MATA KULIAH
AKUNTANSI BIAYA
Disusun oleh :
IRDA AGUSTYA (D3-0316.)
WITA MERALDA PASARIBU (D3.O316.021)
BOGOR, 21 OKTOBER 2017
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya yang berkaitan
dengan materi Penentuan Harga Pokok Produk dengan menggunakan metode Harga Pokok Pesanan
atau full costing. Tujuan penyusunan makalah adalah untuk menjelaskan siklus akuntansi biaya untuk
menentukan harga pokok produk menggunakan metode full costing pada perusahaan manufaktur,
menjelaskan karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan serta untuk menjelaskan manfaat informasi
Harga Pokok Produksi Per Pesanan.
Dengan demikian kami berharap makalah ini dapat memenuhi tugas tersebut dan mampu
membuat pembaca memahami lebih lanjut tentang proses siklus akuntansi biaya untuk menentukan
harga pokok produk dengan menggunakan metode full costing.
Kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan biaya produksi yang biasa
diterapkan pada perusahaan pabrik (manufaktur) yang memproduksi lebih dari satu jenis produk, atau
perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan. Misalnya perusahaan percetakan, perusahaan mebel,
perusahaan sepatu, perusahaan galangan kapal, kontraktor, dan perusahaan konfeksi.
Dalam perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan, produk yang dibuat tidak
mempunyai ciri-ciri yang sama. Jenis, bentuk, mutu, dan ukurannya disesuaikan dengan keinginan
pemesan, sehingga biaya produksi untuk pembuatan suatu jenis produk akan berbeda dengan biaya
produksi untuk pembuatan produk jenis lainnya.
Sesuai dengan karakteristik produksi pada perusahaan yang membuat barang berdasarkan
pesanan, harga pokok setiap jenis barang yang dibuat harus ditentukan dengan cara mengumpulkan
biaya produksi untuk masing-masing jenis barang yang dibuat secara tersendiri. Mungkin saja suatu
jenis pesanan terdiri atas beberapa satuan produk yang sama, dalam hal demikian biaya produksi
untuk pesanan yang bersangkutan dapat dibagikan sama rata kepada jumlah satuan produk pesanan
itu.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode Harga Pokok Pesanan adalah metode
pengumpulan biaya produksi untuk menentukan harga pokok suatu jenis produk, apabila proses
produksi ditujukan untuk pembuatan beberapa jenis produk yang mempunyai ciri-ciri khusus.
C. PENGGOLONGAN BIAYA PRODUKSI DALAM METODE HARGA POKOK
PESANAN
Untuk memudahkan pembebanan biaya kepada setiap jenis produk pesanan, dalam penerapan
metode harga pokok pesanan, biaya produksi digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
1. Biaya produksi langsung
Biaya produksi langsung terdiri atas biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-
biaya tersebut merupakan biaya yang mudah ditelusuri melekatnya pada setiap produk pesanan yang
dibuat. Oleh karena itu, baik biaya bahan langsung maupun biaya tenaga kerja langsung, dapat secara
langsung dihitung sebagai bagian dari harga pokok produk. Dengan kata lain biaya bahan langsung
dan biaya tenaga kerja langsung yang dibebankan kepada produk adalah biaya yang sesungguhnya
terjadi untuk pembuatan produk yang bersangkutan.
2. Biaya produksi tidak langsung
Biaya yang termasuk kedalam golongan produksi tidak langsung, adalah biaya-biaya yang tidak dapat
secara langsung dibebankan kepada produk. Dalam perusahaan yang membuat lebih dari satu jenis
produk, banyak ditemukan biaya yang sulit ditelusuri melekatnya pada produk, sehingga terlalu rumit
untuk secara langsung diperhitungkan sebagai bagian dari harga pokok tiap jenis produk yang dibuat.
Oleh karena itu dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi tidak langsung yang dibebankan
kepada produk, atau yang menjadi bagian dari harga pokok produk ditetapkan berdasarkan tarip yang
telah ditetapkan sebelum proses produksi dimulai. Dengan demikian, bukan biaya produksi tidak
langsung yang sesunggguhnya terjadi.
Pada perusahaan yang proses produksinya berdasarkan pesanan, perusahaan tersebut hanya akan
memproduksi apabila perusahaan itu mendapatkan pesanan dari pihak klien. Karakteristik usaha yang
terdapat pada perusahaan tersebut adalah:
a. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus.
Misalnya disuatu perusahaan ada 2 pesanan. Ketika pesanan yang pertama telah dibuat lalu
selesai dikerjakan maka proses produksi akan dihentikan lalu dilanjutkan dengan pesanan kedua
dengan cara yang sama.
b. Produk dihasilkan sesuai dengan kriteria atau keinginan pemesan.
Pemesan atau klien dapat memesan produk berdasarkan keinginan masing-masing sehingga
produk pesanan kemungkinan besar dapat disebut limited edition karena berbeda dengan pesanan lain.
c. Produksi dibuat untuk memenuhi pesanan bukan untuk memenuhi stock barang digudang.
E. KARAKTERISTIK PENGUMPULAN BIAYA DALAM METODE HARGA POKOK
PESANAN
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengumpulan biaya produksi dalam metode harga
pokok pesanan mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Biaya produksi digolongkan menjadi dua golongan, yaitu biaya produksi langsung dan biaya
produksi tidak langsung.
2. Biaya produksi untuk setiap jenis produk pesanan dikumpulkan secara tersendiri.
3. Harga pokok setiap jenis produk, dihitung setelah produk yang bersangkutan selesai diproses.
Biaya produksi untuk menyelesaikan setiap jenis produk pesanan dicatat dalam kartu harga pokok.
Dalam hal ini kartu harga pokok berfungsi sebagai tempat mencatat biaya bahan langsung dan biaya
tenaga kerja langsung yang sesungguhnya terjadi. Sementara biaya produksi tidak langsung (BOP),
biasanya dicatat (dibebankan) setelah produk yang bersangkutan selesai diproses. Dengan demikian,
apabila suatu produk pesanan telah selesai diproses, harga pokoknya dihitung berdasarkan data biaya
produksi yang telah dicatat dalam kartu harga pokok produk yang bersangkutan.
Berikut ini adalah Prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok pesanan
1. Prosedur Akuntansi Biaya Bahan Baku
Prosedur akuntansi biaya bahan baku meliputi prosedur pembelian sampai dengan pemakaian
bahan baku di dalam pabrik.
a. Pembelian bahan baku :
Persediaan bahan baku xxx
Utang / kas xxx
Apabila BOP sesungguhnya lebih kecil dibandingkan BOP dibebankan, maka jurnalnyasbb :
BOP Sesungguhnya xxx
Selisih BOP xxx
Jika pesanan telah selesai di produksi, maka jurnal yang dibuat sbb:
Persediaan produk selesai xxx
BDP – BBB xxx
BDP – BTK xxx
BDP – BOP xxx
Jika pada akhir periode masih ada pesanan yang belum selesai, maka jurnalnya adalah:
Persediaan produk dalam proses xxx
BDP – BBB xxx
BDP – BTK xxx
BDP – BOP xxx
Fungsi kartu harga pokok pesanan adalah sebagai tempat mencatat biaya produksi yang
terjadi untuk memproduksi suatu pesanan dari pelanggan.
Kartu harga pokok merupakan catatan yang penting dalam metode harga pokok pesanan.
Kartu ini berfungsi sebagai rekening pembantu, yang digunakan untuk mengumpulkan biaya
produksi tiap pesanan produk. Biaya produksi untuk mengerjakan pesanan tertentu dicatat secara
rinci di dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.
Untuk membuat kedua pesanan tersebut, perusahaan membeli bahan baku A dan bahan penolong
X sebagai berikut :
a. Bahan baku A Rp. 5.475.000
Bahan penolong X Rp. 470.000
c. Besarnya gaji dan upah selama periode tersebut adalah Rp. 20.400.000 dengan perincian :
Departemen Produksi :
Upah langsung No. 101 : 225 jam @ Rp. 4.000
Upah langsung No. 102 : 1.250 jam @ Rp. 4.000
Upah tidak langsung 3.000.000
Departemen lainnya :
Gaji karyawan administrasi 4.000.000
Gaji karyawan pemasaran 7.500.000
d. BOP yang sesungguhnya terjadi (selain bahan penolong dan upah tidak langsung yang sudah dicatat
sebelumnya) sebesar Rp. 5.700.000, dengan perincian :
Biaya depresiasi mesin pabrik 1.500.000
Biaya depresiasi gedung pabrik 2.000.000
Biaya asuransi gedung pabrik dan mesin 700.000
Biaya pemeliharaan mesin pabrik 1.000.000
Biaya pemeliharaan gedung pabrik 500.000
e. Perusahaan masih menggantungkan pada tenaga manusia untuk memproses dua pesanan tersebut,
sehingga tarif BOP yang dibebankan kepada pesanan diperkirakan sebesar 150% dari biaya tenaga
kerja langsungnya :
Pesanan 101 : 150%*BTKL Rp. 1.350.000
Pesanan 102 : 150%*BTKL Rp. 7.500.000
f. Pada akhir periode pesanan 101dan 102 telah selesai, Perusahaan tidak mempunyai persediaan
produk jadi. Pesanan No. 101 dan 102 telah diserahkan kepada pemesan dan sudah diterima
pembayaran dari pemesan dalam bentuk dana tunai.
Diminta :
1. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan.
2. Buatlah kartu harga pokok pesanan dan laba rugi untuk pesanan 101 dan 102.
Laba = 3.375.000
KESIMPULAN
Metode harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk menentukan
harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan. Tujuan dari
penggunaan metode harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok produk dari setiap
pesanan baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap-tiap pesanan maupun untuk per satuan.
DAFTAR PUSTAKA
http://yulianapratiwi1d.blogspot.co.id/2014/11/harga-pokok-pesanan.html
http://zulhilmysaputra.blogspot.co.id/2016/02/akuntansi-biaya-metode-harga-pokok.html
http://nihlatullaila14.blogspot.co.id/2017/08/makalah-akuntansi-biaya-metode-harga.html