Anda di halaman 1dari 81

MENGELOLA DALAM LINGKUNGAN GLOBAL

17/09/2011idnindry pengantar manajemen 1 Comment

tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh dosen, tetapi juga
dapat memberikan / menambah pengetahuan kepada pembaca….

Globalisasi membawa tantangan dan peluang. Sudut pandang global terdiri dari
Parokialisme yaitu pandangan sempit terhadap dunia. Terdapat tiga sikap dasar
terhadap bisnis internasional yaitu ;
1. Sikap etnosentris  keyakinan bahwa pendekatan dan praktek kerja yang terbaik
adalah yang ada di Negara asal.
2. Sikap polisentris  pandangan bahwa manajer di negeri tuan rumah mengetahui
pendekatan dan praktek kerja yang terbaik untuk menjalankan bisnis mereka.
3. Sikap geosentris  pandangan berorientasi dunia yang memusatkan perhatian
pada siapapun dapat bekerja dimanapun asal mempunyai skill.
Tantangan dalam lingkungan global :
1. Harus sanggup menghadapi munculnya pesaing baru yang tiba – tiba
2. Harus menyadari / menerima perbedaan – perbedaan dalam aspek budaya,
politik dan ekonomi di antara Negara – Negara.
3. Harus berhadapan dengan meningkatnya ketidak pastian, rasa takut, dan
kecemasan
4. Harus menyesuaikan dengan perubahan – perubahan lingkungan global.
5. Harus mampu menghindarkan sikap parokialisme.
Aliansi perdagangan regional :
1. Uni Eropa
Gabungan dari 15 negara eropa yang diciptakan sebagai entitas ekonomi dan
perdagangan yang bersatu. Khusus mata uang EURO, untuk Eropa terdapat
persatuan ekonomi dan keuangan (Economic and Monetary Union / EMU ).
2. North American Free Trade Agreement (NAFTA)
Merupakan persetujuan antara pemerintah Meksiko, Kanada, dan AS untuk
menghilangkan hambatan perdagangan.
3. Free Trade Area of the Americas
4. Southern Cone Common Market  antara Amerika dengan Amerika Latin
5. Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)
6. The World Trade Organization (WTO)
Berfungsi sebagai organisasi global yang hanya berkaitan dengan aturan – aturan
perdagangan antar bangsa – bangsa, yang beranggotakan 149 negara. Tugas
pokoknya adalah memonitor dan mempromosikan perdagangan dunia.
Perbedaan jenis organisasi global :
1. Multinational Corporation (MNC)
Perusahaan yang menyelenggarakan operasi secara berarti diberbagai Negara tetapi
mengelola operasi itu dari basis Negara asal (contoh : Sony, Deutshe Bank)
2. Transnational Corporation (TNC)
Perusahaan yang menyelenggarakan operasi yang signifikan di lebih dari satu
Negara tetapi mendesentrasikan manajemen ke Negara local (contoh : Nestle,
Toyota).
3. Borderless Organization
Jenis organisasi global yang menghilangkan batas –batas geografis artificial.
Lalu bagaimana cara perusahaan menjadi global ?? ada tiga tahap yang harus
dilalui oleh organisasi itu, yaitu :
Tahap 1 : mengekspor ke luar negeri atau mengimpor dari luar negeri. (namun
tanggapan para manajer masih pada tahap ini pasif).
Tahap 2 : merupakan metode awal untuk masuk ke luar negeri secara terang –
terangan.
Tahap 3 : operasi internasional yang mapan. Terdapat 4 tingkatan yang harus
dilalui, yaitu :
a. Anak perusahaan luar negeri (Foreign Subsidiary)
Mencakup investasi langsung di Negara asing dengan mencirikan fasilitas produksi
atau kantor yang terpisah atau independent. (contoh : Perbankan asing).
b. Usaha patungan (Join Venture)
Merupakan aliansi strategis tertentu dimana rekannya setuju untuk membentuk
organisasi yang terpisah dan independent untuk mencapai tujuan bisnis tertentu.
c. Aliansi strategis (Strategic Alliances)
Melibatkan kemitraan antara organisasi tertentu dengan perusahaan asing dimana
keduanya berbagi sumber daya dan pengetahuan guna mengembangkan produk
baru atau membangun fasilitas produksi.
d. Pemberian lisensi (Licensing) atau pewaralabaan (Franchising)
Lisensi merupakan pendekatan oleh organisasi pabrikan yang memberikan
kepada organisasi lain hak untuk menggunakan merk, teknologi, atau spesifikasi
produk. Sedangkan pewaralabaan merupakan pendekatan oleh organisasi jasa
yang memberikan kepada organisasi lain hak untuk menggunakan merk, teknologi,
atau spesifikasi produk.
Mengelola dilingkungan Global
Terdapat tiga kelompok lingkungan asing yang merupakan tantangan yang akan
dihadapi :
1. Lingkungan hukum – politik
 Kestabilan dan ketidakstabilan dari sistem hukum dan politik di Negara tersebut,
contohnya dalam hal prosedur hukum yang harus dibuat dan di ikuti.
 Perbedaan – perbedaan dalam hal undang – undang dan peraturan di berbagai
Negara, hal ini menyangkut beberapa aspek tentang pengaruhnya dengan terhadap
praktek kegiatan- kegiatan bisnis, dll.
2. Lingkungan ekonomi, meliputi :
 Sistem ekonomi, mencakup;
o Ekonomi pasar (Market Economy), yaitu suatu sistem ekonomi dimana
sumberdaya terutama dimiliki dan dikendalikan oleh sektor swasta.
o Ekonomi Komando (Command Economy), yaitu suatu sistem ekonomi dimana
semua keputusan dan kebijakan ekonomi direncanakan dan dikontrol oleh
pemerintah pusat Negara tersebut.
 Faktor keuangan dan moniter, diantaranya adalah nilai tukar mata uang, inflasi,
kebijakan pajak, dll.
3. Lingkungan kebudayaan
Kekuatan lingkungan global terakhir adalah perbedaan budaya berbagai bangsa.
Contohnya adalah ciri – ciri khas budaya orang Amerika yang umum dikenal, yaitu
: sangat informal, lugas, suka bersaing, gemar berpartisipasi, mandiri dan
individualistis, gemar bertanya, tidak menyukai keheningan, menghargai ketepatan
waktu, menghargai kebersihan.
BAB I

PENDALUAN

1.1. Latar Belakang

Globalisasi membuka pintu gerbang menuju modernisasi dalam segala kehidupan,


termasuk dalam lingkup perusahaan, khusunya manajemen.Globalisasi membawa berbagai
dampak positif dan negatif bagi perusahaan.

Dewasa ini, banyak dampak positif yang dapat kita temukan dari adanya globalisasi, salah
satunya adalah suatu perusahaan dapat dengan mudah memasuki pasar global untuk bersaing
dengan perusahaan lain, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Namun untuk memasuki pasar global diperlukan pengetahuan dan kemampuan yang
cukup.Seorang manajer harus mampu melihat kondisi dan mengambil keputusan yang tepat
agar perusahaan yang ditanganinya dapat berhasil dalam pasar global.

Sebelum memasuki global, kita harus mengubah sudut pandang kita menjadi sudut
pandang global, kita juga harus memahami lingkungan global, serta mengetahui cara
mengelola lingkungan global.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana cara mengelola dalam lingkungan global?

1.3. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan permasalahan diatas, tujuan yang dapat dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan pengelolaan dalam lingkungan global.

BAB II

MENGELOLA DALAM LINGKUNGAN GLOBAL

2.1. Manakah Sudut Pandang Global Anda ?

Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional utama yang dipelajari oleh sebagian besar
bahkan hampir seluruh negara yang ada di dunia, termasuk Amerika.Namun orang Amerika
hanya mmpelajari bahasa Inggris saja. Orang Amerika cenderung mengangap bahasa Inggris
sebagai satu-satunya bahasa bisnis internasional dan tidak melihat perlunya mempelajari
bahasa lain.

Monolingualisme merupakan salah satu tanda bahwa orang Amerika menderita


parokialisme, yang berarti mereka memandang dunia semata-mata dari sudut pandang dan
mata mereka sendiri.Parokialisme merupakan hambatan yang berarti bagi banyak manajer
Amerika Serikat. Jika para manajer jatuh ke perangkap mengabaikan nilai dan budaya asing
dan dengan cepat menerapkan sikap “milik kami lebih baik daripada milik mereka” terhadap
budaya asing, para manajer tersebut akan mengalami kesulitan bersaing dengan para manajer
dan organisai lain di seluruh dunia yang berusaha memahami adat istiadat asing dan
perbedaan antarpasar. . Hal ini merupakan hambatan besar bagi manajer yang berorientasi
global.Selain itu, terdapat 3 sikap global utama, yakni sebagai berikut.

 Sikap etnosentris(home country-oriented)

Merupakan keyakinan parokialistis bahwa pendekatan dan praktik kerja yang paling baik adalah
yang berasal dari negara asalnya (negara tempat kantor pusat perusahaan itu berada). Para
manajer dengan sikap etnosentris yakni bahwa di berbagai negara asing tidak memiliki
ketrampilan keahlian, pengetahuan,, atau pengalaman untuk membuat keputusan bisnis terbaik
seperti orang di negara asalnya. Mereka tidak mau memercayakan keputusan penting atau
teknologi kepada para karyawan asing.

 Sikap polisentris (host country-oriented)

Merupakan pandangan bahwa para manajer di negari tuan rumah (negeri asing tempat
organisasi itu berbisnis) mengetahui pendekatan dan kerja praktik terbaik untuk menjalankan
bisnis mereka. Para manajer dengan sikap polisentris akan memandang setiap operasi asing
sebagai berbeda dan sulit diengerti. Dengan begitu para manajer tersebut cenderung
membiarkan fasilitas asing dan karyawan asing memikirkan sendiri cara mengurus segala
sesuatunya secara paling baik.

 Sikap geosentris (world oriented)

Merupakan pandangan yang berorientasi dunia yang memusatkan perhatian pada pemanfaatan
pendekatan dan orang terbaik dari seluruh dunia. Para manajer dengan sikap jenis itu yakin
bahwa diperlukan pandangan global di kantor pusat organisasi tersebut di negara asal dan di
berbagai fasilitas kerja luar negeri.Yang dicari adalah pendekatan dan SDM terbaik bagi
perusahaan.

Manajemen global yang sukses membutuhkan kepekaan yang tinggi terhadap perbedaan
praktik dan adat-istiadat nasional.

2.2. Memahami Lingkungan Global

Lingkungan global adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk


melakukan bisnis global untuk menjual barang dan jasa guna mencapai tujuan
perusahaan.Bisnis global adalah kegiatan atau aktivitas pemenuhan kebutuhan dengan
membeli dan menjual barang dan jasa dari atau ke negara yang berbeda. Aktivitas bisnis global
tersebut perlu adanya proses manajemen. Manajemen global adalah manajemen bagi
organisasi yang melaksanakan bisnis di lebih dari satu negara. Perusahaan yang melakukan
bisnis secara global bukan lagi merupakan hal yang baru, karena sudah sejak lama banyak
perusahaan-perusahaan yang menjual produknya ke negara lain
Para manajer dalam segala ukuran dan jenis organisasi dihadapkan dengan peluang dan
tantangan pengelolaan lingkungan global. Ketika perdagangan diperbolehkan untuk mengalir
dengan bebas, negara-negara memperoleh keuntungan dari pertumbuhan ekonomi dan laba
produktivitas karena mereka mengkhususkan dalam memproduksi barang yang mereka anggap
paling baik dan mengimpor barang yang lebih efisiesn bila diproduksi di tempat lain.
Perdagangan global terbentuk dari dua kekuatan, yaitu aliansi perdagangan regional dan
perjanjian yang dinegosiasikan melalui Organisasi Perdagangan Dunia.

Ada tiga hal yang harus diperhatikan agar aliansi strategi ini berhasil, yaitu :

a) Pemilihan partner, dimana harus jelas siapa yang akan kita ajak kerjasama, apakah partner
tersebut dapat bekerjasama mencapai tujuan strategi dan tujuan aliansinya serta tidak
memanfaatkan aliansinya dimasa mendatang.Dan sebagai perusahaan yang akan melakukan
aliansi strategi, kita harus melakukan berbagai langkah seperti, mencari informasi mengenai
partner dan mengumpulkan data serta mencari tahu mengenai partner tersebut.

b) Struktur aliansi, yaitu menentukan suatu struktur hingga terjadi keadilan dalam hal
pembebanan resiko dan menghindari terjadinya pemanfaatan dari partner untuk
kepentingannya sendiri.

c) Penanganan aliansi, dalam hal ini dapat dilakukan pengamanan dengan teknologi, atau dengan
penetapan kontrak, dimana terjadi persetujuan atau kesepakatan yang jelas, adil antara
perusahaan dengan partnernya dengan komitmen yang mantap agar tidak terjadi resiko yang
tidak diinginkan.

2.2.1 Aliansi Perdagangan Regional

 Uni Eropa

Uni Eropa adalah sebuah organisasi antar-pemerintahan dan supra-nasional, yang terdiri
dari negara-negara Eropa, yang sejak 1 Januari 2007 telah memiliki 27 negara anggota.
Persatuan ini didirikan atas nama tersebut di bawah Perjanjian Uni Eropa (yang lebih dikenal
dengan Perjanjian Maastricht) pada 1992.

Sebelum terciptanya Uni Eropa, masing-masing negara itu mempunyai pengawasan


perbatasan, pajak, subsidi, kebijakan nasionalistik, dan industry-industri yang
diproteksi.Sekarang sebagai pasar tunggal, tidak ada lagi hambatan nasional terhadap
perjalanan pekerjaan, investasi, dan perdagangan. UE melakukan langkah yang luar biasa
menuju unifikasi penuh ketika 12 dari 15 negara menjadi bagian dari Uni Keuangan dan
Ekonomi, sistem resmi yang bertanggung jawab untuk perkembangan euro, satu mata uang
Eropa. Pada saat ini, Inggris, Denmark, dan Swedia telah memilih untuk tidak berpartisipasi.

Dari pergantian namanya dari "Masyarakat Ekonomi Eropa" ke "Masyarakat Eropa"


hingga ke "Uni Eropa" menandakan bahwa organisasi ini telah berubah dari sebuah kesatuan
ekonomi menjadi sebuah kesatuan politik. Kecenderungan ini ditandai dengan meningkatnya
jumlah kebijakan dalam UE.

UE memiliki beberapa kebijakan eksternal, yakni sebagai berikut.


Suatu tarif eksternal bersama bea cukai, dan posisi yang sama dalam perundingan-perundingan
perdagangan internasional.

Pendanaan untuk program-program di negara-negara calon anggota dan negara-negara Eropa


Timur lainnya, serta bantuan ke banyak negara berkembang melalui program Phare and Tacis-
nya.

Pembentukan sebuah pasar tunggal Masyarakat Energi Eropa melalui Perjanjian Komunitas
Energi Eropa Tenggara

Selain itu UE juga memiliki kerjasama dan harmonisasi di wilayah-wilayah lain, seperti :

Kebebasan bagi warga UE untuk ikut memilih dalam pemilihan pemerintahan setempat dan
Parlemen Eropa di negara anggota manapun juga.

Kerjasama dalam masalah-masalah kriminal, termasuk saling berbagi intelijen (melalui EUROPOL
dan Sistem Informasi Schengen), perjanjian tentang definisi bersama mengenai kejahatan dan
prosedur-prosedur ekstradisi.

Suatu kebijakan luar negeri bersama sebagai sebuah sasaran masa depan, namun demikian hal
ini masih lama baru akan terwujud. Pembagian antara negara-negara anggota (dalam surat
delapan) dan anggota-anggota yang saat itu belum bergabung (dalam surat Vilnius) pada saat
penyerbuan Irak 2003 menyoroti seberapa jauh sasaran ini berada di depan sebelum ia dapat
menjadi kenyataan.

Suatu kebijakan keamanan bersama sebagai suatu sasaran, termasuk pembentukan Satuan
Reaksi Cepat Eropa dengan 60.000 anggota untuk maksud-maksud memelihara perdamaian,
seorang staf militer UE dan sebuah pusat satelit UE (untuk maksud-maksud intelijen).

Kebijakan bersama tentang asilum dan imigrasi.

Pendanaan bersama untuk penelitian dan pengembangan teknologi, melalui Rancangan Program
untuk Penelitian dan Pengembangan Teknologi selama empat tahun. Rancangan Program
Keenam berlaku dari 2002 hingga 2006.

Dilihat dari segi politik, Uni Eropa memiliki kompetensi yang didasarkan pada Perjanjian-
perjanjian Uni Eropa dan prinsip subsidiaritas yang menyatakan bahwa aksi Uni Eropa hanya
bisa diambil saat suatu tujuan tidak dapat diraih secara memadai oleh hanya sebuah negara
anggota. Hukum yang dicanangkan oleh institusi Uni Eropa dikeluarkan dalam beberapa cara,
secara umum hukum tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok: hukum yang mulai
berlaku tanpa kebutuhan untuk mengukur implementasi skala nasional, dan hukum yang
berlaku dengan kebutuhan tersebut. Motivasi utama bagi penyatuan negara-negara Eropa itu
adalah supaya memungkinkan mereka mampu menegaskan kembali posisi mereka terhadap
kekuatan industry Amerika Serikat dan Jepang. Karena bekerja di negara yang terpisah-pisah
dengan hambatan satu terhadap yang lain, industry Eropa tidak mampu mengembangkan
efisiensi dari bisnis di Amerika dan Jepang. Pengusaha Eropa akan terus memainkan peran
penting dalam perekonomian global.
North America Free Trade Agreement (NAFTA)

Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara adalah sebuah organisasi yang terdiri dari
negara-negara Amerika Utara.Organisasi ini didirikan pada 1994 oleh tiga negara, yaitu
Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

Piagamnya menyatakan bahwa NAFTA bertugas mengkoordinasikan kegiatan ekonomi,


termasuk hubungan niaga; komunikasi; kegiatan kebudayaan; kewarganegaraan, paspor, dan
visa; kegiatan sosial; dan kegiatan kesehatan. Markas NAFTA berada di Washington D.C.,
Ottawa, dan Mexico City.

Association of Southeast Asian Nation (ASEAN)

Merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan


Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 melalui Deklarasi Bangkok oleh
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan
negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya.Negara-
negara anggota ASEAN mengadakan rapat umum pada setiap bulan November.

Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut:

-Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas


nasional setiap negara

-Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan,
subversif atau koersi pihak luar

-Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota

-Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai

-Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan

-Kerjasama efektif antara anggota

Pada tahun-tahun yang akandatang, Asia, dan terutama wilayah Asia Tenggara, mungkin
akan menjadi salah satu wilayah ekonomi yang paling cepat perkembangannya di dunia.
Wilayah tersebut akan menjadi aliansi ekonomi dan politik regional yang makin penting yang
pada akhirnya dampaknya mampu menandingi NAFTA maupun Uni Eropa.

Aliansi Dagang Lainnya

Wilayah lain di seluruh dunia terus berusaha menciptakan aliansi dagang regional.
Sebagai contoh, Uni Afrika adalah sebuah uni yang terdiri dari 54 negara Afrika.Satu-satunya
negara Afrika penuh yang tidak bergabung dengan UA adalah Maroko.Didirikan pada 9 Juli
2002.

UA dibentuk sebagai penerus Organisasi Kesatuan Afrika (OAU).Keputusan terpenting


UA dibuat oleh Majelis Uni Afrika, pertemuan semitahunan kepala negara dan pemerintahan
negara-negara anggotanya.Sekretariat UA, Komisi Uni Afrika, bermarkas di Addis Ababa,
Ethiopia.Anggota dari aliansi ini berencana untuk menciptakan rencana pengembangan
ekonomi dan bekerja untuk mencapai kesatuan yang lebih besar diantara negara-negara Afrika.
Seperti anggota-anggota aliansi dagang lainnya, negara-negara ini berharap untuk memperoleh
keuntungan ekonomi, sosial, budaya , dan dagang dari asosiasi mereka.

2.2.2 Organisasi Perdagangan Dunia

Pertumbuhan global dan perdagangan di antara negara-negara tidak terjadi dengan


sendirinya.Sistem dan mekanisme diperlukan sehingga hubungan dagang yang efektif dan
efisien dapat dikembangkan.Salah satu mekanisme yang terpenting adalah perdagangan
multilateral yang disebut Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).

World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia merupakan satu-
satunya badan internasional yang secara khusus mengatur masalah perdagangan antar
negara.Didirikan pada 1 Januari 1995.Sistem perdagangan multilateral WTO diatur melalui
suatu persetujuan yang berisi aturan-aturan dasar perdagangan internasional sebagai hasil
perundingan yang telah ditandatangani oleh negara-negara anggota.Persetujuan tersebut
merupakan kontrak antar negara-anggota yang mengikat pemerintah untuk mematuhinya dalam
pelaksanaan kebijakan perdagangan di negaranya masing-masing.Walaupun ditandatangani
oleh pemerintah, tujuan utamanya adalah untuk membantu para produsen barang dan jasa,
eksportir dan importir dalam kegiatan perdagangan.Pemerintah Indonesia merupakan salah
satu negara pendiri Word Trade Organization (WTO) dan telah meratifikasi Persetujuan
Pembentukan WTO melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994.

Mengenai fungsi atau tujuan WTO dapat dilihat dalam Article III WTO, yaitu:

1. mendukung pelaksanaan, pengaturan, dan penyelenggaraan persetujuan yang telah dicapai


untuk memujudkan sasaran perjanjian tersebut,

2. sebagai forum perundingan bagi negara-negara anggota mengenai perjanjian-perjanjian yang


telah dicapai beserta lampiran-lampirannya, termasuk keputusan-keputusan yang ditentukan
kemudian dalam Perundingan Tingkat Menteri,

3. mengatur pelaksanaan ketentuan mengenai penyelesaian sengketa perdagangan;

4. mengatur mekanisme peninjauan kebijakan di bidang perdagangan, dan

5. menciptakan kerangka penentuan kebijakan ekonomi global berkerja sama dengan Dana
Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank), serta badan-badan yang berafiliasi.

WTO memiliki beberapa tujuan penting, yaitu sebagai berikut.

mendorong arus perdagangan antarnegara, dengan mengurangi dan menghapus berbagai


hambatan yang dapat mengganggu kelancaran arus perdagangan barang dan jasa.

memfasilitasi perundingan dengan menyediakan forum negosiasi yang lebih permanen. Hal ini
mengingat bahwa perundingan perdagangan internasional di masa lalu prosesnya sangat
kompleks dan memakan waktu.
Tujuan penting lainnya adalah untuk penyelesaian sengketa, mengingat hubungan
dagang sering menimbulkan konflik – konflik kepentingan.Meskipun sudah ada persetujuan –
persetujuan dalam WTO yang sudah disepakati anggotanya, masih dimungkinkan terjadi
perbedaan interpretasi dan pelanggaran sehingga diperlukan prosedur legal penyelesaian
sengketa yang netral dan telah disepakati bersama. Dengan adanya aturan – aturan WTO yang
berlaku sama bagi semua anggota, maka baik individu, perusahaan ataupun pemerintah akan
mendapatkan kepastian yang lebih besar mengenai kebijakan perdagangan suatu negara.
Terikatnya suatu negara dengan aturan – aturan WTO akan memperkecil kemungkinan
terjadinya perubahan – perubahan secara mendadak dalam kebijakan perdagangan suatu
negara (lebih predictable).

2.3. Melakukan Bisnis secara Global

2.3.1. Perbedaan Jenis Organisasi Global

Organisasi melakukan bisnis secara global bukanlah sesuatu yang baru.DuPont mulai
melakukan bisnis di Cina pada tahun 1863.Ford Motor Company membuka cabang
penjualannya yang pertama di luar negeri di Prancis pada tahun 1908. Pada tahun 1920-an,
perusahaan lain termasuk Fiat, Unilever dan royal Dutch/shell telah menjadi multinasional.
Tetapi, barulah pada pertengahan 1960-anperusahaan Multinasional (MNC) menjadi lazim,
disusul dengan munculnya Perusahaan Transnasional (TNC).

Multinational Corporation (MNC) adalah perusahaan yang berusaha di banyak negara;


perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti ini memiliki kantor-kantor, pabrik
atau kantor cabang di banyak negara. Mereka biasanya memiliki sebuah kantor pusat di mana
mereka mengkoordinasi manajemen global. Perusahaan multinasional yang sangat besar
memiliki dana yang melewati dana banyak negara. Mereka dapat memiliki pengaruh kuat dalam
politik global, karena pengaruh ekonomi mereka yang sangat besar bagai para politisi, dan juga
sumber finansial yang sangat berkecukupan untuk relasi masyarakat dan melobi politik. Karena
jangkauan internasional dan mobilitas PMN, wilayah dalam negara, dan Negara sendiri, harus
berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga
pajak pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas ekonomi lainnya) di wilayah tersebut. Untuk
dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional seringkali menawarkan insentif
kepada PMN, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik
atau standar pekerja dan lingkungan yang memadai.

Terdapat dua karakteristik pokok dari perusahaan multinasional, yakni ukuran mereka yang
sangat besar dan kenyataan bahwa operasi bisnis mereka yang tersebar ke seluruh dunia itu
cenderung dikelola secara terpusat oleh para pemimpinnya di kantor pusatnya yang
berkedudukan di Negara asal. Ukuran mereka yang sedemikian besar tentu memberikan
kekuatan ekonomi (dan terkadang juga kekuatan politik) yang sangat besar, sehingga mereka
merupakan kekuatan utama (sekitar 40%) yang menyebabkan berlangsungnya globalisasi
perdagangan duniua secara pesat.Dengan kekuatan yang begitu besar, merekalah yang
sebenarnya seringkali mendominasi aneka komoditi dagang di Negara-negara berkembang
(tembakau, mie, bubur gandum instant, dsb).

Transnational Corporation (TNC). Perusahaan transnasional adalah perusahaan yang


memproduksi barang atau jasa dilebih dari satu Negara. Perusahaan seperti ini bias berupa
perusahaan kecil yang memiliki satu atau dua pabrik dinegara lain, atau juga perusahaan-
perusahaan raksasa yang beroprasi diseantero planet ini. Beberapa contoh TNCs adalah coca-
cola, general Motors, Coltgate Palmolive, Kodak dan Mitsubishi. Kalaupun TNCs memiliki basis
nasional, mereka berorientasi pada pasar global dan keuntungan global.

Perusahaan trans nasional adalah jantung perekonomian global. Dua per tiga perdagangan
berasal dari perusahaan-perusahaan semacam ini.TNCs juga berjasa dalam perannya global
menyebarkan tegnologi baru diseantero dunia, dan merupakan pelaku utama dalam pasar uang
internasional.Lebih dari 400 TNCs memiliki penghasilan tahunan lebih dari 10 miliar dolar tahun
1996.pada tahun yang sama, hanya 70 negara yang produk nasional brutonya sama dengan
jumlah itu. Dengan kata lain, penghasilan perusahaan trans nasional lebih besar daripada
penghasilan Negara-negara didunia. Namun, Perusahaan Transnasional atau Multinasional
yang dikatakan sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian Negara-negara Berkembang
dan memberikan kontribusi yang lebih baik ke dalam pembangunan hanyalah menjadi alat
dominasi Negara-negara Kuat atas Negara-negara yang lebih lemah, untuk menguasai
perdagangan dunia. Hal ini ditunjukkan oleh 80% peredagangan dunia dikuasai oleh Negara-
negara Maju dan prosentase kesenjangan pendapatan dunia antara Negara Maju dan Negara
Berkembang juga makin lebar.Coca Cola yang merupakan produk dari Perusahaan
Transnasional (TNCs) juga berdampak negatif pula bagi kesehatan serta budaya.

Organisasi Tanpa Batas Negara (Borderless Organization)

Organisasi tanpa batas negara itu dapat dikatakan mendekati bisnis global dari sudut pandang
geometris.Misalnya, IBM telah melepaskan struktur organisasinya yang berdasarkan negara
dan mengaturnya kembali menjadi empat belas kelompok industri.Bristol-Myers Squibb
mengubah bisnis konsumennya supaya menjadi lebih agresif dalam penjualan internasional dan
menempatkan seorang eksekutif baru yang menangani obat-obatan bagi konsumen di seluruh
dunia, seperti Bufferin, dan Excedrin. Dan Telefonica’s dari Spanyol menghapuskan divisi
geografis antara kantor pusatnya di Madrid dan perusahaan teleponnya yang tersebar luas.
Sebaliknya, perusahaan itu akan terorganisasi berdasarkan lini bisnis, seperti jasa internet,
telepon selular, dan operasi media. Manajemen tanpa batas negara merupakan upaya
organisasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pasar global yang sengit
persaingannya.
2.3.2

Bagaimana Organisasi Menjadi Global

Mengimpor

pendekatan untuk menjadi global yang mencakup menjual produk di negara asal yang dibuat di
luar negeri.

Melakukan lisensi

pendekatan untuk menjadi global oleh organisasi pabrikan yang meliputi memberikan kepada
organisasi lain baik untuk menggunakan merk, teknologi atau spesialisasi produk Anda

Pewaralabaan

pendekatan untuk menjadi global oleh organisasi jasa yang meliputi memberikan kepada
organisasi lain hak untuk menggunakan merek, teknologi atau spesifikasi produk Anda

Aliansi strategis

pendekatan untuk menjadi global dengan melibatkan kemitraan antara organisasi tertentu
dengan perusahaan asing dimana keduanya berbagi

Usaha patungan

pendekatan untuk menjadi global yang merupakan aliansi strategis tertentu di mana rekannya
setuju untuk membentuk organisasi yang terpisah dari independen untuk mencapai tujuan
bisnis tertentu

Anak perusahaan luar negeri

pendekatan untuk menjadi global yang mencakup investasi langsung di negara asing dengan
mencirikan fasilitas produksi atau kantor yang terpisah atau independen

sumber daya dan pengetahuan guna mengembangkan produk baru atau membangun fasilitas
produksi

2.4. Mengelola di Lingkungan Global

2.4.1. Lingkungan Politik-Hukum

Sistem politik yang dimaksud adalah sistem pemerintahan dari sebuah negara.Ada dua
dimensi yang digunakan untuk mengukur sistem politik yaitu, tingkat penekanan pada
kolektivisme dan tingkat penekanan pada demokrasi.

1. Kolektivisme

sistem yang mendahulukan kepentingan atau tujuan kolektif (bersama/umum) daripada


kepentingan/kebebasan individu (pribadi). Dan lawan dari kolektivisme adalah individualisme.
2. Demokrasi

sistem politik yang mengarah pada ketentuan bahwa pemerintahan dilakukan oleh orang-orang
yang dipilih melalui pemilihan. Dan lawan dari demokrasi adalah
totalitarianisme.Totalitarianisme adalah bentuk pemerintahan yang menguasai pengendalian
secara mutlak atau diktator.

Para manajer di sejumlah organisasi global harus senantiasa mendapatkan informasi


mengenai bisnis.

2.4.2. Lingkungan Ekonomi

Manajer Global harus sadar tentang hal-hal ekonomi ketika melakukan bisnis di negara
lain. Yang pertama adalah memahami jenis sistem ekonomi di negara mana usaha itu
dijalankan.Dua jenis utama adalah ekonomi pasar dan ekonomi komando. Namun dalam
prakteknya, sistem ekonomi dapat dibagi dalam tiga jenis, yaitu :

a) Ekonomi pasar

Merupakan sistem ekonomi yang murni, dimana barang dan jasa seluruhnya diproduksi oleh
negara, jumlahnya tidak direncanakan oleh siapapun, tergantung interaksi antara permintaan
dan penawaran.

b) Ekonomi komando

Merupakan sistem ekonomi dimana barang dan jasa yang diproduksi serta harga ditentukan
oleh pemerintah.

c) Mixed economy

Merupakan sistem ekonomi yang berada diantara ekonomi pasar dan ekonomi komando, dalam
sistem ini terdapat sektor-sektor tertentu yang diatur oleh pasar atau sesuai interaksi
permintaan dan penawaran dan juga ada sebagian sektor lain yang direncanakan oleh
pemerintah.

Manajer perlu mengetahui sistem di negara-negara karena hal ini mempunyai potensi
untuk membatasi keputusan dan tindakan.Hal ekonomi lainnya yang perlu dipahami oleh
manajer meliputi tingkat pertukaran mata uang, tingkat inflasi, dan beragam kebijakan
pajak. Laba perusahaan global dapat secara dramatis berubah-ubah tergantung pada
kekuatan mata uang dalam negerinya dan mata uang negara-negara di mana perusahaan itu
beroperasi. Setuap devaluasi mata uang sebuah negara akan sangat memengaruhi tingkat laba
perusahaan. Kekuatan mata uang negara asing tertentu dapat juga memengaruhi berbagai
keputusan para manajer. Inflasi berarti harga produk dan jasa yang
naik.Tetapi, hal ini juga memengaruhi tingkat suku bunga, tingkat pertukaran mata uang, biaya
hidup, dan kepentingan umum dalam sistem politik dan ekonomi suatu negara.Manajer perlu
untuk memonitori tren inflasi sehingga mereka dapat membuat keputusan yang baik dan
mengantisipasi segala perubahanyang mungkn terjadi dalam kebijakan keuangan suatu
negara. Kebijakan perpajakan merupakan perhatian yang besar bagi manajer global.
Beberapa negara tan rumah bersikap lebih membatasi daripada negara asal organisasi itu.
Negara-negara lain jauh lebih ringan kebijakannya.Satu-satunya kepastian ialah bahwa
perraturan perpajakan itu berbeda-beda di berbagai negara.Para manajer membutuhkan
pengetahuan yang pasti tentang berbagai peraturan perpajakan di negara tempat mereka
beroperasi untuk meminimalkan kewajiban pajak keseluruhan perusahaan mereka.

2.4.3. Lingkungan Budaya

Setiap organisasi mempunyai budaya internal yang berbeda-beda.Negara pun mempunyai


kebudayaan pula, sebagaimana telah lama dikatakan oleh para ahi antropologi kepada kita.
Seperti budaya nasional (national culture) adalah nilai dan sikap yang dipegang oleh negara
tertentu yang membentuk perilaku dan kepercayaan mereka tentang apa yang dianggap
penting.

Riset menunjukkan bahwa budaya nasional mempunyai pengaruh yang lebih besar
terhadap karyawan daripada budaya organisasi mereka.

2.4.4. Kerangka Kerja Hofstede

Geert Hofstede telah mengajukan konsep budaya dalam teori organisasi, dalam hal ini
sebagai salah satu dimensi dalam memahami perilaku organisasi.Konsep ini menjadi penting
dalam teori ekonomi dan manajemen saat ini, dalam era globalisasi, ketika banyak perusahaan
mutinasional beroperasi di berbagai negara dengan berbagai ragam budaya yang berbeda.

 Power Distance

Menurut Hofstede, “power distance” adalah suatu tingkat kepercayaan atau penerimaan dari
suatu power yang tidak seimbang di antara orang. Budaya di mana beberapa orang dianggap
lebih superior dibandingkan dengan yang lain karena status sosial, gender, ras, umur,
pendidikan, kelahiran, pencapaian, latar belakang atau faktor lainnya merupakan bentuk power
distance yang tinggi. Pada negara yang memiliki power distance yang tinggi, masyarakat
menerima hubungan kekuasaan yang lebih autokratik dan patrenalistik. Sementara itu budaya
dengan power distance yang rendah cenderung untuk melihat persamaan di antara orang dan
lebih focus kepada status yang dicapai daripada yang disandang oleh seseorang.

 Individualisme VS Kolektivisme

Individualisme adalah lawan dari kolektivisme, yaitu tingkat di mana individu terintegrasi ke
dalam kelompok.Dari sisi individualis kita melihat bahwa terdapat ikatan yang longgar di antara
individu.Setiap orang diharapkan untuk mengurus dirinya masing-masing dan keluarga
terdekatnya.Sementara itu dari sisi kolektivis, kita melihat bahwa sejak lahir orang sudah
terintegrasi ke dalam suatu kelompok.Bahkan seringkali keluarga jauh juga turut terlibat dalam
merawat sanak saudara dan kerabatnya.

 Uncertainty Avoidance

Salah satu dimensi dari Hofstede adalah mengenai bagaimana budaya nasional berkaitan
dengan ketidakpastian dan ambiguitas, kemudian bagaimana mereka beradaptasi terhadap
perubahan.Pada negara-negara yang mempunyai uncertainty avoidance yang besar,
cenderung menjunjung tinggi konformitas dan keamanan, menghindari risiko dan
mengandalkan peraturan formal dan juga ritual.Kepercayaan hanyalah diberikan kepada
keluarga dan teman yang terdekat.Akan sulit bagi seorang negotiator dari luar untuk menjalin
hubungan dan memperoleh kepercayaan dari mereka.Pada negara dengan uncertainty
avoidance yang rendah, atau memiliki toleransi yang lebih tinggi untuk ketidakpastian, mereka
cenderung lebih bisa menerima risiko, dapat memecahkan masalah, memiliki struktur
organisasi yang flat, dan memilki toleransi terhadap ambiguitas. Bagi orang dari masyarakat
luar, akan lebih mudah untuk menjalani hubungan dan memperoleh kepercayaan.

 Kuantitas Vs Kualitas Hidup

Dimensi budaya keempat seperti individualisme dan kolektivisme, adalah suatu


percabangan.Kuantitas hidup adalah tingkat di mana nilai-nilai, seperti ketegasan, pemilikan
uang dan barang, dan persaingan yang muncul. Kualitas hidup adalah atribut budaya nasional
yang menekankan hubungan dan perhatian pada orang lain

 Orientasi Jangka Panjang dan Jangka Pendek

Atribut budaya yang terakhir dari Hofstede melihat pada orientasi suatu negara terhadap hidup
dan pekerjaan. Orang yang berada dalam budaya orientasi jangka panjang melihat pada masa
depan dan menghargai penghematan dan ketekunan. Orientasi jangka pendek menghargai
masa lalu dan masa sekarang dan menekankan penghormatan tradisi dan memenuhi
kewajiban sosial.

2.4.5. Manajemen Global dalam Dunia Kini

Melakukan bisnis global saat ini tidaklah mudah. Para manajer menghadapi tantangan
yang serius .tantangan meningkat dari asosiasi yang terbuka dengan globalisasi dan dari
perbedaan budaya yang signifikan. Perubahan yang sangat cepat, yang terjadi dalam
lingkungan bisnis telah secara otomatis menuntut setiap pelaku bisnis untuk selalu memberikan
perhatian dan tanggapan terhadap lingkungannya.Hal ini mengkondisikan perusahaan untuk
kemudian merumuskan strategi agar mampu mengantisipasi perubahan dan pencapaian tujuan
perusahaan.Didasari atas pentingnya perumusan strategi, proses perumusan strategi
merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk menemukan strategi yang tepat bagi
perusahaan.Rangkaian kegiatan yang diperlukan meliputi analisis lingkungan perusahaan, baik
lingkungan internal maupun lingkungan ekstrnal.Analisis ini berguna untuk mengetahui
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dapat memperlancar ataupun menghambat
perkembangan perusahaan.

Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi,


berdampak pada semakin ketatnya persaingan dan semakin cepatnya terjadi perubahan pada
lingkungan usaha. Barang-barang hasil produksi dalam negeri saat ini sudah harus langsung
berkompetisi dengan produk-produk dari luar negeri, dan perusahaan harus menerima
kenyataan bahwa pesatnya perkembangan teknologi mengakibatkan cepat usangnya fasilitas
produksi, semakin singkatnya daur hidup produk, dan keuntungan yang didapat pun akan
semakin rendah. Lingkungan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan perusahaan di dunia
semakin bergejolak (turbulent), terutama sejak terjadinya krisis global dan perubahan
pemerintahan berikut gejolak sosial di dalam negeri pada awal tahun 2009.Apalagi dengan
kondisi internal kebanyakan perusahaan yang memburuk dan bangkrutnya sebagian
perusahaan, menjadikan perhatian terhadap pengaruh dan dampak faktor-faktor lingkungan
eksternal perusahaan menjadi sangat penting. Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap
saat, umumnya berupa gerak perubahan dari salah satu atau gabungan faktor-faktor lingkungan
luar perusahaan, baik pada skala nasional, regional maupun global. Sebagian dari dampak
yang mereka timbulkan banyak terbukti telah mempengaruhi datangnya berbagai kesempatan
usaha (business opportunities), tetapi banyak pula rekaman contoh kasus dari faktor eksternal
ini yang menjadi kendala dalam berusaha (business threats and constraints).

Kesuksesan mengelola lingkungan global saat ini akan membutuhkan sensitivitas dan
pengertian yang luar biasa. Sehingga, Para manajer perlu menyadari bahwa apa yang mereka
putuskan dan lakukan akan diperhatikan tidak hanya oleh mereka yang mungkin setuju tetapi
yang paling penting oleh mereka yang tidak setuju. Olehnya, para manajer perlu menyesuaikan
gaya kepemimpinan dan pendekatan manajemennya untuk mengakomodasikan perbedaan
pandangan .namun, seperti biasanya para manajer akan perlu untuk dapat melakukan hal ini
sambil sedapat mungkin tetap efisien dan efektif dalam mencapai tujuan organisasi.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam mengelola pasar global, hal yang paling dasar yang harus kita miliki adalah sudut
pandang global yang baik, kita juga harus selalu mengetahui berita-berita terkini tentang
organisasi-organisasi global yang berpengaruh penting dalam perekonomian dunia, serta
mengenal lingkungan global dengan sangat baik.

3.2. Saran
Untuk referensi tambahan, kami menyarankan untuk membaca buku-buku atau
artikel-artikel seputar bisnis internasional, organisasi internasional serta perusahaan-
perusahaan yang sudah mendunia secara lebih detail.
DEMOKRASI
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Dewasa ini, hampir seluruh warga di dunia mengaku menjadi penganut paham
demokrasi. Demokrasi dipraktekkan di seluruh dunia secara berbeda-beda dari satu negara ke
negara lain. Konsep demokrasi diterima oleh hampir seluruh negara di dunia. Diterimanya
konsep demokrasi disebabkan oleh keyakinanmereka bahwa konsep ini merupakan tata
pemerintahan yang paling unggul menganut sistem demokrasi, demokrasi harus berdasarkan
pada suatu kedaulatan rakyat, artinya kekuasaan negara itu dikelola oleh rakyat, dari rakyat dan
untuk rakyat.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berusaha untuk
membangun sistem politik demokrasi sejak menyatakan kemerdekaan dan kedaulatannya pada
tahun 1945. Sebagai sebuah gagasan, demokrasi sebenarnya sudah banyak dibahas atau bahkan
dicoba diterapkan di Indonesia. Pada awal kemerdekaan Indonesia berbagai hal dengan
negaramasyarakat telah diatur dalam UUD 1945.
Para pendiri bangsa berharap agar terwujudnya pemerintahan yang melindungi bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Semua itu merupakan gagasan-gagasan dasar yang
melandasi kehidupan negara yang demokratis.
Sebagai bentuk kesungguhan negara Indonesia, landasan tentang demokrasi telah
tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 maupun Batang Tubuh UUD 1945. Seluruh pernyataan
dalam UUD 1945 dilandasi oleh jiwa dan semangat demokrasi. Penyusunan naskah UUD 1945
itu sendiri juga dilakukan secara demokratis. UUD 1945 merangkum semua golongan dan
kepentingan dalam masyarakat Indonesia. Dengan demikian, demokrasi bagi bangsa Indonesia
adalah konsep yang tidak dapat dipisahkan.Budaya demokrasi di Indonesia perlu dikembangkan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta hendaknya mengacu kepada
akar budaya nasionalisme yang memiliki nilai gotong royong atau kebersamaan dan
mementingkan kepentingan umum. Namun, budaya individualisme dan budaya liberal yang
masuk melanda masyarakat dengan melalui arus globalisasi tidak mungkin bisa dibendung
karena kemajuan teknologi.
B.Identifikasi Masalah
Sehungan dengan latar belakang masalah diatas,maka dapat di identifikasikan beberapa
masalah berikut:
 Kurangnya pemahaman masyatrakat Indonesia terhadap demokrasi;
 Kurangnya pemahaman masyarakat dalam pelaksanaan demokrasi;
 Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pelaksanaan demokrasi di pemerintahan;
 Perkembangan demokrasi di Indonesia yang banyak berubah,mengakibatan perubahan dalam
tatanan pemerintahan di Indonesia;
 Pelaksanaan demokrasi di Indonesia yang tidak sempurna berjalan sebagaimana mestinya.
C.Batasan Masalah
Didalam makalah ini dibatasi pembahasan mengenai prinsip demokrasi di
Indonesia,konsep partisipasi demokrasi,dan situasi demokrasi di Indonesia saat ini.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang,identifikasi masalah pembatasan masalah maka di dalam
makalah ini akan membahas:
1.Apa pengertian demokrasi?
2.Bagamaimana perkembangan/pelaksanaan demokrasi di Indonesia?
3.Bagaimana kehidupan bernegara yang demokrasi ?
4.Apa manfaat demokrasi ?
5.Bagaimana situasi demokrasi di Indonesia saat ini?
E.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
 Untuk mengetahui apa yang di maksud demokrasi
 Untuk mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia
 Untuk mengetahui bentuk kehidupan bernegara yang demokrasi
 Untuk mengetahui manfaat dari demokrasi
 Untuk mengetahui situasi demokrasi demokrasi di Indonesia saat ini
F.Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan makalah ini sebagai berikuit:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Didalam pendahuluan ini akan dijelaskan latar belakang penulisan makalah,identifikasi
masalah,batasan masalah,rumusan masalah,dan tujuan penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada landasan teori ini kita akan membahas tentang ,konsep dasar demokrasi,pengertian
demokrasi,prinsip demokrasi,ciri-ciri demokrasi,dan nilai-nilai demokrasi

BAB III PEMBAHASAN


Di pembahasan ini kita akan membahas tentang pilar demokrasi di Indonesia,dan
perkembangan demokrasi di Indonesia
BAB IV PENUTUP
Pada halaman penutup ini akan disimpulkan bagaimana pelaksanaan demokrasi di
Indonesia saat ini,melalaui peninjauan terhadap indeks demokrasi Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II LANDASAN TEORI

Tinjauan Pustaka
A.Konsep Dasar Demokrasi
Sulit mencari kesepakatan dari semua pihak tentang pengertian atau definisi demokrasi.
Ketika ada yang mendefinisikan demokrasi secara ideal atau juga disebut sebagai definisi
populistik tentang demokrasi, yakni sebuah sistem pemerintahan ”dari, oleh, dan untuk rakyat”
maka pengertian demokrasi demikian tidak pernah ada dalam sejarah umat manusia. Tidak
pernah ada pemerintahan dijalankan secara langsung oleh semua rakyat; dan tidak pernah ada
pemerintahan sepenuhnya untuk semua rakyat (Dahl 1971; Coppedge dan Reinicke 1993).
Dalam praktiknya, yang menjalankan pemerintahan bukan rakyat, tapi elite yang
jumlahnya jauh lebih sedikit. Juga tidak pernah ada hasil dari pemerintahan itu untuk rakyat
semuanya secara merata, tapi selalu ada perbedaan antara yang mendapat jauh lebih banyak dan
yang mendapat jauh lebih sedikit. Karena itu, ketika pengertian”demokrasi populistik” hendak
tetap dipertahankan, Dahl mengusulkan konsep ”poliarki” sebagai pengganti dari konsep
”demokrasi populistik”tersebut. Poliarki dinilai lebih realistik untuk menggambarkan tentang
sebuah fenomena politik tertentu dalam sejarah peradaban manusia sebab poliarki mengacu pada
sebuah sistem pemerintahan oleh ”banyak rakyat” bukan oleh ”semua rakyat”,oleh”banyak
orang” bukan oleh”semua orang.”

B.Pengertian Demokrasi
Kebanyakan orang mungkin sudah terbiasa dengan istilah demokrasi. Secara etimologis,
kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani “demos” berarti rakyat dan “kratos” berarti
kekuasaan atau berkuasa. Dengan demikian, demokrasi artinya pemerintahan oleh rakyat,
dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau
oleh wakil-wakil yang mereka pilih di bawah sistem pemilihan bebas. Dalam ucapan Abraham
Lincoln, Presiden Amerika Serikat ke-16 (periode 1861-1865) demokrasi secara sederhana
diartikan sebagai “the government from the people, by the people, and for the people”, yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kebebasan dan demokrasi sering
dipakai secara timbal balik, tetapi keduanya tidak sama.
Menurut Alamudi (1991) demokrasi sesungguhnya adalah seperangkat gagasan dan
prinsip tentang kebebasan, tetapi juga mencakup seperangkat praktik dan prosedur yang
terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-liku, sehingga demokrasi sering disebut
suatu pelembagaan dari kebebasan. Karena itu, mungkin saja mengenali dasar-dasar
pemerintahan konstitusional yang sudah teruji oleh zaman, yakni hak asasi dan persamaan di
depan hukum yang harus dimiliki setiap masyarakat untuk secara pantas disebut demokrasi.
Menurut International Commision of Jurist (ICJ), demokrasi adalah suatu bentuk
pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusankeputusan politik diselenggarakan oleh wn
melalui wakil-wakil yg dipilih oleh mereka dan bertanggung jawab kepada mereka melalui suatu
proses pemilihan yg bebas.
Sedangkan menurur Henry B Mayo yang dikutip oleh Azyumardi Azra menyatakan
bahwa:
Demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan
umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat
dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan plotik dan
diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik. (Azyumardi Azra, 2003: 110)
Dari beberapa pendapat di atas diperoleh kesimpulan bahwa demokrasi sebagai suatu
sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan, yang memberikan penekanan pada
keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik penyelenggaraan negara maupun pemerintahan.
Demokrasi bertujuan mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas
negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya dengan pembagian kekuasaan dalam
suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica),yaitu kekuasaan yang
diperoleh dari rakyat harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.Prinsip
semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta
sejarah mencatat kekuasaaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu
membentuk masyarakat yang adil dan beradaab,bahkan kekuasaan absolut pemerintah sering
menimbulkan pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
Demokrasi tidak akan datang,tumbuh,dan berkembang dengan sendirinya dalam
kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara.Oleh karena itu,demokrasi memerlukan
usaha nyata setiap warga dan perangkat pendukungnya,yaitu budaya yang kondusif sebagai
manifestasi dari suatu mind set (kerangka berpikir) dan setting social (rancangan
masyarakat).Bentuk konkret manifestasi tersebut adalah demokrasi menjadi way of life
(pandangan hidup) dalam seluk beluk sendi bernegara ,baik masyarakat maupun oleh
pemerintah.
Menurut Nurcholich Madjid,demokrasi dalam kerangka diatas berarti proses
melaksanakan nilai-nilai civility (keadaban) dalam bernegara dan bermasyarakat.Demokrasi
merupakan proses menuju dan menjaga civil society yang menghormati dan berupaya
merealisasikan nilai-nilai demokrasi(Sukron,2002).Menurut Nurcholish Madjid (Gak
Nur),pandangan hidup demokratis berdasarkan bahan-bahan telah berkembang, baik secara
teoritis maupun pengalaman praktis di negeri-negeri yang demokrasinya cukup mapan.
Negara atau pemerintah dalam menjalankan tata pemerintahan-nya dikatakan demokratis
dapat dilihat dari empat aspek (Tim ICCE UIN Jakarta,2005:123),yaitu:
1.Masalah pembentukan negara;
2.Dasar kekuasaan negara;
3.Susunan kekuasaan negara;
4.Masalah kontrol rakyat.

C.Prinsip Demokrasi Di Indonesia


Salah satu pilar demokrasi adalah trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik
negara (eksekutif,yudikatif,dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara
yang saling lepas (independen ) dalam berada dalam peringkat yang sejajar satu sama
lain.Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga
lembaga negara ini dapat saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip cheks and
balances.
Ketiga lembaga negara tersebut adalah lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan
untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif , lembaga pengadilan yang
berwenang menyelenggarakan kekuasaan yudikatif dan lembaga perwakilan rakyat (DPR,untuk
Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasan legislatif .Di bawah sistem
ini,keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak
sesuai dengan aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui
proses pemilian umum legislatif,selain sesuai dengan hukum dan peraturan.
Selain pemlihan umum legislatif , banyak keputusan atau hasil- hasil penting,misalnya
pemilihan presiden suatu negara ,diperoleh melalui pemilihan umum.Di Indonesia , hak pilih
hanya diberikan kepada warga negara yang telah melewati umur tertentu ,misalnya umur 18
tahun , dan yang tidak memiliki catatan criminal (misalnya,narapidana atau bekas
narapidana).Pada dasarnya prinsip demokrasi itu sebagai berikut:
a. Kedaulatan di tangan rakyat
Kedaulatan rakyat maksudnya kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.
Ini berarti kehendak rakyat merupakan kehendak tertinggi. Apabila setiap warga negara mampu
memahami arti dan makna dari prinsip demokrasi
b. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia
Pengakuan bahwa semua manusia memiliki harkat dan martabat yang sama, dengan tidak
membeda-bedakan baik atas jenis kelamin, agama, suku dan sebagainya. Pengakuan akan hak
asasi manusia di Indonesia telah tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang sebenarnya
terlebih dahulu ada dibanding dengan Deklarasi Universal PBB yang lahir pada tanggal 24
Desember 1945. Peraturan tentang hak asasi manusia
Undang-Undang Dasar 1945 dimuat dalam: Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea
pertama dan empat, Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945, Ketetapan MPR mengenai hak
asasi manusia Indonesia telah tertuang dalam ketetapan MPR No.XVII/MPR/1998. Setelah itu,
dibentuk Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia, Undang-Undang yang
mengatur dan menjadi hak asasi manusia di Indonesia adalah Undang-Undang No.39 Tahun
1999 tentang hak asasi manusia.
c. Pemerintahan berdasar hukum (konstitusi)
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak
bersifat absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih
menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh
ketentuan konstitusi.
d. Peradilan yang bebas dan tidak memihak
Setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk diperlakukan sama di
depan hukum, pengadilan, dan pemerintahan tanpa membedakan jenis kelamin, ras, suku, agama,
kekayaan, pangkat, dan jabatan. Dalam persidangan di pengadilan, hakim tidak membeda-
bedakan perlakuan dan tidak memihak si kaya, pejabat, dan orang yang berpangkat. Jika
merekabersalah, hakim harus mengadilinya dan memberikan hukuman sesuai dengan
kesalahannya.
e. Pengambilan keputusan atas musyawarah
Bahwa dalam setiap pengambilan keputusan itu harus dilaksanakan sesuai
keputusan bersama(musyawarah) untuk mencapai mufakat.
f. Adanya partai plitik dan organisasi sosial politik
Bahwa dengan adanya partai politik dan dan organisasi sosial politik ini
berfungsi untuk menyalurkan aspirasi rakyat.
g. Pemilu yang demkratis
Pemilihan Umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945.

D. Ciri-ciri Demokrasi.
Menurut Henry B. Mayo dalam Miriam Budiarjo (1990: 62 ) dalam bukunya
”Introduction to Democratic Theory“, memberikan ciri-ciri demokrasi dari sejumlah nilai yaitu:
1) Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.

2) Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang
berubah.

3) Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.

4) Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.

5) Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman dalam masyarakat.

6) Menjamin tegaknya keadilan.


Beberapa ciri pokok demokrasi menurut Syahrial Sarbini (2006 : 122) antara lain :
1) Keputusan diambil berdasarkan suara rakyat atau kehendak rakyat.
2) Kebebasan individu dibatasi oleh kepentingan bersama, kepentingan bersama lebih penting
daripada kepentingan individu atau golongan.
3) Kekuasaan merupakan amanat rakyat, segala sesuatu yang dijalankan pemerintah adalah untuk
kepentingan rakyat.
4) Kedaulatan ada ditangan rakyat, lembaga perwakilan rakyat mempunyai kedudukan penting
dalam system kekuasaan negara.
E. Nilai-Nilai Demokrasi
Mengutip pendapatnya Zamroni dalam Winarno (2007: 98), nilai-nilai demokrasi
meliputi :
1) Toleransi.
Bersikap toleran artinya bersikap menenggang (menghargai,membiarkan dan
membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan,kepercayaan, kebiasaan kelakuan dan
sebagainya) yang bertentangan atau berbeda dengan pendirian sendiri. Dalam mayarakat
demokratis seorang berhak memiliki pandangannya sendiri, tetapi ia akan memegang teguh
pendiriannya itu dengan cara yang toleranterhadap pandangan orang lain yang berbeda atau
bahkan bertentangan dengan pendirianya. Sebagai nilai, toleransi dapat mendorong tumbuhnya
sikap toleran terhadap keanekaragamaan, sikap saling percaya dan kesediaan untuk bekerjasama
antarpihak yang berbeda-beda keyakinan, prinsip,
pandangan dan kepentingan.
2) Kebebasan mengemukakan pendapat.
Mengeluarkan pikiran secara bebas adalah mengeluarkan pendapat,pandangan, kehendak,
atau perasaan yang bebas dari tekanan fisik,psikis, atau pembatasan yang bertentangab dengan
tujuan pengaturan tentan kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum. Warga negara
yang menyampaikan pendapatnya di muka umum berhak untuk mengeluarkan pikiran secar
bebas dan memperoleh perlindungan hukum. Dengan demikian, orang bebas mengeluarkan
pendapat tetapi perlu pengaturan dalam mengeluarkan pendapat tersebut agar tidak menimbulkan
konflik yang berkepanjangan antar-anggota masyarakat.
3) Menghormati perbedaan pendapat.
Warga negara yang menyampaikan pendapatnya di muka umum berhak
untuk mengeluarkan pikiran secar bebas dan orang lain harus bisa
menghormati perbedaan pendapat orang tersebut.
4) Memahami keanekaragaman dalam masyarakat.
Perubahan Dinamis dan arus Globalisasi yang tinggi menyebabkan masyarakat yang
memiliki banyak dan beragam kebudayaan kurang memiliki kesadaran akan pentingnya peranan
budaya lokal kita ini dalam memperkokoh ketahanan Budaya Bangsa. Oleh karena itu kita harus
memahami arti kebudayaan serta menjadikan keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia
sebagai sumber kekuatan untuk ketahanan budaya bangsa.Agar budaya kita tetap terjaga dan
tidak diambil oleh bangsa lain.
5) Terbuka dan komunikasi.
Demokrasi termasuk bersikap setara pada sesama warga ataupun terbuka
terhadap kritik, masukan, dan perbedaan pendapat, bukanlah sekadar sebuah keputusan politik,
apalagi kemauan pribadi perorangan belaka. Demokrasi adalah sebuah proses panjang kebiasaan
dan pembiasaan bersama yang terus-menerus. Demokrasi pada dasarnya adalah sebuah
kepercayaan akan kebijakan orang banyak. Jauh dalam lubuknya, lebih dari sekadar
kepercayaannya akan kebebasan sebagai fitrah manusia,
demokrasi adalah haluan yang berusaha menempatkan kesetaraan manusia di atas segalanya.
6) Menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan.
Setiap manusia mempunyai hak yakni hak dasar yang dimiliki manusia
sejak lahir sebagai kodrat dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang wajib untuk dilindungi
dan dihargai oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan
perlindungan harkat dan martabat manusia. Pengakuan bahwa semua manusia memiliki harkat
dan martabat yang sama, dengan tidak membeda-bedakan baik atas jenis kelamin, agama, suku.
7) Percaya diri.
Rasa percaya diri adalah sikap yang dapat di tumbuhkan dari sikap sanggup berdiri sndiri,
sanggup menguasai diri sendiri dan bebas dari pengendalian orang lain dan bagaimana kita
menilai diri sendiri maupun orang lain menilai kita.sehingga kita mampu menghadapi situasi
apapun. Individu yang mempunyai rasa percaya diri adalah
mengatur dirinya sendiri,dapat mengarahkan,mengambil inisiatif,memahami dan mengatasi
kesulitan-kesulitan sendiri,dan dapat melakukan hal-hal untuk dirinya sendiri.
8) Tidak menggantungkan pada orang lain.
Kekuasaan yang diberikan rakyat melalui satu proses demokratis dan dilaksanakan secara
benar bersifat mengikat semua warga. Tetapi warga tetap memiliki kewenangan untuk
melakukan kontrol atas penyelenggaraan kekuasaan. Hal ini hanya dapat tercapai apabila semua
orang yang terlibat Di dalam aksi massa itu adalah warga yang berpikir mandiri dan serius.
Rakyat yang menjadi pendukung utama demokrasi
adalah rakyat yang madani, yang mandiri dalam pemikirannya. Dia mesti menjadi orang yang
mengetahui apa yang dilakukannya dan mempunyai tanggung jawab terhadap perbuatannya.
9) Saling menghargai.
Salah satu sifat yang mesti diwujuddkan dalam kehidupan sehari-hari ialah saling
menghargai kepada sesama manusia dengan berlaku sopan,tawadhu, tasamuh, muru‟ah (menjaga
harga diri), pemaaf, menepati janji, berlaku „adil dan lain- lain. sebagainya. Harga menghargai
ditengah pergaulan hidup, setiap anggota masyarakat mempunyai tanggung jawab moral untuk
mempertahankan dan mewujudkan citra
baik dalam masyarakat dengan menampakkan tutur kata, sikap dan tingkah laku, cara
berpakaian, cara bergaul, lebih bagus daripada orang lain.
10) Mampu mengekang diri.
Dengan kemampuan mengekang diri, maka hidup akan lebih tertata, dan
lebih memungkinkan baginya mencapai sukses. Sebagai orang yang mampu mengekang diri,
maka ia akan: Pertama, membangun komitmen yang kuat untuk tidak berpikir, bertindak,
bersikap, dan berperilaku yang bertentangan dengan firman Allah SWT. Kedua, karena Allah
SWT juga memerintahkan agar setiap manusia mampu memberi manfaat optimal bagi
lingkungannya, maka ia berkomitmen untuk menjadikan pikiran,
sikap, tindakan, dan perilakunya bermanfaat optimal bagi lingkungannya. Ketiga, ia bersungguh-
sungguh mewujudkan komitmennya agar ia dapat mewujudkan komitmennya.
11) Kebersamaan.
Manusia adl makhluk sosial yang tdk bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan
kebersamaan dlm kehidupannya. Tuhan menciptakan manusia beraneka ragam dan berbeda-beda
tingkat sosialnya. Ada yang kuat ada yang lemah ada yang kaya ada yang miskin dan seterusnya.
Demikian pula Tuhan ciptakan manusia dengan keahlian dan kepandaian yang berbeda-beda
pula. Semua itu adalah dalam rangka saling memberi dan saling mengambil manfaat.
12) Keseimbangan
Satu hal yang juga hampir boleh dikatakan tidak dapat lepas dari diri kita
adalah kenyataan bahwa kita juga menjadi bagian dari kelompok kemasyarakatan dimanapun
lingkungan kita berada, otomatis semua orang mempunyai fungsi dan peran sosialnya masing-
masing dalam struktur kemasyarakatan tersebut, walau sekecil apapun peranan tersebut.
Kehidupan masyarakat yang seimbang dapat dibayangka sebagai kehidupan masyarakat yang
tumbuh secara bebas dan positif, penuh dengan variasi dan dinamikanya dalam suatu keteraturan
uang serasi dan harmonis.

BAB III PEMBAHASAN

A..Pilar Demokrasi di Indonesia


Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, Sanusi (2006) mengetengahkan
sepuluh pilar demokrasi yang dipesankan oleh para pembentuk negara (the founding fathers)
sebagaimana diletakkan di dalam UUD 1945 sebagai berikut:
1.Demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
Esensinya adalah seluruh sistem serta perilaku dalam menyelenggarakan kenegaraan RI
haruslah taat asas, konsisten, atau sesuai dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah dasar Ketuhanan
Yang Maha Esa.
2.Demokrasi dengan kecerdasan
Demokrasi harus dirancang dan dilaksanakan oleh segenap rakyat dengan pengertian-
pengertiannya yang jelas, dimana rakyat sendiri turut terlibat langsung merumuskan
substansinya, mengujicobakan disainnya, menilai dan menguji keabsahannya. Sebab UUD 1945
dan demokrasinya bukanlah seumpama final product yang tinggal mengkonsumsi saja, tetapi
mengandung nilai-nilai dasar dan kaidah-kaidah dasar untuk supra-struktur dan infra-struktur
sistem kehidupan bernegara bangsa Indonesia. Nilai-nilai dan kaidah-kaidah dasar ini
memerlukan pengolahan secara seksama. Rujukan yang mengenai kehidupan bernegara dan
berbangsa tidak dimaksudkan untuk diperlakukan hanya sebagai kumpulan dogma-dogma saja,
melainkan harus ditata dengan menggunakan akal budi dan akal pikiran yang sehat. Pengolahan
itu harus dilakukan dengan cerdas.
3. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat
Demokrasi menurut UUD 1945 ialah demokrasi yang berkedaulatan rakyat, yaitu
kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Secara prinsip, rakyatlah yang memiliki atau
memegang kedaulatan itu. Kedaulatan itu kemudian dilaksanakan menurut undang-undang dasar.
4. Demokrasi dengan rule of law
Negara adalah organisasi kekuasaan, artinya organisasi yang memiliki kekuasaan dan
dapat menggunakan kekuasaan itu dengan paksa. Dalam negara hukum, kekuasaan dan hukum
itu merupakan kesatuan konsep yang integral dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Implikasinya
adalah kekuasaan negara harus punya legitimasi hukum. Esensi dari demokrasi dengan rule of
law adalah bahwa kekuasaan negara harus mengandung, melindungi, serta mengembangkan
kebenaran hukum (legal truth). Kekuasaan negara memberikan keadilan hukum (legal justice)
bukan demokrasi yang terbatas pada keadilan formal dan kepura-puraan. Kekuasaan negara
menjamin kepastian hukum (legal security), dan kekuasaan ini mengembangkan manfaat atau
kepentingan hukum (legal interest) seperti kedamaian dan pembangunan. Esensi lainnya adalah
bahwa seluruh warga negara memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum, memiliki akses
yang sama kepada layanan hukum. sebaliknya, seluruh warga negara berkewajiban mentaati
semua peraturah hukum.
5. Demokrasi dengan pembagian kekuasaan negara
Demokrasi dikuatkan dengan pembagian kekuasaan negara dan diserahkan kepada
badan-badan negara yang bertanggung jawab menurut undang-undang dasar.
6. Demokrasi dengan hak azasi manusia
Demokrasi menurut UUD 1945 mengakui hak asasi manusia yang tujuannya bukan saja
menghormati hak-hak asasi, melainkan untuk meningkatkan martabat dan derajat manusia
seutuhnya. Hak asasi manusia bersumber pada sifat hakikat manusia yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Hak asasi manusia bukan diberikan oleh negara atau pemerintah. Hak ini tidak
boleh dirampas atau diasingkan oleh negara dan atau oleh siapapun.
7. Demokrasi dengan peradilan yang merdeka
Lembaga peradilan merupakan lembaga tertinggi yang menyuarakan kebenaran, keadilan,
dan kepastian hukum. Lembaga ini merupakan pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka
(independent). Ia tidak boleh diintervensi oleh kekuasaan apapun. Kekuasaan yang merdeka ini
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua pihak yang berkepentingan untuk
mencari dan menemukan hukum yang seadil-adilnya. Di muka pengadilan, semua pihak
mempunyai hak dan kedudukan yang sama. 8. Demokrasi dengan otonomi daerah
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Hal ini merupakan pelaksanaan amanat UUD 1945 yang
mengatur bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-masing mempunyai
pemerintahan daerah (Pasal 18 UUD 1945).
9. Demokrasi dengan kemakmuran
Demokrasi bukan sekedar soal kebebasan dan hak, bukan sekedar soal kewajiban dan
tanggung jawab, bukan pula sekedar soal mengorganisir kedaulatan rakyat atau pembagian
kekuasaan. Demokrasi bukan pula sekedar soal otonomi daerah dan keadilan hukum. sebab
berbarengan dengan itu semua, demokrasi menurut UUD 1945 ternyata ditujukan untuk
membangun negara berkemakmuran/kesejahteraan (welfare state) oleh dan untuk sebesar-
besarnya rakyat Indonesia.
10. Demokrasi yang berkeadilan sosial
Demokrasi menurut UUD 1945 menggariskan keadilan sosial diantara berbagai
kelompok, golongan, dan lapisan masyarakat. Keadilan sosial bukan soal kesamarataan dalam
pembagian output materi dan sistem kemasyarakatan. Keadilan sosial justru lebih merujuk pada
keadilan peraturan dan tatanan kemasyarakatan yang tidak diskriminatif untuk memperoleh
kesempatan atau peluang hidup, tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan, politik, administrasi
pemerintahan, layanan birokrasi, bisnis, dan lain-lain.

B.Perkembangan Demokrasi Di Indonesia


Setelah Orde Baru tumbang yang ditandai oleh turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan
pada bulan Mei 1998 terbuka kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk kembali menggunakan
demokrasi. Demokrasi merupakan pilihan satu-satunya bagi
bangsa Indonesia karena memang tidak ada bentuk pemerintahan atau sistem politik lainnya
yang lebih baik yang dapat dipakai untuk menggantikan sistem politik Orde Baru yang otoriter.
Oleh karena itu ada konsensus nasional tentang perlunya
digunakan demokrasi setelah Orde Baru tumbang. Gerakan demokratisasi setelah Orde Baru
dimulai dengan gerakan yang dilakukan oleh massa rakyat secara spontan. Segera setelah
Soeharto menyatakan pengunduran dirinya, para tokoh masyarakat membentuk sejumlah partai
politik dan melaksanakan kebebasan berbicara danberserikat/berkumpul sesuai dengan nilai-nilai
demokrasi tanpa mendapat halangan dari pemerintah. Pemerintah tidak melarang demokratisasi
tersebut meskipun peraturan perundangan yang berlaku bias digunakan untuk itu. Pemerintah
bisa saja, umpamanya, melarang pembentukan partai politik karena bertentangan dengan UU
Partai Politik dan Golongan Karya yanghanya mengakui dua partai politik dan satu Golongan
Karya. Tentu saja pemerintah tidak mau mengambil resiko bertentangan dengan rakyat sehingga
pemerintah membiarkan demokratisasi bergerak sesuai dengan keinginan rakyat.
Pemerintah kemudian membuka peluang yang lebih luas untuk melakukan
demokratisasi dengan mengeluarkan tiga UU politik baru yang lebih demokratis pada awal 1999.
Langkah selanjutnya adalah amandemen UUD 1945 yang bertujuan untuk menegakkan
demokrasi secara nyata dalam sistem politik Indonesia.Demokratisasi pada tingkat pemerintah
pusat dilakukan bersamaan dengan demokratisasi pada tingkat pemerintah daerah
(provinsi,kabupaten, dan kota). Tidak lama setelah UU Politik dikeluarkan,diterbitkan pula UU
Pemerintahan Daerah yang memberikan otonomi
yang luas kepada daerah-daerah.Suasana bebebasan dan keterbukaan yang terbentuk pada tingkat
pusat dengan segera diikuti oleh daerahdaerah.
Oleh karena itu beralasan untuk mengatakan, demokratisasi di Indonesia semenjak 1998
juga telah menghasilkan demokratisasi pada tingkat pemerintah daerah.Sesuai dengan
perkembangan demokratisasi di tingkat pusat, di tingkat provinsi (juga di tingkat kabupaten dan
kota) dilakukan penguatan kedudukan dan fungsi tersebut mempunyai kedudukan yang sama
dengan gubernur. Gubernur tidak lagi merupakan “penguasa tunggal” seperti yang disebutkan
dalam UU Pemda yang dihasilkan selama masa Orde Baru.DPRD telah mendapatkan perannya
sebagai lembaga legislatif daerah yang bersama-sama dengan gubernur sebagai kepala eksekutif
membuat peraturan daerah (perda). DPRD Provinsi menjadi lebih mandiri karena dipilih melalui
pemilihan umum (pemilu) yang demokratis. Melalui pemilu tersebut, para pemilih mempunyai
kesempatan menggunakan hak politik mereka untuk menentukan partai politik yang akan duduk
di DPRD.
Suasana kebebasan yang tercipta di tingkat pusat sebagai akibat dari demokratisasi juga
tercipta di daerah. Partisipasi masyarakat dalam memperjuangkan
tuntutan mereka dan mengawasi jalannya pemerintahan telah menjadi gejala umum di seluruh
provinsi di Indonesia. Berbagai demonstrasi dilakukan oleh kelompok-
kelompok masyarakat, tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di pelosok-pelosok desa di
Indonesia.Rakyat semakin menyadari hak-hak mereka sehingga mereka semakin
peka terhadap praktek-praktek penyelenggaraan pemerintahan yang tidak benar dan merugikan
rakyat.Hal ini mengharuskan pemerintah bersikap lebih peka terhadap aspirasi yang berkembang
di dalam masyarakat. Demokratisasi telah membawa
perubahan-perubahan politik baik di tingkat pusat maupun daerah. Apa yang terjadi di tingkat
pusat dengan cepat ditiru oleh daerahdaerah. Demokratisasi merupakan
sarana untuk membentuk system politik demokratis yang memberikan hak-hak yang luas kepada
rakyat sehingga pemerintah dapat diawasi untuk mencegah terjadinya
penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power).
Dalam perkembangan-nya demokrasi di Indonesia,demokrasi dibagi dalam beberapa
periode berikut:
1.Pelakasanaaan Demokrasi pada Masa Revolusioner (1945-1950)
Tahun 1945-1950,Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin kembali ke
Indonesia.Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik karena masih adanya
revolusi fisik.Pada awalnya kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan.Hal itu terlihat
pada pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang menyebutkan bahwa sebelum MPR ,DPR dan
DPA dibentuk menurut UU ini ,segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden dengan dibantu oleh
KNIP.Untuk menghindari bahwa negara Indonesia adalah negara yang absolute ,pemerintah
mengeluarkan:
a.Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal 16 oktober 1945,KNIP berubah menjadi lembaga
legislatif;
b.Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 tentang Pembentuksn Partai Politik;
c.Maklumat Pemmerintah tangaal 14 november 1945 tentang perubahan sistem pemerintahan
presidensial menjadi parlementer .

2.Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Orde Lama


a) Masa Demokrasi Liberal 1950-1959
Pada masa demokrasi ini peranan parlemen ,akuntabilitas politik sangat tinggi dan
berkembangnya partai-partai politik.Akan tetapi ,praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal
disebabkan :
1) Dominannya partai politik ;
2) Lanadasan social ekonomi yang masih lemah ;
3) Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1945.
Atas dasar kegagalan itu,Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 juli 1959 yanag isinya:
 Bubarkan konstituante
 Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUDS 1950
 Pembentukan MPRS dan DPAS.
b) Masa Demokrasi Terpimpin
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No.VII/MPRS/1965 adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang
berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong di antara semua kekuatan nasional
yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom.Ciri-cirinya adalah:
 Tingginya dominasi presiden
 Terbatasnya peran partai politik
 Berkembangya pengaruh PKI
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antaara lain:
 Sistem kepartaian menjadi tidak jelas ,dan para pemimpin partai banyak yang dipenjarakan;
 Peranan parlemen lemah,bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden membentuk
DPRGR ;
 Jaminan HAM lemah;
 Terbatasnya peran pers;
 Kebijakan politik luar negeri memihak ke RRC (blok timur) yang memicu terjadinya peristiwa
pemberontakan G 30 S PKI .
3.Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Orde Baru 1966-1998
Pelaksanaan demokrasi Orde Baru ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11 maret
1996.Orde Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen .Awal Orde Baru member harapan baru kepada rakyat pemnbangunan di segala
bidang melalui Pelita I,II,III,IV,V dan masa Orde Baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan
Umun tahun 1971,1977,1782 ,1987,1992,dan 1997.Meskipun demikian pelaksanaan demokrasi
pada masa Orde Baru ini dianggap gagal dengan alsan:
 Tidak addanya rotasi kekuaan eksekutif;
 Rekrutmen politik yang tertutup;
 Pemilu yang jauh dari semangat demokrasi ;
 Pengakuan HAM yang terbatas;
 Tumbuhnya KKN yang merajalela.
4.Pelaksaan Demokrasi Orde Reformasi 1998- Sekarang
Demokrasi pada masa reformasi pada dasanrnya merupakan demokrasi dengan
pernbaikan peraturan yang tidak demokratis,dengan meningkatkan peran lembaga tinggi dan
tertinggi negara dengan menegaskan fungsi,wewenang,dan tanggung jawab yang mengacu pada
prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-lembaga
eksekutif,legislative,dan yudikatif.
Masa reformasi berusaha membangun kehidupan yang demokratis antara lain dengan:
Keluarnya Ketetapan MPR RI No.X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi;
Ketetapan No.VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referendum;
Tap MPR RI No.XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari KKN;
Tap MPR RI No.XIII/MPR/1998 tentang ppembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil
Presiden RI;
Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I,II,III,IV.
Disisi lain ada jugak ahli yang berpendapat tentang pelaksanaaan demokrasi di Indonesia
yaitu Menurut Azyumardi Azra (2000: 130-141) Perkembangan demokrasi
di Indonesia dari segi waktu dapat dibagi dalam empat periode, yaitu :
1) Periode 1945-1959 Demokrasi Parlementer.
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer. Sistem
parlementer ini mulai berlaku sebulan setelah kemerdekaan diproklamasikan. Sistem ini
kemudian diperkuat dalam Undang-Undang Dasar 1949 (Konstitusi RIS) dan Undang-Undang
Dasar Sementara (UUDS) 1950. Meskipun sistem ini dapat berjalan dengan memuaskan di
beberapa negara Asia lain, sistem ini ternyata kurang cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini
ditunjukkan dengan melemahnya persatuan bangsa. Dalam UUDS 1950, badan eksekutif terdiri
dari Presiden sebagai kepala negara konstitusional (constitutional head) dan perdana menteri
sebagai kepala pemerintahan.
2) Periode 1959-1965 (Orde Lama)Demokrasi Terpimpin.
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi terpimpin. Dalam demokrasi
terpimpin ditandai oleh tindakan yang menyimpang dari atau menyeleweng terhadap ketentuan
Undangundang Dasar. Dan didalam demokrasi terpimpin terdapat ciri-ciri yaitu adanya dominasi
dari Presiden, terbatasnya peranan partai politik, berkembangnya pengaruh komunis dan
meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Dekrit Presiden 5 Juli dapat dipandang
sebagai suatu usaha untuk mencari jalan keluar dari kemacetan politik melalui pembentukan
kepemimpinan yang kuat.
Misalnya berdasarkan ketetapan MPRS No. III/1963 yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai
Presiden seumur hidup. Selain itu, terjadi penyelewengan dibidang perundang-undangan dimana
pelbagai tindakan pemerintah dilaksanakan melalui Penetapan
Presiden (Penpres) yang memakai Dekrit 5 Juli sebagai sumber hukum, dan sebagainya.
3) Periode 1965-1998 (Orde Baru) Demokrasi Pancasila.
Demokrasi pada masa ini dinamakan demokrasi pancasila. Demokrasi Pancasila dalam
rezim Orde Baru hanya sebagai retorika dan gagasan belum sampai pada tataran praksis atau
penerapan. Karena dalam praktik kenegaraan dan pemerintahan,rezim ini sangat tidak
memberikan ruang bagi kehidupan berdemokrasi. Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru
ditandai oleh; dominannya peranan ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan
politik, pembatasan peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan
partai politik dan publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi
lembaga nonpemerintah
4) Periode 1998-sekarang ( Reformasi ).
Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998.
Jabatan presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, Prof. DR. Ir. Ing. B.J. Habibie. Turunnya
presiden Soeharto disebabkan karena tidak adanya lagi kepercayaan dari rakyat terhadap
pemerintahan Orde Baru. Bergulirnya reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut
menandakan tahap awal bagi transisi demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase
krusial yang kritis karena dalam fase ini akan ditentukan ke mana arah demokrasi akan
dibangun.

BAB IV PENUTUP

Dalam mempelajari bagaimana sesungguhnya perkembangan demokrasi di Indonesia saat


ini maka kita memerlukan data tentang perkembangan demokrasi di Indonesia yang bisa ketahui
melalui pengamatan terhadap indeks demokrasi Indonesia.
Untuk mengetahui bagaimana Demokrasi Indonesia (IDI) dioperasikan ke dalam
tiga aspek kinerja demokrasi, yaitu: Kebebasan Sipil, Hak-hak Politik, dan Lembaga Demokrasi.
Distribusi indeks dari ketiga aspek IDI adalah:
86,97 untuk aspek Kebebasan Sipil;
54,60,untuk aspek Hak-Hak Politik; dan
62,72 untuk aspek Lembaga Demokrasi.
Distribusi indeks tiga aspek ini sekaligus memperlihatkan kontribusi dari masing-masing aspek
terhadap indeks keseluruhan pada skala nasional,dimana aspek Kebebasan Sipil memberikan
kontribusi paling tinggi,disusul oleh Lembaga Demokrasi,dan yang paling kecil memberikan
kontribusi adalah aspek Hak-Hak Politik. Kontribusi indeks tiga aspek ini sangat jelas
menggambarkan meskipun aspek Kebebasan Sipil menyokong indeks sangat tinggi (86,97)
namun indeks secara keseluruhan yang dapat dicapai hanya sebesar 67,30 dikarenakan dua aspek
lainnya memberikan kontribusi indeks relatif rendah.Indeks aspek Kebebasan Sipil yang relatif
tinggi tersebut dihasilkan dari agregasi indeks empat variable yang yang dimiliki yaitu:
(1) Kebebasan Berkumpul dan Berserikat,
(2) Kebebasan Berkeyakinan,
(3)Kebebasan dari Diskriminasi, dan
4) Kebebasan Berpendapat;
Dimana seluruhnya memberikan kontribusi indeks yang tinggi.
Sedangkan rendahnya indeks aspek Hak-Hak Politik disebabkan kontribusi indeks dua variabel
yang dimiliki, yakni:
(1) Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan
Pemerintahan, serta
(2) Hak Memilih dan Dipilih (kurang dari 60).
Sementara untuk aspek Lembaga Demokrasi, kendati tiga dari lima varibel yang dimiliki yakni:
(1) Peran Peradilan yang Independen,
(2) Peran Birokrasi Pemerintah, dan
(3) Pemilu yang Bebas dan Adil memberikan kontribusi indeks tinggi,
namun dua variabel yang lain yaitu
(4) Peran DPRD, dan
(5) Peran Partai Politik memberikan kontribusi indeks sangat rendah.
Agregasi dari indeks lima variabel ini pada akhirnya telah memosisikan indeks nasional untuk
aspek Lembaga Demokrasi berada pada angka 62,72.
Sehingga dapat di simpulkan perkembangan demokrasi di Indonesia saat ini beranjak dari indeks
nasional tiga aspek di antara proposisi yang dapat dikemukakan sebagai jawaban adalah,sejauh
ini Indonesia relatif sangat berhasil dalam membangun kebebasan sipil, dan cukup berhasil
dalam membangun lembaga demokrasi,namun pada sisi lain relatif tertinggal dalam hal hak-hak
Politik.
HAK DAN KEWAJIBAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara sebagai suatu entitas adalah abstrak, yang tampak adalah unsur-unsur negara yang
berupa rakyat, wilayah, dan pemerintah. Salah satu unsur negara adalah rakyat. Rakyat yang
tinggal diwilayah negara menjadi penduduk negara yang bersangkutan. Warga negara adalah
bagian dari penduduk suatu negara. Warga negara memiliki hubungan ndengan negaranya.
Kedudukannya sebagai warga negara menciptakan hubungan berupa peranan, hak dan kewajiban
yang bersifat timbal balik.

Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur
hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat, dan yang paling nampak adalah unsur-unsur
dari Negara yang berupa rakyat, wilayah dan pemerintah. Salah satu unsur Negara adalah rakyat,
rakyat yang tinggal di suatu Negara tersebut merupakan penduduk dari Negara yang
bersangkutan.
Warga Negara adalah bagian dari penduduk suatu Negaranya. Tetapi seperti kita ketahui
tidak sedikit pula yang bukan merupakan warga Negara bisa tinggal di suatu Negara lain yang
bukan merupakan Negaranya. suatu Negara pasti mempunyai suatu undang-undang atau
peraturan yang mengatur tentang kewarganegaraan. Peraturan tersebut memuat tentang siapa
sajakah yang bisa dianggap sebagai warga Negara. Kemudian warga negara itu mempunyai hak
dan kewajiban, hak yang mutlak diterima dan kewajiban yang harus dijalankan atau
dilaksanakan. Dengan demikian, kita sebagai warga negara perlu mengetahui penjelasan-
penjelasan dan pengetahuan-pengetahuan tantang hak dan kewajiban warga negara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu :

1. Apa pengertian hak dan kewajiban warga negara?


2. Apa saja hak dan kewajiban warga negara?
3. Bagaimana penentuan warga negara?
4. Bagaimana pandangan idiologis atas hak dan kewajiban warga negara?
5. Apa saja contoh Hak dan kewajiban WNI?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pa pengertian hak dan kewajiban warga negara.
2. Untuk mengetahui Apa saja hak dan kewajiban warga negara.
3. Untuk mengetahui Bagaimana penentuan warga negara.
4. Untuk mengetahui Bagaimana pandangan idiologis atas hak dan kewajiban warga negara.
5. Untuk mengetahui Apa saja contoh Hak dan kewajiban WNI.

1.4 Manfaat
1. Sebagai media belajar dan tambahan wawasan bagi penulis.
2. Memberikan informasi bagi pembaca.
3. Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.

1.5 Metode Pencarian Materi


Penulis dalam mencari materi menggunakan metode kajian pustaka yaitu mencari di
internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara
1. Pengertian Hak dan Kewajiban
Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung
kepada kita sendiri. Menurut Prof. Dr. Notonagoro Hak adalah kuasa untuk menerima atau
melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak
dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
Misalnya hak mendapatkan pendidikan dasar,hak mendapatkan rasa aman. Sehingga secara
umum, hak dan kewajiban dapat didefinisikan hak adalah esuatu yang mutlak menjadi milik kita
dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri.
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dikerjakan. Menurut Prof. Dr. Notonagoro
kewajiban adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan
melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat
dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan.
Sehingga secara umum kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa
tanggung jawab. Misalnya, wajib mematuhi rambu-rambu lalulintas dan wajib membayar pajak.
2. Pengertian Warga Negara
Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara
tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut Kansil
adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara
yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah
negara itu.
3. Pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan Kewajiban Warga Negara adalah Sesuatu yang mutlak dan penggunaannya
tergantung kepada warga negara dan sesuatu yang harus dikerjakan oleh penduduk yang
sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri.
2.2 Hak dan Kewajiban Warga Negara
Sebagai warga negara yang baik kita wajib membina dan melaksanakan hak dan
kewajiban kita dengan tertib. Hak dan kewajiban warga negara diatur dalam UUD 1945 yang
meliputi :
1. Hak dan Kewajiban dalam Bidang Politik
Pasal 27 ayat (1) menyatakan, bahwa “Tiap-tiap warga negara bersamaan kedudukannya
di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemeritahan itu dengan
tidak ada kecualinya”. Pasal ini menyatakan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban,
yaitu:
a. Hak untuk diperlakukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
b. Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan.
Pasal 28 menyatakan, bahwa “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”. Arti
pesannya adalah:
a. Hak berserikat dan berkumpul.
b. Hak mengeluarkan pikiran (berpendapat).
c. Kewajiban untuk memiliki kemampuan beroganisasi dan melaksanakan aturan-aturan lainnya, di
antaranya: Semua organisasi harus berdasarkan Pancasila sebagai azasnya, semua media pers
dalam mengeluarkan pikiran (pembuatannya selain bebas harus pula bertanggung jawab dan
sebagainya).
2. Hak dan Kewajiban dalam Bidang Sosial Budaya
Pasal 31 ayat (1) menyatakan, bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran”. Pasal 31 ayat (2) menyatakan bahwa “Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistim pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang”. Pasal
32 menyatakan bahwa “Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia”. Arti pesan
yang terkandung adalah:
a. Hak memperoleh kesempatan pendidikan pada segala tingkat, baik umum maupun kejuruan.
b. Hak menikmati dan mengembangkan kebudayaan nasional dan daerah.
c. Kewajiban mematuhi peraturan-peraturan dalam bidang kependidikan.
d. Kewajiban memelihara alat-alat sekolah, kebersihan dan ketertibannya.
e. Kewajiban ikut menanggung biaya pendidikan.
f. Kewajiban memelihara kebudayaan nasional dan daerah.dinyatakan oleh pasal 31 dan 32, Hak
dan Kewajiban warga negara tertuang pula pada pasal 29 ayat (2) yang menyatakan bahwa
“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
g. Hak untuk mengembangkan dan menyempurnakan hidup moral keagamaannya, sehingga di
samping kehidupan materiil juga kehidupan spiritualnya terpelihara dengan baik.
h. Kewajiban untuk percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
3. Hak dan Kewajiban dalam Bidang Hankam
Pasal 30 menyatakan, bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pembelaan negara”.
4. Hak dan Kewajiban dalam Bidang Ekonomi
Pasal 33 ayat (1), menyatakan, bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas azas kekeluargaan. Pasal 33 ayat (2), menyatakan bahwa “Cabang-cabang produksi
yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”.
Pasal 33 ayat (3), menyatakan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Pasal 34 menyatakan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”. Arti
pesannya adalah:
a. Hak memperoleh jaminan kesejahteraan ekonomi, misalnya dengan tersedianya barang dan jasa
keperluan hidup yang terjangkau oleh daya beli rakyat.
b. Hak dipelihara oleh negara untuk fakir miskin dan anak-anak terlantar.
c. Kewajiban bekerja keras dan terarah untuk menggali dan mengolah berbagai sumber daya alam.
d. Kewajiban dalam mengembangkan kehidupan ekonomi yang berazaskan kekeluargaan, tidak
merugikan kepentingan orang lain.
e. Kewajiban membantu negara dalam pembangunan misalnya membayar pajak tepat waktu.
Itulah hak dan kewajiban bangsa Indonesia yang tercantum dalam UUD 1945, dan kita
sebagai warga negara wajib melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
Di samping itu, setiap penduduk yang menjadi warga negara Indonesia, diharapkan
memiliki karakteristik yang bertanggung jawab dalam menjalankan hak dan kewajibannya.
Karakteristik adalah sejumlah sifat atau tabiat yang harus dimiliki oleh warga negara Indonesia,
sehingga muncul suatu identitas yang mudah dikenali sebagai warga negara. Sejumlah sifat dan
karakter warga negara Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Memiliki rasa hormat dan tanggung jawab

Sifat ini adalah sikap dan perilaku sopan santun, ramah tamah, dan melaksanakan semua
tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebagai negara yang dikenal murah
senyum dan ramah, identitas tersebut sepatutnya dijaga dan dipelihara.
2. Bersikap kritis
Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang valid (sah) serta
argumentasi yang akurat. Sifat kritis ini diperlukan oleh setiap warga negara guna menyaring
segala informasi dan aktivitas baik mengenai perorangan, pihak-pihak tertentu maupun aparat
pemerintahan, sehingga dapat mencegah segala pelanggaran maupun eksploitasi yang mungkin
terjadi.
3. Melakukan diskusi dan dialog
Sifat ini adalah sikap dan perilaku dalam menyelesaikan masalah (problem solving).
Hendaknya dilakukan dengan pola diskusi dan dialog untuk mencari kesamaan pemikiran
terhadap penyelesaian masalah yang dihadapi. Kemampuan mengeluarkan pendapat dari warga
negara akan membantu pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
4. Bersikap Terbuka

Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang transparan serta terbuka, sejauh masalah tersebut
tidak bersifat rahasia. Keterbukaan akan mencegah pelanggaran/penyimpangan dan mampu
membangun sikap mental yang positif dan lebih profesional.
5. Rasional

Sifat ini adalah pola sikap dan perilaku yang berdasarkan rasio atau akal pikiran yang
sehat. Sifat rasional ini identik dengan tingkat pendidikan warga negara. Semakin banyak warga
yang berperilaku rasional, maka tingkat pendidikan warga negara juga meningkat.
6. Adil
Sifat ini adalah sikap dan perilaku menghormati persamaan derajat dan martabat
kemanusiaan. Adil merupakan kata yang mudah diucapkan, namun pelaksanaannya menghadapi
berbagai kendala. Perilaku adil harus dipupuk dan dilatih sejak dini kepada generasi muda,
karena keadilan akan membawa kedamaian di kemudian hari.
7. Jujur

Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang sah dan akurat.
Kejahatan korupsi yang telah mengakar di Indonesia merupakan contoh ketidakjujuran yang
sangat terlihat, dan telah banyak menyengsarakan rakyat banyak dan menyebabkan ketakutan
investor dari negara lain masuk ke Indonesia. Kejujuran merupakan barang yang mahal saat ini.
Warga negara yang jujur akan membawa negaranya menjadi bangsa yang besar.
2.3 Pandangan Idiologis Atas Hak dan Kewajiban Warga Negara
1. Idiologi Negara Republik Indonesia
Berdasarkan pertanyaan diatas tentu sebuah hak dan kewajiban warga negara tidak lepas
dari idiologi yang dianut oleh sistem kenegaraan. Landasan utama bangsa indonesia adalah
Pancasila. Tentu saja Pancasila sebagai landasan warga negara Indonesia dalam bertingkah laku,
termsuk segala mekanisme pemerintahan pemerintahan.
Pancasila, menurut Soekarno (2006) sebagai penggali dijelaskan bahwa Pancasila telah
mampu mempersatukan bangsa Indonesia. Tidak terlepas pada revolusi melawan imperialisme di
bumi nusantara untuk menyatakan kemerdekaan, Pancasila sebagai filsafat cita-cita dan harapan
segenap bagsa Indonesia. Bahkan pada sila ke tiga disebutkan “ Persatuan Indonesia “. Hal inilah
yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki semangat bersatu dari beragam suku
bangsa yang berbeda. Perbedaan itu lenyap ketika mereka menyadari arti persamaan sebagai
bangsa Indonesia.
Terlebih semangat persatuan bangsa Indonesia telah dikumandangkangkan pada sumpah
pemuda. Para pemuda bersumpah berbangsa satu, bertanah air satu dan menjunjung bahasa
persatuan.
Bukti-bukti yang telah diuraikan ini menunjukan negara Indonesia didirikan atas pondasi
persatuan. Negara yang terdiri dari beragam identitas mampu disatukan atas nama persatruan.
Dengan demikian bersarkan teori yang dinyatakan Geovanni Gentle (Syahrian:2003) bahwa
negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara nasionalis.
2. Kewajiban Nasionalisme
Menurut Gentle melalui idealisme murni yang terpengaruh dialektika Hegel, pada
dasarnya individu memiliki kehendak atau ego. Pada tataran subjektif individu mengenal
hubungan antara manusia yang satu dan lainnya. Setelah individu mecapai tahapan roh objektif,
maka terciptalah komunitas. Melalui komunitas beragam ego individu melebur menjadi sejarah,
kebudayaan, bangsa atau peradaban. Inilah yang disebut kesadaran mutlak individu.
Didasarkan tujuan kehidupan bersama dibentuklah negara. Beragam kepentingan
individu dengan meninjau pada teori Gentle, tentu melebur menjadi kepentingan bersama.
Negara tidak mungkin memberikan kepuasan atas setiap kepentingn individu dan beragam
kehendak yang saling bersebragan. Maka demi tujuan utama dibentuknya suatu negara harus
terdapat otoritas negara menentukan pilihan atas beragam kehendak.Dan melalui negara
kepentingan-kepentingan individu telah melebur menjadi kepentingan bersama. Negara ibarat
masa depan nasib bersama. Kepentingan individu adalah kepentingan egois yang menitik
beratkan pada kebutuhan pribadi. Tidak mungkin tanpa ototritas yag kuat sebuah negara mampu
mnetukan pilihan yang terbaik bagi masa depan suatu bangsa.
Bila masih terdapat kepentingan-kepentingan egoisme tentu pembelotan dari tujuan
dibentuknya negara. Pada kondisi yang seperti ini harus terdapat persamaan persepsi atas seluruh
warga negara. Warga negara harus rela memberikan loyalitasnya kepada negara diatas
kepentingan pribadi. Karena negara memiliki nilai-nilai kearifan sebagai pelayan, pelindung dan
pengayom bangsanya.
3. Permasalah Kebebasan
Gagasan yang telah disampaikan oleh Lipman (1922) menjelaskan bahwa opini publik
adalah ini dari pembahasan kebijakan. Hal ini menandakan era keterbukaan. Keberadaan opini
publik berfungsi sebagi beragam pihak untuk ikut serta dalam proses pengambilan keputusan.
Melalui jalur non strukturalis, beragam pihak mampu mempengaruhi pemerintahan. Melalui
ruang publik seseorang maupun kelompok memiliki kekuasaan di luar wewenang untuk ikut
serta mempengaruhi kestabilan negara.
Bentuk-bentuk lain keberadaan pihak diluar wewenang yang mampu mempengaruhi
negara adalah para borjuis. Melalui ruang publik maupun beragam proses kekuasaan, kapitalis
mampu mempegaruhi keberadaan para pejabat untuk berkonspirasi mencari keuntungan. Proses
pemerintahan yang tidak sehat dan dianggap sebagai rahasia umum ini menunjukkan kuatnya
aktor-aktor yang non legitimasi untuk bergentayangan mendominasi sebagai tuan-tuan kelompok
penekan. (Westergard dan Resler, 1976).
Walaupun tidak dapat disangkal bahwa kapitalis atau pasar sebagai faktor signifikan
mempengaruhi kebijakan, akan tetapi perlu terdapat pembatasan yang jelas antara kepentingan
perseorangan sebagai saudagar dan pelaku birokrat. Permasalahan mendasar pada negara yang
memberikan era keterbukaan ini mewariskan permasalahan mekanisme birokrasi yang tidak
lepas dari nilai-nilai kapitalis. Hal yang banyak terjadi, keberadaan pejabat maupun birokrat
tidak lepas dari modal awal untuk memasuki ranah bagian penyelenggara pemerintahan.
Konsekuensi yang terjadi persepsi tugas kepercayaan negara sebagai harapan masa depan
bangsa, menjadi kesempatan berbisnis mencari keuntungan maksimal. Pada posisi inilah terjadi
tumpang tindih antara identitas birokrat dengan pedagang.
Solusi yang diberikan pada kasus ini adalah profesionalisme status. Tidak dibenarkan
adanya kekuasaan yang tidak diimbangi wewenang. Seperti hal yang telah disampaikan oleh
negarawan Jerman Adolf Hitler (2008) dalam bukunya Mein Kamf; seseorang yang terkuatlah
yang pantas menjadi pemimpin. Ini menafsirkan bahwa keberadaan aktor-aktor yang memiliki
kekuasan menjadikan permasalahan baru. Aktor-aktor tersebut mampu menjadikan kondisi
negara tidak sehat. Idealisme para birokrat tercemari oleh proses yang legal maupun ilegal.
Wabah kapitalis terjadi melalui beragam aktifitas kebebasan beragam pihak melalui
ruang publik. Maka tindakan-tindakan aktor-aktor tersebut menjadikan provokasi yang berlanjut
kepada distabilitas dan intgrasi. Hal lain yang terjadi dari kebebasan tersebut adalah beragam
kelompok kepentingan yang terakumulasi dalam beragam kalangan; baik kapitalis NGO, CSO
dan birokratis terjadi persaingan dalam rangka kepentingan pribadi atau kelompok.
Akibat dari sistem yang terjaga ini menjadikan rakyat sebagai korban kapitalis. Tujuan
negara sebagai lembaga yang menaungi rakyat menjadi ajang persaingan kepentingan. Tentu
berakibat pada lepasnya kewajiban sebagai warga negara yang baik, yang memberikan
pengabdiannya kepada negara.

2.5 Contoh Hak dan Kewajiban WNI


Berikut ini adalah beberapa contoh hak dan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia.
Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama lain tanpa terkecuali.
Persamaaan antara manusia selalu dijunjung tinggi untuk menghindari berbagai kecemburuan
sosial yang dapat memicu berbagai permasalahan di kemudian hari.
Namun biasanya bagi yang memiliki banyak uang atau tajir bisa memiliki tambahan hak
dan pengurangan kewajiban sebagai warga negara kesatuan republik Indonesia.

1. Contoh Hak Warga Negara Indonesia, berikut adalah beberapa hak menurut UUD :

a. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

Tercantum dalam Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi “ tiap-tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
b. Hak membela negara

Tercantum dalam Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi “Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.
c. Hak bependapat

Tercantum dalam Pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi “Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pendapat dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan
dengan undang-undang”.
d. Hak kemerdekaan memeluk agama

Tercantum dalam Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945 yang berbunyi ayat (1) “Negara
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa” dan ayat (2) yang berbunyi “Negara menjamin
kemerdekaan tiap – tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing – masing dan untuk
beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
e. Hak untuk mendapatkan pengajaran
Tercantum dalam pasal 31 ayat (1) UUD 1945yang berbunyi ayat (1) “setiap warga
Negara berhak mendapatkan pendidikan”.
f. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional

Tercantum dalam pasal 32 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Negara memajukan
kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai – nilai budayanya”.
g. Hak untuk mendapatkan jaminan keadilan sosial

Tercantum dalam pasal 34 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Fakir Miskin dan anak
terlantar di pelihara oleh negara”.
Hak-hak yang lainnya yaitu :

a. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.


b. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
c. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan.
d. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan
masing-masing yang dipercayai.
e. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
f. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau nkri dari
serangan musuh.
g. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.
2. Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia, berikut beberapa kewajiban menurut UUD :

a. Kewajiban mentaati hukum dan pemerintahan

Tercantum dalam pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “segala warga Negara
bersamaan kedudukannya di dalam hokum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hokum
dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
b. Kewajiban membela negara

Tercantum dalam pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi “setiap warga Negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”
c. Kewajiban dalam usaha pertahanan negara

Tercantum dalam pasal 30 Ayat (1) UUD 1945 “tiap – tiap warga Negara berhak dan
wajib ikut serta dalam pertahan dan keamanan negara ”
Kewajiban yang lainya antara lain, sebagai berikut :

a. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela, mempertahankan
kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.
b. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah
pusat dan pemerintah daerah (pemda).
c. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
d. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku di
wilayah negara Indonesia.
e. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar
bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Hak dan Kewajiban Warga Negara adalah Sesuatu yang mutlak dan penggunaannya
tergantung kepada warga negara dan sesuatu yang harus dikerjakan oleh penduduk yang
sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya
sendiri.
2. Hak dan kewajiban warga negara diatur dalam UUD 1945 yang meliputi Hak dan
Kewajiban dalam Bidang Politik, Hak dan Kewajiban dalam Bidang Sosial Budaya, Hak
dan Kewajiban dalam Bidang Hankam, Hak dan Kewajiban dalam Bidang Ekonomi.
3. Sebuah hak dan kewajiban warga negara tidak lepas dari idiologi yang dianut oleh sistem
kenegaraan. Landasan utama bangsa indonesia adalah Pancasila. Tentu saja Pancasila
sebagai landasan warga negara Indonesia dalam bertingkah laku, termsuk segala
mekanisme pemerintahan pemerintahan.
DEMOKRASI
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

”Demokrasi” di Indonesia saat ini telah mengalami fase-fase sejarah yang amat menentukan
masa depannya. Fase ini juga sering disebut fase transisi, dimana berbagai lapisan masyarakat
mulai dari masyarakat bawah sampai masyarakat kelas elit politik, birokrat pemerintahan, tokoh
masyarakat, aktivis lembaga swadaya masyarakat, cendekiawan dan kaum profesional lainnya.

Semarak perbincangan tentang “demokrasi” semakin memberikan dorongan kuat agar kehidupan
bernegara, berbangsa dan bermasyarakat menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Karena itu
demokrasi menjadi alternatif sistem nilai dalam berbagai lapangan kehidupan manusia baik
dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat dan negara.

1. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian demokrasi serta penjelasannya?


2. Bagaimana demokrasi di Indonesia serta pelaksanaannya?
3. Bagaimana sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia?
4. Apa saja contoh budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari?
5. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian demokrasi.


2. Untuk mengetahui sistem demokrasi yang berlaku di Indonesia.
3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Demokrasi

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk di jalankan oleh
pemerintah negara tersebut.

Istilah demokrasi berasal dari kata Demos yang artinya rakyat, dan Kratos atau Cratein yang
artinya kekuasaan. Demokratisasi dapat di mengerti sebagai proses pelaksanaan demokrasi
dalam kehidupan politik kenegaraan dan kemasyarakatan.
Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara mengandung pengertian bahwa pada tingkat terakhir
rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-masalah mengenai kehidupannya, termasuk dalam
menilai kebijakan Negara, karna kebijakan tersebut menentukan kehidupan rakyat.

Dari sudut organisasi, demokrasi berarti pengorganisasian Negara yang dilakukan oleh rakyat
sendiri atau atas dasar persetujuan rakyat karena kedaulatan berada ditangan rakyat.

Secara umum demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dimana rakyat diikut sertakan dalam
pemerintahan negara serta sebagai penentu keputusan dan kebijakan tertinggi dalam
penyelenggaraan negara dan pemerintahan serta sebagai pengontrol terhadap pelaksanaannya,
baik secara langsung oleh rakyat atau melalui lembaga perwalian.

Menurut Amin Rais demokrasi bisa ditafsirkan dengan berbagai ragam pengertian. Namun
esensinya adalah tetap, yaitu kedaulatan harus diberikan kepada rakyat. Lewat demokrasi, juga
akan menghindarkan adanya tirani mayoritas atas minoritas dan juga tirani minoritas atas
mayoritas yang sama-sama bahaya.

Menurut Abraham Lincoln (Presiden AS ke-16), demokrasi adalah pemerintahan dari, oleh dan
untuk rakyat (Democracy is government of the people, by the people and for the people). Azas-
azas pokok demokrasi dalam suatu pemerintahan demokratis adalah:

 pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya melalui pemilihan wakil-wakil


rakyat untuk parlemen secara bebas dan rahasia.
 pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia.

Dari semua pendapat di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hakikat demokrasi sebagai suatu
sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan memberikan penekanan pada
keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun
pemerintahan. Kekuasaan pemerintahan berada di tangan rakyat mengandung tiga hal:

1. Pemerintah dari rakyat (government of the people).


2. Pemerintahan oleh rakyat (government by people).
3. Pemerintahan untuk rakyat (government for people).

Demokrasi di Indonesia

1) Ciri-ciri Pemerintahan Demokratis

Sebuah Negara bisa di sebut sebagai negara demokrasi manakala memiliki sejumlah ciri-ciri.
ciri-ciri itu sering disebut sebagai pilar demokrasi. Adapun ciri-ciri pemerintahan demokrasi
sebagai berikut:

1. Kedaulatan rakyat

Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi. Dalam negara demokrasi, pemilik kedaulatan adalah
rakyat bukan penguasa. Kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Kekuasaan yang dimiliki oleh
penguasa berasal dari rakyat.

2. Pemerintahan didasarkan pada persetujuan rakyat

Prinsip ini menghendaki adanya pengawasan rakyat terhadap pemerintahan. Dalam hal ini,
penguasa negara tidak bisa dan tidak boleh menjalankan kehidupan negara berdasarkan
kemauannya sendiri.

3. Pemerintahan mayoritas dan perlindungan hak-hak minoritas


Prinsip ini menghendaki adanya keadilan dalam keputusan. Keputusan yang sesuai dengan
kehendak rakyat. Dalam kenyataan, kehendak rakyat bias berbeda-beda, tidak sama. Dalam hal
demikian, keputusan diambil sesuai kehendak mayoritas rakyat. Namun, keputusan tersebut
harus menghormati hak-hak minoritas.

4. Jaminan hak-hak asasi manusia

Prinsip ini menghendaki adanya jaminan hak-hak asasi. Jaminan tersebut dinyatakan dalam
konstitusi. Jaminan hak asasi itu sekurang-kurangnya meliputi hak-hak dasar.

Hak-hak tersebut meliputi hak mengemukakan pendapat, berekspresi, dan pers bebas, hak
beragama, hak hidup, hak berserikat dan berkumpul, Hak persamaan perlindungan hukum, Hak
atas proses peradilan yang bebas.

5. Pemilu yang bebas dan adil

Prinsip ini menghendaki adanya pergantian pimpinan pemerintahan secara damai dan teratur. Hal
ini penting untuk menjaga agar kedaulatan rakyat tidak di selewengkan. Untuk itu
diselenggarakan pemilu.

6. Persamaan di depan hukum

Prinsip ini menghendaki adanya persamaan politik. Maksudnya, secara hukum setiap warga
Negara mempunyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam proses pembuatan
keputusan politik. Jadi, siapa saja memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi. Itu
berarti tidak boleh ada diskriminasi, entah berdasarkan suku, ras, agama, antar golongan maupun
jenis kelamin.

7. Perlindungan hukum

Prinsip ini menghendaki adanya perlindungan hukum warga Negara dari tindakan sewenang-
wenang oleh negara.

8. Pemerintahan di batasi oleh konstitusi

Prinsip ini menghendaki adanya pembatasan kekuasaan pemerintah melalui hukum. Pembatasan
itu di tuangkan dalam konstitusi. Selanjutnya konstitusi itu menjadi dasar penyelenggaraan
negara yang harus di patuhi oleh pemerintah. Itulah sebabnya pemerintahan demokrasi sering di
sebut “demokrasi konstitusional” dengan demikian, pemerintahan demokrasi dijalankan sesuai
prinsip supremasi hukum (rule of law). Itu berarti kebijakan negara harus didasarkan pada
hukum.

9. Penghargaan pada keberagaman

Prinsip ini menghendaki agar tiap-tiap kelompok sosial budaya, ekonomi, ataupun politik diakui
dan dijamin keberadaannya. Masing-masing kelompok memiliki hak dan kewajiban yang sama
untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan kehidupan negara.

10. Penghargaan terhadap nilai-nilai demokrasi

Prinsip ini menghendaki agar kehidupan negara senantiasa diwarnai oleh toleransi, kemanfaatan,
kerja sama dan konsensus. Toleransi berarti kesediaan untuk menahan diri, bersikap sabar,
membiarkan dan berhati lapang terhadap orang-orang yang berpandangan berbeda. Kemanfaatan
berarti demokrasi haruslah mendatangkan manfaat konkret, yaitu perbaikan kehidupan rakyat.
Kerja sama berarti semua pihak bersedia untuk menyumbangkan kemampuan terbaiknya dalam
mewujudkan cita-cita bersama. Kompromi berarti ada komitmen untuk mencari titik temu di
antara berbagai macam pandangan dan perbedaan pendapat guna mencari pemecahan untuk
kebaikan bersama.

2) Macam-macam Demokrasi

1. Demokrasi ditinjau dari cara penyaluran kehendak rakyat:


1. Demokrasi langsung

Dipraktikkan di negara-negara kota (polis, city state) pada zaman Yunani Kuno. Pada masa itu,
seluruh rakyat dapat menyampaikan aspirasi dan pandangannya secara langsung. Dengan
demikian, pemerintah dapat mengetahui aspirasi dan persoalan-persoalan yang sebenarnya
dihadapi masyarakat. Namun dalam zaman modern, demokrasi langsung sulit dilaksanakan
karena:

1. Sulitnya mencari tempat yang dapat menampung seluruh rakyat sekaligus dalam membicarakan
suatu urusan.
2. Tidak setiap orang memahami persoalan-persoalan negara yang semakin rumit dan kompleks.
3. Musyawarah tidak akan efektif sehingga sulit menghasilkan keputusan yang baik.
4. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan

Sistem demokrasi (menggantikan demokrasi langsung) yang dalam menyalurkan kehendaknya,


rakyat memilih wakil-wakil mereka untuk duduk dalam parlemen. Aspirasi rakyat disampaikan
melalui wakil-wakil mereka dalam parlemen. Tipe demokrasi perwakilan berlainan menurut
konstitusi negara masing-masing.

Sistem pemilihan ada dua macam yaitu pemilihan secara langsung dan pemilihan bertingkat.
Pada pemilihan secara langsung, setiap warga negara yang berhak secara langsung memilih
orang-orang yang akan duduk di parlemen. Sementara itu, pada pemilihan bertingkat, yang
dipilih rakyat adalah orang-orang di lingkungan mereka sendiri, kemudian orang-orang yang
terpilih itu memilih anggota-anggota parlemen.

 Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum

Dalam sistem demokrasi ini rakyat memilih para wakil mereka untuk duduk di parlemen, tetapi
parlemen tetap dikontrol oleh pengaruh rakyat dengan sistem referendum (pemungutan suara
untuk mengetahui kehendak rakyat secara langsung). Sistem ini digunakan di salah satu negara
bagian Swiss yang disebut Kanton.

1. Demokrasi ditinjau dari titik berat perhatiannya


2. Demokrasi Formal

Demokrasi formal menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik tanpa disertai upaya untuk
mengurangi atau menghilangkan kesenjangan rakyat dalam bidang ekonomi. Dalam sistem
demokrasi yang demikian, semua orang dianggap memiliki derajat dan hak yang sama. Namun,
karena kesamaan itu, penerapan azas free fight competition (persaingan bebas) dalam bidang
ekonomi menyebabkan kesenjangan antara golongan kaya dan golongan miskin kian lebar,
kepentingan umum pun diabaikan.

Demokrasi formal/ liberal sering pula disebut demokrasi Barat karena pada umumnya
dipraktikkan oleh negara-negara Barat. Kaum komunis bahkan menyebutnya demokrasi kapitalis
karena dalam pelaksanaannya kaum kapitalis selalu dimenangkan oleh pengaruh uang (money
politics) yang menguasai opini masyarakat (public opinion).

1. Demokrasi Material
Demokrasi material menitik beratkan upaya-upaya menghilangkan perbedaan dalam bidang
ekonomi sehingga persamaan dalam persamaan hak dalam bidang politik kurang diperhatikan,
bahkan mudah dihilangkan. Untuk mengurangi perbedaan dalam bidang ekonomi, partai
penguasa (sebagai representasi kekuasaan negara) akan menjadikan segala sesuatu sebagai milik
negara. Hak milik pribadi tidak diakui. Maka, demi persamaan dalam bidang ekonomi,
kebebasan dan hak-hak asasi manusia di bidang politik diabaikan. Demokrasi material
menimbulkan perkosaan rohani dan spiritual.

Demokrasi ini sering disebut demokrasi Timur karena berkembang di negara-negara sosialis/
komunis di Timur, seperti Rusia, Cekoslowakia, Polandia dan Hongaria dengan ciri-ciri:

1. sistem satu (mono) partai, yaitu partai komunis (di Rusia).


2. sistem otoriter, yaitu otoritas penguasa dapat dipaksakan kepada rakyat.
3. sistem perangkapan pimpinan, yaitu pemimpin partai merangkap sebagai pemimpin negara/
pemerintahan.
4. sistem pemusatan kekuasaan di tangan penguasa tertinggi dalam negara.

1. Demokrasi Gabungan

Demokrasi ini mengambil kebaikan dan membuang keburukan demokrasi formal dan material.
Persamaan derajat dan hak setiap orang tetap diakui, tetapi diperlukan pembatasan untuk
mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat. Pelaksanaan demokrasi ini bergantung pada ideologi
negara masing-masing sejauh tidak secara jelas kecenderungannya kepada demokrasi liberal atau
demokrasi rakyat.

1. Demokrasi di tinjau dari prinsip ideologinya


1. Demokrasi konstitusional (demokrasi liberal)

Demokrasi yang di dasari dan di jiwai oleh pandangan liberalisme yaitu suatu paham yang
menentukan pada kebebasan individu yang sangat luas dan longgar tanpa mengabaikan
kepentingan umum.

1. Demokrasi rakyat (demokrasi komunis)

Dinamakan demokrasi proletar, yang di dasari dan di jiwai paham marxisme-komunisme.


Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan yang tidak mengenal klas sosial dan masyarakat
ideal.

3) Prinsip-prinsip Demokrasi

1. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.


2. Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.
3. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh para warga negara.
4. Penghormatan terhadap supremasi hukum.

Prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas rule of law, antara lain sebagai berikut :

1. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.


2. Kedudukan yang sama dalam hukum.
3. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang.
4) Trias Politica

Indonesia menganut paham Trias Politica (legislatif, eksekutif, yudikatif) yang membagi
kekuasaan politik negara menjadi tiga. Trias Politika di wujukan dalam tiga lembaga negara yang
saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain, saling
mengawasi dan saling mengontrol.

1. Legislatif

Lembaga legislatif di Indonesia yaitu DPR untuk pusat dan DPRD untuk tingkat provinsi dan
kabupaten / kota ditambah DPD sebagai perwakilan daerah. DPR-RI memiliki tugas diantaranya
membentuk undang-undang dan melakukan pengawasan (supervisi) terhadap penggunaan
APBN.

2. Eksekutif

Kekuasaan eksekutif dalam suatu negara ialah merupakan kekuasaan dimana dijalankannya
segala kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan badan legislatif dan menyelenggarakan
undang-undang yang telah diciptakan oleh badan legislatif.

3. Yudikatif

Badan Yudikatif berfungsi menyelenggarakan kekuasaan kehakiman. Di Indonesia, kini dikenal


adanya 3 badan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kekuasaan tersebut. Badan-badan itu
adalah Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial.

5) Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dilihat dari Pelaksanaan Demokrasi yang pernah
ada di Indonesia. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa periodisasi
antara lain:

 Periode 1945-1959 demokrasi pada masa revolusi (Demokrasi Parlementer)

Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer. Sistem parlementer ini
mulai berlaku sebulan setelah kemerdekaan diproklamasikan. Sistem ini kemudian diperkuat
dalam Undang-Undang Dasar 1949 (Konstitusi RIS) dan Undang-Undang Dasar Sementara
(UUDS) 1950. Meskipun ini dapat berjalan dengan memuaskan di beberapa negara Asia lain.

Sistem ini ternyata kurang cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan
melemahnya persatuan bangsa. Dalam UUDS 1950, badan eksekutif terdiri atas Presiden sebagai
kepala negara konstitusional dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.

 Periode 1959-1965 (Orde Lama)

Demokrasi Terpimpin Pandangan A. Syafi‟i Ma‟arif, demokrasi terpimpin sebenarnya ingin


menempatkan Soekarno sebagai “Ayah” dalam famili besar yang bernama Indonesia dengan
kekuasaan terpusat berada di tangannya. Dengan demikian, kekeliruan yang besar dalam
Demokrasi Terpimpin Soekarno adalah adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi
yaitu absolutisme dan terpusatnya kekuasaan hanya pada diri pemimpin. Selain itu, tidak ada
ruang kontrol sosial dan check and balance dari legislatif terhadap eksekutif.

 Periode 1965-1998 (Orde Baru) Demokrasi Pancasila


Ciri-ciri demokrasi pada periode Orde Lama antara lain presiden sangat mendominasi
pemerintahan, terbatasnya peran partai politik, berkembangnya pengaruh komunis, dan
meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde
Baru ditandai oleh; dominannya peranan ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan
keputusan politik, pembatasan peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam
persoalan partai politik dan publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan
inkorporasi lembaga nonpemerintah

 Periode 1998-sekarang ( Reformasi )

Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatan
presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, Prof. DR. Ir. Ing. B.J. Habibie. Turunnya presiden
Soeharto disebabkan karena tidak adanya lagi kepercayaan dari rakyat terhadap pemerintahan
Orde Baru. Bergulirnya reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut menandakan tahap
awal bagi transisi demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase krusial yang kritis
karena dalam fase ini akan ditentukan ke mana arah demokrasi akan dibangun.

6) Contoh Kebudayaan Demokrasi Dalam Kehidupan Berbangsa Dan


Bernegara

1. Pemilihan umum

Pemilihan umum dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Mulai tahun 2004, pemilu dilaksanakan
untuk memilih anggota dewan perwakilan rakyat pusat dan daerah serta pasangan presiden dan
wakil presiden. Bagi negara, pemilu menjadi tonggak pelaksanaan demokrasi. Melalui pemilu,
rakyat melaksanakan haknya untuk memilih wakil di parlemen serta pemimpin negara.
Pelaksanaan pemilu menunjukkan perilaku demokratis dalam suatu negara. Melalui pemilu,
pelaksanaan pemerintahan dilakukan dari, oleh, dan untuk rakyat. Setiap warga negara memiliki
kebebasan untuk menentukan pilihan tanpa paksaan, tekanan, dan pengaruh pihak lain.

1. Pemilihan kepala daerah

Pemilihan kepala daerah (pilkada) menunjukkan pelaksanaan demokrasi masyarakat di daerah.


Pilkada dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Pilkada dilaksanakan di daerah provinsi, kabupaten,
dan kota. Pilkada menjadi indikator pelaksanaan kehidupan yang demokratis di daerah. Dalam
pilkada, masyarakat berhak memiliki pasangan pemimpin daerah sesuai dengan ketetapan hati
masing-masing. Di tingkat provinsi, rakyat memilih gubernur dan wakil gubernur, di tingkat
kabupaten, rakyat memilih bupati dan wakil bupati, di tingkat kota, rakyat memilih wali kota dan
wakil wali kota.

1. Pembagian kekuasaan

Dalam pemerintahan yang demokratis, kekuasaan tidak terpusat pada satu lembaga.
Pemerintahan yang demokratis dapat terwujud melalui pembagian kekuasaan. Seperti yang
berlaku di Indonesia, kekuasaan negara dibagi menjadi 3, yaitu kekuasaan eksekutif, kekuasaan
legislatif, dan kekuasaan yudikatif.

1. Kebebasan pers

Pers menjadi salah satu pilar demokrasi. Pers diharapkan mampu menjadi penyeimbang dalam
proses demokratisasi. Pers perlu memperoleh kebebasan agar mampu melaksanakan perannya.
Pers yang dilindungi kebebasannya adalah pers yang bertanggung jawab dan konstruktif.

1. Pluralisme
Pluralisme menunjukkan keberagaman suatu bangsa. Perilaku demokratis ditunjukkan dengan
adanya penghargaan terhadap keberagaman. Pluralisme harus dijamin oleh negara. Tidak ada
pembeda antara kelompok mayoritas maupun minoritas. Semua suku, agama, ras, dan golongan
memiliki hak dan kewajiban yang sama di berbagai bidang kehidupan.

1. Kesetaraan hukum

Perilaku demokratis ditunjukkan dengan kesetaraan hukum. Semua warga negara memiliki
kedudukan yang sama di depan hukum. Penerapan hukum didasarkan pada fakta hukum dengan
dilandasi norma hukum yang berlaku.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang kekuasaannya berasal dari rakyat. Dalam
demokrasi, rakyat memiliki hak untuk menyuarakan pendapatnya. Sehingga tidak ada sistem
pemerintahan yang otoriter. Jika ada perbedaan pendapat, dapat diselesaikan dengan cara
musyawarah, atau dengan perhitungan jumlah suara untuk memilih opsi tertentu. Prinsip pada
demokrasi adalah adanya kesamaan rakyat didalam hukum. Sehingga tidak ada yang lebih
diistimewakan atau dikesampingkan dalam hukum.

Kekuasaan Indonesia di bagi atas tiga lembaga yaitu lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Ketiga jenis lembaga pemerintah tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah yang memiliki
kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga
pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan yudikatif, dan lembaga-lembaga
perwakilan rakyat yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif.
WAWASAN NUSANTARA

 BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia mempunyai


kedudukan sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai wakil Tuhan
(Khalifatullah) di bumi yang menerima amanat-NYA untuk mengelola kekayaan
alam. Adapun sebagai wakil Tuhan di bumi, manusia dalam hidupnya
berkewajiban memelihara dan memanfaatkan segenap karunia kekayaan alam
dengan sebaik – baiknya untuk kebutuhan hidupnya. Manusia dalam menjalankan
tugas dan kegiatan hidupnya bergerak dalam dua bidang yaitu universal filosofis
dan sosial politis. Bidang universal filosofis bersifat transeden dan idealistik
misalnya dalam bentuk aspirasi bangsa, pedoman hidup dan pandangan hidup
bangsa. Aspirasi bangsa ini menjadi dasar wawasan nasional bangsa Indonesia
dalam kaitannya dengan wilayah Nusantara. Sebagai negara kepulauan dengan
masyarakatnya yang berbhineka, negara Indonesia memiliki unsur – unsur
kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan
geografi yang strategis dan kaya akan sumber daya alam (SDA). Sementara
kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat
yang harus disatukan dalam satu bangsa, satu negara dan satu tanah air. Dalam
kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksidan
interelasi dengan lingkungan sekitarnya (regional atau internasional). Dalam hal
ini bangsa Indonesia memerlukan prinsip – prinsip dasar sebagai pedoman agar
tidak terombang – ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk
mencapai cita – cita serta tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa
Indonesia wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara
sehingga disebut WAWASAN NUSANTARA. Karena hanya dengan upanya inilah
bangsa dan negara Indonesia tetap eksis dan dapat melanjutkan perjuangan
menuju mayarakat yang adil, makmur dan sentosa.

 4. BAB II : PERUMUSAN MASALAHAN Di dalam makalah ini yang berjudul


“Wawasan Nusantara” mempunyai beberapa rumusan masalah yaitu: 1.
Pengertian dari wawasan nusantara. 2. Hakikat dari wawasan nusantara. 3. Unsur
– unsur dari wawasan nusantara. 4. Latar belakang filosofis dari wawasan
nusantara. 5. Kedudukan, fungsi dan tujuan wawasan nusantara. 6. Faktor –
faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara. 7. Arah pandang wawasan
nusantara. 8. Implementasi serta tantangan yang dihadapi dari wawasan
nusantara. Tujuan Makalah wawasan nusantara ini mempunyai beberapa tujuan
yaitu: • Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah
Kewarganegaraan. • Untuk mengetahui unsur – unsur dari wawasan nusantara. •
Untuk mengetahui latar belakang filosofis dari wawasan nusantara. • Untuk
mengetahui hakekat/makna dari wawasan nusantara.
 5. BAB III : ISI 1 Wawasan Nasional. Sebelum membahas Wawasan Nusantara,
kita sebaiknya terlebih dahulu mengerti dan memahami wawasan nasional suatu
secara universal. Suatu bangsa meyakini bahwa kebenaran yang hakiki atau
kebenaran yang mutlak adalah kebenaran yang datang dari Tuhan, pencipta alam
semesta. Manusia memiliki kelebihan dari makhluk yang lain melalui akal pikiran
dan budi nuraninya. Namun, kemampuannya dalam menggunakan akal pikiran
dan budi nurani tersebut terbatas, sehingga manusia yang satu dan yang lain tidak
memiliki tingkat kemampuan yang sama. Dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, keanekaragaman tersebut memerlukan perekat agar bangsa yang
bersangkutan dapat bersatu memelihara keutuhan negaranya. Suatu bangsa yang
telah bernegara, dalam menyelenggarakan kehidupannya tidak terlepas dari
pengaruh lingkungannya. Pengaruh itu timbul dari hubungan timbal balik antara
filosofi bangsa, ideologi, aspirasi serta cita-cita dan kondisi sosial masyarakat,
budaya, tradisi, keadaan alam, wilayah serta pengalaman sejarahnya. Pemerintah
dan rakyat memerlukan suatu konsepsi berupa wawasan nasional untuk
menyelenggarakan kehidupannya. Wawasan ini dimaksudkan untuk menjamin
kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri bangsa. Kata “wawasan ” itu
sendiri berasal dari wawas (bahasa Jawa )yang artinya melihat atu memandang.
Dengan penambahan akhiran “an” kata ini secara harfiah memiliki arti yaitu cara
meliha atau cara tinjau atau cara pandang. Kehidupan suatu bangsa dan negara
senantiasa dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan strategis. Karena itu,
wawasan itu harus mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa dalam
menghadapi berbagai hambatan dan tantangan yang ditimbulkan oleh lingkungan
strategis dan dalam mengejar kejayaannya. Dalam mewujudkan aspirasi dan
perjuangan, satu bangsa perlu memperhatikan tiga faktor utama: 1. Bumi atau
ruang dimana bangsa itu hidup 2. Jiwa, tekad, dan semangat manusiany aatau
rakyatnya 3. Lingkungan sekitarnya Dengan demikian, wawasan nasional adalah
cara pandang suatu bangsa yang telah bernegara tentang diri dan lingkungannya
dalam eksistensinya yang serba terhubung (melalui interaksi dan interelasi) dan
dalam pembangunannya di lingkungan nasional (termasuk lokal dan propinsional),
regional, serta global. 2 Teori Kekuasaan Sebagai Lahirnya Wawasan Nasional
Suatu Bangsa. Wawasan nasional suatu bangsa dibentuk dan dijiwai oleh paham
kekuasaan dan geopolitik yang dianutnya. Beberapa teori paham kekuasaan dan
teori geopolitik. Perumusan

 6. wawasan nasional lahir berdasarkan pertimbangan dan pemikiran mengenai


sejauh mana konsep operasionalnya dapat diwujudkan dan
dipertanggungjawabkan. Teori-teori yang dapat mendukung rumusan tersebut
antara lain: a. Paham Machiavelli (Abad XVII) Dalam bukunya tentang politik yang
diterjemahkan kedalam bahasa dengan judul “The Prince”, Machiavelli
memberikan pesan tentang cara membentuk kekuatan politik yang besar agar
sebuah negara dapat berdiri dengan kokoh. Didalamnya terkandung beberapa
postulat dan cara pandang tentang bagaimana memelihara kekuasaan politik.
Menurut Machiavelli, sebuah negara akan bertahan apabila menerapkan dalil-
dalil berikut: pertama, segala cara dihalalkan dalam merebut dan
mempertahankan kekuasaan; kedua, untuk menjaga kekuasaan rezim, politik adu
domba (divide et impera) adalah sah; dan ketiga, dalam dunia politik (yang
disamakan dengan kehidupan binatang buas ), yang kuat pasti dapat bertahan
dan menang. Semasa Machiavelli hidup, buku “The Prince” dilarang beredar oleh
Sri Paus karena dianggap amoral. Tetapi setelah Machiavelli meninggal, buku
tersebut menjadi sangat dan banyak dipelajari oleh orang-orang serta dijadikan
pedoman oleh banyak kalangan politisi dan para kalangan elite politik. b. Paham
Kaisar Napoleon Bonaparte (abad XVIII) Kaisar Napoleon merupakan tokoh
revolusioner di bidang cara pandang, selain penganut baik dari Machiavelli.
Napoleon berpendapat bahwa perang di masa depan akan merupakan perang
total yang mengerahkan segala upaya dan kekuatan nasional. Kekuatan ini juga
perlu didukung oleh kondisi sosial budaya berupa ilmu pengetahuan teknologi
demi terbentuknya kekuatan hankam untuk menduduki dan menjajah negara-
negara disekitar Prancis. Ketiga postulat Machiavelli telah diimplementasikan
dengan sempurna oleh Napoleon, namun menjadi bumerang bagi dirinya sendiri
sehingg akhir kariernya dibuang ke Pulau Elba. c. Paham Jendral Clausewitz (XVIII)
Pada era Napoleon, Jenderal Clausewitz sempat terusir oleh tentara Napoleon
dari negaranya sampai ke Rusia. Clausewitz akhirnya bergabung dan menjadi
penasihat militer Staf Umum Tentara Kekaisaran Rusia. Sebagaimana kita ketahui,
invasi tentara Napoleon pada akhirnya terhenti di Moskow dan diusir kembali ke
Perancis. Clausewitz, setelah Rusia bebas kembali, di angkat menjadi kepala staf
komando Rusia. Di sana dia menulis sebuah buku mengenai perang berjudul Vom
Kriege (Tentara Perang). Menurut Clausewitz, perang adalah kelanjutan politik
dengan cara lain. Baginya, peperangan adalah sah-sah saja untuk mencapai tujuan
nasional suatu bangsa. Pemikiran inilah yang membenarkan Rusia berekspansi
sehingga menimbulkan perang Dunia I dengan kekalahan di pihak Rusia atau
Kekaisaran Jerman. d. Paham Feuerbach dan Hegel

 7. Paham materialisme Feuerbach dan teori sintesis Hegel menimbulkan dua


aliran besar Barat yang berkembang didunia, yaitu kapitalisme di satu pihak dan
komunisme di pihak yang lain. Pada abad XVII paham perdagangan bebas yang
merupakan nenek moyang liberalisme sedang marak. Saat itu orang-orang
berpendapat bahwa ukuran keberhasilan ekonomi suatu negara adalah seberapa
besar surplus ekonominya, terutama diukur dengan emas. Paham ini memicu
nafsu kolonialisme negara Eropa Barat dalam mencari emas ke tempat yang lain.
Inilah yang memotivasi Columbus untuk mencari daerah baru, kemudian
Magellan, dan lain-lainnya. Paham ini juga yang mendorong Belanda untuk
melakukan perdagangan (VOC) dan pada akhirnya menjajah Nusantara selama 3,5
abad. e. Paham Lenin (XIX) Lenin telah memodifikasi paham Clausewitz.
Menurutnya, perang adalah kelanjutan politik dengan cara kekerasan. Bagi
Leninisme/komunisme, perang atau pertumpahan darah atau revolusi di seluruh
dunia adalah sah dalam kerangka mengkomuniskan seluruh bangsa di dunia.
Karena itu, selama perang dingin, baik Uni Soviet maupun RRC berlomba-lomba
untuk mengekspor paham komunis ke seluruh dunia. G.30.S/PKI adalah salah satu
komoditi ekspor RRC pada tahun 1965. Sejarah selanjutnya menunjukkan bahwa
paham komunisme ternyata berakhir secara tragis seperti runtuhnya Uni Soviet. f.
Paham Lucian W.Pye dan Sidney Dalam buku Political Culture and Political
Development (Princeton University Press, 1972 ), mereka mengatakan :”The
political culture of society consist of the system of empirical believe expressive
symbol and values which devidens the situation in political action can take place,
it provides the subjective orientation to politics.....The political culture of society
is highly significant aspec of the political system”. Para ahli tersebut menjelaskan
adanya unsur-unsur sebyektivitas dan psikologis dalam tatanan dinamika
kehidupan politik suatu bangsa, kemantapan suatu sistem politik dapat dicapai
apabila sistem tersebut berakar pada kebudayaan politik bangsa yang
bersangkutan.

 8. 3 Pengertian Wawasan Nusantara. Setiap bangsa mempunyai wawasan


nasional (national outlook) yang merupakan visi bangsa yang bersangkutan
meneju ke masa depan. Adapun wawasan nasional bangsa Indonesia di kenal
dengan Wawasan Nusantara. Istilah wawasan nusantara terdiri dari dua buah
kata yakni wawasan dan nusantara. Wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang
berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk
kata ‘mawas’ yang berarti memandang, meninjau atau melihat. Sehingga
wawasan dapat berarti cara pandang, cara meninjau, atau cara melihat.
Sedangkan Nusantara berasal dari kata ‘nusa’ yang berarti pulau – pulau, dan
‘antara’ yang berarti diapit di antara dua hal (dua benua yaitu benua Asia dan
benua Australia serta dua samudera yakni samudera Pasifik dan samudera
Hindia). Berdasarkan teori-teori tentang wawasan, latar belakang falsafah
pancasila, latar belakang pemikiran aspek kewilayahan, aspek sosial budaya, dan
aspek kesejarahan, terbetuklah satu wawasan nasional indonesia yang disebut
wawasan nusantara dengan rumusan pengertian yang sampai ini berkembang
sebagai berikut: 1. Pengertian wawasan nusantara berdasarkan ketetapan majelis
permusyawarahan rakyat tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN adalah sebagai
berikut: wawasan nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber
pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional. 2.
Pengertian wawasan nusantara menurut prof. Dr. Wan usman (Ketua Program S-2
PKN – UI ) “wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa indonesia mengenai
diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan
yang beragam.”. Hal tersebut disampaikannya saat lokakarya wawsan nusantara
dan ketahanan nasional di Lemhanas pada Januari 2000. Ia juga menjelaskan
bahwa wawasan nusantara merupakan geopolitik indonesia. 3. Pengertian
wawasan nusantara, menurut kelompok kerja wawasan nusantara, yang
diusulkan menjadi ketetapan majelis permusyawaratan rakyat dan dibuat di
Lemhanas tahun 1999 adalah sebagai berikut: “cara pandang dan sikap bangsa
indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang berseragam dan bernilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam menyelengarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional. ” Secara umum wawasan nasional
berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang
dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan

 9. posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita – cita
nasionalnya. Sedangkan arti dari wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa
dalam mencapai tujuan atau cita – cita nasionalnya. Dengan demikian wawasan
nusantara berperan untuk membimbing bangsa Indonesia dalam penyelengaraan
kehidupannya serta sebagai rambu – rambu dalam perjuanagan mengisi
kemerdekaan. Wawasan nusantara sebagai cara pandang juga mengajarkan
bagaimana pentingnya membina persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek
kehidupan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan dan cita – citanya. 4 Faktor
– Faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi wawasan nusantara diantaranya: 1. Wilayah (geografi). a. Asas
Kepulauan (archipelagic principle) Kata ‘archipelago’ dan ‘archipelagic’ berasal
dari kata Italia yakni ‘archipelagos’. Akar katanya adalah ‘archi’ yang berarti
terpenting, terutama dan ‘pelagos’ berarti laut atau wilayah lautan. Jadi
archipelago adalah lautan terpenting. Istilah archipelago antara lain terdapat
dalam naskah resmi perjanjian antara Republik Venezza dengan Michael
Palaleogus (1268) yang menyebutkan ‘arc(h) Pelego’yang maksudnya adalah
‘Aigaius Pelagos’ atau laut Aigia yang dianggap sebagai laut terpenting oleh
negara – negara yang bersangkutan kemudian pengertian ini berkembang tidak
hanya laut Aigia tetapi juga termasuk pulau – pulau di dalamnya. Lahirnya asas
archipelago mengandung pengertian bahwa pulau – pulau tersebut selalu dalam
kesatuan utuh, sementara tempat unsur perairan atau lautan antara pulau –
pulau berfungsi sebagai unsur penghubung dan bukan sebagai unsur pemisah. b.
Kepulauan Indonesia. Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda
dinamakan Nederandsch Oost Indishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda
yang kemudian menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai
sebutan untuk kepulauan ini sudah banyak nama yang dipakai yaitu ‘Hindia
Timur’, ‘Insulinde’ oleh Multatuli, ‘Nusantara’, ‘Indonesia’, ‘Hindia Belanda
(Nederlandsch-indie)’ pada masa penjajahan Belanda. Bangsa Indonesia sangat
mencintai nama ‘Indonesia’ walaupun bukan dari bahasanya sendiri tetapi ciptaan
orang barat. Nama Indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu kepulauan India.
Dalam bahasa Yunani, ‘Indo’ berarti India dan ‘nesos’ berarti pulau. Sebutan
‘Indonesia’ merupakan ciptaan ilmuwan J.R Logan dalam Journal of The Indian
Archipelago And East Asia (1850). Sir W.E. Maxwell (seorang ahli hukum) juga

 10. memakainya dalam kegemarannya mempelajari rumpun melayu. Kata


Indoneis semakin terkenal berkat peran Adolf Bastian, seorang etnolog yang
menegaskan arti kepulauan ini dalam bukunya Indonesien Order Die Inseln Des
Malaysichen Archipels (1884 – 1889). Setelah cukup lam istilah itu hanya dipakai
sebagai nama keilmuan, maka pada awal abad ke-20 perkumpulan mahasiswa
Indonesia di Belanda menyebut dirinya sebagai ‘Perhimpunan Indonesia’.
Berikutnya pada peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28-10-1928 kata Indonesia di
pakai sebagai sebutan bagi bangsa, tanah air dan bahasa. Kemudian dipertegas
lagi pada proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia
menjadi nam resmi negara dan bangsa Indonesia sampai sekarang. c. Konsep
tentang Wilayah Lautan. Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal
beberapa konsep mengenai kepemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai
berikut : o Res Nullius ? menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya. o
Res Cimmunis ? menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia karena
tidak dapat dimiliki oleh masing – masing negara. o Mare Liberum ? menyatakan
bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua bangsa. o Mare Clausum (The
Right and Dominion of The Sea) ? menyatakan bahwa hanya laut sepanjang pantai
saja yang dapat dimiliki oleh suatu negara sejauh yang dapat dikuasai dari darat
(kira – kira sejauh 3 mil). o Archipelagic State Principles (asas negara kepulauan) ?
menjadi dasar dalam konvensi PBB tentang hukum laut. Saat ini konvensi PBB
tentang hukum laut (United Nation Convention on the Law of the Sea – UNCLOS)
mengakui adanya keinginan untuk membentuk tertib hukum dan samudera yang
dapat mempermudah komunikasi internasional, mendayagunakan sumber
kekayaan alam secara adil dan efisien, konservasi dan pengkajian sumber
kekayaan hayatinya, serta perlindungan dan pelestarian lingkungan laut. Sesuai
dengan hukum laut internasional, secara garis besar Bangsa Indonesia sebagai
negara kepulauan memiliki Laut Teritorial, Perairan Pedalaman, Zone Ekonomi
Ekskusif dan Landasan Kontinen. ? Negara Kepulauan adalah negara yang
seluruhnya terdiri dari satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau –
pulau yang lain. Kepulauan adalah suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau,
perairan diantaranya. ? Laut Teritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya
tidak melebihi 12 mil laut diukur dari garis pangkal, sedangkan garis pangkal
adalah garis air surut terendah sepanjang pantai.
 11. ? Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah
dalam dari garis pangkal. ? Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE), dimana tidak boleh
melebihi 200 mil laut dari garis pagkal. Di dalam ZEE, negara yang bersangkutan
memiliki hak kedaulatan untuk keperluan eksplorasi, ekploitasi, konservasi dan
pengelolan sumber kekayaan alami hayati dari perairan. ? Landasan Kontinen
suatu negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah dibawahnya yang terletak di
luar laut teritorialnya sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah
daratannya.. Jaraknya 200 mil dari garis pangkal tau dapat lebih dari itu dengan
tidak melebihi 350 mil, tidak boleh melebihi 100 mil dari garis batas kedalaman
dasar laut sedalam 2500 m. d. Karakteristik Wilayah Nusantara. Nusantara berarti
Kepulauan Indonesia yang terletak di antara benua Asia dan benua Australia dan
diantara samudra Pasifik dan samudra Indonesia, yang terdiri dari 17.508 pulau
besar maupun kecil. Kepulauan Indonesia terletak pada batas astronomi sbb:
Utara : ± 6°08’ LU Selatan : ± 11°15’ LS Barat : ± 94°45’ BT Timur : ± 141°05’ BT
Jarak utara-selatan sekitar 1.888 Kemerdekaan, sedangkan jarak barat-timur
sekitar 5.110 Kemerdekaan. Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250
km², yang terdiri dari daratan seluas 2.027.087 km² dan perairan seluas 3.166.163
km². 2. Geopolitik dan Geostrategi. a. Geopolitik. ? Pengertian Geopolitik.
Geografi mempelajari fenomena geografi dari aspek politik, sedangkan geopolitik
mempelajari fenomena politik dari aspek geografi. Geopolitik memaparkan dasar
pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijakan nasional untuk
mewujudkan tujuan tertentu. Prinsip-prinsip dalam geopolitik menjadi
perkembangan suatu wawasan nusantara. ? Pandangan ajaran Frederich Ratzel.
Pokok-Pokok ajaran F.Ratzel adalah sebagai berikut

 12. 1) Dalam hal-hal tertentu pertumbuhan negara dapat dianalogikan dengan


pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang lingkup, melalui proses lahir,
tumbuh, berkembang, mempertahankan hidup,menyusut dan mati. 2) Negara
identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti
kekuatan. Makin luas potensi ruang tersebut, makin besar kemungkinan
kelompok politik itu tumbuh (teori ruang, konsep ruang) 3) Suatu bangsa dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam. Hanya
bangsa yang unggul saja yang dapat bertahan hidup. 4) Semakin tinggi budaya
suatu bangsa, semakin besar kebutuhan akan sumber akan sumber daya alam.
Apabila wilayah/ruang hidup tidak mendukung, bangsa tersebut akan mencari
pemenuhan kebutuhan akan kekayaan alam diluar wilayahnya (ekspansi). Hal ini
melegitimasikan hukum ekspansi yaitu perkembangan atau dinamika budaya
dalam bentuk gagasan kegiatan (ekonomi, perdagangan, perindustrian/produksi)
harus diimbangi oleh pemekaran wilayah; batas-batas suatu negara pada
hakikatnya bersifat sementara. ? Pandangan Ajaran Rudolf Kjellen Frederich
Ratzel pada akhir abad ke – 19 mengenbangkan kajian geografi politik dengan
dasar pandangan bahwa Negara adalah mirip organisme (makhluk hidup). Negara
adalah ruang yang ditempati oleh kelompok mayarakat politik (bangsa). Jika
bangsa dan negara ingin tetap eksis dan berkembang, maka harus diberlakukan
hukum ekspansi (pemekaran wilayah). Di samping itu Rudolf Kjellen berpendapat
bahwa negara adalah organisme yang harus memiliki intelektual. Negara
merupakan sistem politik yang mencakup geopolitik, ekonomi politik, kratopolitik,
dan sosiopolitik. Kjellen melanjutkan ajaran Ratzel tentang teori organisme.
Kjellen menegaskan bahwa negara adalah suatu organisme yang dianggap sebagai
“prinsip dasar”. Esensi ajaran Kjellen adalah sebagai berikut: 1. Negara
merupakan satuan biologis, suatu organisme hidup, yang memiliki intelektual.
Negara dimungkinkan untuk memperoleh ruang yang cukup luas agar
kemampuan dan kekuatan rakyatnya dapat berkembang secara bebas. 2. Negara
merupakan suatu sistem politik/ pemerintahan yang meliputi bidang- bidang:
geopolitik, ekonomi politik, demokrasi politik , sosial politik,dan krato
politik(politik memerintah). 3. Negara tidak harus bergantung pada sumber
pembekalan luar. Ia harus mampu berswasembada serta memanfaatkan
kemajuan kebudayaan dan teknologi untuk meningkatkan kekuatan nasionalnya:
ke dalam, untuk mencapai persatuan dan kesatuan yang harmonis dan ke luar,
untuk memperoleh batas-batas negara yang lebih baik.

 13. ? Pandangan Karl Houshofer. Pandangan demikian ini semakin jelas pada
pemikiran Karl Haushorfer yang pada masa itu mewarnai geopolitik Nazi Jerman
di bawah pimpinan Adolf Hittler. Pemikiran Haushorfer di samping berisi paham
ekspansionisme juga mengandung ajaran rasialisme, yang menyatakan yang
menyatakan bahwa ras Jerman adalah ras paling unggul yang harus dapat
menguasai dunia. Pandangan semacam ini juga di dunia berkembang di Jepang
berupa ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme.
Pandangan Karl Haushofer berkembang di Jerman ketika negara ini berada di
bawah kekuasaan Adolf Hitler. Pokok-pokok teori Karl Haushofer ini pada
dasarnya menganut teori Kjellen,yaitu: 1. Kekusaan imperium daratan yang
kompak akan dapat mengejar kekuasaan imperium maritim untuk menguasai
pengawasan di laut. 2. Beberapa negara besar di dunia akan timbul dan akan
menguasai Eropa Barat (Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia Timur Raya. 3.
Rumusan ajaran Karl Haushofer lainnya adalah sebagai berikut: Geopoltik adalah
doktrin negara yang manitikberatkan soal-soal strategi perbatasan. Ruang hidup
bangsa dan tekanan-tekanan kekuasaan dan sosial yang rasial mengharuskan
pembagian baru kekayaan alam di dunia. Geopolitik adalah landasan bagi
tindakan politik dalam perjuangan mendapatkan ruang hidup. ? Pandangan
Ajaran Sir Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan. Kedua ahli ini mempunyai
gagasan “wawasan bahari”, yaitu kekuatan di laut. ajarannya mengatakan bahwa
barang siapa menguasai laut akan menguasai “perdagangan”. Menguasai
perdagangan berarti menguasai ” kekayaan dunia”sehingga pada akhirnya
menguasai dunia. ? Pandangan Ajaran Nicholas J. Spkyman. Ajaran ini
menghasilkan teori yang dinamakan Teori Daerah Batas (rimland) yaitu teori
wawasan kombinasi yang menggabungkan kekuatan darat, laut, dan udara. Dalam
pelaksanaannya, teori ini disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu negara
? Pandangan Ajaran Sir Halfold Mackinder. Teori ahli geopolitik ini pada dasarnya
menganut ”konsep kekuatan” dan mencetuskan wawasan benua, yaitu konsep
kekutan di darat. Ajarannya menyatakan : barang siapa dapat menguasai “daerah
jantung”, yaitu Eurasia (Eropa dan Asia), ia akan dapat menguasai “pulau dunia”,
yaitu Eropa, Asia dan Afrika.

 14. ? Pandangan Ajaran W. Mitchel, A.Saversky, Giulio Douhet dan John


Frederik Charles Fuller. Keempat ahli geopolotik ini berpendapat bahwa kekuatan
di udara justru yang paling menentukan..Mereka melahirkan teori ”wawasan
dirgantara” yaitu konsep kekuatan di udara. Kekuatan di udara hendaknya
mempuyai daya yang dapat diandalkan untuk menangkis ancaman dan
melumpuhkan kekuatan lawan dengan menghancurkannya dikandangnya sendiri
agar lawan tidak mampu lagi menyerang. ? Geopolitik Bangsa Indonesia.
Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai
Ketuhanan dan Kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang di dalam
Pembukaan UUD 1945. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi
lebih cinta kemerdekaan. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan,
karena penjajahan tidak sesuai denga peri kemanusiaan dan peri keadilan. Bangsa
yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut faham perang dan damai : ”
Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan”. Wawasan
nasional bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran mengenai kekuasaan
dan adu domba, karena hal tersebut mengandung benih-benih persengketaan
dan ekspansionisme. Ajaran wawasan nasional bangsa Indonesia menyatakan
bahwa : Ideologi digunakan sebagai landasan idiil dalam menentukan politik
nasional, dihadapkan pada kondisi dan konstelasi geografis Indonesia dengan
segala aspek kehidupan nasionalnya. Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia
dapat menjamin kepentingan bangsa dan negaranya ditengah-tengah
perkembangan dunia. Dalam hubungan internasional, bangsa Indonesia berpijak
pada paham kebangsaan (nasionalisme) yang membentuk suatu wawasan
kebangsaan dengan menolak pandangan chauvisme. Bangsa Indonesia selalu
terbuka untuk menjalin kerjasama antar bangsa yang saling menolong dan saling
menguntungkan. Semua ini dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian dan
ketertiban dunia yang abadi. Dalam menentukan, membina, dan
mengembangkan wawasan nasionalnya, bangsa Indonesia menggali dan
mengembangkan dari kondisi nyata yang terdapat di lingkungan Indonesia sendiri.
Wawasan nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan
bangsa indonesia yang berlandaskan falsafah Pancasila dan pandangan geopolitik
Indonesia yang berlandaskan pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa
Indonesia. Karena itu, pembahasan latar belakang filosofis sebagai pemikiran
pembinaan dan pengembangan wawasan nasional Indonesia ditinjau dari : a.
Latar Belakang Pemikiran beradasarkan Falsafah Pancasila b. Latar belakang
pemikiran aspek kewilayahn Nusantara c. Latar belakang pemikiran aspek Sosial
Budaya bangsa Indonesia

 15. d. Latar belakang aspek Kesejarahan bangsa Indonesia b. Geostrategi.


Geostrategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana mencapai
tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan keinginan politik.
Sebagai contoh pertimbangan geostrategis untuk negara dan bangsa Indonesia
adalah kenyataan posisi silang Indonesia dari berbagai aspek, disamping aspek
aspek geografi juga dari aspek . Aspek demografi, ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan Hankam. Posisi silang Indonesia tersebut dapat di rinci sebagai
berikut : 1) Geografi : wilayah Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan
Australia; serta si antara samudra Pasifik dan samudra Hindia. 2) Demografi :
penduduk Indonesia terletak di antara penduduk jarang di selatan (Australia) dan
penduduk padat di utara (RRC dan Jepang) 3) Ideologi : ideologi Indonesia
(Pancasila) terletak di antara liberalisme di selatan ( Australia dan Selandia Baru)
dan komunisme di utara ( RRC, Vietnam dan Korea Utara). 4) Politik : Demokrasi
Pancasila terletak di antara demokrasi liberal di selatan dan demokrasi rakyat (
diktatur proletar) di utara. 5) Ekonomi : Ekonomi Indonesia terletak di antara
ekonomi Kapitalis dan selatan Sosialis di utara. 6) Sosial : Masyarakat Indonesia
terletak di antara masyarakat individualisme di selatan dan masyarakat sosialisme
di utara. 7) Budaya : Budaya Indonesia terletak di antara budaya Barat di selatan
dan budaya Timur di utara. 8) Hankam : Geopolitik dan geostrategis Hankam
(Pertahanan dan Keamanan) Indonesia terletak diantara wawasan kekuatan
maritim di selatan dan wawasan kekuatan kontinental di utara. Dengan demikian
geostrategis adalah perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan
kondisi dan konstelasi geografi sebagai faktor utama. 3. Perkembangan Wilayah
Indonesia dan Dasar Hukumnnya a. Sejak 17-8-1945 sampai dengan 13-12-1957
Pada masa tersebut wilayah Negara Republik Indonesia bertumpu pada wilayah
daratan pulau-pulau yang saling terpisah oleh perairan atau selat di antara pulau-
pulau itu. Wilayah laut teritorial masih sangat sedikit karena untuk setiap pulau
hanya ditambah perairan sejauh 3 mil disekelilingnya.

 16. b. Dari Deklarasi Juanda ( 13-12-1957) sampai dengan 17-2-1969 Pada


tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan Deklarasi Juanda dengan tujuan sebagai
berikut: 1) Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
utuh dan bulat. 2) Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia disesuaikan
dengan asas Negara kepulauan (archipelagic state principles). 3) Pengaturan lalu
lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan keamanan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Deklarasi Juanda kemudian dikukuhkan dengan
Undang-Undang No. 4/Prp/1960 tanggal 18 Februari 1960. tentang Perairan
Indonesia. Sejak itu terjadi perubahan bentuk sejauh 12 mil dari titik-titik pulau
terluar yang saling berhubungan. c. Dari 17-2-1969 (Deklarasi Landas kontinen)
Sampai Sekarang Deklarasi tentang landas kontinen Negara RI merupakan konsep
politik yang berdasarkan wilayah. Disamping di pandang pula sebagai upaya untuk
mewujudkan pasal 33 ayat 3 UUD 1945. Asas-asas pokok yang termuat di dalam
Deklarasi tentang landas kontinen sebagai berikut: 1) Segala sumber kekayaan
alam yang terdapat dalam landas kontinen Indonesia adalah milik eksklusif
Negara Republik Indonesia. 2) Pemerintah Indonesia bersedia menyelenggarakan
soal garis batas landasan kontinen dengan negara-negara tetangga melalui
perundingan. 3) Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu
garis yang di tarik di tengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan
wilayah terluar negara tetangga. 4) Klaim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta
status dari perairan diatas landasan kontinen Indonesia maupun udara diatasnya.
Asas-asas pokok tersebut dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1973
tentang Landasan Kontinen Indonesia. Di samping itu UU No. 1/1973 juga
memberi dasar bagi pengaturan eksplorasi serta penyelidikan ilmiah atas
kekayaan alam di landas kontinen dan masalah-masalah yang ditimbulkan. d.
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Pengumuman Pemerintah tentang Zona Ekonomi
Eksklusif terjadi pada 21 Maret 1980. Batas ZEE adalah selebar 200 mil yang
dihitung dari garis dasar laut wilayah Indonesia. Alasan-alasan yang mendorong
sebagai – berikut:

 17. 1) Persediaan ikan yang semakin terbatas. 2) Kebutuhan untuk


pembangunan nasional Indonesia 3) ZEE mempunyai kekuatan hukum
internasional. 5 UNSUR-UNSUR DASAR WAWASAN NUSANTARA. 1. Wadah a.
Wujud Wilayah Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan
yang di dalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh
perairan. Oleh karena itu Nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta
dihubungkan oleh perairan didalamnya. Setelah bernegara dalam negara
kesatuan Republik Indonesia, bangsa indonesia memiliki organisasi kenegaraan
yang merupakan wadah berbagi kegiatn kenegaraan dalam wujud suprastruktur
politik. Sementara itu, wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah lembaga
dalam wujud infrastruktur politik. Letak geografis negara berada di posisi dunia
antara dua samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, dan antara dua
benua, yaitu banua Asia dan benua Australia. Perwujudan wilayah Nusantara ini
menyatu dalam kesatuan poliyik, ekonomi, sosial- budaya, dan pertahanan
keamanan. b. Tata Inti Organisasi Bagi Indonesia, tata inti organisasi negara
didasarkan pada UUD 1945 yang menyangkut bentuk dan kedaulatan negara
kekuasaaan pemerintah, sistem pemerintahan, dan sistem perwakilan. Negara
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Kedaulatan di tangan
rakyat yang dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR). Sistem pemerintahan, menganut sistem presidensial. Presiden memegang
kekuasaan bersadarkan UUD 1945. Indonesia adalah Negara hukum ( Rechtsstaat
) bukan Negara kekuasaan ( Machtsstaat ). c. Tata Kelengkapan Organisasi Wujud
tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran bernegara
yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik, golongan
dan organisasi masyarakat, kalangan pers seluruh aparatur negara. Yang dapat
diwujudkan demokrasi yang secara konstitusional berdasarkan UUD 1945 dan
secara ideal berdasarkan dasar filsafat pancasila. 2. Isi Wawasan Nusantara Isi
adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan
nasional yang terdapat pada pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai aspirasi
yang

 18. berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti


tersebut di atas, bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan
kesatuan dalam kebhinekaan dalam kehidupan nasional. Isi menyangkut dua hal
yang essensial, yaitu: a. Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama
serta pencapaian cita- cita dan tujuan nasional. b. Persatuan dan kesatuan dalam
kebhinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan nasional. Isi wawasan
nusantara tercemin dalam perspektif kehidupan manusia Indonesia meliputi : a.
Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 yang
menyebutkan : 1) Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. 2) Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas. 3)
Pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. b. Asas
keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal, utuh
menyeluruh meliputi : 1. Satu kesatuan wilayah nusantara yang mencakup
daratan perairan dan dirgantara secara terpadu. 2. Satu kesatuan politik, dalam
arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta satu ideologi dan identitas
nasional. 3. Satu kesatuan sosial-budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat
Indonesia atas dasar “Bhinneka Tunggal Ika”, satu tertib sosial dan satu tertib
hukum. 4. Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama
dan asas kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan. 5. Satu kesatuan
pertahanan dan keamanan dalam satu system terpadu, yaitu sistem pertahanan
keamanan rakyat semesta (Sishankamrata). 6. Satu kesatuan kebijakan nasional
dalam arti pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang mencakup aspek
kehidupan nasional. 3. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi,
Batiniah dan Lahiriah

 19. Tata laku merupakan dasar interaksi antara wadah dengan isi, yang terdiri
dari tata laku tata laku batiniah dan lahiriah. Tata laku batiniah mencerminkan
jiwa, semangat, dan mentalitas yang baik dari bangsa indonesia, sedang tata laku
lahiriah tercermin dalam tindakan , perbuatan, dan perilaku dari bangsa idonesia.
Tata laku lahiriah merupakan kekuatan yang utuh, dalam arti kemanunggalan.
Meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian. Kedua hal
tersebut akan mencerminkan identitas jati diri atau kepribadian bangsa indonesia
berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta
kepada bangga dan tanah air sehingga menimbulkan nasionalisme yang tinggi
dalm segala aspek kehidupan nasional. 6 HAKIKAT WAWASAN NUSANTARA.
Hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan nusantara, dalam pengertian cara
pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan
nasional. Hal tersebut berarti bahwa setiap warga bangsa dan aparatur negar
harus berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh demi
kepentingan bangsa dan negara indonesia. Demikian juga produk yang dihasilkan
oleh lembaga negara harus dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan
negara Indonesia, tanpa menghilangkan kepentingan lainnya, seperti kepentingan
daerah, golongan dan orang per orang. 7 ARAH PANDANG WAWASAN
NUSANTARA. 1. Arah Pandang Ke Dalam Arah pandang ke dalam bertujuan
menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional,
baik aspek alamiah maupun sosial. Arah pandang ke dalam mengandung arti
bahwa bangasa indonesia harus peka dan berusaha untuk mencegah dan
mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa
dan harus mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatua dan
kesatuan dalam kebhinekaan. 2. Arah Pandang Ke Luar Arah pandang ke luar
ditujukan demi terjaminnya kepentingan nasional dalam duna serba berubah
maupun kehidupan dalam negeri serta dalam melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, serta
kerja sama dan sikap saling menghormati. Arah pandang ke luar mengandung arti
bahwa kehidupan internasionalnya, bangsa Idonesia harus berusaha
mengamankan kepentingan nasionalnya dalam semua aspek kehidupan demi
tercapainya tujuan nasional sesuai tertera pada Pembukaan UUD1945.

 20. 8 KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUJUAN WAWASAN NUSANTARA. 1.


Kedudukan a. Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia
merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak
terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya mencapai serta mewujudkan
cita-cita dan tujuan nasional. b. Wawasan nusantara dalam paradigma nasional
dapat dilihat dari stratifikasinya sebagai berikut: 1. Pancasila sebagai falsafah,
ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan sebagai landasan idiil. 2.
Undang0undang dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan
sebagai landasan konstitusional. 3. Wawasan nusantara sebagai visi nasional,
berkedudukan sebagai landasan visional. 4. Ketahanan nasional sebagai konsepsi
nasional atau sebagai kebijaksanaan nasional, berkedudukan sebagai landasan
operasional. 2. Fungsi Wawsan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi,
dorongan, serta rambu- rambu dalam menentukan segala jenis kebijaksanaan,
keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat
dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 3. Tujuan Wawasan nusantara
bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat
Indonesia yang lebih mementingkan kepentingan nasional dari pada kepentingan
individu, kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah. Hal tersebut bukan
berarti menghilangkan kepentingan-kepentingan individu, kelompok, suku
bangsa,atau daerah. 9 IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA. Implementasi
atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap,
dan pola tindak yangsenantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara
daripada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, wawasan
nusantara menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak
dalam rangka menghadapi berbagai masalah menyangkut kehidupan
bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Implementasi wawasan nusantara
senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara
utuh dan menyeluruh sebagai berikut :

 21. 1. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila Falsafah


Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang sesuai dengan
aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia
sejak awal proses pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai
sekarang. Dengan demikian wawasan nusantara menjadi pedoman bagi upaya
mewujudkan kesatuan aspek kehidupan nasional untuk menjamin kesatuan,
persatuan dan keutuhan bangsa, serta upaya untuk mewujudkan ketertiban dan
perdamaian dunia. 2. Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional a.
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik Bangsa Indonesia
bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia dan perdamaian
abadi melalui politik luar negeri yang bebas aktif. Implementasi wawasan
nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan
negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut tampak dalam wujud pemerintahan
yang kuat aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan
rakyat. b. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan
tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Di samping itu,
implementasi wawasan nusantara mencerminkan tanggung jawab pengelolaa
sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antar daerah
secara timbal balik serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri. 1) Kekayaan di
wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah modal dan milik
bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia secara
merata. 2) Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh
daerah tanpa mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah masing-masing. 3)
Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan sebagai
usaha bersama dengan asas kekeluargaan dalam sistem ekonomi kerakyatan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. c. Perwujudan Kepulauan Nusantara
sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya Implementasi wawasan nusantara dalam
kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang
mengakui segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia
Tuhan. Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan
bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membedakan suku, asal usul daerah,
agama, atau kepercayaan,serta golongan berdasarkan status sosialnya. Budaya
Indonesia pada hakikatnya adalah satu kesatuan

 22. dengan corak ragam budaya yang menggambarkan kekayaan budaya


bangsa. Budaya Indonesia tidak menolak nilai-nilai budaya asing asalkan tidak
bertentangan dengan nilai budaya bangsa sendiri dan hasilnya dapat dinikmati. d.
Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan
keamanan Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan
keamanan akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih
lanjut akan membentuk sikap bela negara pada tiap warga negara Indonesia.
Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta bela negara ini menjadi
modal utama yang akan mengerakkan partisipasi setiap warga negara indonesia
dalam menghadapi setiap bentuk ancaman antara lain : 1) Bahwa ancaman
terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya adalah ancaman terhadap
seluruh bangsa dan negara. 2) Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan
kewajiban yang sama untuk ikut serta dalam pertahanan dan keamanan Negara
dalam rangka pembelaan negara dan bangsa. 3. Penerapan Wawasan Nusantara
a. Salah satu manfaat paling nyata dari penerapan wawasan nusantara.
Khususnya di bidang wilayah. Adalah diterimanya konsepsi nusantara di forum
internasional. Sehingga terjaminlah integritas wilayah territorial Indonesia. Laut
nusantara yang semula dianggap “laut bebas” menjadi bagian integral dari
wilayah Indonesia. b. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang lingkup tersebut
menghasilkan sumber daya alam yang mencakup besar untuk kesejahteraan
bangsa Indonesia. c. Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima oleh
dunia internasional terutama negara tetangga yang dinyatakan dengan
persetujuan yang dicapai. d. Penerapan wawasan nusantara dalam pembangunan
negara di berbagai bidang tampak pada berbagai proyek pembangunan sarana
dan prasarana ekonomi, komunikasi dan transportasi. e. Penerapan di bidang
sosial dan budaya terlihat pada kebijakan untuk menjadikan bangsa Indonesia
yang Bhinneka Tunggal Ika tetap merasa sebangsa, setanah air, senasib
sepenanggungan dengan asas pancasila. f. Penerapan wawasan nusantara di
bidang pertahanan keamanan terlihat pada kesiapsiagaan dan kewaspadaan
seluruh rakyat melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta untuk
menghadapi berbagai ancaman bangsa dan Negara. 4. Hubungan Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional Dalam penyelenggaraan kehidupan nasional
agar tetap mengarah pada pencapaian tujuan nasional diperlukan suatu landasan
dan pedoman yang kokoh berupa konsepsi

 23. wawsan nasional untuk mewujudkan aspirasi bangsa serta kepentingan dan
tujuan nasional. Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara
yang merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan
nasional. sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus
diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan
dengan sukses. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa wawasan nusantara dan
ketahanan nasional merupakan dua konsepsi dasar yang saling mendukung
sebagai pedoman bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara
agar tetap jaya dan berkembang seterusnya. 10 SOSIALISASI/PEMASYARAKATAN
WAWASAN NUSANTARA. Untuk mempercepat tercapainya tujuan wawasan
Nusantara, disamping implementasi seperti yang telah disebutkan diatas, perlu
juga dilakukan pemasyarakatan materi Wawasan Nusantara kepada seluruh
masyarakat Indonesia. Pemasyarakatan Wawasan Nusantara tersebut dapat
dilakukan dengan cara berikut 1. Menurut sifat/ atau cara penyampaian, yang
dapat dilaksanakan sebagai berikut a. Langsung yang terdiri dari ceramah, diskusi,
dialog, tatap muka b. Tidak langsung, yang terdiri dari media elektronik dan media
cetak 2. Menurut metode penyampaian yang berupa : a. Keteladanan. Melalui
metode penularan keteladanan dalam sikap perilaku kehidupan sehari-hari
kepada lingkungannya serutama dengan memberikan contoh-contoh berpikir,
bersikapdan bertindak mementingkan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan sehingga timbul semangat kebangsaan yang selalu cinta
tanah air. b. Edukasi, yakni melalui metode pendekatan formal dan informal.
Pendidikan dormal ini dimulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan
tinggi, pendidikan karier di semua strata dan bidang profesi, penataran, kursus
dan sebagainya. Sedangkan pendidikan non-formal dapat dilaksanakan di
lingkungan keluarga, pemukiman, pekerjaan, dan organisasi kemasyarakatan. c.
Komunikasi. Tujuan yang ingin dicapai dari sosialisasi wawasan nusantara melalui
metode komunikasi adalah tercapainya hubungan komunikatif secara baik yang
akan mampu menciptakn iklim saling menghargai, menghormati, mawas diri, dan
tenggang rasa sehingga terciptanya kesatuan bahasa dan tujuan tentang wawasan
nusantara. d. Integrasi. Tujuan yang ingin dicapai dari pemasyarakatan/sosialisasi
wawasan nusantara melalui metode ini adalah terjalinnya pemahaman tentang
wawasan nusantara akan membatasi sumber konflik di dalam tubuh bangsa
Indonesia baik pada

 24. saat ini maupun di masa mendatang dan akan memantapkan kesadaran
untuk mengutamakan kepentingan nasional dan cita-cita tujuan nasional. Dalam
melaksanakan pemasyarakatan, lingkup materi wawasan nusantara yang
disampaikan hendaknya disesuaikan dengan tingkat, jenis, serta lingkungan
pendidikan agar materi yang disampaikan tersebut dapat mengerti dan dipahami.
11 TANTANGAN DARI IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA. Dewasa ini kita
menyaksikan bahwa kehidupan individu dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara sedang mengalami perubahan. Dan kita juga menyadari bahwa faktor
utama yang mendorong terjadinya proses perubahan tersebut adalah nilai-nilai
kehidupan baru yang di bawa oleh negara maju dengan kekuatan penetrasi
globalnya. Apabila kita menengok sejarah kehidupan manusia dan alam semesta,
perubahan dalam kehidupan itu adalah suatu hal yang wajar, alamiah. Dalam
dunia ini, yang abadi dan kekal itu adalah perubahan. Berkaitan dengan wawasan
nusantara yang syarat dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dan di bentuk
dalam proses panjang sejarah perjuangan bangsa, apakah wawasan bangsa
Indonesia tentang persatuan dan kesatuan itu akan terhanyut tanpa bekas atau
akan tetap kokoh dan mampu bertahan dalam terpaan nilai global yang
menantang Wawasan Persatuan bangsa. Tantangan itu antara lain adalah
pemberdayaan rakyat yang optimal, dunia yang tanpa batas, era baru kapitalisme,
dan kesadaran warga negara.

 25. BAB IV : PENUTUP 1 Kesimpulan. Wilayah Indonesia yang sebagian besar


adalah wilayah perairan mempunyai banyak celah kelemahan yang dapat
dimanfaatkan oleh negara lain yang pada akhirnya dapat meruntuhkan bahkan
dapat menyebabkan disintegrasi bangsa Indonesia. Indonesia yang memiliki
kurang lebih 13.670 pulau memerlukan pengawasan yang cukup ketat. Dimana
pengawasan tersebut tidak hanya dilakukan oleh pihak TNI/Polri saja tetapi
semua lapisan masyarakat Indonesia. Bila hanya mengandalkan TNI/Polri saja
yang persenjataannya kurang lengkap mungkin bangsa Indonesia sudah tercabik –
cabik oleh bangsa lain. Dengan adannya wawasan nusantara kita dapat
mempererat rasa persatuan di antara penduduk Indonesia yang saling berbhineka
tunggal ika. Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara yang
merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional.
sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar
proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh
karena itu diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan
karakteristik bangsa Indonesia. 2 Saran. Dengan adanya wawasan nusantara, kita
harus dapat memiliki sikap dan perilaku yang sesuai kejuangan, cinta tanah air
serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa. Dalam kaitannya dengan pemuda
penerus bangsa hendaknya ditanamkan sikap wawasan nusantara sejak dini
sehingga kecintaan mereka terhadap bangsa dan negara lebih meyakini dan lebih
dalam. Untuk itulah perlu kiranya pendidikan yang membahas/mempelajari
tentang wawasan nusantara dimasukan ke dalam suiatu kurikulum yang sekarang
diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia (misalnya : pelajaran
Kewarganegaraan, Pancasila, PPKn dan lain - lain). Untuk masyarakat Indonsia
(baik bagi si pembuat makalah, pembaca makalah serta yang lain) agar dapat
menjaga makna dan hakikat dari wawasan nusantara yang tercermin dari perilaku
– perilaku sehari hari misalnya ikut menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.
PERKEMBANGAN SIM
Pendekatan Pengembangan Sistem Informasi

1. Pendekatan Konvensional

 Pemahaman masalah didasarkan pada pelaksanaan prosedur kerja.


 Pelaksanaan pengembangan diawali dengan melihar alur dokumen dari satu bagian
organisasi ke bagian organisasi lainnya, selanjutnya ditentukan proses–proses pengolahan
datanya.
 Secara historis digunakan untuk mengembangkan sistem pengolahan transaksi yang ada
di sistem fisik.

2. Pendekatan Funsional

 Dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan fungsi atau proses secara hiraki,


mulai dari konteks sampai proses–proses paling kecil (top down).
 Pengembangan dilaksanakan dengan melihat fungsi atau proses yang harus dilaksanakan
oleh sistem, data yang menjadi masukan dan keluaran, sumber dan tujuan data, serta
tempatpenyimpanan data.

3. Pendekatan Struktur Data

 Sudut pandang pengembangan adalah struktur data dari dokumen masukan/keluaran


yang digunakan alam sistem.
 Struktur tersebut kemudian dinyatakan secara hirarki dengan menggunakan
konstruksisequence, selection, dan repetition sampai terlihat proses pembetukannya.

4. Infromation Enginering

 Sistem dibangun berdasarkan kebutuhan informasi enterprise.


 Pelaksanaan pengembangan diawali dengan proses perencaan strategis informasi dan
analisis wilayah bisnis.
 Cakupan pengembangan adalah seluruh enterprise (enterprise-wide basis)
 Mengaplikasikan teknik tersturktur dan automated tools.

5. Pendekatan Objek

 Sudut pandang pengembangan sistem dilakukan berdasarkan objek-objek yang ada dalam
sistem.
 Sistem dipandang sebagai kumpulan objek yang mempunyai atribut (data) dan
operasi (layanan) yang saling berinteraksi satu dengan yang lain.
 Setiap objek dalam sistem dapat menerima pewarisan (inheritance) dari objek lainnya.
 Setiap objek dapat mempunyai kemampuan polimorfisme.

3.5 Tahap Pengembangan Sistem Informasi


Tahap Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, di mana masing-
masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap awal dari
pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari sisi
pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran rencana
stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang, lazimnya untuk periode
3 – 5 tahun. Masukan (input) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini mencakup:

 Kebutuhan strategis organisasi


 Aspek legal pendukung organisasi
 Masukan kebutuhan dari pengguna

Analisa kompetensi akan memberikan gambaran yang lengkap mengenai efektivitas organisasi
yang dapat dilihat dari 4 hal yaitu: sumberdaya, infrastruktur, produk layanan/jasa dan kepuasan
pelanggan/masyarakat yang dilayani.

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi
pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan
pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan merencanakan
proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan teknologi
informasi, rencana membangun gedung kantor 15 tingkat. Keuntungan-keuntungan yang
diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi direncanakan secara matang, mencakup:

 Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi, kegiatan
ataun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan ini? unit mana yang
tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal besarnya sumber daya yang
diperlukan.
 Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan
menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-hal
demikian dapat dicegah sejak awal.
 Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus berjalan
secara bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem. Tugas-tugas ini
diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi
 Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus dipertegas sejak
awal.

2. Tahap Analisis (Analysis)


Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan aspek
teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang bersangkutan. Tujuan
dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang
paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-
aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses
desain, konstruksi, dan implementasi.

Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah
SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:

1. Menetapkan rencana penelitian sistem


2. Mengorganisasikan tim proyek
3. Mendefinisikan kebutuhan informasi
4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
5. Menyiapkan usulan rancangan sistem
6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem

Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting yang harus
segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa
kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta
potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.

3. Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen
melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan
melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem basis
data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.

Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim teknologi
informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen organisasi yang terkait,
seperti: yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain,
konstruksi, dan implementasi.

4. Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi

Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang sesungguhnya
(secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksanaan tahap ini,
mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu konstruksi
teknologi informasi dalam skala yang lebih detail.

Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak melihatkan
sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu. Pengendalian
terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus diperketat agar penggunaan sumber
daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak terhadap keberhasilan
proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir dari tahap konstruksi
biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru dikembangkan.

5. Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya sistem
informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai pendekatan untuk implementasi
sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam implementasi sistem biasanya mencakup hal-
hal sebagai berikut:

1. Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi


2. Mengumumkan rencana implementasi
3. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
4. Menyiapkan database
5. Menyiapkan fasilitas fisik
6. Memberikan pelatihan dan workshop
7. Menyiapkan saat yang tepat untuk cut over (peralihan sistem)
8. Menyiapkan saat yang tepat untuk cut over (peralihan sistem)

Pemberian pelatihan harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap
implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga
berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan. Dengan
cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan
memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang.

6. Tahap Pasca Implementasi

Pengembangan sistem informasi biasanya di akhiri setelah tahap implementasi dilakukan.


Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh manajemen, yaitu tahap
pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca implementasi adalah bagaimana
pemeliharaan sistem akan dikelola.

Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di
kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain, perubahan hak
akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan contoh dari
kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan sistem. Di sinilah diperlukan
dokumentasi yang memadai dan pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke
pengguna untuk menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem.

Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di mana
harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem
informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis.

BAB IV

KESIMPULAN

Setelah membaca uraian di atas maka dapat saya simpulkan, bahwa perkembangan informasi
sudah ada sejak zaman dahulu. Akan tetapi ketika dulu tidak semaju seperti sekarang. Dulu
penyampaian informasi dimulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua,
peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti. Bahkan pada tahun 1940 saat perang dunia ke
2 sistem informasi digunakan oleh militer untuk pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen.
Pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen ini disimpan dalam bentuk magnetic tape.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi pengembangan sistem informasi baik dari intrenal
maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut yaitu teknologi eksternal dan internal, serta bisnis
eksternal maupun internal. Bisnis eksternal menyangkut tentang pasar, pelanggan, perusahaan,
pemerintah, dan perangkat hukum. Sedangkan bisnis internal meliputi struktur organisasi,
infrastruktur atau aset, proses, sumber daya manusia, serta budaya perusahaan. Adapun teknologi
eksternal yaitu ilmu pengetahuan, dan teknologi yang berkembang dalam lingkungan eksternal
organisasi. Dan teknologi internal meliputi software, hardware, aplikasi, dan infrastruk.

Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, ada pula faktor pertimbangan dalam
perencanaan sistem. Di antaranya yaitu lingkungan di mana organisasi harus melakukan fungsi,
struktur organisasi hirarki, spesialisasi, standar prosedur operasi, budaya dan politik organisasi,
riwayat organisasi: investasi dalam bidang teknologi informasi yang telah dilakukan, skill yang
dimiliki, program-program penting, dan sumberdaya manusia, dan lain-lain. Juga ada pendekatan
pengembangan sistem informasi, serta tahap pengembangan sistem informasi.

Jadi kesimpulan yang saya ambil dari tugas makalah ini adalah perkembangan sistem informasi
sudah ada sejak zaman dahulu, namun tidak sepesat seperti sekarang ini. Majunya
pengembangan sistem informasi dipengaruhi oleh canggihnya teknologi yang semakin waktu
kian pesat, serta tingginya kebutuhan masyarakat, maka semakin cepat pula sistem informasi
berkembang.
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Pengertian Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk


menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang
telah ada.

Perlunya Pengembangan Sistem

Sistem lama yang perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal :

1. Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama.


Permasalahan yang timbul dapat berupa :
 Ketidakberesan sistem yang lama : ketidakberesan dalam sistem yang
lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai
dengan yang diharapkan.
 Pertumbuhan organisasi : kebutuhan informasi yang semakin luas,
volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi
yang baru, menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru, karena
sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi semua
kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan Dalam keadaan persaingan pasar yang
ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau
tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih
kesempatan dan peluang pasar, sehingga teknologi informasi perlu digunakan
untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
3. Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi dari
pimpinan atau dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah

Prinsip Pengembangan Sistem Informasi

Prinsip pengembangan sistem :

 Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen


 Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar
 Sistem yang dikembangkan memerlukan orang-orang yang terdidik
 Proses pengembangan sistem tidak harus urut
 Jangan takut membatalkan proyek
 Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem

Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi

Siklus hidup pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas


yang dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi.

Siklus hidup pengembangan sistem dibagi menjadi tujuh fase, yaitu :

a. Perencanaan Sistem
Dalam fase perencanaan sistem dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas
dan pandangan sistem informasi baru yang jelas akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pemakai informasi. Selama fase perencanaan sistem, harus dipertimbangkan :

 Faktor – faktor kelayakan yang berkaitan dengan kemungkinan berhasilnya


sistem informasi yang dikembangkan dan digunakan.
 Faktor – faktor strategis yang berkaitan dengan pendukung sistem informasi dari
sasaran bisnis dipertimbangkan untuk setiap proyek yang diusulkan. Nilai-nilai
yang dihasilkan dievaluasi untuk menentukan proyek sistem mana yang akan
menerima prioritas yang tertinggi.

Faktor kelayakan Faktor strategis


(feasibility factors) (strategic factors)
• Kelayakan teknis • Produktivitas
• Kelayakan ekonomis • Diferensiasi
• Kelayakan legal • Manajemen
• Kelayakan operasional
• Kelayakan rencana

b. Analisis Sistem

Dalam tahap ini dilakukan proses

 penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbale balik yang
terkait dalam pengembangan sistem, definisi masalah, tujuan, kebutuhan,
prioritas dan kendala-kendala sistem.
 Fase analisis sistem adalah fase professional sistem melakukan kegiatan
analisis sistem.
 Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu
tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
 Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan untuk
mengembangkan suatu sistem baru.
 Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem
mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan
untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.
 Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui
secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan
berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
 Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini
berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui, tim
proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila
laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan
sampai semua peserta setuju.

c. Perancangan Sistem Secara Umum

Dalam tahap ini hal yang dilakukan yaitu :

 Dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai.


Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan
konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan
terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka.
 Pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan
laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan.
Data masing-masing laporan ditentukan. Biasanya, perancang sistem membuat
sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah selesai
dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer.

d. Evaluasi dan Seleksi Sistem

Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk
keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai
kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem dinilai secara
hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.

Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase
perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif
akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah
satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu alternatif
perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan
dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.

e. Perancangan Sistem Secara Detail

Fase perancangan sistem secara detail menyediakan spesifikasi untuk


perancangan secara konseptual. Pada fase ini semua komponen dirancang
dan dijelaskan secara detail. Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar,
form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan
disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan. Semua input ditentukan dan format input
baik untuk layar dan form-form biasa direview dan disetujui oleh pemakai dan
didokumentasikan.

Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk


mengubah input menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara
online atau batch. Macam-macam model dikembangkan untuk mengubah data menjadi
informasi. Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan personil operasi agar dapat
bekerja dengan sistem yang sedang dikembangkan.

Database dirancang untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali


yang dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan error
ditentukan. Pada beberapa proyek sistem, teknologi baru dan berbeda dibutuhkan
untuk merancang kemampuan tambahan macam-macam komputer, peralatan dan
jaringan telekomunikasi.

Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan. Laporan
ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk masing-masing
rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan ini dapat juga
dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan
menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas implementasi lainnya.

f. Implementasi Sistem

Pada fase ini

 Sistem siap untuk dibuat dan di instalasi


 Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem
baru
 Laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu
o Rencana implementasi dalam bentuk Grantt Chart atau (Program and
Evaluation Review Technique) PERT Chart
o Penjadwalan proyek dan tehnik manajemen. Bagian ini merupakan
laporan yang menerangkan tugas penting untuk melaksanakan
implementasi sistem, seperti pengembangan software, persiapan lokasi
peletakan sistem, instalasi peralatan yang digunakan, pengujian sistem,
pelatihan untuk para pemakai sistem dan persiapan dokumentasi.

g. Pemeliharaan Sistem

Tahap pemeliharaan dilakukan setelah tahap implementasi. Sistem baru yang


berjalan digunakan sesuai dengan keperluan organisasi. Selama masa hidupnya,
sistem secara periodik akan ditinjau. Perubahan dilakukan jika muncul masalah atau
jika ternyata ada kebutuhan baru. Selanjutnya, organisasi akan menggunakan sistem
yang telah diperbaiki tersebut. Langkah-langkah pemeliharaan sistem terdiri atas:

1. Penggunaan Sistem , yaitu menggunakan sistem sesuai dengan fungsi tugasnya


masing-masing untuk operasi rutin atau sehari-hari.
2. Audit sistem, yaitu melakukan penggunaan dan penelitian formal untuk
menentukan seberapa baik sistem baru dapat memenuhi criteria kinerja.
3. Penjagaan sistem, yaitu melakukan pemantauan untuk pemeriksaan rutin
sehingga sistem tetap beroperasi dengan baik.
4. Perbaikan sistem, yaitu melakukan perbaikan jika dalam operasi terjadi
kesalahan (bug) dalam program atau kelemahan rancangan yang tidak
terdeteksi saat pengujian sistem.
5. Peningkatan sistem, yaitu melakukan modifikasi terhadap sistem ketika terdapat
potensi peningkatan sistem setelah sistem berjalan beberapa waktu.

Ketujuh fase diatas dapat digambarkan sebagai berikut :


PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Pengembangan sistem informasi sering disebut sebagai proses pengembangan sistem (System
Development). Pengembangan sistem didefinisikan sebagai aktivitas untuk menghasilkan sistem
informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan persoalan (problem) organisasi atau memanfaatkan
kesempatan (opportunities) yang timbul

Metodologi pengembangan Sistem dipromosikan sebagai sarana untuk meningkatkan pengelolaan dan
pengendalian proses pengembangan perangkat lunak, penataan dan menyederhanakan proses, dan
standarisasi proses pengembangan dan produk dengan menentukan kegiatan yang harus dilakukan dan
teknik yang digunakan.

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan sistem


informasi yaitu:
1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.

Setelah sistem selesai dikembangkan, maka yang akan menggunakan informasi dari sistem ini adalah
manajemen, sehingga sistem harus dapat mendukung, kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen.
Pada waktu Anda mengembangkan sistem, maka prinsip ini harus selalu diingat.

2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar.

Sistem informasi yang akan Anda kembangkan membutuhkan dana modal yang tidak sedikit, apalagi
dengan digunakannya teknologi yang mutakhir.

Sistem yang dikembangkan ini merupakan investasi modal yang besar. Seperti halnya dengan investasi
modal lainnya yang dilakukan oleh perusahaan, maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan
2 hal berikut ini:

 Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi.


 Investasi yang terbaik harus bernilai.

3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang-orang yang terdidik.

Manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya su atu sistem, baik dalam
proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya. Oleh karena itu orang
yang terlibat dalam pengembangan maupun penggunaan sistem ini harus merupakan orang yang
terdidik tentang permasalahan-permasalahan yang ada dan terhadap solusi-solusi yang mungkin
dilakukan.

4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem.

Proses pengembangan sistem umumnya melibatkan beberapa tahapan kerja dan melibatkan beberapa
personil dalam bentuk suatu team untuk mengerjakannya. Pengalaman menunjukan bahwa tanpa
adanya perencanaan dan koordinasi yang baik, maka proses pengembangan sistem tidak akan berhasil
dengan memuaskan. Untuk maksud ini sebelum proses pengembangan sistem dilakukan, maka harus
dibuat terlebih dahulu skedul kerja yang menunjukkan tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas pekerjaan
yang akan dilakukan, sehingga proses pengembangan sistem dapat dilakukan dan selesai dengan
berhasil sesuai dengan waktu dan anggaran yang direncanakan.

6. Proses pengembangan sistem tidak harus urut.

Prinsip ini kelihatannya bertentangan dengan prinsip nomor 4, tetapi tidaklah sedemikian. Tahapan
kerja dari pengembangan sistem di prinsip nomor 4 menunjukkan langkah-langkah yang harus dilakukan
secara bersama-sama. Ingatlah waktu adalah uang. Misalnya di dalam pengembangan sistem,
perancangan output merupakan tahapan yang harus dilakukan sebelum melakukan perancangan file. Ini
tidak berarti bahwa semua output harus dirancang semuanya terlebih dahulu baru dapat melakukan
perancangan file, tetapi dapat dilakukan secara serentak, yaitu sewaktu proses pengadaan hardware.

6. Jangan takut membatalkan proyek.

Umumnya hal ini merupakan pantangan untuk membatalkan suatu proyek yang sedang berjalan.
Keputusan untuk meneruskan suatu proyek atau membatalkannya memang harus dievaluasi dengan
cermat. Untuk kasus-kasus yang tertentu, dimana suatu proyek terpaksa harus dihentikan atau
dibatalkan karena sudah tidak layak lagi, maka harus dilakukan dengan tegas. Keraguan untuk terus
melanjutkan proyek yang tidak layak lagi karena sudah terserapnya dana kedalam proyek ini hanya akan
memubang dana yang sia-sia.

Sistem Informasi dibangun untuk mendukung proses yang berjalan dalam sebuah organisasi, dimana
didalamnya tercakup antara lain: proses perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing) dan
pengendalian (Controlling).

Pengembangan Sitem Informasi akan bermula dasi PSI (Perencanaan Sistem Informasi), Analisa,
Perancangan hingga Implmentasi.

Sedangkan Pengembangan Sistem Software bermula dari Anlisa, Perencanaan hingga Implementasi.
Jika kebutuhan baru muncul, maka semua tahapan pembangunan akan dijalankan kembali. Data
merupakan input pokok yang menjadi dasar pembangunan sistem informasi. Integrasi
danketerpaduan kumpulan data diperlukan untuk mendukung proses perencanaan strategis
perusahaan.

 Insourcing

Insourcing atau pendayaguna sumber daya internal merupakan pemanfaatan tenaga ahli IT dari
perusahaan itu sendiri tanpa melibatkan vendor. Pendekatan insourcing memiliki kelebihan
dalam pengembangan sistem informasi diantaranya adalah:

1. Perusahaan dapat mengontrol sistem informasinya sendiri.


2. Biaya untuk pekerja dalam perusahaan biasanya lebih kecil daripada biaya untuk
pekerja outsource.
3. Mengurangi biaya operasional perusahaan, seperti transport, dan lain-lain.
4. High deggre of control
5. Memiliki kemampuan untuk melihat secara keseluruhan dari proses
6. Lebih ekonomis dalam hal ruang lingkup dan ukuran

Namun, dalam penggunaan insourcing ini juga emmeiliki kelemehana dalam penggunaannya
yaitu:

1. Perusahaan perlu memperhatikan masalah investasi dari pengembangan sistem informasi,


jangan sampai pengembangan memakan waktu terlalu lama yang akan memangkas biaya
lebih lagi.
2. Membutuhkan investasi yang tinggi.
3. Supplier yang berpotensi memberikan produk dan layanan yang mahal.

 Outsourcing

Outsourcing atau pendayagunaan sumber daya eksternal merupakan pemindahan sistem


informasi perusahaan baik seluruh maupun sebagian (Benamati dan Rajkumar. 2002). Sedangkan
menurut Aalders (2001) outsourcing adalah perusahaan yang menyewa jasa kepada pihak ketiga
(vendor) untuk mengelola proses bisnis supaya lebih efektif dan efisien dalam pengerjaannya
jika dibandingkan dengan perusahaan itu sendiri yang melakukannya. Penelitian yang dilakukan
oleh Rouse (___) mengenai outsourcing merupakan usaha yang kompleks dan sangat
menentukan hasil yang lebih rinci dan terampil. Outsourcing memiliki pengaruh yang kognitif
bias dan dapat menjelaskan tentang keputusan yang diambil berisiko.

Penelitian yang dilakukan oleh Baldwin et al (2001) mengenai sistem informasi outsourcing
sebagai pembelajaran studi kasus perbankan bahwa keputusan untuk outsourcing merupakan
dasar dari strategi dalam jangka panjang dimana sistem informasi sebagai tempat untuk core
bussiness yang aktif dan senior managernya dapat mengkontrol sistem informasi. Keuntungan
dari penggunaan outsourcing adalah:

1. Perusahaan dapat lebih fokus pada hal yang lain, karena proyek telah diserahkan pada
pihak ketiga untuk dikembangkan.
2. Dapat mengeksploitasi skill dan kepandaian yang berasal dari perusahaan atau organisasi
lain dalam mengembangkan produk yang diinginkan.
3. Dapat memprediksi biaya yang dikeluarkan untuk kedepannya.
4. Biasanya perusahaan outsource sistem informasi pasti memiliki pekerja IT yang
kompeten dan memiliki skill yang tinggi, dan juga penerapan teknologi terbaru dapat
menjadi competitive advantage bagi perusahaan outsource. Jadi dengan
menggunakanoutsource, otomatis sistem yang dibangun telah dibundle dengan teknologi
yang terbaru.
5. Walaupun biaya untuk mengembangkan sistem secara outsource tergolong mahal, namun
jika dibandingkan secara keseluruhan dengan pendekatan insourcing ataupunself–
sourcing, outsourcing termasuk pendekatan dengan cost yang rendah.

Namun, pendekatan outsourcing juga memiliki kelemahan yaitu:

1. Kurangnya perusahaan dalam mengerti teknik sistem informasi agar bisa dikembangkan
atau diinovasi di masa mendatang, karena yang mengembangkan tekniknya adalah
perusahaan outsource.
2. Menurunkan kontrol perusahaan terhadap sistem informasi yang dikembangkan.
3. Informasi-informasi yang berhubungan dengan perusahaan kadang diperlukan oleh pihak
pengembang aplikasi, dan kadang informasi penting juga perlu diberikan, hal ini akan
menjadi ancaman bagi perusahaan bila bertemu dengan pihak pengembang yang nakal.
4. Ketergantungan dengan perusahaan lain yaitu perusahaan pengembang sistem informasi
akan terbentuk.

Dari pengertian diatasdapat dikatakan bahwa pendekatan outsourcing merupakan salah satu
strategi kompetisi suatu perusahaan untuk perusahaan fokus pada core business-nya. Apabila
outsourcing ini memberikan hasil yang lebih baik dengan mengeluarkan biaya yang lebih rendah
jika dilakukan sendiri.
JAN ’15 JAN ’16

PEB ’15 PEB ’16

MAR ’15 MAR ‘16

APR ’15 APR ’16

MEI ’15 MEI ’16

JUNI ’15 JUNI ’16

JULI ’15 JULI ’16

AGT ’15 AGT ‘16

SEPT ’15 SEPT ‘16

OKT ’15 OKT ‘16

NOP ’15 NOP ‘16

DES ’15 DES ‘16

Anda mungkin juga menyukai