Anda di halaman 1dari 39

BIAYA OVERHEAD

PABRIK
KELOMPOK 9
INTAN PRATIWI E2B017105
SUCIANI E2B017137
ARIF SETIAWAN E2B017143
TUJUAN PEMBELAJARAN
O Definisi dari Biaya Overhead Pabrik dan Unsur-
unsurnya
O Definisi dari Tarif Overhead Pabrik Dan Penentuan
atas Tarif Tersebut
O Basis Alokasi dalam Sistem ABC
O Pencatatan Biaya Overhead Pabrik yang
Sesungguhnya
O Pembebanan Biaya Overhead Pabrik dengan
Menggunakan Tarif Overhead Pabrik
O Analisis Selisih dan Perilaku Akuntansi atas Biaya
Overhead Pabrik yang Lebih atu Kurang
Dibebankan
Sifat Dari Biaya Overhead Pabrik
O Konsep Dasar : biaya-biaya yang harus terjadi meskipun
biaya tersebut secara langsung tidak mempunyai
hubungan yang dapat diukur dan diamati terhadap
satuan-satuan aktivitas tertentu, produksi atau tujuan-
tujuan biaya (cost objective).
O Definisi aplikasi meskipun berhubungan dengan
pencapaian atas tujuan perusahaan, biaya overhead
pabrik adalah biaya-biaya yang dari segi masalah praktis
tidak dapat dibebankan kepada tujuan-tujuan tersebut
secara langsung. Suatu metode alokasi biaya yang
konsisten harus digunakan yang mana dengan beberapa
ukuran menaksir pengorbanan ekonomi yang terjadi.
Bagan BOP dengan Biaya Produksi

Bagan berikut menggambarkan hubungan antara biaya overhead pabrik dengan biaya
produksi.

Biaya Harga Pokok

Rp 44.000
Biaya Variabel

Rp 40.000

Rp 20.000

Biaya Tetap

10.000 20.000 30.000

Volume Produksi (jumlah unit, biaya tenaga kerja langsung, jumlah jam tenaga
kerja langsung, dan lain-lain
Klasifikasi Biaya Overhead Pabrik
O Biaya Overhead Pabrik dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok utama yaitu :
1. Bahan Tidak Langsung & Perlengkapan merupakan bahan yg dipakai
dalam produksi yg tidak dapat dibebankan secara langsung kepada
objek biaya tertentu dengan pertimbangan ekonomis & praktis
2. Tenaga Kerja Tidak Langsung merupakan semua biaya tenaga kerja
pabrik yg secara tidak langsung terlibat dalam proses produksi dari
suatu produk (contohnya : Mandor dan sistem, Pegawai Administrasi,
Petugas Kebersihan dll)

3. Biaya Tidak Langsung Lainnya meliputi biaya yang tidak dimasukkan


ke dalam bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
Contohnya : biaya pemeliharaan gedung, mesin dan peralatan
BOP taksiran
O Pembebanan biaya overhead yg dilakuan
atas dasar tarif yg ditetapkan terlebih
dahulu
O Bermanfaat dlm penentuan harga pokok,
dpt membantu manajemen dlm melakukan
fungsi perencanaan
O Perbandingan BOP sesungguhnya dg BOP
taksiran dpt membantu manajemen
menyoroti unefisiensi
Kapasitas Pabrik
4 tingkat kegiatan menentukan
BOP :
1. Kapasitas Teoretis/kapasitas Ideal
2. Kapasitas Praktis/ realistis
3. Kapasitas sesungguhnya/
kapasitas jangka pendek
4. Kapasitas normal/ jangka panjang
Tabel Perbandingan
Kapasitas sesungguhnya
Kapasitas Kapasitas Kapasitas Normal/ yg diharapkan/ jangka,
teoretis / Ideal Praktis/ Realistis jangka Panjang dari produk yg
dihasilkanpendek

Keduanya didasarkan semata- Keduanya mempertimbangkan hubungan


mata pada kapasitas fisik permintaan & Produksi

Menggunakan proyeksi-proyeksi penjualan &


digunakan oleh banyak perusahaan

Tidak memerlukan proyeksi-proyeksi


penjualan karena apa saja yg Biaya per unit yg
diproduksi diasumsikan dijual. berlainan mungkin terjadi
Biaya per unit sama u/
Kapasitas ini sangat tidak normal, dalam periode yg
periode-periode yg
karena itu tidak sering digunakan berbeda, karena
berbeda dg demikian
perusahaan tingkat
tidak ada manipulasi atas
produksi . Digunakan
biaya per unit
apabila kegiatan normal
sulit untuk ditetapkan
Pengaruh Kapasitas atas Tarif Overhead
Pabrik
Dalam ilustrasi ini tingkat kapasitas yg
diperoleh sebagai kapasitas normal adalah
70% dari kapasitas teoretis dengan tarif
overhead pabrik sebesar Rp. 2.429 per
jammesin
Tabel berikut ini menggambarkan pengaruh
adanya berbagaitingkat kapasitas atas tarif
overhead pabrik
Pengaruh Berbagai Tingkat Kapasitas
Atas Tarif Biaya Overhead Pabrik
Kapasitas Kapasitas normal Kapasitas Kapasitas Kapasitas teoretis
sesungguhnya sesungguhnya praktis
yang diharapkan diharapkan

Presentase dari 65% 70% 75% 80% 100%


kapasitas teoretis

Jumlah jam mesin 6.500 7.000 7. 500 8.000 10.000


anggaran
overhead pabrik

Tetap Rp. 10.000.000 Rp. 10.000.000 Rp. 10.000.000 Rp. 10.000.000 Rp.10.000.000

7
Variabel 6.500.000 7.000.000 .500.000 8.000.000 10.000.000

Jumlah Rp. 1 538 Rp. 1.429 Rp 1.333 Rp. 1.250 Rp. 1.000

Tarif overhead 1000 1000 1000 1000 1000


pabrik tetap per
jam mesin
Tarif overhead
pabrik per jam Rp. 2.538 Rp. 2.429 Rp. 2.333 Rp.2.250 Rp.2.000
mesin
Penentuan Tarif BOP
Dalam rumus penentuan tarif biaya overhead pabrik
harus mempertimbangkan hal-hal berikut :
1. Adanya hubungan langsung antara basis alokasi
yang dipilih dengan biaya overhead pabrik yang
akan dibebankan.
2. Paling mudah untuk dihitung dan diterapkan
3. Menentukan biaya tambahan yang paling sedikit.
basis alokasi yang dapat digunakan untuk menghitung
tarif biaya overhead pabrik :

O Jumlah unit produksi


Biaya Overhead Pabrik taksiran = Tarif Biaya overhead Jumlah Unit Pabrik
Jumlah unit Produksi Taksiran per unit

Sebagai contoh anggaplah bahwa biaya overhead pabrik taksiran Rp.


100.000.000 dan jumlah produksi yang yang direncanakan 200.000 unit.
Tarif overhead pabrik per unit dapat dihitung sebagai berikut :
Rp. 100.000.000 = Rp. 500 per unit
200.000
Berikut adalah contoh apabila perusahaan menghasilkan beberapa produk
dimana total biaya overhead pabrik taksiran sama seperti contoh sebelumnya
produk
R S M
Taksiran jumlah 10.000 7500 10.000
unit yang
dihasilkan
Berat produk per 5 kg 4 kg 2 kg
unit
Taksiran jumlah 50.000 kg 30.000 kg 20.000 kg
yang dihasilkan
Biaya overhead Rp. 1.000 Rp. 1.000 Rp. 1.000
pabrik per kg
(Rp.100.000.000
; 100.000)
Total biaya Rp.50.000.000 Rp.30.000.000 Rp. 20.000.000
overhead pabrik
taksiran untuk
masing-masing
produk
Tarif overhead Rp. 5000 Rp. 4.000 Rp. 2.000
pabrik per unit
O Biaya bahan langsung.
Biaya Overhead Pabrik Taksiran X 100% = Presentase biaya overhead
Biaya Bahan Langsung Taksiran pabrik dari biaya bahan
langsung

Sebagai contoh biaya overhead pabrik taksiran Rp. 100.000.000 dan biaya
bahan langsung taksiran Rp. 80.000.000, mak tarif biaya overhead pabrik
dihitung sebagai berikut :
Rp. 100.000.000 X 100% = 125% dari biaya bahan langsung
Rp. 80.000.000

Contoh
Misalkan biaya bahan langsung yang sesungguhnya dari suatu pekerjaan adalah
Rp. 2.000.000 maka pekerjaan tersebut akan dibebani biaya overhead pabrik
sebesar Rp. 2.500.000 (125% x Rp. 2.000.000).
O Biaya tenaga kerja langsung
Biaya Overhead Pabrik Taksiran x 100% = Presentase biaya overhead pabrik
Biaya Tenaga Kerja Langsung Taksiran dari biaya tenaga kerja langsung

Contoh :
Apabila biaya overhead pabrik ditaksir sebesar Rp. 100.000.000 dan biya
tenaga kerja langsung sebesar Rp. 200.000.000, maka tarif biaya overhead
pabrik dihitung sebagai berikut :
Rp.100.000.000 = 50% dari biaya tenaga kerja langsung
Rp. 200.000.00

Anggaplah bahwa biaya tenaga kerja langsung untuk menghasilkan suatu


pekerjaan atau produk sebesar Rp. 6.000.000, maka biaya overhead pabrik
yang seharusnya dibebankan kepada pekerjaan atau produk tersebut adalah
Rp. 3.000.000 (50% x Rp. 6.000.000).
O Jumlah jam tenaga kerja langsung
Biaya Overhead Pabrik Taksiran = Tarif biaya overhead abrik per jam
Jam tenaga Kerja Langsung taksiran tenaga kerja langsung

Contoh
biaya overhead pabrik yang dianggarkan sebesar Rp.100.000.000 dan
taksiran jumlah jam tenaga kerja langsung adalah 20.000 jam. Tarif biaya
overhead pabrik dihitung sebagai berikut :
Rp.100.000.000 = Rp. 5000 per jam tenaga kerja langsung
5000

Anggaplah suatu pekerjaan untuk produk memerlukan waktu pengerjan


sebanyak 300 jam kerja langsung. Biaya overhead yang dibebankan
keada pekerjaan atau produk adalah Rp. 1.500.000 (300 jam x Rp.
5.000)
O Jumlah jam mesin
Biaya Overhead Pabrik Taksiran = Tarif biaya overhead pabrik taksiran
Jumlah Jam Mesin Taksiran per jam mesin

Contoh
Misalkan biaya overhead pabrik ditaksir sebesar Rp.100.000.000 dan
jumlah jam mesin adalah 12.500 jam. Tarif biaya overhead pabrik adalah
Rp. 100.000.000 = Rp. 8.000 per jam mesin
12.500
Basis Alokasi Dalam Sistem ABC
Dalam sistem ABC menggunakan berbagai pemicu biaya dalam
membebankan biaya overhead pabrik kepada produk yang dihasilkan.
Disamping itu menggunakan pemicu biaya yang berkaitan dengan tingkat
produksi.
Pemicu biaya ini membebankan biaya-biaya dari kegiatan-kegiatan yg tdk
ada hubungannya dg jumlah unit yg dihasilkan

Contoh
kegiatan pemasangan mesin. Tarif biaya overhad pabrik dengan kegiatan
pemasangan mesin dapat dihitung dengan rumus berikut :
Biaya Overhead Pabrik Pemasangan = Tarif biaya overhead pabrik per
Jumlah Jam Pemasangan jam pemasangan
Biaya Overhead Pabrik Yang
Dibebankan

O Pembebanan biaya overhead pabrik ini


dilakukan berdasarkan kepada tingkat
kegiatan sesungguhnya, sesuai dengan
satuan ukuran dari basis alokasi yang
digunakan.
O Sebagai contoh misalnya suatu pekerjaan
menghabiskan waktu 20 jam mesin, jika tarif biaya
overhead pabrik adalah Rp. 600 per jam mesin,
maka berdasarkan basis alokasi jumlah jam mesin
overhead pabrik yang dibebankan kepada pekerjaan
tersebut adalah sebesar Rp. 12.000 (20 x Rp.600)
yaitu jumlah mesin yang sesungguhnya digunakan
dikalikan dengan tarif biaya pabrik per jam mesin
Biaya Overhead Pabrik Yang
Sesungguhnya
O Tujuan pokok dari pencatatan dan pengumpulan
biaya overhead pabrik adalah menyediakan
informasi yang berguna untuk pengendaliaan,
dimana dalam suatu proses pengendaliaan
diperlukan pelaporan biaya untuk masing-masing
kepala departemen yang bertanggung jawab atas
biaya yang terjadi dalam departemennya
Analisis selisih
O Analisis selisih merupakan keseluruhan BOP
yg sesungguhnya dan biaya overhead yg
dibebankan dicatat & dihimpun, maka
setiap akhir bulan /akhir tahun biaya-biaya
tersebut dapat dianalisis dg
membandingkan keduanya
DEBIT
•Pada akun buku besar, BOP menunjukkan biaya
sesungguhnya terjadi selama periode tertentu

KREDIT
•Jumlah BOP yg dibebankan
Selisih yg timbul biasanya dinyatakan dengan
sebutan BOP yg lebih / kurang dibebankan :
O Apabila pd suatu periode BOP yg dibebankan
lebih besar drpd yg sesungguhnya, maka akun
BOP akan menunjukkan saldo kredit
O Dimana selisih ini merupakan selisih yg
menguntungkan bagi perusahaan
O Dengan anggapan bahwa tarif BOP yg digunakan
dlm membebankan biaya BOP ke produksi adl
tarif tingkat wajar
Sebaliknya :
O Jika biaya BOP yg dibebankan lebih kecil drpd
overhead pabrik overhead pabrik yg sesunguhnya,
maka akun BOP akan menunjukkan saldo debit
O Dimana selisih ini merupakan selisih yg
merugikan
O Dapat dinyatakan bahwa taksiran BOP kurang
dibebankan
Tujuan Analisis Selisih
O Agar manajemen memperoleh informasi yg
lebih berguna untuk melakukan
pengendalian dan efesiensi usaha
Pencatatan Atas biaya Overhead Pabrik yg
Dibebankan & Analisis Selisih
O Berdasarkan pada basis yg digunakan dlm
penentuan tarif seperti jumlah jam tenaga
kerja langsung dpt dihitung berapa BOP yg
seharusnya dibebankan kpd produksi pd
kapasitas / tingkat kegiatan yg dicapai
O maka, harus tersedia jumlah jam mesin /
jumlah tenaga kerja sesungguhnya dipakai /
data lainnya
O Contoh pencatatan BOP yg dibebankan & penghitungan-
penghitungan yg dilakukan dalam analisis selisih :

Selama bulan januari PT Yusa telah menggunakan 15.200 jam


mesin dg BOP yg sesungguhnya adalah :
Penyusutan Peralatan Pabrik Rp. 83.000.000
Supervisi Rp. 115.000.000
Listrik Rp. 44.500.000
Perlengkapan Pabrik Rp. 41.000.000
Reparasi dan Pemeliharaan Rp. 33.620.000
Sewa Rp. 36.000.000
Jumlah Rp. 353.120.000
O Komponen BOP tersebut telah dicatat berdasarkan transaksi
harian, selanjutnya dipindahkan ke buku tambahan & buku
besar secara periodik. Jumlah BOP tetap adalah Rp.
192.000.000. tarif Overhead yg ditetapkan adalah Rp. 22.500
per jam mesin, termasuk BOP Variabel Rp 10.500 dan BOP yg
dibebankan selama Januari Rp. 342.000.000 (Rp.15.200 X
Rp. 22.500)
O Jurnal BOP dibebankan
Barang Dalam Proses Rp. 342.000.000
BOP yang dibebankan Rp. 342.000.000

O Akun buku besar tersebut telah menghimpun 2 unsur biaya


produksi yaitu bahan lansgung & tenaga kerja langsung, maka
seluruh biaya telah dibebankan ke produksi termasuk BOP
dibebankan.
O Pada akhir periode BOP dibebankan ditutup ke
akun BOP,ayat jurnalnya adalah
BOP dibebankan Rp. 342.000.000
BOP Rp. 342.000.000

Setelah penjurnalan in, maka akun BOP menjadi nol


& akun BOP terlihat sebagai berikut :
Biaya Overhead Pabrik
Penyusutan Peralatan Pabrik Rp. 83.000.000 BOP dibebankan Rp. 342.000000
Supervisi Rp. 115.000.000
Listrik Rp. 44.500.000
Perlengkapan Pabrik Rp .41.000.000
Reparasi dan Pemeliharaan Rp. 33.620.000
Sewa Rp. 36.000.000
Jumlah Rp. 353.120.000
O Akun BOP tersebut menunjukkan saldo
debit sbesar Rp. 11.120.000 karena
debit berisi BOP sesungguhnya yg
jumlahnya lebih besar dibanding sisi
kredit yg merupakan jumlah biaya yg
dibebankan, kesimpulannya biaya
overhead kurang dibebankan
Penentuan selisih anggaran dan selisih
kapasitas
O Penentuan & perhitungan kedua jenis selisih
tersebut ditunjukan dengan contoh soal PT Yusa
seperti di contoh sebelumnya :
BOP Sesungguhnya Rp. 353.120.000

Anggaran yg diperkenankan pd
kapasitas yg dicapai
BOP Tetap Rp. 192.000.000

BOP variabel (15.200 x 10.500) Rp. 159.600.000

Rp. 351.600.000

Selisih anggaran Rp. 1.520.000

Merugikan

Anggaran yg diperkenankan Rp. 351.600.000

BOP dibebankan (15.200 x 22.500) Rp. 324.200.000

Selisih kapasitas Rp. 9.600.000

Merugikan

BOP Kurang dibebankan sejumlah Rp. 11.120.000 dirinci sebagai berikut


Selisih anggaran Rp. 1.520.000

Selisih kapasitas Rp. 9.600.000

Jumlah biaya overhead yang kurang Rp. 11.120.000


dibebankan
Selisih Anggaran
O Selisih anggaran sejumlah Rp. 1.520.000 merupakan selisih yg
merugikan krn BOP sesungguhnya > BOP yg dianggarkan pd kapasitas /
tingkat keg yg dicapai yaitu 5.200 jam mesin
O Cara menghitung selisih anggaran :
BOP Sesunggungnya Rp. 353.200.000
BOP Tetap yg dianggarkan Rp. 192.000.000
BOP Variabel sesungguhnya Rp. 161.120.000
BOP Variabel yg dibebankan Rp.159.600.000
(15.200 x Rp. 10.500)
Selisih anggaran Rp. 1.520.000

Dalam ilustrasi pada PT Yusa diatas, BOP Tetap yg sesungguhnya sama


dengan BOP Tetap yg dianggarkan.
Rincian lebih lanjut mengenai selisih anggaran PT Yusa
PT. YUSA
Laporan Biaya Overhead Pabrik yg sesungguhnya & dianggarkan bulan Januari 2011
(Pada Kapasitas / kegiatan yg sesungguhnya15.200 jam mesin)
(dalam rupiah)

Tarif / jam Anggaran BOP Selisih


mesin diperkenankan sesungguhnya anggaran

Biaya Variabel
Bahan Tidak Langsung 1.250 19.000.000 19.152.000 152.000
Tenaga Kerja Tidak langsung 6.500 18.800.000 99.408.000 608.000
Reparasi & Pemeliharaan 500 7.600.000 7.676.000 76.000
Listrik 1.500 22.800.000 23.256.000 456.000
Bahan Bakar Bakar 500 7.500.000 7.752.000 152.000
Air 250 3.800.000 3.876.000 76.000
Jumlah 10.500 159.600.000 161.200.000 1.520.000
Biaya Tetap 87.500.000 87.500.000
Supervisi 4.500.000 4.500.000
Reparasi dan Pemeliharaan 3.000.000 3.000.000
Listrik 1.500.000 1.500.000
Bahan Bakar 1.000.000 1.000.000
Air 30.000.000 30.000.000
Penyusutan 60.000.000 60.000.000
Sewa 4.500.000 4.500.000
Asuransi 192.000.000 192.000.000
Jumlah
Jumlah 351.600.000 353.120.000 1.520.000
Biaya Over Head Taksiran
PT. YUSA

Biaya Overhead Pabrik Taksiran

Bulan Januari 2011

(pada kapasitas normal : 16.000 jam mesin)

Biaya Overhead Taksiran Tarif per Jam


Mesin

Biaya Variabel

Bahan Biaya Langsung 20.000.000 1.250

Tenaga Kerja Tidak Langsung 104.000.000 6.500

Reparasi dan Pemeliharaan 8.000.000 500

Listrik 24.000.000 1.500

Bahan Bakar 8.000.000 500

Air 4.000.000 250

Jumlah 168.000.000 10.500

Biaya Tetap

Supervisi 87.500.000

Reparasi dan Pemeliharaan 4.500.000

Listrik 3.000.000

Bahan Bakar 1.500.000

Air 1.000.000

Penyusutan 30.000.000

Sewa 60.000.000

Asuransi 4.500.000

Jumlah 192.000.000 12.000

Jumlah Total 360.000.000 22.500


Selisih Kapasitas
Selisih kapasitas ini timbul apabila kapasitas atau tingkat
kegiatan yang dicapai berbeda dengan kapasitas atau tingkat
kegiatan yang direncanakan yaitu kapasitas yang dipilih dalam
penentuan tarif biaya overhead pabrik.
Pada contoh di muka dihasilkan selisih kapasitas sebesar Rp
9.600.000 yang diperoleh dari pengurangan biaya overhead yang
dianggarkan (budget allowance) pada kapasitas yang di capai
yaitu sebesar Rp 351.600.000 dengan biaya overhead pabrik
yang dibebankan yakni sebesar Rp342.000.000. selisih
kapasitas ini merupakan selisih merugikan yang terjadi oleh
karena adanya kapasitas yang tidak terpakai sebanyak 800 jam
mesin (16.000 jam mesin – 15.200 jam mesin). Dengan kata lain
kapasitas yang dicapai masih di bawah kapasitas normal yakni
95% dari kapasitas normal. Selisih kapasitas dapat pula dihitung
dengan data ini, yakni 800 jam mesin dikalikan dengan tarif biaya
overhead pabrik tetap sebesar 12.000 atau 5% dikalikan dengan
jumlah biaya overhead pabrik tetap yang dianggarkan sebesar
192.000.000.
Perlakuan Akuntansi atas Biaya Overhead
yang Lebih atau Kurang Dibebankan
Melanjutkan ilustrasi PT. Yusa di atas, maka pencatatan biaya overhead pabrik yang kurang
dibebankan sebesar 11.120.000 adalah sebagai berikut;

(Dr) Beban Pokok Penjualan 11.120.000

(Cr) Biaya Overhead Pabrik 11.120.000

Pembebanan selisih overhead atau biaya overhead pabrik yang kurang dibebankan ke akun
beban pokok penjualan dilakukan apabila selisih tersebut menjadi tanggung jawab dari
departemen produksi, jika tidak maka ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut;

(Dr) Ikhtisar Laba Rugi 11.120.000

(Cr) Biaya Overhead Pabrik 11.120.000

Jika pembebanan atas nilai selisih adalah ke akun beban pokok penjualan, maka nilai tersebut
akan muncul dalam laporan beban pokok penjualan. Dengan membebankan harga pokok
penjualan taksiran pada kapasitas normal dengan nilai selisih atau biaya overhead yang
kurang dibebankan sebesar 11.120.000 maka dalam laporan beban pokok penjualan akan
muncul angka harga pokok penjualan yang sesungguhnya. Akan tetapi, apabila nilai selisih
ditutup ke akun ikhtisar laba rugi maka angka selisih ini akan dimasukkan dalam laporan laba
rugi, sebagai elemen tersendiri yang ditambahkan ke angka harga pokok penjualan taksiran

Anda mungkin juga menyukai