Tugas Resume PPH Pasal 22
Tugas Resume PPH Pasal 22
Oleh :
NIM : 2017051067
Prodi/Kelas : S1 Akuntansi/2C
SINGARAJA
2021
PPh pasal 22 merupakan pajak yang dipungut atas kegiatan- kegiatan diantaranya impor, pembelian
barang oleh bendahara penjualan dalam menentukan usaha tertentu. Pemungut PPh pasal 22 antara
lain :
Impor barang dikenakan pasal 22 berdasarkan nilai impor. Nilai impor adalah nilai keseluruhan
yang dikenakan atas nilai barang yang masuk ke pabean. Untuk mrenghitung PPh pasal 22 adalah harga
barang tidak termasuk PPN dan tidak termasuk PPNPN. Unutk tarif PPh pasal 22 ada dua ketentuan yaitu
PMK 34 dan PMK 110 atas lampiran 1 adalah sebesar 10% apabila barang yang diimpor ada dalam
lampiran ke 2 baik memiliki angka pengenal importir (API) ataupun tidak maka tarifnya sebesar 7,5% .
atas impor tertentu sebagai contoh kedelai, gandum dan tepung terigu dengan menggunakan API maka
tarif yang dikenakan adalah sebesar 0,5%. Selain barang-barang yang sudah disebutkan baik dalam
lampiran 1, 2, 3, 4 dan tidak termasuk kedelai, gandum, dan tepung terigu , selain lampiran 1, 2, 3, 4
suatu perusahaan memiliki API maka tarif yang diknakan sebesar 2,5%, tetapi jika tidak dikenakan API
maka tarif yang dikenakan sebesar 7,5%. Apabila didapatkan dari hasil lelang , maka atas lelang tersebut
maka akan dikenakan pasal 22 hanya saja tidak dihitung dari nilai impor tetapi dari nilai lelang yang
dikalikan dengan tarif sebesar 7,5%.
Contoh kasus
PT. Aneka Tama membeli seperangkat mesin cetak dari Qara Ink yang berkantor di Singapura. Harga
mesin SGD 150.000, dengan tarif beam auk adlah 5% dari harga barang dan biaya asuransi adalah 10%
dari harga barang. Ongkos angkut adlah Rp. 10.000.000. Hitung PPh pasal 22 atas transaksi tesebut.
(1SGD = Rp. 10.000).
Penyelesaian :
5% (1.660.000.000) = 83.000.000
1.660.000.000 + 83.000.000
= 1.743.000.000
= 43.575.000
Kasus 2
F = 10.000.000
= 5% (1.279.4000.000)
= 63.970.000
= 33.584.250
Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh pemerintah pusat termasuk BUMN dan
BUMD. PPh pasal 22 dihitung berdasarkan pembelian barang pemerintah. Tarifnya adalah 1,5% dari
harga beli apabila rekanan tidak memiliki NPWP, maka dipungut lebih tinggih yaitu sebesar 100%.
Badan usaha
Atas penjualan BBM, gas, dan pelumas oleh produsen atau importir. Apabila BBM yang dibeli
dari pertamina maka penjualannya adalah 0,25% dan non pertamina adalah 0,3%, sedangkan untuk BBG
dan Pelumas penjualannya sama yaitu 0,35 untuk pertamina dan non pertamina.
Pedagang pengumpul
Baik pertanan, perhutanan, perkebunan, dan perikanan tarifnya adalah 0,25% dari pembelian dan tidak
kuang dari Rp. 20.000.000. apabila kurang dari Rp. 20.000.000 maka tidak termasuk perhitungan PPh
pasal 22.
a. ATPM dan APM, importir umum kendaraan tidak termasuk kendaraan berat (0,45% dari dasar
pengenaan PPN)
b. Pembelian batu bara, mineral logam, dan mineral bukan logam dari wajib pajak orang pribadi
pemegang ijin (1,5% dari harga beli tidak termasuk PPN)\
c. Penjualan emas batangan oleh badan usaha (0,45% dari harga jual emas batangan)
Ekspor
a. Ekspor komoditas barubara, mineral logam dan mineral bukan logam (lampiran 4) sebesar 1,5%
Barang mewah
Tarif :
a. Barang perwakilan Negara asing dan pejabatnya yang bertugas di Indonesia dengan asas timbale
balik
b. Barang keperluan badan internassional dan pejabatnya yang bertugas di Indonesia
c. Barang kiriman hadiah atau hibah untuk ibadah umum, amal,social, kebudayaan atau
kepentingan penanggulangan bencana
d. Barang untuk keperluan museum, kebun binatang, konservasi alam
e. Barang untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
f. Barang khusus untuk tuna netra dn penyandang cacat lainnya
g. Peti atau kemasan lainnya yang berisi jenazah atau abu
h. Barang pindahan
i. Barang pribadi pindahan yang telah disesuaikan dengan batas kepabean
j. Barang yang diimpor oleh pemerintah pusat atau daerah untuk kepentingan umum
k. Impor sementara jika pada waktu impornya nyata-nyata dumaksudkan untuk diekspor kembali
l. Impor kembaliyang meliputi barang yang telah diekspor dan kemudian diimpor kembali
m. Belanja pegawai yang dilakukan oleh bendahara pemerintah yang nilainya kurang dari Rp.
2.000.000 dan tidak merupakan nilai yang terpecah
n. Belanja yang dilakukan oleh BUMN yang nilainya kurang dari Rp. 10.000.000 dan tidak
merupakan nilai terpecah
o. Pembelian BBM, gas, pelumas , dan benda pos
p. Pemakaian air dan listrik