.

Tarif biaya overhead pabrik yang didasarkan pada aktivitas normal ini dapat
dihitung dengan cara membagi anggaran biaya overhead pabrik dengan aktivitas
normal.

Rumus :

Tarif Overhead Pabrik =

3.Memasukkan atau tidak memasukan overhead pabrik tetap


Metode harga pokok penuh atau Full Costing suatu metode dalam penentuan
harga pokok dengan memasukkan seluruh unsur biaya produksi, baik biaya yang
bersifat variabel maupun yang bersifat tetap. Tarif biaya overhead pabrik total
dapat dihitung dengan cara memperhitungkan biaya overhead pabrik tetap dan
biaya overhead pabrik variabel.
Metode harga pokok variabel atau Variabel Costing suatu metode dalam
penentuan harga pokok hanya memasukkan biaya produksi yang bersifat variabel
saja. Biaa overhead pabrik tetap tidak diperhitungkan dalam penentuan harga
pokok. Tarif biaya overhead pabrik tanpa memasukan unsur biaya overhead pabrik
tetap, atau hanya memasukkan unsur biaya overhead pabrik saja.

4.Menggunakan tarif tunggal atau beberapa tarif


5.Menggunakan tarif yang berbeda atau untuk aktivitas jasa.

D. PEMBEBANAN OVERHEAD PABRIK


Pembebanan overhead pabrik kepada produk dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1. Penggunaan overhead pabrik berdasarkan yang sesungguhnya.
2. Penggunaan overhead pabrik berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.

1) Penggunaan Overhead Pabrik Sesungguhnya (Aktual)


Biaya overhead pabrik yang terjadi diakumulasikan atau dikumpulkan untuk tujuan :
1. Pelaporan kepada setiap kepala departemen yang mempunyai tanggung jawab
atas semua biaya yang terjadi.
2. Membandingkan anggaran dengan tingkat operasi yang telah dicapai.

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik aktual adalah :


Pengendali Biaya Overhead Pabrik XXX
Utang Usaha XXX
Beban Dibayar Dimuka XXX
Akumulasi Penyusutan XXX

2) Penggunaan Tarif Overhead Pabrik Ditentukan Dimuka


Tarif overhead ditentukan dimuka adalah tarif overhead pabrik ditentukan terlebih
dahulu dengan membagi anggaran biaya overhead pabrik yang diharapkan akan
terjadi di masa akan datang dengan total dasar alokasi biaya overhead pabrik yang
dianggarkan.

E. OVERHEAD PABRIK YANG DIBEBANKAN


Overhead pabrik yang dibebankan atau FOH Applied adalah pembebanan biaya
overhead pabrik ke objek biaya dengan menggunakan tarif yang ditentukan dimuka.

Rumus :
BOP dibebankan = Trif Ditentukan Dimuka X Aktivitas Aktual
Jurnal untuk mencatat overhead pabrik dibebankan :
Produk Dalam Proses XXX
Biaya Overhead Pabrik Dibebenkan XXX

F. OVERHEAD PABRIK SESUNGGUHNYA VS OVERHEAD PABRIK DIBEBANKAN DAN


ANALISIS VARIANS
1. Overhead Pabrik Sesungguhnya vs Overhead Pabrik Dibebenkan
Varians yang terjadi bisa mengakibatkan kelebihan atau kekurangan sebagai berikut
:
1) Pembebanan terlalu tinggi (over applied)
Pembebanan terlalu tinggi adalah varians yang timbul dimana biaya yang
dibebankan terlalu tinggi dibandingkan biaya yang sesungguhnya terjadi. Saldo
perkiraan akan dikredit apabila terjadi pembebanan overhead pabrik terlalu
tinggi.
2) Pembebanan terlalu rendah (under applied)
Pembebanan terlalu rendah adalah varians yang timbul dimana biaya
dibebankan lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang sesungguhnya
terjadi. Saldo perkiraan akan didebit apabila pembebanan overhead pabrik
terlalu rendah.

2. Analisis Varians
Analisis varians yang dapat digunakan sebagai berikut :
1) Varians Pengeluaran (Spending Varians)
Varians Pengeluaran atau varians anggaran merupakan penyimbangan yang
terjadi antara biaya overhead pabrik aktual dengan anggaran fleksibel pada
kapasitas aktual (anggaran yang disesuaikan untuk mencerminkan aktivitas).
Jika biaya aktual lebih besar dari anggaran fleksibel pada aktivitas aktual maka
penyimpangan tersebut dikatakan tidak menguntukngkan (unfavourable),
sebaiknya apabila biaya aktual lebih kecil dari anggaran fleksibel pada aktivitas
aktual maka penyimpangan tersebut dikatakan menguntungkan (favourable).
2) Varians Kapasitas Menganggur (Idle Capacity Varians)
Varians Kapasitas Menganggur merupakan penyimbangan antara anggaran
fleksible pada aktivitas aktual dengan jumlah biaya overhead pabrik yang
dibebankan. Varians kapasitas mengenggur juga merupakan penyimpangan
antara normal dengan aktivitas aktual dikalikan dengan tarif tetap.

Rumus :
 Varians Pengeluaran (Spending Varians)
BOP Aktual XXX
Anggaran Fleksibel pada Aktivitas Aktual :
Tetap : Aktivitas normal x tarif tetap XXX
Variabel : Aktivitas aktual x tarif variabel XXX
------- + XXX
------- -
XXX
Varians Pengeluaran ====

 Varians Kapasitas Menganggur (Idle Capacity Varians)


Anggaran Fleksibel pada Aktivitas Aktual XXX
BOP Dibebankan (Aktivitas aktual x tarif total) XXX
------- -
Varians Kapasitas Menganggur (AN – A.Akt) ====

Catatan :
AN = Aktivitas Normal
A.Akt = Aktivitas Aktual
Selanjutnya penjumlahan antara varians pengeluaran dengan varians kapasitas
menganggur merupakan varians total biaya overhead pabrik. Apabila terjadi
kelebihan/kekurangan overhead pabrik (over/undeh FOH applied) maka penyebab
terjadi kelebihan/kekurangan tersebut dapat diakibatkan oleh karena adanya
penyimpangan dari varians pengeluaran dan varians kapasitas menganggur.

G. DISPOSISI VARIANS
Disposisi varians merupakan penempatan atau distribusi terhadap varians ditimbulkan
baik kelebihan atau kekurangan pembebanan biaya overhead pabrik.
Kelebihan atau kekurangan biaya overhead pabrik, pada akhir periode dapat
diperlakukan dengan cara :
1. Menutupkan ke Ikhtisar Laba/Rugi
2. Menutup ke Harga Pokok Penjualan

Menutup Kelebihan / kekurangan ke Ikhtisar Lapa/Rugi.


 Jurnal untuk menutupkan kelebihan biaya overhead pabrik ke Ikhtisar Laba/Rugi
adalah :
Pengendali Biaya Overhead pabrik XXX
Ikhtisar Laba/Rugi XXX
 Jurnal untuk menutupi kekurangan biaya overhead pabrik ke Ikhtisar Laba/Rugi
adalah :
Pengendali Biaya Overhead pabrik XXX
Ikhtisar Laba/Rugi XXX
 Penyajian dalam Laporan Laba/Rugi.
Penyajian kelebihan/kekurangan biaya overhead pabrik dalam Laporan Laba/Rugi
dengan mengurangkan atau menambahkan langsung Kelebihan/Kekurangan biaya
overhead pabrik pada Harga Pokok Penjualan pada aktivitas normal.

PT. X
Laporan Laba/Rugi
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2006
Penjualan Rp. XXX
Harga Pokok Penjualan Rp. XXX
Kekurangan/Kelebihan BOP Dibebankan Rp. XXX Rp. XXX
(-/+) (-)
Rp. XXX
Laba Kotor
Beban Operasi :
Beban Pemasaran Rp. XXX
Beban Administrasi Rp. XXX Rp. XXX
+ (-)
Laba Operasi Rp. XXX

Menutupkan Kelebihan/Kekurangan ke Harga Pokok Penjualan


 Jurnal untuk menutupi Kelebihan/Kekurangan biaya overhead pabrik ke Harga
Pokok Penjualan adalah :
Harga Pokok Penjualan XXX
Pengendali Biaya Overhead Pabrik XXX
 Jurnal untuk menutup Kelebihan/Kekurangan biaya overhead pabrik ke Harga Pokok
Penjualan adalah :
Pengendali Biaya Overhead Pabrik XXX
Harga Pokok Penjualan XXX
 Penyajian dalam Laporan Laba/Rugi.
Penyajian Kelebihan/Kekurangan biaya overhead pabrik yang ditutupkan pada
Harga Pokok Penjualan dalam Laporan Laba/Rugi yaitu dengan memasukkan
Kelebihan/Kekurangan itu sendiri dalam perhitungan Harga Pokok Penjualan.

PT. X
Laporan Laba/Rugi
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2006

Bahan Langsung yang Dipakai Rp. XXX


Tenaga Kerja Langsung Rp. XXX
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan Rp. XXX
(+)
Total Biaya Produksi Rp. XXX
Persediaan Produk Dalam Peroses Awal Rp. XXX
(+)
Rp. XXX
Persediaan Produk dalam Proses Akhir Rp. XXX (-)
Harga Pokok Produksi pada Aktivitas Normal Rp. XXX
Persediaan Produk Selesai Awal Rp. XXX (+)
HPP Tersedia untuk dijual Rp. XXX
Persediaan Produk Selesai Akhir Rp. XXX
(-)
Harga Pokok Penjualan pada Aktivitas Normal Rp. XXX
Kekurangan Biaya Overhead Pabrik Rp. XXX
(-/+)
Harga Pokok Penjualan pada Aktivitas Aktual Rp. XXX

Setelah diperhitungkan dalam Laporan Perhitungan Harga Pokok Penjualan,


kemudian dimasukkan ke dalam Laporan Lab/Rugi sebagai berikut :

PT. X
Laporan Laba/Rugi
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2006

Penjualan Rp. XXX


Rp. XXX
Harga Pokok Penjualan (-)
Rp. XXX
Laba Kotor
Beban Operasi :
Beban Pemasaran Rp. XXX
Beban Administrasi dan Umum Rp. XXX Rp. XXX
(+) (-)
Laba Operasi Rp. XXX

DAFTAR PUSTAKA

Usry, Carter, Akuntansi Biaya, Edisi 13, Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2004
Rayburn, L Gayle, Akuntansi Biaya, dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Biaya,
Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999

Suadi, Arief dkk, Akuntansi Biaya, Penerbit STIE YKPN, Jogjakarta, 2000

Halim, Abdul, Dasar-Dasar Akuntansi Biaya, Edisi 4, Penerbit BPFE, Jogjakarta, 1999
https://mastahbisnis.com/biaya-overhead-pabrik-bop/

Anda mungkin juga menyukai