Anda di halaman 1dari 7

PEMBAHASAN

I.3. DUNIA YANG TIDAK MENGENAL BATAS

Di dunia yang tidak mengenal batas para pelanggan tidak lagi


bisa membedakan dari negara mana mereka membeli produk. Bagi para manager yang
berpikir global, dunia ini merupakan sumber ide-ide, sumber daya, informasi, tenanga kerja
dan pelanggan .
Para manger dapat memindahkan perusahaan mereka ke kanca international di
berbagai tingkat. Seperti :
1. Pada tahap domestik, potesi pasar hanya terbatas di negara asal dengan seluruh
fasilitas produksi dan pemasaran berlokasi di negara asal.
2. Pada tahap international, ekpor meningkat dan perusahaan biasanya mengadopsi
pendekatan multi domestik.
3. Pada tahap multinatinal, perusahaan memilki fasilitas pemasaran dan produksi di
banyak negara, dengan lebih dari sepertiga penjualannya berasal dari luar negeri
perusahaan ini mengadopsi pendekatan globalisasi.
4. Tahap global (atau tanpa negara) dari pembangunan perusahaan internasinoal
melampaui batas-batas suatu negara. Perusahaan ini beroprasi secara global,
dengan melakukan penjualan dan mendapatkan sumberdaya dari negara manapun
yang menawarkan peluang terbesar dan biaya terendah.

I.4.MEMULAI BEKERJA SECARA INTERNASIONAL

Ada beberapa cara bagi organisasi untuk mekasuki panca internasional salah satunuya
adalah dengan mencari sumberdaya bahan baku atau tenaga kerja yag lebih murah diluar
negeri, yang disebut dengan off shouring atau outsourcing global. Cara lainnya dengan
memperluas pasar barang jadi di luar negeri, yang dilakukan dengan cara ekpor, lisensi, dan
investasi langsung. Strategi-strategi memasuki pasar merupakan cara-cara alternatif untuk
menjual barang dan jasa ke luar negeri.

1. Ekspor.
Dengan melkukan ekspor (exporting) perusahaan tetap mempertahankan fasilitas
produksinya di dalam negeri dan menjual produknya ke luar negeri. Ekspor
memumbgkinkan perusahaan untuk menawarkan produknya ke negara lain,
dengan biaya sumber daya yang relatif rendah dan resiko terbatas.
2. Outsourcing.
Outsourcing global, dikenal juga dengan istilah offshouring, berarti melaksanakan
pembagian tenaga kerja secara nasional sehingga aktivitas pekerjaan dapat
dilakukan di negara-negara dengan sumber tenaga kerja dan pasokan termurah.
3. Lisensi
Lisensi, perusahaan disatu negara memastikan ketersediaan sumber daya bagi
perusahaan dinegara lain. Sumber dauya ini mencakup tenologi, keahlian
managerial, dan hak paten atau merek dagang, sumber daya ini juga
memungkinkan terlisensi untuk memproduksi dan memasarkan produk serupa
dengan yang di produksi oleh pelisensi.

4. Investasi Langsung
Investasi langsung berarti bahwa perusahaan terlibat dalam mengelola aset-aset
produksi, yang membedakan dengan strategi lain yang hanya memungkinkan
kontrol yang lemah. Saat ini jenis investasi langsung yang paling populer adalah
aliansi strategis dan komitmen.

5. China inc.
china dapat membuat hampir semua produk dengan biaya yang jauh lebih renah
dari pada produsen dari negara-negra barat. Namun dengan kelebihan ini,
perusahaan-perusahaan menyadari bahwa menjalankan bisnis di china tidak
berhasil begitu saja. Perusahaan matel menerima pelajaran pahit setelah menawari
jutaan mainan produksi china yang dilapisi dengan chat tima yang menimbulkan
kerugian financial dan menodai reputasi perusahaan. Jika perusahaan sebesar
matel yang telah beroprasi di china sejak akhir tahun 1950-an saja dapattertimpa
masalah bayangkan ketidak pastian yng harus dihdapi pendatang baru.

I.5. LINGKUNGAN BISNIS INTERNASIONAL

Manajemen internasional adalah manajemen operasi bisnis yang dilakukan dilebih


dari satu negara. Tugas tugas mendasar manajemen bisnis, termasuk pendanaan, produksi,
serta distribusi barang dan jasa, tidak banyak berubah ketika suatu perusahaan melakukan
transaksi bisnis di tingkat internasional. Fungsi-fungsi manajemen dasar perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian tidak berubah ketika suatu perusahaan
beroperasi baik di kanca domestik maupun internasional.

I.6.LINGKUNGAN EKONOMI

Lingkungan ekonomi adalah kondisi ekonomi di negara tempat organisasi


internasional beroperasi. Lingkungan ini terdiri atas berbagai faktor seperti pembangunan
ekonomi, pasar sumber daya dan produk, serta nilai tukar yang semuanya akan dibahas.

1. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi terjadi di berbagai negara dan wilayah di dunia. Negar-
negara tersebut dapat di kategorikan sebagai negara berkembang atau negara
maju. Pengelompokkan negara-negara menjadi negara maju atau berkembang
adalah pendapatan perkapita, yaitu pendapatan yang dihasilkan dari produksi
barang dan jasa suatu negara di bagi dengan jumlah penduduk. Negara-negara
berkembang memiliki pendapatan perkapita yang rendah, negara-negara maju
memiliki pendapatan perkapita yang tinggi.
2. Pasar Sumber Daya dan Produk
Ketika menjalankan bsisnis di negara lain, para manajer harus mengevalsai
tuntutan pasar akan produk mereka. Jika tuntutannya tinggi, mereka dapat
memutuskan untuk mengekspor produk mereka ke negara tersebut.
3. Nilai Tukar
Nilai tukar adalah nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara
lain. Fluktuasi nilai tukar merupakan kekhawtiran utama bagi perusahaan-
perusahaan yang berbisnis di kanca internasional.

I.7. LINGKUNGAN POLITIK-HUKUM

Perusahaan-perusahaan harus berhadapan dengan sistem politik asing ketika


memasuki kanca internasional, di samping dengan pengawasan dan peraturan pemerintah
yang lebih ketat.

Resiko politik di definisikan sebagai resiko kehilangan aset, daya untung, atau kontrol
manajemen karena peratura atau tindakan politik dari pemerintah tuan rumah.

I.8. LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA

Kebudayaan suatu budaya meliputi pengetahuan, kepercayaan, dan nilai nilai


kebersamaan, disamping cara berperilaku dan berpikir sesama anggota masyarakat. Faktor-
faktor budaya sering lebih membingungkan daripada faktor-faktor politik dan ekonomi ketika
bekerja atau tinggal diluar negeri.

1. Nilai-nilai sosial
Satu cara bagi para manager untuk mengangani budaya lokal adalah dengan
memahami perbedaan nilai-nilai sosial.
Dimensi nilai hofstede, mengidentifikasi empat dimensi sistem nilai nasinal,
yang mempengaruhi hubungan kerja organisasi dan pegawai. Contohnya ;
A. Jarak kekuasaan
Bahwa orang menerima ketimpangan kekuasaan yang terjdi di lembaga,
organisasi, dan anggota masyarakat, sementara jarak kekuasaan yang kecil
berarti mereka mengharapkan adanya kesetaraan kekuasaan.
B. Tingkat penghindara ketidakpastian
Bahwa anggota suatu masyarakat merasa tidak nyaman dengan ketidak pastian
dan ambiguitas, sehingga lebih menyukai kepercayaan yang menjajikan
kepastian dan keseragaman.
C. Individualisme dan kolektivisme.
Individualisme adalah nilai kerangka sosial yang longgar, yang mengharapkan
para individu untuk mengurusi diri mereka sendiri, sedangkan kolektivisme
adalah pilihan erangka sosial ketat yang mengharapkan anggotanya untuk
saling menjaga dan mengharapkan organisasi untuk melindungi kepentingan
mereka.
D. Maskulinitas
Sikap yang mengutamkan prestasi heroism, sikap asertif, pekerjaan (yang
cendenrung menuntut), dan kesuksesan material.

Dimensi nilai proyek GLOBE, Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh proyek
kepemimpinan global dan efektivitas perilaku organisasi memperdalam penelitian
hofstede dan memberikan pemahaman yang lebih luas bagi manajer masa kini. Ada
sembilan dimensi yang menjelaskan perbedaan budaya, termasuk yang diidentifikasi
oleh hofstede.

A. Sikap asertif, bahwa suatu masyarakat mengutamakan ketangguhan dan


persaingan, sedangkan sikap asertif yang rendah berarti bahwa suatu masyarakat
lebih mengutamakan kelembutan dan kepedulian daripa persaingan.
B. Orientasi masa depan, mengukur sejauh mana suatu masyarakat lebih
mengutamakan dan menghargai perencanaan untuk masa depan daripada hasil
jangka pendek dan gratifikasi cepat.
C. Penghindaran ketidakpastian, mengukur sejauh mana suatu masyarakat merasa
nyaman dengan ketidakpastian dan ambiguitas.
D. Perbedaan gender, dimensi ini mengukur sejauh mana suatu masyarakat
memaksimalkan perbedaan peran gender.
E. Jarak kekuasaan, mengukur sejauh mana suatu masyarakat mengharapkan dan
menerima kesetaraan atau etimpangaan dalam hubungan dan lembaga.
F. Kolektivisme sosial, sejauh mana praktik-praktik di lembaga-lembaga seperti
sekolah dan lembaga sosial yang lain mendorong terciptannya masyarakat
kolektivis yang terikat erat, dimana anggotanya merupakan bagian penting dari
suatu kelompok.
G. Kolektivisme individual, bagaimana organisasi sosial lebih mengutamakan
individualisme daripada kolektivisme.
H. Orientasi kinerja, mengutamakan kinerja dan menghargai anggotanya karena
peningkatan dan kesempurnaan kinerja mereka.
I. Orientasi kemanusiaan, dimensi terakhir ini mengukur sejauh mana suatu
masyarakat mendorong dan menghargai anggotanya karena bersikap adil,
dermawan, murah hati, dan peduli.
2. Perbedaan komunikasi
Dikebudayaan berkonteks tinggi, masyarakatnya peka terhadap situasi disekeliling
pertukaran sosial. Mereka berkomunikasi terutama untuk membangun hubungan
sosial; makna lebih diperoleh dari konteks (seting, status, dan perilaku nonverbal) dari
pada kata-kata eksplisit; hubungan dan kepercayaan lebih penting dari pada bisnis;
serta kesejahteraan dan harmoni kelompok sangat diutamakan. Dikebudayaan
berkonteks rendah, masyarakatnya berkomunikasi terutama untuk bertukar fakta dan
informasi; makna diperoleh dari kata-kata eksplisit;transaksi bisnis lebih penting dari
pada membangun hubungan dan kepercayaan; serta kesejahteraan dan prestasi
individu lebih penting dari pada kesejahteraan. Negara-negara berkonteks tinggi
misalnya negara-negara asia dan arab, sementara yang berkonteks kebudaaan rendah
adalah negara-negara amerika dan eropa utara.
3. Karakteristik kebudayaan lain
Karakteristik kebudayaan lain yang mempengaruhi organisasi internasinal adalah
bahasa, agama, organisasi sosial, pendidikan, dan sikap. Sejumlah negara seperti india
dicirikan dengan keragaman bahasa, yaitu memiliki beberapa bahasa. Negara-negara
lain lebih mengutamakan bahasa lisan daripada bahasa tulisan. Agama mencakup
objek-objek, sakral, filsafah hidup, tabu, dan ritual. Organisasi sosial mencakup hal-
ihwal sistem status, kekerabatan dan keluarga, institusi sosial, dan peluang mobilitas
sosial. Pendidikan mempengaruhi tingkat literasi, ketersediaan tenaga kerja
berkualitifikasi, dan domiasi tingkat primer atau sekunder
Etnosentrisme adalah kecenderungan alamiah manusia untuk memandang tinggi
kebudyaan mereka dan memandang rendah kebudayaan lain, dapat dijumpai di semua
negara..

I.9. ALIANSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Salah satu perubahan paling kentara di kanca bisnis internasional selama beberapa
tahun terakhir adalah pendirian aliansi perdagangan regional dan dibuatnya persetujuan
perdagangan internasional.

1. GATT dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)


GATT menjadi sponsor delapan rangkaian perundingan perdagangan internasional
untuk menghapuskan batasan batasan internasional.
WTO mencerminkan kematangan GATT dengan beralih menjadi lembaga global
yang dapat memonitor perdagnagna internasional dan memiliki kewenangan
hukum untuk menyelesaikan perselisihan tentang sekitar 400 perdagangan.
Disamping itu, WTO juga menerapkan peraturan yang lebih kuat serta memiliki
kewenangan yang lebih untuk menyelesaikan perselisihan diantara rekanan
dagang.
2. Uni Eropa
Sebagai aliansi yang didirikan pada tahun 1957 dengan tujuan meningkatkan
kondisi ekonomi dan sosial para anggotanya, masyarakat ekonomi eropa telah
berubah menjadi Uni eropa dengan anggota 27 negara. Tujuan uni eropa adalah
untuk menciptakan sistem pasar tunggal yang tangguh bagi jutaan konsumen
eropa, yang memungkinkan masyarakat, barang dan jasa untuk bergerak secara
bebas. Peningkatan kompetisi dan kondisi ekonomi di eropa memungkinkan
banyak perusahaan untuk berkembang dan efisien.
3. Kesepakatan Perdagangan Bebas Amerika Utara
Kesepakatan perdagangan bebas amerika utara berlaku sejak 1 januari 1994,
memersatukan amerika serikat, kanada dan mexico kedalam sebuah blok
perdagangan terbesar didunia dengan lebih dari 421 juta konsumen. Dengan
tujuan mendorong pertumbuhan dan investasi, meningkatkan ekspor dan
memperluas lapangan erja di ketiga negara, NAFTA menghapuskan tarif dan
larangan selama periode 15 tahun di sejumlah bidang penting. Meskipun belum
bisa mewujudkan cita-citanya, para ahli menekankan bahwa NAFTA telah
meningkatkan perdagangan, investasi, dan pendapatan serta terus memungkinkan
perusahaan-perusahaan di ketiga negara untuk bersaing secara lebih efektif
dengan perusahaan-perusahaan asia dan eropa saingannya.

I.10. DAMPAK NEGATIF DARI GLOBALISASI

Seiiring makin terhubungnya seluruh dunia reaksi menentang globalisasi pun


bermunculan. Warga Amerika menyatakan bahwa negara-negara lain meraih keuntungan
terbesar dari pedagangan bebas ini mengakibatkan kekhawatiran pada warga negara amerika.
Kekhawatiran utamanya adalah hilangnya lapangan pekerjaan karena perusahaan-perusahaan
makin memperluas upaya offshoring mereka keluar negeri. Sebagai contoh, boeing
mempekerjakan para ahli aeornautika dari rusia untuk merancang kontainer bagasi dan
bagian sayap pesawat. Para ahli rusia ini dibayar 650 dolar setahun lebih kecil ahli serupa di
amerika yang di bayar 6000 dolar setahun. Pada akhirnya, persoalannya bukan apakah
globalisasi itu baik atau buruk, tetapi bagaimana para manajer bisnis dan pemerintah dapat
bekerja sama untuk memastikan keuntungan perdagngan bebas dapat dirasakan secara penuh
dan merata.

I.11. PERUSAHAAN MULTINASIONAL

Dalam dunia bisnis, perusahaan-perusahaan internasional ini bisanya disebut sebagai


perusahaan multinasional, yang banyak menerima perhatian meski tidak memiliki difinisi
baku, perusahaan multinasional biasanya memperoleh lebih dari 25% pendapatan penjualan
totalnya dari operasi luar negeri. MNC (multinational corporation) juga memiliki
karakteristik manajerial khas berikut ini : 1 MNC dikelola sebagai sebuah sistem bisnis
terintegrasi yang mendunia, dngan cabang-cabang luar negeri yang bertindak dan saling
bekerja sama. 2. MNC pada dasarnya dikontrol oleh kewenangan manajemen tunggal yang
membuat keputusan-keputusan starategis penting yang berhubungan dengan perusahaan
induk dan cabang. 3. Para menejer puncak MNC diharuskan untuk memiliki perspektif
global. Mereka memandang seluruh dunia sebgai sebuah pasar kepuusan strategis,
pemerolehan sumber daya, serta lokasinproduksi iklan dan efesiensi pemasaran itu.
I.12 MENGELOLA LINGKUNGAN GLOBAL.

Kompleksitas pekerjaan dikanca internasional ditunjukan oleh sebab penelitian


tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan para manager. Namun, bekerja
dinegara asing dapt menimbulkan tantangan pribadi dan organisasi yang sangat besar.

1. Mengembangkan kecerdasan budaya


Kecerdasan buaya adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan daya
pikir dan pengamatannya untuk menfsirkan bahasa tubuh dan situasi baru serta
memberikan respon perilaku yang sesuai. Degan kata lain,para manager yang
bekerja dikanca internasional memerlukan kecerdasan budaya.
Kecerdasan budaya meliputi tiga aspek yang penting ; koknitif emosinal, dan
fisik. Aspek kognitif mencakup kemampuan mengamati dan memahami tanda-
tanda, sementara aspek internasional berkaitan dengan kepercayaan dan
motifasi diri.
2. Melakukan pengelolaan lintas budaya
Agar dapat bekerja secara efektif di kancah internasional, para manejer harus
menafsirkan budaya di negara asing dan organisasi tempat mereka bekerja,
serta mengembangkan kepekaan yang dibutuhkan agar tidak melakukan
kesalahan budaya yang berdampak finansial.
Disamping mengembangkan kecerdasan budaya, para manajer dapat
mempersiapkan diri untuk bekerja di kancah intnasional dengan memahami
nilai-nilai sosial Hofstdn GLOBE yang dianut di negara tempat mereka
bekerja, sebagaimana sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai