Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH METODE

HARGA POKOK PESANAN

MATA KULIAH
AKUNTANSI BIAYA

Disusun oleh :
IRDA AGUSTYA (D3-0316.)
WITA MERALDA PASARIBU (D3.O316.021)
BOGOR, 21 OKTOBER 2017
KATA PENGANTAR

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya yang berkaitan
dengan materi Penentuan Harga Pokok Produk dengan menggunakan metode Harga Pokok Pesanan
atau full costing. Tujuan penyusunan makalah adalah untuk menjelaskan siklus akuntansi biaya untuk
menentukan harga pokok produk menggunakan metode full costing pada perusahaan manufaktur,
menjelaskan karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan serta untuk menjelaskan manfaat informasi
Harga Pokok Produksi Per Pesanan.
Dengan demikian kami berharap makalah ini dapat memenuhi tugas tersebut dan mampu
membuat pembaca memahami lebih lanjut tentang proses siklus akuntansi biaya untuk menentukan
harga pokok produk dengan menggunakan metode full costing.
Kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Bogor, 14 Oktober 2017


LATAR BELAKANG
Metode harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk
menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar
pesanan. Atau Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan
seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Di dalam
metode full costing, biaya overhead pabrik yang bersifat variabel maupun tetap dibebankan kepada
produk yang dihasilkan atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar
biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada
harga pokok persediaan produk selesai yang belum dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (elemen
harga pokok penjualan) apabila produk selesai tersebut tidak dijual. Menurut metode full costing,
karena produk yang dihasilkan ternyata menyerap jasa FOH Tetap walaupun tidak secara langsung,
maka wajar apabila biaya tadi dimasukkan sebagai komponen pembentuk produk tersebut.
 Tujuan dari penggunaan metode harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok
produk dari setiap pesanan baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap-tiap
pesanan maupun untuk persatuan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk
pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya
produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.
Pada pengumpulan harga pokok pesanan dimana biaya yang dikumpulkan untuk setiap
pesanan/kontrak/jasa secara terpisah dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya. Atau dalam
pengertian yang lain, penentuan harga pokok pesanan adalah suatu sistem akuntansi yang menelusuri
biaya pada unit individual atau pekerjaan, kontrak atau tumpukan produk yang spesifik. Dalam
pembahasan kali ini diuraikan lebih mendalam metode harga pokok pesanan dalam perusahaan yang
menggunakan full costing dalam penentuan harga produksinya. Uraian akan diawali dengan siklus
akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur, kemudian dilanjutkan dengan karakteristik usaha
perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, serta karakteristik metode harga pokok pesanan.
Dan diakhiri dengan pembahasan metode harga pokok pesanan.
A.        Siklus Akuntansi Biaya dalam Perusahaan Manufaktur
     Siklus Akuntansi Biaya dalam perusahaan dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha perusahaan
tersebut. Pada perusahaan dagang siklus kegiatan dimulai dengan pembelian barang dagangan
kemudian tanpa melalui pengolahan lebih lanjut dan di akhiri dengan penjualan menjual kembali
barang dagangan tersebut. Dalam perusahaan dagang siklus akuntansi biaya dimulai dengan
pencatatan harga pokok barang dagangan yang dibeli dan berakhir dengan penyajian harga pokok
barang dagangan yang dijual. Tujuan akuntansi biaya dalam perusahaan dagang adalah untuk
menyajikan informasi harga pokok barang dagangan yang dijual, biaya administrasi dan umum, serta
biaya pemasaran.
Pada perusahaan jasa siklus kegiatan dimulai dengan persiapan penyerahan jasa dan berakhir
dengan penyerahan jasa kepada pemakainya. Dalam perusahaan jasa siklus akuntansi biaya dimulai
dengan pencatatan biaya persiapan penyerahan jasa dan berakhir dengan disajikannya harga pokok
jasa yang diserahkan. Akuntansi biaya dalam perusahaan jasa bertujuan untuk menyajikan informasi
harga pokok per satuan jasa yang diserahkan kepda pemakai jasa.
Pada perusahaan manufaktur siklus kegiatan dimulai dengan pengolahan bahan baku dibagian
produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang. Dalam perusahaan
manufaktur siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok bahan baku yang
dimasukkan dalam proses produksi, dilanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik yang dikonsumsi untuk produksi, serta berakhir dengan disajikannya harga
pokok produk jadi yang diserahkan oleh bagian produksi ke bagian gudang. Akuntansi biaya dalam
perusahaan manufaktur bertujuan untuk menyajikan informasi harga pokok produksi per satuan
produk jadi yang di serahkan ke bagian gudang.
Pada prosesnya akuntansi biaya akan tampak pada siklus perusahaan manufaktur. Oleh karena itu
pembahasan metode harga pokok pesanan  akan menitik beratkan pada proses di perusahaan
manufaktur saja. Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur digunakan untuk mengkuti
proses pengolahan produk, sejak dari dimasukkannya bahan baku kedalam proses produksi sampai
dengan dihasilkannya produk jadi dari proses produksi tersebut. 

B.    Pengertian Dan Konsep Metode Harga Pokok Pesanan

Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan biaya produksi yang biasa
diterapkan pada perusahaan pabrik (manufaktur) yang memproduksi lebih dari satu jenis produk, atau
perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan. Misalnya perusahaan percetakan, perusahaan mebel,
perusahaan sepatu, perusahaan galangan kapal, kontraktor, dan perusahaan konfeksi.
Dalam perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan, produk yang dibuat tidak
mempunyai ciri-ciri yang sama. Jenis, bentuk, mutu, dan ukurannya disesuaikan dengan keinginan
pemesan, sehingga biaya produksi untuk pembuatan suatu jenis produk akan berbeda dengan biaya
produksi untuk pembuatan produk jenis lainnya.
Sesuai dengan karakteristik produksi pada perusahaan yang membuat barang berdasarkan
pesanan, harga pokok setiap jenis barang yang dibuat harus ditentukan dengan cara mengumpulkan
biaya produksi untuk masing-masing jenis barang yang dibuat secara tersendiri. Mungkin saja suatu
jenis pesanan terdiri atas beberapa satuan produk yang sama, dalam hal demikian biaya produksi
untuk pesanan yang bersangkutan dapat dibagikan sama rata kepada jumlah satuan produk pesanan
itu.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode Harga Pokok Pesanan adalah metode
pengumpulan biaya produksi untuk menentukan harga pokok suatu jenis produk, apabila proses
produksi ditujukan untuk pembuatan beberapa jenis produk yang mempunyai ciri-ciri khusus.
C. PENGGOLONGAN BIAYA PRODUKSI DALAM METODE HARGA POKOK
PESANAN

Untuk memudahkan pembebanan biaya kepada setiap jenis produk pesanan, dalam penerapan
metode harga pokok pesanan, biaya produksi digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
1.      Biaya produksi langsung
Biaya produksi langsung terdiri atas biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-
biaya tersebut merupakan biaya yang mudah ditelusuri melekatnya pada setiap produk pesanan yang
dibuat. Oleh karena itu, baik biaya bahan langsung maupun biaya tenaga kerja langsung, dapat secara
langsung dihitung sebagai bagian dari harga pokok produk. Dengan kata lain biaya bahan langsung
dan biaya tenaga kerja langsung yang dibebankan kepada produk adalah biaya yang sesungguhnya
terjadi untuk pembuatan produk yang bersangkutan.
2.      Biaya produksi tidak langsung
Biaya yang termasuk kedalam golongan produksi tidak langsung, adalah biaya-biaya yang tidak dapat
secara langsung dibebankan kepada produk. Dalam perusahaan yang membuat lebih dari satu jenis
produk, banyak ditemukan biaya yang sulit ditelusuri melekatnya pada produk, sehingga terlalu rumit
untuk secara langsung diperhitungkan sebagai bagian dari harga pokok tiap jenis produk yang dibuat.
Oleh karena itu dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi tidak langsung yang dibebankan
kepada produk, atau yang menjadi bagian dari harga pokok produk ditetapkan berdasarkan tarip yang
telah ditetapkan sebelum proses produksi dimulai. Dengan demikian, bukan biaya produksi tidak
langsung yang sesunggguhnya terjadi.

D. Karakteristik Usaha Perusahaan yang Produksinya Berdasarkan Pesanan

Pada perusahaan yang proses produksinya berdasarkan pesanan, perusahaan tersebut hanya akan
memproduksi apabila perusahaan itu mendapatkan pesanan dari pihak klien. Karakteristik usaha yang
terdapat pada perusahaan tersebut adalah:
a.       Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus.
Misalnya disuatu perusahaan ada 2 pesanan. Ketika pesanan yang pertama telah dibuat lalu
selesai dikerjakan maka proses produksi akan dihentikan lalu dilanjutkan dengan pesanan kedua
dengan cara yang sama.
b.      Produk dihasilkan sesuai dengan kriteria atau keinginan pemesan.
Pemesan atau klien dapat memesan produk berdasarkan keinginan masing-masing sehingga
produk pesanan kemungkinan besar dapat disebut limited edition karena berbeda dengan pesanan lain.
c.       Produksi dibuat untuk memenuhi pesanan bukan untuk memenuhi stock barang digudang.
  E. KARAKTERISTIK PENGUMPULAN BIAYA DALAM METODE HARGA POKOK
PESANAN

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengumpulan biaya produksi dalam metode harga
pokok pesanan mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1.      Biaya produksi digolongkan menjadi dua golongan, yaitu biaya produksi langsung dan biaya
produksi tidak langsung.
2.      Biaya produksi untuk setiap jenis produk pesanan dikumpulkan secara tersendiri.
3.      Harga pokok setiap jenis produk, dihitung setelah produk yang bersangkutan selesai diproses.
Biaya produksi untuk menyelesaikan setiap jenis produk pesanan dicatat dalam kartu harga pokok.
Dalam hal ini kartu harga pokok berfungsi sebagai tempat mencatat biaya bahan langsung dan biaya
tenaga kerja langsung yang sesungguhnya terjadi. Sementara biaya produksi tidak langsung (BOP),
biasanya dicatat (dibebankan) setelah produk yang bersangkutan selesai diproses. Dengan demikian,
apabila suatu produk pesanan telah selesai diproses, harga pokoknya dihitung berdasarkan data biaya
produksi yang telah dicatat dalam kartu harga pokok produk yang bersangkutan.

F.    Prosedur Akuntansi Biaya Pada Metode Harga Pokok Pesanan


Prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok pesanan dapat dikelompokkan menjadi:
1.      Prosedur akuntansi biaya bahan baku
2.      Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja
3.      Prosedur akuntansi biaya overhead pabrik
4.      Prosedur akuntansi produk selesai dan produk dalam proses akhir periode
5.      Prosedur akuntansi penjualan dan penyerahan produk kepada pemesan

Berikut ini adalah Prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok pesanan
1.      Prosedur Akuntansi Biaya Bahan Baku
Prosedur akuntansi biaya bahan baku meliputi prosedur pembelian sampai dengan pemakaian
bahan baku di dalam pabrik.
a.      Pembelian bahan baku :
Persediaan bahan baku                                                      xxx
            Utang / kas                                                                              xxx

b.      Pemakaian bahan baku


BDP – BBB                                                                      xxx
            Persediaan bahan baku                                                            xxx

2.      Prosedur Akuntansi Biaya Tenaga Kerja


Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja meliputi prosedur terjadinya gaji dan upah,
pembayaran gaji dan upah, dan distribusi gaji dan upah untuk semua karyawan perusahaan baik
produksi maupun bagian non produksi.
a.      Penentuan gaji dan upah
Gaji & upah                                                                       xxx
            Hutang gaji & upah                                                                 xxx
            Pph pasal 21                                                                            xxx

b.      Pembayaran gaji & upah :


Hutang gaji & upah                                                           xxx
            Kas                                                                                          xxx
c.       Distribusi gaji & upah :
BDP – BTK                                                                      xxx
            Biaya gaji & upah                                                                   xxx

3.      Prosedur Akuntansi Biaya Overhead Pabrik


Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling komplek.untuk keadilan dan ketelitian
pembebanan harus digunakan tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka.Apabila tarif biaya
overhead pabrik sudah ditentukan, prosedur akuntansi biaya overhead pabrik sebagai berikut:

a.      Prosedur akuntansi pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya


Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam periode yang bersangkutan ditampung
dalam rekening biaya overhead sesungguhnya dan dimasukkan ke dalam kartu pembantu biaya
overhead pabrik.
BOP Sesunggguhnya                                                  xxx
           Biaya bahan penolong                                                 xxx
                  Biaya gaji & upah                                                       xxx
Biaya tenaga listrik & air                                            xxx
Biaya asuransi                                                             xxx
Biaya penyusutan mesin                                             xxx
Biaya penyusutan gedung                                           xxx
Biaya pemeliaharaan mesin                                         xxx

b.      Prosedur Akuntansi Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Pada Pesanan


Atas dasar perintah jurnal, maka dibuat jurnal pembebanan bop dan dimasukkan ke dalam kartu harga
pokok pesanan.
BDP – BOP                                                                 xxx
                  BOP Dibebankan                                                        xxx

c.       Prosedur akuntansi perhitungan dan perlakuan selisih biaya overhead pabrik


Pada akhir periode akuntansi akan dihitung besarnya selisih BOP sesungguhnya dengan BOP yang
dibebankan. Berikut ini jurnal yang biasanya dibuat di perusahaan:
 Jurnal menutup biaya overhead pabrik dibebankan ke biaya overhead pabrik sesungguhnya.
BOP dibebankan                                              xxx
BOP sesungguhnya                                         xxx
 Jurnal untuk menutup biaya overhead pabrik sesungguhnya dan menghitung selisih
Apabila BOP sesungguhnya lebih besar dibandingkan BOP dibebankan, maka jurnalnya sbb:
Selisih BOP                                                      xxx
             BOP Sesungguhnya                                        xxx

Apabila BOP sesungguhnya lebih kecil dibandingkan BOP dibebankan, maka jurnalnyasbb :
BOP Sesungguhnya                                         xxx
             Selisih BOP                                                     xxx

 Salah satu perlakuan yaitu masuk ke rekening rugi laba


Jika terdapat selisih tidak mengguntungkan, maka jurnal sbb :
harga pokok penjualan                                     xxx
             selisih BOP                                                     xxx

Jika terdapat selisih menguntungkan, maka jurnalnya yang dibuat adalah :


Selisih BOP                                                      xxx
             Harga pokok penjualan                                   xxx
4.    Prosedur Akuntansi Produk Selesai Dan Produk Dalam Proses Akhir Periode

Jika pesanan telah selesai di produksi, maka jurnal yang dibuat sbb:
Persediaan produk selesai                                           xxx
            BDP – BBB                                                                xxx
            BDP – BTK                                                                xxx
            BDP – BOP                                                                xxx

Jika pada akhir periode masih ada pesanan yang belum selesai, maka jurnalnya adalah:
Persediaan produk dalam proses                                 xxx
            BDP – BBB                                                                xxx
            BDP – BTK                                                                xxx
            BDP – BOP                                                                xxx

5.   Prosedur Akuntansi Penjualan Dan Penyerahan Produk Kepada Pemesan

Berdasarkan faktur penjualan, maka jurnal penjualan barang adalah


Piutang dagang/ kas                                                    xxx
            Penjualan                                                                     xxx
Harga pokok penjualan                                               xxx
Persediaan produk selesai                                           xxx

G.    KARTU HARGA POKOK PESANAN

Fungsi kartu harga pokok pesanan adalah sebagai tempat mencatat biaya produksi yang
terjadi untuk memproduksi suatu pesanan dari pelanggan.
Kartu harga pokok merupakan catatan yang penting dalam metode harga pokok pesanan.
Kartu ini berfungsi sebagai rekening pembantu, yang digunakan untuk mengumpulkan biaya
produksi tiap pesanan produk. Biaya produksi untuk mengerjakan pesanan tertentu dicatat secara
rinci di dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.

KARTU HARGA POKOK PESANAN


No. Pesanan : Nama pemesan :
Tgl pesan      : Jumlah              :
Tgl Selesai    : Harga jual         :
Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik
Tgl Ket Jumlah Tg Ket Jumlah Tgl Ket Jumlah
l
Contoh Kasus Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan

PT. TIARA berusaha dalam bidang percetakan.Semua pesanan diproduksi berdasarkan spesifikasi


dari pemesan, dan biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan yang diterima.Dalam bulan
September 2013, PT. VIOLA memesan kartu undangan (No. 101) sebanyak 1.500 lembar. Harga jual
perlembar adalah Rp. 3.000 dan pamflet iklan (No. 102) sebanyak 20.000 lembar, dengan harga jual
Rp. 1.000,00 per lembar. Berikut ini kegiatan produksi dan pencatatan akuntansi untuk memenuhi
pesanan tersebut :

Untuk membuat kedua pesanan tersebut, perusahaan membeli bahan baku A dan bahan penolong
X sebagai berikut :
a.       Bahan baku A         Rp.  5.475.000
Bahan penolong X  Rp.     470.000

b.      Bahan baku dan bahan penolong yang dipakai sbb :


Bahan baku A  untuk pesanan 101                 Rp.1.350.000
Bahan baku A  untukpesanan 102                  Rp 4.125.000
Bahan penolong X                                          Rp.   300.000

c.       Besarnya gaji dan upah selama periode tersebut adalah Rp. 20.400.000 dengan perincian :
Departemen Produksi :
Upah langsung No. 101 : 225 jam @ Rp. 4.000          
Upah langsung No. 102 : 1.250 jam @ Rp. 4.000
Upah tidak langsung 3.000.000

Departemen lainnya :
Gaji karyawan administrasi 4.000.000
Gaji karyawan pemasaran 7.500.000

d.      BOP yang sesungguhnya terjadi (selain bahan penolong dan upah tidak langsung yang sudah dicatat
sebelumnya) sebesar Rp. 5.700.000, dengan perincian :
Biaya depresiasi mesin pabrik           1.500.000
Biaya depresiasi gedung pabrik                      2.000.000
Biaya asuransi gedung pabrik dan mesin        700.000
Biaya pemeliharaan mesin pabrik                    1.000.000
Biaya pemeliharaan gedung pabrik                 500.000

e.       Perusahaan masih menggantungkan pada tenaga manusia untuk memproses dua pesanan tersebut,
sehingga tarif BOP yang dibebankan kepada pesanan diperkirakan sebesar 150% dari biaya tenaga
kerja langsungnya :
Pesanan 101 : 150%*BTKL  Rp. 1.350.000
Pesanan 102 : 150%*BTKL  Rp. 7.500.000

f.       Pada akhir periode pesanan 101dan 102  telah selesai, Perusahaan tidak mempunyai persediaan
produk jadi. Pesanan No. 101 dan 102 telah diserahkan kepada pemesan dan sudah diterima
pembayaran dari pemesan dalam bentuk dana tunai.
Diminta :
1.      Buatlah ayat jurnal yang diperlukan.
2.      Buatlah kartu harga pokok pesanan  dan laba rugi  untuk  pesanan 101 dan 102.

a. Pembelian Bahan Baku :


Persediaan Bahan Baku                                                    5.475.000
Persediaan Bahan Penolong                                                 470.000
            Kas                                                                                                      5.945.000

b. Pemakaian Bahan Baku :


BDP-Biaya Bahan Baku                                                   5.475.000
BOP Sesungguhnya                                                              300.000
            Persediaan Bahan Baku                                                                      5.475.000
            Persediaan Bahan Penolong                                                                    300.000

c. Mencatat Pembayaran  Gaji& Upah :


Gaji & Upah                                                                20.400.000
                        Kas                                                                                          20.400.000

Mencatat Biaya Gaji & Upah Langsung & Tidak Langsung :


BDP-Biaya Tenaga Kerja                                                       5.900.000
BOP Sesungguhnya                                                                14.500.000
            Gaji & Upah                                                           20.400.000

d. Mencatat BOP Sesungguhnya :


BOP-Sesungguhnya                                                                5.700.000
            Biaya Depresi Mesin Pabrik 1.500.000
            Biaya Depresi Gedung Pabrik                                           2.000.000
            Biaya Asuransi Gedung Pabrik & Mesin                        700.000
            Biaya Pemeliharaan Mesin Pabrik                                 1.000.000
            Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik                            500.000

e. Mencatat BOP yang Dibebankan

Pesanan 101 = 150% x 900.000 = 1.350.000


Pesanan 102 = 150% x 5.000.000 = 7.500.000
                                                         
BDP-BOP                                                                               8.850.000
BOP Dibebankan                                                      8.850.000

Menutup Akun BOP yang Dibebankan


BOP Sesungguhnya = 300.000 + 14.500.000 + 5.700.000 = 20.500.000
BOP Dibebankan = 8.850.000
Selisih BOP = 11.650.000

BOP Dibebankan                                                                    8.850.000


            BOP Sesungguhnya                                                   8.850.000

Mencatat Selisih BOP


Selisih BOP                                                                             11.650.000
            BOP Sesungguhnya                                                 11.650.000
Mencatat Laba/Rugi selisih BOP
Dari kasus ini, selisih BOP mengalami rugi dan dipindahkan ke  akun harga pokok penjualan
HPP                                                                                         11.650.000
            Selisih BOP                                                                                         11.650.000

f. Mencatat Produk Selesai


Persediaan Barang Jadi                                                           20.225.000
            BDP-Biaya Bahan Baku                                                                     5.475.000
            BDP-Biaya Tenaga Kerja                                                                   5.900.000
            BDP-BOP                                                                                           5.850.000

Mencatat Penyerahan Produk Selesai


Kas                                                                                          24.500.000
Harga Pokok Penjualan                                                           20.225.000
            Penjualan                                                                                             24.500.000
            Persediaan Barang Jadi                                                                       20.225.000

KARTU HARGA POKOK PESANAN


No. Pesanan : 101 Nama pemesan : PT.VIOLA
Tgl pesan      : Jumlah              : 1.500 Lembar
Tgl Selesai    : Harga jual         : @Rp. 3.000
Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik
Tgl Ket Jumlah Tgl Ket Jumlah Tgl Ket Jumlah
10/9 BB A 1.350.000 28/9 225x4000 900.000 150%x900.000 1.350.000

Jlh 1.350.000 Jlh 900.000 Jlh 1350.000

Jumlah HP Pesanan 101 = 3.600.000


Harga Jual = 1500 x 3.000 = 4.500.000
Laba =900.00
KARTU HARGA POKOK PESANAN
No. Pesanan : 102 Nama pemesan : PT.VIOLA
Tgl pesan      : Jumlah              : 20.000 Lembar
Tgl Selesai    : Harga jual         : @Rp.1.000
Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik
Tgl Ket Jumlah Tgl Ket Jumlah Tgl Ket Jumlah
BB A 4.125.000 1250x4000 5.000.000 150%x5.000.000 7.500.000

Jlh 4.125.000 Jlh 5.000.000 Jlh 7.500.000

Jumlah HP Pesanan 102 = 16.625


Harga Jual = 20.000 x 1.000 = 20.000.000

Laba = 3.375.000
KESIMPULAN
Metode harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk menentukan
harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan. Tujuan dari
penggunaan metode harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok produk dari setiap
pesanan baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap-tiap pesanan maupun untuk per satuan.
DAFTAR PUSTAKA

http://yulianapratiwi1d.blogspot.co.id/2014/11/harga-pokok-pesanan.html
http://zulhilmysaputra.blogspot.co.id/2016/02/akuntansi-biaya-metode-harga-pokok.html
http://nihlatullaila14.blogspot.co.id/2017/08/makalah-akuntansi-biaya-metode-harga.html

Anda mungkin juga menyukai