“STRATEGI DEFENSIF”
Kelompok 9:
SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap perusahaan rawan terhadap serangan pesaing. Serangan datang dari dua jenis
pesaing - pendatang baru dan pesaing mapan yang berusaha memperbaiki posisinya. Strategi
defensif bertujuan mengurangi kemungkinan diserang, membelokkan serangan kearah yang
tidak membahayakan, atau mengurangi intensitasnya. Hampir semua strategi defensive
memerlukan investasi- perusahaan mengorbankan kemampulabaan jangka pendek untuk
memperoleh ketangguhan jangka panjang. Hal ini dilakukan dengan mengurangi perangsang
bagi pesaing untuk menyerang perusahaan, atau membangun hambatan masuk sehingga
serangan semakin sulit dilakukan.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Proses masuk dan pengaturan posisi kembali
Strategi defensive yang tepat harus dirumuskan untuk menghadapi seluruh serangan,
bukan hanya satu gerakan.
Proses memasuki industry (entry) atau perbaikan posisi (repositioning) terdiri atas
empat periode, antara lain:
4. Pasca masuk (postentry): adalah periode setelah memasuki industry. Pada tahap ini
investasi oleh pendatang telah bergeser kepada hal-hal yang diperlukan untuk memelihara
atau mempertahankan posisinya dalam industry.
Semua tahap dalam proses masuk atau proses perbaikan posisi penting artinya bagi
strategi defensive karena beberapa alasan yaitu pertama, tingkat komitmen perusahaan
penantang pada strateginya mungkin berbeda dalam berbagai tahap. Kedua hambatan
keluar (exit barrier) dan hambatan penciutan (shrinkage barrier) juga cenderung
meningkat setelah beberapa waktu. Dengan adanya hambatan keluar dan hambatan
penciutan yang tinggi, sulit untuk mengusir penantang atau memaksanya membatasi atau
menururnkan skala sasarannya. Penantang akan terus belajar setelah proses masuk atau
perbaikan posisinya berlangsung.
Perusahaan tidak dapat mempertahankan diri terhadap berbagai jenis serangan dari
semua pesaing atau pesaing yang potensial. Oleh karena itu, pertahanan sebelum
munculnya penantang harus lebih umum. Asas yang muncul adalah bahwa akan lebih
baik mengantisipasi perusahaan yang paling mungkin menjadi penantang, dan cara
menyerang yang akan mereka gunakan.
Taktik Defensif
Ketiga jenis taktik itu dapat diterapkan sebelum maupun sesudah tantangannya
muncul.
Taktif defensive yang menimbulkan hambatan structural adalah menutup jalan yang
mungkin dipakai penantang untuk menyerang. Beberapa tindakan yang paling tepat adalah
sebagai berikut:
1. Mengisi kesenjangan produk atau posisi. Untuk mengisi kesenjangan dilakukan dengan
beberapa cara:
Memperluas lini produk untuk menutup ceah produk yang mungkin timbul.
Penetapan harga defensive yang rendah untuk jenis produk disekitar lini produk
pesaing untuk mencegah perluasan lini produk pesaing.
Membantu pesaing yang baik untuk mengisi kesenjangan tanpa mengancam
perusahaan.
2. Menutup akses pada saluran. Perusahaan mempersulit penantang untuk mencapai saluran
distribusi, tidak hanya itu perusahaan juga harus diarahkan untuk menutup saluran lain yang
dapat menjadi saluran pengganti atau batu loncatan untuk memasuki saluran distribusi
perusahaan. Taktik menutup saluran meliputi tindakan berikut ini:
Penurunan harga secara selektif pada produk yang paling cenderung pertama kali
dibeli.
Memberikan kupon atau contoh barang secara Cuma-Cuma kepada pembeli yang
paling cenderung mencoba produk baru.
Memberikan diskon atau kemudahan lain yang dapat meningkatkan persediaan
pembeli, memperpanjang tenggang waktu antarpesanan. Semua ini mempersulit
perusahaan penantang untuk memperoleh pesanan.
13. Membentuk koalisi untuk menimbulkan hambatan atau merangkul para penantang.
3. Membangun posisi penghalang. Posisi penghalang dalam unit usaha di mana pesaing
menghasilkan sebagian besar dari arus kas atau kemampulabaannya menjadi landasan untuk
serangan balasan yang paling efektif.
4. Menandingi Jaminan. Perusahaan meningkatkan ancamannya melakukan serangan balasan
jika ia memperlihatkan komitmennya untuk menyamai atau menandingi harga atau
persyaratan lain yang ditawarkan para pesaing.
5. Meningkatkan sanksi keluar dari industry atau hilangnya pangsa pasar. Cara untuk
menunjukkan kesungguhan perusahaan melakukan serangan balasan:
Lompatan Katak. Jika perusahaan bertahan dapat memperkenalkan produk atau proses
baru pada waktu serangan perusahaan penantang sedang berlangsung ndakan demikian
tindakan ini dapat membuat penantang mundur . Terutama jika tindakan demikian
memaksanya melakukan investasi lebih lanjut agar tetap bertahan mengorbankan sumber
daya dalam jumlah besar.
Tuntutan. Tuntutan hukum dapat meningkatkan resiko dan biaya investasi lebih lanjut
oleh perusahaan penantang, sehingga menghambat kemajuannya. Bentuk-bentuk tututan yang
dapat digunakan untuk serangan balasan adalah sebagai berikut:
Gugatan paten dapat meningkatkan ketidakpastian masa depan produk atau proses
perusahaan penantang.
Gugatan anti kartel melawan setiap taktik agresif yang digunakan penantang
perusahaan.
Gugatan yang mempermasalahkan claim prestasi produk oleh perusahaan penantang.
2. Asimetri Biaya. Perusahaan bertahan harus memilih taktik defensif yang membuat para
penantang potensial menanggung kekalahan biaya relatif yang sebesar-besarnya. Efektiviras
suatu taktik defensif bergantung pada asimetri antara biaya yang diperlukan perusahaan
dengan biaya yang harus ditanggung penantang. Contoh , peningkatan periklanan melalui
jaringan televisi nasional oleh perusahaan dengan pangsa pasar yang biasanya menimbulkan
biaya lebih besar bagi penantang dengan pangsa pasar kecil ,karena iklan pada jaringan
televisi nasional hanya dapat dibenarkan dengan skala ekonomi pasar nasional. Pengenalan
generasi baru dapat menimbulkan biaya yang lebih besar untuk perusahaan penantang, karena
sebagian besar biaya pengenalan produk baru merupakan biaya tetap dan perusahaan
penantang harus mengamortisasikannya dengan volume penjualan awal yang jauh lebih
kecil. Sebaliknya, pemotongan mungkin menimbulkan biaya yang sama atau bahkan lebih
besar bagi perusahaan bertahan dibandingkan dengan bagi perusahaan penantang. Menurut
usahribahasa lama.
Asimetri biaya timbul karena perbedaan posisi perusahaan dengan penantangnya
dalam hal berbagai penentu biaya, seperti skala, pemahaman, Perusahaan harus memilih
taktik defensif yang menaikkan posisi biayanya dengan peningkatan lebih kecil dibandingkan
dengan peningkatan posisi biaya pesaing- seringkali taktik ini merupakan faktor diferensiasi
yang membuat perusahaan memiliki keunggulan biaya dalam diferensiasi .Dalam beberapa
industri peningkatan periklanan sedangkan dalam industri lainnya mungkin akan
memperbesar armada penjualan merupakan titik tolak untuk menemukan asimetri biaya.
Asimetri biaya dalam taktik defensif sangat dipengaruhi oleh apakah taktik itu dapat
diarahkan pada jalan yang cenderung dipakai untuk serangan atau ancaman penantang, atau
apakah taktik itu bersifat lebih umum. Taktik yang berlaku menyeluruh (misalnya, diskon
dalam daftar harga) umumnya lebih mahal daripada taktik yang dapat diarahkan. Sebagai
contoh, kemampuan memotong harga hanya untuk produk yang cenderung dibeli pertama
kali oleh para pembeli baru jelas lebih murah dibandingkan dengan pemotongan harga untuk
seluruh lini produk. Strategi defensif yang baik menghendaki agar investasi defensif sejauh
mungkin diarahkan pada ancaman yang paling serius. Asimetri biaya taktik defensif jelas
juga tergantung pada penantang spesifik yang dihadapi. Misalnya, peningkatan periklanan
nasional akan efektif jika penantang yang dihadapi adalah perusahaan yang baru berdiri,
tetapi tidak akan banyak artinya jika penantang adalah perusahaan barang konsumen yang
besar dan berhasil. Dengan mutlak demikian, asimetri biaya taktik defensif besifat relatif dan
tidak mutlak.
3. Daya Tahan Akibat. Perusahaan harus memilih taktik defensif yang awet akibatnya.
Efektivitas biaya setiap kebijaksanaan defensif tergantung pada investasi kembali
mempertahankan nilai defensifnya. Misalnya upaya memperbesar mencakup biaya periklanan
berakibat jauh Ke Depan, tetapi Perusahaan Harus Terus melakukan Investasi ulang dalam
periklanan untuk review mempertahankan hambatan Yang Telah tercipta. Namun, investasi
dalam proses produksi baru sebagai hambatan tidak akan cepat rapuh. Demikian pula,
investasi untuk memonopoli akses ke pemasok dapat menimbulkan hambatan yang sangat
lama. Jika perusahaan tidak mampu menciptakan hambatan lama atau ancaman serangan
berjangka panjang, maka hanya investasi yang dapat dibenarkan atau tidak ada sama sekali.
Sebaiknya Perusahaan lakukan Investasi dalam Upaya Menurunkan perangsang Bagi
Perusahaan lain untuk memasuki industri, atau sebaiknya Segera Menuai posisinya.
4. kejelasan Pesan. Perusahaan harus memilih taktik defensif yang diyakininya bahwa
implikasi akan terbaca dan dipahami penantang potensial. Para pengiring sering berbeda
pemahaman. mengenai ekonomi industri dan kemampuan melihat isyarat. Isyarat mungkin
tidak terbaca dan arti yang penting beberapa taktik disalahtafsirkan .umumnya taktik yang
menyangkut harga,kredit, periklanan ,armada dan produk baru mudah dilihat, sedangkan
taktik yang menyangkut isyarat tidak langsung (misalnya, pengumuman perluasan
kapasitas)perubahan , proses, atau peningkatan hambatan yang keluar dan hambatan kurang
jelas.
5. Kredibilitas. Perusahaan harus memilih kata defensif yang dapat dipercaya. Taktik defensif
sangat berbeda dari segi seberapa jauh penantang menganggapnya serius. Taktik defensif
yang meningkatkan hambatan tidak akan menguntungkan ketika penantang sebagai bentuk
persaingan permanen atau berjangka panjang. Kredibilitas suatu ancaman untuk serangan
balasan pada sumber daya serta pernyataan kesungguhan melakukannya.
6. Dampak Pada Tujuan Pesaing. Perusahaan harus mengambil taktik defensif yang dapat
diukur pada tujuan tertentu dari para penantang potensialnya. Karena tujuan penantang
mungkin berbeda-beda, tidak semua taktik akan sama efektifnya. Misalnya, taktik defensif
yang sangat efektif untuk satu sama lain, mungkin sama sekali tidak efektif terhadap
perusahaan milik negara. Demikian pula, para penantang berbeda dalam kepekaannya
terhadap kerugian perusahaan dan laba jangka pendek. Mereka sering mengatakan bahwa
mereka tidak menyerang yang tidak "rasional" Serangan yang dianggap-olah tidak rasional
yang sering merupakan tindakan penantang yang memiliki tujuan yang berbeda. Taktik
defensif harus mencerminkan tujuan penantang, dan bukan tujuan perusahaan bertahan.
7. Akibat Struktural Lainnya. Perusahaan harus memiliki taktik defensif yang memiliki
hubungan positif dan netral pada unsur struktural industri dan mengesampingkan taktik yang
permanen merongrong struktur industri. Produk-produk baru yang meningkatkan biaya
beralih (switching cost) dan menimbulkan subtitusi, misalnya, adalah taktik defensif yang
lebih baik daripada pemotongan harga yang berakibat meningkatkan persepsi terhadap
ancaman serangan balasan kadang-kadang memiliki akibat sampingan yang yang tidak
menguntungkan, yaitu membuat persaingan dalam industri. Misalnya, meningkatkan
hambatan keluar (exit barrier) dapat menambah beban di antara pemegang posisi dalam
industri yang mengikutinya. Para pemimpin industri terutama berusaha mempengaruhi
struktur industri dengan langkah-langkah defensif mereka.
Taktik defensif dapat juga melukai persaingan yang baik. Kenaikan belanja
periklanan atau pemotongan harga dapat meningkatkan posisi yang relatif baik dan
menurunkan kemampuan mereka menggunakan fungsi yang diuraikan. Baik untuk melihat
lebih banyak langkah yang tidak diarahkan ke mereka tetapi penantang lainnya.
8. Peniruan Oleh Para Pemegang Posisi Lain. Taktik defensif biasanya akan sangat
berpengaruh dalam hal pendatang baru jika dikuti para pemegang posisi lain dalam industri.
Peniruan oleh para pemegang posisi lain berarti pendatang baru Tidak dapat menghambat
yang menciptakan investasi dengan perusahaan lain dalam industri. Namun, para peserta
kecil mungkin tidak berinvestasi besar untuk membonceng para pemimpin industri secara
cuma-cuma. Upaya-upaya yang luar biasa untuk tindakan yang dilakukan mungkin sangat
efektif dalam industri di mana saja yang memberikan ancaman yang lebih berbahaya bagi
para pemegang posisi lain dalam industri.
Strategi Defensif
Bila dikombinasikan dengan strategi defensif untuk meningkatkan keunggulan
bersaing, strategi defensif yang eksplisit dapat meningkatkan ketangguhan setiap keunggulan
bersaing yang dimiliki perusahaan. Gagasan dari jadi defensif biasanya adalah menakut-
nakuti (deterrence) mencegah jangan sampai penantang memulai tindakan menjadi
membahayakan yang menghalangi pekerjaan sampai mencapai apa yang terjadi. Dalam
strategi menakut-nakuti tanggapan, prinsipnya adalah memengaruhi penilaian perusahaan
penantang atas kelayakan tindakan yang akan mereka lakukan.
Menakut-nakuti
Biaya untuk strategi menakut-nakuti seringkali lebih rendah daripada biaya melawan
setelah tantangannya muncul. Namun, perusahaan tidak bisa menghalangi tantangan selain
memahami sifat ancaman. Resep peetahanan dalam strategi militer adalah sangat mahal
mempertahankan seluruh peri meter terhadap seranga di mana setiap dapat menggunakan
senjata. Asas ini berlaku dalam strategi bersaing. Perusahaan harus menentukan pesaing siapa
yang paling efektif, dan apa yang dipilih untuk menghadapinya.
Langkah-langkah penting dalam strategi bertahan dapat dikhtisarkan sebagai berikut:
1. Pahami Semua Hambatan Yang Sudah Ada.
2. Perkiraan siapa yang cenderung menjadi penantang.
3. Prakiraan jalur serangan yang mungkin ditempuh.
4. Pilih taktik defensif untuk menutup jalur serangan yang mungkin dipakai.
5. Mengelola citra perusahaan sebagai benteng pertahanan yang kukuh.
6. Tentukan harapan laba yang realistis .
Tanggapan
Jika strategi menakut-naluri gagal ,perusahaan harus menentukan cara bereaksi
terhadap penantang setelah serangan dilancarkan .Beberapa asas penting sebagai podoman
dalam memberikan tanggapan :
1. Berikan tanggapan sedini mungkin
2. Lakukan investasi untuk menemukan sedini mungkin gerakan nyata perusahaan
penantang.
3. Berikan tanggapan sesuai dengan alasan menyerang.
4. Belokkan serangan penantang di samping mencoba menghentikannya.
5. Hadapi setiap penantang dengan cukup serius.
6. Anggap tanggapan sebagai cara memperoleh posisi.
PENUTUP
Kesimpulan
Berbagai strategi telah dibahas dalam bab ini. Namun terdapat berbagai jebakan
dalam strategi defensive ini. Bahkan pemimpin industri yang mapan seringkali dapat
terkalahkan karena salah membuat keputusan strategi defensif. Dua jebakan terbesar adalah
sebagai berikut.
Referensi :
- indraputrabintan.blogspot.com