tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh dosen, tetapi juga
dapat memberikan / menambah pengetahuan kepada pembaca….
Globalisasi membawa tantangan dan peluang. Sudut pandang global terdiri dari
Parokialisme yaitu pandangan sempit terhadap dunia. Terdapat tiga sikap dasar
terhadap bisnis internasional yaitu ;
1. Sikap etnosentris keyakinan bahwa pendekatan dan praktek kerja yang terbaik
adalah yang ada di Negara asal.
2. Sikap polisentris pandangan bahwa manajer di negeri tuan rumah mengetahui
pendekatan dan praktek kerja yang terbaik untuk menjalankan bisnis mereka.
3. Sikap geosentris pandangan berorientasi dunia yang memusatkan perhatian
pada siapapun dapat bekerja dimanapun asal mempunyai skill.
Tantangan dalam lingkungan global :
1. Harus sanggup menghadapi munculnya pesaing baru yang tiba – tiba
2. Harus menyadari / menerima perbedaan – perbedaan dalam aspek budaya,
politik dan ekonomi di antara Negara – Negara.
3. Harus berhadapan dengan meningkatnya ketidak pastian, rasa takut, dan
kecemasan
4. Harus menyesuaikan dengan perubahan – perubahan lingkungan global.
5. Harus mampu menghindarkan sikap parokialisme.
Aliansi perdagangan regional :
1. Uni Eropa
Gabungan dari 15 negara eropa yang diciptakan sebagai entitas ekonomi dan
perdagangan yang bersatu. Khusus mata uang EURO, untuk Eropa terdapat
persatuan ekonomi dan keuangan (Economic and Monetary Union / EMU ).
2. North American Free Trade Agreement (NAFTA)
Merupakan persetujuan antara pemerintah Meksiko, Kanada, dan AS untuk
menghilangkan hambatan perdagangan.
3. Free Trade Area of the Americas
4. Southern Cone Common Market antara Amerika dengan Amerika Latin
5. Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)
6. The World Trade Organization (WTO)
Berfungsi sebagai organisasi global yang hanya berkaitan dengan aturan – aturan
perdagangan antar bangsa – bangsa, yang beranggotakan 149 negara. Tugas
pokoknya adalah memonitor dan mempromosikan perdagangan dunia.
Perbedaan jenis organisasi global :
1. Multinational Corporation (MNC)
Perusahaan yang menyelenggarakan operasi secara berarti diberbagai Negara tetapi
mengelola operasi itu dari basis Negara asal (contoh : Sony, Deutshe Bank)
2. Transnational Corporation (TNC)
Perusahaan yang menyelenggarakan operasi yang signifikan di lebih dari satu
Negara tetapi mendesentrasikan manajemen ke Negara local (contoh : Nestle,
Toyota).
3. Borderless Organization
Jenis organisasi global yang menghilangkan batas –batas geografis artificial.
Lalu bagaimana cara perusahaan menjadi global ?? ada tiga tahap yang harus
dilalui oleh organisasi itu, yaitu :
Tahap 1 : mengekspor ke luar negeri atau mengimpor dari luar negeri. (namun
tanggapan para manajer masih pada tahap ini pasif).
Tahap 2 : merupakan metode awal untuk masuk ke luar negeri secara terang –
terangan.
Tahap 3 : operasi internasional yang mapan. Terdapat 4 tingkatan yang harus
dilalui, yaitu :
a. Anak perusahaan luar negeri (Foreign Subsidiary)
Mencakup investasi langsung di Negara asing dengan mencirikan fasilitas produksi
atau kantor yang terpisah atau independent. (contoh : Perbankan asing).
b. Usaha patungan (Join Venture)
Merupakan aliansi strategis tertentu dimana rekannya setuju untuk membentuk
organisasi yang terpisah dan independent untuk mencapai tujuan bisnis tertentu.
c. Aliansi strategis (Strategic Alliances)
Melibatkan kemitraan antara organisasi tertentu dengan perusahaan asing dimana
keduanya berbagi sumber daya dan pengetahuan guna mengembangkan produk
baru atau membangun fasilitas produksi.
d. Pemberian lisensi (Licensing) atau pewaralabaan (Franchising)
Lisensi merupakan pendekatan oleh organisasi pabrikan yang memberikan
kepada organisasi lain hak untuk menggunakan merk, teknologi, atau spesifikasi
produk. Sedangkan pewaralabaan merupakan pendekatan oleh organisasi jasa
yang memberikan kepada organisasi lain hak untuk menggunakan merk, teknologi,
atau spesifikasi produk.
Mengelola dilingkungan Global
Terdapat tiga kelompok lingkungan asing yang merupakan tantangan yang akan
dihadapi :
1. Lingkungan hukum – politik
Kestabilan dan ketidakstabilan dari sistem hukum dan politik di Negara tersebut,
contohnya dalam hal prosedur hukum yang harus dibuat dan di ikuti.
Perbedaan – perbedaan dalam hal undang – undang dan peraturan di berbagai
Negara, hal ini menyangkut beberapa aspek tentang pengaruhnya dengan terhadap
praktek kegiatan- kegiatan bisnis, dll.
2. Lingkungan ekonomi, meliputi :
Sistem ekonomi, mencakup;
o Ekonomi pasar (Market Economy), yaitu suatu sistem ekonomi dimana
sumberdaya terutama dimiliki dan dikendalikan oleh sektor swasta.
o Ekonomi Komando (Command Economy), yaitu suatu sistem ekonomi dimana
semua keputusan dan kebijakan ekonomi direncanakan dan dikontrol oleh
pemerintah pusat Negara tersebut.
Faktor keuangan dan moniter, diantaranya adalah nilai tukar mata uang, inflasi,
kebijakan pajak, dll.
3. Lingkungan kebudayaan
Kekuatan lingkungan global terakhir adalah perbedaan budaya berbagai bangsa.
Contohnya adalah ciri – ciri khas budaya orang Amerika yang umum dikenal, yaitu
: sangat informal, lugas, suka bersaing, gemar berpartisipasi, mandiri dan
individualistis, gemar bertanya, tidak menyukai keheningan, menghargai ketepatan
waktu, menghargai kebersihan.
BAB I
PENDALUAN
Dewasa ini, banyak dampak positif yang dapat kita temukan dari adanya globalisasi, salah
satunya adalah suatu perusahaan dapat dengan mudah memasuki pasar global untuk bersaing
dengan perusahaan lain, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Namun untuk memasuki pasar global diperlukan pengetahuan dan kemampuan yang
cukup.Seorang manajer harus mampu melihat kondisi dan mengambil keputusan yang tepat
agar perusahaan yang ditanganinya dapat berhasil dalam pasar global.
Sebelum memasuki global, kita harus mengubah sudut pandang kita menjadi sudut
pandang global, kita juga harus memahami lingkungan global, serta mengetahui cara
mengelola lingkungan global.
Sesuai dengan permasalahan diatas, tujuan yang dapat dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
BAB II
Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional utama yang dipelajari oleh sebagian besar
bahkan hampir seluruh negara yang ada di dunia, termasuk Amerika.Namun orang Amerika
hanya mmpelajari bahasa Inggris saja. Orang Amerika cenderung mengangap bahasa Inggris
sebagai satu-satunya bahasa bisnis internasional dan tidak melihat perlunya mempelajari
bahasa lain.
Merupakan keyakinan parokialistis bahwa pendekatan dan praktik kerja yang paling baik adalah
yang berasal dari negara asalnya (negara tempat kantor pusat perusahaan itu berada). Para
manajer dengan sikap etnosentris yakni bahwa di berbagai negara asing tidak memiliki
ketrampilan keahlian, pengetahuan,, atau pengalaman untuk membuat keputusan bisnis terbaik
seperti orang di negara asalnya. Mereka tidak mau memercayakan keputusan penting atau
teknologi kepada para karyawan asing.
Merupakan pandangan bahwa para manajer di negari tuan rumah (negeri asing tempat
organisasi itu berbisnis) mengetahui pendekatan dan kerja praktik terbaik untuk menjalankan
bisnis mereka. Para manajer dengan sikap polisentris akan memandang setiap operasi asing
sebagai berbeda dan sulit diengerti. Dengan begitu para manajer tersebut cenderung
membiarkan fasilitas asing dan karyawan asing memikirkan sendiri cara mengurus segala
sesuatunya secara paling baik.
Merupakan pandangan yang berorientasi dunia yang memusatkan perhatian pada pemanfaatan
pendekatan dan orang terbaik dari seluruh dunia. Para manajer dengan sikap jenis itu yakin
bahwa diperlukan pandangan global di kantor pusat organisasi tersebut di negara asal dan di
berbagai fasilitas kerja luar negeri.Yang dicari adalah pendekatan dan SDM terbaik bagi
perusahaan.
Manajemen global yang sukses membutuhkan kepekaan yang tinggi terhadap perbedaan
praktik dan adat-istiadat nasional.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan agar aliansi strategi ini berhasil, yaitu :
a) Pemilihan partner, dimana harus jelas siapa yang akan kita ajak kerjasama, apakah partner
tersebut dapat bekerjasama mencapai tujuan strategi dan tujuan aliansinya serta tidak
memanfaatkan aliansinya dimasa mendatang.Dan sebagai perusahaan yang akan melakukan
aliansi strategi, kita harus melakukan berbagai langkah seperti, mencari informasi mengenai
partner dan mengumpulkan data serta mencari tahu mengenai partner tersebut.
b) Struktur aliansi, yaitu menentukan suatu struktur hingga terjadi keadilan dalam hal
pembebanan resiko dan menghindari terjadinya pemanfaatan dari partner untuk
kepentingannya sendiri.
c) Penanganan aliansi, dalam hal ini dapat dilakukan pengamanan dengan teknologi, atau dengan
penetapan kontrak, dimana terjadi persetujuan atau kesepakatan yang jelas, adil antara
perusahaan dengan partnernya dengan komitmen yang mantap agar tidak terjadi resiko yang
tidak diinginkan.
Uni Eropa
Uni Eropa adalah sebuah organisasi antar-pemerintahan dan supra-nasional, yang terdiri
dari negara-negara Eropa, yang sejak 1 Januari 2007 telah memiliki 27 negara anggota.
Persatuan ini didirikan atas nama tersebut di bawah Perjanjian Uni Eropa (yang lebih dikenal
dengan Perjanjian Maastricht) pada 1992.
Pembentukan sebuah pasar tunggal Masyarakat Energi Eropa melalui Perjanjian Komunitas
Energi Eropa Tenggara
Selain itu UE juga memiliki kerjasama dan harmonisasi di wilayah-wilayah lain, seperti :
Kebebasan bagi warga UE untuk ikut memilih dalam pemilihan pemerintahan setempat dan
Parlemen Eropa di negara anggota manapun juga.
Kerjasama dalam masalah-masalah kriminal, termasuk saling berbagi intelijen (melalui EUROPOL
dan Sistem Informasi Schengen), perjanjian tentang definisi bersama mengenai kejahatan dan
prosedur-prosedur ekstradisi.
Suatu kebijakan luar negeri bersama sebagai sebuah sasaran masa depan, namun demikian hal
ini masih lama baru akan terwujud. Pembagian antara negara-negara anggota (dalam surat
delapan) dan anggota-anggota yang saat itu belum bergabung (dalam surat Vilnius) pada saat
penyerbuan Irak 2003 menyoroti seberapa jauh sasaran ini berada di depan sebelum ia dapat
menjadi kenyataan.
Suatu kebijakan keamanan bersama sebagai suatu sasaran, termasuk pembentukan Satuan
Reaksi Cepat Eropa dengan 60.000 anggota untuk maksud-maksud memelihara perdamaian,
seorang staf militer UE dan sebuah pusat satelit UE (untuk maksud-maksud intelijen).
Pendanaan bersama untuk penelitian dan pengembangan teknologi, melalui Rancangan Program
untuk Penelitian dan Pengembangan Teknologi selama empat tahun. Rancangan Program
Keenam berlaku dari 2002 hingga 2006.
Dilihat dari segi politik, Uni Eropa memiliki kompetensi yang didasarkan pada Perjanjian-
perjanjian Uni Eropa dan prinsip subsidiaritas yang menyatakan bahwa aksi Uni Eropa hanya
bisa diambil saat suatu tujuan tidak dapat diraih secara memadai oleh hanya sebuah negara
anggota. Hukum yang dicanangkan oleh institusi Uni Eropa dikeluarkan dalam beberapa cara,
secara umum hukum tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok: hukum yang mulai
berlaku tanpa kebutuhan untuk mengukur implementasi skala nasional, dan hukum yang
berlaku dengan kebutuhan tersebut. Motivasi utama bagi penyatuan negara-negara Eropa itu
adalah supaya memungkinkan mereka mampu menegaskan kembali posisi mereka terhadap
kekuatan industry Amerika Serikat dan Jepang. Karena bekerja di negara yang terpisah-pisah
dengan hambatan satu terhadap yang lain, industry Eropa tidak mampu mengembangkan
efisiensi dari bisnis di Amerika dan Jepang. Pengusaha Eropa akan terus memainkan peran
penting dalam perekonomian global.
North America Free Trade Agreement (NAFTA)
Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara adalah sebuah organisasi yang terdiri dari
negara-negara Amerika Utara.Organisasi ini didirikan pada 1994 oleh tiga negara, yaitu
Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
-Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan,
subversif atau koersi pihak luar
Pada tahun-tahun yang akandatang, Asia, dan terutama wilayah Asia Tenggara, mungkin
akan menjadi salah satu wilayah ekonomi yang paling cepat perkembangannya di dunia.
Wilayah tersebut akan menjadi aliansi ekonomi dan politik regional yang makin penting yang
pada akhirnya dampaknya mampu menandingi NAFTA maupun Uni Eropa.
Wilayah lain di seluruh dunia terus berusaha menciptakan aliansi dagang regional.
Sebagai contoh, Uni Afrika adalah sebuah uni yang terdiri dari 54 negara Afrika.Satu-satunya
negara Afrika penuh yang tidak bergabung dengan UA adalah Maroko.Didirikan pada 9 Juli
2002.
World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia merupakan satu-
satunya badan internasional yang secara khusus mengatur masalah perdagangan antar
negara.Didirikan pada 1 Januari 1995.Sistem perdagangan multilateral WTO diatur melalui
suatu persetujuan yang berisi aturan-aturan dasar perdagangan internasional sebagai hasil
perundingan yang telah ditandatangani oleh negara-negara anggota.Persetujuan tersebut
merupakan kontrak antar negara-anggota yang mengikat pemerintah untuk mematuhinya dalam
pelaksanaan kebijakan perdagangan di negaranya masing-masing.Walaupun ditandatangani
oleh pemerintah, tujuan utamanya adalah untuk membantu para produsen barang dan jasa,
eksportir dan importir dalam kegiatan perdagangan.Pemerintah Indonesia merupakan salah
satu negara pendiri Word Trade Organization (WTO) dan telah meratifikasi Persetujuan
Pembentukan WTO melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994.
Mengenai fungsi atau tujuan WTO dapat dilihat dalam Article III WTO, yaitu:
5. menciptakan kerangka penentuan kebijakan ekonomi global berkerja sama dengan Dana
Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank), serta badan-badan yang berafiliasi.
memfasilitasi perundingan dengan menyediakan forum negosiasi yang lebih permanen. Hal ini
mengingat bahwa perundingan perdagangan internasional di masa lalu prosesnya sangat
kompleks dan memakan waktu.
Tujuan penting lainnya adalah untuk penyelesaian sengketa, mengingat hubungan
dagang sering menimbulkan konflik – konflik kepentingan.Meskipun sudah ada persetujuan –
persetujuan dalam WTO yang sudah disepakati anggotanya, masih dimungkinkan terjadi
perbedaan interpretasi dan pelanggaran sehingga diperlukan prosedur legal penyelesaian
sengketa yang netral dan telah disepakati bersama. Dengan adanya aturan – aturan WTO yang
berlaku sama bagi semua anggota, maka baik individu, perusahaan ataupun pemerintah akan
mendapatkan kepastian yang lebih besar mengenai kebijakan perdagangan suatu negara.
Terikatnya suatu negara dengan aturan – aturan WTO akan memperkecil kemungkinan
terjadinya perubahan – perubahan secara mendadak dalam kebijakan perdagangan suatu
negara (lebih predictable).
Organisasi melakukan bisnis secara global bukanlah sesuatu yang baru.DuPont mulai
melakukan bisnis di Cina pada tahun 1863.Ford Motor Company membuka cabang
penjualannya yang pertama di luar negeri di Prancis pada tahun 1908. Pada tahun 1920-an,
perusahaan lain termasuk Fiat, Unilever dan royal Dutch/shell telah menjadi multinasional.
Tetapi, barulah pada pertengahan 1960-anperusahaan Multinasional (MNC) menjadi lazim,
disusul dengan munculnya Perusahaan Transnasional (TNC).
Terdapat dua karakteristik pokok dari perusahaan multinasional, yakni ukuran mereka yang
sangat besar dan kenyataan bahwa operasi bisnis mereka yang tersebar ke seluruh dunia itu
cenderung dikelola secara terpusat oleh para pemimpinnya di kantor pusatnya yang
berkedudukan di Negara asal. Ukuran mereka yang sedemikian besar tentu memberikan
kekuatan ekonomi (dan terkadang juga kekuatan politik) yang sangat besar, sehingga mereka
merupakan kekuatan utama (sekitar 40%) yang menyebabkan berlangsungnya globalisasi
perdagangan duniua secara pesat.Dengan kekuatan yang begitu besar, merekalah yang
sebenarnya seringkali mendominasi aneka komoditi dagang di Negara-negara berkembang
(tembakau, mie, bubur gandum instant, dsb).
Perusahaan trans nasional adalah jantung perekonomian global. Dua per tiga perdagangan
berasal dari perusahaan-perusahaan semacam ini.TNCs juga berjasa dalam perannya global
menyebarkan tegnologi baru diseantero dunia, dan merupakan pelaku utama dalam pasar uang
internasional.Lebih dari 400 TNCs memiliki penghasilan tahunan lebih dari 10 miliar dolar tahun
1996.pada tahun yang sama, hanya 70 negara yang produk nasional brutonya sama dengan
jumlah itu. Dengan kata lain, penghasilan perusahaan trans nasional lebih besar daripada
penghasilan Negara-negara didunia. Namun, Perusahaan Transnasional atau Multinasional
yang dikatakan sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian Negara-negara Berkembang
dan memberikan kontribusi yang lebih baik ke dalam pembangunan hanyalah menjadi alat
dominasi Negara-negara Kuat atas Negara-negara yang lebih lemah, untuk menguasai
perdagangan dunia. Hal ini ditunjukkan oleh 80% peredagangan dunia dikuasai oleh Negara-
negara Maju dan prosentase kesenjangan pendapatan dunia antara Negara Maju dan Negara
Berkembang juga makin lebar.Coca Cola yang merupakan produk dari Perusahaan
Transnasional (TNCs) juga berdampak negatif pula bagi kesehatan serta budaya.
Organisasi tanpa batas negara itu dapat dikatakan mendekati bisnis global dari sudut pandang
geometris.Misalnya, IBM telah melepaskan struktur organisasinya yang berdasarkan negara
dan mengaturnya kembali menjadi empat belas kelompok industri.Bristol-Myers Squibb
mengubah bisnis konsumennya supaya menjadi lebih agresif dalam penjualan internasional dan
menempatkan seorang eksekutif baru yang menangani obat-obatan bagi konsumen di seluruh
dunia, seperti Bufferin, dan Excedrin. Dan Telefonica’s dari Spanyol menghapuskan divisi
geografis antara kantor pusatnya di Madrid dan perusahaan teleponnya yang tersebar luas.
Sebaliknya, perusahaan itu akan terorganisasi berdasarkan lini bisnis, seperti jasa internet,
telepon selular, dan operasi media. Manajemen tanpa batas negara merupakan upaya
organisasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pasar global yang sengit
persaingannya.
2.3.2
Mengimpor
pendekatan untuk menjadi global yang mencakup menjual produk di negara asal yang dibuat di
luar negeri.
Melakukan lisensi
pendekatan untuk menjadi global oleh organisasi pabrikan yang meliputi memberikan kepada
organisasi lain baik untuk menggunakan merk, teknologi atau spesialisasi produk Anda
Pewaralabaan
pendekatan untuk menjadi global oleh organisasi jasa yang meliputi memberikan kepada
organisasi lain hak untuk menggunakan merek, teknologi atau spesifikasi produk Anda
Aliansi strategis
pendekatan untuk menjadi global dengan melibatkan kemitraan antara organisasi tertentu
dengan perusahaan asing dimana keduanya berbagi
Usaha patungan
pendekatan untuk menjadi global yang merupakan aliansi strategis tertentu di mana rekannya
setuju untuk membentuk organisasi yang terpisah dari independen untuk mencapai tujuan
bisnis tertentu
pendekatan untuk menjadi global yang mencakup investasi langsung di negara asing dengan
mencirikan fasilitas produksi atau kantor yang terpisah atau independen
sumber daya dan pengetahuan guna mengembangkan produk baru atau membangun fasilitas
produksi
Sistem politik yang dimaksud adalah sistem pemerintahan dari sebuah negara.Ada dua
dimensi yang digunakan untuk mengukur sistem politik yaitu, tingkat penekanan pada
kolektivisme dan tingkat penekanan pada demokrasi.
1. Kolektivisme
sistem politik yang mengarah pada ketentuan bahwa pemerintahan dilakukan oleh orang-orang
yang dipilih melalui pemilihan. Dan lawan dari demokrasi adalah
totalitarianisme.Totalitarianisme adalah bentuk pemerintahan yang menguasai pengendalian
secara mutlak atau diktator.
Manajer Global harus sadar tentang hal-hal ekonomi ketika melakukan bisnis di negara
lain. Yang pertama adalah memahami jenis sistem ekonomi di negara mana usaha itu
dijalankan.Dua jenis utama adalah ekonomi pasar dan ekonomi komando. Namun dalam
prakteknya, sistem ekonomi dapat dibagi dalam tiga jenis, yaitu :
a) Ekonomi pasar
Merupakan sistem ekonomi yang murni, dimana barang dan jasa seluruhnya diproduksi oleh
negara, jumlahnya tidak direncanakan oleh siapapun, tergantung interaksi antara permintaan
dan penawaran.
b) Ekonomi komando
Merupakan sistem ekonomi dimana barang dan jasa yang diproduksi serta harga ditentukan
oleh pemerintah.
c) Mixed economy
Merupakan sistem ekonomi yang berada diantara ekonomi pasar dan ekonomi komando, dalam
sistem ini terdapat sektor-sektor tertentu yang diatur oleh pasar atau sesuai interaksi
permintaan dan penawaran dan juga ada sebagian sektor lain yang direncanakan oleh
pemerintah.
Manajer perlu mengetahui sistem di negara-negara karena hal ini mempunyai potensi
untuk membatasi keputusan dan tindakan.Hal ekonomi lainnya yang perlu dipahami oleh
manajer meliputi tingkat pertukaran mata uang, tingkat inflasi, dan beragam kebijakan
pajak. Laba perusahaan global dapat secara dramatis berubah-ubah tergantung pada
kekuatan mata uang dalam negerinya dan mata uang negara-negara di mana perusahaan itu
beroperasi. Setuap devaluasi mata uang sebuah negara akan sangat memengaruhi tingkat laba
perusahaan. Kekuatan mata uang negara asing tertentu dapat juga memengaruhi berbagai
keputusan para manajer. Inflasi berarti harga produk dan jasa yang
naik.Tetapi, hal ini juga memengaruhi tingkat suku bunga, tingkat pertukaran mata uang, biaya
hidup, dan kepentingan umum dalam sistem politik dan ekonomi suatu negara.Manajer perlu
untuk memonitori tren inflasi sehingga mereka dapat membuat keputusan yang baik dan
mengantisipasi segala perubahanyang mungkn terjadi dalam kebijakan keuangan suatu
negara. Kebijakan perpajakan merupakan perhatian yang besar bagi manajer global.
Beberapa negara tan rumah bersikap lebih membatasi daripada negara asal organisasi itu.
Negara-negara lain jauh lebih ringan kebijakannya.Satu-satunya kepastian ialah bahwa
perraturan perpajakan itu berbeda-beda di berbagai negara.Para manajer membutuhkan
pengetahuan yang pasti tentang berbagai peraturan perpajakan di negara tempat mereka
beroperasi untuk meminimalkan kewajiban pajak keseluruhan perusahaan mereka.
Riset menunjukkan bahwa budaya nasional mempunyai pengaruh yang lebih besar
terhadap karyawan daripada budaya organisasi mereka.
Geert Hofstede telah mengajukan konsep budaya dalam teori organisasi, dalam hal ini
sebagai salah satu dimensi dalam memahami perilaku organisasi.Konsep ini menjadi penting
dalam teori ekonomi dan manajemen saat ini, dalam era globalisasi, ketika banyak perusahaan
mutinasional beroperasi di berbagai negara dengan berbagai ragam budaya yang berbeda.
Power Distance
Menurut Hofstede, “power distance” adalah suatu tingkat kepercayaan atau penerimaan dari
suatu power yang tidak seimbang di antara orang. Budaya di mana beberapa orang dianggap
lebih superior dibandingkan dengan yang lain karena status sosial, gender, ras, umur,
pendidikan, kelahiran, pencapaian, latar belakang atau faktor lainnya merupakan bentuk power
distance yang tinggi. Pada negara yang memiliki power distance yang tinggi, masyarakat
menerima hubungan kekuasaan yang lebih autokratik dan patrenalistik. Sementara itu budaya
dengan power distance yang rendah cenderung untuk melihat persamaan di antara orang dan
lebih focus kepada status yang dicapai daripada yang disandang oleh seseorang.
Individualisme VS Kolektivisme
Individualisme adalah lawan dari kolektivisme, yaitu tingkat di mana individu terintegrasi ke
dalam kelompok.Dari sisi individualis kita melihat bahwa terdapat ikatan yang longgar di antara
individu.Setiap orang diharapkan untuk mengurus dirinya masing-masing dan keluarga
terdekatnya.Sementara itu dari sisi kolektivis, kita melihat bahwa sejak lahir orang sudah
terintegrasi ke dalam suatu kelompok.Bahkan seringkali keluarga jauh juga turut terlibat dalam
merawat sanak saudara dan kerabatnya.
Uncertainty Avoidance
Salah satu dimensi dari Hofstede adalah mengenai bagaimana budaya nasional berkaitan
dengan ketidakpastian dan ambiguitas, kemudian bagaimana mereka beradaptasi terhadap
perubahan.Pada negara-negara yang mempunyai uncertainty avoidance yang besar,
cenderung menjunjung tinggi konformitas dan keamanan, menghindari risiko dan
mengandalkan peraturan formal dan juga ritual.Kepercayaan hanyalah diberikan kepada
keluarga dan teman yang terdekat.Akan sulit bagi seorang negotiator dari luar untuk menjalin
hubungan dan memperoleh kepercayaan dari mereka.Pada negara dengan uncertainty
avoidance yang rendah, atau memiliki toleransi yang lebih tinggi untuk ketidakpastian, mereka
cenderung lebih bisa menerima risiko, dapat memecahkan masalah, memiliki struktur
organisasi yang flat, dan memilki toleransi terhadap ambiguitas. Bagi orang dari masyarakat
luar, akan lebih mudah untuk menjalani hubungan dan memperoleh kepercayaan.
Atribut budaya yang terakhir dari Hofstede melihat pada orientasi suatu negara terhadap hidup
dan pekerjaan. Orang yang berada dalam budaya orientasi jangka panjang melihat pada masa
depan dan menghargai penghematan dan ketekunan. Orientasi jangka pendek menghargai
masa lalu dan masa sekarang dan menekankan penghormatan tradisi dan memenuhi
kewajiban sosial.
Melakukan bisnis global saat ini tidaklah mudah. Para manajer menghadapi tantangan
yang serius .tantangan meningkat dari asosiasi yang terbuka dengan globalisasi dan dari
perbedaan budaya yang signifikan. Perubahan yang sangat cepat, yang terjadi dalam
lingkungan bisnis telah secara otomatis menuntut setiap pelaku bisnis untuk selalu memberikan
perhatian dan tanggapan terhadap lingkungannya.Hal ini mengkondisikan perusahaan untuk
kemudian merumuskan strategi agar mampu mengantisipasi perubahan dan pencapaian tujuan
perusahaan.Didasari atas pentingnya perumusan strategi, proses perumusan strategi
merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk menemukan strategi yang tepat bagi
perusahaan.Rangkaian kegiatan yang diperlukan meliputi analisis lingkungan perusahaan, baik
lingkungan internal maupun lingkungan ekstrnal.Analisis ini berguna untuk mengetahui
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dapat memperlancar ataupun menghambat
perkembangan perusahaan.
Kesuksesan mengelola lingkungan global saat ini akan membutuhkan sensitivitas dan
pengertian yang luar biasa. Sehingga, Para manajer perlu menyadari bahwa apa yang mereka
putuskan dan lakukan akan diperhatikan tidak hanya oleh mereka yang mungkin setuju tetapi
yang paling penting oleh mereka yang tidak setuju. Olehnya, para manajer perlu menyesuaikan
gaya kepemimpinan dan pendekatan manajemennya untuk mengakomodasikan perbedaan
pandangan .namun, seperti biasanya para manajer akan perlu untuk dapat melakukan hal ini
sambil sedapat mungkin tetap efisien dan efektif dalam mencapai tujuan organisasi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam mengelola pasar global, hal yang paling dasar yang harus kita miliki adalah sudut
pandang global yang baik, kita juga harus selalu mengetahui berita-berita terkini tentang
organisasi-organisasi global yang berpengaruh penting dalam perekonomian dunia, serta
mengenal lingkungan global dengan sangat baik.
3.2. Saran
Untuk referensi tambahan, kami menyarankan untuk membaca buku-buku atau
artikel-artikel seputar bisnis internasional, organisasi internasional serta perusahaan-
perusahaan yang sudah mendunia secara lebih detail.
DEMOKRASI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dewasa ini, hampir seluruh warga di dunia mengaku menjadi penganut paham
demokrasi. Demokrasi dipraktekkan di seluruh dunia secara berbeda-beda dari satu negara ke
negara lain. Konsep demokrasi diterima oleh hampir seluruh negara di dunia. Diterimanya
konsep demokrasi disebabkan oleh keyakinanmereka bahwa konsep ini merupakan tata
pemerintahan yang paling unggul menganut sistem demokrasi, demokrasi harus berdasarkan
pada suatu kedaulatan rakyat, artinya kekuasaan negara itu dikelola oleh rakyat, dari rakyat dan
untuk rakyat.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berusaha untuk
membangun sistem politik demokrasi sejak menyatakan kemerdekaan dan kedaulatannya pada
tahun 1945. Sebagai sebuah gagasan, demokrasi sebenarnya sudah banyak dibahas atau bahkan
dicoba diterapkan di Indonesia. Pada awal kemerdekaan Indonesia berbagai hal dengan
negaramasyarakat telah diatur dalam UUD 1945.
Para pendiri bangsa berharap agar terwujudnya pemerintahan yang melindungi bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Semua itu merupakan gagasan-gagasan dasar yang
melandasi kehidupan negara yang demokratis.
Sebagai bentuk kesungguhan negara Indonesia, landasan tentang demokrasi telah
tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 maupun Batang Tubuh UUD 1945. Seluruh pernyataan
dalam UUD 1945 dilandasi oleh jiwa dan semangat demokrasi. Penyusunan naskah UUD 1945
itu sendiri juga dilakukan secara demokratis. UUD 1945 merangkum semua golongan dan
kepentingan dalam masyarakat Indonesia. Dengan demikian, demokrasi bagi bangsa Indonesia
adalah konsep yang tidak dapat dipisahkan.Budaya demokrasi di Indonesia perlu dikembangkan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta hendaknya mengacu kepada
akar budaya nasionalisme yang memiliki nilai gotong royong atau kebersamaan dan
mementingkan kepentingan umum. Namun, budaya individualisme dan budaya liberal yang
masuk melanda masyarakat dengan melalui arus globalisasi tidak mungkin bisa dibendung
karena kemajuan teknologi.
B.Identifikasi Masalah
Sehungan dengan latar belakang masalah diatas,maka dapat di identifikasikan beberapa
masalah berikut:
Kurangnya pemahaman masyatrakat Indonesia terhadap demokrasi;
Kurangnya pemahaman masyarakat dalam pelaksanaan demokrasi;
Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pelaksanaan demokrasi di pemerintahan;
Perkembangan demokrasi di Indonesia yang banyak berubah,mengakibatan perubahan dalam
tatanan pemerintahan di Indonesia;
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia yang tidak sempurna berjalan sebagaimana mestinya.
C.Batasan Masalah
Didalam makalah ini dibatasi pembahasan mengenai prinsip demokrasi di
Indonesia,konsep partisipasi demokrasi,dan situasi demokrasi di Indonesia saat ini.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang,identifikasi masalah pembatasan masalah maka di dalam
makalah ini akan membahas:
1.Apa pengertian demokrasi?
2.Bagamaimana perkembangan/pelaksanaan demokrasi di Indonesia?
3.Bagaimana kehidupan bernegara yang demokrasi ?
4.Apa manfaat demokrasi ?
5.Bagaimana situasi demokrasi di Indonesia saat ini?
E.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
Untuk mengetahui apa yang di maksud demokrasi
Untuk mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia
Untuk mengetahui bentuk kehidupan bernegara yang demokrasi
Untuk mengetahui manfaat dari demokrasi
Untuk mengetahui situasi demokrasi demokrasi di Indonesia saat ini
F.Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan makalah ini sebagai berikuit:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Didalam pendahuluan ini akan dijelaskan latar belakang penulisan makalah,identifikasi
masalah,batasan masalah,rumusan masalah,dan tujuan penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada landasan teori ini kita akan membahas tentang ,konsep dasar demokrasi,pengertian
demokrasi,prinsip demokrasi,ciri-ciri demokrasi,dan nilai-nilai demokrasi
Tinjauan Pustaka
A.Konsep Dasar Demokrasi
Sulit mencari kesepakatan dari semua pihak tentang pengertian atau definisi demokrasi.
Ketika ada yang mendefinisikan demokrasi secara ideal atau juga disebut sebagai definisi
populistik tentang demokrasi, yakni sebuah sistem pemerintahan ”dari, oleh, dan untuk rakyat”
maka pengertian demokrasi demikian tidak pernah ada dalam sejarah umat manusia. Tidak
pernah ada pemerintahan dijalankan secara langsung oleh semua rakyat; dan tidak pernah ada
pemerintahan sepenuhnya untuk semua rakyat (Dahl 1971; Coppedge dan Reinicke 1993).
Dalam praktiknya, yang menjalankan pemerintahan bukan rakyat, tapi elite yang
jumlahnya jauh lebih sedikit. Juga tidak pernah ada hasil dari pemerintahan itu untuk rakyat
semuanya secara merata, tapi selalu ada perbedaan antara yang mendapat jauh lebih banyak dan
yang mendapat jauh lebih sedikit. Karena itu, ketika pengertian”demokrasi populistik” hendak
tetap dipertahankan, Dahl mengusulkan konsep ”poliarki” sebagai pengganti dari konsep
”demokrasi populistik”tersebut. Poliarki dinilai lebih realistik untuk menggambarkan tentang
sebuah fenomena politik tertentu dalam sejarah peradaban manusia sebab poliarki mengacu pada
sebuah sistem pemerintahan oleh ”banyak rakyat” bukan oleh ”semua rakyat”,oleh”banyak
orang” bukan oleh”semua orang.”
B.Pengertian Demokrasi
Kebanyakan orang mungkin sudah terbiasa dengan istilah demokrasi. Secara etimologis,
kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani “demos” berarti rakyat dan “kratos” berarti
kekuasaan atau berkuasa. Dengan demikian, demokrasi artinya pemerintahan oleh rakyat,
dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau
oleh wakil-wakil yang mereka pilih di bawah sistem pemilihan bebas. Dalam ucapan Abraham
Lincoln, Presiden Amerika Serikat ke-16 (periode 1861-1865) demokrasi secara sederhana
diartikan sebagai “the government from the people, by the people, and for the people”, yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kebebasan dan demokrasi sering
dipakai secara timbal balik, tetapi keduanya tidak sama.
Menurut Alamudi (1991) demokrasi sesungguhnya adalah seperangkat gagasan dan
prinsip tentang kebebasan, tetapi juga mencakup seperangkat praktik dan prosedur yang
terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-liku, sehingga demokrasi sering disebut
suatu pelembagaan dari kebebasan. Karena itu, mungkin saja mengenali dasar-dasar
pemerintahan konstitusional yang sudah teruji oleh zaman, yakni hak asasi dan persamaan di
depan hukum yang harus dimiliki setiap masyarakat untuk secara pantas disebut demokrasi.
Menurut International Commision of Jurist (ICJ), demokrasi adalah suatu bentuk
pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusankeputusan politik diselenggarakan oleh wn
melalui wakil-wakil yg dipilih oleh mereka dan bertanggung jawab kepada mereka melalui suatu
proses pemilihan yg bebas.
Sedangkan menurur Henry B Mayo yang dikutip oleh Azyumardi Azra menyatakan
bahwa:
Demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan
umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat
dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan plotik dan
diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik. (Azyumardi Azra, 2003: 110)
Dari beberapa pendapat di atas diperoleh kesimpulan bahwa demokrasi sebagai suatu
sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan, yang memberikan penekanan pada
keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik penyelenggaraan negara maupun pemerintahan.
Demokrasi bertujuan mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas
negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya dengan pembagian kekuasaan dalam
suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica),yaitu kekuasaan yang
diperoleh dari rakyat harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.Prinsip
semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta
sejarah mencatat kekuasaaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu
membentuk masyarakat yang adil dan beradaab,bahkan kekuasaan absolut pemerintah sering
menimbulkan pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
Demokrasi tidak akan datang,tumbuh,dan berkembang dengan sendirinya dalam
kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara.Oleh karena itu,demokrasi memerlukan
usaha nyata setiap warga dan perangkat pendukungnya,yaitu budaya yang kondusif sebagai
manifestasi dari suatu mind set (kerangka berpikir) dan setting social (rancangan
masyarakat).Bentuk konkret manifestasi tersebut adalah demokrasi menjadi way of life
(pandangan hidup) dalam seluk beluk sendi bernegara ,baik masyarakat maupun oleh
pemerintah.
Menurut Nurcholich Madjid,demokrasi dalam kerangka diatas berarti proses
melaksanakan nilai-nilai civility (keadaban) dalam bernegara dan bermasyarakat.Demokrasi
merupakan proses menuju dan menjaga civil society yang menghormati dan berupaya
merealisasikan nilai-nilai demokrasi(Sukron,2002).Menurut Nurcholish Madjid (Gak
Nur),pandangan hidup demokratis berdasarkan bahan-bahan telah berkembang, baik secara
teoritis maupun pengalaman praktis di negeri-negeri yang demokrasinya cukup mapan.
Negara atau pemerintah dalam menjalankan tata pemerintahan-nya dikatakan demokratis
dapat dilihat dari empat aspek (Tim ICCE UIN Jakarta,2005:123),yaitu:
1.Masalah pembentukan negara;
2.Dasar kekuasaan negara;
3.Susunan kekuasaan negara;
4.Masalah kontrol rakyat.
D. Ciri-ciri Demokrasi.
Menurut Henry B. Mayo dalam Miriam Budiarjo (1990: 62 ) dalam bukunya
”Introduction to Democratic Theory“, memberikan ciri-ciri demokrasi dari sejumlah nilai yaitu:
1) Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
2) Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang
berubah.
BAB IV PENUTUP
Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur
hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat, dan yang paling nampak adalah unsur-unsur
dari Negara yang berupa rakyat, wilayah dan pemerintah. Salah satu unsur Negara adalah rakyat,
rakyat yang tinggal di suatu Negara tersebut merupakan penduduk dari Negara yang
bersangkutan.
Warga Negara adalah bagian dari penduduk suatu Negaranya. Tetapi seperti kita ketahui
tidak sedikit pula yang bukan merupakan warga Negara bisa tinggal di suatu Negara lain yang
bukan merupakan Negaranya. suatu Negara pasti mempunyai suatu undang-undang atau
peraturan yang mengatur tentang kewarganegaraan. Peraturan tersebut memuat tentang siapa
sajakah yang bisa dianggap sebagai warga Negara. Kemudian warga negara itu mempunyai hak
dan kewajiban, hak yang mutlak diterima dan kewajiban yang harus dijalankan atau
dilaksanakan. Dengan demikian, kita sebagai warga negara perlu mengetahui penjelasan-
penjelasan dan pengetahuan-pengetahuan tantang hak dan kewajiban warga negara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu :
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pa pengertian hak dan kewajiban warga negara.
2. Untuk mengetahui Apa saja hak dan kewajiban warga negara.
3. Untuk mengetahui Bagaimana penentuan warga negara.
4. Untuk mengetahui Bagaimana pandangan idiologis atas hak dan kewajiban warga negara.
5. Untuk mengetahui Apa saja contoh Hak dan kewajiban WNI.
1.4 Manfaat
1. Sebagai media belajar dan tambahan wawasan bagi penulis.
2. Memberikan informasi bagi pembaca.
3. Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.
Sifat ini adalah sikap dan perilaku sopan santun, ramah tamah, dan melaksanakan semua
tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebagai negara yang dikenal murah
senyum dan ramah, identitas tersebut sepatutnya dijaga dan dipelihara.
2. Bersikap kritis
Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang valid (sah) serta
argumentasi yang akurat. Sifat kritis ini diperlukan oleh setiap warga negara guna menyaring
segala informasi dan aktivitas baik mengenai perorangan, pihak-pihak tertentu maupun aparat
pemerintahan, sehingga dapat mencegah segala pelanggaran maupun eksploitasi yang mungkin
terjadi.
3. Melakukan diskusi dan dialog
Sifat ini adalah sikap dan perilaku dalam menyelesaikan masalah (problem solving).
Hendaknya dilakukan dengan pola diskusi dan dialog untuk mencari kesamaan pemikiran
terhadap penyelesaian masalah yang dihadapi. Kemampuan mengeluarkan pendapat dari warga
negara akan membantu pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
4. Bersikap Terbuka
Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang transparan serta terbuka, sejauh masalah tersebut
tidak bersifat rahasia. Keterbukaan akan mencegah pelanggaran/penyimpangan dan mampu
membangun sikap mental yang positif dan lebih profesional.
5. Rasional
Sifat ini adalah pola sikap dan perilaku yang berdasarkan rasio atau akal pikiran yang
sehat. Sifat rasional ini identik dengan tingkat pendidikan warga negara. Semakin banyak warga
yang berperilaku rasional, maka tingkat pendidikan warga negara juga meningkat.
6. Adil
Sifat ini adalah sikap dan perilaku menghormati persamaan derajat dan martabat
kemanusiaan. Adil merupakan kata yang mudah diucapkan, namun pelaksanaannya menghadapi
berbagai kendala. Perilaku adil harus dipupuk dan dilatih sejak dini kepada generasi muda,
karena keadilan akan membawa kedamaian di kemudian hari.
7. Jujur
Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang sah dan akurat.
Kejahatan korupsi yang telah mengakar di Indonesia merupakan contoh ketidakjujuran yang
sangat terlihat, dan telah banyak menyengsarakan rakyat banyak dan menyebabkan ketakutan
investor dari negara lain masuk ke Indonesia. Kejujuran merupakan barang yang mahal saat ini.
Warga negara yang jujur akan membawa negaranya menjadi bangsa yang besar.
2.3 Pandangan Idiologis Atas Hak dan Kewajiban Warga Negara
1. Idiologi Negara Republik Indonesia
Berdasarkan pertanyaan diatas tentu sebuah hak dan kewajiban warga negara tidak lepas
dari idiologi yang dianut oleh sistem kenegaraan. Landasan utama bangsa indonesia adalah
Pancasila. Tentu saja Pancasila sebagai landasan warga negara Indonesia dalam bertingkah laku,
termsuk segala mekanisme pemerintahan pemerintahan.
Pancasila, menurut Soekarno (2006) sebagai penggali dijelaskan bahwa Pancasila telah
mampu mempersatukan bangsa Indonesia. Tidak terlepas pada revolusi melawan imperialisme di
bumi nusantara untuk menyatakan kemerdekaan, Pancasila sebagai filsafat cita-cita dan harapan
segenap bagsa Indonesia. Bahkan pada sila ke tiga disebutkan “ Persatuan Indonesia “. Hal inilah
yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki semangat bersatu dari beragam suku
bangsa yang berbeda. Perbedaan itu lenyap ketika mereka menyadari arti persamaan sebagai
bangsa Indonesia.
Terlebih semangat persatuan bangsa Indonesia telah dikumandangkangkan pada sumpah
pemuda. Para pemuda bersumpah berbangsa satu, bertanah air satu dan menjunjung bahasa
persatuan.
Bukti-bukti yang telah diuraikan ini menunjukan negara Indonesia didirikan atas pondasi
persatuan. Negara yang terdiri dari beragam identitas mampu disatukan atas nama persatruan.
Dengan demikian bersarkan teori yang dinyatakan Geovanni Gentle (Syahrian:2003) bahwa
negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara nasionalis.
2. Kewajiban Nasionalisme
Menurut Gentle melalui idealisme murni yang terpengaruh dialektika Hegel, pada
dasarnya individu memiliki kehendak atau ego. Pada tataran subjektif individu mengenal
hubungan antara manusia yang satu dan lainnya. Setelah individu mecapai tahapan roh objektif,
maka terciptalah komunitas. Melalui komunitas beragam ego individu melebur menjadi sejarah,
kebudayaan, bangsa atau peradaban. Inilah yang disebut kesadaran mutlak individu.
Didasarkan tujuan kehidupan bersama dibentuklah negara. Beragam kepentingan
individu dengan meninjau pada teori Gentle, tentu melebur menjadi kepentingan bersama.
Negara tidak mungkin memberikan kepuasan atas setiap kepentingn individu dan beragam
kehendak yang saling bersebragan. Maka demi tujuan utama dibentuknya suatu negara harus
terdapat otoritas negara menentukan pilihan atas beragam kehendak.Dan melalui negara
kepentingan-kepentingan individu telah melebur menjadi kepentingan bersama. Negara ibarat
masa depan nasib bersama. Kepentingan individu adalah kepentingan egois yang menitik
beratkan pada kebutuhan pribadi. Tidak mungkin tanpa ototritas yag kuat sebuah negara mampu
mnetukan pilihan yang terbaik bagi masa depan suatu bangsa.
Bila masih terdapat kepentingan-kepentingan egoisme tentu pembelotan dari tujuan
dibentuknya negara. Pada kondisi yang seperti ini harus terdapat persamaan persepsi atas seluruh
warga negara. Warga negara harus rela memberikan loyalitasnya kepada negara diatas
kepentingan pribadi. Karena negara memiliki nilai-nilai kearifan sebagai pelayan, pelindung dan
pengayom bangsanya.
3. Permasalah Kebebasan
Gagasan yang telah disampaikan oleh Lipman (1922) menjelaskan bahwa opini publik
adalah ini dari pembahasan kebijakan. Hal ini menandakan era keterbukaan. Keberadaan opini
publik berfungsi sebagi beragam pihak untuk ikut serta dalam proses pengambilan keputusan.
Melalui jalur non strukturalis, beragam pihak mampu mempengaruhi pemerintahan. Melalui
ruang publik seseorang maupun kelompok memiliki kekuasaan di luar wewenang untuk ikut
serta mempengaruhi kestabilan negara.
Bentuk-bentuk lain keberadaan pihak diluar wewenang yang mampu mempengaruhi
negara adalah para borjuis. Melalui ruang publik maupun beragam proses kekuasaan, kapitalis
mampu mempegaruhi keberadaan para pejabat untuk berkonspirasi mencari keuntungan. Proses
pemerintahan yang tidak sehat dan dianggap sebagai rahasia umum ini menunjukkan kuatnya
aktor-aktor yang non legitimasi untuk bergentayangan mendominasi sebagai tuan-tuan kelompok
penekan. (Westergard dan Resler, 1976).
Walaupun tidak dapat disangkal bahwa kapitalis atau pasar sebagai faktor signifikan
mempengaruhi kebijakan, akan tetapi perlu terdapat pembatasan yang jelas antara kepentingan
perseorangan sebagai saudagar dan pelaku birokrat. Permasalahan mendasar pada negara yang
memberikan era keterbukaan ini mewariskan permasalahan mekanisme birokrasi yang tidak
lepas dari nilai-nilai kapitalis. Hal yang banyak terjadi, keberadaan pejabat maupun birokrat
tidak lepas dari modal awal untuk memasuki ranah bagian penyelenggara pemerintahan.
Konsekuensi yang terjadi persepsi tugas kepercayaan negara sebagai harapan masa depan
bangsa, menjadi kesempatan berbisnis mencari keuntungan maksimal. Pada posisi inilah terjadi
tumpang tindih antara identitas birokrat dengan pedagang.
Solusi yang diberikan pada kasus ini adalah profesionalisme status. Tidak dibenarkan
adanya kekuasaan yang tidak diimbangi wewenang. Seperti hal yang telah disampaikan oleh
negarawan Jerman Adolf Hitler (2008) dalam bukunya Mein Kamf; seseorang yang terkuatlah
yang pantas menjadi pemimpin. Ini menafsirkan bahwa keberadaan aktor-aktor yang memiliki
kekuasan menjadikan permasalahan baru. Aktor-aktor tersebut mampu menjadikan kondisi
negara tidak sehat. Idealisme para birokrat tercemari oleh proses yang legal maupun ilegal.
Wabah kapitalis terjadi melalui beragam aktifitas kebebasan beragam pihak melalui
ruang publik. Maka tindakan-tindakan aktor-aktor tersebut menjadikan provokasi yang berlanjut
kepada distabilitas dan intgrasi. Hal lain yang terjadi dari kebebasan tersebut adalah beragam
kelompok kepentingan yang terakumulasi dalam beragam kalangan; baik kapitalis NGO, CSO
dan birokratis terjadi persaingan dalam rangka kepentingan pribadi atau kelompok.
Akibat dari sistem yang terjaga ini menjadikan rakyat sebagai korban kapitalis. Tujuan
negara sebagai lembaga yang menaungi rakyat menjadi ajang persaingan kepentingan. Tentu
berakibat pada lepasnya kewajiban sebagai warga negara yang baik, yang memberikan
pengabdiannya kepada negara.
1. Contoh Hak Warga Negara Indonesia, berikut adalah beberapa hak menurut UUD :
Tercantum dalam Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi “ tiap-tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
b. Hak membela negara
Tercantum dalam Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi “Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.
c. Hak bependapat
Tercantum dalam Pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi “Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pendapat dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan
dengan undang-undang”.
d. Hak kemerdekaan memeluk agama
Tercantum dalam Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945 yang berbunyi ayat (1) “Negara
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa” dan ayat (2) yang berbunyi “Negara menjamin
kemerdekaan tiap – tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing – masing dan untuk
beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
e. Hak untuk mendapatkan pengajaran
Tercantum dalam pasal 31 ayat (1) UUD 1945yang berbunyi ayat (1) “setiap warga
Negara berhak mendapatkan pendidikan”.
f. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional
Tercantum dalam pasal 32 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Negara memajukan
kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai – nilai budayanya”.
g. Hak untuk mendapatkan jaminan keadilan sosial
Tercantum dalam pasal 34 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Fakir Miskin dan anak
terlantar di pelihara oleh negara”.
Hak-hak yang lainnya yaitu :
Tercantum dalam pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “segala warga Negara
bersamaan kedudukannya di dalam hokum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hokum
dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
b. Kewajiban membela negara
Tercantum dalam pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi “setiap warga Negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”
c. Kewajiban dalam usaha pertahanan negara
Tercantum dalam pasal 30 Ayat (1) UUD 1945 “tiap – tiap warga Negara berhak dan
wajib ikut serta dalam pertahan dan keamanan negara ”
Kewajiban yang lainya antara lain, sebagai berikut :
a. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela, mempertahankan
kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.
b. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah
pusat dan pemerintah daerah (pemda).
c. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
d. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku di
wilayah negara Indonesia.
e. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar
bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Hak dan Kewajiban Warga Negara adalah Sesuatu yang mutlak dan penggunaannya
tergantung kepada warga negara dan sesuatu yang harus dikerjakan oleh penduduk yang
sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya
sendiri.
2. Hak dan kewajiban warga negara diatur dalam UUD 1945 yang meliputi Hak dan
Kewajiban dalam Bidang Politik, Hak dan Kewajiban dalam Bidang Sosial Budaya, Hak
dan Kewajiban dalam Bidang Hankam, Hak dan Kewajiban dalam Bidang Ekonomi.
3. Sebuah hak dan kewajiban warga negara tidak lepas dari idiologi yang dianut oleh sistem
kenegaraan. Landasan utama bangsa indonesia adalah Pancasila. Tentu saja Pancasila
sebagai landasan warga negara Indonesia dalam bertingkah laku, termsuk segala
mekanisme pemerintahan pemerintahan.
DEMOKRASI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
”Demokrasi” di Indonesia saat ini telah mengalami fase-fase sejarah yang amat menentukan
masa depannya. Fase ini juga sering disebut fase transisi, dimana berbagai lapisan masyarakat
mulai dari masyarakat bawah sampai masyarakat kelas elit politik, birokrat pemerintahan, tokoh
masyarakat, aktivis lembaga swadaya masyarakat, cendekiawan dan kaum profesional lainnya.
Semarak perbincangan tentang “demokrasi” semakin memberikan dorongan kuat agar kehidupan
bernegara, berbangsa dan bermasyarakat menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Karena itu
demokrasi menjadi alternatif sistem nilai dalam berbagai lapangan kehidupan manusia baik
dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat dan negara.
1. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk di jalankan oleh
pemerintah negara tersebut.
Istilah demokrasi berasal dari kata Demos yang artinya rakyat, dan Kratos atau Cratein yang
artinya kekuasaan. Demokratisasi dapat di mengerti sebagai proses pelaksanaan demokrasi
dalam kehidupan politik kenegaraan dan kemasyarakatan.
Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara mengandung pengertian bahwa pada tingkat terakhir
rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-masalah mengenai kehidupannya, termasuk dalam
menilai kebijakan Negara, karna kebijakan tersebut menentukan kehidupan rakyat.
Dari sudut organisasi, demokrasi berarti pengorganisasian Negara yang dilakukan oleh rakyat
sendiri atau atas dasar persetujuan rakyat karena kedaulatan berada ditangan rakyat.
Secara umum demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dimana rakyat diikut sertakan dalam
pemerintahan negara serta sebagai penentu keputusan dan kebijakan tertinggi dalam
penyelenggaraan negara dan pemerintahan serta sebagai pengontrol terhadap pelaksanaannya,
baik secara langsung oleh rakyat atau melalui lembaga perwalian.
Menurut Amin Rais demokrasi bisa ditafsirkan dengan berbagai ragam pengertian. Namun
esensinya adalah tetap, yaitu kedaulatan harus diberikan kepada rakyat. Lewat demokrasi, juga
akan menghindarkan adanya tirani mayoritas atas minoritas dan juga tirani minoritas atas
mayoritas yang sama-sama bahaya.
Menurut Abraham Lincoln (Presiden AS ke-16), demokrasi adalah pemerintahan dari, oleh dan
untuk rakyat (Democracy is government of the people, by the people and for the people). Azas-
azas pokok demokrasi dalam suatu pemerintahan demokratis adalah:
Dari semua pendapat di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hakikat demokrasi sebagai suatu
sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan memberikan penekanan pada
keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun
pemerintahan. Kekuasaan pemerintahan berada di tangan rakyat mengandung tiga hal:
Demokrasi di Indonesia
Sebuah Negara bisa di sebut sebagai negara demokrasi manakala memiliki sejumlah ciri-ciri.
ciri-ciri itu sering disebut sebagai pilar demokrasi. Adapun ciri-ciri pemerintahan demokrasi
sebagai berikut:
1. Kedaulatan rakyat
Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi. Dalam negara demokrasi, pemilik kedaulatan adalah
rakyat bukan penguasa. Kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Kekuasaan yang dimiliki oleh
penguasa berasal dari rakyat.
Prinsip ini menghendaki adanya pengawasan rakyat terhadap pemerintahan. Dalam hal ini,
penguasa negara tidak bisa dan tidak boleh menjalankan kehidupan negara berdasarkan
kemauannya sendiri.
Prinsip ini menghendaki adanya jaminan hak-hak asasi. Jaminan tersebut dinyatakan dalam
konstitusi. Jaminan hak asasi itu sekurang-kurangnya meliputi hak-hak dasar.
Hak-hak tersebut meliputi hak mengemukakan pendapat, berekspresi, dan pers bebas, hak
beragama, hak hidup, hak berserikat dan berkumpul, Hak persamaan perlindungan hukum, Hak
atas proses peradilan yang bebas.
Prinsip ini menghendaki adanya pergantian pimpinan pemerintahan secara damai dan teratur. Hal
ini penting untuk menjaga agar kedaulatan rakyat tidak di selewengkan. Untuk itu
diselenggarakan pemilu.
Prinsip ini menghendaki adanya persamaan politik. Maksudnya, secara hukum setiap warga
Negara mempunyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam proses pembuatan
keputusan politik. Jadi, siapa saja memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi. Itu
berarti tidak boleh ada diskriminasi, entah berdasarkan suku, ras, agama, antar golongan maupun
jenis kelamin.
7. Perlindungan hukum
Prinsip ini menghendaki adanya perlindungan hukum warga Negara dari tindakan sewenang-
wenang oleh negara.
Prinsip ini menghendaki adanya pembatasan kekuasaan pemerintah melalui hukum. Pembatasan
itu di tuangkan dalam konstitusi. Selanjutnya konstitusi itu menjadi dasar penyelenggaraan
negara yang harus di patuhi oleh pemerintah. Itulah sebabnya pemerintahan demokrasi sering di
sebut “demokrasi konstitusional” dengan demikian, pemerintahan demokrasi dijalankan sesuai
prinsip supremasi hukum (rule of law). Itu berarti kebijakan negara harus didasarkan pada
hukum.
Prinsip ini menghendaki agar tiap-tiap kelompok sosial budaya, ekonomi, ataupun politik diakui
dan dijamin keberadaannya. Masing-masing kelompok memiliki hak dan kewajiban yang sama
untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan kehidupan negara.
Prinsip ini menghendaki agar kehidupan negara senantiasa diwarnai oleh toleransi, kemanfaatan,
kerja sama dan konsensus. Toleransi berarti kesediaan untuk menahan diri, bersikap sabar,
membiarkan dan berhati lapang terhadap orang-orang yang berpandangan berbeda. Kemanfaatan
berarti demokrasi haruslah mendatangkan manfaat konkret, yaitu perbaikan kehidupan rakyat.
Kerja sama berarti semua pihak bersedia untuk menyumbangkan kemampuan terbaiknya dalam
mewujudkan cita-cita bersama. Kompromi berarti ada komitmen untuk mencari titik temu di
antara berbagai macam pandangan dan perbedaan pendapat guna mencari pemecahan untuk
kebaikan bersama.
2) Macam-macam Demokrasi
Dipraktikkan di negara-negara kota (polis, city state) pada zaman Yunani Kuno. Pada masa itu,
seluruh rakyat dapat menyampaikan aspirasi dan pandangannya secara langsung. Dengan
demikian, pemerintah dapat mengetahui aspirasi dan persoalan-persoalan yang sebenarnya
dihadapi masyarakat. Namun dalam zaman modern, demokrasi langsung sulit dilaksanakan
karena:
1. Sulitnya mencari tempat yang dapat menampung seluruh rakyat sekaligus dalam membicarakan
suatu urusan.
2. Tidak setiap orang memahami persoalan-persoalan negara yang semakin rumit dan kompleks.
3. Musyawarah tidak akan efektif sehingga sulit menghasilkan keputusan yang baik.
4. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan
Sistem pemilihan ada dua macam yaitu pemilihan secara langsung dan pemilihan bertingkat.
Pada pemilihan secara langsung, setiap warga negara yang berhak secara langsung memilih
orang-orang yang akan duduk di parlemen. Sementara itu, pada pemilihan bertingkat, yang
dipilih rakyat adalah orang-orang di lingkungan mereka sendiri, kemudian orang-orang yang
terpilih itu memilih anggota-anggota parlemen.
Dalam sistem demokrasi ini rakyat memilih para wakil mereka untuk duduk di parlemen, tetapi
parlemen tetap dikontrol oleh pengaruh rakyat dengan sistem referendum (pemungutan suara
untuk mengetahui kehendak rakyat secara langsung). Sistem ini digunakan di salah satu negara
bagian Swiss yang disebut Kanton.
Demokrasi formal menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik tanpa disertai upaya untuk
mengurangi atau menghilangkan kesenjangan rakyat dalam bidang ekonomi. Dalam sistem
demokrasi yang demikian, semua orang dianggap memiliki derajat dan hak yang sama. Namun,
karena kesamaan itu, penerapan azas free fight competition (persaingan bebas) dalam bidang
ekonomi menyebabkan kesenjangan antara golongan kaya dan golongan miskin kian lebar,
kepentingan umum pun diabaikan.
Demokrasi formal/ liberal sering pula disebut demokrasi Barat karena pada umumnya
dipraktikkan oleh negara-negara Barat. Kaum komunis bahkan menyebutnya demokrasi kapitalis
karena dalam pelaksanaannya kaum kapitalis selalu dimenangkan oleh pengaruh uang (money
politics) yang menguasai opini masyarakat (public opinion).
1. Demokrasi Material
Demokrasi material menitik beratkan upaya-upaya menghilangkan perbedaan dalam bidang
ekonomi sehingga persamaan dalam persamaan hak dalam bidang politik kurang diperhatikan,
bahkan mudah dihilangkan. Untuk mengurangi perbedaan dalam bidang ekonomi, partai
penguasa (sebagai representasi kekuasaan negara) akan menjadikan segala sesuatu sebagai milik
negara. Hak milik pribadi tidak diakui. Maka, demi persamaan dalam bidang ekonomi,
kebebasan dan hak-hak asasi manusia di bidang politik diabaikan. Demokrasi material
menimbulkan perkosaan rohani dan spiritual.
Demokrasi ini sering disebut demokrasi Timur karena berkembang di negara-negara sosialis/
komunis di Timur, seperti Rusia, Cekoslowakia, Polandia dan Hongaria dengan ciri-ciri:
1. Demokrasi Gabungan
Demokrasi ini mengambil kebaikan dan membuang keburukan demokrasi formal dan material.
Persamaan derajat dan hak setiap orang tetap diakui, tetapi diperlukan pembatasan untuk
mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat. Pelaksanaan demokrasi ini bergantung pada ideologi
negara masing-masing sejauh tidak secara jelas kecenderungannya kepada demokrasi liberal atau
demokrasi rakyat.
Demokrasi yang di dasari dan di jiwai oleh pandangan liberalisme yaitu suatu paham yang
menentukan pada kebebasan individu yang sangat luas dan longgar tanpa mengabaikan
kepentingan umum.
3) Prinsip-prinsip Demokrasi
Prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas rule of law, antara lain sebagai berikut :
Indonesia menganut paham Trias Politica (legislatif, eksekutif, yudikatif) yang membagi
kekuasaan politik negara menjadi tiga. Trias Politika di wujukan dalam tiga lembaga negara yang
saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain, saling
mengawasi dan saling mengontrol.
1. Legislatif
Lembaga legislatif di Indonesia yaitu DPR untuk pusat dan DPRD untuk tingkat provinsi dan
kabupaten / kota ditambah DPD sebagai perwakilan daerah. DPR-RI memiliki tugas diantaranya
membentuk undang-undang dan melakukan pengawasan (supervisi) terhadap penggunaan
APBN.
2. Eksekutif
Kekuasaan eksekutif dalam suatu negara ialah merupakan kekuasaan dimana dijalankannya
segala kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan badan legislatif dan menyelenggarakan
undang-undang yang telah diciptakan oleh badan legislatif.
3. Yudikatif
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dilihat dari Pelaksanaan Demokrasi yang pernah
ada di Indonesia. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa periodisasi
antara lain:
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer. Sistem parlementer ini
mulai berlaku sebulan setelah kemerdekaan diproklamasikan. Sistem ini kemudian diperkuat
dalam Undang-Undang Dasar 1949 (Konstitusi RIS) dan Undang-Undang Dasar Sementara
(UUDS) 1950. Meskipun ini dapat berjalan dengan memuaskan di beberapa negara Asia lain.
Sistem ini ternyata kurang cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan
melemahnya persatuan bangsa. Dalam UUDS 1950, badan eksekutif terdiri atas Presiden sebagai
kepala negara konstitusional dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatan
presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, Prof. DR. Ir. Ing. B.J. Habibie. Turunnya presiden
Soeharto disebabkan karena tidak adanya lagi kepercayaan dari rakyat terhadap pemerintahan
Orde Baru. Bergulirnya reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut menandakan tahap
awal bagi transisi demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase krusial yang kritis
karena dalam fase ini akan ditentukan ke mana arah demokrasi akan dibangun.
1. Pemilihan umum
Pemilihan umum dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Mulai tahun 2004, pemilu dilaksanakan
untuk memilih anggota dewan perwakilan rakyat pusat dan daerah serta pasangan presiden dan
wakil presiden. Bagi negara, pemilu menjadi tonggak pelaksanaan demokrasi. Melalui pemilu,
rakyat melaksanakan haknya untuk memilih wakil di parlemen serta pemimpin negara.
Pelaksanaan pemilu menunjukkan perilaku demokratis dalam suatu negara. Melalui pemilu,
pelaksanaan pemerintahan dilakukan dari, oleh, dan untuk rakyat. Setiap warga negara memiliki
kebebasan untuk menentukan pilihan tanpa paksaan, tekanan, dan pengaruh pihak lain.
1. Pembagian kekuasaan
Dalam pemerintahan yang demokratis, kekuasaan tidak terpusat pada satu lembaga.
Pemerintahan yang demokratis dapat terwujud melalui pembagian kekuasaan. Seperti yang
berlaku di Indonesia, kekuasaan negara dibagi menjadi 3, yaitu kekuasaan eksekutif, kekuasaan
legislatif, dan kekuasaan yudikatif.
1. Kebebasan pers
Pers menjadi salah satu pilar demokrasi. Pers diharapkan mampu menjadi penyeimbang dalam
proses demokratisasi. Pers perlu memperoleh kebebasan agar mampu melaksanakan perannya.
Pers yang dilindungi kebebasannya adalah pers yang bertanggung jawab dan konstruktif.
1. Pluralisme
Pluralisme menunjukkan keberagaman suatu bangsa. Perilaku demokratis ditunjukkan dengan
adanya penghargaan terhadap keberagaman. Pluralisme harus dijamin oleh negara. Tidak ada
pembeda antara kelompok mayoritas maupun minoritas. Semua suku, agama, ras, dan golongan
memiliki hak dan kewajiban yang sama di berbagai bidang kehidupan.
1. Kesetaraan hukum
Perilaku demokratis ditunjukkan dengan kesetaraan hukum. Semua warga negara memiliki
kedudukan yang sama di depan hukum. Penerapan hukum didasarkan pada fakta hukum dengan
dilandasi norma hukum yang berlaku.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang kekuasaannya berasal dari rakyat. Dalam
demokrasi, rakyat memiliki hak untuk menyuarakan pendapatnya. Sehingga tidak ada sistem
pemerintahan yang otoriter. Jika ada perbedaan pendapat, dapat diselesaikan dengan cara
musyawarah, atau dengan perhitungan jumlah suara untuk memilih opsi tertentu. Prinsip pada
demokrasi adalah adanya kesamaan rakyat didalam hukum. Sehingga tidak ada yang lebih
diistimewakan atau dikesampingkan dalam hukum.
Kekuasaan Indonesia di bagi atas tiga lembaga yaitu lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Ketiga jenis lembaga pemerintah tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah yang memiliki
kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga
pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan yudikatif, dan lembaga-lembaga
perwakilan rakyat yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif.
WAWASAN NUSANTARA
9. posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita – cita
nasionalnya. Sedangkan arti dari wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa
dalam mencapai tujuan atau cita – cita nasionalnya. Dengan demikian wawasan
nusantara berperan untuk membimbing bangsa Indonesia dalam penyelengaraan
kehidupannya serta sebagai rambu – rambu dalam perjuanagan mengisi
kemerdekaan. Wawasan nusantara sebagai cara pandang juga mengajarkan
bagaimana pentingnya membina persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek
kehidupan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan dan cita – citanya. 4 Faktor
– Faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi wawasan nusantara diantaranya: 1. Wilayah (geografi). a. Asas
Kepulauan (archipelagic principle) Kata ‘archipelago’ dan ‘archipelagic’ berasal
dari kata Italia yakni ‘archipelagos’. Akar katanya adalah ‘archi’ yang berarti
terpenting, terutama dan ‘pelagos’ berarti laut atau wilayah lautan. Jadi
archipelago adalah lautan terpenting. Istilah archipelago antara lain terdapat
dalam naskah resmi perjanjian antara Republik Venezza dengan Michael
Palaleogus (1268) yang menyebutkan ‘arc(h) Pelego’yang maksudnya adalah
‘Aigaius Pelagos’ atau laut Aigia yang dianggap sebagai laut terpenting oleh
negara – negara yang bersangkutan kemudian pengertian ini berkembang tidak
hanya laut Aigia tetapi juga termasuk pulau – pulau di dalamnya. Lahirnya asas
archipelago mengandung pengertian bahwa pulau – pulau tersebut selalu dalam
kesatuan utuh, sementara tempat unsur perairan atau lautan antara pulau –
pulau berfungsi sebagai unsur penghubung dan bukan sebagai unsur pemisah. b.
Kepulauan Indonesia. Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda
dinamakan Nederandsch Oost Indishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda
yang kemudian menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai
sebutan untuk kepulauan ini sudah banyak nama yang dipakai yaitu ‘Hindia
Timur’, ‘Insulinde’ oleh Multatuli, ‘Nusantara’, ‘Indonesia’, ‘Hindia Belanda
(Nederlandsch-indie)’ pada masa penjajahan Belanda. Bangsa Indonesia sangat
mencintai nama ‘Indonesia’ walaupun bukan dari bahasanya sendiri tetapi ciptaan
orang barat. Nama Indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu kepulauan India.
Dalam bahasa Yunani, ‘Indo’ berarti India dan ‘nesos’ berarti pulau. Sebutan
‘Indonesia’ merupakan ciptaan ilmuwan J.R Logan dalam Journal of The Indian
Archipelago And East Asia (1850). Sir W.E. Maxwell (seorang ahli hukum) juga
13. ? Pandangan Karl Houshofer. Pandangan demikian ini semakin jelas pada
pemikiran Karl Haushorfer yang pada masa itu mewarnai geopolitik Nazi Jerman
di bawah pimpinan Adolf Hittler. Pemikiran Haushorfer di samping berisi paham
ekspansionisme juga mengandung ajaran rasialisme, yang menyatakan yang
menyatakan bahwa ras Jerman adalah ras paling unggul yang harus dapat
menguasai dunia. Pandangan semacam ini juga di dunia berkembang di Jepang
berupa ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme.
Pandangan Karl Haushofer berkembang di Jerman ketika negara ini berada di
bawah kekuasaan Adolf Hitler. Pokok-pokok teori Karl Haushofer ini pada
dasarnya menganut teori Kjellen,yaitu: 1. Kekusaan imperium daratan yang
kompak akan dapat mengejar kekuasaan imperium maritim untuk menguasai
pengawasan di laut. 2. Beberapa negara besar di dunia akan timbul dan akan
menguasai Eropa Barat (Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia Timur Raya. 3.
Rumusan ajaran Karl Haushofer lainnya adalah sebagai berikut: Geopoltik adalah
doktrin negara yang manitikberatkan soal-soal strategi perbatasan. Ruang hidup
bangsa dan tekanan-tekanan kekuasaan dan sosial yang rasial mengharuskan
pembagian baru kekayaan alam di dunia. Geopolitik adalah landasan bagi
tindakan politik dalam perjuangan mendapatkan ruang hidup. ? Pandangan
Ajaran Sir Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan. Kedua ahli ini mempunyai
gagasan “wawasan bahari”, yaitu kekuatan di laut. ajarannya mengatakan bahwa
barang siapa menguasai laut akan menguasai “perdagangan”. Menguasai
perdagangan berarti menguasai ” kekayaan dunia”sehingga pada akhirnya
menguasai dunia. ? Pandangan Ajaran Nicholas J. Spkyman. Ajaran ini
menghasilkan teori yang dinamakan Teori Daerah Batas (rimland) yaitu teori
wawasan kombinasi yang menggabungkan kekuatan darat, laut, dan udara. Dalam
pelaksanaannya, teori ini disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu negara
? Pandangan Ajaran Sir Halfold Mackinder. Teori ahli geopolitik ini pada dasarnya
menganut ”konsep kekuatan” dan mencetuskan wawasan benua, yaitu konsep
kekutan di darat. Ajarannya menyatakan : barang siapa dapat menguasai “daerah
jantung”, yaitu Eurasia (Eropa dan Asia), ia akan dapat menguasai “pulau dunia”,
yaitu Eropa, Asia dan Afrika.
19. Tata laku merupakan dasar interaksi antara wadah dengan isi, yang terdiri
dari tata laku tata laku batiniah dan lahiriah. Tata laku batiniah mencerminkan
jiwa, semangat, dan mentalitas yang baik dari bangsa indonesia, sedang tata laku
lahiriah tercermin dalam tindakan , perbuatan, dan perilaku dari bangsa idonesia.
Tata laku lahiriah merupakan kekuatan yang utuh, dalam arti kemanunggalan.
Meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian. Kedua hal
tersebut akan mencerminkan identitas jati diri atau kepribadian bangsa indonesia
berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta
kepada bangga dan tanah air sehingga menimbulkan nasionalisme yang tinggi
dalm segala aspek kehidupan nasional. 6 HAKIKAT WAWASAN NUSANTARA.
Hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan nusantara, dalam pengertian cara
pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan
nasional. Hal tersebut berarti bahwa setiap warga bangsa dan aparatur negar
harus berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh demi
kepentingan bangsa dan negara indonesia. Demikian juga produk yang dihasilkan
oleh lembaga negara harus dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan
negara Indonesia, tanpa menghilangkan kepentingan lainnya, seperti kepentingan
daerah, golongan dan orang per orang. 7 ARAH PANDANG WAWASAN
NUSANTARA. 1. Arah Pandang Ke Dalam Arah pandang ke dalam bertujuan
menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional,
baik aspek alamiah maupun sosial. Arah pandang ke dalam mengandung arti
bahwa bangasa indonesia harus peka dan berusaha untuk mencegah dan
mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa
dan harus mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatua dan
kesatuan dalam kebhinekaan. 2. Arah Pandang Ke Luar Arah pandang ke luar
ditujukan demi terjaminnya kepentingan nasional dalam duna serba berubah
maupun kehidupan dalam negeri serta dalam melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, serta
kerja sama dan sikap saling menghormati. Arah pandang ke luar mengandung arti
bahwa kehidupan internasionalnya, bangsa Idonesia harus berusaha
mengamankan kepentingan nasionalnya dalam semua aspek kehidupan demi
tercapainya tujuan nasional sesuai tertera pada Pembukaan UUD1945.
23. wawsan nasional untuk mewujudkan aspirasi bangsa serta kepentingan dan
tujuan nasional. Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara
yang merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan
nasional. sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus
diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan
dengan sukses. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa wawasan nusantara dan
ketahanan nasional merupakan dua konsepsi dasar yang saling mendukung
sebagai pedoman bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara
agar tetap jaya dan berkembang seterusnya. 10 SOSIALISASI/PEMASYARAKATAN
WAWASAN NUSANTARA. Untuk mempercepat tercapainya tujuan wawasan
Nusantara, disamping implementasi seperti yang telah disebutkan diatas, perlu
juga dilakukan pemasyarakatan materi Wawasan Nusantara kepada seluruh
masyarakat Indonesia. Pemasyarakatan Wawasan Nusantara tersebut dapat
dilakukan dengan cara berikut 1. Menurut sifat/ atau cara penyampaian, yang
dapat dilaksanakan sebagai berikut a. Langsung yang terdiri dari ceramah, diskusi,
dialog, tatap muka b. Tidak langsung, yang terdiri dari media elektronik dan media
cetak 2. Menurut metode penyampaian yang berupa : a. Keteladanan. Melalui
metode penularan keteladanan dalam sikap perilaku kehidupan sehari-hari
kepada lingkungannya serutama dengan memberikan contoh-contoh berpikir,
bersikapdan bertindak mementingkan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan sehingga timbul semangat kebangsaan yang selalu cinta
tanah air. b. Edukasi, yakni melalui metode pendekatan formal dan informal.
Pendidikan dormal ini dimulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan
tinggi, pendidikan karier di semua strata dan bidang profesi, penataran, kursus
dan sebagainya. Sedangkan pendidikan non-formal dapat dilaksanakan di
lingkungan keluarga, pemukiman, pekerjaan, dan organisasi kemasyarakatan. c.
Komunikasi. Tujuan yang ingin dicapai dari sosialisasi wawasan nusantara melalui
metode komunikasi adalah tercapainya hubungan komunikatif secara baik yang
akan mampu menciptakn iklim saling menghargai, menghormati, mawas diri, dan
tenggang rasa sehingga terciptanya kesatuan bahasa dan tujuan tentang wawasan
nusantara. d. Integrasi. Tujuan yang ingin dicapai dari pemasyarakatan/sosialisasi
wawasan nusantara melalui metode ini adalah terjalinnya pemahaman tentang
wawasan nusantara akan membatasi sumber konflik di dalam tubuh bangsa
Indonesia baik pada
24. saat ini maupun di masa mendatang dan akan memantapkan kesadaran
untuk mengutamakan kepentingan nasional dan cita-cita tujuan nasional. Dalam
melaksanakan pemasyarakatan, lingkup materi wawasan nusantara yang
disampaikan hendaknya disesuaikan dengan tingkat, jenis, serta lingkungan
pendidikan agar materi yang disampaikan tersebut dapat mengerti dan dipahami.
11 TANTANGAN DARI IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA. Dewasa ini kita
menyaksikan bahwa kehidupan individu dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara sedang mengalami perubahan. Dan kita juga menyadari bahwa faktor
utama yang mendorong terjadinya proses perubahan tersebut adalah nilai-nilai
kehidupan baru yang di bawa oleh negara maju dengan kekuatan penetrasi
globalnya. Apabila kita menengok sejarah kehidupan manusia dan alam semesta,
perubahan dalam kehidupan itu adalah suatu hal yang wajar, alamiah. Dalam
dunia ini, yang abadi dan kekal itu adalah perubahan. Berkaitan dengan wawasan
nusantara yang syarat dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dan di bentuk
dalam proses panjang sejarah perjuangan bangsa, apakah wawasan bangsa
Indonesia tentang persatuan dan kesatuan itu akan terhanyut tanpa bekas atau
akan tetap kokoh dan mampu bertahan dalam terpaan nilai global yang
menantang Wawasan Persatuan bangsa. Tantangan itu antara lain adalah
pemberdayaan rakyat yang optimal, dunia yang tanpa batas, era baru kapitalisme,
dan kesadaran warga negara.
1. Pendekatan Konvensional
2. Pendekatan Funsional
4. Infromation Enginering
5. Pendekatan Objek
Sudut pandang pengembangan sistem dilakukan berdasarkan objek-objek yang ada dalam
sistem.
Sistem dipandang sebagai kumpulan objek yang mempunyai atribut (data) dan
operasi (layanan) yang saling berinteraksi satu dengan yang lain.
Setiap objek dalam sistem dapat menerima pewarisan (inheritance) dari objek lainnya.
Setiap objek dapat mempunyai kemampuan polimorfisme.
Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, di mana masing-
masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap awal dari
pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari sisi
pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran rencana
stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang, lazimnya untuk periode
3 – 5 tahun. Masukan (input) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini mencakup:
Analisa kompetensi akan memberikan gambaran yang lengkap mengenai efektivitas organisasi
yang dapat dilihat dari 4 hal yaitu: sumberdaya, infrastruktur, produk layanan/jasa dan kepuasan
pelanggan/masyarakat yang dilayani.
Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi
pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan
pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan merencanakan
proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan teknologi
informasi, rencana membangun gedung kantor 15 tingkat. Keuntungan-keuntungan yang
diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi direncanakan secara matang, mencakup:
Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi, kegiatan
ataun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan ini? unit mana yang
tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal besarnya sumber daya yang
diperlukan.
Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan
menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-hal
demikian dapat dicegah sejak awal.
Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus berjalan
secara bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem. Tugas-tugas ini
diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi
Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus dipertegas sejak
awal.
Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah
SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting yang harus
segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa
kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta
potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.
Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen
melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan
melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem basis
data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.
Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim teknologi
informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen organisasi yang terkait,
seperti: yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain,
konstruksi, dan implementasi.
Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang sesungguhnya
(secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksanaan tahap ini,
mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu konstruksi
teknologi informasi dalam skala yang lebih detail.
Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak melihatkan
sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu. Pengendalian
terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus diperketat agar penggunaan sumber
daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak terhadap keberhasilan
proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir dari tahap konstruksi
biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru dikembangkan.
5. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya sistem
informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai pendekatan untuk implementasi
sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam implementasi sistem biasanya mencakup hal-
hal sebagai berikut:
Pemberian pelatihan harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap
implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga
berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan. Dengan
cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan
memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang.
Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di
kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain, perubahan hak
akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan contoh dari
kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan sistem. Di sinilah diperlukan
dokumentasi yang memadai dan pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke
pengguna untuk menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem.
Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di mana
harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem
informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis.
BAB IV
KESIMPULAN
Setelah membaca uraian di atas maka dapat saya simpulkan, bahwa perkembangan informasi
sudah ada sejak zaman dahulu. Akan tetapi ketika dulu tidak semaju seperti sekarang. Dulu
penyampaian informasi dimulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua,
peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti. Bahkan pada tahun 1940 saat perang dunia ke
2 sistem informasi digunakan oleh militer untuk pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen.
Pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen ini disimpan dalam bentuk magnetic tape.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pengembangan sistem informasi baik dari intrenal
maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut yaitu teknologi eksternal dan internal, serta bisnis
eksternal maupun internal. Bisnis eksternal menyangkut tentang pasar, pelanggan, perusahaan,
pemerintah, dan perangkat hukum. Sedangkan bisnis internal meliputi struktur organisasi,
infrastruktur atau aset, proses, sumber daya manusia, serta budaya perusahaan. Adapun teknologi
eksternal yaitu ilmu pengetahuan, dan teknologi yang berkembang dalam lingkungan eksternal
organisasi. Dan teknologi internal meliputi software, hardware, aplikasi, dan infrastruk.
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, ada pula faktor pertimbangan dalam
perencanaan sistem. Di antaranya yaitu lingkungan di mana organisasi harus melakukan fungsi,
struktur organisasi hirarki, spesialisasi, standar prosedur operasi, budaya dan politik organisasi,
riwayat organisasi: investasi dalam bidang teknologi informasi yang telah dilakukan, skill yang
dimiliki, program-program penting, dan sumberdaya manusia, dan lain-lain. Juga ada pendekatan
pengembangan sistem informasi, serta tahap pengembangan sistem informasi.
Jadi kesimpulan yang saya ambil dari tugas makalah ini adalah perkembangan sistem informasi
sudah ada sejak zaman dahulu, namun tidak sepesat seperti sekarang ini. Majunya
pengembangan sistem informasi dipengaruhi oleh canggihnya teknologi yang semakin waktu
kian pesat, serta tingginya kebutuhan masyarakat, maka semakin cepat pula sistem informasi
berkembang.
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Sistem lama yang perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal :
a. Perencanaan Sistem
Dalam fase perencanaan sistem dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas
dan pandangan sistem informasi baru yang jelas akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pemakai informasi. Selama fase perencanaan sistem, harus dipertimbangkan :
b. Analisis Sistem
penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbale balik yang
terkait dalam pengembangan sistem, definisi masalah, tujuan, kebutuhan,
prioritas dan kendala-kendala sistem.
Fase analisis sistem adalah fase professional sistem melakukan kegiatan
analisis sistem.
Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu
tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan untuk
mengembangkan suatu sistem baru.
Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem
mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan
untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.
Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui
secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan
berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini
berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui, tim
proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila
laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan
sampai semua peserta setuju.
Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk
keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai
kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem dinilai secara
hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.
Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase
perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif
akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah
satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu alternatif
perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan
dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.
Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan. Laporan
ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk masing-masing
rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan ini dapat juga
dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan
menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas implementasi lainnya.
f. Implementasi Sistem
g. Pemeliharaan Sistem
Metodologi pengembangan Sistem dipromosikan sebagai sarana untuk meningkatkan pengelolaan dan
pengendalian proses pengembangan perangkat lunak, penataan dan menyederhanakan proses, dan
standarisasi proses pengembangan dan produk dengan menentukan kegiatan yang harus dilakukan dan
teknik yang digunakan.
Setelah sistem selesai dikembangkan, maka yang akan menggunakan informasi dari sistem ini adalah
manajemen, sehingga sistem harus dapat mendukung, kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen.
Pada waktu Anda mengembangkan sistem, maka prinsip ini harus selalu diingat.
Sistem informasi yang akan Anda kembangkan membutuhkan dana modal yang tidak sedikit, apalagi
dengan digunakannya teknologi yang mutakhir.
Sistem yang dikembangkan ini merupakan investasi modal yang besar. Seperti halnya dengan investasi
modal lainnya yang dilakukan oleh perusahaan, maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan
2 hal berikut ini:
Manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya su atu sistem, baik dalam
proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya. Oleh karena itu orang
yang terlibat dalam pengembangan maupun penggunaan sistem ini harus merupakan orang yang
terdidik tentang permasalahan-permasalahan yang ada dan terhadap solusi-solusi yang mungkin
dilakukan.
4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem.
Proses pengembangan sistem umumnya melibatkan beberapa tahapan kerja dan melibatkan beberapa
personil dalam bentuk suatu team untuk mengerjakannya. Pengalaman menunjukan bahwa tanpa
adanya perencanaan dan koordinasi yang baik, maka proses pengembangan sistem tidak akan berhasil
dengan memuaskan. Untuk maksud ini sebelum proses pengembangan sistem dilakukan, maka harus
dibuat terlebih dahulu skedul kerja yang menunjukkan tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas pekerjaan
yang akan dilakukan, sehingga proses pengembangan sistem dapat dilakukan dan selesai dengan
berhasil sesuai dengan waktu dan anggaran yang direncanakan.
Prinsip ini kelihatannya bertentangan dengan prinsip nomor 4, tetapi tidaklah sedemikian. Tahapan
kerja dari pengembangan sistem di prinsip nomor 4 menunjukkan langkah-langkah yang harus dilakukan
secara bersama-sama. Ingatlah waktu adalah uang. Misalnya di dalam pengembangan sistem,
perancangan output merupakan tahapan yang harus dilakukan sebelum melakukan perancangan file. Ini
tidak berarti bahwa semua output harus dirancang semuanya terlebih dahulu baru dapat melakukan
perancangan file, tetapi dapat dilakukan secara serentak, yaitu sewaktu proses pengadaan hardware.
Umumnya hal ini merupakan pantangan untuk membatalkan suatu proyek yang sedang berjalan.
Keputusan untuk meneruskan suatu proyek atau membatalkannya memang harus dievaluasi dengan
cermat. Untuk kasus-kasus yang tertentu, dimana suatu proyek terpaksa harus dihentikan atau
dibatalkan karena sudah tidak layak lagi, maka harus dilakukan dengan tegas. Keraguan untuk terus
melanjutkan proyek yang tidak layak lagi karena sudah terserapnya dana kedalam proyek ini hanya akan
memubang dana yang sia-sia.
Sistem Informasi dibangun untuk mendukung proses yang berjalan dalam sebuah organisasi, dimana
didalamnya tercakup antara lain: proses perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing) dan
pengendalian (Controlling).
Pengembangan Sitem Informasi akan bermula dasi PSI (Perencanaan Sistem Informasi), Analisa,
Perancangan hingga Implmentasi.
Sedangkan Pengembangan Sistem Software bermula dari Anlisa, Perencanaan hingga Implementasi.
Jika kebutuhan baru muncul, maka semua tahapan pembangunan akan dijalankan kembali. Data
merupakan input pokok yang menjadi dasar pembangunan sistem informasi. Integrasi
danketerpaduan kumpulan data diperlukan untuk mendukung proses perencanaan strategis
perusahaan.
Insourcing
Insourcing atau pendayaguna sumber daya internal merupakan pemanfaatan tenaga ahli IT dari
perusahaan itu sendiri tanpa melibatkan vendor. Pendekatan insourcing memiliki kelebihan
dalam pengembangan sistem informasi diantaranya adalah:
Namun, dalam penggunaan insourcing ini juga emmeiliki kelemehana dalam penggunaannya
yaitu:
Outsourcing
Penelitian yang dilakukan oleh Baldwin et al (2001) mengenai sistem informasi outsourcing
sebagai pembelajaran studi kasus perbankan bahwa keputusan untuk outsourcing merupakan
dasar dari strategi dalam jangka panjang dimana sistem informasi sebagai tempat untuk core
bussiness yang aktif dan senior managernya dapat mengkontrol sistem informasi. Keuntungan
dari penggunaan outsourcing adalah:
1. Perusahaan dapat lebih fokus pada hal yang lain, karena proyek telah diserahkan pada
pihak ketiga untuk dikembangkan.
2. Dapat mengeksploitasi skill dan kepandaian yang berasal dari perusahaan atau organisasi
lain dalam mengembangkan produk yang diinginkan.
3. Dapat memprediksi biaya yang dikeluarkan untuk kedepannya.
4. Biasanya perusahaan outsource sistem informasi pasti memiliki pekerja IT yang
kompeten dan memiliki skill yang tinggi, dan juga penerapan teknologi terbaru dapat
menjadi competitive advantage bagi perusahaan outsource. Jadi dengan
menggunakanoutsource, otomatis sistem yang dibangun telah dibundle dengan teknologi
yang terbaru.
5. Walaupun biaya untuk mengembangkan sistem secara outsource tergolong mahal, namun
jika dibandingkan secara keseluruhan dengan pendekatan insourcing ataupunself–
sourcing, outsourcing termasuk pendekatan dengan cost yang rendah.
1. Kurangnya perusahaan dalam mengerti teknik sistem informasi agar bisa dikembangkan
atau diinovasi di masa mendatang, karena yang mengembangkan tekniknya adalah
perusahaan outsource.
2. Menurunkan kontrol perusahaan terhadap sistem informasi yang dikembangkan.
3. Informasi-informasi yang berhubungan dengan perusahaan kadang diperlukan oleh pihak
pengembang aplikasi, dan kadang informasi penting juga perlu diberikan, hal ini akan
menjadi ancaman bagi perusahaan bila bertemu dengan pihak pengembang yang nakal.
4. Ketergantungan dengan perusahaan lain yaitu perusahaan pengembang sistem informasi
akan terbentuk.
Dari pengertian diatasdapat dikatakan bahwa pendekatan outsourcing merupakan salah satu
strategi kompetisi suatu perusahaan untuk perusahaan fokus pada core business-nya. Apabila
outsourcing ini memberikan hasil yang lebih baik dengan mengeluarkan biaya yang lebih rendah
jika dilakukan sendiri.
JAN ’15 JAN ’16