Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH RESUME

PRAKTIK MANAJEMEN DI LINGKUNGAN


GLOBAL

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

Radhiyya Dina Safira (141230483)


Al Shifa Keisha (141230484)
Adinia Syafitri (141230485)
Dewi Sekarwangi (141230486)
Faza Fauzan Adima (141230487)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2023/2024
A. PANDANGAN TERHADAP MANAJEMEN GLOBAL
Dalam menjalankan perusahaan multinasional, para manajer kemungkingan
memiliki beberapa pandangan global. Tiga diantaranya sebagai berikut.
1. Pandangan Etnosentris : pandangan bahwa pendekatan dan praktik kerja
terbaik adalah yang dimiliki oleh negara asal/home country. Dalam pandangan
ini, para manajer tidak dapat mempercayai keputusan atau teknologi penting
kepada para karyawan dari negara lain.
2. Pandangan Polisentris : pandangan bahwa para karyawan di negara tuan
rumah/host country mengetahui pendekatan dan praktik kerja terbaik untuk
menjalankan bisnis di negara tersebut. Berlawanan dengan pandangan
etnosentris, dalam pandangan polisentris ini para manajer menganggap bahwa
seluruh operasi luar negeri bersifat berbeda dan sulit dipahami. Hal tersebut
menjadikan para manajer untuk berpartisipasi dalam menyimpulkan cara
terbaik agar perusahaan dapat beroperasi.
3. Pandangan Geosentris : pandangan berorientasi dunia yang berfokus
menggunakan pendekatan dan orang terbaik dari seluruh dunia. Dalam
pandangan ini, para manajer mencari pendekatan dan orang terbaik tanpa
memandang asal negaranya. Pandangan ini menuntut dikembangkannya
pemahaman mengenai perbedaan antarkebudayaan. Dari ketiga pandangan
global, pandangan geosentris merupakan pandangan yang dibutuhkan para
manajer sukses dalam lingkungan global di masa kini.

B. ALIANSI GLOBAL

1. UNI EROPA
Merupakan persekutuan ekonomi dan politik dari 28 negara demokratis di
Eropa dengan motivasi utamanya adalah memantapkan kembali posisi ekonomi
wilayah ini terhadap Amerika Serikat dan Jepang. Pentingnya aliansi perdagangan
regional akan terus berkembang seiring para anggota bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah ekonomi di kawasan ini dan sekali lagi menegaskan
kekuatan ekonomi mereka, dimana bisnis Eropa yang sukses terus memainkan
peran penting dalam ekonomi global.
2. NORTH AMERICAN FREE TRADE AGREEMENT (NAFTA)
Merupakan perjanjian antara pemerintah Meksiko, Kanada, dan Amerika
Serikat yang telah mengeliminasi halangan-halangan dagang. Sampai dengan tahun
2008, NAFTA masih menjadi blok dagang kedua terbesar di dunia dalam ukuran
PDB gabungan dari pada anggotanya.

3. ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS (ASEAN)


Merupakan aliansi perdagangan dari 10 negara Asia Tenggara. Pada 1
Januari 2010, Tiongkok dan ASEAN meluncurkan perjanjian perdagangan bebas
yang ambisius sehingga menjadi blok perdagangan terbesar ketiga di dunia.

ALIANSI-ALIANSI DAGANG LAIN


- Uni Afrika beranggotakan 53 negara berdiri pada tahun 2002.
- South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC) yang beranggotakan
8 negara mulai mengeliminasi pajak impor/ekspor pda tahun 2006.

Meski keduanya relatif baru, tetapi akan terus meraih keuntungan dari aliansi
mereka.

MEKANISME PERDAGANGAN GLOBAL

1. ORGANISASI PERDAGANGAN DUNIA


Organisasi perdagangan dunia adalah organisasi global beranggotakan 164
negara yang mengurus aturan mengenai perdagangan antarnegara. WTO berperan
penting dalam memantau dan mempromosikan serta melindungi perdagangan
global.

2. DANA MONETER INTERNASIONAL DAN GRUP BANK DUNIA


Dana moneter internasional adalah organisasi yang mempromosikan
kerjasama moneter internasional dan memberikan saran, pinjaman, dan bantuan
teknis kepada anggotanya demi membangun dan menjaga stabilitas keuangan serta
untuk memperkuat perekonomian. Grup Bank Dunia adalah grup yang terdiri dari
lima lembaga yang terkait erat yang menyediakan bantuan keuangan dan teknis
untuk negara-negara berkembang. Tujuannya adalah untuk mempromosikan
pembangunan ekonomi jangka panjang dan pengurangan kemiskinan dengan cara
menyediakan dukungan teknis dan keuangan kepada para anggotanya.

3. ORGANISASI UNTUK KERJA SAMA EKONOMI DAN


PEMBANGUNAN
Merupakan sebuah organisasi ekonomi internasional yang misinya adalah
membantu negara anggotanya dalam mencapai pertumbuhan ekonomi dan
lapangan kerja yang berkelanjutan serta meningkatkan standar hidup di negara-
negara anggotanya sembari tetap menjaga stabilitas keuangan dalam rangka
memberikan kontribusi terhadap perkembangan ekonomi dunia. Salah satu
fokusnya adalah untuk memerangi suap skala kecil dalam perdagangan luar negeri.

C. MANAJEMEN DI LINGKUNGAN GLOBAL

Pada saat ini, hanya sedikit perusahaan yang tidak berbisnis secara
internasional. Meskipun begitu, tidak ada pendekatan yang diterima umum mengenai
berbagai tipe perusahaan internasional para penulis buku memakai beragam istilah.
Kami memakai istilah multinasional.
1. Multinasional (MNC)
Istilah umum yang mencakup semua tipe perusahaan internasional yang
menjalankan operasi di banyak negara.
a. Multidomestik
Perusahaan internasional yang menjalankan desentralisasi manajemen dan
keputusan-keputusan lainnya ke negara lokal. Tipe globalisasi ini mencerminkan
pendekatan polisentris. Perusahaan multi domestik tidak berusaha membuka
replika kesuksesan domestiknya dengan cara menjalankan manajemen operasi luar
negerinya dari dalam negeri. Sebaliknya, karyawan lokal umumnya diperkerjakan
untuk menjalankan manajemen bisnisnya, dan strategi strategi pemasaran dibuat
sesuai karakteristik unik negara tersebut.
b. Global
Perusahaan global mensentralisasi manajemen dan keputusan-keputusan
lainnya di negara asal. Pendekatan globalisasi ini mencerminkan pendekatan
etnosentris.

c. Transnasional
Perusahaan transnasional atau tanpa batas wilayah dan mencerminkan
pandangan geosentris memakai pengaturan yang mengeliminasi halaman geografis
artifisial. Para manajer memilih pendekatan ini dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan efektivitas di pasar global yang kompetitif.
 Cara Organisasi Go Internasional
1. Global sourcing (global out sourcing)
Global sourcing atau disebut Global outsourcing yaitu mengumpulkan
bahan mentah atau tenaga kerja dari seantero dunia berdasarkan biaya termurah.
2. Mengekspor dan mengimpor
Langkah berikutnya yaitu mengekspor produk-produk organisasi ke negara
lain, artinya memproduksi secara domestik lalu menjual ke luar negeri. Organisasi
juga akan mengimpor yaitu membeli produk buatan luar negeri dan menjualnya di
pasar domestik. Baik mengekspor maupun mengimpor pada umumnya
mengandung investasi dan risiko yang minimal sehingga banyak bisnis kecil yang
sering memakai cara ini dalam berbisnis secara global.
3. Pemberian lisensi dan pembentukan waralaba
Terakhir, para manajer dapat menggunakan pemberian lisensi dan
pembentukan waralaba yang merupakan dua pendekatan serupa di mana sebuah
organisasi memberi hak untuk memakai merek, teknologi, atau spesifikasi produk
kepada organisasi lain dengan imbalan berupa pembayaran lump-sum atau harga
tertentu (biasanya berdasarkan penjualan). Satu-satunya perbedaan dari kedua cara
ini bahwa lisensi Kebanyakan digunakan oleh organisasi manufaktur yang
membuat atau menjual produk organisasi lain sementara laba Kebanyakan
digunakan oleh organisasi jasa yang akan memakai nama dn metode organisasi lain.

Begitu organisasi telah menjalankan bisnisnya secara internasional


selama waktu tertentu dan telah mengumpulkan pengalaman bermain di pasar
internasional, para manajer dapat memutuskan untuk lebih mengambil
keuntungan melalui investasi langsung. Dengan cara aliansi strategi, usaha
patungan (joint venture) atau dengan mendirikan anak perusahaan luar negeri.

D. PRAKTIK MANAJEMEN DI LINGKUNGAN GLOBAL

Para manajer AS terbiasa dengan sistem hukum dan politik yang stabil.
Perubahannya lambat dan prosedur-prosedur hukum serta politik telah dibakukan
sejak lama. Stabilitas hukum memungkinkan prediksi yang akurat. Namun, fakta
ini jelas berlaku tidak di semua negara. Para manajer tetap perlu mempelajari
informasi mengenai hukum di negara lain tempat mereka berbisnis karena
beberapa negara juga memiliki iklim politik yang berisiko. Risiko juga merupakan
bagian dari menjalankan bisnis secara global. Risiko itu juga meliputi risiko politik
seperti keamanan, penculikan, dan situasi maritim. Para manajer perusahaan yang
beroperasi di negara-negara dengan risiko lebih tinggi menghadapi ketidakpastian
yang jauh lebih tinggi. Selain itu, campur tangan politik juga sudah menjadi hal
yang biasa di sebagian wilayah, terutama di beberapa negara Asia seperti Tiongkok.

1. Lingkungan Ekonomi
Seorang manajer global harus memahami isu-isu ekonomi ketika dia
berbisnis di luar negeri. Penting untuk memahami tipe sistem ekonomi negara
tersebut. Dua tipe utamanya:
a. Ekonomi pasar bebas = sistem ekonomi dimana kebanyakan sumber
daya dimiliki dan diberdayakan oleh sektor swasta
b. Ekonomi terencana = sistem ekonomi dimana keputusan-keputusan
ekonomi ditetapkan oleh pemerintah pusat.

 Isu-isu ekonomi yang perlu dipahami oleh para manajer:


a. Nilai tukar mata uang
b. Laju inflasi
c. Kebijakan pajak
2. Lingkungan Budaya

Seperti yang kita ketahui setiap organisasi memiliki budaya sendiri. Setiap
negara juga memiliki budaya tersendiri. Budaya nasional meliputi nilai dan sikap
diri warga negara tertentu yang membentuk perilaku dan keyakinan mereka
mengenai hal-hal yang penting bagi mereka.

 Kerangka kerja Hofstede untuk menaksir budaya


Geert Hofstede mengidentifikasi lima dimensi untuk memahami budaya
suatu negara yaitu individualisme kolektif kolektivisme, jarak kekuasaan,
penginderaan ketidakpastian, prestasi-pengasuhan, dan orentasi jangka panjang
atau jangka pendek.

 Kerangka kerja untuk menaksir budaya


Riset global mengidentifikasikan sembilan dimensi untuk mengetahui
budaya negara cara kekuasaan, pengideraan ketidakpastian, asertivitas, orientasi
kemanusiaan, orientasi masa depan, kolektivitas institusional, diferensiasi gender,
kolektivisme dalam-kelompok, dan orientasi kinerja.

 Tantangan tantangan utama menjalankan bisnis secara global di dunia masa


kini mencakup :
1. Keterbukaan yang diasosiasikan dengan globalisasi dan perbedaan
budaya yang signifikan antarnegara
2. Mengelola tenaga kerja global, yang mensyaratkan kecerdasan budaya
dan pola pikir global

E. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan dari ketiga pandangan global, pandangan geosentris


merupakan pandangan yang dibutuhkan para manajer dalam lingkungan global di
masa kini. Karena, pandangan ini dinilai tidak membedakan negara, budaya, atau
apapun. Yang dinilai hanyalah karyawan terbaik tanpa membedakan latar belakang.
Lalu, para manajer harus tahu dan paham akan pentingnya aliansi perdagangan
regional yang terus berkembang seiring lamanya waktu, dengan memadukan para
anggota bekerja sama dalam menyelesaikan masalah ekonomi, dan dengan adanya
berbagai aliansi ekonomi global di berbagai kawasan di seluruh dunia seperti ASEAN
untuk wilayah Asia Tenggara, Uni Eropa untuk perekonomian wilayah Eropa, dan
lain-lain.

Para manajer juga harus memahami, baik mengekspor maupun mengimpor,


pada umumnya mengandung investasi dan risiko yang minimal sehingga banyak
bisnis kecil yang sering memakai cara ini dalam berbisnis secara global.

Begitupun dengan organisasi telah menjalankan bisnisnya secara internasional selama


waktu tertentu dan telah mengumpulkan pengalaman bermain di pasar internasional,
para manajer juga harus bisa memutuskan untuk lebih mengambil keuntungan melalui
investasi langsung.

Terakhir, seorang manajer juga harus memahami isu-isu ekonomi ketika dia
berbisnis di luar negeri. Karena setiap organisasi atau negara memiliki budaya sendiri.
Budaya nasional meliputi nilai dan sikap diri warga negara tertentu yang membentuk
perilaku dan keyakinan mereka mengenai hal-hal yang penting bagi mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Robbins S., C. Mary.(2010). Manajemen Jilid 1, Ed. ke-10. Terjemahan: Bob Sabran,
M.M. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai