PERENCANAAN LANSKAP
BAGI PENGEMBANGAN AGROWISATA
DI DESA-DESA PUSAT PERTUMBUHAN
KAWASAN AGROPOLITAN CIANJUR
Oleh:
SEPTAMIA HALIDA
A34201025
RINGKASAN
SEPTAMIA HALIDA. Perencanaan Lanskap bagi Pengembangan
Agrowisata di Desa-Desa Pusat Pertumbuhan Kawasan Agropolitan Cianjur.
(Dibawah bimbingan ALINDA F.M. ZAIN dan SITI NURISJAH)
Desa Sukatani, Kecamatan Pacet dan Desa Sindangjaya, Kecamatan
Cipanas merupakan desa-desa inti pusat rintisan pengembangan kawasan
Agropolitan Cianjur, sebagai lokasi kawasan studi yang dikembangkan sebagai
kawasan agrowisata. Kawasan studi ini memiliki total luas wilayah 1.525,201
Ha dan terletak di sebelah Utara Kota Cianjur dengan jarak tempuh 23 km dari
ibukota kabupaten tersebut.
Metode yang digunakan dalam perencanaan kawasan ini adalah metode
Gold (1980) yang telah disesuaikan dengan tujuan perencanaan, dengan
pendekatan sumber daya alam pertanian yang dimiliki kawasan. Proses
perencanaan lanskap diawali dengan persiapan studi kemudian dilanjutkan dengan
pengumpulan dan analisis data yang berkaitan dengan potensi dan kendala dalam
pengembangan kawasan agrowisata. Konsep agrowisata ditentukan terlebih
dahulu untuk memudahkan serta mengarahkan pengambilan data.
Konsep dasar perencanaan kawasan adalah mengembangkan tapak sebagai
kawasan agrowisata berwawasan pendidikan pertanian dengan memaksimalkan
potensi komoditi serta alam pertanian dan pegunungan yang dimiliki kawasan
secara optimal. Studi perencanaan lanskap agrowisata bertujuan untuk
meningkatkan aktivitas wisata pertanian, meningkatkan wawasan pendidikan dan
apresiasi pertanian khususnya bagi wisatawan, melestarikan potensi alam
pertanian dan pegunungan serta meningkatkan kualitas lingkungan alamnya. Pada
akhirnya, pengembangan kawasan agrowisata diharapkan dapat menjadi alternatif
daerah tujuan wisata pada Kawasan Puncak serta sebagai alternatif sumber
pendapatan bagi masyarakatnya, baik dari produksi ataupun jasa.
Perencanaan kawasan studi diawali dengan mengidentifikasi dan
meruangkan potensi pertanian kawasan, penataan ruang-ruang tersebut,
mengembangkan aktivitas dan fasilitas yang memungkinkan dan selanjutnya
dihubungkan dengan jalur sirkulasi agrowisata. Konsep dasar kawasan
selanjutnya dikembangkan pada konsep ruang, konsep aktivitas dan fasilitas serta
konsep jalur agrowisata. Konsep ruang terbagi atas ruang utama agrowisata, ruang
pendukung agrowisata serta ruang penyangga. Konsep aktivitas dibagi atas
aktivitas aktif dan pasif, berdasarkan keikutsertaan wisatawan dalam proses
pertanian, sedangkan konsep fasilitas adalah penyediaan fasilitas yang fungsional,
estetik, penempatan yang tepat, mudah pemeliharaan serta mendukung karakter
tapak sebagai kawasan agrowisata. Konsep sirkulasi di dalam kawasan adalah
meningkatkan kenyamanan baik bagi wisatawan ataupun masyarakat.
Data yang digunakan dalam studi perencanaan agrowisata berupa faktor
utama agrowisata, mencakup data letak, luas dan batas tapak, tata guna lahan,
topografi dan kelas kemiringan lahan, objek dan atraksi agrowisata serta
pariwisata sekitar tapak, aksesibilitas dan sistem transportasi, fasilitas agrowisata,
informasi dan promosi agrowisata serta aspek visual di dalam kawasan
agrowisata. Sedangkan faktor pendukung agrowisata mencakup aspek fisik berupa
iklim dan jenis tanah, serta aspek pengelolaan kawasan berupa pengelolaan
agrowisata dan rencana tata ruang wilayah.
Setelah melakukan analisa data baik secara deskriptif maupun spasial,
proses perencanaan dilanjutkan pada tahap sintesis yang menghasilkan block plan,
suatu rencana ruang yang diinginkan di dalam kawasan. Tahapan selanjutnya
berupa perencanaan lanskap kawasan agrowisata yang terdiri atas rencana tata
ruang, pengembangan aktivitas dan fasilitas, serta rencana jalur agrowisata.
Pada tahap perencanaan ruang kawasan agrowisata dihasilkan ruang utama
agrowisata, ruang pendukung agrowisata serta ruang penyangga. Ruang utama
agrowisata terdiri dari sub ruang atraksi agrowisata tanaman hias (2%), dengan
aktivitas pengamatan, ikut serta dalam aktivitas budidaya hingga berbelanja atau
sekedar jalan-jalan dan berfoto; sub ruang atraksi agrowisata tanaman sayuran
(47%), dengan aktivitas pengamatan, mengikuti aktivitas budidaya hingga
aktivitas pasif lainnya seperti jalan-jalan, beristirahat ataupun berfoto; sub ruang
atraksi agrowisata buah (2%) dengan aktivitas pengamatan, ikut serta dalam
aktivitas budidaya, hingga memetik sendiri buah yang akan dikonsumsi atau
dibawa pulang; agrowisata peternakan (1.5%) dengan aktivitas pengamatan,
mempelajari pola dan cara berternak serta mempelajari budidaya hewan ternak.
Wisatawan juga dapat secara langsung memberi makan hewan ternak ataupun
memerah susu.
Ruang pendukung agrowisata terdiri dari ruang penerimaan (0.5%), dengan
aktivitas memperoleh informasi dan tiket; ruang pelayanan (1.3%) dengan
aktivitas pendukung agrowisata seperti istirahat, makan dan minum, berbelanja,
memarkir kendaraan ataupun beribadah; ruang transisi (3%) dengan aktivitas
istirahat dan jalan santai; ruang masyarakat (11.7%) yang dapat memberikan
suasana pedesaan bagi wisatawan yang ingin bermalam di kawasan agrowisata,
sedangkan ruang penyangga (31%) sebagai fungsi penyangga kawasan terhadap
aktivitas agrowisata dengan aktivitas berorientasi pada alam, seperti nature trail,
viewing ataupun photohunting. Fasilitas yang disediakan pada masing- masing sub
ruang tersebut berdasarkan tujuan serta konsep yang diharapkan dan aktivitas
yang direncanakan.
Jalur sirkulasi di dalam kawasan dibagi menjadi jalur wisatawan dan jalur
masyarakat. Jalur wisatawan terbagi atas jalur primer yang ditujukan bagi
kendaraan wisata, baik kendaraan pribadi ataupun kendaraan wisata, jalur
sekunder bagi kendaraan sepeda dan jalur tersier bagi pejalan kaki. Sedangkan
jalur masyarakat terbagi atas jalur primer bagi kendaraan produksi dan kendaraan
umum, serta jalur sekunder bagi pejalan kaki. Pemisahan jalur ditujukan untuk
meningkatkan kenyamanan serta mengurangi konflik bagi masing-masing tujuan
tersebut.
Proses perencanaan lanskap menghasilkan alternatif rencana lanskap
(landscape plan) kawasan agrowisata dengan rencana perjalanan (touring plan)
untuk kegiatan agrowisata. Identifikasi potensi komoditi pertanian menghasilkan
diversifikasi sub ruang atraksi agrowisata dengan keragaman aktivitas yang dapat
memperpanjang waktu kunjung wisatawan, mengurangi kemonotan serta
meningkatkan pendapatan bagi masyarakatnya.
Studi perencanaan kawasan agrowisata merupakan perencanaan makro
dengan mengidentifikasi serta mengoptimalkan potensi ruang pertanian pada
kawasan, sehingga dapat dilanjutkan dengan perencanaan yang lebih detil
PERENCANAAN LANSKAP
BAGI PENGEMBANGAN AGROWISATA
DI DESA-DESA PUSAT PERTUMBUHAN
KAWASAN AGROPOLITAN CIANJUR
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh:
Septamia Halida
A34201025
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
Nama
NRP
: PERENCANAAN LANSKAP
BAGI PENGEMBANGAN AGROWISATA
DI DESA-DESA PUSAT PERTUMBUHAN
KAWASAN AGROPOLITAN CIANJUR
: Septamia Halida
: A34201025
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
RIWAYAT HIDUP
SEPTAMIA HALIDA dilahirkan di Magelang pada tanggal 7
September 1983 dari ibu Tri Murti dan ayah Syafei Yakub. Penulis merupakan
putri keempat dari lima bersaudara.
Pendidikan diawali penulis pada Taman Kanak-Kanak Pertiwi Bandar
Lampung pada tahun 1989. Kemudian dilanjutkan pada SD Pahoman Tanjung
Karang, SD Negeri Cibeusi, Jatinangor dan lulus dari SD Negeri Magelang VI
pada tahun 1995. Pada tahun yang sama masuk di SMP Negeri I Magelang dan
lulus pada Tahun 1998. Pada tahun yang sama penulis masuk di SMU Negeri 10
Bandung dan lulus pada tahun 2001.
Pada tahun yang sama pula penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB pada Program Studi Arsitektur Lanskap,
Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. Selama perkuliahan, penulis
pernah menjadi asisten Mata Kuliah Perancangan Lanskap pada tahun ajaran
2003/2004 serta Tehnik Arsitektur Lanskap bagi Program Studi IPSL IPB
(program Diploma) pada tahun ajaran 2004/2005. Selain itu penulis pernah turut
serta sebagai surveyor pekerjaan pertamanan kantor Dinas Pendidikan Nasional,
surveyor penanaman rehabilitasi mangrove jalan Tol Soediyatmo, drafter taman
rumah serta drafter dan pelaksana taman sekolah SMUN 3 Depok.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Judul studi ini berjudul Perencanaan Lanskap bagi Pengembangan Agrowisata di
Desa-Desa Pusat Pertumbuhan Kawasan Agropolitan Cianjur dan disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Rasa terima kasih dan penghargaan tak terhingga penulis sampaikan kepada
ayah dan mama yang telah mencurahkan segala cinta, kasih sayang, doa dan
dukungannya. Selain itu terima kasih pula penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Ir. Alinda FM. Zain, Msi selaku dosen pembimbing skripsi I sekaligus
pembimbing akademik yang telah memberikan perhatian, arahan,
bimbingan serta dukungan kepada penulis.
2. Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah
berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan serta
bimbingan selama penyusunan skripsi.
3. Dr. Ir. Nizar Nasrullah, MAgr selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan berarti.
4. Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur serta Badan Penyuluh Pertanian
Desa Sindangjaya dan Sukatani atas segala kemudahan dalam perolehan
data.
5. Keluarga besar Bapak Haji Sobandi atas segala bantuannya selama di
Cianjur.
6. Kakak dan adikku tercinta: Bang Rinal, Mbak Tama dan Mas Johar, Mas
Rossi, Dian, Bang Arli serta seluruh keluarga atas cinta, kasih sayang, doa
dan seluruh dukungannya.
7. Rinrin Kodariyah atas persahabatan dan kebersamaan yang indah.
8. Aci, Dina, Inke, Doe, Muti, Liza, Fey (atas segala bantuan, persahabatan,
kebersamaan dan kenangan yang indah).
9. Gin gin Ginanjar, terima kasih banyak...
10. Pimpim, Icha, Davi, Kiki, (atas semangat dan segala dukungannya), Asti,
Nuning, Sandi (atas segala bantuannya) serta seluruh teman-teman
Lanskap 38: Juprie, Imam, Rika, Alun, Tata, Hijrah, Herry, Ani, Iffa,
Alma, Dian, Eno, Bessy, Ana, Angga, Rida, Katrin, Nina, Acil, Yayat,
mas Doko, atas kehangatan persahabatannya.
11. Keluarga Twin House: Rin2, Liza, mbak Esthi (terimakasih atas segala
bantuan, masukan, kritikan dan dukungannya), mbak Ena, Yutun, mbak
Rini, Bunda, Uni dan mbak Ocha atas kehangatan, semangad dan
keceriannya.
12. Yenot, Dwi, Wuri, Issue, Tanti dan Erna atas persahabatan yang indah.
13. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga studi ini dapat memberikan manfaat demi kelanjutan penelitian di
masa yang akan datang. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.
Penulis
10
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................. 1
Tujuan Studi ................................................................................................ 2
Kegunaan Studi............................................................................................ 2
Kerangka Pikir Perencanaan........................................................................ 2
TINJAUAN PUSTAKA
Agropolitan.................................................................................................. 4
Perencanaan
Pengertian Perencanaan...................................................................... 4
Perencanaan Lanskap ......................................................................... 4
Rekreasi
Pengertian Rekreasi............................................................................ 5
Sumberdaya Rekreasi ......................................................................... 5
Perencanaan Kawasan Rekreasi ......................................................... 6
Wisata
Pengertian Wisata............................................................................... 6
Sumberdaya Wisata ............................................................................ 7
Perencanaan Kawasan Wisata ............................................................ 7
Produk Wisata.............................................................................................. 7
Objek dan Atraksi Wisata .................................................................. 8
Pelayanan Wisata ............................................................................... 9
Aksesibilitas dan Sistem Transportasi ............................................... 9
Informasi Wisata ................................................................................ 9
Promosi Wisata .................................................................................. 10
Agrowisata
Pengertian Agrowisata ....................................................................... 10
Lanskap Agrowisata ........................................................................... 10
Ruang Lingkup dan Potensi Agrowisata ............................................ 11
Manfaat Agrowisata ........................................................................... 12
Aktivitas Agrowisata .......................................................................... 13
Fasilitas Agrowisata ........................................................................... 14
Perencanaan Agrowisata .................................................................... 14
Pengembangan Agrowisata ................................................................ 15
Pengelolaan Agrowisata ..................................................................... 16
METODOLOGI
Tempat dan Waktu....................................................................................... 18
Batasan Studi ............................................................................................... 19
Proses Perencanaan Lanskap ....................................................................... 19
Bentuk Hasil Studi ....................................................................................... 22
11
12
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jenis, Bentuk dan Sumber Data ...................................................................... 20
2. Analisis Pola Pemanfaatan Lahan pada kawasan agrowisata ......................... 31
3. Kriteria Kesesuaian Lahan menurut Keppres No. 32 tahun 1990................... 35
4. Potensi Eksisting Objek dan Atraksi Kawasan Agrowisata............................ 41
5. Analisis Objek dan Atraksi Wisata Kawasan Agrowisata .............................. 43
6. Analisis Pengembangan Aktivitas Agrowisata ............................................... 44
7. Objek Wisata disekitar Kawasan Agrowisata ................................................. 45
8. Analisis Jalan pada Kawasan Agrowisata....................................................... 49
9. Analisis Fasilitas Wisata Kawasan Agrowisata .............................................. 52
10. Analisis Informasi Kawasan Agrowisata ........................................................ 54
11. Analisis Jenis Tanah pada Kawasan Agrowisata ............................................ 59
12. Arahan Rencana Peruntukan Ruang berdasar Kepres No. 79 tahun 1985 ...... 61
13. Aspek Data, Permasalahan dan Solusi pada Kawasan Agrowisata ................ 64
14. Ruang, Aktivitas dan Fasilitas agrowisata ...................................................... 86
15. Paket Agrowisata Satu Hari ............................................................................ 90
16. Paket Agrowisata Dua Hari............................................................................. 92
xi
13
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka Pikir Perencanaan ........................................................................... 3
2. Peta Orientasi Lokasi Studi ............................................................................. 18
3. Proses Perencanaan Lanskap Kawasan Agrowisata ....................................... 19
4. Diagram Konsep Ruang Kawasan Agrowisata ............................................... 24
5. Diagram Konsep Aktivitas Agrowisata .......................................................... 25
6. Diagram Konsep Jalur Agrowisata ................................................................. 26
7. Peta Lokasi Studi ............................................................................................ 28
8. Peta Tata Guna Lahan Kawasan Agrowisata .................................................. 30
9. Peta Topografi Kawasan Agrowisata............................................................... 33
10. Peta Kelas Kemiringan Lahan Kawasan Agrowisata ..................................... 34
11. Peta Eksisting Lokasi Sub Ruang Agrowisata ................................................ 37
12. Ruang Display dab Budidaya Tanaman Hias ................................................ 38
13. Aktivitas Agrowisata Tanaman Sayuran......................................................... 32
14. Potensi Agrowisata Peternakan....................................................................... 41
15. Peta Pariwisata Kabupaten Cianjur ................................................................. 46
16. Peta Aksesibilitas Kawaan agrowisata............................................................ 48
17. Jenis Kendaraan dan Pengguna Jalan pada Tapak .......................................... 50
18. Penggunaan Elemen Tanaman di dalam Tapak .............................................. 51
19. Fasilitas Agrowisata pada Sub Ruang Agrowisata Sayuran ........................... 52
20. Fasilitas Informasi pada Kawasan Agrowisata ............................................... 54
21. Potensi Visual Pendukung Konsep Agrowisata .............................................. 56
22. Sampah dan Sistem Drainase pada Tapak ...................................................... 57
23. Peta Tanah Kawasan Agrowisata.................................................................... 58
24. Struktur Organisasi Unit Pengelola Agropolitan ............................................ 60
25. Block Plan Kawasan Agrowisata .................................................................... 68
26. Ilustrasi Pola Ruang Display Agrowisata Tanaman Hias ............................... 70
27. Ilustrasi Sub Ruang Kebun Sayuran ............................................................... 71
28. Ilustrasi Sub Ruang Kebun Buah .................................................................... 71
29. Ilustrasi Sub Ruang Padang Penggembalaan .................................................. 72
30. Ilustrasi Ruang Penerimaan Kawasan Agrowisata ......................................... 73
xii
14
xiii
15
LAMPIRAN
Halaman
1. Kondisi Iklim Kawasan Agrowisata tahun 2000-2004 ..................................... 98
2. Grafik Kondisi Iklim Kawasan Agrowisata tahun 2000-2004.......................... 99
3. Sifat Tanah pada Kawasan Agrowisata ...........................................................100
xiv
16
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Proses pembangunan di berbagai wilayah di Indonesia saat ini telah
menimbulkan kesenjangan antara kawasan perkotaan dan pedesaan serta
menimbulkan pemiskinan di pedesaan. Ketimpangan pembangunan wilayah
terjadi antara kota sebagai pusat kegiatan dan pertumbuhan ekonomi dengan
wilayah perdesaan sebagai pusat kegiatan pertanian yang tertinggal (Rustiadi dan
Hadi 2004). Proses urbanisasi yang tidak terkendali semakin mendesak
produktivitas pertanian. Pengembangan kawasan agropolitan me njadi alternatif
pembangunan pedesaan melalui keterkaitan pembangunan kota-desa. Agropolitan
merupakan suatu model pembangunan yang mengendalikan desentralisasi,
mengandalkan pembangunan infrastruktur setara kota di wilayah pedesaan
sehingga mendorong urbanisasi dalam arti positif (Rustiadi dan Hadi 2004).
Pembangunan kawasan pedesaan yang terintegrasi di dalam sistem perkotaan
diupayakan melalui optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pedesaan tersebut.
Aktivitas utama yang dibangun berbasis pertanian, yaitu budidaya, pengolahan
dan pemasaran hingga aktivitas pendukungnya antara lain wisata bebasis
pertanian yang juga dikenal sebagai agrowisata.
Sesuai dengan visi Kabupaten Cianjur untuk mewujudkan Kabupaten
Cianjur sebagai salah satu pusat agribisnis dan pariwisata andalan Jawa Barat di
era otonomi, mendorong Kecamatan Pacet dan Cipanas berkembang sebagai
kawasan agropolitan di Kabupaten Cianjur. Beberapa faktor lain yang mendorong
Kecamatan ini sebagai kawasan inti agropolitan adalah karena letaknya yang
strategis, memiliki lebih dari 50% penduduk yang bermata pencaharian dari sektor
pertanian, memiliki komoditas unggulan hortikultura dan tanaman hias serta
adanya pusat kegiatan pariwisata (Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Cianjur
2003).
Berdasarkan SK Bupati Nomor 521.3 Kep.175-Pc2002 Desa Sukatani yang
terletak di Kecamatan Pacet dan Desa Sindangjaya di Kecamatan Cipanas
ditetapkan sebagai desa-desa inti pusat rintisan pengembangan kawasan
agropolitan. Kedua desa ini memiliki potensi pertanian dan alam pegunungan
yang dapat dikembangkan sebagai kawasan agrowisata. Objek agrowisata yang
17
18
masyarakat
Optimalisasi
tapak
khusunya
sebagai
pengunjung
kawasan
terhadap
agrowisata
dunia
pertanian.
dilakukan
dengan
Desa-desa
Pusat
Pertumbuhan
Hutan
Lahan
Pertanian
Pemukiman
Konsep Agrowisata
Usulan
Kawasan
Agrowisata
Aktivitas
Wisata
Zona Wisata
Sirkulasi
Wisata
Fasilitas
Wisata
TINJAUAN PUSTAKA
Agropolitan
Berdasarkan Undang-Undang No. 24/1992 tentang penataan ruang
menyebutkan bahwa kawasan pedesaan merupakan kawasan fungsional dengan
ciri kegiatan utama adalah sektor pertanian. Konsep agropolitan merupakan
pembangunan wilayah pedesaan dengan tetap bertumpu pada pengembangan
sektor pertanian sebagai sektor andalan dengan introduksi dan peningkatan
teknologi pertanian termasuk menarik kegiatan agro processing, sehingga nilai
tambah lebih banyak dinikmati di wilayah pedesaan tersebut. Pembangunan
agropolitan
menekankan
kepada
pengembangan
ekonomi
yang
berbasis
Perencanaan
Pengertian Perencanaan
Perencanaan bermaksud untuk memberi batasan tentang tujuan yang hendak
dicapai dan menentukan cara-cara mencapai tujuan yang dimaksudkan.
Perencanaan merupakan predeterminasi dari tujuan-tujuan yang bersifat produktif
secara sistematis dengan menggunakan alat-alat, metode dan prosedur yang perlu
untuk mencapai tujuan (Yoeti 1997).
Perencanaan Lanskap
Perencanaan lanskap merupakan salah satu bentuk produk utama dalam
kegiatan arsitektur lanskap. Perencanaan lanskap merupakan suatu bentuk
kegiatan penataan berbasis lahan, melalui kegiatan pemecahan masalah yang
29
Rekreasi
Pengertian Rekreasi
Rekreasi
merupakan
aktivitas
penggunaan
waktu
luang
yang
30
untuk rekreasi adalah jumlah dan kualitas sumberdaya yang tersedia di tempat
rekreasi yang dapat digunakan pada waktu tertentu.
Perencanaan Kawasan Rekreasi
Merencanakan suatu lanskap bagi kawasan rekreasi alam merupakan suatu
proses penyesuaian program rekreasi yang sesuai dan terbaik dengan suatu
sumberdaya lanskap tersedia terutama untuk menjaga keindahan alami atau
panoramik dan keunikan yang dimilikinya serta juga untuk kelestarian
ekosistemnya, terutama ekosistem yang langka dan unik (Nurisjah 2004).
Perencanaan kawasan rekreasi merupakan proses yang menghubungkan
antara sumberdaya rekreasi dengan kebutuhan manusia untuk berekreasi tanpa
mengakibatkan kerusakan (Gold 1980). Tujuan umum dari perencanaan kawasan
rekreasi
adalah
untuk
memaksimalkan
kesejahteraan
manusia
dengan
Wisata
Pengertian Wisata
Wisata merupakan rangkaian kegiatan yang terkait dengan pergerakan
manusia yang melakukan perjalanan dan persinggahan sementara dari tempat
tinggalnya ke satu atau beberapa tempat tujuan di luar dari lingkungan tempat
tinggalnya, yang didorong oleh berbagai keperluan dan tanpa bermaksud untuk
31
Produk Wisata
Produk pariwisata atau wisata merupakan susunan produk yang terdiri dari
campuran atraksi wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan. Produk ini
merupakan bahan baku bagi perencana dan penyelenggara perjalanan wisata untuk
menyusun paket wisata yang selanjutnya ditawarkan atau dipasarkan kepada calon
wisatawan.
Produk wisata adalah satu paket atau kemasan yang terdiri dari
32
33
Objek wisata khususnya agrowisata tidak hanya terbatas kepada objek dengan
skala hamparan yang luas seperti areal perkebunan, namun juga skala kecil yang
karena keunikannya dapat menjadi objek wisata yang menarik.
Pelayanan Wisata
Objek wisata selayaknya memberikan kemudahan bagi wisatawan dengan
cara melengkapi kebutuhan prasarana dan sarananya (Tirtawinata dan Fachruddin
1999). Fasilitas pelayaan didirikan di lokasi yang tepat dan strategis sehingga
dapat berfungsi sacara maksimal.
34
Promosi Wisata
Menurt Yoeti (1997), promosi perlu dilakukan agar mencapai sasaran
seperti
makin
banyaknya
wisatawan
yang
datang
dan
lebih
banyak
membelanjakan uangnya. Salah satu metode promosi yang dinilai efektif dalam
mempromosikan objek wisata khususnya agrowisata adalah metoda tasting, yaitu
memberi kesempatan kepada calon wisatawan untuk datang dan menentukan
pilihan konsumsi dan menikmati produk tanpa pengawasan berlebihan sehingga
wisatawan merasa betah. Kesan yang dialami promosi ini akan menciptakan
promosi tahap kedua dan berantai dengan sendirinya (Deptan 2003).
Agrowisata
Pengertian Agrowisata
Agrowisata atau wisata pertanian di definisikan sebagai rangkaian aktivitas
perjalanan wisata yang memanfaatkan lokasi atau kawasan dan sektor pertanian
mulai dari awal sampai dengan produk pertanian dalam berbagai sistem, skala dan
bentuk dengan tujuan untuk memperluas pegetahuan, pemahaman, pengalaman
dan rekreasi di bidang pertanian (Nurisjah 2001). Menurut Arifin (1992),
agrowisata merupakan salah satu bentuk kegiatan wisata yang dilakukan di
kawasan pertanian dan aktivitas di dalamnya meliputi persiapan lahan,
penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dengan
bentuk siap dipasarkan dan bahkan wisatawan dapat membeli produk pertanian
tersebut sebagai oleh-oleh.
Lanskap Agrowisata
Lanskap agrowisata merupakan lanskap pertanian berupa lahan pertanian
dan pengolahan hasil pertanian yang telah dimodifikasi oleh tangan-tangan
manusia untuk kepentingan ekonomi dan rekreasi serta memanfaatkan
pemandangan lanskap alaminya dengan meminimalkan perusakan lingkungan
yang terjadi. Pemandangan lanskap alami tersebut dapat berupa kebun, taman
koleksi, taman bunga, ladang, sawah, pekarangan, peternakan, danau, laut dan
pegunungan.
Lanskap pertanian dapat berupa tanaman yang sedang tumbuh, bungabungaan, rerumputan yang mampu menarik perhatian manusia. Lanskap pertanian
35
mempunyai bentuk yang cantik karena adanya lahan yang dapat ditanami berbagai
pepohonan, rerumputan, tanaman pangan dan kolam-kolam kecil (Gabriel dalam
Priyatna 1992). Pemandangan yang terlihat dari suatu lanskap pertanian atau
kebun, pada umumnya terdiri atas tanaman hortikultura, hutan, bangunan
pertanian, rumah kaca, kandang ternak dan komplek budidaya ikan (Smigielski
dalam Priyatna 1992).
Ruang Lingkup dan Potensi Agrowisata
Titawinata dan Fachruddin (1999) menyatakan, ruang lingkup dan potensi
agrowisata yang dapat dikembangkan dapat berupa: a) Kebun Raya. Daya tarik
yang dapat ditawarkan kepada wisatawan mencakup kekayaan flora, keindahan
pemandangan serta kesegaran udara yang memberikan kenyamanan, b)
Perkebunan. Daya tarik yang ditawarkan berupa daya tarik historis dari
perkebunan tersebut, pemandangan dan udara segar, cara tradisional dalam pola
tanam, pemeliharaan, pengelolaan dan prosesnya serta perkembangan teknik
pengelolaan yang ada, c) Tanaman Pangan dan Hortikultura. Berbagai proses
kegiatan mulai dari prapanen, pascapanen berupa pengolahan hasil, sampai
kegiatan pemasarannya dapat dijadikan objek agrowisata, d) Perikanan. Kegiatan
wisata yang dikembangkan dapat berupa kegiatan budidaya perikanan sampai
proses pascapanen.
Sedangkan ruang lingkup dan potensi agrowisata tanaman hortikultura dan
peternakan menurut Team Menteri Rakornas Wisata Agro pada tahun 1992 dalam
Nurdiana (2004) adalah sebagai berikut: 1) Tanaman Hortikultura. Daya tarik
tanaman hortikultura sebagai sumberdaya agrowisata antara lain sebagai berikut:
a) Bunga-bungaan: nilai kekhasan sebagai bunga Indonesia, cara pemeliharaan
yang masih tradisional, seni keindaha bunga seperti merangkai bunga, pameran
bunga, taman bunga dan sebagainya. b) Buah-buahan: kebun buah-buahan pada
umumnya di desa atau pegunungan dan mempunyai pemandangan alam sekitar
yang indah, memperkenalkan asal kota khas buah tersebut, cara tradisional
pemetikan buah, pengelolaan buah serta budidaya buah. c) Sayuran: kebun
sayuran pada umumnya di desa atau pegunungan dan mempunyai pemandangan
alam sekitar yang indah, cara tradisional pemeliharaan dan pemetikan sayuran,
teknik pengelolaan serta budidaya sayuran. Lingkup kegiatan usaha tani tanaman
36
hortikultura ini terdiri dari berbagai proses kegiatan pra panen, pasca panen atau
pengelolaan hasil sampai pemasarannya. 2) Peternakan. Daya tarik peternakan
sebagi sumberdaya agrowisata antara lain pola peternakan yang ada, cara
tradisional dalam peternakan, teknik pengelolaan dan budidaya hewan ternak.
Sedangkan ruang lingkup agrowisata peternakan meliputi: a) Pra produksi:
pembibitan ternak, pabrik pakan ternak. b) Kegiatan produksi: usaha peternakan
unggas, ternak perah, ternak potong. c) Pasca produksi: pasca panen susu, daging
telur, kulit. d) Kegiatan lain: penggemukan ternak, karapan sapi, adu domba, pacu
itik dan sebaginya.
Manfaat Agrowisata
Pengembangan
aktivitas
agrowisata
secara
tidak
langsung
akan
37
kegembiraan
di
tengah
alam,
4)
Meningkatkan
kegiatan
ilmiah
dan
wisatawan
diajak
berjalan-jalan
untuk
menikmati
dan
38
39
langkah-langkah
yang
perlu
dilakukan
untuk
pendirian
dan
pengembangannya.
Pengembangan Agrowisata
Berdasarkan Departemen Parpostel dalam Nurisjah (2001), terdapat tiga
alternatif pemilihan lokasi pengembangan agrowisata yaitu: 1) Memilih daerah
yang mempunyai potensi agrowisata dengan masyarakat tetap bertahan dalam
kehidupan tradisional berdasarkan nilai-nilai kehidupannya. Model alternatif ini
dapat ditemui di daerah terpencil dan jauh dari lalu lintas ekonomi luar. 2)
Memilih suatu tempat yang dipandang strategis dari segi geografis pariwisata
tetapi tidak mempunyai potensi agrowisata sama sekali. Pada daerah ini akan
dibuat
agrowisata
buatan.
3)
Memilih
daerah
yang
masyarakatnya
40
Nurisjah
dengan
(2001),
kawasan
menggunakan
lima
agrowisata
konsep
dapat
sebagai
ditata
berikut:
dan
1)
41
42
METODOLOGI
Tempat dan Waktu
Studi perencanaan dilakukan di desa-desa inti pusat rintisan pengembangan
kawasan agropolitan Cianjur, yaitu Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas dan
Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, yang dikembangkan sebagai kawasan
agrowisata. Lokasi studi ini terletak di sebelah Utara Kota Cianjur, dengan jarak
tempuh 23 km dari ibu kota Kabupaten tersebut.
N
W
E
S
TANPA SKALA
KABUPATEN CIANJUR
Proses pengambilan data pada kegiatan studi ini diawali pada bulan Februari
2005 sampai dengan Juni 2005 dan dilanjutkan dengan kegiatan penyusunan
laporan.
43
Batasan Studi
Studi ini dibatasi sampai dengan hasil atau produk arsitektur lanskap
berbentuk rencana lanskap (landscape plan) berbasis kegiatan agrowisata.
Proses Perencanaan Lanskap
Perencanaan lanskap untuk kawasan agrowisata ini dilakukan dengan
pendekatan sumberdaya alam pertanian, dengan metode Gold (1980) yang
disesuaikan dengan tujuan studi.
Persiapan
Merupakan tahap awal proses perencanaan dengan melakukan perumusan
masalah, penetapan tujuan studi serta pembuatan usulan dan perijinan studi.
Konsep
Merupakan tahapan perumusan konsep dasar berdasarkan potensi alam yang
dimiliki oleh kawasan studi serta gambaran serta informasi umum yang telah
diperoleh. Penentuan konsep dilakukan terlebih dahulu untuk memudahkan serta
mengarahkan pengambilan data.
Konsep
Persiapan
Studi
Pengumpulan
Data
Usulan
dan
perijinan
studi
Faktor Utama
Agrowisata: Letak, luas
dan batas tapak, Tata Guna
Lahan, Topografi dan
Kemiringan Tapak, Objek
dan Atraksi Agrowisata
serta Pariwisata sekitar
tapak, Aksesibilitas dan
Sistem Transportasi,
Fasilitas Agrow isata,
Informasi dan Promosi
Agrow isata, View.
Faktor Pendukung
Agrowisata
Aspek Fisik: Iklim, Jenis
tanah. Aspek Pengelolaan
Kawasan: Pengelolaan,
Rencana Tata Ruang
Wilayah .
Analisis
Sintesis
Potensi dan
kendala pengembangan
agrowisata
Block Plan
Perencanaan
Lanskap
Rencana
Lanskap
Agrowisata
44
Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi yang berkaitan dengan
objek agrowisata berdasarkan konsep serta tujuan yang ingin dicapai, berupa data
primer dan sekunder mencakup faktor utama dan pendukung agrowisata.
Tabel 1 Jenis, Bentuk dan Sumber Data
Kelompok dan Jenis Data
A. Faktor Utama Agrowisata
1. Letak, Luas dan Batas Tapak
Bentuk
Data
Primer,
Sekunder.
Primer,
Sekunder.
Primer,
Sekunder.
Primer,
Sekunder.
Primer,
Sekunder.
6. Fasilitas Agrowisata
Primer,
Sekunder.
Primer,
Sekunder.
8. View
B. Aspek Pendukung Agrowisata
1. Aspek Fisik
a. Iklim
b. Jenis tanah
Primer.
Primer,
Sekunder.
Primer,
Sekunder.
Primer,
Sekunder.
Primer,
Sekunder.
Cara
Pengambilan
Data
Survey
lapang, Studi
Pustaka.
Survey
lapang, Studi
Pustaka.
Survey
lapang, Studi
Pustaka.
Survey
lapang, Studi
Pustaka.
Survey
lapang, Studi
Pustaka.
Survey
lapang, Studi
Pustaka
Survey
lapang, Studi
Pustaka.
Survey lapang
Sumber Data
Tapak,
Kecamatan,
Pustaka.
Tapak, Pustaka,
Pengelola.
Tapak,
Bakosurtanal.
Pengelola,
Pustaka, Dinas
Pariwisata
Kabupaten
Cianjur.
Tapak, Pustaka.
Tapak, Pustaka
Pengelola,
Pustaka.
Tapak.
Survey
lapang, Studi
Pustaka.
Survey
lapang, Studi
Pustaka.
Tapak,
Balitbiogen
Cianjur.
Tapak, Balittan
Bogor.
Survey
lapang,
Wawancara,
Studi Pustaka.
Survey
lapang, Studi
Pustaka.
Tapak, Pengelola,
Pustaka.
Tapak, Bappeda
Cianjur.
45
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah survei lapang berupa
pengamatan dan pengambilan foto, studi pustaka berkaitan dengan persyaratan
dan pengembangan konsep serta wawancara. Pada metode wawancara ini
responden dipilih dengan menggunakan metode pengambilan sampel dengan
tujuan tertentu (purposive sampling).
Pengembangan Konsep
Merupakan tahapan pengembangan konsep dasar yang dilakukan setelah
informasi lengkap didapat. Potensi alam pertanian serta peluang agrowisata yang
telah ada pada tapak dikembangkan melalui konsep pengembangan ruang, jalur
agrowisata serta konsep pengembangan aktivitas dan fasilitas pendukung kegiatan
agrowisata.
Analisis
Berdasarkan data serta informasi yang telah dikumpulkan, dilakukan
analisis deskriptif berupa analisis data yang digambarkan secara tertulis terhadap
seluruh faktor utama dan pendukung agrowisata, serta analisis spasial atau analisa
ruang atau bentang alam di dalam kawasan agrowisata sehingga dapat dengan
mudah di overlay. Analisis spasial dilakukan pada beberapa faktor utama
agrowisata berupa tata guna lahan, ketinggian, topografi dan kemiringan tanah,
potensi objek dan atraksi agrowisata eksisting serta aksesibilitas eksisting
kawasan. Analisis dikaitkan dengan konsep perencanaan pengembangan
agrowisata serta tujuan yang ingin dicapai sehingga menghasilkan solusi arsitektur
lanskap terhadap potensi dan permasalahan yang dijumpai pada tapak.
Sintesis
Solusi arsitektur lanskap yang diperoleh melalui proses analisis selanjutnya
diterjemahkan ke dalam rencana ruang di dalam tapak berupa suatu model block
plan atau rencana ruang yang diinginkan pada kawasan agrowisata.
Perencanaan Lanskap
Pada tahap ini, model block plan yang telah diperoleh selanjutnya
dikembangkan kepada rencana ruang agrowisata, aktivitas dan fasilitas pendukung
kegiatan agrowisata serta rencana jalur agrowisata baik bagi wisatawan maupun
masyarakat. Pengembangan ini diterjemahkan ke dalam rencana lanskap
46
47
KONSEP PERENCANAAN
DAN PENGEMBANGANNYA
Konsep Perencanaan Total
Studi perencanaan lanskap agrowisata bertujuan untuk mengoptimalkan
potensi sumberdaya alam pertanian pada tapak bagi pengembangan agrowisata.
Konsep dasar pengembangan kawasan ini adalah menciptakan kawasan
agrowisata berwawasan pendidikan pertanian, sebagai upaya peningkatan
pengetahuan
di
bidang
pertanian
yang
dilakukan
dengan
cara
yang
menyenangkan.
Keikutsertaan wisatawan dalam mengenal komoditi dan turut serta secara
aktif dalam proses pertanian maupun aktivitas pasif yang dikembangkan selain
memberikan pengalaman menarik dan menyenangkan juga meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman bertani. Aktivitas agrowisata diharapkan dapat
menimbulkan apresiasi serta kecintaan terhadap dunia pertanian dan pada
akhirnya dapat menjadi alternatif tambahan pendapatan bagi masyarakatnya.
Komoditas utama yang dikembangkan pada kawasan agrowisata ini adalah
tanaman hortikultura serta peternakan yang telah terstruktur dengan baik berupa
kawasan agropolitan.
Pengembangan Konsep
Konsep Ruang
Konsep ruang dikembangkan berdasarkan potensi pertanian yang terdapat
pada kawasan serta memperhatikan kebutuhan ruang wisata bagi pengembangan
agrowisata. Ruang yang dikembangkan terbagi atas tiga ruang tujuan wisata, yaitu
ruang utama agrowisata, ruang pendukung agrowisata serta ruang penyangga.
Konsep ruang agrowisata terlihat pada Gambar 4.
Ruang Utama Agrowisata, merupakan ruang tempat berlangsungnya
aktivitas agrowisata. Ruang ini adalah ruang yang memanfaatkan serta
mengembangkan potensi sumberdaya alam berupa komoditas pertanian dan
pegunungan pada tapak sebagai objek yang dapat dinikmati, serta ruang atraksi
agrowisata bagi wisatawan untuk turut serta dalam melakukan aktivitas pertanian.
48
Ruang Penyangga
Ruang Penerimaan
49
Keterangan:
: Aktivitas agrowisata aktif
: Aktivitas agrowisata pasif
: Aktivitas agrowisata
50
51
52
: Desa Cimacan
Sebelah Timur
: Desa Cipanas
KABUPATEN CIANJUR
Kawasan
Agrowisata
N
W
E
S
TANPA SKALA
53
Tapak memiliki sumber daya alam pertanian dan pegunungan yang sangat
berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek dan atraksi agrowisata. Tapak
merupakan bagian dari daerah penghasil sayuran dataran tinggi dan tanaman hias
yang berdaya saing dan telah dikenal masyarakat secara umum, serta memiliki
memiliki potensi buahbuahan dan peternakan yang dapat dikembangkan sebagai
objek dan atraksi agrowisata. Selain itu, kawasan ini memiliki lokasi yang
strategis karena dilalui jalur yang menghubungkan Ibu Kota Negara yaitu Kota
Jakarta dengan Ibu Kota Propinsi Jawa Barat yaitu Kota Bandung, serta berada
tidak jauh dari lalu lintas wisata Kawasan Puncak yang cukup padat.
54
(Gambar 8 TGL)
55
Ha
315,811
2. Pertanian Lahan
Kering
a. Kebun Sayuran
b. Kebun Buah
977,425
3. Pemukiman
a. Ruang Sosial
Masyarakat
b. Ruang
Penunjang
Aktivitas
Pertanian
Masyarakat
c. Ruang
Perdagangan
Dan Jasa
193,253
4. Lain-lain
38,71
%
20,70
64,09
12,67
2,54
Fungsi
Sebagai konservasi
tanah dan air, serta
mempertahankan
kawasan agrowisata
sebagai daerah resapan
air.
Sebagai lahan
pendapatan utama bagi
sebagian besar
masyarakat, sebagai
modal dasar bagi
pengembangan
kawasan agrowisata.
Ruang aktivitas dan
kehidupan
masyarakat : sosial,
pendidikan.
Ruang aktivitas
penunjang pertanian :
membersihkan
produk,
membungkus,
pemasaran, koperasi,
kios, dll.
Ruang perdagangan
dan jasa penunjang
wisata : rumah
makan, pertokoan,
tempat penginapan.
Mendukung keragaman
view pada tapak
Usulan
Pengembangan
dan Alokasi
Ruang
Ruang
Penyangga
Ruang Utama
Agrowisata
Ruang
Pendukung
Agrowisata
56
57
(Gambar 9: Topografi)
58
(Gambar 10: Kemiringan Lahan)
59
Jenis Kesesuaian
Kriteria
Keppres No. 32 tahun 1990
Tanaman hortikultura
(buah dan sayuran),
hutan produksi atau
tanaman penghijauan.
Buah-buahan, sayuran,
hutan produksi,
tanaman penghijauan.
60
61
62
pengalaman
agrowisata
bagi
pengunjung.
Gambar
12
memperlihatkan depan halaman rumah serta lath house atau rumah bilah sebagai
ruang perbanyakan tanaman dan peraga atau display area bagi tanaman hias.
63
64
pengairan
tanaman
dengan
memperhatikan
kesesuaian
kebutuhan.
Pada
65
Komoditi
1. Tanaman Hortikultura
a. Tanaman
beragam
Hias
tanaman hias
b. Tanaman
Sayuran
c. Tanaman
Buah
2. Peternakan
Something
to do
Objek/Aktivitas Wisata
Something
Something
to see
to buy
pengamatan
wortel, bawang
daun,
lobak, caysin,
brokoli,
kaylan, dll.
horti walk,
istirahat
dan bersantai
strawberry
pengamatan
pengamatan
keragaman dan
keindahan
tanaman hias
panorama alam
pegunungan
dan pertanian
pada daerah
tertinggi pada
kawasan
kebun buah
aktivitas
peternakan
aneka
tanaman hias
beragam
jenis tanaman
sayuran dan
hasil olahan
buah
strawberry
produk
peternakan
66
Pada analisis data atraksi tersebut di atas, dapat diketahui bahwa pada tapak
terdapat potensi pertanian yang dapat dikembangkan sebagai kawasan agrowisata.
Menurut Arifin (2004), agrowisata di daerah pertanian tanaman hortikultura dapat
dikembangkan di kawasan yang memang sejak semula telah menjadi sentra
produksi tanaman hortikultura. Pada kawasan agrowisata ini, sub ruang
agrowisata terbentuk berdasarkan potensi komoditi pertanian yang terdapat di
dalam kawasan. Selanjutnya pada masing-masing sub ruang ini dikembangkan
aktivitas dan fasilitas yang memungkinkan. Menurut Nurisyah (2001), sajian
agrowisata yang diberikan kepada wisatawan tidak hanya pemandangan kawasan
yang panoramik dan kenyamanan di alam pertanian, namun juga aktivitas petani
beserta teknologi yang khas yang digunakan serta dilakukan dalam lahan
pertanian dimana wisatawan dapat mengikuti aktivitas ini, ketersediaan produk
segar pertanian, nilai arsitektur, kegiatan tertentu, budaya pertanian yang khas dan
kombinasi dari berbagai ciri tersebut. Aktivitas pertanian mencakup persiapan
lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil dan
pasar hasil pertanian. Tabel 5 merupakan analisis objek dan atraksi wisata pada
kawasan agrowisata.
Penataan lanskap wisata serta sirkulasi bagi wisatawan penting diperhatikan
untuk menciptakan touring activity yang menyenangkan. Banyaknya objek dan
atraksi yang akan dijual sangat besar pengaruhnya untuk memperpanjang lamanya
tinggal (length of stay) dan selanjutnya hal ini akan memperbanyak pendapatan
yang masuk dan meningkatkan penghasilan daerah (Yoeti 1997). Aktivitas yang
terdapat pada kawasan agrowisata ini masih terbatas sehingga dalam perencanaan
dilakukan pengembangan aktivitas berdasarkan potensi yang telah ada. Tabel 6
merupakan analisis pengembangan aktivitas yang dapat dilakukan di dalam
masing-masing sub ruang atraksi agrowisata pada tapak.
67
2. Ruang Agrowisata
Sayuran
3. Ruang Agrowisata
Buah
4. Ruang Agrowisata
Peternakan
Solusi
Mengalokasikan ruang
agrowisata tanaman hias pada
suatu lokasi pemukiman di
kedua sisi jalan di dalam
kawasan.
Mengembangkan aktiv itas
agrowisata tanaman hias
dengan penyediaan fasilitas
penunjang.
Memanfaatkan potensi yang
telah ada, dengan
mengembangkan aktivitas
yang menyeluruh dari
persiapan hingga menikmati
produk.
Peningkatan ketersediaan
fasilitas yang mendukung
konsep agrowisata.
Mengembangkan aktivitas
agrowisata buah strawberry
yang lebih beragam.
Menciptakan ruang agrowisata
buah pada suatu lokasi dengan
memanfaatkan potensi buah
yang dapat tumbuh di dalam
kawasan.
Potensi peternakan ayam Menciptakan ruang agrowisata
peternakan dengan
dan sapi yang dapat
memanfaatkan potensi yang
dikembangkan sebagai
objek dan atraksi
ada serta mengembangkan
agrowisata
aktivitas dan fasilitas yang
sesuai.
68
Ruang Aktivitas
Ruang Agrowisata
Tanaman Hias
Tujuan
Mengenal
keragaman jenis
tanaman hias serta
mengetahui teknik
budidaya tanaman
hias.
Sub Ruang
a. Ruang display
b. Ruang budidaya
c. Ruang
penyambutan dan
pelayanan
agrowisata
2.
Ruang Agrowisata
Tanaman Sayuran
Mengenal
keragaman,
mengamati proses
pertanian dari
pengolahan tanah
hingga pengolahan
produk, mengetahui
teknologi pertanian
sederhana ataupun
tinggi serta
mempelajari tehnik
budidaya tanaman
sayuran.
a. Kebun sayuran
b. Ruang budidaya
c. Ruang pasca
panen dan
pengolahan
produk
d. Ruang teknologi
pertanian
e. Ruang
penyambutan dan
pelayanan
agrowisata
3.
Ruang Agrowisata
Tanaman Buah
Mengenal
keragaman jenis,
mengetahui dan
mempelajari tehnik
budidaya tanaman
buah.
4.
Ruang Agrowisata
Peternakan
Mengamati dan
mempelajari proses
dan aktivitas
peternakan.
a. Kebun buah
Pengamatan
b. Ruang budidaya
terhadap
c. Ruang
keragaman jenis
penyambutan dan
tanaman buah.
pelayanan
Mempelajari tehnik
agrowisata
budidaya tanaman
buah.
Jalan santai,
beristirahat,
memilih dan
memetik sendiri
buah yang hendak
dikonsumsi.
Berbelanja*.
a. Ruang budidaya
Mengenali jenis
b. Ruang bermain
hewan ternak,
c. Ruang
memberi makan,
penyambutan dan
memerah susu.
pelayanan
Mempelajari pola
agrowisata
dan cara berternak,
mempelajari
budidaya hewan
ternak.
Berbelanja*.
Aktivitas
Pengamatan
terhadap keragaman
jenis tanaman hias.
Ikut serta dalam
aktivitas budidaya
tanaman hias.
Menikmati
keindahan tanaman
hias, photohunting
dan berbelanja
tanaman hias*.
Pengamatan
terhadap keragaman
jenis tanaman
sayuran.
Mengikuti proses
kegiatan
penanaman hingga
panen, pengolahan
produk serta
pemasarannya.
Jalan santai,
menikmati
panorama alam,
istirahat, berbelanja
hasil pertanian,
mengkonsumsi
hasil olahan,
photohunting*.
69
Potensi Wisata
Kebun Wisata, Penelitian,
Play Ground dan Hutan Wisata.
Hutan Lindung, Pendakian,
Petualangan dan Penelitian.
Wisata Danau, Camping,
Hutan wisata dan Play Ground.
Camping Ground.
Wisata Budaya
Tapak sebagai kawasan agrowisata dapat menjadi objek wisata yang dapat
mendukung pengembangan sektor pariwisata Kabupaten Cianjur dan dapat
menjadi alternatif tujuan bagi wisatawan yang datang atau melalui Kabupaten ini.
Kedekatan lokasi kawasan agrowisata dengan objek wisata yang telah
berkembang dan telah dikenal masyarakat secara luas menjadi potensi bagi
kawasan agrowisata untuk semakin berkembang. Kerjasama untuk menciptakan
paket wisata dapat menjadi upaya dalam pengembangan kawasan agrowisata.
2. Badan Jalan
4. Fasilitas Jalan
jalan.
Pohon di sisi jalan memberikan
beberapa manfaat seperti
kontrol pandangan: menahan
silau cahaya matahari dsb,
pembentuk ruang pribadi
ataupuk kontrol terhadap hal
yang tidak menyenangkan
Tidak tersedianya fasilitas jalan
berupa tempat pemberhentian
kendaraan dapat mengakibatkan
kemacetan dan mengganggu
kenyamanaan berwisata.
Kurangnya pengarah serta
rambu jalan yang dapat
meningkatkan keamanan dan
kenyamanan pengguna jalan.
pedestrian
untuk
mengakomodasi
kebutuhan
pejalan
kaki,
fungsional berupa peningkatan kualitas lingkungan. Selain itu, kesan hijau yang
ditampilkan memberikan kesan pedesaan sehingga mendukung konsep agrowisata
yang diharapkan (Gambar 18).
Fasilitas Agrowisata
Fasilitas wisata merupakan kebutuhan sarana dan prasarana yang
selayaknya tersedia di dalam kawasan wisata untuk memberikan kemudahan serta
kenyamanan bagi wisatawan. Fasilitas pendukung pada masing-masing sub ruang
objek dan atraksi agrowisata masih sangat terbatas, sehingga diperlukan
penyediaan fasilitas pendukung yang tepat, jumlah yang memadai, peletakan yang
tepat serta menggunakan arsitektur yang mendukung konsep yang diharapkan.
Agrowisata sayuran merupakan objek dan atraksi yang lebih mendapatkan
perhatian dalam upaya pengembangan kawasan agropolitan sehingga memiliki
lebih banyak fasilitas pendukung wisata dibandingkan dengan lokasi lainnya.
Beberapa fasilitas yang dapat dijumpai sepeti jalan beton bagi horti walk, tempat
penginapan, musholla, kantin, dan tempat parkir (Gambar 19). Namun,
penggunaan bahan serta arsitektur bangunan failitas pendukung ini kurang
memberikan karakter tapak sebagai kawasan agrowisata.
Fasilitas
Pekarangan rumah yang
digunakan sebagai ruang display
tanaman hias*, lath house*,
papan nama dan informasi,
pembibitan, lahan percobaan,
bangunan hidroponik, rumah
kaca, jalan setapak, tempat
parkir, kantin, tempat duduk.
2. Tanaman Sayuran
3. Tanaman Buah
4. Peternakan
Fasilitas
Gerbang penanda dan
identitas kawasan*
Peta kawasan
2. Pusat Informasi
3. Papan Petunjuk
Lokasi
Pintu masuk kawasan
agrowisata, sub ruang kawasan
agrowisata
Ruang pelayanan pusat, sub
ruang kawasan agrowisata, titik
tertentu di dalam kawasan
Ruang pelayanan pusat
Sub ruang kawasan agrowisata
Ruang pelayanan pusat, sub
ruang kawasan agrowisata, titik
tertentu di dalam kawasan
Papan larangan
Rambu peringatan
Papan informasi
pendidikan pertanian
Papan penunjuk arah*
View
Kawasan agrowisata memiliki wilayah yang cukup luas, ketinggian serta
karakter visual yang beragam. Tapak dengan berbagai bentuk pola penggunaan
lahan memperkaya kawasan dengan panorama alam yang menarik. Selain itu,
beberapa kondisi fisik tapak memberikan kedaan visual yang menarik sehingga
dapat menjadi potensi bagi kawasan untuk menarik minat wisatawan.
Beberapa keadaan visual yang menarik seperti kondisi fisik kawasan dengan
topografi beragam, latar belakang Gunung Gede dan Pangrango yang sangat
panoramik, hamparan kebun sayuran dengan sistem terasering ataupun tidak,
aktivitas
pertanian
masyarakat,
permukiman
penduduk
pedesaan
yang
pada
kawasan
agrowisata
merupakan
suhu
optimal
bagi
pengembangan sayuran dan tanaman hias dataran tinggi. Rendahnya suhu pada
kawasan ini merupakan potensi bagi tapak yang menawarkan suasana serta iklim
dingin dan sejuk pegunungan, sehingga berpotensi menarik wisatawan yang
berasal dari Kota Jakarta dan kota-kota lainnya yang berhawa panas. Sedangkan
penyinaran tinggi pada lokasi kebun sayuran yang cenderung terbuka dapat
menimbulkan ketidaknyamanan bagi wisatawan. Hal ini dapat diatasi dengan
menyediakan struktur peneduh dalam kawasan sebagai fungsi naungan, seperti
pohon, shelter atau saung petani. Pada umumnya kawasan alamiah cenderung
menstabilkan suhu udara dan mengurangi keadan-keadan yang ekstrim. Tanaman
berperan sebagai bahan penyerap panas dan sinar matahari pada kawasan.
Kelembaban yang menyebar melalui transpirasi oleh tanaman membantu
menurunkan dan menstabilkan suhu udara (Laurie 1986).
Menurut Laurie (1986) kisaran kelembaban udara yang nyaman bagi
manusia adalah sekitar 40-75%, sehingga kelembaban di dalam kawasan
agrowisata ini berada di luar kisaran kenyamanan. Namun pada dasarnya manusia
dapat bertoleransi terhadap kelembaban yang tinggi dibandingkan dengan suhu
yang tinggi (Safarianugraha 2004). Struktur peneduh yang diletakkan di dalam
kawasan juga digunakan untuk mengantisipasi curah hujan yang tergolong tinggi,
selain dengan menggunakan sistem perkerasan yang aman dan nyaman serta
penyediaan saluran drainase yang baik.
Jenis Tanah
Berdasarkan peta tanah semi detil DAS Citarum Tengah III skala 1:50.000
tahun 1980, jenis tanah pada tapak merupakan andosol distrik, regosol distrik dan
regosol eutrik. Jenis tanah andosol terdapat di puncak hingga lereng Gunung Gede
atau pada dataran tinggi volkan lebih dari 1000 mdpl. Sedangkan tanah regosol
terdapat pada bagian tengah hingga menyebar ke seluruh bagian tapak (Gambar
23). Sifat tanah pada kawasan agrowisata terdapat pada Lampiran 3.
1
2
Keterangan
1 : Regosol Distrik
2 : Regosol Eutrik
3 : Andosol Distrik
Pertanian lahan kering pada kawasan agrowisata ini terdapat pada tanah
andosol yang umumnya memiliki struktur gembur dan cukup subur sehingga
mendukung pengembangan agrowisata yang direncanakan. namun mudah
tererosi. Jenis tanah regosol pada kemiringan sedang cukup stabil dan dapat
dikembangkan sebagai daerah wisata. Sedangkan pada daerah miring dan peka
erosi dilakukan penanaman tanaman konservasi. Tabel 11 merupakan hasil
analisis jenis tanah terhadap pola pemanfaatan lahan kawasan agrowisata.
Regosol
Keterangan
Dijumpai di daerah
puncak gunung, lereng
serta lungur Gunung
Gede, merupakan daerah
dengan bentuk wilayah
berbukit sampai
bergunung dengan lereng
antara 16-70%. Solum
agak tebal, gembur,
drainase cepat, bahan
organik tinggi pada
lapisan atas.
Berada tersebar di kaki
Gunung Gede, bentuk
wilayah berbukit sampai
bergunung dengan lereng
30-50%, drainase baik,
struktur lemah dan lepas.
Regosol coklat
kekuningan memiliki
kandungan bahan organik
rendah di semua lapisan.
Hutan
Solusi
Perencanaan
Jenis tanah
mendukung bagi
aktivitas
pertanian, sebagi
objek dan atraksi
utama kawasan
agrowisata.
Pada kemiringan
cukup stabil dapat
dikembangkan
sebagai daerah
wisata, sedangkan
pada daerah
miring sebagai
daerah
konservasi.
Aspek Pengelolaan
Kawasan Agrowisata
Pengelola Kawasan Agrowisata
Unit Pengelola Agropolitan merupakan pengelola Desa-desa Pusat
Pertumbuhan (DPP) termasuk aktivitas agrowisata, yang secara langsung dikelola
oleh petani. Pemandu penyuluh pertanian menjadi pembina bagi aktivitas
organisasi di lapang, berada di bawah Kelompok Kerja Kabupaten yang
menangani agropolitan secara umum (Gambar 24).
Pada kegiatan agrowisata ini, sektor agribisnis lebih diperhatikan berkaitan
dengan peningkatan produksi dan peningkatan pendapatan masyarakat sehingga
aspek wisata masih menjadi perhatian kecil dari aktivitas ini. Dalam
mengembangkan usaha agrowisata pada dasarnya terdapat tiga komponen yang
cukup menentukan, yaitu pemerintah, pengusaha atau investor serta pelaksana
atau tenaga operasional (Tirtawinata dan Fachruddin 1999). Peranan pemerintah
berkaitan dengan pembuatan, penetapan dan pelaksanaan peraturan-peraturan,
pembinaan dan penyuluhan. Pengusaha atau investor berperan dalam penyediaan
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
P4S
Sarana
Produksi
Pos
Pelayanan
Hayati
Bendahara
Pengolah
Hasil
Budidaya
Pemasaran
Packing
House
dengan
memberdayakan
masyarakat
setempat
dan
tetap
Tabel 12 Arahan rencana peruntukan ruang berdasar Kepres No. 79 tahun 1985
Fungsi
1. Kawasan Lindung
2. Kawasan Budidaya Pertanian
3. Kawasan Budidaya Non Pertanian
4. Pariwisata
Sumber: RTRW kabupaten Cianjur
SINTESIS
Berdasarkan hasil analisis data berupa faktor utama dan pendukung
agrowisata, diperoleh potensi serta kendala dari masing-masing faktor data
tersebut. Dalam tahap perencanaan selanjutnya dilakukan penyesuaian dengan
tujuan serta konsep pengembangan kawasan yang diharapkan. Tabel 13
memperlihatkan potensi serta kendala yang dapat dijumpai pada tapak serta solusi
yang ditawarkan berdasarkan konsep serta tujuan studi.
Secara fisik, kawasan agrowisata terbagi atas ruang utama agrowisata,
ruang pendukung agrowisata serta ruang penyangga. Ruang utama agrowisata
terbagi atas sub ruang atraksi agrowisata berdasarkan komoditi pertanian yang
terdapat di dalam kawasan. Sub ruang ini terdiri atas sub ruang atraksi agrowisata
tanaman hias, sub ruang atraksi agrowisata sayuran, sub ruang agrowisata atraksi
buah serta sub ruang agrowisata atraksi peternakan. Sub ruang di dalam ruang
pendukung agrowisata terdiri atas sub ruang penerimaan , sub ruang pelayanan,
sub ruang transisi dan sub ruang masyarakat. Sedangkan ruang penyangga
merupakan ruang yang berfungsi menyangga kawasan konservasi di dalam
kawasan agrowisata.
Aktivitas yang dikembangkan di dalam masing-masing sub ruang
agrowisata utama dikembangkan berdasarkan keikutsertaan wisatawan dalam
aktivitas pertanian. Sedangkan aktivitas di dalam sub ruang pendukung
merupakan aktivitas pasif pendukung aktivitas agrowisata. Fasilitas yang
dikembangkan disesuaikan berdasarkan aktivitas yang telah direncanakan. Jalur
sirkulasi dipisahkan antara jalur masyarakat dengan jalur wisatawan guna
meningkatkan masing-masing tujuan tersebut. Penerapan tujuan serta konsep
agrowisata pada tapak menghasilkan block plan kawasan (Gambar25)
Data
Analisis
Potensi
Permasalahan
Konsep
Menciptakan kawasan
agrowisata dengan
mengoptimalkan potensi
alam pertanian secara
maksimal
Solusi
Pengembangan potensi tapak
sebagai kawasan agrowisata,
sebagai alternatif daerah tujuan
wisata pada kawasan Puncak
Mempertahankan lahan
Menciptakan tiga ruang
pertanian sebagai ruang utama
agrowisata: ruang utama
agrowisata, hutan sebagai
agrowisata, ruang
ruang penyangga, permukiman
pendukung agrowisata serta
ruang penyangga
sebagai ruang pendukung
agrowisata
Mengoptimalkan pola
pemanfaatan lahan beragam
sebagai rangkaian view
menarik di dalam kawasan
agrowisata
Mempertahankan penggunaan
sistem berteras pada area
kebun berlereng, tanaman
bergilir serta sistem drainase
Menjadikan daerah konservasi
pada daerah berlereng curam
70
Lanjutan Tabel 13 Aspek data, permasalahan dan solusi pada kawasan agrowisata
No
4
Data
a. Objek dan Atraksi
Agrowisata
Fasilitas Agrowisata
Analisis
Potensi
Permasalahan
Beragam komoditi pertanian Pola ruang belum sesuai
dengan tujuan agrowisata
yang dapat dikembangkan
Pemanfaatan terhadap
sebagai objek dan atraksi
potensi agrowisata yang
agrowisata
terbatas dengan aktivitas
yang terbatas pula
Belum adanya kerjasama
antar objek wisata yang
dapat meningkatkan
perkembangan kawasan
agrowisata
Tiga akses masuk kawasan Sistem transportasi dan
jalur sirkulasi yang kurang
memudahkan dalam
pengaturan jalur agrowisata tertata
Lebar dan kondisi jalan
kurang sesuai
Kurangnya fasilitas wisata
yang tersedia serta
peletakan yang kurang
merata
Penggunanan disain
arsitektur bangunan yang
kurang menunjang konsep
agrowisata pada tapak
Konsep
Ruang agrowisata utama
berdasarkan potensi
pertanian kawasan
Keragaman aktivitas
agrowisata berdasarkan
keikutsertaan wisatawan
dalam aktivitas pertanian
Solusi
Diversifikasi ruang dan
aktivitas agrowisata
berdasarkan komoditi pertanian
yang dimiliki oleh kawasan
Menjadikan kawasan
agrowisata sebagai salah satu
daerah tujuan wisata melalui
peningkatan program wisata
71
Lanjutan Tabel 13 Aspek data, permasalahan dan solusi pada kawasan agrowisata
No
Data
View
Jenis Tanah
Analisis
Potensi
Permasalahan
Informasi komoditas pada
Kurangnya fasilitas
tapak yang telah dikenal
informasi serta promosi
masyarakat secara luas.
kawasan agrowisata yang
dapat menarik pengunjung.
Konsep
Peningkatan ketersediaan
fasilitas informasi wisata pada
tapak.
Penempatan fasilitas informasi
pada lokasi yang mudah dilihat
dan dijangkau pengunjung.
Memanfaatkan serta
mengoptimalkan panorama
kawasan sebagai rangkaian view
menarik di dalam kawasan
agrowisata
Solusi
72
Lanjutan Tabel 13 Aspek data, permasalahan dan solusi pada kawasan agrowisata
No
Data
2
a
Aspek Teknis
Pengelolaan
Analisis
Potensi
Adanya perhatian serta
upaya pengembangan
terhadap kawasan
agrowisata
Peruntukan ruang sesuai
dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Cianjur
Permasalahan
Belum tersedia kelompok
yang secara langsung
mengelola kawasan
agrowisata
Konsep
Solusi
Pembentukan kelompok atau
organisasi sebagai pengelola
kawasan agrowisata secara
langsung
Mempertahankan fungsi ruang
dalam kawasan sesuai
peruntukan lahan dalam RTRW
Kabupaten Cianjur
73
PERENCANAAN LANSKAP
Dari hasil block plan yang telah diperoleh kemudian dilakukan rencana
ruang, pengembangan terhadap aktivitas dan fasilitas serta pembentukan jalur
sirkulasi, hingga menghasilkan suatu rencana lanskap (landscape plan).
RENCANA RUANG
Rencana zonasi ruang pada tapak bertujuan untuk mengakomodasi
kebutuhan wisatawan maupun masyarakat. Rencana ruang terbagi atas tiga ruang
tujuan wisata, yaitu ruang utama agrowisata, ruang pendukung agrowisata serta
ruang penyangga.
Ruang Utama Agrowisata
Merupakan ruang tempat berlangsungnya atraksi agrowisata utama.
Difersivikasi komoditi pertanian di dalam kawasan diterjemahkan ke dalam
ruang-ruang atraksi agrowisata, sehingga kawasan agrowisata ini terbagi atas sub
ruang agrowisata tanaman hias, sub ruang agrowisata sayuran, sub ruang
agrowisata buah dan sub ruang agrowisata peternakan.
Ruang Agrowisata Tanaman Hias
Merupakan ruang atraksi agrowisata dengan komoditi tanaman hias. Di
dalam ruang ini, wisatawan dapat mengenal keragaman tanaman hias yang ada
serta mengetahui tehnik budidaya hingga pemeliharaanya. Di dalam ruang ini
terbagi atas beberapa ruang berupa ruang budidaya, ruang display atau
pemajangan serta ruang penyambutan dan pelayanan sebagai ruang pendukung
aktivitas agrowisata.
Sub ruang budidaya merupakan ruang dimana wisatawan dapat mengetahui
proses persiapan media tanam, pembibitan, pemeliharaan hingga pengemasan
tanaman hias siap jual dilakukan. Sub ruang display adalah sebagai ruang yang
digunakan untuk mempertontonkan beragam jenis serta keindahan tanaman hias
siap jual. Selain menggunakan fasilitas pendukung, ruang ini juga direncanakan
memanjang atau linier mengikuti pola jalan yang ada (Gambar 26).
69
Permukiman
Display Tanaman hias
Jalur pejalan kaki
Jalur kendaraan
70
71
ruang
yang
berfungsi
memberikan
kemudahan
serta
72
informasi bagi wisatawan yang ingin mengetahui informasi wisata pada kawasan
agrowisata.
Ruang penerimaan direncanakan terletak di bagian depan jalan masuk
kawasan agrowisata juga pada masing-masing sub ruang atraksi agrowisata pada
ruang utama agrowisata sebagai ruang penyambutan. Ruang penyambutan ini
berfungsi untuk mempertegas keberadaan masing-masing sub ruang atraksi
agrowisata yang terdapat di dalam kawasan.
73
74
Ruang Penyangga
Merupakan ruang di dalam tapak yang berfungsi sebagai penyangga ruang
konservasi tanah dan air serta mempertahankan kawasan agrowisata sebagai
daerah resapan air dan kawasan lindung. Ruang penyangga kawasan agrowisata
merupakan hutan lindung eksisting serta daerah-daerah dengan kemiringan curam
yang berbahaya dan perlu dikonservasi. Hutan di dalam kawasan dapat
meningkatkan kenyamanan dan udara segar serta memberikan fungsi hidrologis
untuk menahan cadangan air.
RENCANA AKTIVITAS
DAN FASILITAS
Rencana aktivitas yang dikembangkan di dalam kawasan agrowisata adalah
aktivitas aktif dan aktivitas pasif, yang dibedakan berdasarkan keterlibatan atau
keikutsertaan wisatawan di dalam proses pertanian.
Ruang Utama Agrowisata
Rencana aktivitas aktif dan pasif di dalam ruang utama agrowisata
dikembangkan sesuai dengan komoditi pada masing-masing sub ruang atraksi
agrowisata.
Ruang Agrowisata Tanaman Hias
Aktivitas aktif dan pasif pada sub ruang atraksi agrowisata tanaman hias
diterjemahkan sebagai keikutsertaan wisatawan di dalam proses budidaya
tanaman hias. Pengembangan aktivitas agrowisata juga memperhatikan pada
fungsi masing-masing sub ruang yang ada di dalamnya.
Ruang penyambutan merupakan ruang pertama yang dapat dijumpai
wisatawan untuk memperoleh informasi mengenai agrowisata tanaman hias.
Fasilitas yang dapat dijumpai adalah kantor informasi. Selanjutnya di dalam ruang
75
display, wisatawan dapat menjumpai keragaman tanaman hias yang ditata rapi,
menarik dan siap jual. Aktivitas yang dikembangkan adalah aktivitas pasif berupa
pengamatan, berfoto ataupun berbelanja. Pada ruang budidaya, aktivitas aktif
yang dikembangkan adalah mengikuti proses budidaya tanaman hias, di mulai dari
persiapan media tanam, teknik perbanyakan tanaman, pemeliharaan hingga proses
persiapan
tanaman
untuk
dijual.
Aktivitas
aktif
rekreatif
yang
dapat
76
wisatawan dapat secara langsung ikut menangani proses pasca panen hingga
mengolahnya menjadi produk olahan sederhana yang lebih menarik untuk
dikonsumsi. Fasilitas yang disediakan berupa packing house dan bangunan
sederhana bagi pengolahan produk. Produk dan bahan olahan ini kemudian dapat
dibeli wisatawan pada ruang pelayanan. Wisatawan dapat memperoleh wawasan
dan pengetahuan mengenai teknologi yang digunakan dalam budidaya tanaman
sayuran pada sub ruang teknologi pertanian berupa lahan percontohan dengan
fasilitas pendukung berupa papan informasi.
77
78
identitas kawasan berupa papan atau gerbang penanda kawasan. Tidak hanya
terletak pada akses masuk kawasan agrowisata, juga pada masing-masing sub
ruang atraksi agrowisata yang dikembangkan. Suasana pedesaan dengan
penggunaan arsitektur bangunan tradisional serta penggunaan tanaman buah
sebagai tanaman jalan dapat memberikan identitas kawasan sebagai kawasan
agrowisata. Aktivitas di dalam ruang ini memperoleh informasi mengenai jenis
agrowisata yang dikembangkan.
79
Ruang Pelayanan
Sebelum memasuki kawasan atraksi wisata, wisatawan dapat memperoleh
pelayanan wisata yang terdapat dekat dengan lokasi ruang penerimaan. Ruang
pelayanan yang direncanakan memusat adalah ruang yang terpisahkan dari total
kawasan karena dibelah oleh lintasan jalan negara. Ruang pelayanan yang
diletakkan menyebar pada titik-titik tertentu di dalam kawasan berfungsi sebagai
stopping area bagi wisatawan. Selain itu, ruang pelayanan juga terdapat pada
masing-masing sub ruang atraksi agrowisata pada ruang utama agrowisata.
Aktivitas yang dikembangkan pada ruang pelayanan terpusat ini adalah
melepas lelah, beribadah, makan dan minum, berbelanja dan bermalam, sehingga
fasilitas yang disediakan berupa tempat parkir, tempat duduk, saung, musholla,
toilet umum, telepon umum, rumah makan tradisional, kios penjualan produk
agrowisata serta tempat penginapan. Pada lokasi tertentu sebagai stopping area,
aktivitas yang dikembangkan berupa istirahat melepas lelah, melepas dahaga atau
lapar sehingga fasilitas yang disediakan berupa kios makanan ataupun saung
berarsitektur tradisional sebagai fasilitas istirahat bagi wisatawan. Aktivitas yang
dikembangkan pada ruang pelayanan pada masing-masing sub ruang atraksi
agrowisata berupa beristirahat sejenak, makan dan minum atau berbelanja
souvenir. Berkaitan dengan aktivitas tersebut, fasilitas pelayanan yang dapat
dijumpai berupa tempat parkir, musholla, toilet, tempat makan, telepon umum,
serta penyediaan saung dan tempat duduk pada titik tertentu sebagai tempat
istirahat.
80
Ruang Transisi
Merupakan ruang di dalam kawasan agrowisata sebagai ruang persiapan
menuju ruang utama agrowisata. Ruang ini berupa deretan pemukiman serta
hamparan kebun pertanian kawasan agrowisata. Aktivitas yang dikembangkan
adalah aktivitas pasif berupa aktivitas jalan santai, bersepeda, duduk dan
beristirahat serta menikmati pemandangan yang ada.
81
pejalan kaki serta tempat duduk. Jalur yang direncanakan adalah alami, sehingga
tidak mempengaruhi fungsi konservasi.
2.4 m
6.5 m
82
Lebar yang direncanakan 2,4 m dengan dua jalur kendaraan sepeda. Jalur ini
direncanakan melalui ruangruang di dalam kawasan dengan mengikuti pola
jalur primer yang direncanakan, untuk mendapatkan pengalaman serta
pemandangan alam yang menarik.
3. Jalur Tersier
Jalur tersier merupakan jalur yang diperuntukkan bagi pejalan kaki, berupa
trotoar ataupun berupa track alami yang menghubungkan sub-sub ruang dalam
ruang atraksi agrowisata. Lebar yang direncanakan adalah 1,2-1,8 m dengan
kemiringan maksimal pada trotoar adalah 5 % dengan pola jalur memusat
menuju pusat pusat atraksi.
Berdasarkan kondisi tapak yang memiliki jalur yang panjang, tempat
istirahat menjadi tempat yang menyenangkan untuk beristirahat, sehingga pada
jarak tertentu fasilitas tempat duduk sebagai stopping area disediakan bagi
wisatawan yang ingin beristirahat.
1.8 m
83
85
LEGENDA
PETA ORIENTASI
: Jalur Wisatawan
: Jalur Masyarakat
: Area Konservasi (a)
: Area Pemukiman (b)
: Lahan Pertanian (c)
: Kebun Buah (d)
: Area Peternakan (e)
: Akses Masuk
E
S
KABUPATEN CIANJUR
TANPA SKALA
JUDUL STUDI
d
e
PERENCANAAN LANSKAP
BAGI PENGEMBANGAN AGROWISATA
DI DESA-DESA PUSAT PERTUMBUHAN
KAWASAN AGROPOLITAN CIANJUR
JUDUL GAMBAR
RENCANA LANSKAP
KAWASAN AGROWISATA
DIGAMBAR OLEH
SEPTAMIA HALIDA
A 34201025
DOSEN PEMBIMBING
PARAF
ORIENTASI
NO GAMBAR
E
S
SKALA
43
Tujuan
Sub Ruang
Aktivitas
Aktif
a. Ruang penyambutan
b. Ruang display
c. Ruang budidaya
Mengenal
keragaman,
mengamati proses
pertanian dari
pengolahan tanah
hingga pengolahan
produk,
mengetahui
teknologi
pertanian
sederhana ataupun
tinggi serta
mempelajari
tehnik budidaya
tanaman sayuran.
a. Ruang penyambutan
b. Ruang kebun
sayuran
c. Ruang budidaya
e. Ruang Teknologi
pertanian
f. Ruang Pelayanan
Fasilitas
Memperoleh informasi
Pengamatan, berfoto,
berbelanja
Kantor informasi
Kios penjualan tanaman hias,
tempat duduk, jalan setapak
Lath house, lahan pembibitan
dan percobaan, papan
informasi
Mempersiapkan media
tanam, tehnik
perbanyakan tanaman,
pemeliharaan tanaman,
proses persiapan tanaman
siap jual
d. Ruang pelayanan
2. Agrowisata
Tanaman
Sayuran
(47%/720Ha)
Pasif
Mempersiapkan media
tanam, penanaman, panen
sayuran
Pengumpulan sayuran,
pengepakan dan
mengikuti proses
pengolahan produk
sederhana
Mengamati teknologi
budidaya tanaman sayuran
Melepas lelah, haus dan
dahaga, memarkir
kendaraan
86
Tujuan
Mengenal
keragaman jenis,
mengetahui dan
mempelajari
tehnik budidaya
tanaman buah.
Sub Ruang
Aktivitas
Aktif
a. Ruang penyambutan
b. Kebun buah
c. Ruang budidaya
Menanam, perbanyakan
tanaman, penanganan
pasca panen
d. Ruang pelayanan
4. Agrowisata
Peternakan
(1.5%/23Ha)
Mengamati dan
mempelajari
proses dan
aktivitas
peternakan.
Fasilitas
Kantor informasi
Kebun buah, saung, tempat
duduk, papan informasi, jalan
setapak alami
Tempat pembibitan, gudang,
packing house
d. Ruang pelayanan
a. Identitas Kawasan
b. Informasi Kawasan
Memperoleh informasi
kawasan
a. Ruang penyambutan
b. Ruang budidaya
c. Ruang bermain
Pasif
Memperoleh informasi
Jalan santai, pengamatan,
istirahat, memetik dan
menikmati buah
87
4. Ruang
Masyarakat
(11.7%/178Ha)
C. Ruang
Penyangga
(31%/474Ha)
Tujuan
Sub Ruang
Sebagai ruang
persiapan,
mengarahkan dan
memperkenalkan
wisatawan
terhadap ruang
atraksi utama
Alokasi terhadap
kehidupan
masyarakat petani
pedesaan
Ruang konservasi
tanah dan air
Aktivitas
Aktif
Pasif
Istirahat, jalan santai,
bersepeda
Homestay, mengenal
kehidupan petani serta
menikmati suasana
pedesaan
Nature trail, viewing,
photohunting
Fasilitas
Saung, tempat duduk, jalur
bagi pejalan kaki dan sepeda
LEGENDA
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Ruang Penerimaan
Ruang Pelayanan Terpusat
Ruang Transisi
Ticketting
Ruang Agrowisata Tanaman Hias
Ruang Agrowisata Tanaman Sayuran
Ruang Agrowisata Peternakan
Ruang Agrowisata Tanaman Buah
: Jalur wisatawan
: Jalur masyarakat
: Akses Masuk
JUDUL STUDI
PERENCANAAN LANSKAP
BAGI PENGEMBANGAN AGROWISATA
DI DESA-DESA PUSAT PERTUMBUHAN
KAWASAN AGROPOLITAN CIANJUR
JUDUL GAMBAR
TOURING PLAN
KAWASAN AGROWISATA
DIGAMBAR OLEH
SEPTAMIA HALIDA
A 34201025
DOSEN PEMBIMBING
PARAF
ORIENTASI
NO GAMBAR
E
S
SKALA
44
TOURING PLAN
Touring plan merupakan rencana perjalanan di dalam kawasan agrowisata
yang dikembangkan ke dalam paket agrowisata. Paket wisata disusun berdasarkan
panjang waktu yang tersedia, sehingga dibagi atas paket agrowisata satu hari, dan
paket agrowisata dua hari. Pada perjalanan satu hari, paket agrowisata dibagi atas
tiga paket agrowisata. Pada pilihan pertama tidak terlalu banyak aktivitas aktif
yang ditawarkan, sehingga wisatawan dapat mendapatkan nilai pendidikan
pertanian melalui aktivitas pasif yang lebih santai atau tanpa mengikuti proses
pertanian yang ada. Pada paket dua aktivitas aktif dan pasif yang ditawarkan
seimbang, sedangkan paket tiga merupakan paket pendidikan sehingga proporsi
aktivitas aktif atau keikutsertaan wisatawan dalam proses pertanian lebih besar.
Pada paket agrowisata dua hari, semua aktivitas yang ada dikemas dalam
perjalanan selama dua hari dengan aktivitas menginap pada pemukiman
masyarakat. Rencana perjalanan pada paket agrowisata tersebut terdapat pada
tabel 15 dan 16.
Tabel 15 Paket agrowisata satu hari
Paket Wisata
Paket I
(08.00-16.30)
Ruang
Penerimaan
Pelayanan
Terpusat
Transisi
Agrowisata
Tanaman Hias
Agrowisata
Tanaman
Sayur
Pelayanan
Agrowisata
Tanaman Buah
Agrowisata
Peternakan
Masyarakat
Pelayanan
Penyangga
Paket II
(08.00-15.30)
Penerimaan
Pelayanan
Terpusat
Transisi
Agrowisata
Aktivitas
Memperoleh informasi
Memperoleh kendaraan
khusus wisata, persiapan,
istirahat sejenak.
Istirahat, jalan santai
Jalan santai berkeliling kebun tanaman
hias, istirahat dan berfoto
Berbelanja tanaman hias
Berkeliling kebun sayuran, berfoto
Berbelanja sayuran
Istirahat dan menikmati hasil olahan
sayuran
Istirahat, makan dan minum, sholat
Jalan santai mengelilingi kebun buah,
istirahat, memetik dan menikmati buah,
berbelanja
Mengunjungi peternakan sapi
Berkeliling desa
Istirahat, makan dan minum, sholat
Nature trail, wiewing dan
photo hunting
Memperoleh informasi
Memperoleh kendaraan wisata, istirahat
sejenak dan persiapan
Istirahat, jalan santai
Menanam dan teknik perbanyakan
Waktu
(menit)
20
15
10
40
30
40
30
40
25
60
30
40
15
90
20
15
10
30
Tanaman Hias
Agrowisata
Tanaman
Sayur
Pelayanan
Agrowisata
Tanaman Buah
Agrowisata
Peternakan
Masyarakat
Paket III
(08-16.30)
Penerimaan
Pelayanan
Terpusat
Transisi
Agrowisata
Tanaman Hias
Agrowisata
Tanaman
Sayur
Pelayanan
Agrowisata
Tanaman
Sayur
Agrowisata
Tanaman Buah
Agrowisata
Peternakan
Masyarakat
Penyangga
tanaman hias
Berkeliling, berfoto dan berbelanja
tanaman hias
Menanam tanaman sayuran
Melakukan teknik memanen sayuran
Mengamati proses pengolahan produk
sayuran
Mengamati teknologi pertanian
Berkeliling, berfoto dan berbelanja
tanaman sayuran
Istirahat, makan dan minum, sholat
Melakukan teknik perbanyakan tanaman
buah
Melakukan teknik memanen buah,
memetik dan menikmati buah
Memberi makan dan memerah susu sapi
1.
Kunjungan ke pemukiman
masyarakat pedesaan
2.
Memperoleh informasi
Memperoleh kendaraan wisata, istirahat
sejenak dan persiapan
Istirahat, jalan santai
Menanam dan teknik perbanyakan
tanaman hias
Jalan santai berkeliling kebun tanaman
hias, berbelanja, istirahat dan berfoto
Persiapan lahan dan penanaman
tanaman sayuran
Panen sayuran
Pengumpulan dan pengepakan hasil
panen
Istirahat, makan dan minum, sholat
Pengolahan produk sayuran sederhana
Berkeliling kebun sayuran, berfoto,
Istirahat, berbelanja dan menikmati
hasil olahan sayuran
Menanam dan perbanyakan tanaman
buah
Teknik panen dan proses pasca panen
tanaman buah
Jalan santai mengelilingi kebun buah,
istirahat, memetik dan menikmati buah
Pengamatan, memberi makan dan
memerah susu sapi
Pengamatan, memberi makan dan
pengambilan telur unggas
3.
Kunjungan ke pemukiman
masyarakat pedesaan
Nature trail, wiewing dan
photo hunting
30
30
30
20
20
30
30
25
60
25
45
20
15
10
30
30
60
30
30
20
30
30
30
30
40
45
25
45
90
Ruang
Penerimaan
Pelayanan
Terpusat
Transisi
Agrowisata
Tanaman Hias
Agrowisata
Tanaman
Sayur
Pelayanan
Agrowisata
Tanaman
Sayur
Masyarakat
Hari Kedua
(06.00-14.00)
Penyangga
Pelayanan
Agrowisata
Tanaman Buah
Agrowisata
Peternakan
Agrowisata
Tanaman Hias
Masyarakat
Aktivitas
Memperoleh informasi
Memperoleh kendaraan wisata, istirahat
sejenak dan persiapan
Penjelasan dan pengamatan, istirahat,
jalan santai
Persiapan media tanam dan menanam
Teknik perbanyakan tanaman hias
Jalan santai berkeliling kebun tanaman
hias, istirahat dan berfoto
Persiapan lahan dan penanaman
tanaman sayuran
Panen sayuran
Pengumpulan dan pengepakan hasil
panen
Pengamatan teknologi pertanian
Istirahat, makan dan minum, sholat
Pengolahan produk sayuran sederhana
Berkeliling kebun sayuran, berfoto,
istirahat dan menikmati hasil olahan
sayuran
Kunjungan ke pemukiman masyarakat
Menginap
Waktu
(menit)
20
20
15
45
30
45
40
30
30
20
20
45
60
25
(15.0006.00 (Hari
kedua))
120
20
30
30
30
30
60
45
25
20
SARAN
1. Studi perencanaan kawasan agrowisata merupakan perencanaan makro dengan
mengidentifikasi serta mengoptimalkan potensi ruang pertanian pada
kawasan, sehingga dapat dilanjutkan dengan perencanaan yang lebih detil
terhadap ruang-ruang yang telah direncanakan tersebut.
2. Perencanaan kawasan agrowisata sekaligus merupakan upaya pengembangan
kawasan agropolitan dengan memanfaatkan dan mengembangkan kondisi
pertanian yang telah ada, sehingga peningkatan karakter pedesaan dan
pertanian
serta
meningkakan
kualitas
lingkungan
dan
kesejahteraan
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, HS. 1992. Beberapa Pemikiran Pengembangan Agrowisata pada Kawasan
Cagar Budaya Betawi di Condet, Jakarta Timur. Makalah Seminar Wisata
Agro. IPB. Bogor.
________. 2001. Peran Arsitek Lanskap dalam Perencanaan dan Pengembangan
Wisata Agro di Indonesia. Di dalam: Rapat Kerja Nasional Wisata Agro
2001; Bogor, 11-13 Okt 2001.
________. 2004. Pengembangan Agrowisata di Daerah Penyangga Kawasan
Lindung. Di dalam: Bimbingan Teknis Pengembangan Wilayah Daerah
Penyangga Kawasan Lindung; Bogor, 8 Sep 2004.
[Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2004. Rencana PJM
Pembangunan dan Pemeliharaan Jalur Jalan Pendukung Pariwisata Kawasan
Puncak. Kabupaten Cianjur.
Chiara, DJ, LE. Koppelman. 1997. Standar Perencanaan Tapak (Terjemahan).
Erlangga. Jakarta.
[Deptan] Departemen Pertanian. 2003. Strategi Pengembangan Wisata Agro di
Indonesia. http://database.deptan. go.id/agrowisata. [27 Mar 2005]
Gold, SM. 1980. Recreation Planning and Design. Mc Graw Hill Book Co. New
York.
Gunn, CA. 1993. Tourism Planning, Basics, Concepts, Cases. Taylor and
Francis. Taylor and Francis. Washington.
Hakim, R, H. Utomo. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap PrinsipUnsur dan Aplikasi Disain. Bumi Aksara. Jakarta
Harris, CW, NT. Dines. 1988. Time Saver Standards for Landscape architecture.
McGraw Hill Book Company, Inc. New York.
Hastuti, H. I. 2001. Model Pengembangan Wilayah dengan Pendekatan
Agropolitan (Studi kasus: Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah).
Tesis. Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan
Pedesaan. Program Pascasarjana, IPB. Bogor.
Laurie, M. 1986. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan. PT. Intermatra.
Bandung.
Mellawati. 2005. Perancangan Taman Bermain Berwawasan Pertanian di
Kawasan Wisata Agro Cilangkap Jakarta Timur. Jurusan Budi Daya
Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
Petani.
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
24.54
20.72
17.52
367.78
88.72
19.46
23.64
20.06
17.8
323.64
89.6
11.67
24.56
20.78
17.86
327.74
87.82
27.32
25.62
21.28
17.8
421.32
86.18
42.76
25.26
21.3
17.54
247.04
84.74
52.24
Bulan
Jun
Jul
25.14
20.5
16.66
277.76
83.26
57.39
25.14
20.01
15.94
100.08
83.36
61.74
Sumber: Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik ( Balitbiogen ), Cianjur.
Agu
Sep
25.34
20.24
15.62
66.02
80.58
62.78
26.12
20.86
16.6
153.86
82.22
72.38
Okt
26.06
21.3
17.2
234.52
80.86
57.05
Nov
Des
24.88
21.5
17.88
510.74
85.78
31.67
25.08
21.08
17.46
245.1
86.24
30.2
Temperatur (oC)
30
20
Maksimum
10
Minimum
Rata-rata
0
JAN FEB MAR APR MEI JUN
Curah Hujan
0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
Kelembaban
80
75
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
Penyinaran (%)
80
60
40
Penyinaran
20
0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
Jenis Tanah
Regosol
Sifat Tanah
- berada di daerah dengan iklim beragam
- berasal dari abu volkan atau bahan sedimen yang
tercerai-berai
- berada di medan gelombang, bergunung atau
miring
- solum dangkal sampai dalam
- berwarna kelabu hingga kuning
- mempunyai horizon A-C dengan batas samar
- bertekstur pasir dan debu (>60%)
- bertekstur butir tunggal
- konsistensi gembur serta lepas
- kadar bahan organik rendah
- kadar hara beragam
- permeabilitas cepat
- peka erosi
2
Latosol
- dijumpai pada daerah CH>2000 mm/th, bulan
kering <3 bulan
- terbentuk dari bahan induk batu atatu tufa volkan
- pada medan berombak hingga bergunung 10-1000
mdpl
- solum dalam (>1,5 m)
- berwarna merah hingga coklat
- tekstur liat, struktur remah
- konsistensi gembur dan homogen
- tanah masam hingga agak masam
- kadar BO lemah
- keadaan hara sedang hingga lemah
- permeabilitas baik dan tahan erosi
3
Andosol
- dijumpai pada daerah CH 2000 mm/th tanpa bulan
kering pasti
- terbentuk dari bahan induk tufa atau abu volkan
- pada medan datar, agak miring, bergelobang atau
datarn tinggi mulai dari 1000 mdpl
- solum agak tebal, berwarna hitam sampai kuning
- konsistensi gembur, tekstur kaya debu
- kaya bahan organik di lapisan permukaan
- fiksasi P tinggi, miskin N, P dan K, mineral liat
dominan alofan, permeabilitas sedang, peka erosi
air atau angin
Sumber: Tim Pusat Penelitian Tanah Bogor