Anda di halaman 1dari 23

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

NILAI DIDAKTIS SASTRA LISAN KABANTI PENGANTAR


TIDUR DALAM MASYARAKAT WAKATOBI

BIDANG KEGIATAN:
PKM-P

Diusulkan Oleh:

WA NURI LA SULE (KETUA)

311411075/2011
MAS’UD MANURUT (ANGGOTA)
311411009/2011
SULFITRI WEU (ANGGOTA)
621410040/2010

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


KOTA GORONTALO
2015

i
ii
DAFTAR ISI

Halaman Kulit Muka ................................................................................................ i


Lembar Pengesahan ............................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................. iii
Abstrak ............................................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................2
1.3 Tujuan ................................................................................................................2
1.4 Luaran Yang Diharapkan ...................................................................................2
1.5 Kegunaan............................................................................................................2
BAB 2 KAJIAN TEORI ..........................................................................................3
2.1Kajian Yang Relevan Sebelumnya......................................................................3
a. Sastra Lisan .................................................................................................3
b. Kabanti Sebagai Salah Satu Ragam Lisan Wakatobi .................................4
c. Nilai didaktis ................................................................................................5
d. Teori Struktural ............................................................................................5
BAB 3 METODE PENELITIAN.............................................................................7
a. Sumber Data .................................................................................................7
b. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................8
c. Teknik Analisis Data ....................................................................................8
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN PROGRAM ...................................9
4.1 Biaya ..................................................................................................................9
4.2 Jadwal Kegiatan .................................................................................................9
Pustaka Acuan ........................................................................................................10
Lampiran

iii
ABSTRAK

Wa Nuri La Sule. 2015. nilai didaktis sastra lisan kabanti pengantar tidur anak
dalam masyarakat wakatobi.
Kabanti pengantar tidur merupakan kabanti yang digunakan untuk menidurkan
bayi. masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah nilai didaktis sastra lisan
kabanti pengantar tidur anak dalam masyarakat wakatobi, dengan rumusan
masalah (1) Bagaimanakah struktur sastra lisan kabanti pengantar tidur?
(2)Bagaimanakah nilai didaktis dalam sastra lisan Kabanti pengantar tidur?
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai didaktis sastra lisan kabanti
pengantar tidur anak dalam masyarakat wakatobi. Teori yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teori struktural. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik
wawancara, teknik dokumentasi.
Prediksi hasil sementara generasi muda banyak yang tidak mengetahui kabanti
pengantar tidur anak. Merupakan puisi lama memiliki struktur puisi dan kabanti
pengantar tidur memiliki nilai didaktis yang dapat diajarkan kepada anak sejak
dini.
Kata kunci: Nilai, Didaktis, Sastra lisan, Kabanti, Wakatobi

iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berbicara tentang ragam sastra daerah pasti tidak lepas dari ragam sastra
daerah lisan. Ragam sastra daerah lisan diakui sebagai bagian dari kekayaan
budaya. Kekayaan tersebut dapat dilihat dari ragam dan variasi serta didukung
pula dengan ciri-ciri kesusastraan yang ada di dalamnya. Ragam-ragam itu dapat
ditemui pada masyarakat yang belum mengenal baca tulis sampai pada
masyarakat modern yang telah mempunyai tradisi baca tulis. Isinya mungkin
mengenai peristiwa-peristiwa, curahan rasa dan pengungkapan pikiran yang luhur
dari masyarakat pemilik sastra lisan itu. (Tuloli, 1995: 5).Sastra lisan diciptakan
berdasarkan konteks sosial budaya masyarakat. Dalam menentukan ragamnya
harus memahami secara jelas latar belakang budaya secara menyeluruh. Latar
belakang budaya yang dimaksud adalah bahasa, adat istiadat, kepercayaan
(agama) dan lain-lain. Finnegan (dalam Tuloli, 2000: 98) mengatakan bahwa
untuk mengetahui ragam sastra lisan diperlukan pengetahuan keseluruhan latar
belakang sosial budaya, meliputi pula berbagai hal tentang penampilan, audiens,
dan konteks.
Sastra lisan pada hakekatnya adalah tradisi yang dimiliki oleh sekelompok
masyarakat tertentu. Keberadaan sastra lisan diakui, bahkan sangat dekat dengan
kelompok masyarakat yang memilikinya. Dalam sastra lisan, isi ceritanya
seringkali mengungkapkan keadaan sosial budaya masyarakat tertentu. Biasanya
sastra lisan berisi gambaran latar sosial, budaya, serta sistem kepercayaan.
Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki ragam sastra lisan yaitu di
Wakatobi. Wakatobi memiliki berbagai macam jenis sastra lisan, dan salah
satunya adalah sastra lisan Kabanti. Jenis sastra lisan Kabanti ini berbentuk puisi.
Kabanti merupakan sastra lisan Wakatobi yang di dalamnya terdapat nilai-nilai
kehidupan yang layak untuk ditelandani dan diaplikasikan dalam dunia nyata.
Nilai-nilai kehidupan dalam sastra lisan kabanti yang dimaksud dalam penelitian
ini yaitu yang terdapat pada kabanti sebagai pengantar tidur. Adapun isi dalam
kabanti tersebut menyangkut nasehat kepada anak.
Menurut Udu (2008: 4) kabanti sebagai pengantar tidur merupakan kabanti
yang dinyanyikan untuk meninabobokan bayi atau anak. Kabanti sebagai
pengantar tidur mempunyai irama yang halus dan tenang, berulang-ulang,
sehingga dapat membangkitkan rasa santai,damai, dan akhirnya rasa kantuk bagi
bayi atau anak yang mendengarnya. Pentingnya nilai didaktis pada sastra lisan
kabanti pengantar tidur semata-mata untuk menasehati anak, agar menjadi anak
yang bisa berbakti kepada orangtua dan mandiri. Sebab jika anak diajar ketika
masih dini dengan hal-hal yang baik maka kelak akan menjadi orang yang baik.
Oleh karena itu sebagai orangtua sudah menjadi tanggungjawab agar mendidik

1
anak selagi masih dini. Supaya kelak anak bisa menjadi mandiri dan berbakti
kepada orangtua, bangsa dan negara.
Namun pada kenyataannya apa yang diharapkan diatas, belum sesuai dengan
kenyataan yang ada sekarang. Seiring berkembangnya zaman kabanti sebagai
pengantar tidur tampaknya mengalami kepunahan. Hal ini terjadi karena generasi
penerus tidak lagi mewarisi kabanti pengantar tidur dari para leluhur terdahulu
dan upaya terhadap pemertahanan budaya kabanti sebagai pengantar tidur masih
kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat. Hal tersebut terjadi, karena para
orang tua kurang mengetahui nilai yang terkangdung dalam syair kabanti dan bagi
mereka menidurkan anak dengan menyanyikan syair dianggap kuno. Sehingga
lebih memilih menidurkan anak dengan mendengarkan lagu melalui alat
elektronik karena bagi mereka itu lebih modern.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dibahas pada
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah struktur sastra lisan kabanti pengantar tidur?
2. Bagaimanakah nilai didaktis dalam sastra lisan Kabanti pengantar tidur?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui struktur sastra lisan kabanti.
2. Dapat mengetahui nilai didaktis pada sastra lisan kabanti.
1.4 Luaran yang di Harapkan
Dengan adanya penelitian ini, Masyarakat bisa memperoleh informasi terkait
dengan struktur puisi lisan kabanti serta nilai-nilai yang terkandung dalam puisi
lisan kabanti pengantar tidur. Selain itu, dengan adanya penelitian ini, tidak akan
terdapat salah penafsiran makna oleh Masyarakat Wakatobi.
1.5 Kegunaan
Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah Masyarakat
Wakatobi sebagai pemilik budaya dapat mengetahui dengan jelas nilai didaktis
yang terkandung dalam sastra lisan kabanti pengantar tidur, menasehati anak agar
kelak menjadi orang yang baik dan mandiri. Pemerintah daerah sebagai
pengemban tugas untuk melestarikan ragam budaya daerah dapat terbantu dengan
hasil penelitian mini ini. Dalam dunia Pendidikan khususnya para guru dapat
memanfaatkan hasil penelitian minim ini kepada siswa agar mereka lebih
mengetahui dan memahami kandungan makna budaya daerah mereka sendiri. Dan
yang terakhir adalah bermanfaat untuk Peneliti. Sebagai Mahasiswi jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia yang mengemban tugas dari Dosen pembimbing
Sastra Daerah, hasil penelitian ini dapat dijadikan bukti konkret penerapan
keilmuan/teori untuk mengungkap kandungan nilai didaktis sastra lisan.

2
BAB 2 KAJIAN TEORI
2.1 Kajian yang relevan
Penelitian ini mengangkat masalah nilai didaktis sastra lisan kabanti
pengantar tidur dalam masyarakat Wakatobi. Adapun penelitian yang relevan
dengan peneitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sumiman Udu, (2008).
Penelitiannya dengan judul “Tradisi Lisan Kabanti: Fungsi Dan Perannya dalam
Masyarakat Wakatobi’. Di dalam penelitian tersebut, peneliti mengkaji fungsi dan
peran kabanti secara umum.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditemukan persamaan dan perbedaanya.
Persamaannya dengan penelitian ini pada objek materialnya yakni kabanti
pengantar tidur. Perbedaannya dengan penelitian ini terdapat pada objek formal.
a. Hakikat Sastra Lisan
Menurut Hutomo (dalam Didipu, 2011: 43) mengatakan bahwa yang
dinamakan sastra lisan sebenarnya adalah kesusastraan yang mencakup ekspresi
warga suatu kebudayaan yang disebarkan dan diturunkan secara lisan (dari mulut
kemulut). Sebagai suatu ekspresi, sastra lisan muncul pada masyarakat yang
memiliki peradaban. Oleh Tuloli (2000: 188) dikatakan bahwa sastra lisan adalah
gejala kebudayaan yang terdapat pada masyarakat terpelajar dan masing-masing
daerah menunjukan ciri dan ragam yang berbeda-beda. Hal senada dikatakan oleh
Endraswara (2008: 151) bahwa sastra lisan adalah karya yang penyebarannya dari
mulut ke mulut secara turun-temurun. Dalam sastra lisan akan didapatkan
berbagai gambaran keadaan pola hidup masyarakat zaman dulu karena di mana
pun sastra diciptakan akan selalu merefleksikan pola hidup masyarakatnya.
Melalui karya sastra dapat dilihat gambaran kehidupan masyarakatnya Zaidan
(dalam Didipu, 20011:43).
Kehidupan sastra lisan di Indonesia diakui mempunyai cakupan yang luas dan
banyak lebih kurang sama banyaknya dengan bahasa daerah. Melalui sastra yang
ada di daerah tersebut kita dapat melihat bentuk-bentuk kreatifitas yang beragam
yang menunjukan identitas setiap daerah. Menurut Teeuw (dalam Tuloli, 1995: 9)
bahwa sastra lisan adalah sastra yang hidup, lincah, selalu diciptakan dan dihayati
kembali sesuai dengan daya cipta pembawa dan penikmatnya.
Dengan melihat cakupan yang begitu luas dapat dikatakan bahwa satra lisan
tidak hanya bentuk kreatifitas budaya bersifat seni yang disebarluaskan dari mulut
kemulut dengan menggunakan bahasa sebagai medianya, melainkan lebih dari itu
merupakan sumber pendidikan serta wujud jati diri suatu suku bangsa yang
berakar pada pembentukan kebudayaan nasional.
Adapun ciri-ciri dari sastra lisan yaitu sebagai berikut.
a. Lahir dari masyarakat yang polos, belum melek huruf, dan bersifat
tradisional.

3
b. Menggambarkan budaya milik kolektif tertentu, yang tak jelas siapa
penciptanya.
c. Lebih menekankan aspek hayalan, ada sindiran, jenaka, dan pesan mendidik.
d. Sering melukiskan tradisi kolektif tertentu.
Disamping ciri-ciri tersebut di atas, ada ciri-ciri lain yang lebih umum lagi
yakni, (a) sastra lisan banyak mengungkapkan kata-kata atau ungkapan-ungkapan
klise, (b) kedua sastra lisan sering bersifat menggurui (Endraswara, 2008:151).
Untuk genre sastra lisan di Iindonesia secara umum, dapat mengikuti panduan
yang dikemukakan oleh Hutomo (dalam Didipu, 2011:47). Menurutnya, terdapat
beberapa istilah untuk menyebut jenis dan genre sastra lisan.
1) Cerita-cerita biasa (Tales)
2) Mitos (Myths)
3) Legenda (Legends)
4) Epic (Epics)
5) Cerita Tutur (Ballads)
6) Memori (Memorates)
7) Ungkapan (Folk Speech)
8) Nyanyian (Songs)
9) Peribahasa (Proverbs)
10) Teka-teki (Riddles)
11) Puisi lisan (Rhymes)
12) Drama pnggung dan Drama Arena
Sastra lisan kabanti pada penelitian ini termasuk pada genre sastra lisan yang
ke-11 yaitu puisi lisan.
b. Kabanti Salah Satu Ragam Sastra Lisan Wakatobi
Menurut La Niampe (dalam Udu, 2008: 4) secara etimologi kabanti berasal
dari bahasa Wolio, terdiri dari dua morfem yaitu morfem terikat ka- dan morfem
bebas banti. Morfem terikat ka-berfungsi sebagai pembentuk kata benda,
sedangkan morfem bebas banti mengandung pengertian puisi. Jadi kata kabanti
berarti ‘ikhwal puisi’. Seperti yang di jelaskan oleh La Ode Nsaha (dalam Udu,
2008: 5) kabanti berarti puisi yang berisi mutiara-mutiara kebijaksanaan atau
pernyataan rasa dalam bentuk yang amat digemari dan mengena hingga di dasar
hati bahkan dalam situasi pembicaraan umum pun dalam suasana dari hati ke hati.
Menurut Udu (2008: 4) kabanti sebagai pengantar tidur merupakan kabanti
yang dinyanyikan untuk meninabobokan bayi atau anak. Kabanti sebagai
pengantar tidur mempunyai irama yang halus dan tenang, berulang-ulang,
sehingga dapat membangkitkan rasa santai,damai, dan akhirnya rasa kantuk bagi
bayi atau anak yang mendengarnya. Kabanti pengantar tidur yang digunakan oleh
orangtua (ibu atau nenek) untuk menidurkan bayi memiliki cara yang berbeda-
beda tergantung cara apa yang akan digunakan oleh orangtua untuk menidurkan

4
bayi. Ada bayi atau anak yang akan tertidur bila ditidurkan dengan cara
mengayunkannya (kabuenga), ada yang membaringkan bayi di atas tulang kering
kaki ibunya(lunga-lunga) dan ada juga yang digendong (bata-bata).
c. Nilai Didaktis
Menurut Daradjat (dkk ,2002:267) nilai adalah suatu seperangkat keyakinan
ataupun perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak
yang khusus kepada pola pemikiran, perasaan, keterikatan maupun perilaku.
Sedangkan nilai menurut Encylopedia (dalam Kaharu 2004:205) mengatakan
bahwa nilai itu sungguh-sungguh ada dalam arti bahwa ia praktis dan efektif di
dalam masyarakat. Nilai-nilai itu sungguh-sungguh satu realita dalam arti bahwa
ia valid sebagai suatu cita-cita yang benar yang berlawanan dengan cita-cita yang
palsu atau bersifat khayali nilai juga bukan semata-mata untuk memenuhi
dorongan intelek dan keinginan manusia. Nilai justru berfungsi untuk
membimbing dan membina manusia supaya menjadi lebih luhur, lebih matang
sesuai dengan martabat.
Menurut Didipu (2013: 88) Nilai didaktis disebut juga nilai pendidikan, yaitu
nilai-nilai yang mengandung nasihat, ajaran atau pesan positif berupa bimbingan
untuk melakukan kebaikan. Jadi nilai didaktis adalah nilai-nilai yang menyangkut
segala sesuatu baik atau buruknya seseorang sebagai pengalaman perilaku untuk
mendidik atau melakukan suatu kebaikan.
d. Teori Struktural
Teori struktural dianggap sebagai teori tertua dalam sastra. Artinya sebelum
teori-teori sastra lainnya bermunculan, teori struktural telah lama diterapkan.
Bahkan, beberapa teori sastra yang lain bermunculan sebagai bentuk reaksi
ketidakpuasan terhadap teori struktural (Didipu, 2013:53).Teori structural
memandang teks sastra sebagai satu struktur dan antarunsurnya merupakan satu
kesatuan utuh, terdiri dari unsur-unsur yag terkait, yang membangun satu kesatuan
yang lengkap dan bermakna. Hal ini dipertegas oleh Teeuw (dalam Didipu,
2013:52), bahwa analisis structural bertujuan untuk membongkar dan
memaparkan secermat, seteliti, semendetail dan anasir dan aspek karya sastra
yang sama-sama menghasilkan makna menyeluruh.
Demikian pula Abrams (dalam Tuloli, 2000:41) dijelaskan bahwa
strukturalisme adalah suatu system yang melihat suatu struktur lengkap dan paling
menentukan dalam dirinya, dimana unsur-unsurnya saling berhubungan secara
timbal balik, sehingga dapat dikatakan bahwa strukturalisme adalah pendekatan
obyektif yang menitikberatkan pada karya sastra, karena teori struktural adalah
bentuk pendekatan yang objektif .
Analisis struktural dapat berupa kajian yang menyangkut realasi unsur-unsur
dalam mikroteks, satu wacana, dan relasi intertekstual (Hartoko dalam
Nurgiyantoro, 2010:38). Analisis unsur-unsur mikroteks itu misalnya berupa

5
analisis kata-kata dalam kalimat, atau kalimat-kalimat dalam aline atau konteks
wacana yang lebih besar.
Teori strukutral dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan unsur-
unsur yang ada pada kabanti. Sebab kabanti merupakan bagian dari genre sastra
lisan yang bersifat puisi lisan. Adapun struktur batin yang terdapat pada genre
sastra puisi meliputi tema, rasa, nada, amanat. Paparan lebih lanjut tentang unsur
puisi sebagai berikut :
1. Tema
Richards (dalam Amnuddin, 2010:150) menyatakan tema adalah sesuatu yang
diciptakan atau digambarkan oleh penyair lewat puisi yang dihadirkannya.
Pandangan lain dikemukakan oleh Djojosuroto (dalam Didipu, 2013:36) Tema
adalah konsep utama yang dikembangkan dalam sebuah puisi.
2. Rasa
Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat
dalam puisinya. Waluyo (dalam, Didipu, 2013:37) rasa adalah perasaan
gembira, sedih, terharu, tersinggung, patah hati, sombong, tercekam, cemburu,
kesepian, takut, dan menyesal.
3. Nada
Nada (tone) yaitu sikap peyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan
dengan tema dan rasa. Richards (dalam Aminuddin, 2010:150) nada adalah
sikap penyair terhadap pembaca sejalan dengan pokok pikiran yang
ditampilkannya.
4. Amanat
Amanat (itentiol) tujuan/maksud sadar maupun tidak, ada tujuan yang
mendorong pentairmenciptakan puisi. Waluyo (dalam Didipu, 2013:39) makna
yang terkandung di dalamnya dihadirkan secara tersirat dan bukan tersurat.
Oleh sebab itu, amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca puisi itu.
5. Diksi
Diksi adalah pilihan kata yang tepat pada penulisan puisi. Keberhasilan puisi
dicapai dengan mengintensifkan pilihan kata yang tepat. Keraf (dalam Didipu,
2013:38) mengatakan bahwa pilihan kata atau diksi adalah kemampuan
membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin
disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuain (cocok) dengan
situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok pendengar.
6. Imaji
Imaji merupakan citraan yang berfungsi untuk memberikan gambaran yang
jelas, menimbulkan suasana yang khusus, membuat hidup gambaran dalam
pikiran dan penginderaan dan juga untuk menarik perhatian pembaca (Badrun
dalam Didipu, 2013:41). Dengan kata laian Imaji adalah suatu kata atau
kelompok kata yang gunakan untuk menggunakan kembali kesan-kesan panca

6
indera dalam jiwa kita di antaranya adalah imaji pandang, dengar, rasa, dan
kecap.
7. Kata Nyata
Tuloli, dkk (dalam Didipu, 2013:41) mengatakan, kata nyata adalah yang jika
dilihat secara denotatif sama tetapi secara konotatif tidak sama menurut
kondisi situasi pemakainya.Kata nyata sebagai penerang imaji agar mudah
menafsirkan sebuah syair puisi atau kata nyata adalah kata yang konkret. Oleh
sebab itu, Waluyo (Didipu, 2012:57) menyatakan bahwa dengan kata yang
diperkonkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau
keadaan yang dilukiskan oleh penyair.
8. Majas
Untuk lebih membangkitkan imajinasi dalam suatu puisi, digunakan majas
yang merupakan bahasa kias atau gaya bahasa, Tarigan (Didipu, 2012:57).
Majas adalah sebagian dari gaya bahasa untuk menarik pembaca. Sebuah karya
sastra itu indah dan sebagai penghibur, jadi untuk lebih memperindah dan
dapat menarik perhatian pembaca maka digunakan majas atau bahasa kias.
Menurut Sugono (Didipu, 2013:42) majas ialah bahasa yang maknanya
melampaui batas yang lazim. Majas atau kiasan adala bahasa yang di lebih-
lebihkan dari kenyataan yang ada.
9. Ritme / Rima
Menurut Tarigan (Didipu, 2013:42) Ritme atau irama adalah turun naiknya
suara secara teratur. Sedangkan rima atau sajak adalah persamaan bunyi,
sedangkan rima atau sajak menurut Tarigan ialah persamaan bunyi. Rima
berdasarkan bunyi terdiri atas rima sempurna, rima tak sempurna, mutlak,
terbuka, tertutup, aliterasi, `asonansi, dan disonansi. Sedangkan rima
berdasarkan letak kata-katanya dalam baris dibagi atas rima awal, tengah,
akhir, tegak, datar, sejajar, berpeluk, bersilang, rangkai, kembar, patah.
BAB 3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik. Metode deskriptif
analitik merupakan metode yang digunakan untuk menggambarkan apa adanya
tentang objek yang diteliti. Menurut Ratna (2010: 53) bahwa metode deskriptif
analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian
disusul dengan analisis. Metode deskriptif analitik ini, digunakan untuk
mendeskripsikan atau menjelaskan dan menganalisis struktur, dan nilai didaktis
sastra lisan kabanti dalam masyarakat Wakatobi.
a. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui data primer dan data
sekunder. Menurut Sukardi (dalam Tuloli, 2012:49) bahwa sumber primer adalah
sumber data yang langsung dari tangan pertama atau pelaku peristiwa, saksi mata
(data autentik/asli. Sedangkan sumber sekunder adalah yang berasal dari orang

7
lain yang bukan pelaku atau saksi langsung. Mereka hanya mendengar, membaca,
mendalami, dari sumber yang ditulis atau diceritakan orang lain, atau benda-benda
tiruan dan salinan dan salinan dari tulisan. Pada penelitian ini sumber primer
terdapat pada dokumen teks puisi lisan kabanti itu sendiri, sedangkan sumber
sekunder terdapat pada penutur atau informan sesuai dengan kriteria. Adapun
kriteria-kriteria informan menurut Didipu (2011:116) sebagai berikut: (1)
sebaiknya masyarakat asli di mana sastra daerah itu berada. (2) memahami benar
seluk-beluk peradatan, budaya, dan sastra daerah yang diteliti. (3) sebiknya pelaku
utama dalam sastra daerah itu, langsung dari penutur, pencerita, atau penebang
sastra lisan. (4) artikulasi jelas dan daya ingatanya masih kuat.
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penlitian ini, dilakukan dengan cara
mengumpulkan seluruh informasi atau keterangan langsung dari lapangan. Selain
informasi dari lapangan, pada pengumpulan data juga menggunakan studi
kepustakaan. Studi kepustakaan ini dimaksudkan untuk mengembangkan aspek
teoretis maupun aspek praktis. Oleh karena itu studi kepustakaan dalam penelitian
ini untuk memperoleh dan membangun landasan teori dan kerangka berfikir.
Adapun teknik mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Teknik wawancara
Menurut Narbuko dan Achmadi (2008:83) wawancara adalah proses tannya-
jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau
lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau
keterangan-keterangan. Wawancara ini dapat dipakai untuk melengkapi data yang
diperoleh melalui observasi. Dalam penelitian ini teknik wawancara dimaksudkan
untuk mengumpulkan secara keseluruhan informasi puisi lisan kabanti baik dari
segi isi maupun arti melalui tokoh adat secara langsung.
2. Teknik dokumen
Teknik dokumen merupakan teknik pengumpulan data-data tertulis. Seperti
yang dikemukakan oleh Arikunto (2005:244) bahwa analisis dokumen merupakan
suatu teknik penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan
dalam rekaman, baik gambar, suara, tulisan, atau bentuk rekaman lainnya. Dalam
penelitian ini, teknik dokumen digunakan untuk mengumpulkan data dari tulisan
atau buku-buku yang membahas ragam sastra lisan kabanti. Teknik ini hanya
dijadikan sebagai pelengkap kata yang diperoleh dari tuturan pemangku adat.
c. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah isi dari teks
puisi lisan kabanti pengantar tidur, yang kemudian disesuaikan dengan teori.
Adapun data yang di analisis dengan beberapa langkah yaitu sebagai berikut:
1. Menganalisis teks kabanti pada bagian keseluruhan isi yang diuraikan
lengkap dengan penerjemah.

8
2. Mendeskripsikan struktur-struktur yang terdapat pada puisi lisan kabanti
3. Mendeskripsikan nilai-nilai didaktis yang terdapat pada puisi lisan kabanti

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN PROGRAM

4.1 BIAYA
Tabel 1. Rincian Biaya Penelitian
No Kegiatan Unit Harga Jumlah
1 Bahan dan Peralatan
a.Tinta Hitam/Warna 2 Paket Rp 95.000 Rp 190.000
b. Kertas HVS 3 Rim Rp 35,000 Rp 105,000
c. Dokumentasi 1 Paket Rp 400,000 Rp 500,000
2 Transportasi 3 Org Rp 1.000,000 Rp 3.000.000
3 Akomodasi 3 Org Rp 600,000 Rp 1.800.000
4 Pengumpulan Referensi
a. Beli Buku 6 Buah Rp 100.000 Rp 600.000
b. internet 5 paket Rp. 20.000 Rp 100.000
5 Pembuatan Laporan 5 Rangkap Rp 100,000 Rp 500.000
6 Analisis Data 1 Paket Rp 500,000 Rp 500.000
7 Presentase Hasil 1 Paket Rp1.300.000 Rp1.300.000
8 Lain-Lain 1 Paket Rp 500,000 Rp 500.000
Total Rp 9.095.000

4.2 JADWAL KEGIATAN


Tabel 2. Jadwal Kegiatan Program
Bulan Ke-1 Bulan Ke-2
No Kegiatan Minggu Ke Minggu Ke
I II III IV I II III IV
1 Pengurusan Surat Penelitian
Penyusunan Instrument
2
Penelitian
3 Pengambilan Data:
a. Observasi
b. Wawancara
c. Dokumentasi
4 Perampungan Data
5 Analisis Data
6 Penyusunan Laporan Penelitian
7 Penjilidan

9
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Didipu, Herman. 2013. Sastra Daerah konsep dasar, Ancangan dan
penelitiannya. Yogyakarta: Deepublish.
Didipu, Herman. 2012. Berkenalan Dengan Sastra. Jakarta : Dapur Buku.
Didipu, Herman. 2013. Teori Pengkajian Sastra. Bandung : Mujahid Press.
Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Media
Pressindo.
Kaharu, Usman. 2004. Filsafat Ilmu. Gorontalo: Nurul Jannah
Ratna Kutha, Nyoman. 2010. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pusataka Belajar.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press
Narbuko, Cholid. Achmadi, Abu. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Tuloli, Nani. 1995. Khazanah Sastra Lisan. Gorontalo: STIKIP
Tuloli, Nani. 2000. Kajian Sastra. BMT. Nurul Jannah
Udu, Sumiman. 2008. Tradisi Lisan Kabanti: Fungsi dan Perannya dalam Masyarakat
Wakatobi.http://Users/CERUT/Documents/daearrarh/Sumiman%20Udu.ht
m. Diakses 23 Desember 2014.
Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra.Yogyakarta: Pusataka
Pelajar.

10
Lampiran 1:

BIODATA KETUA

Nama Lengkap : Wa Nuri La Sule


NIM : 311411075
Tempat Tanggal Lahir : Sofan, 16 November 1992
Pekerjaan : Mahasiswa UNG
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Sastra dan Budaya
Alamat Asal : Desa Sofan, Kec. Taliabu Timur Selatan, Kab.
Pulau Taliabu, Prov. Maluku Utara
Alamat Sekarang : Jl. Membramo perum permata aril, Kel. Tanggikiki
Kec. Sipatana, Kota Gorontalo
Pendidikan Formal :
1. SD Negeri 1 Sofan; Tahun 1998-2004
2. SMP Negeri 1 Tal-Tim-Sel; Tahun 2004-2007
3. SMA Negeri 1 Tal-Tim-Sel; Tahun 2007-2010

Gorontalo, 8 Oktober 2015

Wa Nuri La Sule
NIM. 311411075

11
BIODATA ANGGOTA 1

Nama Lengkap : Sulfitri Weu


NIM : 621410040
Tempat Tanggal Lahir : Losseng, 24 Maret 1993
Pekerjaan : Mahasiswa UNG
Jurusan : Peternakan
Fakultas : Pertanian
Alamat Asal : Desa Losseng, Kec. Taliabu Timur Selatan, Kab.
Pulau Taliabu, Prov. Maluku Utara
Alamat Sekarang : Jl. Membramo perum permata aril, Kel. Tanggikiki
Kec. Sipatana, Kota Gorontalo
Pendidikan Formal :
1. SD Alhilal Losseng; Tahun 1998-2004
2. SMP Negeri 1 Tal-Tim-Sel; Tahun 2004-2007
3. SMA Negeri 1 Sanana; Tahun 2007-2010

12
BIODATA ANGGOTA 2

Nama Lengkap : Mas’ud Manurut


NIM : 311411009
Tempat Tanggal Lahir : Banggai Kepulauan, 20 Oktober 1992
Pekerjaan : Mahasiswa UNG
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Sastra dan Budaya
Alamat Asal : Banggai Kepulauan
Alamat Sekarang : Jl. Syarini Abdula, Kel. Limba U II, Kec. Kota
Selatan, Kota Gorontalo
Pendidikan Formal :
1. SDN Dungkean; Tahun 1999-2005
2. SMP Negeri 2 Bangkurung; Tahun 2005-2008
SMA Negeri 1 Banggai; Tahun 2008-2011

13
Lampiran II:
BIODATA DOSEN PENDAMPING

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Muslimin, S.Pd, M.Ps


2 Jenis Kelamin L
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 197708172005011004
5 NIDN 0017087705
6 Tempat dan Tanggal Lahir Noge Sulawesi Tengah, 17 Agustus 1977
7 E-mail musnoval@yahoo.co.id,
muslimin@ung.ac.id
082343263056
9 Nomor Telepon/HP
10 Alamat Kantor Jl. Jend. Sudirman No. 6 Kota Gorontalo
11 Nomor Telepon/Faks 0435-821125/0435-821752
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = 50 orang; S-2 = 0 orang; S-3 = 0
orang
1. Interaksi Pembelajaran Bhs. Indonesia
2. Evaluasi Pembelajarn Bhs. Indonesia
13. Mata Kuliah yg Diampu
3. Telaah Kurikulum dan Buku Teks BI
4. Apresiasi Puisi
5. Psikolinguistik
6. Menulis Karya Ilmiah
7. Belajar dan Pembelajaran BI
8. Pengantar Jurnalistik
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-
Nama Perguruan IKIP Negeri Universitas 3
Universitas
Tinggi Gorontalo Negeri Jakarta Negeri Jakarta
Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Pendidikan Pendidikan
dan Sastra Bahasa Bahasa
Tahun Masuk-Lulus Indonesia
1996-2000 2002-2006 2008-2012
Judul Analisis Nilai Kemampuan Model
Skripsi/Tesis/Disertasi Religius Apresiasi Puisi Pembelajaran
Perwatakan Tokoh pada Mahasiswa Menulis
Utama Novel Universitas Akademik
Atheis Negeri Gorontalo Berbasis
Nama Prof. Dra. Hj. Dr. S. Effendi Masalah
Prof. Dr. Emzir,
Pembimbing/Promotor Mintje Musa M.Pd
Kasim

14
C. PENGALAMAN KERJA (10 pengalaman terbaik)
Tahun Institusi/Lembaga Jabatan Jangka Waktu
1999-2002 Bappeda Provinsi Gorontalo Staf/Sekretaris 3 tahun
Pimpinan
2005 Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Dosen Tetap 8 tahun
2010 ADB dan Kemendiknas Surveyor 6 bulan

D. PENGALAMAN SEBAGAI REVIEWER (5 tahun terakhir)


Tahun Bidang Penyelenggara Jangka Waktu
2010 Seleksi Penerimaan Mahasiswa ITB dan Diknas 1 minggu
Program D1 Teknis Survei dan Kab. Bone
Pemetaan di Gorontalo Bolango
2012 Pengabdian Masyarakat LPM Universitas 1 minggu
Negeri Gorontalo
2012 Penulisan Karya Ilmiah bagi Kantor Bahasa 1 minggu
Mahasiswa Prov. Gorontalo
2014 Reviewer Beasiswa Pendidikan Lembaga 1 tahun
Indonesia, Lembaga Pengelola Pengelola Dana
Dana Pendidikan Kementerian Pendidikan
Keuangan RI Kementerian
Keuangan RI

E. PENGALAMAN PELATIHAN/WORKSHOP( 5 tahun terakhir)


Institusi
Tahun Jenis Pelatihan/Workshop Jangka Waktu
Penyelenggara
2012 Workshop Penulisan Karya Ilmiah Univ. Negeri 2 hari
bagi Mahasiswa Gorontalo
2013 Pelatihan Pengimputan Data melalui Dikti 2 hari
Simlitabmas Dikti Kemendibud Kemendikbud

F. PENGALAMAN RISET (5 tahun terakhir)


Tahun Judul Riset Sumber Dana
2010 Profesionalisme dan Kesejahteraan Guru Pasca Mandiri
Sertifikasi Dampaknya terhadap Peningkatan Prestasi
Belajar Siswa
2012 Kemampuan Apresiasi Puisi pada Mahasiswa PNBP UNG
Universitas Negeri Gorontalo
2012 Model Pembelajaran Menulis Akademik Berbasis Mandiri
Masalah
2014 Pengembangan Aplikasi Repositori Digital Budaya BOPTN Dikti
Gorontalo Dalam Upaya Melestarikan Budaya Lokal

15
G. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DALAM
LIMA TAHUN TERAKHIR
Pendanaan
Tahu Judul Pengabdian
No. Jlh
n kepada Masyarakat Sumber
(juta Rp)
1. 2007 Menjadi Tutor pada Mahasiswa UPBJJ UT UPBJJ UP --
Gorontalo Gorontalo
2010 Menjadi Surveyor Pelayanan Standar Asian 10
Minimum Tingkat SD dan SMP di Provinsi Development
Gorontalo Bank (ADB)
2010 Menjadi Tim Pengumpul Data Penyaluran Balitbang 5
Beasiswa Kementerian Pendidikan Kementerian
Nasional di perguruan tinggi di Gorontalo Pendidikan
Nasional
2. 2012 Memberikan Materi pada Bimtek Penulisan PNBP 1.375
Artikel Ilmiah pada Mahasiswa Universitas
Negeri
Gorontalo
3. 2014 Hibah IbM Pemberdayaan Kelompok Hibah Dikti 42.5
Remaja Kurang Beruntung dan
Termarjinalkan sebagai Calon
Pewirausaha Kecil Baru di Kompleks
Pasar Tradisional Kota Gorontalo (Suatu
Usaha Pembinaan Pendidikan
Kewirausahaan Berbasis EFSD: Education
for Sustainable Development)

H. PENGALAMAN SEBAGAI PEMBIMBING TESIS/ DISERTASI (5


tahun terakhir)
Tahun Judul Tesis/ Disertasi Tesis Disertasi
2012 Meningkatkan Kemampuan Mengidentifikasi Unsur √
Intrinsik Cerita melalui Media Audio Visual pada
Siswa Kelas V Sdn No. 13 Kota Barat (Tesis)

I. KARYA ILMIAH (5 tahun terakhir) Buku/Jurnal/Makalah


Tahun Judul Penerbit/Jurnal/ Media
a. Buku
2012 Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Ideas Publising
Gorontalo
b. Jurnal
2011 Perlunya Inovasi dalam Pembelajaran Bahasa Vol.1 No. 1 Mei 2011/
dan Sastra Indonesia: Solusi Mengatasi Jurnal Bahasa, Sastra
Problem Klasik Pengajaran Bahasa dan Sastra dan Budaya Universitas

16
di Sekolah Negeri Gorontalo
2011 Analisis Buku Teks Bahasa Indonesia untuk Vol.1 No. 2 September
SMP Kelas IX dengan Pendekatan Tematik 2011/Jurnal Bahasa,
Sastra dan Budaya
Universitas Negeri
Gorontalo
c. Makalah
2010 Perlunya Inovasi dalam Pembelajaran Bahasa Universitas Negeri
dan Sastra Indonesia Gorontalo
2012 Problematika Pengajaran Bahasa dan Sastra Prosiding-FBS Univ.
Indonesia pada Jenjang SMA di Provinsi Negeri Padang
Gorontalo
2012 Pendidikan Multikultural sebagai Perekat Prosiding-FIB Univ.
Budaya Nusantara Menuju Indonesia yang Indonesia
Lebih Baik

J. KONFERENSI DAN SEMINAR (5 tahun terakhir)


Panitia/Peserta/
Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara
Pembicara
2010 Seminar Nasional Bahasa dan Universitas Negeri Pembicara
Sastra Indonesia Gorontalo
2012 Seminar Internasional Bahasa dan Seni Fakultas Bahasa Pembicara
Seni Fakultas Bahasa dan Seni dan Seni Universitas
Universitas Negeri Padang Negeri Padang
2013 Seminar Internasional Multikultural FIB Univ. Indonesia Pembicara
& Globalisasi
2014 Seminar Nasional Sastra IndonesiaUniversitas Negeri Pembicara
Gorontalo
2014 Seminar Internasional Pendidikan FKIP Lambung Pembicara
Karakter Mangkurat Banjarmasin,
Kalimatan Selatan

K. PENGALAMAN KEPEMIMPINAN
Tingkat Ruang Lingkup Jabatan Jangka waktu
a. International

b. Nasional

c. PT/Lembaga
Kepala Pusat Studi Pengkajian Penerapan 2012-sekarang
Hasil-Hasil Penelitian Bidang Eksakta,
Sosial dan Budaya, LPM Univ. Negeri
Gorontalo
Ketua Tim Akreditasi Prodi Pendidikan 2012-sekarang
Bahasa dan Sastra Indonesia, Univ. Negeri

17
Gorontalo
Ketua Tim Pengelola Jurnal Ilmiah LPM 2012-sekarang
Univ. Negeri Gorontalo
Sekretaris Pengelola Jurnal Ilmiah Prodi 2012-sekarang
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Univ. Negeri Gorontalo
L. PENGHARGAAN
Tahun Bentuk Penghargaan Pemberi
2012 Relawan Pembentukan Provinsi Gorontalo Ormas Nasdem
Provinsi
Gorontalo

M. ORGANISASI PROFESI/ILMIAH
Jabatan/Jenjang
Tahun Jenis/Nama Organisasi
Keanggotaan
2005-sekarang Persatuan Guru Republik Indonesia Cabang Anggota
Univ. Negeri Gorontalo
2005-sekarang HISKI Anggota

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Dikti.

Gorontalo, 8 Oktober 2015


Yang menyatakan,

(Dr. Muslimin, S.Pd, M.Pd)

18
Lampiran III: Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Alamat : Jl. Jenderal Sudirman No. 6 Kota Gorontalo – 96128
Telepon 0435. 821125 – 825424 Fax 0435. 821752
Laman : www.ung.ac.id
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Wa Nuri La Sule
NIM : 311 411 075
Program Studi : S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Sastra dan Budaya
Dengan ini menyatakan bahwa usulan (Isi sesuai dengan bidang PKM)
saya dengan judul: NILAI DIDAKTIS SASTRA LISAN KABANTI
PENGANTAR TIDUR DALAM MASYARAKAT WAKATOBI yang
diusulkan untuk tahun anggaran 2015-2016 bersifat original dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan
ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas
negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.

Gorontalo, 8 Oktober 2015

Yang Menyatakan

Wa Nuri La Sule
NIM. 311411075

19

Anda mungkin juga menyukai