Anda di halaman 1dari 5

PERPAJAKAN

TUGAS RESUME MATERI PPh PASAL 22

Oleh :

Nama : Luh Putu Listya Dewi Anindhita

NIM : 2017051067

Prodi/Kelas : S1 Akuntansi/2C

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2021
PPh pasal 22 merupakan pajak yang dipungut atas kegiatan- kegiatan diantaranya impor, pembelian
barang oleh bendahara penjualan dalam menentukan usaha tertentu. Pemungut PPh pasal 22 antara
lain :

a. Bank Devisa dan Direktorat Jendral Bea Cukai (DJBC)


Berhak memungut impro barang dan ekspor barang
b. Bendahara Pemerintah
Berhak memungut pembelian barang atau pembayaran dari APBN atau APBD
c. Badan Usaha : semen, kertas, baja, otomotis, farmasi
Berhak memungut penjualan hasil produksi dari di dalam negeri
d. Produsen atau Importer
Berhak memungut penjualan BBM, gas, dan pelumas
e. Industry atau Eksportir : hutan, tani, kebun, ikan
Berhak memungut pembelian bahan dari pedagang pengumpul
f. Wajib Pajak Badan Tertentu
Berhak memungut penjualan kendaraan dan mas batangan yang dijual di dalam negeri

Kegiatan impor barang

Impor barang dikenakan pasal 22 berdasarkan nilai impor. Nilai impor adalah nilai keseluruhan
yang dikenakan atas nilai barang yang masuk ke pabean. Untuk mrenghitung PPh pasal 22 adalah harga
barang tidak termasuk PPN dan tidak termasuk PPNPN. Unutk tarif PPh pasal 22 ada dua ketentuan yaitu
PMK 34 dan PMK 110 atas lampiran 1 adalah sebesar 10% apabila barang yang diimpor ada dalam
lampiran ke 2 baik memiliki angka pengenal importir (API) ataupun tidak maka tarifnya sebesar 7,5% .
atas impor tertentu sebagai contoh kedelai, gandum dan tepung terigu dengan menggunakan API maka
tarif yang dikenakan adalah sebesar 0,5%. Selain barang-barang yang sudah disebutkan baik dalam
lampiran 1, 2, 3, 4 dan tidak termasuk kedelai, gandum, dan tepung terigu , selain lampiran 1, 2, 3, 4
suatu perusahaan memiliki API maka tarif yang diknakan sebesar 2,5%, tetapi jika tidak dikenakan API
maka tarif yang dikenakan sebesar 7,5%. Apabila didapatkan dari hasil lelang , maka atas lelang tersebut
maka akan dikenakan pasal 22 hanya saja tidak dihitung dari nilai impor tetapi dari nilai lelang yang
dikalikan dengan tarif sebesar 7,5%.

Contoh kasus

PT. Aneka Tama membeli seperangkat mesin cetak dari Qara Ink yang berkantor di Singapura. Harga
mesin SGD 150.000, dengan tarif beam auk adlah 5% dari harga barang dan biaya asuransi adalah 10%
dari harga barang. Ongkos angkut adlah Rp. 10.000.000. Hitung PPh pasal 22 atas transaksi tesebut.
(1SGD = Rp. 10.000).

Penyelesaian :

C = 150.000 x 10.000 = 1.500.000.000

I = 10% x 1.500.000.000 = 150.000.000


F = 10.000.000

Bea masuk = 5% (CIF)

5% (1.660.000.000) = 83.000.000

Nilai import = CIF + bea masuk

1.660.000.000 + 83.000.000

= 1.743.000.000

PPh pasal 22 (API) = 2,5% x 1.743.000.000

= 43.575.000

Kasus 2

C = 1.500.000.000 (include PPN dan PPnBM)

100/130 x 1.500.000.000 = 1.154.000.000

I = 10% 1.154.000.000 = 115.400.000

F = 10.000.000

Bea masuk = 5% (CIF)

= 5% (1.279.4000.000)

= 63.970.000

Nilai import = 1.279.400.000 + 63.970.000 = 1.343.370.000

PPh pasal 22 = 2,5% x 1.343.370.000

= 33.584.250

Pembelian barang pemerintah

Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh pemerintah pusat termasuk BUMN dan
BUMD. PPh pasal 22 dihitung berdasarkan pembelian barang pemerintah. Tarifnya adalah 1,5% dari
harga beli apabila rekanan tidak memiliki NPWP, maka dipungut lebih tinggih yaitu sebesar 100%.

Badan usaha

Badan usaha melakukan penjualan hasil produksi dalam negeri.

a. Industry semen : 0,25% x DPP PPN (tidak final)


b. Industry kertas : 0,1% x DPP PPN (tidak final)
c. Indutri baja : 0,3% x DPP PPN (tidak final)
d. Indutri otomotif x DPP PPN (tidak final)
e. Indutri farmasi : 0,35 x DPP PPN (tidak final)

Terutang dan dipungut pada saat penjualan

Atas penjualan hasil tertentu

Atas penjualan BBM, gas, dan pelumas oleh produsen atau importir. Apabila BBM yang dibeli
dari pertamina maka penjualannya adalah 0,25% dan non pertamina adalah 0,3%, sedangkan untuk BBG
dan Pelumas penjualannya sama yaitu 0,35 untuk pertamina dan non pertamina.

Pedagang pengumpul

Baik pertanan, perhutanan, perkebunan, dan perikanan tarifnya adalah 0,25% dari pembelian dan tidak
kuang dari Rp. 20.000.000. apabila kurang dari Rp. 20.000.000 maka tidak termasuk perhitungan PPh
pasal 22.

Wajib Pajak tertentu

a. ATPM dan APM, importir umum kendaraan tidak termasuk kendaraan berat (0,45% dari dasar
pengenaan PPN)
b. Pembelian batu bara, mineral logam, dan mineral bukan logam dari wajib pajak orang pribadi
pemegang ijin (1,5% dari harga beli tidak termasuk PPN)\
c. Penjualan emas batangan oleh badan usaha (0,45% dari harga jual emas batangan)

Ekspor

a. Ekspor komoditas barubara, mineral logam dan mineral bukan logam (lampiran 4) sebesar 1,5%

Barang mewah

a. Pesawat udara pribadi dan helicopter pribadi


b. Kapal pesiar, yatch, dan sejenisnya
c. Rumah dengan luas > 400m2 atau lenigh dengan nilai jual lebih dari Rp. 30.000.000.000 tarif 1%
d. Apartemen, kodominium, dan sejenisnya luas > 150m2 atau lebih dengan nilai jual lebih dari Rp.
30.000.000.000 tarif 1%
e. Kendaraan bermotor roda empat harga jual > Rp. 3.000.000 atau kapasitas silinder > 250 CC

Tarif :

Objek no. 1 dan 2 (5%)

Objek no. 5 dan 6 (5%)

Objek no, 3 dan 4 (1%)


Dikecualikan dari PPh pasal 22

a. Barang perwakilan Negara asing dan pejabatnya yang bertugas di Indonesia dengan asas timbale
balik
b. Barang keperluan badan internassional dan pejabatnya yang bertugas di Indonesia
c. Barang kiriman hadiah atau hibah untuk ibadah umum, amal,social, kebudayaan atau
kepentingan penanggulangan bencana
d. Barang untuk keperluan museum, kebun binatang, konservasi alam
e. Barang untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
f. Barang khusus untuk tuna netra dn penyandang cacat lainnya
g. Peti atau kemasan lainnya yang berisi jenazah atau abu
h. Barang pindahan
i. Barang pribadi pindahan yang telah disesuaikan dengan batas kepabean
j. Barang yang diimpor oleh pemerintah pusat atau daerah untuk kepentingan umum
k. Impor sementara jika pada waktu impornya nyata-nyata dumaksudkan untuk diekspor kembali
l. Impor kembaliyang meliputi barang yang telah diekspor dan kemudian diimpor kembali
m. Belanja pegawai yang dilakukan oleh bendahara pemerintah yang nilainya kurang dari Rp.
2.000.000 dan tidak merupakan nilai yang terpecah
n. Belanja yang dilakukan oleh BUMN yang nilainya kurang dari Rp. 10.000.000 dan tidak
merupakan nilai terpecah
o. Pembelian BBM, gas, pelumas , dan benda pos
p. Pemakaian air dan listrik

Anda mungkin juga menyukai